tag:blogger.com,1999:blog-83721058935827666172024-03-18T13:03:06.210+07:00Abul-Jauzaa Blog - !! كن سلفياً على الجادةBOGOR - E03496023Unknownnoreply@blogger.comBlogger1387125tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-37786656398953668552020-10-18T19:12:00.016+07:002020-10-18T19:38:03.921+07:00Pengkafiran Penghina Syari’at Islam<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
artikel <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/01/mengolok-olok-syariat.html">Mengolok-Olok
Syari'at</a> dan <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/02/bahaya-mengolok-olok-syariat.html">Bahaya
Mengolok-Olok Syari’at</a> telah dijelaskan hukum dan (betapa) berbahaya
mengolok-olok syari’at. Mencaci, menghina, mengolok-olok, atau merendahkan
agama (<i>ad-diin</i>) dengan kalimat yang jelas adalah kufur akbar yang
menyebabkan pelakunya murtad keluar dari agama. Baik ia serius atau sekedar
main-main. Allah <i>ta’ala</i> berfirman:<o:p></o:p></span></p><p align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ
كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ * لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Katakanlah:
'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?'.
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman</i>" [QS.
At-Taubah : 65-66].<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para
ulama <b>sepakat</b> dalam hal ini.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemudian
dalam bahasan ini, beberapa ulama memberikan perincian dengan membedakan antara
'menghina agama Islam' (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">سب دين الإسلام</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)'
dengan 'menghina agama seseorang' (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">سب
دين الشخص</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Kondisi pertama (menghina agama Islam – termasuk
dalam hal ini menghina Allah, Rasul-Nya, dan ayat-ayat-Nya), kafir berdasarkan <i>ijmaa'</i>
dan tanpa keraguan. Adapun kondisi kedua (menghina agama seseorang) mengandung
dua kemungkinan. Bisa jadi ia memang (bermaksud) menghina agama Islam - dan ini
kafir sebagaimana sebelumnya - , atau bisa jadi ia menghina orangnya, yaitu
cara orang tersebut beragama atau menerapkan agama. Jika yang terjadi adalah
kemungkinan kedua, maka ia tidak kafir sebagaimana pertama. Perbuatan ini masuk
dalam katagori maksiat karena menghina muslim yang hukumannya diserahkan kepada
ijtihad hakim [lihat : <i>Al-Mausuu’ah Al-Fiqhiyyah</i>, 10/230].<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Misalnya,
ada seseorang yang mengolok-olok orang lain yang membaca Al-Qur'an. Jika yang
diolok-olok adalah ibadahnya/syari'atnya (membaca Al-Qur'an), maka kafir. Jika
yang diolok-olok adalah orangnya karena suaranya tidak merdu atau semisalnya,
maka haram akan tetapi tidak sampai kafir mengeluarkannya dari agama (murtad).
Atau ada orang yang mencela praktek agama orang lain karena dianggap keliru,
berlebihan, atau bodoh; ini juga tidak sampai pada derajat murtad. Sejarah
telah mencatat lembaran kelam fanatisme madzhab yang menyebabkan kaum muslimin
mengalami fase perseteruan fisik karenanya. Masing-masing mencela sebagian yang
lain dalam praktek beragama, padahal mereka sama-sama mengangungkan syari'at. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh
Al-Albaaniy <i>rahimahulah</i> pernah ditanya tentang hukum mencela/menghina
agama karena <i>ta'ashshub</i> (madzhab), maka beliau berkata : 'Fasiq' [<i>Silsilatul-Huda
wan-Nuur</i>, no. 664 - melalui <i>Silsilah Jaami' Turaats Al-'Allaamah
Al-Albaaniy fil-'Aqiidah</i>, Islam, Iman, dan Kufur, juz 2 halaman 631].<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pembedaan
keduanya berdasarkan <i>iqraar</i> dan qarinah-qarinah yang nampak dari
pelakunya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh
Shaalih aalusy-Syaikh <i>hafidhahullah </i>memberikan perincian lain yang mirip.
Jika ada seseorang yang menghina agama, maka perlu dilihat, apakah yang
diinginkannya (menghina) agama Islam ataukah cara beragama Fulaan?. Misalnya datang
kepadanya seseorang yang nampak secara fisik berpegang teguh terhadap agama,
lalu ia mengolok-oloknya. Apakah dalam hal ini langsung berkonsekuensi dirinya menjadi
<i>mustahzi’</i> (pengolok-olok) yang statusnya keluar dari agama?. Jawabnya
tidak, karena olok-oloknya (bisa jadi) kembali kepada cara beragamanya Fulaan
(yang dianggap aneh atau berlebihan). Bukan pada agamanya. Maka dalam hal itu
perlu dijelaskan kepadanya bahwa yang dilakukan Fulaan termasuk sunnah Nabi <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i>. Apabila ia telah mengetahui dengan pasti hal tersebut
merupakan sunnah, mengakuinya, dan Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>
memang melakukannya; lalu setelah itu ia mengolok-olok dan merendahkan orang
yang mengikuti sunnah itu, maka pada hakikatnya ia mengolok-olok Rasulullah <i>shallallaahu
‘alaihi wa sallam</i> (dan syari’at yang beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa
sallam</i> bawa) yang hukumnya kufur akbar, keluar dari Islam (murtad) [simak
selengkapnya dalam rekaman video - <a href="https://bit.ly/31iAZXm">https://bit.ly/31iAZXm</a>].<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Selain
itu, juga perlu melihat kondisi pelakunya. Adakalanya seseorang mengucapkan
sebuah perkataan yang ia kira tidak masalah menurut pemahamannya, namun
ternyata mengandung penghinaan terhadap syari’at tanpa ia ketahui. Asy-Syaikh Al-Albaaniy
<i>rahimahullah </i>pernah ditanya dalam kasus menghina/mencaci Allah,
Rasul-Nya, dan agama-Nya: “Ada sekelompok orang yang menghina/mencaci Dzat
Allah, Rasulullah </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi
wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, dan agama. Apakah mereka dihukumi keluar dari agama
Islam (murtad)? Dan apa yang seharusnya dilakukan (terhadap mereka)?”. Beliau <i>rahimahullah
</i>menjawab:<o:p></o:p></span></p><p align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أمَّا هل يخرج من ملة الإسلام مَنْ يسبُّ
الذات الإلهية، هذا بلا شك ما يحتاج إلى سؤال فضلًا عن جواب؛ لأنَّه هو الكفر الذي
ذرَّ قرنَه، ولكن الذي يمكن أن يُقال في مثل هذه المناسبة: أنَّ مَنْ صدرت منه
كلمة الكفر له حالة من حالتين: إمَّا أن يعني ما يقول، وإمَّا أنَّه لا يدري ما
يقول، ففي الحالة الأولى الجواب السابق أنَّه كافر مرتد عن دينه ، ولو كان هناك
حاكم مسلم يحكم بما أنزل الله فهذا يصدق عليه قوله عليه السلام " من بدّل دينه
فاقتلوه " ، لو أن مسلما يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله -لكن
مثل القاديانين- أنكر أن يكون محمد صلى الله عليه وسلم خاتم الأنبياء هذا يقتل ،
لأنه أنكر شيئا معلوما من الدين بالضرورة ما بالك من سبّ الذات الإلهية؟! ، ما
بالك من سب رسول الله صلى الله عليه وسلم؟! ..إلخ ، فلا شك أن هذا يعتبر مرتدّا
وأنه يقتل ردّة ، هذا في الحالة الأولى إذا كان يعني ما يقول ، أمَّا إنْ كان لا
يعني ما يقول فهذا لا بُدَّ من شيء من التفصيل: إمَّا أنْ يكون أعجميًّا يقول كلمة
عربية لا يفقه معناها وهي كفر، أو أنْ يكون عربيًّا مْسْتَعجمًا نسي اللغة العربية
ومعاد يفقه؛ فتكلَّم بكلمة الكفر وهو لا يفهم أنَّها كلمة الكفر ......، فمَنْ نطق
بكلمة الكفر وهو يدري ما يقول فهو المرتدُّ وحكمه القتل، ومَنْ كان لا يدري لسبب
أنَّه لم يعرف الدِّقَة في المعنى الذي تضمنه كلامه كما في حديث ابن عباس، أو قال
كلمة الكفر وهو يدري ما يقول ولكنَّه قالها وهو مضطرًّا --هذه صورة أخرى- فهو لا
يكفر.......، إذن كلمة الكفر لا يدان بها القائل إلا بهذا التفصيل))اهـ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Apakah
orang yang mencaci Dzat Ilahiyyah (Allah ta'ala) keluar dari Islam, tanpa
diragukan lagi permasalahan ini tidak perlu ditanyakan, apalagi butuh untuk
dijawab. Karena ia jelas kafirnya (murtad dari Islam). Akan tetapi mungkin
perlu dijelaskan dalam kesempatan ini : Bahwa barang siapa yang keluar darinya
kalimat kekufuran, maka di sini ada dua kondisi. Mungkin ia memang berniat
dengan apa yang diucapkannya, atau bisa jadi ia tidak memahami apa yang
diucapkannya. Pada kondisi pertama, maka ia seperti pada jawaban yang telah
diberikan, yaitu kafir, keluar (murtad) dari agamanya. Seandainya terdapat
hakim muslim yang berhukum dengan syari'at yang diturunkan Allah </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
maka ia harus menetapkan padanya hukum dalam sabda Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> :
'‘<i>Barang siapa yang menukar agamanya, maka bunuhlah ia'</i>. Seandainya saja
ada orang muslim yang mengucapkan kalimat syahadat <i>Laa ilaha illallaah wa
anna Muhammadan rasulullah</i> - akan tetapi dirinya menganut agama semisal
Qaadiyaniy (Ahmadiyah) yang mengingkari Muhammad </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
sebagai penutup para nabi, ia dihukum bunuh karena mengingkari suatu perkara <i>ma'lum
minad-diin bidl-dlaruurah</i> (diketahui secara jelas dan pasti dalam agama).
Lantas bagaimana halnya dengan orang yang mencaci Dzaat Ilahiyyah dan mencaci
Rasulullah </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">?!.
.... Maka tidak diragukan lagi orang ini dianggap murtad dan dihukum bunuh
karena kemurtadannya. Ini dalam kondisi pertama dimana ia memang bermaksud
(niat) dengan apa yang diucapkannya. Namun apabila ia tidak bermaksud dengan
perkataannya (untuk menghina), perlu dirinci. (Pertama), barangkali ia termasuk
orang 'Ajam (non Arab) yang mengucapkan perkataan dalam bahasa Arab yang tidak
ia mengerti maknanya mengandung kekufuran. Atau ia orang Arab <i>musta'jam </i>yang
lupa bahasa Arab lagi tidak memahaminya, lalu mengucapkan kalimat kekufuran
tanpa memahami itu adalah kalimat kekufuran....... Maka barang siapa yang
mengucapkan kalimat kekufuran dalam keadaan memahami apa yang diucapkannya,
maka ia murtad dan dijatuhi hukuman bunuh. Namun barang siapa yang tidak tahu
apa yang termuat dalam perkataannya dikarenakan tidak memahami maknanya
sebagaimana dalam hadits Ibnu 'Abbaas; atau ia mengucapkan kalimat kekufuran
yang dipahami akan tetapi ia mengucapkannya dalam kondisi dipaksa - dan ini
adalah keadaan kedua - maka ia tidak dikafirkan..... Maka, sebuah kalimat
kekufuran tidak berkonsekuensi hukum pada pengucapnya kecuali dengan perincian
ini....<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Pengkafiran%20Pengolok%20Syari%E2%80%99at.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a>"
[selesai dengan peringkasan - <i>Silsilatul-Huda wan-Nuur</i>, kaset nomor 743
- <a href="https://bit.ly/31iAZXm">https://bit.ly/31iAZXm</a>].<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini
saja sedikit yang dapat dituliskan, semoga ada manfaatnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a'lam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 18102020].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></p><p>
</p><div><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Pengkafiran%20Pengolok%20Syari%E2%80%99at.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> Perincian Asy-Syaikh Al-Albaaniy <i>rahimahullah
</i>di atas semisal dengan penjelasan Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">والفعل
إذا آذى النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من غير أن يعلم صاحبه أنه يؤذيه
ولم يقصد صاحبه أذاه، فإنه ينهى عنه ويكون معصية، كرفع الصوت فوق صوته، فأما إذا
قصد أذاه وكان مما يؤذيه وصاحبه يعلم أنه يؤذيه وأقدم عليه مع استحضار هذا العلم
فهذا الذي يوجب الكفر وحبوط العمل. والله سبحانه أعلم</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">"Dan
suatu perbuatan apabila menyakiti diri Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> tanpa diketahui oleh
pelakunya bahwa perbuatan tersebut ternyata menyakiti diri beliau </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">, dan
tidak pula pelakunya sengaja menyakiti beliau </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">, maka ia harus dilarang
karena termasuk kemaksiatan. Misal seperti meninggikan suara di atas suara
beliau </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.
Namun apabila pelakunya sengaja menyakiti beliau </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> atau
perbuatan yang dilakukan termasuk katagori menyakiti beliau </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">
sedangkan pelakunya mengetahui hal tersebut menyakiti beliau </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> dan
ia berani melakukannya disertai keberadaan pengetahuan tersebut (masuk katagori
menyakiti Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi
wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">); maka inilah yang mewajibkan vonis kekufuran dan
terhapusnya segala amalan ( = murtad). <i>Wallaahu subhaanahu a'lam</i>" [<i>Ash-Shaarimul-Masluul</i>,
hal. 120].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Diantara
dalilnya adalah peristiwa <i>haditsul-ifk</i> dimana Misthah bin Utsaatsah,
Hassaan bin Tsaabit, dan Hamnah bintu Jahsy <i>radliyallaahu ‘anhum </i>ikut-ikutan
menyebarkan berita bohong yang menyakiti diri Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.
Hingga beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> berkata:<o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">يَا
مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ، مَنْ يَعْذِرُنِي مِنْ رَجُلٍ قَدْ بَلَغَنِي أَذَاهُ
فِي أَهْلِ بَيْتِي، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ عَلَى أَهْلِي إِلَّا خَيْرًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Wahai
kaum muslimin, siapakah yang akan membelaku dari seorang laki-laki yang telah
menyakiti Ahlul-Baitku (istriku). Demi Allah, aku tidak mengetahui sesuatupun
dari keluargaku kecuali kebaikan</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4750].<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Mereka
tidak dikafirkan karena tidak tahu yang mereka katakan/lakukan keliru dan sama
sekali tidak bermaksud menyakiti Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i> mendefinisikan kata penghinaan/<i>sabb</i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">سبّ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>) adalah setiap kata/perbuatan yang dimaksudkan dengannya
perendahan atau peremehan, serta dipahami darinya sebagai penghinaan oleh akal
manusia, seperti laknat, menjelek-jelekkan, dan semisalnya. Taqiyuddin
As-Subkiy <i>rahimahullah</i> memberikan <i>dlabith</i> dalam perkara ini:<o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">والمرجع
فيما يسمى سبا وما لا يسمى سباً إلى العرف</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Dan yang
menjadi acuan sebuah kata/kalimat dinamakan penghinaan (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">سبّ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>) atau bukan kembali pada <i>'urf</i>” [<i>As-Saiful-Masluul</i>,
hal. 175].<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Terkait
dengan <i>‘urf, </i>sebagian orang mungkin mengucapkan kalimat yang dipandang
orang lain sebagai bentuk penghinaan, sementara pelakunya tidak merasa sebagai
sebuah penghinaan, baik jika kalimat itu tertuju kepada dirinya, orang lain,
terlebih kepada diri Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi
wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">. Syaikhul-Islaam <i>rahimahullah </i>menukil dari
fuqahaa Maalikiyyah tentang beberapa contoh perkataan yang dihukumi menghina
Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">,
diantaranya mengatakan : 'Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> adalah seorang berkulit hitam'. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Berkulit
hitam pada hakikatnya tidak tercela, dan orang yang mempunyai kulit hitam bukan
seorang yang hina. Kedudukannya sama seperti orang lain yang berkulit putih
atau berwarna. Sehingga jika kita - misalnya - mengatakan : 'Mike Tyson adalah
petinju berkulit hitam', maka itu bukan sebuah penghinaan terhadapnya. <i>Allaahumma,
</i>seandainya saja ada orang Afrika mengatakan Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">
berkulit hitam karena kebodohannya terhadap sifat-sifat Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">, ia
mengatakan sebatas yang ia tahu tanpa bermaksud menghina beliau </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">; kita
tidak mengkafirkannya. Wajib bagi kita untuk mengajarinya. Berbeda halnya
dengan orang lain yang mengucapkan perkataan yang sama, namun <i>'urf</i> di
tempatnya kata 'berkulit hitam' digunakan untuk mencaci, merendahkan, menghina
orang lain, dan rasis; maka ia KAFIR.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Menyakiti
– dalam ucapan Syaikhul-Islaam <i>rahimahullah </i> di atas – lebih umum yang meliputi mencela,
menghina, merendahkan, memfitnah, dan yang lainnya. Sehingga, perkataan beliau
tersebut meliputi semua rincian ini. Sebelum itu saat menjelaskan tentang term
'menyakiti', Syaikhul-Islaam <i>rahimahulah</i> membawakan hadits qudsiy:<o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">يؤذيني
ابن آدم، يسب الدهر</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“(Allah
ta'ala berfirman : ) “Anak adam (manusia) telah menyakiti Aku, mereka
mencaci/mencela/menghina masa</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">"<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Juga
hadits tentang Ka'b Al-Asyraaf:<o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">مَنْ
لِكَعْبِ بْنِ الْأَشْرَفِ، فَإِنَّهُ قَدْ آذَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">"<i>Siapakah
di antara kalian yang sanggup membunuh Ka'ab bin Al-Asyraaf? Karena ia telah
menyakiti Allah dan Rasul-Nya </i></span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu
‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">".<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Al-Haafidh
Ibnu Hajar rahimahullah mengutip perkataan As-Suhailiy yang berdalil dengan
ucapan Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> di
atas dalam hadits tentang Ka'b Al-Asyraaf sebagai dalil bolehnya membunuh orang
yang menghina Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi
wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> :<o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَقَالَ
السُّهَيْلِيّ : فِي قَوْله : " مَنْ لِكَعْبِ بْن الْأَشْرَف " جَوَاز
قَتْل مَنْ سَبَّ رَسُول اللَّه </span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“As-Suhailiy
berkata : ‘Dalam sabda beliau <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> : ‘<i>Siapakah
di antara kalian yang sanggup membunuh Ka'ab bin Al-Asyraaf?</i>’, merupakan
dalil bolehnya membunuh orang yang menghina/mencaci Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi
wa sallam</i>” [<i>Fathul-Baariy</i>, 5/143].<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pendek
kata, kaidah yang diucapkan Syaikhul-Islaam <i>rahimahullah</i> digunakan dalam
konteks keumumannya yang meliputi menghina, mencaci, merendahkan,
mengolok-olok, atau semisalnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Perkataan
beliau <i>rahimahullah</i> di atas sangat berharga dalam rangka kehati-hatian
mengeluarkan muslim dari wilayah Islam. Jika masih ada satu kemungkinan tidak
kafir sementara sembilan puluh sembilan kemungkinan lain kafir; orang tersebut
tidak dihukumi kafir. Pengkafiran tidak boleh berdasarkan <i>ghalabatudh-dhann</i>,
akan tetapi dengan sebuah keyakinan yang pasti (dirinya kafir keluar dari
Islam). ‘Aliy Al-Qaariy <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></p>
<p align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ذكروا
أنّ المسألة المتعلقة بالكفر إذا كان لها تسعة وتسعون احتمالاً للكفر واحتمال واحد
في نفيه، فالأولى للمفتي والقاضي أن يعمل بالاحتمال النافي، لأنً الخطأ في إبقاء
ألف كافر أهون من الخطأ في إفناء مسلم واحد</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Para
ulama menyebutkan bahwa permasalahan yang terkait dengan kekafiran apabila ia
memiliki 99 kemungkinan kekafiran dan 1 kemungkinan yang menafikkannya, maka
yang lebih utama bagi seorang mufti atau qadli (hakim) untuk mengambil
kemungkinan penafikkan (yaitu tidak kafir – Pent.). Karena keliru dalam
membiarkan seribu orang kafir lebih ringan daripada keliru dalam membunuh satu
orang muslim” [<i>Syarh Al-Fiqhil-Akbar</i>, hal. 162].<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Tapi
tidak pula berarti kita ragu atau membuat keraguan bagi orang lain untuk
mengkafirkan orang yang merendahkan dan menghina Nabi </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">shallallaahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">
dengan kata/kalimat keji yang jelas, seperti kasus jin gondrong tempo hari yang
mengatakan 'rembes', nyolong jambu, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></p>
</div>
</div><div style="mso-element: footnote-list;"><div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-73305107470939366482020-04-05T15:01:00.002+07:002020-04-05T15:02:52.274+07:00Adab Bro....<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4t2OLufs1afjCOVKlFykELBY8qwqvy88VBMc1JYWKvZonoakK7zlpURsouSDdo3CDuHNJBXI_OLbLcHWtdSJXXQM5dPARpHq4MH2mYyn-_hEUs3boKLGfkrVfAA0ek3OdW-w9V160sfAY/s1600/602-green_grass_and_blue_sky_nature.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="500" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4t2OLufs1afjCOVKlFykELBY8qwqvy88VBMc1JYWKvZonoakK7zlpURsouSDdo3CDuHNJBXI_OLbLcHWtdSJXXQM5dPARpHq4MH2mYyn-_hEUs3boKLGfkrVfAA0ek3OdW-w9V160sfAY/s200/602-green_grass_and_blue_sky_nature.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ
كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Janganlah
kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu
kepada sebahagian (yang lain)</i>" [QS. An-Nuur : 63].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Melalui
ayat ini, Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
telah mengkhususkan penyebutan Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dalam pembicaraan sehingga Allah melarang para shahabat (dan kita) memanggil
beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : 'Ya Muhammad, Ya Ahmad, Ya Abal-Qaasim'
- sebagaimana panggilan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Hendaklah
mereka memanggil beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dengan : 'Ya Nabiyallah, Ya Rasulallah',
karena Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
sendiri tidak memanggil beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dalam Al-Qur'an hanya dengan namanya saja:</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ
كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ
وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Wahai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: "Jika kamu sekalian mengingini
kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah
dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik</i>" [QS. Al-Ahzaab : 28].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَحْلَلْنَا
لَكَ أَزْوَاجَكَ اللاتِي آتَيْتَ أُجُورَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ مِمَّا أَفَاءَ
اللَّهُ عَلَيْكَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Wahai
Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu
berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang
kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu</i>" [QS.
Al-Ahzaab : 50].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[Ref
: <i>Ash-Shaarimul-Masluul</i>, 3/803-804 karya Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tidaklah
kita menyebut Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> kecuali dengan sebutan yang penuh
penghormatan dan pemuliaan. Kita mesti memilih kata-kata yang baik ketika
menyifati beliau dan sirah beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.
