Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an dan Tafsir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an dan Tafsir. Tampilkan semua postingan

Pemimpin adalah Cerminan dari (Mayoritas) Rakyatnya

3 komentar


Allah berfirman:
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang dhalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan” [QS. Al-An’aam: 129].
Dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang sebab dan akibat. Yaitu bahwa diberikannya pemimpin yang dhalim kepada satu kaum adalah disebabkan karena kedhaliman yang mereka lakukan.

Jangan Mendahului Allah dan Rasul-Nya

0 komentar


Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" [QS. Al-Hujuraat : 1].
Ayat ini merupakan pokok dalam agama kita yang mengandung adab terhadap Allah dan Rasul-Nya . Membangun manhaj ‘aqidah dan cara pandang seorang muslim dalam menyikapi nash Al-Qur’an dan As-Sunnah, mengagungkannya, mengutamakannya, tunduk kepadanya, dan tidak pernah menomorduakannya di bawah perkataan/pendapat selainnya.

Beberapa Adab Pergaulan Islam – Tafsir Al-Hujuraat : 9-13

0 komentar


Al-Haafidh Ibnu Katsiir rahimahullah
Allah berfirman :
 وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُواْ فَأَصْلِحُواْ بَيْنَهُمَا فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَىَ الاُخْرَىَ فَقَاتِلُواْ الّتِي تَبْغِي حَتّىَ تَفِيَءَ إِلَىَ أَمْرِ اللّهِ فَإِن فَآءَتْ فَأَصْلِحُواْ بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوَاْ إِنّ اللّهَ يُحِبّ الْمُقْسِطِينَ *  إِنّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُواْ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتّقُواْ اللّهَ لَعَلّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan lain, maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.  Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan rahmat” (QS. Al-Hujuraat : 9-10).

Sumpah dalam Al-Qur’an

0 komentar


Kata sumpah berasal dari bahasa Arab, yaitu al-qasam (اْلقَسَمُ) yang bermakna al-yamiin (اْليَمِينُ), yaitu menguatkan sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan dengan menggunakan huruf-huruf (perangkat sumpah) seperti wawu dan yang lainnya. Huruf-huruf dimaksud ada tiga, yaitu:
1.    Wawu (و)
Contohnya seperti dalam firman Allah ta’ala :
فَوَرَبّ السّمَآءِ وَالأرْضِ إِنّهُ لَحَقّ
Maka Demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi)” [QS. Adz-Dzariyaat : 23].

Casing Boleh Sama, Isinya Beda

1 komentar


Allah ta'ala berfirman:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ * وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" [QS. Ar-Rahmaan : 26-27].
Al-Imaam Ibnu Khuzaimah rahimahullah dalam kitab At-Tauhiid (1/51-52) mengatakan bahwa sebagian orang bodoh dari kalangan JAHMIYYAH menyangka bahwa Allah ta'ala menyifati keagungan Diri-Nya dengan ayat ini. Mereka mengatakan Allah lah yang mempunyai kebesaran/keagungan dan kemuliaan, bukan wajah-Nya, sebagaimana ayat (lain) :

Turunnya Al-Qur’an Secara Ibtida’i dan Sababi

0 komentar

Turunnya Al-Qur’an dibagi menjadi dua macam :
1.    Secara Ibtida’i
Yaitu, ayat Al-Qur’an turun tanpa didahului oleh suatu sebab yang melatarbekanginya. Dan ini adalah keumuman ayat-ayat Al-Qur’an. Diantaranya adalah firman-Nya ta’ala:
 وَمِنْهُمْ مّنْ عَاهَدَ اللّهَ لَئِنْ آتَانَا مِن فَضْلِهِ لَنَصّدّقَنّ وَلَنَكُونَنّ مِنَ الصّالِحِينَ
Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah; sesungguhnya Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bershadaqah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih” [QS. At-Taubah : 75].

Faedah Mengetahui Asbaabun-Nuzul

1 komentar

Mengetahui asbaabun-nuzul (sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an) sangatlah penting, karena mengandung beberapa faedah, diantaranya :
1.    Penjelasan bahwasannya Al-Qur’an benar-benar turun dari Allah ta’ala
Hal tersebut dikarenakan kadang Nabi ditanya tentang suatu perkara, lalu beliau diam tidak menjawabnya hingga kemudian turun kepada beliau wahyu (menjawabnya); atau tersembunyi atas beliau tentang satu permasalahan yang terjadi, lalu turun wahyu yang menjelaskan tentangnya kepada beliau .

Tafsir Isti’aadzah dan Hukum-Hukumnya

0 komentar

Allah ta’ala berfirman :
 فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ * إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ * إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
”Jika kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya syaithan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang beriman dan bertawakal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) itu hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya menjadi pemimpin dan atas- orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah” [QS. An-Nahl : 98-100].

Perincian Al-Qur’an

1 komentar

Pertanyaan:
Fadliilatusy-Syaikh, orang-orang Qur’aaniyyuun[1] berkata : ‘Allah ta’ala berfirman :
وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلا
Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan sejelas-jelasnya (QS. Al-Isra’ : 12).
Dan Allah ta’ala berfirman :
مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ
Tidak Kami tinggalkan di dalam Al-Kitab ini sesuatupun (= tidak ada satupun yang tidak Kami tulis di dalam Kitab ini) (QS. Al-An’am : 38).

Apakah Kamu Merasa Aman Terhadap Allah yang di Langit?

5 komentar

Allah ta’ala berfirman:
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ * أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?. atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” [QS. Al-Mulk : 16-17].

Kunci-Kunci Semua yang Ghaib

3 komentar

Allah ta’ala berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuudh)” [QS. Al-An’aam : 59].