Hingga sebagian ulama madzhab berijtihad bolehnya menambah kata 'sayyidinaa'
sebelum menyebut Muhammad dalam bacaan adzan dan shalat - meski kita tidak
membenarkan ijtihad ini. Jika ada dua kata yang terlintas dalam benak, kita
pilih yang paling bagus maknanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">So,
bukan termasuk adab ketika menterjemahkan hadits (misalnya):<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: سَدِّدُوا،
وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا الْجَنَّةَ عَمَلُهُ، قَالُوا:
وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي
اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
‘Aaisyah, dari Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, ia dulu pernah NGOMONG : “Beramallah
LOE-LOE PADE sesuai sunnah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar
gembira, sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya”. Para
shahabat berkata : “ELO JUGA YA MUHAMMAD”. Beliau bersabda : “GW JUGA, namun
Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya pada GW” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy dan Muslim]<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">hanya
karena alasan audiens di depan mikroponnya adalah anak-anak gaul DKI. Justru
mereka (audiens) harus diajari adab bagaimana berinteraksi dengan Rasul </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dan sunnah-sunnahnya. Saya yakin, mereka tetap akan paham seandainya hadits di
atas diterjemahkan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
‘Aaisyah, dari Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, beliau bersabda : “<i>Beramallah sesuai
sunnah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar gembira,
sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya”. Para shahabat
berkata : “Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?”. Beliau bersabda : “Begitu
juga denganku, namun Allah melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadaku</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[selesai]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Berinteraksi
dengan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
apalagi. Tak perlu kita pakai diksi '<i>ngejapri</i> Allah', 'Allah nge-<i>read</i>
doa kita' - hanya pingin <i>addaptable</i> dengan gaya media sosial kontemporer
- sebagaimana kelakuan kaum telat gaul. Apakah audiens menjadi sangat susah
memahami jika kita mengatakan : 'Mari kita berdoa kepada Allah dengan khusyuk,
Allah akan mendengar dan mengabulkan permohonan kita' ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inilah
yang diajarkan guru-guru lokal saya. Saya yakin, guru Anda pun demikian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’]<o:p></o:p></span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7oBvbSFU_joqGHQweiAHb9sTc518qZI7a5glxFUeB3DYfRjaiqS8zkpn6TR3Skfbl2KWI0drlGJQk2kR45EPkZDXil7lcXpQM6Lejkjnhhjx1rOYeqV64A0PRgzTGPEMT3R-zuElGlVa8/s1600/Taimi_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1058" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7oBvbSFU_joqGHQweiAHb9sTc518qZI7a5glxFUeB3DYfRjaiqS8zkpn6TR3Skfbl2KWI0drlGJQk2kR45EPkZDXil7lcXpQM6Lejkjnhhjx1rOYeqV64A0PRgzTGPEMT3R-zuElGlVa8/s640/Taimi_jauzaa.jpg" width="423" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj80L8NyxAEdAl_kRII4QHb6bF3KuNbATgMN0_zZTgzZB-gQkRz8oPSvo7AXu7OTJQZZPviA6Ws_IzwDAPR5Xz6Mrv-iunkUBr8TZ9bmHraj1NWKL0TSFJFk2E46l6lputyrE2Ba7E3x_H9/s1600/Taimi_jauzaa_01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1052" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj80L8NyxAEdAl_kRII4QHb6bF3KuNbATgMN0_zZTgzZB-gQkRz8oPSvo7AXu7OTJQZZPviA6Ws_IzwDAPR5Xz6Mrv-iunkUBr8TZ9bmHraj1NWKL0TSFJFk2E46l6lputyrE2Ba7E3x_H9/s640/Taimi_jauzaa_01.jpg" width="420" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuPgjMO2Pi7-tEZJqe-QKozgm4htRwOCBB8UiKZv6uUEuwAZnt5AIpc4tF4rFRIIuVoQVPzHxVS4Nd20La3Rg1Goq6p2zB31kI4x6t4rPvbc2_qs12NT1BSub0jxGTFTgQ06U_ZCgPUjsU/s1600/Taimi_jauzaa_02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1032" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuPgjMO2Pi7-tEZJqe-QKozgm4htRwOCBB8UiKZv6uUEuwAZnt5AIpc4tF4rFRIIuVoQVPzHxVS4Nd20La3Rg1Goq6p2zB31kI4x6t4rPvbc2_qs12NT1BSub0jxGTFTgQ06U_ZCgPUjsU/s640/Taimi_jauzaa_02.jpg" width="412" /></a></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-18374918559305296232020-03-24T19:09:00.000+07:002020-03-24T19:09:13.375+07:00Hukum Asal Muslim<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQNF6Tugf3mPzODA7iw6R_36BZxp1IGjujdA8jqhFYeetHTKtta7vS2bMYQEDUC8VeSWnhMA6yYmG_7I0OsOvL3EFdNrQS2FLjjsGE7c2Uo7nuRuswOGH6bic_k_pIwvscLfJvawZBB7LI/s1600/Pensil_Jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="341" data-original-width="512" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQNF6Tugf3mPzODA7iw6R_36BZxp1IGjujdA8jqhFYeetHTKtta7vS2bMYQEDUC8VeSWnhMA6yYmG_7I0OsOvL3EFdNrQS2FLjjsGE7c2Uo7nuRuswOGH6bic_k_pIwvscLfJvawZBB7LI/s200/Pensil_Jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ringkasan poin-poinnya adalah sebagai
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asal seorang
muslim adalah selamat dari celaan dan kefasikan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh Shaalih
bin 'Abdil-Aziiz Aalusy-Syaikh <i>hafidhahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الأصل في المسلم السلامة، ليس الأصل في المسلم الشك، ليس الأصل
في المسلم ظن السوء الأصل في المسلم، ولو كان عنده ما لا ينبغي من الأعمال
والأقوال؛ لكن الأصل فيه السلامة</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Asal seorang
muslim adalah selamat. Asal seorang muslim bukan keragu-raguan, bukan pula
prasangka jelek. Meskipun padanya terdapat beberapa perkataan dan perbuatan
yang tak pantas, namun asal dari seorang muslim adalah selamat...." [Transkrip
kaset <i>Al-Wasathiyyah wal-I’tidaal</i>].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalilnya diantaranya
adalah sabda Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لاَ
تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ
بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ
يَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ –
بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Janganlah
kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan
hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang
lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim yang lainnya, (ia) tidak mendhaliminya, tidak
menelantarkannya, tidak mendustakannya, dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini
</i>- beliau berisyarat ke dadanya sebanyak tiga kali - <i>. Cukuplah seorang muslim
dikatakan buruk apabila ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas
muslim yang lain, haram darahnya, hartanya dan kehormatannya</i>"
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2564].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dikecualikan apabila
nampak dengan jelas sesuatu yang bertentangan dengannya. Hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أن
الأصل في المسلم إحسان الظن به، إلا إذا عُرف بعناده وإصراره على باطله</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Bahwasannya
asal seorang muslim adalah berbaik sangka kepadanya, kecuali apabila diketahui
dirinya keras kepala dan terus-menerus dalam kebathilannya" [<i>Adz-Dzabbul-Ahmad</i>
hal. 41].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh ‘Abdul-Muhsin
Al-‘Abbaad <i>hafidhahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الأصل
في المسلم أنه لا يجرح ولا يعدل إلا بعد وجود ما يقتضي التجريح أو التعديل، ولذلك
لم نقبل حديث المجهول الحال أو العين</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Asal seorang muslim
adalah ia tidak diberikan <i>jarh </i>maupun <i>ta’diil</i>, kecuali setelah
adanya sesuatu yang menuntut adanya <i>tajriih</i> atau <i>ta’diil</i>. Karena
itu, kita tidak menerima hadits orang yang <i>majhuul haal</i> atau <i>majhuul ‘ain</i>”
[<i>Ithaaful-‘Ibaad bi-Fawaaidi Duruus Asy-Syaikh Al-‘Abbaad</i>, hal. 130].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh Shaalih
Al-Fauzaan <i>hafidhahullah</i> : "Asal seorang muslim adalah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mempunyai sifat keadilan (<i>‘adaalah</i>)<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>,
selama tidak nampak jelas darinya sesuatu yang menyelisihinya. Berprasangka
baik kepadanya kepada saudara-saudara kita yang muslim selama tidak nampak
jelas darinya sesuatu yang menyelisihinya.....". <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Berikut rekaman
singkat penjelasan syaikh:<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dwcELFu0WpAzslOqRpkJGjWl8VFlz-YwLE03Ns9lZ7hCuVQidgIpKoiJTsCupcd8448jX5kSk46MjeeywnNZw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Perkara <i>takfiir </i>dan <i>tabdii'</i>
seorang muslim adalah penghukuman sesuatu yang KELUAR dari
hukum asalnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dikarenakan <span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">asal
seorang muslim adalah selamat, maka dalam <i>takfiir</i> (menghukumi seseorang
sebagai kafir/murtad) dan <i>tabdii'</i> (menghukumi seseorang sebagai <i>ahlul-ahwa'/bida'</i>)
harus dengan KEPASTIAN </span>dan sesuai rambu-rambu (kaidah)
yang dijelaskan para ulama kita. Ini sesuai dengan kaidah <i>fiqhiyyah syar’iyyah</i>
seperti:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الأصل
بقاء ما كان على ما كان</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hukum asal suatu
perkara tetap pada asalnya”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الرجوع
للأصل عند الشك</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hukum kembali pada
asalnya ketika ada keraguan”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Atau perkataan
Ibnul-Mundzir <i>rahimahullah</i> dalam masalah <i>thaharah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إذا
تطهَّرَ الرَّجُلُ فهو على طهارته ، إلا أن تَدُلَّ حُجَّةٌ على نقضِ طهارته</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Apabila seseorang
bersuci, maka ia tetap dalam kesuciannya kecuali ada hujjah/dalil yang
menunjukkan atas batalnya kesucian orang tersebut<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>”
[<i>Al-Ausath</i>, 1/230].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hukum asal orang yang
melakukan perkara menyelisihi syari'at adalah peniadaan <i>takfiir</i> dan
<i>tabdii'</i> padanya. <i>Takfiir</i> dan <i>tabdii'</i> itu jatuh secara
personal apabila memenuhi syarat-syaratnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apabila kita melihat
seorang muslim melakukan kekufuran, apakah kita boleh langsung menghukuminya
dengan kekafiran (murtad)?. Jawabnya tidak, kecuali jika terpenuhi
syarat-syaratnya dan hilangnya penghalang-penghalangnya. Jika tidak atau belum
terpenuhi syarat dan hilang penghalangnya, maka dikembalikan pada hukum asalnya sebagai muslim. Syaikhul-Islaam Ibnu
Taimiyyah <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وليس لأحد ان يكفر
أحدا من المسلمون وان أخطأ وغلط حتى تقام عليه الحجة وتبين له المحجة ومن ثبت
إسلامه بيقين لم يزل ذلك عنه بالشك بل لا يزول الا بعد إقامة الحجة وازالة الشبهة</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan tidak boleh bagi
seorangpun mengkafirkan orang lain dari kaum muslimin – walau ia bersalah dan
keliru – sampai ditegakkan padanya hujjah dan dijelaskan kepadanya bukti dan
alasan<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Barangsiapa yang telah tetap keislamannya dengan yakin, maka tidaklah hilang
darinya hanya karena sebuah keraguan. Bahkan tidak hilang kecuali setelah
ditegakkan kepadanya hujjah dan dihilangkan darinya syubhat” [<i>Majmuu’
Al-Fataawaa</i>, 12/466].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bahkan ketika
dihadapkan 99 kemungkinan untuk menghukumi seseorang sebagai kafir sementara masih tersisa satu kemungkinan untuk
menafikkannya; maka ia tetap dikembalikan pada hukum asalnya sebagai muslim. ‘Aliy
Al-Qaariy rahimahullah berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ذكروا أنّ المسألة
المتعلقة بالكفر إذا كان لها تسعة وتسعون احتمالاً للكفر واحتمال واحد في نفيه،
فالأولى للمفتي والقاضي أن يعمل بالاحتمال النافي، لأنً الخطأ في إبقاء ألف كافر
أهون من الخطأ في إفناء مسلم واحد</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Para ulama
menyebutkan bahwa permasalahan yang terkait dengan kekafiran apabila ia
memiliki 99 kemungkinan kekafiran dan 1 kemungkinan yang menafikkannya, maka
yang lebih utama bagi seorang mufti atau qadli (hakim) untuk mengambil
kemungkinan penafikkan (yaitu tidak kafir <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>). Karena
keliru dalam membiarkan seribu orang kafir lebih ringan daripada keliru dalam
membunuh satu orang muslim” [<i>Syarh Al-Fiqhil-Akbar</i>, hal. 162].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semisalnya adalah perkataan
Muhammad bin ‘Abdil-‘Adhiim Az-Zarqaaniy <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ولقد قرَّر علـماؤنا
أن الكلـمة إذا احتملت الكفر من تسعة وتسعين وجهاً، ثم احتملت الإيمان من وجه
واحد، حُملت علـى أحسن الـمـحامل، وهو الإيمان، وهذا موضوع مفروغٌ منه، ومن
التدلـيل علـيه</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Para para ulama kita
telah menetapkan bahwa sebuah kalimat apabila mempunyai kemungkinan kekufuran dari 99
sisi, lalu ada kemungkinan keimanan dari satu sisi; maka dibawa kepada
sebaik-baik kemungkinan, yaitu keimanan. Ini adalah permasalahan yang pasti dan
tidak perlu ditanyakan lagi serta memiliki dalil yang kuat” [<i>Manaahilul-‘Irfaan</i>,
2/31].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inilah manhaj Ahlus-Sunnah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Btw, ada kaidah yang
lucu, tapi nyata ada yang mempraktekkan. Secara ringkas begini:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 40.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Seorang muslim
yang melakukan kekufuran dihukumi kafir (murtad). Sesuai dengan yang
nampak. Ia tidak kafir (murtad) apabila tidak terpenuhi syaratnya dan terdapat penghalangnya.
Konsekuensi penerapannya, jika kita melihat seorang muslim yang melakukan
kekufuran, kita langsung menghukumi dirinya dengan kafir/murtad. Kita tidak menghukumi kafir
jika kita mendapat informasi bahwa dirinya (misalnya saja) keliru, jahil, atau
terpaksa. Hukum kafir jatuh dulu, pemastian belakangan….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini kan jadi kacau
dan kebalik-balik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu pula dengan <i>tabdii'</i>.
Kita tidak mengatakan secara serampangan setiap muslim yang melakukan kebid'ahan – apapun jenis/bentuknya
– adalah ahli bid'ah. Para ulama telah menjelaskan bahwa bid’ah yang
menyebabkan seseorang dapat divonis sebagai ahlul-bid’ah keluar dari lingkup
Ahlis-Sunnah adalah bid’ah-bid’ah besar yang jelas menyelisihi Al-Qur’an,
As-Sunnah, dan <i>ijmaa’</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Yuusuf bin Asbath <i>rahimahullah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أُصُولُ
الْبِدَعِ أَرْبَعٌ: الرَّوَافِضُ، وَالْخَوَارِجُ، وَالْقَدَرِيَّةُ،
وَالْمُرْجِئَةُ، ثُمَّ تَتَشَعَّبُ كُلُّ فِرْقَةٍ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ طَائِفَةً،
فَتِلْكَ اثْنَتَانِ وَسَبْعُونَ فِرْقَةً، وَالثَّالِثَةُ وَالسَّبْعُونَ
الْجَمَاعَةُ الَّتِي قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: إِنَّهَا النَّاجِيَةُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Pokok-pokok
kebid’ahan ada 4 (empat), yaitu Raafidlah, Khawaarij, Qadariyyah, dan Murji’ah.
Kemudian masing-masing firqah tersebut bercabang-cabang lagi menjadi 18
golongan sehingga totalnya menjadi 72 firqah. Dan yang ke-73 adalah Al-Jamaa’ah
yang disabdakan Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘Inilah firqah/kelompok yang selamat”
[Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy dalam <i>Asy-Syarii’ah</i> no. 17].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Senada dengan hal di
atas adalah penjelasan Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الْبِدْعَةُ
الَّتِي يُعَدُّ بِهَا الرَّجُلُ مِنْ أَهْلِ الْأَهْوَاءِ مَا اشْتَهَرَ عِنْدَ
أَهْلِ الْعِلْمِ بِالسُّنَّةِ مُخَالَفَتُهَا لِلْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ:
كَبِدْعَةِ الْخَوَارِجِ، وَالرَّوَافِضِ، وَالْقَدَرِيَّةِ، وَالْمُرْجِئَةِ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Bid'ah yang
menyebabkan pelakunya terhitung sebagai pengikut hawa nafsu adalah bid'ah yang
terkenal di kalangan ulama Ahlus-Sunnah yang menyelisihi Al-Qur’an dan
As-Sunnah (secara jelas), seperti bid'ah Khawaarij, Rafidlah, Qadariyyah, dan
Murji'ah" [<i>Majmuu' Al-Fataawaa</i>, 35/414].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Silakan baca artikal
selengkapnya di <b><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2017/08/firqah-sesat.html">sini</a></b>, <b><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2017/08/kapan-keluar-dari-ahlus-sunnah.html">sini</a></b>,
dan <b><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2017/10/penegakan-hujjah-dalam-tabdii.html">sini</a></b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Perlu dibedakan
antara takfir <i>nau'</i> (mutlak) dan <i>'ain</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam Ibnu
Taimiyyah <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والتحقيق فى هذا أن
القول قد يكون كفرا كمقالات الجهمية الذين قالوا إن الله لا يتكلم ولا يرى فى
الآخرة ولكن قد يخفى على بعض الناس أنه كفر فيطلق القول بتكفير القائل كما قال
السلف من قال القرآن مخلوق فهو كافر ومن قال ان الله لا يرى فى الآخرة فهو كافر
ولا يكفر الشخص المعين حتى تقوم عليه الحجة</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan yang tepat
/benar dalam masalah ini, bahwa kadangkala suatu perkataan merupakan kekufuran,
sebagaimana halnya dengan perkataan-perkataan orang-orang Jahmiyyah yang
mengatakan : ‘Sesungguhnya Allah tidak berbicara, dan tidak bisa dilihat kelak
diakhirat’. Akan tetapi kadangkala hal itu tersembunyi/samar bagi sebagian
orang bahwasannya hal itu termasuk kekufuran, sehingga dimutlakkan ucapan
pengkafiran kepada orang yang mengucapkannya. Hal itu sebagaimana dikatakan
oleh salaf : ‘Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia
kafir. Dan barangsiapa yang mengatakan Allah tidak dapat dilihat di akhirat,
maka ia kafir’. Dan tidaklah dikafirkan orang tertentu, sampai tegak padanya
hujjah” [<i>Majmuu' Al-Fataawaa</i>, 7/619].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والأصل الثاني ان
التكفير العام كالوعيد العام يجب القول باطلاقه وعمومه</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">واما الحكم على
المعين بأنه كافر أو مشهود له بالنار فهذا يقف على الدليل المعين فإن الحكم يقف
على ثبوت شروطه وانتفاء موانعه</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan pokok yang kedua
: Sesungguhnya takfir secara umum adalah seperti ancaman secara umum, wajib
untuk mengatakannya dengan kemutlakan dan keumumannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun hukum terhadap
individu bahwasannya ia kafir atau memastikannya masuk neraka, maka hal ini
tegak berdasarkan dalil <i>mu’ayyan</i>, karena hukum (takfir mu’ayyan) tegak
berdasarkan terpenuhinya syarat-syarat dan hilangnya penghalang-penghalangnya<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>”
[<i>idem</i>, 12/498].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">هذا مع أنى دائما ومن
جالسنى يعلم ذلك منى انى من أعظم الناس نهيا عن أن ينسب معين الى تكفير وتفسيق
ومعصية إلا اذا علم أنه قد قامت عليه الحجة الرسالية التى من خالفها كان كافرا
تارة وفاسقا أخرى وعاصيا أخرى وانى أقرر أن الله قد غفر لهذه الأمة خطأها وذلك يعم
الخطأ فى المسائل الخبرية القولية والمسائل العملية. وما زال السلف يتنازعون فى
كثير من هذه المسائل ولم يشهد أحد منهم على أحد لا بكفر ولا بفسق ولا معصية</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Demikianlah,
sementara aku senantiasa (memperingatkan) - dan orang-orang yang bermajelis
denganku mengetahui hal tersebut - bahwa aku termasuk orang yang paling keras
melarang menisbatkan individu tertentu kepada kekufuran, kefasiqan dan maksiat,
kecuali apabila telah diketahui bahwa telah ditegakkan <i>hujjah risaaliyyah</i>
kepadanya, di mana orang yang menyelisihi hal itu terkadang menjadi kafir, atau
terkadang menjadi fasiq, atau terkadang menjadi pelaku maksiat. Dan aku
tegaskan bahwa Allah telah mengampuni kekeliruan umat ini, di mana hal ini
mencakup kekeliruan dalam masalah khabariyyah qauliyyah (keyakinan/’aqidah)
maupun masalah ‘amaliyyah. Dan kaum salaf senantiasa saling berbeda pendapat
dalam banyak permasalahan tersebut, namun tidak seorang pun dari mereka yang
bersaksi atas yang lain dengan kekufuran, kefasiqan dan kemaksiatan…” [<i>idem</i>,
3/229].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 1 Sya’ban 1441 H].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Perkataan beliau bahwa asal seorang muslim
adalah adil mungkin perlu diteliti kembali. Ibnu Haajib Al-Maalikiy <i>rahimahullah</i>
menjelaskan tentang makna keadilan (<i>’adalah</i>)<i> </i>secara istilah:</span><o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وهي محافظة دينية تحمل على ملازمة التقوى
والمروءة،ليس معها بدعة ،وتتحقق باجتناب الكبائر وترك الإصرار على الصغائر وبعض
المباح</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Yaitu
penjagaan agama yang membawa pada sikap komitmen melaksanaan ketaqwaan dan
menjaga <i>muru’ah </i>(kehormatan diri), tidak berbuat kebid’ahan, serta menjauhi
dosa dosa-dosa besar dan meninggalkan kebiasaan melakukan dosa kecil dan
sebagian perkara mubah” [<i>Syarh Mukhtashar Al-Muntahaa Al-Ushuuliy</i>, 2/440].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Taajuddiin
As-Subkiy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">هي ملكة تمنع عن اقتراف الكبائر وصغائر
الخمسة كسرقة لقمة، والرذائل المباحة كالبول في الطريق</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“(Keadilan) yaitu
pembawaan/sikap yang mencegah untuk melakukan dosa-dosa besar dan dosa kecil yang
lima seperti mencuri sesuatu yang sedikit, serta perkara-perkara rendah/buruk
yang (asalnya) mubah seperti kecing di jalan” [<i>Jam’ul-Jawaami’ ma’a Syarh
Al-Mahalliy bi-Haasyiyah Al-Banaaniy</i>, 2/148].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">As-Sakhawiy
<i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ملكة تحمل على ملازمة التقوى والمروءة، والمراد
بالتقوى: اجتناب الأعمال السيئة من شرك أوفسق أو بدعة</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Pembawaan/sikap
yang membawa seseorang komitmen melaksanakan ketaqwaan dan menjaga <i>muru’ah </i>(kehormatan
diri). Dan yang dimaksudkan dengan taqwa adalah menjauhi perbuatan-perbuatan
yang buruk berupa kesyirikan, kefasikan, ataupun bid’ah” [<i>Fathul-Mughiits</i>,
1/315].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Keadilan pada diri seseorang merupakan perkara tambahan dari hukum asalnya. Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">إذا شك في الشاهد هل هو عدل أم لا ؟ لم
يحكم بشهادته، لأن الغالب في الناس عدم العدالة، وقول من قال: الأصل في الناس
العدالة، كلام مستدرك بل العدالة طارئة متجددة، والأصل عدمها</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Apabila
timbul keraguan atas seorang saksi apakah dirinya adil ataukah tidak, maka ia
tidak diambil persaksiannya. Karena pada umumnya manusia tidak memiliki
keadilan. Tentang pendapat orang yang mengatakan ‘manusia pada asalnya mempunyai keadilan (<i>‘adalah</i>)’, maka perlu dikoreksi. Akan tetapi,
keadilan merupakan kondisi yang diperbaharui yang sebelumnya tidak ada. Asalnya
adalah peniadaannya” [<i>Badaai’ul-Fawaaid </i>hal. 1280]. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Keterangan
Asy-Syaikh Shaalih Al-Fauzaan <i>hafidhahullah</i> saya bawakan karena secara
substansi sejalan dengan keterangan para ulama lainnya dalam hal selamat dari
celaan dan tidak boleh berprasangka buruk padanya kecuali jika nampak jelas
darinya sesuatu yang menyelisihi (hukum asal)-nya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalilnya adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي
بَطْنِهِ شَيْئًا، فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ، أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ، أَمْ لَا، فَلَا
يَخْرُجَنَّ مِنَ الْمَسْجِدِ، حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا، أَوْ يَجِدَ رِيحًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> : “<i>Apabila salah seorang diantara kalian mendapatkan sesuatu
dalam perutnya, lalu timbul keraguan terhadapnya : ‘Apakah ada sesuatu (angin)
yang keluar darinya atau tidak?’, maka janganlah ia keluar dari masjid (untuk
membatalkan shalatnya) hingga mendengar suara (kentut) atau mencium baunya</i>”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 362].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">عَنْ
عبد الله بن زيد الأنصاري، أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ الرَّجُلُ
الَّذِي يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَجِدُ الشَّيْءَ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ:
لَا يَنْفَتِلْ أَوْ لَا يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dari
‘Abdullah bin Zaid Al-Anshaariy : Bahwasannya ada seorang laki-laki yang
mengadu kepada Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> bahwa dirinya seakan-akan mendapatkan sesuatu (dalam dirinya)
ketika shalat. Maka beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> bersabda : “<i>Janganlah ia keluar (dari shalat) hingga ia mendengar
suara (kentut) atau mencium baunya</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
137].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَلَا
أَحَدَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعُذْرُ مِنَ اللَّهِ وَمِنْ أَجْلِ ذَلِكَ بَعَثَ
الْمُبَشِّرِينَ وَالْمُنْذِرِينَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Tidaklah
seorang lebih menyukai ‘udzur yang diberikan Allah </i></span><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span></i><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>. Oleh
karena itulah Alah </span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span></i><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> mengutus para Rasul yang memberikan
kabar gembira dan peringatan</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7416
dan Muslim no. 1499].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">An-Nawawiy
<i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">فالعذر
هنا بِمَعْنَى الْإِعْذَارِ وَالْإِنْذَارِ قَبْلَ أَخْذِهِمْ بِالْعُقُوبَةِ
وَلِهَذَا بَعَثَ الْمُرْسَلِينَ كَمَا قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَمَا كنا
معذبين حتى نبعث رسولا </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“’Udzur di sini maksudnya adalah alasan dan
peringatan sebelum memberikan mereka hukuman. Oleh karenanya, Allah mengutus
para Rasul sebagaimana firman Allah <i>subhaanahu wa ta’ala </i>: ‘<i>Dan Kami
tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul</i>’ (QS. Al-Israa’ :
15)” [<i>Syarh Shahiih Muslim</i>, 10/132].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Hal ini
sesuai dengan firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">رُسُلًا
مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ
ۢ بَعْدَ الرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Rasul-rasul
itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak
ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus.
Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana</i>” [QS. An-Nisaa’ : 165].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Asal%20Muslim.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sungguh mengherankan keadaan hari ini ketika
ada yang bertanya tentang kaidah takfir <i>mu’ayyan</i> yang telah disepakati
Ahlus-Sunnah, yaitu jatuh setelah terpenuhi syarat-syaratnya dan hilang
penghalang-penghalangnya; maka dijawab justru dengan pengingkaran:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Siapakah
yang mengatakan ini ?! Barangsiapa siapa yang nampak darinya kekufuran baik
perkataan, perbuatan, keyakinan, atau keraguan, maka ia dihukumi dengan
kekafiran. Adapun perkara yang ada di dalam hatinya, maka ini tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah. Kami tidak diserahi urusan hati, akan tetapi kami diserahi
urusan yang nampak. Barangsiapa yang menampakkan kekufuran, kami menghukuminya
dengan kekufuran dan kami perlakukan seperti perlakuan terhadap orang kafir. Adapun
perkara yang ada dalam hatinya, maka ini kami serahkan kepada Allah subhaanahu
wa ta’ala. Allah tidak menugaskan kepada kita tentang perkara-perkara hati, na’am</i>”
[selesai].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Allaahumma</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">, …..
yang mengatakannya adalah Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i>,
sosok yang tidak diragukan keilmuannya. Begitu juga ulama-ulama lainnya seperti
Ibnu Baaz, Al-Albaaniy, dan Ibnul-‘Utsaimiin <i>rahimahumullah</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Anehnya
lagi, fatwa ini kemudian dibawa untuk memerangi orang-orang yang memegang
kaidah Ahlus-Sunnah dalam takfir <i>mu’ayyan</i> dan menuduhnya dengan tuduhan <i>irjaa’ </i>karena tidak sesuai dengan prinsip (salah) mereka.</span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">عَنْ
زِيَادِ بْنِ حُدَيْرٍ، قَالَ: قَالَ لِي عُمَرُ: هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ
الْإِسْلَامَ؟، قُلْتُ: لَا، قَالَ: " يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ،
وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ، وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dari
Ziyaad bin Hudair, ia berkata : ‘Umar pernah bertanya kepadaku : “Apakah engkau
tahu apa yang menghancurkan Islam?”. Aku berkata : “Tidak”. ‘Umar berkata : “Islam
dihancurkan oleh ketergelinciran ulama, perdebatan orang munafik tentang Al-Qur’an,
dan hukum para pemimpin yang menyesatkan” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy no. 220;
shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Ibnu ‘Abdil-Barr
<i>rahimahullah </i>menjelaskan bahwa ketergelinciran ulama diibaratkan seperti
tenggelamnya sebuah perahu yang mengakibatkan tenggelamnya semua penumpang yang
ada di dalam/atasnya [lihat <i>Al-Jaami’</i>, 2/982].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sungguh
malang orang-orang bodoh itu…. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Adapun
kita, Ahlus-Sunnah, memberi ‘udzur kepada ‘ulama, menakwilkannya dengan
penakwilan yang paling baik, memuliakannya, serta tidak menuduhnya dengan
tuduhan keji. Tidak seorangpun setelah Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">yang
bebas dari kekeliruan dan selalu benar dalam semua ijtihadnya. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">كُلُّ
ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Semua
anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat
kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat</i>” [Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy no. 2499, Ahmad 3/198, Ibnu Abi Syaibah 13/187, dan yang lainnya;
dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam <i>Shahiih Sunan At-Tirmidziy</i> 2/604].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Mujaahid
<i>rahimahullah</i> berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">لَيْسَ
أَحَدٌ بَعْدَ النَّبِيِّ ﷺ إِلا يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ، وَيُتْرَكُ إِلا
النَّبِيَّ ﷺ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Tidak
ada seorang pun setelah Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> dimana perkataannya dapat diambil dan ditinggalkan, kecuali
Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam <i>Juz’u Raf’il-Yadain</i>,
hal. 153 no. 179; shahih].<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-38353922616822233482020-03-08T20:12:00.002+07:002020-03-10T14:52:38.615+07:00Fitnah Nasab<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqWzJlRAL8ptcfp-si66_gMdLbJNFZHW3p3dcszV4I1YgaoBVJZrC9uj0_KnoFEGF52doarKbpK58Hd7-7Z1TFOKkmwHHGIdQ3mVFeLbrXJssxbDfppmDlJre3aZNvPK3tsRex20KSVM4R/s1600/batik-jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="275" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqWzJlRAL8ptcfp-si66_gMdLbJNFZHW3p3dcszV4I1YgaoBVJZrC9uj0_KnoFEGF52doarKbpK58Hd7-7Z1TFOKkmwHHGIdQ3mVFeLbrXJssxbDfppmDlJre3aZNvPK3tsRex20KSVM4R/s200/batik-jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Penjajahan
Belanda memberikan pengaruh besar bagi bangsa Indonesia hingga struktur
DNA-nya. Hampir 75 tahun bangsa kita merdeka dari mereka, namun peninggalan mereka
belum juga binasa oleh jalannya roda zaman. Terutama, bagaimana mereka membangun
strata sosial berbasis keturunan dan jabatan. Terbentuklah kemudian kalangan <i>ndoro-ndoro</i>
yang biasanya <i>petentang-petenteng</i>, dan <i>kawula alit</i> yang punya
kewajiban mengabdi melayani golongan pertama. Feodalisme. Sistem sosial yang menomorsekiankan
prestasi dan produktivitas individu. Yang penting, <i>situ </i>anaknya siapa,
keturunan siapa, dan jabatannya apa. Banyak fasilitas disediakan khusus untuk mereka
dan ‘haram’ dicicipi <i>kawula alit</i>. Misalnya <i>Eurospeesch Lagere School</i>
(ELS), sekolah setara SD yang diperuntukkan khusus bagi orang Belanda dan
Eropa, serta pribumi golongan terpandang. Pribumi berduit kelas dua, disediakan
<i>Hollandsche Inlandsche School</i> (HIS). Terakhir, pribumi rendahan <i>kawulo
alit</i> di pedesaan - sekolahnya <i>simbah </i>saya dulu - <i>Tweede
Inlandsche School</i> atau bahasa kerennya : Sekolah Ongko Loro, yang bisa
melanjutkan ke sekolah rakyat atau <i>Schakel School</i> (dimana lulusannya
setara dengan HIS). Ini adalah contoh kecil diskriminasi penerapan sistem
feodalistik Belanda bagi bangsa Indonesia.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Feodalisme
warisan Belanda kini banyak bermutasi dengan berbagai beragam bentuknya. Dalam dunia
politik – katanya - , dikenal dengan politik keluarga. Mirip dengan monarki. Pemimpin
partai didapatkan dari warisan keturunan keluarga. Keturunan bagaikan berlian. <i>You
know</i> lah…. Dalam agama ada juga. Sistem kasta di agama tetangga. Celakanya,
sistem ini direpro dan dilestarikan oleh sebagian orang dalam agama kita,
Islam. Mereka membuat pengkelasan dalam masyarakat. Imbasnya, sebagian mereka
minta dihormati secara berlebihan. Dikuatkan lagi dengan bumbu-bumbu dalil palsu
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(baca : dongeng). Tempo hari, ada video viral
oknum yang mengaku keturunan Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Dengan sangat konyolnya dia
membangga-banggakan keturunan dan nasab, dan seolah ingin mengatakan dirinya
dan kelompoknya lebih mulia daripada kaum muslimin kebanyakan. Ada sisipan bualan
garing yang membuat setiap penonton tertawa sekaligus sedih. Katanya, wanita paling
jahat di dunia adalah wanita syarifah (keturunan Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) yang menikah bukan dengan habib. Alasannya,
memutuskan nasab. Ia dianggap sebagai wanita paling kurang ajar karena
menghasilkan anak yang tidak diakui Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> kelak di hari kiamat sebagai keturunannya.
Wanita itu telah melakukan perbuatan yag diharamkan agama ? <i>What ?!!</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Membantah
bualan ini mudah saja. Kita lihat teladan salaf kita yang shalih dan kita
sisihkan sejenak perkataan orang ini. Akan saya sebutkan beberapa contoh – diantara
banyak contoh – wanita keturunan Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dari garis Faathimah yang menikah dengan
laki-laki bukan dari kalangan ahli bait. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ummu Kultsuum bintu
'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan ayahnya dengan 'Umar bin Al-Khaththaab yang
notabene bukan berasal dari Bani Haasyim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ummul-Husain bintu
Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan 'Abdullah bin Az-Zubair
bin Al-'Awwaam [Ref : <i>Nasabu Quraisy</i> oleh Abu 'Abdillah Al-Mush'ab Az-Zubairiy,
hal. 50].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ummu Salamah bintu
Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan 'Amru bin Al-Mundzir bin
Az-Zubair bin Al-'Awwaam [<i>idem</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ummu Kultsuum
bintul-Husain bin Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan
Ismaa'iil bin 'Abdil-Malik bin Al-Haarits bin Al-Hakam bin 'Aash [<i>idem</i>,
hal 51].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Zainab bintu Al-Hasan
bin Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan Al-Waliid bin
'Abdil-Malik bin Marwan Al-Umawiy [<i>idem</i>, hal. 52].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Faathimah bintu
Al-Hasan bin Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan Ayyuub bin
Salamah bin 'Abdillah bin Al-Waliid bin Mughiirah bin 'Abdillah Al-Makhzuumiy [<i>idem</i>,
hal. 52-53].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mulaikah bintu
Al-Hasan bin Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan Ja'far bin
Mush'ab bin Az-Zubair bin Al-'Awwaam [<i>idem</i>, hal. 53].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ummul-Qaasim bintu
Al-Hasan bin Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan Marwaan bin
Abaan bin 'Utsmaan bin 'Affaan [<i>idem</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Faathimah bintu
Muhammad bin Al-Hasan bin Al-Hasan bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan
Abu Bakr bin 'Abdil-Malik bin Marwan [<i>idem</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sukainah bintu
Al-Husain bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan Mush'ab bin Az-Zubair bin
Al-'Awwaam. Kemudian Mush'ab digantikan oleh 'Abdullah bin 'Utsmaan bin
'Abdillah bin Hakam bin Hizaam bin Khuwailid. Kemudian Mush'ab digantikan oleh
Zaid bin 'Amru bin 'Utsmaan bin 'Affaan. Kemudian Zaid digantikan oleh
Ibraahiim bin 'Abdirrahmaan bin 'Auf. Kemudian terakhir, Ibraahiim digantikan
oleh Al-Ashbagh bin 'Abdil-'Aziiz bin Marwaan bin Al-Hakam [<i>idem</i>, hal.
59].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 22.5pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">11.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Faathimah bintu
Al-Husain bin 'Aliy bin Abi Thaalib dinikahkan dengan 'Abdullah bin 'Amru bin
'Utsmaan Al-Umawiy [<i>idem</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rahimahumullah.</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">InsyaAllah</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
saya masih bisa memberikan contoh yang lain. Akan tetapi, saya kira contoh di
atas cukup bagi kita semua untuk mengetahui sikap salaf dari kalangan ahli bait
yang berbeda dengan keyakinan orang tersebut. Kita patut bertanya : “Apakah
mereka semua, keluarga ‘Aliy bin Abi Thaalib, Al-Hasan bin ‘Aliy, dan Al-Husain
bin ‘Aliy <i>radliyallaahu ‘anhum </i>telah membuat murka Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">dengan melakukan perkara yang
diharamkan syari’at ? bermaksiat kepada-Nya ?”. Sungguh jauh mereka dari bualan
orang itu….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kita
pun dapat mencontoh Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bagaimana beliau bersikap dan memandang kaum muslimin secara <i>general</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketika
Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> ditanya siapakah laki-laki yang paling
beliau cintai, beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tidak menjawab 'Aliy bin Abi Thaalib yang
notabene keluarga dekat beliau, suami dari anaknya (Faathimah) yang
keturunannya kelak menjelang hari kiamat akan menjadi pemimpin bagi kaum
muslimin (Al-Mahdi). Akan tetapi beliau menjawab Abu Bakr, lalu 'Umar <i>radliyallaahu
'anhum</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَهُ عَلَى جَيْشِ ذَاتِ السُّلَاسِلِ فَأَتَيْتُهُ
فَقُلْتُ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ عَائِشَةُ فَقُلْتُ مِنْ
الرِّجَالِ فَقَالَ أَبُوهَا قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ عُمَرُ بْنُ
الْخَطَّابِ فَعَدَّ رِجَالًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
‘Amru bin Al-‘Aash <i>radliyallaahu ‘anhu</i> : Bahwasannya Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> mengutusnya beserta rombongan pasukan
Dzatus-Sulaasil. Lalu aku ('Amru) bertanya kepada beliau : "Siapakah
manusia yang paling engkau cintai?”. Beliau menjawab : "<i>'Aaisyah</i>".
Aku kembali bertanya : "Kalau dari kalangan laki-laki?". Beliau
menjawab : "<i>Bapaknya (yaitu Abu Bakr)</i>". Aku kembali bertanya :
"Kemudian siapa lagi?". Beliau menjawab : "<i>'Umar bin
Al-Khaththaab</i>". Selanjutnya beliau menyebutkan beberapa orang
laki-laki" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3662].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini
menunjukkan kecintaan hakiki dalam Islam bukan kecintaan karena nasab atau
keturunan, akan tetapi karena iman dan taqwa. Dan itulah yang ada pada diri Abu
Bakr dan ‘Umar <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i>. Begitu juga dengan kaum muslimin,
siapapun diantara mereka yang paling bertaqwa, maka ia lah yang dicintai Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
pernah bersabda :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ أَهْلَ بَيْتِي هَؤُلاءِ يَرَوْنَ
أَنَّهُمْ أَوْلَى النَّاسِ بِي، وَلَيْسَ كَذَلِكَ، إِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْكُمُ
الْمُتَّقُونَ، مَنْ كَانُوا وَحَيْثُ كَانُوا.....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i>Sesungguhnya ahlul-baitku memandang bahwa mereka adalah
orang yang paling berhak terhadapku. Padahal tidak seperti itu. Sesungguhnya
wali-waliku di antara kalian adalah orang-orang yang bertaqwa, dimanapun mereka
berada…</i>” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim dalam <i>As-Sunnah</i> no. 212
& 1011, dan Ath-Thabaraaniy dalam <i>Al-Kabiiir</i> 20/120-121 no. 241;
shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sabda
beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> sejalan dengan firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kalian</i> " [QS. Al-Hujuraat : 13].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Qurthubiy
<i>rahimahullah</i> berkata tentang ayat di atas:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وفي هذه الآية ما يدلك على أن التقوى هي
المراعى عند الله تعالى وعند رسوله دون الحسب والنسب</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
dalam ayat ini menunjukkan bahwa ketaqwaan adalah hal yang dipertimbangkan di
sisi Allah <i>ta’ala</i> dan Rasul-Nya, bukan keturunan dan nasab” [<i>Tafsir
Al-Qurthubiy</i>, 16/345].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda dalam khuthbahnya saat <i>Fathu
Makkah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَمَا بَعْدَ، أَيُّهَا النَّاسُ، فَإِنَّ
اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ، يَا أَيُّهَا
النَّاسُ، إِنَّمَا النَّاسُ رَجُلانِ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى رَبِّهِ،
وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى رَبِّهِ "، ثُمَّ تَلا: يَأَيُّهَا النَّاسُ
إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا حَتَّى قَرَأَ الآيَةَ، ثُمَّ قَالَ: " أَقُولُ هَذَا
وَاسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ammaa
ba’du</i>. <i>Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah </i></span><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span></i><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></i><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">telah menghilangkan dari
kalian kesombongan Jahiliyyah. Wahai sekalian manusia. Ada dua golongan manusia,
yaitu (1) golongan yang baik, bertaqwa, dan mulia di sisi Rabb-Nya; serta (2) golongan
yang fajir (jahat), celaka, dan hina di sisi Allah”</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.
Kemudian beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
membaca ayat : “<i>Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di
antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal</i>” (QS.
Al-Hujuraat : 13). Lalu beliau melanjutkan : “<i>Aku katakan ini dan aku
memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian semua</i>” [Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy no. 3270, Ibnu Hibbaan no. 3228; dan yang lainnya; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Abdullah
bin ‘Abbaas <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا أَرَى أَحَدًا يَعْمَلُ بِهَذِهِ
الآيَةِ: يَأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى، حَتَّى
بَلَغَ: إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ، فَيَقُولُ الرَّجُلُ
لِلرَّجُلِ: أَنَا أَكْرَمُ مِنْكَ، فَلَيْسَ أَحَدٌ أَكْرَمَ مِنْ أَحَدٍ إِلا
بِتَقْوَى اللَّهِ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku
tidak memandang seseorang mengamalkan ayat ini : ‘<i>Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan</i> – hingga
: <i>Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kalian”</i> (QS. Al-Hujuraat : 13), yaitu ketika
seseorang berkata kepada orang lain : ‘Aku lebih mulia daripada dirimu’.
Padahal tidaklah seseorang lebih mulia daripada orang lain kecuali dengan
ketaqwaan kepada Allah” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam <i>Al-Adabul-Mufrad</i>
no. 898 dan dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam <i>Shahiih Al-Adabil-Mufrad</i>
hal. 333].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَا تَعُدُّونَ الْكَرَمَ ؟ وَقَدْ بَيَّنَ
اللَّهُ الْكَرَمَ، فَأَكْرَمُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ، مَا تَعُدُّونَ
الْحَسَبَ؟ أَفْضَلُكُمْ حَسَبًا أَحْسَنُكُمْ خُلُقًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Apa
yang kalian nilai/perhitungkan dari kemuliaan itu ? Sungguh, Allah telah
menjelaskan tentang kemuliaan. Orang yang paling mulia diantara kalian di sisi
Allah adalah yang paling bertaqwa di antara kalian. Apa yang kalian
nilai/perhitungkan dari keturunan ?. Yang paling utama keturunannya diantara
kalian adalah yang paling baik akhlaqnya diantara kalian” [<i>idem</i> no. 899
dan dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam <i>Shahiih Al-Adabil-Mufrad</i> hal. 334].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adakah
diantara kita yang ingin membangkitkan kembali slogan-slogan Jahiliyyah membangga-banggakan
keturunan ?. Ada, kata Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
sebagaimana dalam sabdanya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ
الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ
فِي الْأَنْسَابِ، وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ada
empat perkara Jaahiliyyah dari umatku dan mereka belum meninggalkannya :
Membanggakan keturunan, mencela nasab, meminta hujan dengan bintang-bintang,
dan niyahah (meratapi mayit)</i>…..” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 934].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Siapakah
mereka ?. Silakan dijawab masing-masing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
pernikahan, faktor bagusnya agama seseorang menjadi pertimbangan utama bagi
seorang wanita untuk menikah dengannya. Barangsiapa bermaksiat kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, baik yang mengaku </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">keturunan
Nabi, raja, presiden maupun yang bukan - , maka baginya dosa dan <i>bara'ah</i>
kaum muslimin terhadapnya sesuai kadar maksiat yang dilakukannya. Sangat tidak
dianjurkan keluarga perempuan kita dinikahkan dengan orang sepertinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
contohkan Khumaini, ulama Syi'ah. Dia mengaku keturunan ahli-bait [<a href="http://bit.ly/2Tn6L1O">http://bit.ly/2Tn6L1O</a> dan <a href="http://bit.ly/3axQMUx">http://bit.ly/3axQMUx</a>]. Termasuk golongan
habaaib dalam bahasa kita. Seandainya pun pengakuannya benar - sementara kita
tahu dia seorang pendusta - tetap saja kita katakan Khumaini KAFIR, perusak
Islam<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
HARAM anak perempuan kita dinikahkan dengan dirinya atau orang semisalnya dari kalangan
Raafidlah.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ اللَّهُ أَعْلَمُ
بِإِيمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى
الْكُفَّارِ لا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Hai
orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan
yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui
tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka
(benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami
mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan
orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka</i>” [QS. Al-Mumtahanah : 10].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Nasab
sama sekali tak dapat menolong dari kemurkaan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ اشْتَرُوا
أَنْفُسَكُمْ مِنْ اللَّهِ يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ
مِنْ اللَّهِ يَا أُمَّ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ يَا
فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ اشْتَرِيَا أَنْفُسَكُمَا مِنْ اللَّهِ لَا أَمْلِكُ
لَكُمَا مِنْ اللَّهِ شَيْئًا سَلَانِي مِنْ مَالِي مَا شِئْتُمَا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Wahai
Bani ‘Abdi Manaaf, belilah diri-diri kalian dari Allah !. Wahai Bani ‘Abdil-Muthallib,
belilah diri-diri kalian dari Allah !. Wahai Ummuz-Zubair bin Al-‘Awwaam bibi
Rasulullah, wahai Faathimah bintu Muhammad, belilah diri kalian dari Allah. Aku
tidak berkuasa melindungi diri kalian dari murka Allah. Mintalah kepadaku harta
sesuka kalian</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3527].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Beliau
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> pun <i>baraa’</i> (berlepas diri) atas
kemaksiatan dan/atau kekufuran yang mereka lakukan (jika mereka melakukannya),
dan mereka kelak akan dijauhkan dari beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا
أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Apabila
sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada
hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya</i>” [QS. Al-Mukminuun :
101].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنِّي عَلَى الْحَوْضِ حَتَّى أَنْظُرَ
مَنْ يَرِدُ عَلَيَّ مِنْكُمْ وَسَيُؤْخَذُ نَاسٌ دُونِي فَأَقُولُ يَا رَبِّ
مِنِّي وَمِنْ أُمَّتِي فَيُقَالُ هَلْ شَعَرْتَ مَا عَمِلُوا بَعْدَكَ وَاللَّهِ
مَا بَرِحُوا يَرْجِعُونَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
aku (kelak akan) berada di telaga Haudl, hingga kemudian aku melihat beberapa
orang akan datang kepadaku di antara kalian, dan beberapa manusia dihalau
dariku, dan aku akan berkata : ‘Ya Rabb, <u>mereka bagian dariku dan dari
ummatku</u>’. Kemudian akan dikatakan : ‘Apakah kamu mengetahui apa yang mereka
perbuat sepeninggalmu?’. Demi Allah, mereka telah berbalik ke belakang (dari
agamamu)</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6593].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ahli
bait Nabi yang shalih ? (Sangat) banyak. Ahli bait yang menjadi ulama dan
fuqahaa’?. Banyak. Ahli bait yang menjadi ahli hadits ? Banyak. Yang mengaku
ahli bait Nabi tapi doyan bid'ah dan khurafat ? Tak sedikit. Yang mengaku ahli
bait tapi membiarkan dan bangga istrinya secara vulgar berkonde dan tidak
berjilbab ? Ada dan telah viral. Yang kena kasus korupsi dan telah <i>inkracht</i>
kena hukum bui ? Ada juga. Yang kena borgol polisi karena tuduhan pencabulan ?.
Ada, viral masuk berita kemarin lengkap dengan penampakan tato wanita cabul di lengan
kurusnya. Tahun 2012, jagat media dibuat heboh akan pemberitaan oknum habib
yang dituduh mencabuli laki-laki (homo?). Mereka semua sama seperti kita, ada
yang baik dan ada yang buruk</span><span lang="IN" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, ada
yang shaalih dan ada yang <i>thaalih</i> (jahat), ada yang ‘aalim dan ada yang
jaahil (bodoh)</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">. Yang baik diberikan <i>walaa’</i> (loyalitas),
sedangkan yang buruk diberikan <i>baraa’ </i>(berlepas diri)</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> <span lang="IN">– sesuai kadar masing-masing.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kembali,....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
ruang fiqh, pertimbangan nasab sebagai <i>kafa'ah</i> memang dikatakan oleh
jumhur ulama. Akan tetapi jika si wanita dan walinya ridla; tak mengapa,
pernikahannya sah, tidak haram, dan si wanita bukan dikatakan wanita paling
jahat dan kurang ajar<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Jika pernikahannya tersebut dibangun di atas dasar taqwa, lalu menghasilkan
generasi unggulan yang shalih, maka terpuji (dan ‘mesti’ dipuji). Karena tujuan
utama pernikahan untuk mencetak rumah tangga dan generasi yang shalih tercapai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Btw,
ahli bait Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">mempunyai hak khusus yang diakui dalam syari’at.