Tafsir Orang Sufi terhadap Al-Qur’an Bukanlah Tafsir

0 komentar

Telah berkata Jalaaluddiin As-Suyuuthiy rahimahullah :
فصل وأما في كلام الصوفية في القرآن فليس بتفسير.
قال ابن الصلاح في فتاويه: وجدت عن الإمام أبي الحسن الواحدي المفسر أنه قال: صنف أبو عبد الرحمن السلمي حقائق التفسير، فإن كان قد اعتقد أن ذلك تفسير فقد كفر.
قال ابن الصلاح: وأنا أقول: الظن بمن يوثق به منهم إذا قال شيئاً من ذلك أنه لم يذكره تفسيرا ولا ذهب به مذهب الشرح للكلمة، فإنه لو كان كذلك كانوا قد سلكوا مسلك الباطنية، وإنما ذلك منهم لنظير ما ورد به القرآن، فإن النظير يذكر بالنظير، ومع ذلك فيا ليتهم لم يتساهلوا بمثل ذلك لما فيه من الإيهام والإلباس.
وقال النسفي في عقائده: النصوص على ظاهرها والعدول عنها إلى معان يدعيها أهل الباطن إلحاد.
قال التفتازاني في شرحه: سميت الملاحدة باطنية لادعائهم أن النصوص ليست على ظاهرها بل لها معان باطنية لا يعرفها إلا المعلم، وقصدهم بذلك نفي الشريعة بالكلية.

Menyifati Al-Qur’an dengan Musik

2 komentar

Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah pernah menyebutkan kekeliruan sebagian orang yang menggunakan lafadh musik untuk menyifati Al-Qur’an. Beliau rahimahullah berkata:
“Menyifati Al-Qur’an Al-‘Adhiim dengan lafadh-lafadh ini (yaitu musik – Abul-Jauzaa’) dan yang semisalnya merupakan penyifatan yang tertolak dikarenakan tiga perkara:

Kesesatan Yahudi

1 komentar

Beberapa penyimpangan dan kesesatan Yahudi yang Allah ta’ala cela dalam Al-Qur'an :
1.     Kesombongan mereka terhadap ahli ilmu dan sikap mereka yang ekstrem yang membunuh para Nabi.
قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلا إِنَّا هَا هُنَا قَاعِدُونَ
Mereka berkata : ‘Wahai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya (menaklukkan Palestina), selagi mereka (orang-orang yang gagah perkasa itu) ada di dalamnya. Maka dari itu pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja[QS. Al-Maaidah : 24].

Saktah

2 komentar

Menurut bahasa, saktah adalah al-man’u (الْمَنْعُ), yang artinya menahan. Sementara menurut istilah saktah ialah:
قَطْعُ الْكَلِمَةِ مِنْ غَيْرِ تَنَفُّسٍ بِنِيَّةِ الْقِرَاءَةِ
“Menahan (suara pada) suatu kalimat tanpa bernapas, dengan niat melanjutkan kembali bacaan”.[1]
Dalam rumusan lain, saktah dapat pula dinyatakan sebagai:
وَقْفَةٌ لَطِيْفَةٌ بِقَدْرِ حَرْكَتَيْنِ بِلَا تَنَفُّسٍ
“Berhenti sejenak, kira-kira dua harakat, tanpa bernapas.[2] 

Nabi Luth Menyuruh Kaumnya yang Homoseksual untuk Menikahi Anak Perempuannya ?

3 komentar

Allah ta’ala berfirman:
وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَا قَوْمِ هَؤُلاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلا تُخْزُونِي فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ * قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah putri-putriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki" [QS. Huud : 78-79].

Hanya Sebagian Shahabat yang Dijanjikan Surga ? [QS. Al-Fath : 29]

0 komentar

Pertanyaan : “Orang Syi’ah mengatakan bahwa yang dijanjikan ampunan dan pahalan yang besar (surga) dalam QS. Al-Fath ayat 29 hanyalah sebagian shahabat saja, karena Allah memakai kata ‘minhum’ yang bermakna sebagian. Benarkah perkataan ini ?”.
Jawab : Terima kasih atas pertanyaannya. Allah ta’ala berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Makna ‘Al-Ghaarimuun’

1 komentar

Allah ta’ala berfirman :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, al-ghaarimiin (orang-orang yang berutang), untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” [QS. At-Taubah : 60].

Interaksi dengan Al-Qur'an

2 komentar

Allah menurunkan Al-Qur’an untuk kemaslahatan umat manusia. Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk yang harus dijadikan pedoman oleh setiap insan yang mengharapkan keselamatan dunia dan akhirat. Tidak ada kitab yang mampu menjelaskan arti kehidupan dengan benar selain Al-Qur’an. Allah berfirman :
الَمَ * ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لّلْمُتّقِينَ
“Alif Laam Miim. Inilah kitab tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk untuk orang-orang yang bertaqwa” [QS. Al-Baqarah : 1].
Dalam ayat lain, lebih tegas Allah menjelaskan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk kepada jalan yang paling lurus. Allah berfirman :

QS. An-Nahl : 44

2 komentar


Allah ta’ala berfirman :
بِالْبَيّنَاتِ وَالزّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذّكْرَ لِتُبَيّنَ لِلنّاسِ مَا نُزّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلّهُمْ يَتَفَكّرُونَ
”Keterangan-keterangan (mu’jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan”[QS. An-Nahl : 44].
Penjelasan Lafadh
1.     بِالْبَيّنَاتِ, yaitu  بالحجج والدلائل = dengan hujjah-hujjah dan dalil-dalil.
2.      وَالزّبُرِmerupakan jamak dari  زبور, yaitu  الكتب = kitab-kitab (sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbaas, Mujaahid, Adl-Dlahhaak, dan selain mereka – lihat Tafsir Ibni Katsir). Hal ini sebagaimana perkataan orang Arab :