Kita tidak memungkirinya. Mereka memiliki hak untuk dicintai, sebagaimana
firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ذَلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ
عِبَادَهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ
عَلَيْهِ أَجْرًا إِلا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً
نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Itulah
(karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu
sesuatu upahpun atas seruanku <u>kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan</u>".
dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada
kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri</i>”
[QS. Asy-Syuuraa : 23].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، (إِلا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى)، قَالَ: فَقَالَ سَعِيدُ
بْنُ جُبَيْرٍ: قُرْبَى مُحَمَّدٍ ﷺ فَقَالَ " إِنَّ النَّبِيَّ ﷺ لَمْ يَكُنْ
بَطْنٌ مِنْ قُرَيْشٍ إِلَّا وَلَهُ فِيهِ قَرَابَةٌ فَنَزَلَتْ عَلَيْهِ إِلَّا أَنْ
تَصِلُوا قَرَابَةً بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Ibnu ‘Abbaas </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">radliyallaahu
‘anhumaa</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> tentang ayat : </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘<span style="mso-bidi-font-style: italic;">kecuali
kasih sayang dalam kekeluargaan</span></span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">’. Perawi berkata : Maka
Sa’iid bin Jubair berkata : “Kekeluargaan Muhammad </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>”. Lalu Ibnu ‘Abbaas berkata :
“Sesungguhnya Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
tidak ada satu pun perut di kalangan Quraisy, kecuali beliau mempunyai kekerabatan
dengan mereka. Lalu ayat itu pun kepada beliau, yang mengkonsekuensikan agar
kalian menyambung kekerabatan antara aku dan kalian” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 3497].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ الْعَبَّاس
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ : وَاللَّهِ لَا يَدْخُلُ قَلْبَ امْرِئٍ إِيمَانٌ
حَتَّى يُحِبَّكُمْ لِلَّهِ وَلِقَرَابَتِي "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Al-‘Abbaas, dari Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
beliau bersabda : <i>“Demi Allah, tidak akan masuk iman pada hati seseorang
hingga mencintai kalian karena Allah dan karena kekerabatanku</i>”
[Diriwayatkan oleh Ahmad dalam <i>Al-Musnad </i>1/207 & 207-208 & 4/165
dan dalam <i>Al-Fadlaail </i>no. 1756-1757 & 1760; dishahihkan oleh Ahmad
Syaakir dalam <i>syarah</i>-nya terhadap <i>Musnad Ahmad</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mereka
juga memiliki hak pengakuan nasab mereka adalah nasab yang mulia. Hal itu
dikarenakan Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ اللَّهَ
اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ
كِنَانَةَ، وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ، وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي
هَاشِمٍ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
Allah telah memilih dari anak Ismaa’iil, dan telah memilih Quraisy dari
(anak-anak) Kinaanah, dan telah memilih dari (anak-anak) Quraisy Bani Haasyim,
dan telah memilihku dari Bani Haasyim</i>” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2276].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kecintaan
terhadap kemuliaan nasab mengikuti ketaatan dan ketaqwaannya kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Barangsiapa yang tidak taat kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">dan bertaqwa kepada-Nya,
maka tak ada kecintaan karena kemuliaan nasab yang dimilikinya. Alias tak
bermanfaat (<i>useless</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i> </span><span lang="IN" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا ريب أنه لآل
محمد صلى الله عليه وسلم حقا على الأمة لا يشركهم فيه غيرهم ، ويستحقون من زيادة
المحبة والموالاة ما لا يستحقه سائر بطون قريش...وأما ترتيب الثواب والعقاب على
القرابة ، ومدح الله عز وجل للشخص المعين وكرامته عند الله تعالى ، فهذا لا يؤثر
فيه النسب ، وإنما يؤثر فيه الإيمان والعمل الصالح ، وهو التقوى ، كما قال تعالى :
( إن أكرمكم عند الله أتقاكم ) وفي الصحيح ( أن النبي ﷺ سئل : أي الناس أكرم ؟
فقال : أتقاهم )</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Tidak
diragukan keluarga Muhammad </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
mempunyai ha katas umat yang tidak dimiliki oleh siapapun selain mereka. Mereka
juga berhak menerima tambahan kecintaan dan loyalitas dimana hal tersebut tidak
diterima oleh seluruh kabilah Quraisy…. Adapun pengkelasan pahala dan hukuman
atas kekerabatan, serta pujian Allah <i>‘azza wa jalla</i> kepada seorang
individu dan kemuliaannya di sisi Allah <i>ta’ala</i>; maka nasab tidak
berpengaruh. Yang berpengaruh padanya hanyalah iman dan amal shaalih, yaitu
ketaqwaan, sebagaimana firman Allah <i>ta’ala</i> : ‘<i>Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di
antara kalian</i>" (QS. Al-Hujuraat : 13). Dan juga hadits yang terdapat
dalam <i>Ash-Shahiih</i> bahwasannya Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">pernah ditanya : ‘Siapakah
manusia yang paling mulia?’. Maka beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> menjawab : ‘<i>Yang paling bertaqwa
diantara mereka</i>” [<i>Minhaajus-Sunnah</i>, 4/599, 601].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الذي ينفع الناس
طاعة الله ورسوله وأما ما سوى ذلك فإنه لا ينفعهم لا قرابة ولا مجاورة ولا غير ذلك
كما ثبت عنه في الحديث الصحيح أنه قال يا فاطمة بنت محمد لا أغني عنك من الله شيئا
يا صفية عمة رسول الله لا أغني عنك من الله شيئا يا عباس عم رسول الله لا أغني عنك
من الله شيئا وقال ص - إن آل أبي فلان ليسوا لي بأولياء إنما وليي الله وصالح
المؤمنين وقال إن أوليائي المتقون حيث كانوا ومن كانوا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Yang
bermanfaat bagi manusia adalah ketaatan kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan Rasul-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, sedangkan selain keduanya tidaklah
bermanfaat; baik kekerabatan, kedekatan, dan yang lainnya. Hal itu sebagaimana tetap
dari Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dalam hadits shahih bahwasannya beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda : ‘<i>Wahai Faathimah bintu
Muhammad, aku tidak dapat membelamu sedikitpun dari murka Allah. Wahai
Shafiyyah, bibi Rasulullah, aku tidak dapat membelamu sedikitpun dari murka
Allah. Wahai ‘Abbaas, paman Rasulullah, aku tidak dapat membelamu sedikitpun dari
murka Allah</i>’.<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda : ‘<i>Sesungguhnya keluarga Abu
Fulaan bukanlah waliku, sesungguhnya waliku adalah Allah dan orang-orang mukmin
yang shalih</i>’.<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Dan
beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> juga bersabda : ‘<i>Sesungguhnya waliku
adalah orang-orang yang bertaqwa dimanapun ia berada dan siapapun dia</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>”
[<i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i>, 27/435].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh
‘Abdul-Muhsin Al-‘Abbad <i>hafidhahullah</i> berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ويَرَون أنَّ
شرَفَ النَّسَب تابعٌ لشرَف الإيمان، ومَن جمع اللهُ له بينهما فقد جمع له بين
الحُسْنَيَيْن، ومَن لَم يُوَفَّق للإيمان، فإنَّ شرَفَ النَّسَب لا يُفيدُه
شيئاً، وقد قال الله عزَّ وجلَّ: {إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ}،
وقال ﷺ في آخر حديث طويلٍ رواه مسلم في صحيحه (2699) عن أبي هريرة رضي الله عنه:
((ومَن بطَّأ به عملُه لَم يُسرع به نسبُه)).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Ahlus-Sunnah berpendapat bahwa ketinggian nasab mengikuti
ketinggian iman. <u>Barangsiapa yang Allah kumpulkan baginya dua hal tersebut,
sungguh telah terkumpul baginya dua kebaikan</u>. Dan barangsiapa tidak
menetapi/konsekuen pada iman, maka ketinggian nasab tidak bermanfaat
sedikitpun. Allah <i>‘azza wa jalla</i> telah berfirman : ‘<i>Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa</i>’
(QS. Al-Hujuraat : 13). Dan juga berdasarkan sabda Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dalam akhir satu hadits panjang yang
diriwayatkan oleh Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya no. 2699 dari Abu Hurairah <i>radliyallaahu
‘anhu</i> : ‘<i>Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak akan bisa
dipercepat oleh (kemuliaan) nasabnya</i>” [<i>Fadhlu Ahlil-Bait wal-‘Uluwwu
Makaanatihim ‘inda Ahlis-Sunnah wal-Jama’ah</i> oleh ‘Abdul-Muhsin Al-‘Abbad – <a href="http://www.dorar.net/">www.dorar.net</a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">An-Nawawiy
<i>rahimahullah</i> menjelaskan hadits Abu Hurairah yang dibawakan oleh
Asy-Syaikh ‘Abdul-Muhsin <i>hafidhahullah</i> di atas dengan perkataannya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-AE" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَعْنَاهُ : مَنْ
كَانَ عَمَله نَاقِصًا ، لَمْ يُلْحِقهُ بِمَرْتَبَةِ أَصْحَاب الْأَعْمَال ،
فَيَنْبَغِي أَلَّا يَتَّكِل عَلَى شَرَف النَّسَب ، وَفَضِيلَة الْآبَاء ،
وَيُقَصِّر فِي الْعَمَل</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maknanya
: Barangsiapa amalannya kurang, maka (nasabnya) tidak akan menyampaikannya pada
kedudukan orang-orang yang rajin beramal (shalih). Maka seseorang tidak boleh
bersandar pada kemuliaan nasab dan keutamaan nenek-moyang, sementara amalannya defisit”
[<i>Syarh Shahiih Muslim</i>, 17/22-23].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 14 Rajab 1441]<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Seperti pendahulunya dari kalangan Bani
Faathimiyyah yang mendirikan Daulah Faathimiyyah di Mesir, penganut sekte Syi’ah
Ismaa’iiliyyah. Pendirinya, Abu Muhammad ‘Ubaidullah Al-Mahdiy mengklaim
keturunan ahli bait dari jalur Ismaa’iil bin Ja’far Ash-Shaadiq. ‘Ubaidullah
dan keturunannya dari Daulah Faathimiyyah. Daulah Faathimiyyah merupakan
bencana bagi kaum muslimin. Banyak ulama yang mengkafirkan Syi’ah Ismaa’iiliyyah.
Klaim keturunan tidak mengkonsekuensikan agamanya mesti benar. Bahkan, ‘Ubaidullah
dan keturunannya menggunakan faktor nasab sebagai legalisasi meraih
kekuasaan dan membuat aliran yang merusak Islam dari dalam.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca artikel : <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/12/gak-level.html">Gak Level.....</a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Diriwayatkan oleh Muslim no. 206.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Diriwayatkan oleh Ahmad 4/203; shahih.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim dalam <i>As-Sunnah
</i>no. 1011 dan Ath-Thabaraaniy dalam <i>Al-Kabiir</i> 20/120-121 no. 241;
shahih.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Fitnah%20Nasab.docx#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebagai pengaya bacaan, silakan simak artikel
lain di Blog ini berjudul : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/ahlul-bait-nabi-shallallaahu-alaihi-wa.html">Ahlul-Bait
Nabi <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/01/hak-hak-ahlul-bait-menurut-ahlus-sunnah.html">Hak-Hak
Ahlul-Bait Menurut Ahlus-Sunnah</a><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-42419598937311911342020-03-08T09:48:00.001+07:002020-03-10T09:34:29.332+07:00Proteksi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1VHjlF9DzLpfmmFO5kOpXzOC4awQFMvyxEzeaxlp2o8DbNh6viwEa7J2elEa9z9oxuZh5ieMU8LaBBaDZR0_0QRaUKB8oWlCyUr0ifSsqhSsj8Tku8SU0TexCRype4I4PFkQ5iYFi_pD7/s1600/Shield_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1300" data-original-width="1273" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1VHjlF9DzLpfmmFO5kOpXzOC4awQFMvyxEzeaxlp2o8DbNh6viwEa7J2elEa9z9oxuZh5ieMU8LaBBaDZR0_0QRaUKB8oWlCyUr0ifSsqhSsj8Tku8SU0TexCRype4I4PFkQ5iYFi_pD7/s200/Shield_jauzaa.jpg" width="195" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syari'at
Islam memerintahkan untuk takut (hakiki) hanya kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Takut akan adzab-Nya apabila bermaksiat
kepada-Nya, dan beriman bahwa segala hal di dunia ini terjadi dengan qadla dan
qadar Allah. Spirit ini membuat kaum muslimin menjadi sosok-sosok pemberani,
bukan pengecut, untuk menghadapi musuh-musuh Allah dan segala hal yang terjadi
di dunia ini. Betapapun hebat bahaya yang mengancam di depan mata, jika Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tidak menghendaki bahaya tersebut mengenai
diri kita, tidak akan memudlaratkan kita. Sebaliknya. Betapa keras usaha kita
untuk menghindar dari bahaya dan betapa jauh bahaya itu dari diri kita, apabila
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> menghendakinya mengenai diri kita, tidak
bisa kita menghindar. Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ
اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ
قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ
لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ
الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ketahuilah,
bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu,
maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu
yang telah ditetapkan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul
untuk menimpakan suatu kemudlaratan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan
dapat menimpakan kemudlaratan (bahaya) kepadamu kecuali dengan sesuatu yang
telah Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">tetapkan
atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering” [Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy no. 2516 dan ia berkata : “Ini adalah hadits hasan shahih”].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Namun
syari'at Islam juga memerintahkan manusia ketika bahaya datang, untuk berusaha
memproteksi diri mereka agar selamat dan/atau tidak terkena mudlarat. Tidak
bersandar pada keberanian dan takdir semata. Oleh karena itu, saat peperangan
kaum muslimin diperintahkan untuk mempersiapkan kekuatan dan senjata. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن
قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ
وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ
يَعْلَمُهُمْ ۚ </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya</i>" [QS. Al-Anfal : 60].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pasukan juga dibekali dengan helm baja dan baju besi untuk melindungi
tubuh mereka dari tikaman dan tebasan senjata musuh. Bukan dengan jimat kebal
bacok <i>ala</i> satpam penjaga gereja. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَعَلَّمْنَٰهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَّكُمْ
لِتُحْصِنَكُم مِّنۢ بَأْسِكُمْ ۖ فَهَلْ أَنتُمْ شَٰكِرُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan
telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara
kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)</i>"
[QS, Al-Anbiyaa' : 80].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: arial, sans-serif;">ﷺ</span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">tetap
mengenakan baju besi (selain senjata) saat perang, sementara kita tahu beliau
adalah orang yang paling pemberani di kalangan kaum muslimin. Maju perang bertelanjang dada dan tangan kosong dengan alasan berani mati adalah sebuah tindakan
konyol. Bahkan termasuk larangan yang tersebut dalam firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا
تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan</i>” [QS. Al-Baqarah : 195].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
juga ketika wabah penyakit melanda suatu daerah, syari'at Islam melarang kita
untuk masuk ke negeri tersebut agar kita tidak tertular. Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ
فَلَا تَدْخُلُوهَا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Apabila
kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian
memasukinya</i>" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5728 dan Muslim no.
2218].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abul-Waliid
Al-Baajiy <i>rahimahullah </i>menjelaskan:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَوْلُ النَّبِيِّ ﷺ إِذَا سَمِعْتُمْ
بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ يُرِيدُ لِمَا فِيهِ مِنْ التَّغْرِيرِ<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Dan sabda Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Apabila kalian mendengarnya (wabah
tha’un) melanda suatu negeri, maka janganlah kalian mendatanginya</i>’,
maksudnya karena di dalamnya terdapat hal yang membahayakan” [<i>Al-Muntaqaa</i>,
4/273].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-‘Adhiim
Aabaadiy <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَيْ يَحْرُم عَلَيْكُمْ ذَلِكَ لِأَنَّ
الْإِقْدَام عَلَيْهِ جَرَاءَة عَلَى خَطَر وَإِيقَاع لِلنَّفْسِ فِي التَّهْلُكَة
وَالشَّرْع نَاهٍ عَنْ ذَلِكَ ، قَالَ تَعَالَى { وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ
إِلَى التَّهْلُكَة }<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Yaitu diharamkan bagi kalian hal tersebut, karena mendatangi
negeri yang dilanda tha’un merupakan tindakan nekad menantang bahaya dan
menjatuhkan diri dalam kebinasaan, sementara syari’at melarangnya. Allah <i>ta’ala
</i>berfirman : ‘<i>dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan</i>’ (QS. Al-Baqarah : 195)” [<i>‘Aunul-Ma’buud</i>, 8/255].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketika
ada seseorang yang sakit menular, maka hendaknya ia dijauhkan dari orang yang
sehat untuk mencegah yang lain ikut tertular. Jika diperlukan, dikarantina
secara khusus. Tindakan proteksi ini sudah ma'ruf dalam dunia kesehatan.
Syari'at Islam juga telah mengaturnya. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Janganlah
yang sehat dicampur dengan yang sakit</i>" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 5771 dan Muslim no. 2221].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">An-Nawawiy
<i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَأُرْشِدَ فِيهِ إِلَى مُجَانَبَة مَا
يَحْصُل الضَّرَر عِنْده فِي الْعَادَة بِفِعْلِ اللَّه تَعَالَى وَقَدْره</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dalam
hadits tersebut memberikan bimbingan untuk menjauhkan diri dari sesuatu yang dapat
mengantarkan bahaya di sisinya menurut kebiasaan, dengan perbuatan dan takdir
Allah <i>ta’ala</i>” [<i>Syarh Shahiih Muslim</i>, 7/373].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Meskipun
larangan dalam hadits ini berkaitan dengan unta, akan tetapi secara hukum juga
mencakup manusia.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Usaha-usaha
tersebut di atas tidak bertentangan dengan tauhid. Bahkan, merupakan bentuk
kesempurnaan tauhid seseorang. Usaha mencari sebab dan bertawakkal kepada Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> merupakan satu kesatuan dan tidak
bertentangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
satu ayat, Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berfirman akan memberikan rezeki kepada
hamba-Nya yang bertaqwa:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ
مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar
(bagi semua urusannya). Dan memberinya rezeki dari arah yang tidada
disangka-sangkanya</i>” [QS. Ath-Thalaq : :2-3]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rezeki
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">tidak
tiba-tiba jatuh dari langit dalam bentuk makanan atau uang, akan tetapi dicari
dengan usaha, menggerakkan anggota badan. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ
ذَلُولا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dialah
Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, <u>maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya</u>. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan</i>” [QS. Al-Mulk : 15].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا
فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Apabila
telah ditunaikan shalat, maka <u>bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk mencari
rezeki dan usaha yang halal) dan carilah karunia Allah</u>, dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung</i>" [QS. Al-Jumu’ah : 10].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ
عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو
خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Seandainya
kalian bertawakal pada Allah dengan tawakal yang sebenarnya, sungguh Dia akan
melimpahkan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia melimpahkan rezeki kepada
burung yang <u>pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar</u> dan
kembali sore harinya dalam keadaan kenyang</i>" [Diriwayatkan oleh Ahmad
1/52, At-Tirmidziy no. 2344, Ibnu Maajah no. 4164, dan yang lainnya; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
kita ingin sehat dan tidak sakit atau tidak tertular penyakit, maka lakukanlah
langkah-langkah yang membuat kita sehat dan tidak sakit. Sudah diberi
peringatan Pemerintah bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
kanker, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin; masih saja merokok
klepas-klepus sambil berdalih : 'Merokok hanya makruh'. Bertentangan dengan prinsip
<i>ikhtiyaar</i>, bertentangan syari'at dan (tentu saja) berdosa. Maka, jangan
merokok, jangan mendekati perokok, dan jangan kumpul-kumpul di majelis atau
pengajian para perokok. Jika ingin rumah kita menyehatkan bagi penghuninya,
maka jaga kebersihan, jaga sirkulasi udara, kelola sampah, dan jauhkan segala
hal yang menjadi biang penyakit dari dalam rumah. Cuci tangan kita dengan sabun
sehabis bergelut dengan tanah jika tidak ingin cacing gelang <i>nongkrong</i>
di perut kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto
di bawah adalah 'pengosongan sementara' area thawaf Ka'bah karena kegiatan
pembersihan dan sterilisasi Pemerintah Saudi terkait wabah korona. Usaha
tersebut dilakukan sebagai langkah protektif untuk keamanan dan kesehatan warga
Saudi serta kaum muslimin lainnya yang akan melaksanakan 'umrah/haji. Abaikan caption
konyolnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 13 Rajab 1441].</span><o:p></o:p></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFFJPHwkwRU8320m6f4ihxX8uzLSsssD8dlK-1D7Vd3p0OQZXsQ9gywdx_VGrS-1Y1BsjZHkDjGQr-2y3qX-QtwbT9JTtGIy8wZ5_txJso1k_usuFh_Efz0AY50NjddTKF_HMSjvk5kWdK/s1600/corona_saudi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="859" data-original-width="639" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFFJPHwkwRU8320m6f4ihxX8uzLSsssD8dlK-1D7Vd3p0OQZXsQ9gywdx_VGrS-1Y1BsjZHkDjGQr-2y3qX-QtwbT9JTtGIy8wZ5_txJso1k_usuFh_Efz0AY50NjddTKF_HMSjvk5kWdK/s640/corona_saudi.jpg" width="475" /></a></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-90545558711946037832020-02-20T00:27:00.001+07:002020-02-20T00:27:16.567+07:00Meletakkan Tangan di Dada Saat Berdiri Shalat<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL_BYVY-H1-Iib40ssTK7Q7zPXTWmnU0FYbT9RwNyjce5CGuXHeJrQdZBmUYH9quYzwBIk_NymvCOQhkF9KLr9eQjr36gwPSi9hqk2d7XzgSsiK5OsXtAjFnPA6_fzTTvuhV8ENixLOlMh/s1600/shalat+-+jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="867" data-original-width="1299" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL_BYVY-H1-Iib40ssTK7Q7zPXTWmnU0FYbT9RwNyjce5CGuXHeJrQdZBmUYH9quYzwBIk_NymvCOQhkF9KLr9eQjr36gwPSi9hqk2d7XzgSsiK5OsXtAjFnPA6_fzTTvuhV8ENixLOlMh/s200/shalat+-+jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ada
tulisan yang bilang, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada, <i>nggak
</i>ada salafnya. Hanya pendapat ulama belakangan. Benarkah demikian ? Di sini
saya hanya akan mencoba menuliskan sedikit perkataan ulama yang berkaitan
dengan bahasan ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Thaawuus
<i>rahimahulah</i> (w. 106 H) berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَضَعُ يَدَهُ
الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى ثُمَّ يَشُدُّ بَيْنَهُمَا عَلَى صَدْرِهِ
وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> meletakkan tangan kanannya di atas tangan
kirinya dengan erat di dadanya dalam shalat” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no.
759].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanadnya
<i>mursal</i> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial;">(karena status Thaawus <i>taabi’iy</i>)</span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
akan tetapi shahih hingga Thaawus sehingga dapat dipertimbangkan sebagai
pendapatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Baihaqiy
<i>rahimahullah</i> (w. 458 H) menyebutkan dalam kitabnya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">باب وضع اليدين على الصدر في الصلاة من
السنة</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Bab
: Meletakkan Kedua Tangan di Dada ketika Shalat termasuk Sunnah" [<i>As-Sunan
Al-Kubraa</i>, 2/45].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ar-Raafi'iy
<i>rahimahullah</i> (w. 623 H) berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لنا ما روى عن علي رضى الله عنه انه فسر
قوله تعالي (فصل لربك وانحر) بوضع اليمين على الشمال تحت النحر</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"BAGI
KAMI adalah apa yang diriwayatkan dari 'Aliy radliyallaahu 'anhu bahwasannya ia
menafsirkan firman Allah <i>ta'ala</i> : '<i>fasholli li-robbika wan-har</i>,
yaitu dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah pangkal
tenggorokan" [<i>Al-'Aziizz Syarh Al-Wajiiz</i>, 1/478 - <a href="http://bit.ly/2Swf5uA">http://bit.ly/2Swf5uA</a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Rajab Al-Hanbaliy <i>rahimahullah</i> (w. 795 H) berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وروي عن علي -أيضا- وعن سعيد بن جبير ، أنه
يضعهما على صدره ، وهو قول الشافعي</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Dan
diriwayatkan juga dari 'Aliy yang berasal dari jalan Sa'iid bin Jubair,
bahwasannya ia ('Aliy) meletakkan kedua tangannya di dadanya. Ini adalah
pendapat Asy-Syaafi'iy" [<i>Fathul-Baariy</i>, 5/178].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tentang
hadits Waail bin Hujr <i>radliyallaahu ‘anhu</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ وَقَدْ وَضَعَ
يَدَيْهِ عَلَى صَدْرِهِ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku
pernah melihat Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dimana beliau meletakkan kedua tangannya
di dadanya, salah satunya di atas yang lain” [silakan baca pembahasannya di <a href="http://bit.ly/38e0SZI">http://bit.ly/38e0SZI</a>]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">meskipun
dhahirnya menjelaskan meletakkan kedua tangan di atas dada, namun sebagian
ulama menafsirkan maksudnya adalah meletakkannya di atas pusar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Qudamah Al-Maqdisiy <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَعَنْ أَحْمَدَ ؛ أَنَّهُ يَضَعُهُمَا
فَوْقَ السُّرَّةِ . وَهُوَ قَوْلُ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ، وَالشَّافِعِيِّ ؛
لِمَا رَوَى وَائِلُ بْنُ حُجْرٍ قَالَ { : رَأَيْت النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى صَدْرِهِ إحْدَاهُمَا عَلَى
الْأُخْرَى }</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Dari
Ahmad, bahwasannya ia meletakkan kedua tangannya di atas pusar. Ini adalah
pendapat Sa'iid bin Jubair dan Asy-Syaafi'iy, berdasarkan hadits yang diriwayatkan
Waail bin Hujr, ia berkata : Aku pernah melihat Nabi <i>shallallaahu 'alaihi wa
sallam</i> shalat, lalu beliau meletakkan kedua tangannya di dadanya, salah
satunya di atas yang lain" [<i>Al-Mughniy</i>, 2/331].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<i>Ndak</i>
‘bertentangan’ sebenarnya...]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun
dalam kitab <i>Al-Majmuu' Syarh Al-Muhadzdab</i> disebutkan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والمستحب أن يجعلهما تحت الصدر لما روى
وائل قال " رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي فوضع يديه علي صدره
احداهما علي الاخرى</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Disunnahkan
meletakkan keduanya di bawah dada berdasarkan hadits yang diriwayatkan Waail,
ia berkata : Aku pernah melihat Nabi <i>shallallaahu 'alaihi wa sallam</i>
shalat, lalu beliau meletakkan kedua tangannya di dadanya, salah satunya di
atas yang lain" [3/310].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Definisi
dada yang terdapat dalam kamus adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">صدر الإنسان الجزء الممتد من أسفل العنق
إلى فضاء الجوف</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dada
manusia adalah bagian yang melebar dari bawah leher hingga batas rongga perut”
[<i>Al-Mu'jamul-Wasiith</i>, 1/105].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Selama
tangan diletakkan di area dada, maka di situlah tempat meletakkan kedua tangan
saat berdiri shalat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 20022020].<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-39940285795605951382020-02-19T22:43:00.000+07:002020-02-20T00:54:40.631+07:00Mu'aththilah<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqBU7eZ8OQ7O4ZcHzMxW0tkmlTpDM7AIrZxCftCr4tv7Wxl3iDSA5A4x9HOmrUUt_Ri5m9SbVs25WR7bNJavE1uOBznVBzbQ-kcmLxhUK2F3xGB6g_hQKpL5-teX2KXNWCdEcNvPyadT05/s1600/maktabah-jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="500" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqBU7eZ8OQ7O4ZcHzMxW0tkmlTpDM7AIrZxCftCr4tv7Wxl3iDSA5A4x9HOmrUUt_Ri5m9SbVs25WR7bNJavE1uOBznVBzbQ-kcmLxhUK2F3xGB6g_hQKpL5-teX2KXNWCdEcNvPyadT05/s200/maktabah-jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mu'aththilah </span></i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">adalah pengingkar/penolak sifat-sifat Allah. Jelas sesatnya. Ada
yang menolak semuanya, ada pula yang menolak sebagian. Keberadaan mereka masyhur
zaman dulu di bawah bendera Jahmiyyah yang mengkampanyekan <i>Khalqul-Qur'an </i>dan
penolakan sifat-sifat Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para ulama <i>mutaqaddimiin</i>
mengkritik sangat keras penganut sekte ini, bahkan mengkafirkannya, meskipun
yang diingkari hanya sebagian sifat saja (tidak keseluruhan). Seperti misal
penolakan mereka terhadap sifat kalam, sehingga menetapkan ‘aqidah baru <i>Khalqul-Qur’an
</i>(Al-Qur’an adalah makhluk).</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sufyaan Ats-Tsauriy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ قَالَ إِنَّ قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَدُ مَخْلُوقٌ فَهُوَ كَافِر</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa yang mengatakan :
‘Sesungguhnya ayat <i>qul huwallaahu ahad, allaahush-shamad</i> adalah
makhluk’, maka ia kafir” [Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad dalam <i>As-Sunnah</i>
no. 7].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Yahyaa bin Khalaf Al-Muqri’ <i>rahimahullah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كُنْتُ عِنْدَ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ،
فَجَاءَهُ رَجُلٌ، فَقَالَ: مَا تَقُولُ فِيمَنْ يَقُولُ: " الْقُرْآنُ
مَخْلُوقٌ؟، قَالَ: عِنْدِي كَافِرٌ، فَاقْتُلُوهُ "، وَقَالَ يَحْيَى بْنُ
خَلَفٍ: فَسَأَلْتُ اللَّيْثَ بْنَ سَعْدٍ، وَابْنَ لَهِيعَةَ عَمَّنْ قَالَ:
الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ ؟ فَقَالا: " كَافِرٌ "</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku pernah berada di samping Maalik
bin Anas. Lalu datanglah seorang laki-laki yang kemudian berkata : ‘Apa
pendapatmu tentang orang yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk?’. Maalik
menjawab : ‘Menurutku kafir, bunuhlah ia”. Yahyaa bin Khalaf berkata : “Lalu
aku bertanya kepada Al-Laits bin Sa’d dan Ibnu Lahii’ah tentang orang yang
mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka mereka menjawab : ‘Kafir”
[Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam <i>Al-Kubraa</i>, 10/206].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Aliy bin Sahl Ar-Ramliy <i>rahimahulah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">سَأَلْتُ الشَّافِعِيَّ عَنِ الْقُرْآنِ،
فَقَالَ لِي: " كَلامُ اللَّهِ غَيْرُ مَخْلُوقٍ "، قُلْتُ: فَمَنْ
قَالَ بِالْمَخْلُوقِ، فَمَا هُوَ عِنْدَكَ؟، قَالَ: كَافِرٌ "، فَقُلْتُ
لِلشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ: مَنْ لَقِيتَ مِنْ أُسْتَاذِيكَ قَالُوا مَا
قُلْتَ؟ قَالَ: " مَا لَقِيتُ أَحَدًا مِنْهُمْ إِلا قَالَ: مَنْ قَالَ فِي
الْقُرْآنِ مَخْلُوقٌ فَهُوَ كَافِرٌ عِنْدَهُمْ</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku bertanya kepada Asy-Syaafi’iy
tentang Al-Qur’an, lalu ia berkata kepadaku : ‘Kalaamullah, bukan makhluk’. Aku
bertanya : ‘Orang yang mengatakan makhluk, bagaimana menurut pendapatmu?’. Ia
menjawab : ‘Kafir’. Aku kembali bertanya kepada Asy-Syaafi’iy <i>rahimahullah </i>:
‘Orang yang engkau temui dari kalangan guru-gurumu, mereka juga mengatakan apa
yang engkau katakan ?’. Ia menjawab : ‘Aku tidak bertemu dengan seorangpun diantara
mereka melainkan ia mengatakan : barangsiapa yang mengatakan tentang Al-Qur’an
adalah makhluk, makai a kafir – menurut mereka” [<i>Idem</i>].<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mu'aththilah.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Atau dalam pengingkaran sifat
‘Ulluw, Ibnu Khuzaimah <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ لَمْ يُقِرَّ بِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى عَلَى عَرْشِهِ قَدِ
اسْتَوَى فَوْقَ سَبْعِ سَمَاوَاتِهِ، فَهُوَ كَافِرٌ بِرَبِّهِ يُسْتَتَابُ،
فَإِنْ تَابَ، وَإِلا ضُرِبَتْ عُنُقُهُ</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa yang tidak mengatakan
bahwasannya Allah ta’ala beristiwa’ di atas ‘Arsy, di atas tujuh lagit, maka ia
telah kafir terhadap Rabbnya. Ia diminta untuk bertaubat. Jika mau bertaubat,
maka diterima, jika tidak, dipenggal lehernya” [<i>Ma’rifatu ‘Uluumil-Hadiits</i>
hal. 84].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ad-Daarimiy <i>rahimahullah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَمَنْ لَمْ يَقْصِدْ بِإِيمَانِهِ وَعِبَادَتِهِ إِلَى اللَّهِ
الَّذِي اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ فَوْقَ سَمَوَاتِهِ، وَبَانَ مِنْ خَلْقِهِ،
فَإِنَّمَا يَعْبُدُ غَيْرَ اللَّهِ</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa yang tidak bermaksud
dengan keimanan dan peribadahannya kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang berisitiwaa’ di
atas ‘Arsy di atas langit-langit-Nya, serta terpisah dengan makhluk-Nya; maka
ia hanyalah beribadah kepada selain Allah” [<i>Ar-Radd ‘alal-Jahmiyyah</i>,
hal. 69].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sa’iid bin ‘Aamir <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الْجَهْمِيَّةُ أَشَرُّ قَوْلا مِنَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى،
قَدِ اجْتَمَعَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى، وَأَهْلُ الأَدْيَانِ أَنَّ اللَّهَ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى الْعَرْشِ، وَقَالُوا هُمْ: لَيْسَ عَلَى الْعَرْشِ
شَيْءٌ "</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Jahmiyyah memiliki pendapat yang
lebih buruk daripada orang Yahudi dan Nashara. Orang Yahudi, Nashara, dan para
pemeluk agama lain bersepakat bahwa Allah <i>tabaaraka wa ta’ala </i>di atas
‘Arsy, sedangkan mereka berkata : ‘Di atas ‘Arsy tidak ada sesuatupun” [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy dalam <i>Khalqu Af’aalil-‘Ibaad</i>, 1/26].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Yaziid bin Haaruun <i>rahimahulah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ زَعَمَ أَنَّ الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى عَلَى
خِلافِ مَا يَقِرُّ فِي قُلُوبِ الْعَامَّةِ، فَهُوَ جَهْمِيٌّ</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa yang menyangka bahwa <i>Allah
Yang Maha Pemurah, beristiwaa’ di atas 'Arsy</i> (QS. Thaha : 5) berbeda dengan
apa yang diyakini oleh kaum muslimin, maka ia Jahmiy” [<i>Idem</i>, 1/41].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Abdullah bin Al-Mubaarak <i>rahimahullah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">نَعْرِفُ رَبَّنَا فَوْقَ سَبْعِ سَمَاوَاتٍ، عَلَى الْعَرْشِ
اسْتَوَى، بَائِنٌ مِنْ خَلْقِهِ، وَلا نَقُولُ كَمَا قَالَتِ الْجَهْمِيَّةُ
بِأَنَّهُ هَهُنَا، وَأَشَارَ إِلَى الأَرْضِ</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kami mengetahui Rabb kami berada di
atas tujuh langit, beristiwaa’ di atas ‘Arsy, terpisah dari makhluk-Nya. Dan
kami tidak mengatakan seperti yang dikatakan Jahmiyyah bahwasannya Allah ada di
sini” – dan ia berisyarat menunjuk ke bumi/tanah [Diriwayatkan oleh ‘Abdullah
bin Ahmad dalam <i>As-Sunnah</i> no. 174 dan Al-Baihaqiy dalam <i>Al-Asmaa’
wash-Shifaat </i>no. 903].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan Jahmiyyah adalah <i>mu’aththilah
</i>yang kafir dengan kekafiran lebih buruk daripada Yahudi dan Nashara –
sebagaimana riwayatnya akan dituliskan di bawah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abul-Qaasim Al-Ashbahaaniy <i>rahimahullah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأخبر عن فرعون أنه قَالَ: يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا
لَعَلِّي أَبْلُغُ الأَسْبَابَ * أَسْبَابَ السَّمَوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ
مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ كَاذِبًا فكان فرعون قد فهم عن مُوسَى أنه يثبت إلها
فوق السماء حتى رام بصرحه أن يطلع إليه، وأتهم مُوسَى بالكذب فِي ذَلِكَ؟ والجهمية
لا تعلم أن الله فوقه بوجود ذاته، فهم أعجز فهما من فرعون.</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> mengkabarkan tentang
Fir’aun, bahwasannya ia berkata: ‘<i>Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah
bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu
langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya
seorang pendusta</i>’ (QS. Al-Mukmin : 36-37). Sungguh, Fir’aun memahami Musa
yang menetapkan tuhan/<i>ilah</i> di atas langit, hingga ia ingin dibuatkan
menara agar dapat naik mencapai-Nya. Namun Fir’aun menuduh Musa berbuat
kedustaan atas hal tersebut. Adapun Jahmiyyah tidak mengetahui bahwa Alah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> di atasnya dengan
wujud Dzaat-Nya. Maka mereka (Jahmiyyah) itu adalah orang yang lebih lemah
pemahamannya dibandingkan Fir’aun” [<i>Al-Hujjaah fii Bayaanil-Mahajjah</i>,
2/115].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah </i>memberikan
penjelasan tentang keburukan dan kekufuran penganut paham <i>mu’aththilah</i> dan
hubungannya dengan kesyirikan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الشرك شركان شرك بتعلق بذات المعبود
وأسمائه وصفاته وأفعاله وشرك فى عبادته ومعاملته وإن كان صاحبه يعتقد أنه سبحانه
لا شريك له فى ذاته ولا فى صفاته ولا فى أفعاله <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والشرك الأول نوعان <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أحدهما شرك التعطيل وهو أقبح أنواع
الشرك كشرك فرعون إذ قال : وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ. وقال تعالى مخبرا عنه أنه
قال : وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ
الْأَسْبَابَ * أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي
لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا. فالشرك والتعطيل متلازمان فكل مشرك معطل وكل معطل مشرك لكن
لا يستلزم أصل التعطيل بل قد يكون المشرك مقرا بالخالق سبحانه وصفاته ولكن عطل حق
التوحيد</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأصل الشرك وقاعدته التي ترجع إليها
هو التعطيل وهو ثلاثة أقسام:</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">تعطيل المصنوع عن صانعه وخالقه <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وتعطيل الصانع سبحانه عن كماله
المقدس بتعطيل أسمائه وصفاته وأفعاله <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وتعطيل معاملته عما يجب على العبد
من حقيقة التوحيد....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Kesyirikan ada dua:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kesyirikan yang terkait dengan Dzaat Allah, nama-nama,
sifat-sifat, dan perbuatan-Nya;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kesyirikan dalam peribadahan dan muamalah kepada-Nya, meskipun
pelakunya berkeyakinan bahwa Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam Dzaat-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kesyirikan yang pertama dibagi
menjadi dua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<b><i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kesatu</span></i></b><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, adalah <u>syirik <i>ta’thiil</i> yang merupakan jenis
kesyirikan yang paling buruk</u> seperti kesyirikan Fir’aun ketika ia berkata:
‘<i>Siapa Tuhan semesta alam itu?</i>’ (QS. Asy-Syu’araa’ : 23). Dan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman tentang
Fir’aun yang berkata: ‘<i>Dan berkatalah Firaun: "Hai Haman, buatkanlah
bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu)
pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku
memandangnya seorang pendusta</i>’ (QS. Al-Mukmin : 36-37). Kesyirikan yang <i>ta’thiil
</i>saling mengkonsekuensikan (satu dengan yang lainnya). Setiap musyrik adalah
<i>mu’aththil</i>, dan setiap <i>mu’aththil</i> adalah musyrik. Akan tetapi
(kesyirikan) tidak mengkonsekuensikan pokok <i>ta’thiil</i>. Bahkan kadangkala
seorang musyrik mengakui Al-Khaaliq </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan sifat-sifat-Nya,
akan tetapi dirinya meniadakan hak tauhid.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan pokok dan dasar kesyirikan adalah
<i>ta’thiil</i>, yang terdiri dari tiga macam, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Men-<i>ta’thiil</i> (meniadakan) yang diciptakan dari (Allah)
Yang Membuat dan Yang Menciptakannya;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Men-<i>ta’thiil</i> (meniadakan) (Allah) Yang Membuat </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dari kesempurnaan-Nya
yang suci melalui <i>ta’thiil</i> nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-Nya;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Men-<i>ta’thiil</i> (meniadakan) mu’amalah dengan-Nya dari
(mengerjakan) apa-apa yang diwajibkan atas seorang hamba dari hakikat tauhid”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[<i>Al-Jawaabul-Kaafiy</i>, hal.
253-254].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemudian Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah
</i>menjelaskan bahwa dari <i>ta’thiil</i> tersebut muncul kesyirikan sekte <i>wihdatul-wujuud</i>
dan orang-orang <i>mulhid</i> (atheis). Lalu beliau <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ومن هذا شرك من عطل أسماء الرب
تعالى وأوصافه وأفعاله من غلاة الجهمية والقرامطة فلم يثبتوا أسما ولا صفة بل
جعلوا المخلوق أكمل منه إذا كمال الذات بأسمائها وصفاتها</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan dari sini, orang-orang yang
men-<i>ta’thiil </i>(meniadakan) nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan Rabb <i>ta’ala</i>
dari kalangan Jahmiyyah dan Qaraamithah ekstrem berbuat kesyirikan. Mereka
tidak menetapkan nama-nama maupun sifat (bagi Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), namun menjadikan
makhluk lebih sempurna daripada-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> karena kesempurnaan
Dzat adalah dengan (penetapan kesempurnaan) nama-nama dan sifat-sifat-Nya” [<i>idem</i>,
hal. 254].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemudian Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah
</i>menjelaskan jenis kesyirikan <b><i>kedua</i></b>, yaitu kesyirikan dalam <i>uluhiyyah</i>
dengan menjadikan selain Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> ilah yang lain, meskipun
ia tidak men-<i>ta’thiil </i>(meniadakan) nama-nama, sifat-sifat, dan
rubuubiyyah-Nya. Jenis kesyirikan ini adalah kesyirikan orang-orang Nashara
dengan ajaran trinitasnya, Majusi, dan Qadariyyah. Adapun jenis kesyirikan <b><i>ketiga</i></b>
adalah syirik berupa <i>riyaa’ </i>dalam ibadah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Setelah itu, beliau <i>rahimahullah </i>menegaskan
bahwa <i>mu’aththil</i> lebih buruk daripada musyrik:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فإن المشرك المقر بصفات الرب خير من
المعطل الجاحد لصفات كماله كما أن أقر بالملك للملك ولم يجحد ملكه ولا الصفات التى
استحق بها الملك لكن جعل معه شريكا فى بعض الأمور تقربا إليه خير ممن جحد صفات
الملك وما يكون به الملك ملكا هذا أمر مستقر فى سائر الفطر والعقول</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Musyrik yang mengakui sifat-sifat
Rabb lebih baik daripada <i>mu’aththil</i> yang menolak/mengingkari sifat-sifat
kesempurnaan-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Sebagaimana halnya
orang yang mengakui kerajaan bagi seorang raja tanpa mengingkari kerajaannya
dan sifat-sifat yang berhak dimiliki raja tersebut, akan tetapi dirinya
menjadikan orang lain sebagai sekutu/tandingan bagi raja tersebut pada sebagian
perkara dalam rangka mendekatkan diri pada sang raja; maka itu lebih baik
daripada orang yang mengingkari sifat-sifat raja dan mengingkari segala sesuatu
yang menjadikannya sebagai raja. Perkara ini diakui oleh seluruh fitrah dan
akal manusia….” [<i>idem</i>, hal. 282].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Di tempat lain, Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فشرك عباد الأصنام والأوثان
والكواكب والشمس والقمر خير من توحيد هؤلاء بكثير فإنه شرك في الإلهية مع إثبات
صانع العالم وصفاته وأفعاله وقدرته ومشيئته وعلمه بالكليات والجزئيات وتوحيد هؤلاء
تعطيل الربوبية والإلهية وسائر صفاته وهذا التوحيد ملازم لأعظم أنواع الشرك ولهذا
كلما كان الرجل أعظم تعطيلا كان أعظم شركا ولا تجد معطلا نافيا إلا وفيه من الشرك
بقدر ما فيه من التعطيل وتوحيد الجهمية والفلاسفة مناقض لتوحيد الرسل من كل وجه
فإن مضمون توحيد الجهمية إنكار حياة الرب وعلمه وقدرته وسمعه وبصره وكلامه
واستوائه على عرشه ورؤية المؤمنين له بأبصارهم عيانا من فوقهم يوم القيامة وإنكار
وجهه الأعلى ويديه ومجيئه وإتيانه ومحبته ورضاه وغضبه وضحكه وسائر ما أخبر به
الرسول عنه .</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka kesyirikan para penyembah
patung, berhala, bintang, matahari, dan bulan jauh lebih baik daripada
ketauhidan mereka (<i>mu’aththilah</i>). Karena kesyirikan mereka dalam <i>ilahiyyah</i>
dengan menetapkan adanya (Allah) Pencipta alam semesta, sifat-sifat, perbuatan,
kekuasaan, kehendak, dan ilmu-Nya secara keseluruhan maupun partikular;
sementara ketauhidan mereka dengan men-<i>ta’thiil </i>(meniadakan) <i>rubuubiyyah</i>,
<i>ilahiyyah</i>, dan seluruh sifat-sifat-Nya. Ketauhidan seperti ini
menghasilkan jenis kesyirikan yang paling besar. Oleh karena itu, orang yang
paling besar <i>ta’thil</i>-nya, maka paling besar pula kesyirikannya. Tidak
engkau temui seorang <i>mu’aththil</i> yang menafikkan (sifat-sifat Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) melainkan padanya
ada kesyirikan yang besarnya sesuai dengan kadar <i>ta’thiil</i>-nya. Tauhid
Jahmiyyah dan Falaasifah kontradiktif dengan tauhid para rasul dari segala
sisi. Karena kandungan tauhid Jahmiyyah adalah pengingkaran terhadap sifat Maha
Hidup Rabb </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, pendengaran-Nya, penglihatan-Nya,
perkataan/firman-Nya, <i>istiwaa’</i>-Nya di atas ‘Arsy, dan <i>ru’yah </i>kaum
mukminin kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang berada di atas
mereka dengan mata mereka sendiri kelak di hari kiamat. Serta pengingkaran
terhadap wajah-Nya yang Maha Tinggi, kedua tangan-Nya, sifat <i>maji’ </i>dan <i>ityaan
</i>(kedatangan)-Nya, kecintaan-Nya, ridla-Nya, kemarahan-Nya, tertawa-Nya, dan
seluruh yang dikabarkan Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tentang-Nya” [<i>Ash-Shawaaiqul-Mursalah</i>,
3/1111-1112].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apa yang dijelaskan Ibnul-Qayyim
merupakan ‘aqidah salaf <i>mutaqaddimiin</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Haaruun bin 'Abdillah
Al-Hammaal, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Haaruun bin Ma'ruuf <i>rahimahumullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ قَالَ الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ
فَهُوَ يَعْبُدُ صَنَمًا، ثُمَّ قَالَ لِي: احْكِ هَذَا عَنِّي</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Barangsiapa mengatakan
Al-Qur'an adalah makhluk, maka ia (seperti) menyembah berhala (karena tidak beriman
terhadap sifat kalaam <sup>- Pent.</sup>)". Kemudian ia (Haaruun bin
Ma'ruuf) berkata kepadaku : "Ceritakanlah (kepada orang-orang) perkataan
ini dariku" [Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin Ahmad dalam <i>As-Sunnah</i>
no. 63. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Baththah dalam <i>Al-Ibaanah</i> 2/174,
dari jalan Haaruun bin 'Abdillah Al-Bazzaar, dari Haaruun bin Ma'ruuf].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>'Abdullah bin Ma'bad
bin Ibraahiim bin Sa'd <i>rahimahumullah</i> berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ قَالَ: الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ،
فَهُوَ يَعْبُدُ صَنَمًا</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Barangsiapa mengatakan
Al-Qur'an adalah makhluk, maka ia (seperti) menyembah berhala"
[Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam <i>Al-Ibaanah</i> 2/174].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>'Abdullah bin Idriis <i>rahimahumallah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الْيَهُودُ، وَالنَّصَارَى،
وَالْمَجُوسُ هُمْ وَاللَّهِ خَيْرٌ مِمَّنْ يَقُولُ الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Yahudi, Nashara, dan Majusi,
mereka itu - demi Allah - lebih baik daripada orang yang mengatakan Al-Qur'an
adalah makhluk" [<i>Idem</i>, 2/167].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Mubaarak dan Muusaa bin A'yan <i>rahimahumullah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ قَالَ: الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ ؛
فَهُوَ كَافِرٌ أَكْفَرُ مِنْ هُرْمُزَ</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Barangsiapa mengatakan
Al-Qur'an adalah makhluk, maka ia kafir, lebih kafir daripada Hurmuz"
[Diriwayatkan oleh Al-Laalikaa'iy dalam <i>Syarh Ushuulil-I'tiqaad</i> no.
429].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hurmuz adalah penguasa Persia
beragama Majusi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu 'Ubaid Al-Qaasim bin Salaam <i>rahimahumallah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ قَالَ الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ
فَهُوَ شَرٌّ مِمَّنْ، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ جَلَّ اللَّهُ
وَتَعَالَى ؛ لأَنَّ أُولَئِكَ يُثْبِتُونَ شَيْئًا، وَهَؤُلاءِ لا يُثْبِتُونَ
الْمَعْنَى</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Barangsiapa yang mengatakan
Al-Qur'an adalah makhluk, maka ia lebih buruk daripada orang yang mengatakan
'sesungguhnya Allah itu tiga (trinitas)'. Maha Agung dan Maha Tinggi Allah
(dari apa yang mereka ucapkan). Karena mereka (Nashara) menetapkan sesuatu,
sedangkan mereka (Jahmiyyah) tidak menetapkan makna" [<i>Idem</i>, no. 452
& 509].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ قَالَ: الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ،
فَقَدِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ، وَقَالَ عَلَى اللَّهِ مَا لَمْ
تَقُلْهُ الْيَهُودُ، وَلا النَّصَارَى<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>"Barangsiapa yang
mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, sungguh ia mengada-adakan kedustaan
terhadap Allah, dan ia telah mengatakan terhadap Allah apa yang tidak dikatakan
oleh orang Yahudi dan Nashara" [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam <i>Al-Ibaanah</i>
2/169 dan Al-Baihaqiy dalam <i>Al-Asmaa' wash-Shifaat</i> no. 560].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu Khuzaimah <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فالمعطلة الجهمية: الّذين هُمْ شر
من اليهود والنصارى والمجوس كالأنعام بل أضل</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kaum <i>mu’aththilah</i> jahmiyyah
yang mereka itu lebih jelek daripada orang Yahudi, Nashara, dan Majusi adalah
seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat” [<i>At-Tauhiid</i>, 1/202].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Bukhaariy rahimahullah berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">نَظَرْتُ فِي كَلامِ الْيَهُودِ
وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسِ فَمَا رَأَيْتُ أَضَلَّ فِي كُفْرِهِمْ مِنْهُمْ</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aku meneliti perkataan orang
Yahudi, Nashara, dan Majusi; maka aku tidak melihat yang lebih sesat dalam
kekufuran mereka (Yahudi, Nashara, dan Majusi) daripada Jahmiyyah” [<i>Khalqu
Af’aalil-‘Ibaad</i>, 1/32].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu Thaahir Al-Maqdiisiy <i>rahimahullah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قرأت على أبي بكر السمسار بأصبهان، أخبركم جعفر الفقيه قال: سألت
أبا القاسم سليمان الطبراني: ما قولك -رحمك الله- فيمن يقول: إن أهل التوحيد
يخرجون من النار إلا من يقول: القرآن مخلوق؟ فكتب في جوابه:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">من قال: القرآن مخلوق فهو كافر بالله العظيم بلا اختلاف بين أهل
العلم والسنة؛ لأنه زعم أن الله تعالى مخلوق؛ لأن القرآن كلام الله عز وجل تكلم به
وكلم به جبريل الروح الأمين، وأنزله جبريل عليه السلام من عند الله هكذا. قال الله
تبارك وتعالى: {نزل به الروح الأمين}، وأنزله جبريل على قلبك، من قال: إنه مخلوق،
فهو شر من اليهود والنصارى وعبدة الأوثان، وليس من أهل التوحيد المخلصين الذين
أدخلهم الله النار عقوبة منه لأعمال استوجبوا بها النار، فيخرجهم الله من النار
برحمته وشفاعة نبيه محمد صلى الله عليه وسلم وشفاعة الشافعين، ومن زعم أن من يقول:
((إن القرآن مخلوق)) يخرج من النار فهو كافر كمن زعم أن اليهود والنصارى يخرجون من
النار.</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Aku pernah membacakan (riwayat)
kepada Abu Bakr As-Simsaariy di Ashbahaan : Telah mengkhabarkan kepada kalian
Ja’far Al-Faqiih, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Abul-Qaasim Sulaimaan
Ath-Thabaraaniy : “Apa pendapatmu – semoga Allah memberikan rahmat kepadamu –
terhadap orang yang mengatakan : Ahli tauhid keluar dari neraka kecuali orang
yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk ?. Ia menuliskan jawabannya (sebagai
berikut) :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an
adalah makhluk, maka ia kafir kepada Allah yang Maha Agung tanpa ada
perselisihan di kalangan ulama dan Ahlus-Sunnah, karena dirinya menyangka
(dengan perkataannya itu) Allah adalah makhluk. Al-Qur’an adalah kalaamullah
(firman Allah) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang Allah firmankan
dan diucapkan oleh Jibriil <i>Ar-Ruuhul-Amiin</i>. Jibriil <i>‘alaihis-salaam</i>
menurunkannya (Al-Qur’an) dari sisi Allah demikian. Allah <i>tabaaraka wa
ta’ala</i> berfirman : ‘<i>dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril)</i>’
(QS. Asy-Syu’araa’ : 193), dan kemudian Jibriil menurunkannya di hatimu.
Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an itu makhluk, maka ia lebih buruk daripada
Yahudi, Nashara, dan penyembah berhala. Tidak ada dari kalangan ahli tauhid
yang benar-benar ikhlash yang kemudian Allah masukkan ke dalam neraka sebagai
satu hukuman kepadanya karena amal perbuatan yang mengkonsekuensikan neraka,
(melainkan) akan Allah keluarkan mereka dari neraka dengan rahmat-Nya, syafa’at
Nabi-Nya Muhammad </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, dan syafa’at
orang-orang yang memberi syafa’at. Barangsiapa yang menyangka orang yang
mengatakan : ‘Sesungguhnya Al-Qur’an adalah makhluk’ keluar dari (kekekalan
adzab) neraka, maka ia kafir seperti halnya orang yang yang menyangka Yahudi
dan Nashara keluar dari (kekekalan adzab) neraka” [<i>Al-Hujjah fii
Taarikil-Mahajjah</i>, 2/484].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyah <i>rahimahullah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقد كان سلف الأمة وسادات الأئمة يرون كفر الجهمية أعظم من كفر
اليهود كما قال عبد الله بن المبارك والبخاري وغيرهما</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan para salaf umat dan pembesar
imam/ulama berpendapat kekufuran Jahmiyyah lebih besar daripada kekufuran
Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh ‘Abdullah bin Al-Mubaarak, Al-Bukhaariy, dan
yang lainnya” [<i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i>, 2/477].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقال غير واحد من الأئمة انهم اكفر من اليهود والنصارى<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Lebih dari satu orang
dari kalangan imam/ulama (kaum muslimin) yang mengatakan bahwa mereka
(Jahmiyyah) lebih kafir daripada Yahudi dan Nashara” [<i>idem</i>, 12/485].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari uraian di atas dapat kita petik
beberapa point sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ta’thiil</span></i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> sifat-sifat Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> adalah perkara besar
dan harus diperangi. Sebagian orang meremehkannya karena menganggap hal itu sepele,
lumrah terjadi, dan menjadi tempat silang pendapat ulama yang tiada akhir.
Sungguh jelas perbedaan sikap para pembesar ulama – sebagaimana terkutip di
atas – dengan generasi belakangan yang menganggap kecil sesuatu yang (sebenarnya)
besar lagi membinasakan. Anas bin Maalik <i>radliyallaahu ‘anhu</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّكُمْ
لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ، إِنْ
كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ ﷺ مِنَ الْمُوبِقَاتِ</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Sesungguhnya kalian benar-benar melakukan amalan yang lebih halus
di mata kalian dibandingkan sehelai rambut, padahal kami menganggapnya di zaman
Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
sebagai perkara yang membinasakan” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6492].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ta’thiil </span></i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">(peniadaan) terhadap sifat-sifat
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
sebagaimana dilakukan Jahmiyyah/Mu’tazilah, dalam banyak segi, lebih besar kekufurannya
dibandingkan orang Yahudi, Nashara, Majusi, dan orang yang berbuat syirik dalam
perkara <i>uluhiyyah</i>. Semakin banyak sifat-sifat Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang ditolak/diingkari
seseorang, semakin besar pula kekufuran dan kesyirikannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pengingkaran terhadap sifat-sifat Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> menurut ulama salaf <i>mutaqaddimiin</i>
merupakan kemunkaran yang jelas (<i>jaliy</i>). Hal tersebut nampak dari diksi
tahdzir yang mereka katakan terhadap <i>mu’aththil</i>. Kerasnya kecaman mereka
(ulama) menandakan perkara Al-Qur’an adalah <i>Kalaamullah</i> secara umum merupakan
perkara <i>ma’luum minad-diin bidl-dlaruurah</i> di zaman tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Harb bin Ismaa'iil, ia berkata : Aku mendengar Abu
'Abdillah (Ahmad bin Hanbal) <i>rahimahumullah</i> yang ketika itu disebutkan
di sisinya perkataan manusia tentang Al-Qur'an (yaitu <i>Khalqul-Qur'an</i>),
maka ia berkata : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 1.45pt; margin-top: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كُفْرٌ ظَاهِرٌ، كُفْرٌ ظَاهِرٌ</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Kekufuran yang jelas, kekufuran yang jelas" [Diriwayatkan
oleh Ibnu Baththah dalam <i>Al-Ibaanah</i>, 2/175].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Al-Fadhl bin Ziyaad <i>rahimahumallah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">سَأَلْتُ أَبَا
عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبَّاسٍ النَّرْسِيُّ، فَقُلْتُ: كَانَ صَاحِبُ سُنَّةٍ؟
فَقَالَ: رَحِمَهُ اللَّهُ قُلْتُ: بَلَغَنِي عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: مَا قُولِي:
الْقُرْآنُ غَيْرُ مَخْلُوقٍ، إِلا كَقَوْلِي: لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ "،
فَضَحِكَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ، وَسُرَّ بِذَلِكَ، قُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ
اللَّهِ، أَلَيْسَ هُوَ كَمَا قَالَ؟ قَالَ: بَلَى،....</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Aku bertanya kepada Abu 'Abdillah tentang 'Abbaas An-Nursiy. Aku
katakan : "Apakah ia Ahlus-Sunnah ?". Ia menjawab : "Semoga
Allah merahmatinya". Aku berkata : "Telah sampai kepadaku darinya
bahwa ia berkata : "Perkataanku bahwa Al-Qur'an bukan makhluk seperti
perkataanku <i>laa ilaha illallaah</i>". Maka Abu 'Abdillah tertawa dan
bergembira dengannya. Aku katakan : "Wahai Abu 'Abdillah, tidakkah perkara
itu seperti yang dikatakannya ?". Abu 'Abdillah menjawab :
"Ya….." [Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy dalam <i>Asy-Syarii'ah</i>
1/224-225 no. 192].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Fakta dan manhaj para ulama <i>mutaqaddimiin</i> ini sekaligus menunjukkan
<b>kekeliruan </b>perkataan orang-orang belakangan yang memutlakkan perkara sifat-sifat Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> sebagai perkara
yang samar (<i>khafiy</i>). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Meskipun kekafiran
orang yang berpendapat <i>Khalqul-Qur’aan</i> adalah perkara yang pasti, namun
ketika menjatuhkan hukum <i>takfir mu’ayyan</i>, mereka tetap hati-hati. Orang jahil
yang kejahilannya dipertimbangkan dalam syari’at, tidak dikafirkan kecuali setelah
tegak padanya hujjah.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu Abi ‘Aashim <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والقرآن كلام
الله تبارك وتعالى تكلم الله به ليس بمخلوق، ومن قال: مخلوق، ممن قامت عليه الحجة
فكافر بالله العظيم، ومن قال من قبل أن تقوم عليه الحجة فلا شيء عليه</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Al-Qur’an adalah <i>Kalaamullah tabaaraka wa ta’ala</i> yang
Allah katakan, bukan makhluk. Barangsiapa mengatakan makhluk dari orang yang
telah tegak padanya hujjah, maka ia kafir kepada Allah yang Maha Agung. Dan
barangsiapa yang mengatakannya sebelum tegak padanya hujjah, maka tidak kafir”
[<i>As-Sunnah </i>dengan <i>Dhilaalul-Jannah</i>, 2/645 no. 1559].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Bukhaariy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَكُلُّ مَنْ
لَمْ يَعْرِفِ اللَّهَ بِكَلامِهِ أَنَّهُ غَيْرُ مَخْلُوقٍ، فَإِنَّهُ يُعْلَمُ،
وَيُرَدُّ جَهْلُهُ إِلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، فَمَنْ أَبَى بَعْدَ الْعِلْمِ
بِهِ، كَانَ مُعَانِدًا، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِلَّ
قَوْمًا بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ حَتَّى يُبَيِّنَ لَهُمْ مَا يَتَّقُونَ،
وَلِقَوْلِهِ: وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ
الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan semua orang yang belum mengenal Allah dengan <i>kalam</i>-Nya
yang itu bukan makhluk, maka ia diberitahu (diajari), dan ketidaktahuannya dikembalikan
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Barangsiapa yang menolak setelah mengetahuinya,
maka ia seorang pembangkang/penentang (<i>mu’aanid</i>). Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman : ‘<i>Dan Allah
sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk
kepada mereka hingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi</i>’
(QS. At-Taubah : 115). Dan juga berdasarkan firman-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Dan barang
siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan
yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan
yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam
itu seburuk-buruk tempat kembali</i>’ (QS. An-Nisaa’ : 115)” [<i>Khalqu Af’aalil-‘Ibaad</i>,
1/98].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Muhammad bin Idriis As-Syaafi’iy <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">للهِ أَسْمَاءٌ
وَصِفَاتٌ، جَاءَ بِهَا كِتَابُهُ ، وَأَخْبَرَ بِهَا نَبِيُّهُ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّتَهُ ، لاَ يَسَعُ أَحَداً قَامَتْ عَلَيْهِ الحُجَّةُ
رَدُّهَا ، لأَنَّ القُرْآنَ نَزَلَ بِهَا ، وَصَحَّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ القَوْلَ بِهَا. فَإِنْ خَالَفَ ذَلِكَ بَعْدَ ثُبُوتِ
الحُجَّةِ عَلَيْهِ : فَهُوَ كَافِرٌ ، فَأَمَّا قَبْلَ ثُبُوْتِ الحُجَّةِ ،
فَمَعْذُورٌ بِالجَهْلِ ، لأَنَّ عِلْمَ ذَلِكَ لاَ يُدْرَكُ بِالعَقْلِ ، وَلاَ
بِالرَّوِيَّةِ وَالفِكْرِ ، وَلاَ نُكَفِّرُ بِالجَهْلِ بِهَا أَحَداً إِلاَّ
بَعْدَ انتهَاءِ الخَبَرِ إِلَيْهِ بِهَا</span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang dijelaskan dalam
Kitab-Nya dan dikhabarkan oleh Nabi-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> kepada umatnya. Tidak
ada kelonggaran bagi siapapun untuk menolaknya ketika telah tegak hujjah kepadanya,
karena Al-Qur’an turun dengannya dan telah shahih dari Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> perkataan tentangnya.
Apabila ia menyelisihi hal itu setelah tetapnya hujjah padanya, maka ia kafir.
Namun jika penyelisihannya itu sebelum tetapnya hujjah, maka ia diberikan
‘udzur kejahilan, karena ilmu tentang hal itu tidaklah dicapai dengan akal,
pandangan, dan pemikiran. Dan kami tidak mengkafirkan seorangpun yang tidak
mengetahuinya kecuali setelah hal itu (hujjah/nash) sampai kepadanya” [<i>Siyaru
A’laamin-Nubalaa’</i>, 10/79-80].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adalah keanehan jika
ada pendapat mengatakan perkara syirik akbar tidak menerima udzur
kejahilan, padahal sebagaimana dijelaskan para ulama di atas, <i>ta’thiil</i>
lebih jelek/kufur daripada syirik dalam banyak segi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allaahul a’lam</span></i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’ – 19022020].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mu'aththilah.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Untuk pembahasan tentang Al-Qur’an adalah <i>Kalaamullah</i>,
silakan baca artikel terkait di Blog ini:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/06/al-quran-adalah-kalamullah-bukan.html">Al-Qur'an
adalah Kalamullah, Bukan Makhluk !!</a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/07/perkataan-para-imam-tentang-kafirnya.html">Perkataan
Para Imam tentang Kafirnya Orang yang Mengatakan Al-Qur’an adalah Makhluk</a><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-55824441222543664172020-02-04T13:07:00.000+07:002020-02-04T15:33:43.571+07:00Memahami Hadits Orang yang Berwasiat Untuk Dibakar dan Sanggahan Kepada Para Pencela<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7pguFGX-Hn_oflAVGQ_GW7Cah6YPv-HsDjQpYDQhAsaqvBQzQOcgMjt_hrvOV0dWbnEVVn8hu5I57MFKrh_MvGChYHV9yqhMvdXjno0K2fip6IHwCQrF7Zhlff_XVdHogX7blk_fkrD9b/s1600/sihir-jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="460" data-original-width="422" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7pguFGX-Hn_oflAVGQ_GW7Cah6YPv-HsDjQpYDQhAsaqvBQzQOcgMjt_hrvOV0dWbnEVVn8hu5I57MFKrh_MvGChYHV9yqhMvdXjno0K2fip6IHwCQrF7Zhlff_XVdHogX7blk_fkrD9b/s200/sihir-jauzaa.jpg" width="183" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
kata ‘<i>oknum itu</i>’ dalam judul artikel bombastis yang ia tulis,…..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits
yang dimaksud adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: كَانَ رَجُلٌ يُسْرِفُ عَلَى نَفْسِهِ فَلَمَّا
حَضَرَهُ الْمَوْتُ، قَالَ: لِبَنِيهِ إِذَا أَنَا مُتُّ فَأَحْرِقُونِي ثُمَّ
اطْحَنُونِي ثُمَّ ذَرُّونِي فِي الرِّيحِ فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ عَلَيَّ
رَبِّي لَيُعَذِّبَنِّي عَذَابًا مَا عَذَّبَهُ أَحَدًا، فَلَمَّا مَاتَ فُعِلَ
بِهِ ذَلِكَ فَأَمَرَ اللَّهُ الْأَرْضَ، فَقَالَ: اجْمَعِي مَا فِيكِ مِنْهُ
فَفَعَلَتْ فَإِذَا هُوَ قَائِمٌ، فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ؟،
قَالَ: يَا رَبِّ خَشْيَتُكَ فَغَفَرَ لَهُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Abu Hurairah <i>radliyallaahu ‘anhu</i>, dari Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
beliau bersabda : “<i>Dahulu ada seseorang yang melalaikan dirinya sendiri
(dengan banyak berbuat dosa). Ketika maut hampir mendekati dirinya, ia berkata
(kepada anak-anaknya) : ‘Jika nanti aku meninggal dunia maka bakarlah jasadku
lalu tumbuklah menjadi debu, kemudian hamburkanlah agar tertiup angin. Demi
Allah, seandainya Rabbku berkuasa terhadap diriku, niscaya Dia akan menyiksaku
dengan siksaan yang tidak akan ditimpakan kepada seorangpun’. Ketika orang itu
meninggal dunia, wasiatnyapun dilaksanakan. Kemudian Allah memerintahkan bumi
dengan berfirman : ‘Kumpulkanlah apa yang ada padamu’. Maka bumi melaksanakan
perintah Allah. Ketika orang tadi telah berdiri (setelah dikumpulkan), Allah
berfirman : ‘Apa yang mendorongmu melakukan itu?’. Orang itu menjawab : ‘Wahai
Rabb, karena aku takut kepada-Mu’. Maka Allah ta’ala pun mengampuninya</i>”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3481].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits
ini sudah beberapa kali dibawakan dalam artikel blog ini dalam bahasan ‘udzur
kejahilan<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Banyak ulama menjelaskan bahwa hadits Abu Hurairah <i>radliyallaahu ‘anhu</i> tersebut
menjadi salah satu dalil diterima udzur kejahilan dalam masalah ushuuluddiin.
Ada yang menyanggah,”<i>Itu kan untuk masalah yang samar</i>”. Saya
katakan,”Orang yang tidak tahu terhadap sebagian masalah, artinya masalah itu
samar baginya”. Jadi, tidak bisa dikapling-kapling secara pasti berlaku untuk
setiap orang, tempat, dan zaman bahwa perkara A adalah jelas, sedangkan perkara
B adalah samar. Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>telah
menjelaskan kaidah ini dalam beberapa tempat dalam kitabnya. Saya pun telah
menuliskan bahasannya dalam artikel </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2018/01/jelas-dan-samar.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jelas
dan Samar</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Akan
saya contohkan yang kongkrit. Para ulama sering mencontohkan perkara wajibnya
shalat lima waktu dan haramnya khamr merupakan perkara jelas yang tidak
menerima padanya udzur kejahilan<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Akan tetapi, ketika ada orang yang benar-benar tidak tahu akan hukum keduanya
dan kemudian melakukan pelanggaran, maka ketidaktahuannya dapat diterima. Ini
bukan karangan saya. Perhatikan riwayat yang dibawakan oleh Al-Khallaal <i>rahimahullah</i>
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَخْبَرَنِي موسى بن سهل، قَالَ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّد بن أحمد الأسدي، قَالَ: حَدَّثَنَا إبراهيم بن يعقوب، عن
إسماعيل بن سعيد، قَالَ: سألت أحمد عن الرجل يقول: الزنا وشرب الخمر حلال جاهلا
بِهِ؟ فقيل له: إنه حرام فِي كتاب الله تعالى. فَقَالَ: بل هو حلال، ثم قيل له
أيضا، فَقَالَ: هو حرام؟، فَقَالَ: إن كان مستثبتا لا يعتقد الكفر والجحود لا
يكفر، ولا تبين مِنْهُ امرأته.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
mengkhabarkan kepadaku Musa bin Sahl, ia berkata : Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Ahmad Al-Asadiy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Ibrahim bin Ya'qub, dari Isma'il bin Sa'id, ia berkata : Aku pernah bertanya
kepada Ahmad (bin Hanbal) tentang seseorang yang mengatakan zina dan minum
khamr halal dalam keadaan jahil tentang hukumnya. Dikatakan kepadanya :
'Sesungguhnya hal tersebut (zina dan minum khamr) haram berdasarkan <i>Kitabullah
ta'ala</i>. Orang itu menjawab : 'Bahkan itu halal'. Kemudian dikatakan lagi kepadanya
(hukumnya haram berdasarkan Kitabullah). Orang itu menjawab : 'Itu haram
ya?".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maka
Ahmad berkata : "Apabila ia seorang <i>mustatsbit</i> (berpegang pada
nash) serta tidak meyakini kekufuran dan penolakan/juhuud; maka tidak
dikafirkan dan istrinya tidak diceraikan darinya" [<i>Ahlul-Milal
war-Riddah</i> no. 1406].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">BAHKAN,
dulu Qudaamah bin Madh’uun <i>radliyallaahu ‘anhu</i> membolehkan dirinya minum
khamr karena salah <i>ta'wil</i> ayat padahal ia hidup di tengah para sahabat
serta telah berlalu kehidupannya bersama Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dan kekhalifahan Abu Bakr <i>radliyallaahu 'anhu</i>. Meskipun dirinya
dikenakan hukuman cambuk karena minum khamr, ia diberikan udzur tidak
dikafirkan karena salah dalam ta'wil.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَقَالَ عُمَرُ لِقُدَامَةَ: " إِنِّي
حَادُّكَ "، فَقَالَ: لَوْ شَرِبْتَ كَمَا يَقُولُونَ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ
تَجْلُدُونِي، فَقَالَ عُمَرُ: " لِمَ؟ "، قَالَ قُدَامَةُ: قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى: لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا وَآمَنُوا الآيَةُ، فَقَالَ عُمَرُ:
" أَخْطَأْتَ التَّأْوِيلَ، إِنَّكَ إِذَا اتَّقَيْتَ اجْتَنَبْتَ مَا
حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْكَ "، ...... فَأَمَرَ بِقُدَامَةَ فَجُلِدَ، </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>......<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘Umar
berkata kepada Qudaamah : “Sesungguhnya aku akan menjatuhkan hukuman hadd
kepadamu”. Qudaamah berkata : “Seandainya aku minum sebagaimana yang mereka
katakan, engkau tidak berhak mencambukku”. ‘Umar berkata : “Kenapa ?”. Qudaamah
berkata : “Allah ta’ala telah berfirman : ‘<i>Tidak ada dosa bagi orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang
telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman</i>’ (QS.
Al-Maaidah : 93). ‘Umar berkata : “Engkau keliru dalam menakwilkan ayat
tersebut. Seandainya engkau bertaqwa, niscaya engkau jauhi apa yang diharamkan
Allah terhadapmu”…… Kemudian ia memerintahkan Qudamah untuk dicambuk….
[Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq no. 17076; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Secara
umum, keharaman zina dan khamr merupakan perkara aksiomatik diketahui dalam agama
(<i>ma'lum minad din bidl-dlarurah</i>). Akan tetapi, Al-Imam Ahmad bin Hanbal <i>rahimahullah</i>
memberikan perincian kondisi orang yang mengingkarinya. Apabila diketahui pada
dasarnya dirinya orang yang mengikuti nash, namun ternyata ia salah paham atau
benar-benar tidak mengetahui keharamannya, maka tidak dikafirkan. Oleh karena
itu, ketika Al-Qarraafiy Al-Maalikiy (w. 684 H) memutlakkan kekafiran pada
orang yang mengingkari perkara yang <i>ma'lum minad-din bidl-dlarurah</i>,
Ibnusy-Syaath Al-Maalikiy <i>rahimahumallah</i> (w. 723 H) mengomentarinya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قلت : هذا كفر .. إن كان جحده بعد علمه :
فيكون تكذيبا ، وإلا .. فهو جهل، وذلك الجهل معصية ؛ لأنه مطلوب بإزالة مثل هذا
الجهل على وجه الوجوب</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Aku
katakan : Ini adalah kekufuran... apabila pengingkaran/penolakannya setelah pengetahuannya,
maka hal itu merupakan pendustaan. Jika tidak, maka itu adalah kejahilan, dan
kejahilan merupakan kemaksiatan karena ia dituntut untuk menghilangkan
kejahilan seperti ini, dan itu wajib baginya" [<i>Haasyiyah Ibnisy-Syaath
'alal-Furuuq</i>, 4/233].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ما قاله في ذلك صحيح إلا كونه اقتصر على
اشتراط شهرة ذلك الأمر من الدين بل لا بد من اشتهار ذلك من وصول ذلك إلى هذا الشخص
وعلمه به فيكون إذ ذاك مكذبا لله تعالى ولرسوله فيكون بذلك كافرا أما إذا لم يعلم
ذلك الأمر ، وكان من معالم الدين المشتهرة فهو عاص بترك التسبب إلى علمه ليس بكافر
، والله تعالى أعلم</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Apa
yang dikatakannya dalam perkara tersebut benar, kecuali pembatasan atas
pensyaratan kemasyhuran perkara agama tersebut. Akan tetapi, kemsyahuran
perkara agama mesti dibarengi dengan sampainya kepada individu (yang dihukumi)
dan pengetahuan/pemahamnnya terhadapnya. Sehingga jika kondisi tersebut
terpenuhi, pengingkarannya merupakan pendustaan terhadap Allah ta'ala dan
Rasul-Nya; dan berdasarkan hal itu ia kafir. Adapun jika individu itu tidak
mengetahui perkara yang ia langgar, sementara perkara itu adalah perkara agama
yang masyhur, maka ia bermaksiat dengan meninggalkan sebab yang menyampaikannya
kepada ilmu, dan ia tidak kafir. <i>Wallaahu ta'ala a'lam</i>" [<i>idem</i>,
4/234].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Untuk
<i>case </i>Qudaamah bin Madh’uun <i>radliyallaahu ‘anhu</i>, Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأما الفرائض الأربع فإذا جحد وجوب شيء
منها بعد بلوغ الحجة فهو كافر وكذلك من جحد تحريم شيء من المحرمات الظاهرة
المتواتر تحريمها كالفواحش والظلم والكذب والخمر ونحو ذلك وأما من لم تقم عليه
الحجة مثل أن يكون حديث عهد بالاسلام أو نشأ ببادية بعيدة لم تبلغه فيها شرائع
الاسلام ونحو ذلك أو غلط فظن أن الذين آمنوا وعملوا الصالحات يستثنون من تحريم
الخمر كما غلط فى ذلك الذين استتابهم عمر وأمثال ذلك فإنهم يستتابون وتقام الحجة
عليهم فإن اصروا كفروا حينئذ ولا يحكم بكفرهم قبل ذلك كما لم يحكم الصحابة بكفر
قدامة بن مظعون وأصحابه لما غلطوا فيما غلطوا فيه من التأويل</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Adapun
kewajiban-kewajiban rukun Islam yang empat (setelah syahadat), apabila ada
seseorang mengingkari kewajibannya setelah sampai hujjah kepadanya, maka ia
kafir. Begitu juga dengan orang yang mengingkari keharaman sesuatu yang jelas
lagi mutawatir status keharamannya seperti perbuatan keji (= zina), berbuat
dhalim, berdusta, minum khamr, dan yang semisalnya. Namun bagi orang yang belum
tegak padanya hujjah seperti orang yang baru masuk Islam atau hidup di daerah
terpencil yang jauh (dari ilmu dan ulama) yang belum sampai kepadanya
syari'at-syari'at Islam, atau keliru dengan menyangka bahwa orang-orang yang
beriman dan beramal shalih dikecualikan dalam pengharaman minum khamr
sebagaimana telah keliru orang-orang yang diminta 'Umar (bin Al-Khaththaab)
untuk bertaubat, dan yang semisalnya; maka mereka diminta untuk bertaubat dan
ditegakkan hujjah kepada mereka. Apabila mereka bersikeras melakukannya
(setelah itu), maka dikafirkan - pada waktu itu - , dan mereka tidak dihukumi
kafir sebelum itu. sebagaimana para shahabat tidak menghukumi kekufuran
Qudaamah bin Madh'uun dan shahabat-shahabatnya ketika mereka keliru pada
perkara yang mereka keliru dalam mena'wilkannya......"<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
[<i>Majmuu' Al-Fataawaa</i>, 7/609-610].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Riwayat
Ahmad bin Hanbal <i>rahimahullah </i>dan Qudaamah bin Madh’uun <i>radliyallaahu
‘anhu </i>di atas merupakan bantahan bagi sekelompok orang yang menganggap
perkara <i>ma'lum minad-din bidl-dlarurah</i> merupakan perkara yang tetap lagi
pejal, berlaku bagi semua orang, semua kondisi, semua tempat, dan semua zaman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Itu
sebagai <i>muqaddimah</i>…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemudian
tentang bahasan hadits Abu Hurairah <i>radliyallaahu ‘anhu</i>. Katanya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pertama</span></i></b><i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">; terdapat ikhtilaf
pada lafal hadits ini pada kitab-kitab sunnah menjadi tiga macam. <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">1- Sebagaimana yang
telah disebutkan di atas dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu yang menyebutkan
bahwa orang ini meragukan kekuasaan Allah untuk mengumpulkan jasadnya apabila
telah menjadi debu.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">2- Riwayat yang tidak
menyebutkan bahwa orang ini meragukan kekuasaan Allah. Dari Hudzaifah bin Al
Yaman Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda;<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ada seseorang yang
sedang sakarat. Ketika dia sudah putus asa dari kehidupan dia berwasiat kepada
keluarganya; apabila dia mati kumpulkanlah kayu bakar yang banyak dan bakarlah
jasadku. Hingga apabila api telah memakan dagingku dan tersisa tulang-tulangku,
ambil dan tumbuklah. Kemudian tunggu sampai datang hari yang banyak angin
taburkanlah di laut. Maka mereka melakukannya. Lalu Allah mengumpulkan jasadnya
dan berkata kepadanya; Kenapa kamu lakukan itu? Ia menjawab; Takut kepada-Mu.
Maka dia diampuni.” HR. Al Bukhari no 1602<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">3- Riwayat yang justru
menerangkan bahwa orang tersebut tidak mengingkari kekuasaan Allah. Dari Abu
Said Al Khudri dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam;<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ada seseorang sebelum
kalian yang Allah limpahkan harta dan keturunan. Dia berkata kepada
anak-anaknya; Lakukanlah perintahku ini atau aku alihkan warisanku kepada orang
lain. Apabila aku mati bakarlah aku, kemudian tumbuk dan taburkan (debunya) di
tengah angin kencang. Sesungguhnya aku belum mengerjakan satu pun kebaikan. Dan
sesungguhnya Allah mampu untuk mengazabku. Lalu dia mengambil dari anak-anaknya
janji dan mereka melakukannya, demi Rabku. Maka Allah berkata; Apa alasanmu
melakukan ini? Dia menjawab; Takut kepada-Mu. Dia tidak mengujinya selain itu”.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[selesai
kutipan]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maaf, tak ada yang istimewa sebenarnya. Tulisan di atas hanyalah buah taqlid tanpa ada usaha melakukan pengecekan riwayat secara detail. Tapi
kalau ‘<i>oknum itu</i>’ sudah punya niat ‘<i>asal ngebantah</i>’, taqlid buta
tanpa cek ulang akan dilalap juga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Untuk
riwayat yang - katanya - tidak menyebutkan bahwa keraguan terhadap kekuasaan
Allah, lalu ‘<i>oknum itu</i>’ menisbatkan kepada hadits Hudzaifah bin Al-Yaman
<i>radliyallaahu ‘anhu</i> dalam <i>Shahiih Al-Bukhaariy </i>no. 1602; apakah
yang bersangkutan tidak ada usaha mentakhrij hadits, menelusuri jalan
periwayatan, sanad dan matannya ?. Ini saya bawakan riwayat An-Nasaa'iy dalam <i>Sunan-</i>nya
no. 2080:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ،
قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ رِبْعِيٍّ، عَنْ حُذَيْفَةَ،
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: " كَانَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
يُسِيءُ الظَّنَّ بِعَمَلِهِ، فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ، قَالَ لِأَهْلِهِ:
إِذَا أَنَا مُتُّ فَأَحْرِقُونِي، ثُمَّ اطْحَنُونِي، ثُمَّ اذْرُونِي فِي
الْبَحْرِ، <span style="color: blue;">فَإِنَّ اللَّهَ إِنْ يَقْدِرْ عَلَيَّ لَمْ
يَغْفِرْ لِي</span>، قَالَ: فَأَمَرَ اللَّهُ ﷻ الْمَلَائِكَةَ فَتَلَقَّتْ
رُوحَهُ، قَالَ لَهُ: مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا فَعَلْتَ؟ قَالَ: يَا رَبِّ، مَا
فَعَلْتُ إِلَّا مِنْ مَخَافَتِكَ، فَغَفَرَ اللَّهُ لَهُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">".......karena
jika Allah mampu/sanggup mengumpulkanku, niscaya Ia tidak akan
mengampuniku.....”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sanadnya
sama dengan yang ada di <i>Shahiih Al-Bukhaariy</i>. Cuma yang di <i>Shahiih
Al-Bukhaariy</i>, yang meriwayatkan dari Jariir adalah 'Utsmaan bin Abi
Syaibah, sementara An-Nasaa'iy adalah Ishaaq bin Rahawaih. Ishaaq lebih kuat
daripada 'Utsmaan, sehingga lafadh itu diterima. Sesuai juga dengan lafadh Abu
Hurairah <i>radliyallaahu 'anhu</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Untuk
riwayat yang - katanya - ‘</span><i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">justru menerangkan bahwa orang tersebut tidak mengingkari
kekuasaan Allah</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">’ dari Abu Sa’iid Al-Khudriy <i>radliyallaahu
‘anhu</i>, maka saya persilakan mengambil kitab <i>Shahiih Al-Bukhaariy</i>,
buka hadits nomor 7508. Di situ disebutkan lafadhnya begini:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَإِنْ يَقْدِرِ اللَّهُ عَلَيْهِ
يُعَذِّبْهُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"(Ia
menyangka), apabila Allah sanggup mengumpulkannya, niscaya Ia akan
mengadzabnya".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Clear</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
ini sebagai dalil kesesuaian lafadh dengan kebanyakan jalur periwayatannya yang
menjelaskan keraguan orang tersebutterhadap kekuasaan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Kemudian riwayat yang diklaim tidak
adanya pengingkaran:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَإِنَّ اللَّه يَقْدِر عَلَى أَنْ
يُعَذِّبنِي</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Dan
sesungguhnya Allah mampu untuk mengazabku"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maka
An-Nawawiy <i>rahimahullah</i> menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَكِنْ يَكُون قَوْله هُنَا مَعْنَاهُ :
إِنَّ اللَّه قَادِر عَلَى أَنْ يُعَذِّبنِي إِنْ دَفَنْتُمُونِي بِهَيْئَتِي ،
فَأَمَّا إِنْ سَحَقْتُمُونِي وَذَرَّيْتُمُونِي فِي الْبَرّ وَالْبَحْر فَلَا
يَقْدِر عَلَيَّ وَيَكُون جَوَابه كَمَا سَبَقَ ، وَبِهَذَا تَجْتَمِع
الرِّوَايَات . وَاَللَّه أَعْلَم</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Akan
tetapi perkataannya di sini makanya : ‘Sesungguhnya Allah mampu mengadzabku
apabila kalian menguburkanku dengan wujud/bentukku sekarang ini. Namun apabila
kalian menghancurkan tubuhku dan menaburkan tubuhku di darat dan lautan, Dia tidak
akan mampu mengumpulkan/mengadzabku’. Sehingga hal ini menjadi jawabannya
sebagaimana yang telah lalu. Dengan demikian, riwayat-riwayat tersebut dapat
dijamak. <i>Wallaahu a’lam</i>” [<i>Syarh Shahiih Muslim</i>, 17/74].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemudian
‘<i>oknum itu</i>’ membawakan beberapa penafsiran perkataan ulama terkait
hadits tersebut. <i>Alhamdulillah</i>, saya mengetahui aneka penafsiran
perkataan para ulama tersebut. Akan tetapi, apa relevansinya ? Justru banyak ulama
– diantaranya ia sebutkan – menjelaskan hadits orang jahil akan kekuasaan Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> sebagai dalil diterimanya ‘udzur kejahilan
dalam sebagian perkara ushuuluddiin, termasuk kejahilan dalam (sebagian) rincian
perkara uluhiyyah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فهذا رجلٌ شَكَّ في قدرة الله، وفي إعادته
إذا ذُري؛ بل اعتقد أنه لا يُعاد، وهذا كُفْر باتِّفاق المُسلمينَ؛ ولكن كان
جاهِلاً لا يعلم ذلك، وكان مُؤمنًا يخاف الله أنْ يعاقِبه، فغُفِر له بذلك</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Orang
ini telah ragu atas kekuasaan Allah dan dalam kemampuan-Nya untuk
mengembalikannya apabila ia telah menjadi debu/abu (setelah dibakar). Bahkan ia
meyakini Allah tidak akan membangkitkannya kembali (di akhirat). Ini adalah
kekafiran berdasarkan kesepakatan (ijmaa’) kaum muslimin<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Akan tetapi orang tersebut jaahil, tidak mengetahui perkara tersebut, dan ia
sendiri seorang yang mukmin yang takut kepada Allah dan siksa-Nya. Maka ia
diampuni (oleh Allah) karena hal tersebut” [<i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i>,
3/230-231].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فهذا الرجل<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ظن أن الله لا يقدر عليه إذا تفرق هذا التفرق،
فظن أنه لا يعيده إذا صار كذلك، وكل واحد من إنكار قدرة الله تعالى، وإنكار معاد
الأبدان و إن تفرقت كفر، لكنه كان مع إيمانه بالله وإيمانه بأمره وخشيته منه
جاهلاً بذلك، ضالاً في هذا الظن مخطئاً، فغفر الله له ذلك، والحديث صريح في أن
الرجل طمع أن لا يعيده إذا فعل ذلك، وأدنى هذا أن يكون شاكاً في المعاد، وذلك كفر
إذا قامت حجة النبوة على منكره حكم بكفره<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Orang ini menyangka bahwa Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tidak mampu membangkitkan/mengumpulkannya
apabila tubuhnya terpisah-pisah, lalu ia menyangka dirinya tidak akan mengembalikannya
apabila tubuhnya apabila telah menjadi abu. Maka setiap perkara pengingkaran terhadap
kekuasaan Allah <i>ta’ala</i> dan pengingkaran pengembalian badan/jasad
meskipun terpisah-pisah adalah kekufuran. Meskipun demikian, disamping
keimanannya terhadap Allah, keimanannya terhadap perintah-Nya, dan rasa
takutnya kepada-Nya, ia pun jahil akan dengan persangkaannya tersebut dan
keliru. Maka Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
mengampuninya dalam hal itu. Dan hadits ini sangat gambling menjelaskan bahwa
orang itu sangat ingin untuk tidak dikembalikan apabila ia melakukannya (yaitu
jasadnya dibakar, ditumbuk, dan dihamburkan tertiup angin<sup>- Abul-Jauzaa’</sup>).
Minimal, orang itu ragu akan hari kebangkitan. Perkara itu merupakan kekufuran.
Apabila telah tegak hujjah nubuwwah terhadap orang yang mengingkarinya, maka ia
dihukumi dengan kekufuran…” <i>idem</i>, 11/409].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Haafidh
Ibnu Hajar Al-‘Asqalaaniy menukil perkataan Al-Khaththaabiy <i>rahimahumallah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قَدْ يُسْتَشْكَل هَذَا فَيُقَال كَيْف
يُغْفَر لَهُ وَهُوَ مُنْكِر لِلْبَعْثِ وَالْقُدْرَة عَلَى إِحْيَاء الْمَوْتَى ؟
وَالْجَوَاب أَنَّهُ لَمْ يُنْكِر الْبَعْث وَإِنَّمَا جَهِلَ فَظَنَّ أَنَّهُ
إِذَا فُعِلَ بِهِ ذَلِكَ لَا يُعَاد فَلَا يُعَذَّب ، وَقَدْ ظَهَرَ إِيمَانه
بِاعْتِرَافِهِ بِأَنَّهُ إِنَّمَا فَعَلَ ذَلِكَ مِنْ خَشْيَة اللَّه</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hadits
ini dianggap susah dipahami, sehingga dikatakan : ‘Bagaimana bisa orang itu
diampuni sementara dirinya mengingkari kebangkitan dan kekuasaan Allah
menghidupkan kembali orang yang telah mati?’. Jawabannya : Bahwasannya orang itu
tidak mengingkari kebangkitan. Dirinya hanyalah jahil sehingga menyangka
apabila jasadnya diperlakukan seperti itu, ia tidak akan dibangkitkan dan tidak
pula diadzab. Sungguh, keimanannya nampak dengan pengakuan bahwa ia
melakukannya hanyalah karena rasa takutnya kepada Allah” [<i>Fathul-Baariy</i>,
6/522].<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Qayyim
<i>rahimahullah</i> berkata saat membahas kufur juhuud (pengingkaran) :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وكفر الجحود نوعان : كفر مطلق عام وكفر
مقيد خاص فالمطلق : أن يجحد جملة ما أنزله الله وإرساله الرسول والخاص المقيد : أن
يجحد فرضا من فروض الإسلام أو تحريم محرم من محرماته أو صفة وصف الله بها نفسه أو
خبرا أخبر الله به عمدا أو تقديما لقول من خالفه عليه لغرض من الأغراض</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأما جحد ذلك جهلا أو تأويلا يعذر فيه
صاحبه : فلا يكفر صاحبه به كحديث الذي جحد قدرة الله عليه وأمر أهله أن يحرقوه
ويذروه في الريح ومع هذا فقد غفر الله له ورحمه لجهله إذ كان ذلك الذي فعله مبلغ
علمه ولم يجحد قدرة الله على إعادته عنادا أو تكذيبا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kufur
<i>juhuud</i> ada dua macam : kufur mutlak lagi umum, dan kufur muqayyad lagi
khusus. Kufur mutlak adalah menolak semua yang diturunkan Allah dan diutusnya
Rasul. Kufur khusus lagi <i>muqayyad</i> : menolak kewajiban dari kewajiban-kewajiban
dalam syari’at Islam atau (menolak) keharaman dari keharaman-keharaman dalam
syari’at Islam, atau (menolak) sifat yang telah Allah sifatkan dengannya untuk
diri-Nya, atau (menolak) khabar yang telah Allah khabarkan dengannya secara
sengaja atau mendahulukan perkataan orang yang menyelisihinya untuk satu tujuan
tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun
orang yang mengingkarinya karena ketidaktahuannya atau karena <i>ta’wiil</i>,
maka pelakunya diberikan ‘udzur, sehingga ia tidak dikafirkan dengannya. Hal
itu sebagaimana hadits orang yang mengingkari kekuasaan Allah padanya, dimana
ketika itu (sebelum meninggal) ia memerintahkan keluarganya agar membakar
jasadnya dan menaburkan abunya di udara. Bersamaan dengan ini, Allah mengampuni
dan merahmatinya karena kejahilannya. Perbuatan orang tersebut dilakukan sesuai
batas pengetahuannya, tanpa adanya pengingkaran terhadap kekuasaan Allah untuk
mengembalikan dirinya dengan penentangan atau pendustaan” [<i>Madaarijus-Saalikiin</i>,
1/338-339].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Hazm <i>rahimahullah</i> berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فهذا إنسان جهل إلى أن مات أنَّ الله - عز
وجل - يقدر على جمع رماده وإحيائه، وقد غفر له؛ لإقراره وخوفه وجهله</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Orang
ini jahil hingga meninggal dunia bahwasa Allah <i>‘azza wa jalla</i> mampu
untuk mengumpulkan abunya dan mampu untuk menghidupkannya kembali. Sungguh,
Allah telah mengampuninya dikarenakan iqraar-nya (atas iman kepada Allah), rasa
takutnya, dan ketidaktahuannya (kejahilannya)” [<i>Al-Fishaal</i>, 3/252].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
kita mengambil hadits tersebut sebagai dalil diberikannya udzur kejahilan dengan
mengambil perkataan ulama, apakah lantas kita taruh hanya karena keberatan dari
‘<i>oknum itu</i>’ ?. No way !!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Setelah
itu, ‘<i>oknum itu</i>’ mengigau dengan perkataannya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Setelah uraian ini
semua masih pantaskah kita mengatakan seperti yang dikatakan salah seorang
pencela; “konsekuensinya, jika jahil dalam sebagian perkara rububiyah diberikan
udzur, maka jahil dalam sebagian perkara uluhiyah pun (seharusnya) diberikan
udzur”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[selesai
kutipan]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Entah
apa fokus uraian yang telah dituliskannya, ambigu. Mungkin menjadi tidak pantas
kita mengambil perkataan ulama Ahlus-Sunnah terdahulu yang menafsirkan hadits
Abu Hurairah <i>radliyallaahu ‘anhu</i> seperti di atas, karena tidak sesuai
dengan penjelasan ulama yang kebetulan ia anut pendapatnya. Mungkin begitu…..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tentang
masalah udzur dalam perkara Rububiyyah dan Uluhiyyah, apakah <i>‘oknum tersebut</i>’
buta huruf ketika saya menulis:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sebaliknya,
sangat jarang orang tidak mengetahui rububiyyah Allah ta'ala sebagaimana dalam
ayat di awal. Rububiyyah Allah sangatlah mendasar bagi hamba. Jahil dalam
rububiyyah Allah lebih besar perkaranya daripada jahil dalam uluhiyyah. Dengan
kata lain, syirik rububiyyah lebih besar daripada syirik uluhiyyah. Begitulah
yang dijelaskan ulama</i>” [lihat : <a href="https://abul-jauzaa.blogspot.com/2019/01/jahil-dalam-rububiyyah-dan-uluhiyyah.html">Jahil
dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah</a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketika
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibraahiim <i>rahimahullah</i> ditanya, manakah yang
lebih besar, syirik dalam Rububiyyah ataukah dalam Uluhiyyah, beliau <i>rahimahullah</i>
menjawab:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">المتبادر أَن الشرك في الربوبية أَعظم،
ولكن لم يجيء فيه من النصوص مثل ما جاء في الشرك في الإلهية، لأَن أُكثر الخلق لم
ينازعوا فيه</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ringkasnya,
syirik dalam Rubuubiyyah lebih besar (daripada syirik dalam Uluhiyyah). Akan
tetapi tidak ada dalam nash-nash (yang menjelaskan syirik dalam Rubuubiyyah) semisal
nash-nash yang menjelaskan syirik dalam Uluhiyyah. Karena mayoritas manusia
tidak berselisih pendapat padanya….” [secara ringkas – <i><a href="http://www.maktabatalfeker.com/upload/2018-03-06-6268.txt">Al-Fataawaa
war-Rasaaail<span style="font-style: normal;">, 1/31</span></a></i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
syirik dalam Rubuubiyyah lebih besar daripada Uluhiyyah, dimanakah letak
kekeliruan jika dikatakan ‘</span><i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">jika jahil dalam sebagian perkara rububiyah diberikan
udzur, maka jahil dalam sebagian perkara uluhiyah pun (seharusnya) diberikan
udzur</span></i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">’ </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">?.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
tidak mengatakan ‘semua perkara’, akan tetapi ‘sebagian perkara’. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apakah
‘<i>oknum itu</i>’ pikir ‘kemampuan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">untuk membangkitkan dan
menghidupkan kembali yang telah mati’ bukan termasuk bagian dari Rububiyyah
Allah ?. Bukankah ‘<i>oknum itu</i>’ pernah membacakan – barangkali – beberapa ayat
yang menetapkan pengakuan kaum musyrikin era dulu akan Rububiyyah Allah<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
<i>include </i>hal tersebut, seperti firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ
مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ
فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Katakanlah,
’Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang
kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, <u>dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup</u>, dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan
menjawab, ’Allah.’ Maka katakanlah, ’Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?’</i>”
[QS. Yuunus : 31].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tauhid
Rububiyyah adalah : Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> satu-satunya pencipta, pemberi rizki,
menghidupkan dan mematikan, serta mengatur semua urusan makhluk-makhluk-Nya
tanpa ada sekutu bagi-Nya<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">‘<i>Oknum
itu</i>’ melanjutkan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Siapa saja yang
memperhatikan hadits ini (riwayat pertama) tahu bahwa hadits berbicara tentang
hukum akhirat “Lalu Allah bertanya kepadanya; Apa yang melandasimu melakukan
itu? Dia menjawah; takut kepadamu. Maka orang ini diampuni.” Sedangkan
penjelasan para imam dakwah tentang kafirnya pelaku syirik besar adalah tentang
hukum dunia saja, atau hukum dunia dan akhirat.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[selesai
kutipan]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Justru
karena ada penegasan dari Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bahwa orang tersebut diampuni, para ulama ber-<i>istinbaath</i>
bahwa orang jahil yang melakukan sebagian perkara kekufuran yang disepakati, maka
ia dapat diberikan udzur dan tidak dikafirkan karenanya. Itu pointnya. Perkara
ada sebagian ulama kontemporer yang pendapatnya dipegang gerombolan ‘<i>oknum
itu</i>’ menyelisihi para ulama yang saya sebutkan di atas, <i>nggak</i>
masalah. Kita hormati. Tapi kalau oknum itu bilang ‘</span><i><span style="color: #943634; font-family: "bookman old style" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hendaknya seseorang
mencukupkan diri dengan keterangan ulama dan tidak merangkai pemahamannya
sendiri karena lebih selamat dan lebih terjaga agamanya</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">’,
maksudnya mencukupkan diri pada ulama yang ia pegang, ini namanya pembodohan masal.
<i>Sori lah yaw</i>… Banyak dalil yang bertentangan dengan pendapat yang ia
pegang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Lalu
oknum itu menulis tentang madzhab Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah </i>yang ia kira
sama dengan dirinya. Ia tidak membedakan antara kafir asli dan yang tidak. Perkataan
Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah </i>sebelumnya sebenarnya telah cukup. Saya
tambahkan yang ini dari perkataan beliau <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فأما أهل البدع الموافقون لأهل الإسلام ،
ولكنهم مخالفون في بعض الأصول ـ كالرافضة والقدرية والجهمية وغلاة المرجئة ونحوهم
ـ فهؤلاء أقسام:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أحدها : الجاهل المقلد الذي لا بصيرة له ،
فهذا لا يكفر ولا يفسق ،ولا ترد شهادته ؛ إذا لم يكن قادرا على تعلم الهدى ، وحكمه
حكم المستضعفين من الرجال والنساء والولدان الذين لا يستطيعون حيلة ولا يهتدون
سبيلا ، فأولئك عسى الله أن يعفوا عنهم وكان الله عفوا غفورا.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">القسم الثاني : المتمكن من السؤال وطلب
الهداية ومعرفة الحق ، ولكن يترك ذلك اشتغالا بدنياه ورياسته ولذته ومعاشه وغير
ذلك ؛ فهذا مستحق للوعيد آثم بترك ما وجب عليه من تقوى الله بحسب استطاعته ؛ فهذا
حكمه حكم أمثاله من تاركي بعض الواجبات ، فإن غلب ما فيه من البدعة والهوى على ما
فيه من السنة والهدى : ردت شهادته ، وإن غلب ما فيه من السنة والهدى : قبلت شهادته.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">القسم الثالث : أن يسأل ويطلب ويتبين له
الهدى ، ويتركه تقليدا وتعصبا ، أو بغضا أو معاداة لأصحابه ، فهذا أقل درجاته : أن
يكون فاسقا ، وتكفيره محل اجتهاد وتفصيل، فإن كان معلنا داعية : ردت شهادته
وفتاويه وأحكامه مع القدرة على ذلك ، ولم تقبل له شهادة ، ولا فتوى ولا حكم إلا
عند الضرورة ، كحال غلبة هؤلاء واستيلائهم ، وكون القضاة والمفتين والشهود منهم
،ففي رد شهادتهم وأحكامهم إذ ذاك فساد كثير ولا يمكن ذلك ، فتقبل للضرورة.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Adapun
<u>ahlul-bid’ah yang berkesesuaian dengan orang Islam</u>, akan tetapi mereka
menyelisihi dalam sebagian ushul (pokok agama) seperti <b>Raafidlah</b>,
Qadariyyah, Jahmiyyah, Murji’ah ekstrim, dan yang lainnya – maka mereka itu
bermacam-macam:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pertama
: Orang jahil yang taqlid lagi tidak memiliki bashirah, maka orang ini <u>tidak
dikafirkan, tidak difasikkan fasiq, dan tidak ditolak kesaksiannya, apabila ia
tidak mampu mempelajari petunjuk</u>. Hukum yang diberlakukan untuknya adalah
hukum orang-orang yang tertindas (mustadl’afiin) dari kalangan laki-laki,
wanita, dan anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan
(untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kedua:
Orang yang memiliki kesempatan untuk bertanya, mencari hidayah, dan mengetahui
kebenaran, namun ia meninggalkannya karena sibuk dengan dunia, kedudukan,
kenikmatan, kehidupannya, dan hal lainnya; maka orang ini berhak mendapatkan
ancaman lagi berdosa dengan sebab meninggalkan hal yang diwajibkan atasnya,
yaitu untuk bertaqwa kepada Allah sesuai kemampuannya. <u>Hukum yang
diberlakukan untuknya adalah hukum orang-orang yang seperti dia dari kalangan
yang meninggalkan sebagian kewajiban</u>. Apabila bid’ah dan hawa nafsu yang
ada padanya lebih mendominasi daripada sunnah dan petunjuk, maka kesaksiannya
ditolak. Namun apabila sunnah dan petunjuk yang ada padanya lebih mendominasi,
maka kesaksiannya diterima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketiga:
Orang yang bertanya, mencari kebenaran, dan kemudian jelas baginya petunjuk
(karena usahanya itu); namun ia malah meninggalkannya karena taqlid dan fanatik
(ta’ashub) atau karena benci dan memusuhi orang-orangnya, maka minimal statusnya
adalah fasiq, dan <u>pengkafirannya adalah tempat ijtihad dan perincian</u>.
Apabila ia terang-terangan lagi mendakwahkannya; maka kesaksiannya,
fatwa-fatwanya, dan putusan-putusannya ditolak saat mampu atas hal itu. Begitu
kesaksiannya, fatwa-fatwanya, dan putusan-putusannya tidak diterima kecuali
saat darurat, seperti pada keadaan pendudukan dan penguasaan mereka, serta
keberadaan para hakim, mufti, dan saksi dari kalangan mereka; karena dalam
sikap menolak kesaksian dan putusan-putusan mereka saat itu adalah kerusakan
yang besar dan tidak mungkin itu, sehingga diterimalah dengan alasan darurat” [<i>Thuruqul-Hukmiyyah</i>,
hal. 254-255].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
tanya kepada ‘<i>oknum itu</i>’ sekarang:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Raafidlah
itu seperti apa ? Apakah mereka tidak melakukan kesyirikan ? Bukankah komunitas
Anda sering mempopulerkan status Raafidlah kafir secara mutlak, baik orang
awamnya maupun adalah kafir, lalu mencela orang-orang yang memberikan perincian
dalam status mereka ?</i>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Alhamdulillah</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
saya telah menuliskannya di artikel ini : <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2015/02/udzur-kejahilan-menurut-ibnul-qayyim.html">‘Udzur
Kejahilan Menurut Ibnul-Qayyim – Haafidh Al-Hakamiy – Rabii’ Al-Madkhaliy</a>. Silakan
rekan-rekan membacanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Di
bagian akhir ‘<i>oknum itu</i>’ pamer referensi beberapa buku yang mendukung
pendapatnya. <i>InsyaAllah </i>saya pun mampu melakukannya. Silakan baca:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Madhaahiru
Inhiraafaatil-'Aqadiyyah 'indash-Shuufiyyah wa Atsaruhas-Sayyi'
'alal-Ummatil-Islaamiyyah</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> oleh Abu 'Abdil-'Aziiz Idriis bin
Mahmuud Idriis. Buku ini asalnya adalah tesis S2 Universitas Islam Madinah
(UIM) di bawah bimbingan Asy-Syaikh Dr. Shaalih bin 'Abdillah Al-'Ubuud <i>hafidhahullah</i>,
mantan rektor UIM.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Manhaajul-Imaam
Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab fii Mas-alatit-Takfiir</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
oleh Dr. Ahmad bin Jazaa’ Ar-Radlaimaan, dengan pengantar Asy-Syaikh Prof. Dr.
Naashir bin ‘Abdil-Kariim Al-‘Aql <i>hafidhahumallah</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">I’laanun-Nakiir ‘alaa
Ghulaatit-Takfiir </span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">oleh Asy-Syaikh Ahmad bin Ibraahiim Abil-‘Ainain
yang dipuji oleh Asy-Syaikh Muqbil bin Hadiy Al-Wadii’iy <i>rahimahullah</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syarh Kasyfisy-Syubuhaat</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-‘Utsaimiin <i>rahimahullah</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Jahl
bi-Masaailil-I’tiqaad wa Hukmuhu</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> oleh ‘Abdurrazzaaq Ma’aasy.
Buku ini asalnya tesis S2 di bawah bimbingan Asy-Syaikh ‘Abdurrahmaan bin
Naashir Al-Barraak <i>hafidhahullah</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Taqriiraatu
Aimmatid-Da'wah fii Mukhalafati Madzhabil-Khawaarij wa Ibthaalihi </span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">oleh
Dr. Muhammad Hisyaam Thaahir. Buku ini asalnya adalah disertasi S3 dengan penguji
Asy-Syaikh 'Abdul-'Aziiz Aalusy-Syaikh (mufti Saudi saat ini) dan Asy-Syaikh
Prof. Su'uud bin 'Abdil-'Aziiz Al-Khalaf <i>hafidhahumullah</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan lain-lain,
banyak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Terakhir, sebaiknya kita semua merasa perlu memperbanyak
baca. Silakan saja, seseorang menguatkan pendapat seorang atau sekelompok ulama.
Tapi kalau sampai menihilkan perbedaan pendapat, apalagi membuat bid’ah dengan
tabdii’ <i>irjaa’</i>, sungguh, engkau kurang piknik jauh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu a’lam</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’ – 04022020].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Diantaranya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2019/01/jahil-dalam-rububiyyah-dan-uluhiyyah.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Jahil
dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/09/udzur-atas-kejahilan-dalam-permasalahan.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">‘Udzur
Atas Kejahilan dalam Permasalahan ‘Aqiidah</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saya sepakat sebagai sebuah keumumannya.
Selain itu, juga dalam rangka mempermudah saat menjelaskan dengan mengambil
contoh yang mudah.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Padahal di lain tempat Syaikhul-Islaam Ibnu
Taimiyyah <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ومن
جحد وجوب بعض الواجبات الظاهرة المتواترة كالصلوات الخمس وصيام شهر رمضان وحج
البيت العتيق أو جحد تحريم بعض المحرمات الظاهرة المتواترة كالفواحش والظلم والخمر
والميسر والزنا وغير ذلك أو جحد حل بعض المباحات الظاهرة المتواترة كالخبز واللحم
والنكاح فهو كافر مرتد يستتاب فان تاب والا قتل وان اضمر ذلك كان زنديقا منافقا لا
يستتاب عند اكثر العلماء بل يقتل بلا استتابة إذا ظهر ذلك منه</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Dan
barangsiapa yang mengingkari kewajiban sebagian perkara yang diwajibkan yang
jelas lagi mutawatir seperti shalat yang lima, puasa bulan Ramadlaan, dan haji
di Baitullah; atau mengingkari pengharaman sebagian perkara haram yang jelas
lagi mutawatir seperti perbuatan keji, kedhaliman, khamr, judi, zina, dan yang
lainnya; atau mengingkari halalnya sebagian perkara halal yang jelas lagi
mutawatir seperti roti, daging, dan nikah; maka ia kafir lagi murtad dan ia
diminta untuk bertaubat. Jika bertaubat, maka taubatnya diterima. Jika tidak
bertaubat, maka dibunuh. Apabila ia menyembunyikan perbuatannya itu, maka
statusnya zindiq munafik, tidak diminta untuk bertaubat menurut jumhur ulama.
Bahkan ia langsung dibunuh tanpa diminta bertaubat apabila nampak perkara itu
darinya” [<i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i>, 11/405].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Artinya,
Syaikhul-Islaam memang mengakui pemberlakuan kaedah ini. Namun dalam hal
pengkafiran kepada individu tertentu, tetap harus hati-hati dengan meneliti
kondisinya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mengingkari kebangkitan adalah diantara bentuk
pengingkaran orang musyrik zaman dulu. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لا يَبْعَثُ اللَّهُ
مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا
يَعْلَمُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i><span style="color: black;">Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati".
(Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu
janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui</span></i><span style="color: black;">” [QS. An-Nahl : 38].</span><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca artikel blog ini yang berjudul :
<a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2015/03/tauhid-rubuubiyyah-dan-tauhid.html">Tauhid
Rubuubiyyah dan Tauhid Uluuhiyyah Menurut Taqiyyudiin Al-Maqriiziy
Asy-Syaafi’iy</a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Memahami%20Hadits%20Orang%20yang%20Berwasiat%20Untuk%20Dibakar%20dan%20Sanggahan%20Kepada%20Para%20Pencela.docx#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca artikel blog ini yang berjudul :
<a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/10/pembagian-tauhid-menurut-ahlus-sunnah.html">Pembagian
Tauhid Menurut Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah</a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-36483381208416832252020-02-03T23:09:00.001+07:002020-02-03T23:09:14.902+07:00Sedih karena Meninggalnya Orang Kafir<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdnsfJQnCptoNhVcDNFabLLRSVYzYfORChBHUkuxwg0GBth-vHeC09RhTBCfbd6Y1MtJk7nh7XzBtVBy0ugmUX-jZU6nl7lZYLn33CdFqtG0tf5i31VPLDj8PnEHm5U8xoC0xYsCRmXUYP/s1600/darah-jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="400" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdnsfJQnCptoNhVcDNFabLLRSVYzYfORChBHUkuxwg0GBth-vHeC09RhTBCfbd6Y1MtJk7nh7XzBtVBy0ugmUX-jZU6nl7lZYLn33CdFqtG0tf5i31VPLDj8PnEHm5U8xoC0xYsCRmXUYP/s200/darah-jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diperbolehkan
bersedih atas meninggalnya orang kafir karena rasa iba, kasihan, dan simpati
manusiawi secara umum. Seperti misal sedih atas meninggalnya ayah, ibu, atau
saudaranya yang kafir. Atau kepada orang kafir yang dikenal memiliki amal
kebaikan, suka menolong sesama, baik akhlaknya, dan semisalnya dari sifat-sifat
yang dimiliki oleh manusia pada umumnya (baik muslim atau kafir), yang mereka
itu tidak menunjukkan permusuhan terhadap Islam dan kaum muslimin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hal
ini masuk dalam bab kasih-sayang yang pelakunya tidak dicela/berdosa,
sebagaimana seseorang tidak dicela atas kesedihannya karena kematian orang
kafir yang mati di hadapannya akibat kecelakaan, kebakaran, atau musibah
lainnya. Apa dalilnya ? Diantaranya adalah kesedihan Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
saat berziarah di makam ibunya:</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: زَارَ
النَّبِيُّ ﷺ قَبْرَ أُمِّهِ، فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ، فَقَالَ: "
اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي،
وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي، فَزُورُوا الْقُبُورَ
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Abu Hurairah, ia berkata : “(Pada suatu waktu) Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
berziarah ke kubur ibunya, lalu beliau menangis sehingga orang-orang di sekitar
beliau pun ikut menangis. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda : “<i>Sesungguhnya aku telah memohon izin Rabb-ku untuk memintakan
ampun untuknya, namun Ia tidak mengizinkanku. Dan aku meminta izin-Nya untuk
menziarahi kuburnya, dan Ia mengizinkanku. Maka berziarahlah kalian ke kubur,
karena itu akan mengingatkan kalian kepada kematian</i>” [Diriwayatkan oleh
Muslim No. 976].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
juga kesedihan Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> atas kematian pamannya - yang selama ini
membela dan melindungi beliau - yang meninggal tidak di atas agama Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Namun
apabila kesediahannya terhadap orang kafir menkonsekuensikan penafikan berlepas
dirinya terhadap orang-orang musyrik/kafir dan kekafiran mereka terhadap Allah
dan syari'at-Nya, atau (mengkonsekuensikan) meremehkan kesyirikan dan kekufuran
mereka, atau (mengkonsekuensikan) keyakinan amal kebaikan mereka semasa di
dunia bermanfaat untuk menyelamatkan diri dari neraka; maka kesedihan semacam
ini haram lagi batil dan bentuk penyimpangan 'aqidah <i>walaa'</i> dan <i>baraa'</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي
إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ
مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا
بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا
بِاللَّهِ وَحْدَهُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja</i>” [QS. Al-Mumtahanah : 4].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">So</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
jika bersedih atas kematian orang kafir dibolehkan dengan syarat dan kondisi
sebagaimana di atas, maka bersedih atas kematian seorang muslim non
Ahlus-Sunnah yang baik akhlaqnya dan tidak dikenal permusuhannya terhadap
sunnah diperbolehkan juga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketika
dikatakan 'boleh' bersedih, tentu maknanya bukan 'dianjurkan', lebih-lebih
'diharuskan'.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Boleh
bersedih juga tidak harus diikuti menampakkan kesedihan kepada umum, dan ini
jamak dipahami dalam praktek sehari-hari. Dilihat maslahat dan mafsadatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a'lam.</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 04022020].<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-5335509368930941232020-02-02T21:38:00.002+07:002020-02-02T21:38:50.303+07:00Mengikuti Jumhur Ulama<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz3NicVR4rYYFfEijSmjL0TbSONydJ0c1y_t74PEPL__fgWzfJMXyHtV2TezfxetFbSILUm4C2lNBr6arXLLA-VovG6U8c7_xIJEw9BJ-9yvwDzT4eeItIM0GG8Y0y-QJ95PaZuOZQokfl/s1600/touch-jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1200" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz3NicVR4rYYFfEijSmjL0TbSONydJ0c1y_t74PEPL__fgWzfJMXyHtV2TezfxetFbSILUm4C2lNBr6arXLLA-VovG6U8c7_xIJEw9BJ-9yvwDzT4eeItIM0GG8Y0y-QJ95PaZuOZQokfl/s200/touch-jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adz-Dzahabiy
<i>rahimahullah</i> berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا يكاد يوجد الحق فيما اتفق أئمة الاجتهاد
الأربعة على خلافه ، مع اعترافنا أن اتفاقهم على مسألة لا يكون إجماع الأمة ،
ونهاب أن نجزم بمسألة اتفقوا عليها بأن الحق في خلافها</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Hampir
tidak didapati ada kebenaran yang menyelisihi sesuatu yang disepakati para imam
mujtahid yang empat (Abu Haniifah, Maalik, Asy-Syaafi'iy, dan Ahmad), meskipun
kita mengetahui kesepakatan mereka terhadap satu masalah bukanlah kesepakan (<i>ijma'</i>)
umat. Dan kami takut untuk menyatakan kebenaran menyelisihi kesepakatan mereka
atas satu permasalahan" [<i>Siyaru A'laamin-Nubalaa'</i>, 7/116-117].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Perkataan
Adz-Dzahabiy di atas semakna dengan perkataan gurunya - Syaikhul-Islaam Ibnu
Taimiyyah <i>rahimahumallah</i> - yang berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقول القائل: لا أتقيد بأحد هؤلاء الأئمة
الأربعة، إن أراد به أنه لا يتقيد بواحد بعينه دون الباقين، فقد أحسن، بل هو
الصواب من القولين، وإن أراد أني لا أتقيد بها كلها، بل أخالفها، فهو مخطئ في
الغالب قطعًا؛ إذ الحق لا يخرج عن هذه الأربعة في عامة الشريعة</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Tentang
perkataan seseorang : 'Aku tidak terikat dengan seorang pun diantara imam yang
empat'. Apabila ia menginginkan dengannya adalah dirinya tidak terikat dengan
satu orang saja (dari kalangan imam) tanpa yang lain, maka ini perkataan yang
baik. Bahkan itulah yang benar dari dua pendapat yang ada. Namun apabila ia
menginginkan dengannya : 'sesungguhnya aku tidak terikat sama sekali dengan
mereka semuanya, bahkan aku menyelisihinya', maka ia pasti keliru dalam
kebanyakan perkara, karena kebenaran dalam kebanyakan perkara syari'at tidak
keluar dari ijtihad empat imam" [<i>Mukhtashar Al-Fataawaa Al-Mishriyyah</i>,
hal. 61].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Perkataan
mereka memberikan beberapa faedah, diantaranya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kebenaran secara umum
tidak keluar dari ijtihad imam empat, terlebih kesepakatan mereka. Mengutamakan
pendapat para ulama yang sudah dikenal keluasan ilmunya dalam permasalahan
agama merupakan sikap salaf dan ulama kita terdahulu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ishaaq bin Rahawaih <i>rahimahullah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إذا
اجتمع الثوري و الأوزاعي ومالك على أمر فهو سنة</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Apabila (pendapat)
Ats-Tsauriy, Al-Auzaa'iy, dan Maalik berkumpul dalam satu perkara, maka itulah
sunnah".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maksudnya, secara
umum adalah kebenaran. Hal itu dikarenakan pengetahuan mereka yang mendalam
terhadap sunnah [<i>Shalaahul-Ummah fii 'Uluwwil-Himmah</i>, 2/186].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Seandainya ada
seseorang yang akan keluar dari pendapat imam yang empat atau pendapat jumhur
ulama dalam satu permasalahan dengan mengikuti ulama lain semisal mereka, wajib
berhati-hati dan perlu benar-benar dikaji/diteliti secara ekstra. Tidak boleh kita
mengikuti pendapat yang tidak memiliki pendahulunya di kalangan ulama/salaf.
Al-Imaam Ahmad bin Hanbal <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إيَّاكَ
أنْ تتكلمَ في مسألةٍ ليسَ لكَ فيها إمامٌ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Jauhilah berbicara dalam
satu permasalahan yang engkau tidak memiliki pendahulunya” [<i>Siyaru
A’laamin-Nubalaa’</i>, 11/296].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam Ibnu
Taimiyyah <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وكل
قول ينفرد به المتأخر عن المتقدمين ولم يسبقه إليه أحد منهم فإنه يكون خطأ كما قال
الإمام أحمد بن حنبل : إياك أن تتكلم في مسألة ليس لك فيها إمام</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Semua perkataan yang
muncul bersendirian dari kalangan <i>muta’akhkhiriin</i> (orang-orang
belakangan) tanpa didahului dari kalangan <i>mutaqaddimiin</i>, dan tidak ada
seorang pun ulama <i>mutaqaddimii</i> pun yang berpendapat seperti itu, maka
pendapatnya itu keliru. Al-Imaam Ahmad bin Hanbal berkata : ‘Jauhilah berbicara
dalam satu permasalahan yang engkau tidak memiliki imam (sebelumnya)” [<i>Al-Fataawaa
Al-Kubraa</i>, 1/340].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Praktek ulama dalam
permasalahan ini banyak. Saya ambilkan satu contoh kasus dari Al-Muzanniy <i>rahimahullah</i>.
Ia (Al-Muzanniy)<i> </i>yang merajihkan pendapat Asy-Syaafi’iy <i>rahimahumallah
</i>yang terdahulu (<i>qadiim</i>) tentang bolehnya mengusap <i>jurmuuq </i>(khuff
besar yang dipakai di atas <i>khuff</i> kecil <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>), daripada
pendapat baru Asy-Syaafi’iy (<i>jadiid</i>) yang melarangnya. Al-Muzanniy <i>rahimahullah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">ولا يمسح على جرموقين
قال في القديم يمسح عليهما (قال المزني) قلت أنا ولا أعلم بين العلماء في ذلك
اختلافا وقوله معهم أولى به من انفراده عنهم </span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“(Asy-Syaafi’iy
berkata) : ‘Tidak boleh mengusap dua <i>jurmuuq</i>’. Ia berkata dalam <i>al-qadiim</i>
(pendapatnya terdahulu) : ‘Boleh mengusap keduanya’. Al-Muzanniy berkata : Aku
katakan : ‘Aku tidak mengetahui para ulama berselisih dalam permasalahan tersebut.
Perkataannya (Asy-Syaafi’iy) yang berkesesuaian dengan mereka lebih diutamakan
daripada kebersendirian pendapatnya dari mereka…” [<i>Al-Mukhtashar</i>, hal.
19].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Muzanniy wafat
tahun 264 H dan Asy-Syaafi’iy – gurunya – <i>rahimahumallah </i>wafat tahun 204
H. Lantas, bagaimana halnya pendapat <i>nyleneh </i>yang baru muncul abad 19
atau 20 masehi ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Atau contoh lain, Ibnu
Baththaal Al-Maalikiy yang merajihkan salah satu riwayat Maalik bin Anas <i>rahimahumallah
</i>yang berkesesuaian dengan pendapat jumhur ulama dalam masalah mengucapkan takbir ketika mulai berdiri dari <i>tasyahud </i>awal saat menuju raka’at ketiga.
An-Nawawiy <i>rahimahullah </i>mengatakan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">وعن مالك روايتان
(أحدهما) هكذا (والثانية) وهو أن شرعته أنه لا يكبر في قيامه فإذا انتصب قائما
ابتدأ التكبير قال ابن بطال المالكى وهذا الذى يوافق الجمهور أولي</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan dari Maalik ada
dua riwayat. Pertama, adalah yang tadi (yaitu disunnahkannya takbir saat mulai berdiri
dari tasyahud awal menuju raka’at ketiga <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>); sedangkan
yang kedua, tidak disyari’atkan bertakbir saat berdiri. Apabila telah lurus
berdiri, ia mulai bertakbir. Ibnu Baththaal Al-Maalikiy berkata : ‘Dan
pendapat yang berkesesuaian dengan jumhur (yaitu riwayat pendapat Maalik yang pertama)
lebih diutamakan….” [<i>Al-Majmuu’</i>, 3/462].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pendapat imam yang
empat atau kesepakat mereka atau pendapat jumhur ulama bukan merupakan <i>ijmaa'</i>,
sehingga kebenaran tidak terbatas pada pendapat mereka. Syaikhul-Islaam <i>rahimahullah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أن
أهل السنة لم يقل أحد منهم إن إجماع الأئمة الأربعة حجة معصومة ولا قال إن الحق
منحصر فيها وإن ما خرج عنها باطل بل إذا قال من ليس من أتباع الأئمة كسفيان الثوري
والأوزعي والليث بن سعد ومن قبلهم ومن بعدهم من المجتهدين قولا يخالف قول الأئمة الأربعة
رد ما تنازعوا فيه إلى الله ورسوله وكان القول الراجح هو القول الذي قام عليه
الدليل</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Tidak dikatakan
oleh seorang ulama Ahlus-Sunnah pun bahwa kesepakatan imam empat merupakan
hujjah yang <i>ma'shum</i> (pasti benar, tidak mungkin salah). Tidak pula
mereka mengatakan : 'sesungguhnya kebenaran terbatas pada kesepakatan mereka
(imam empat) dan apa yang keluar darinya (pasti) batil/salah'. Akan tetapi
seharusnya apabila ada orang yang statusnya bukan pengikut para imam (yang
empat) seperti Sufyaan Ats-Tsauriy, Al-Auzaa'iy, Al-Laits bin Sa'd, dan
orang-orang sebelum atau setelah mereka dari kalangan mujtahid yang
mengemukakan sebuah pendapat yang menyelisihi pendapat imam empat; maka
perselisihan mereka pada perkara tersebut harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Pendapat yang kuat (<i>raajih</i>) adalah pendapat yang berdiri di atas
dalil" [<i>Minhaajus-Sunnah</i>, 3/412].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam prakteknya, harus
memperhatikan poin nomor 2.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kebenaran tidak
selalu mengikuti seorang ulama - siapapun dia - dalam setiap pendapatnya. Tidak
ada yang ma'shum dari kesalahan selain Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
sebagaimana sabda beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كُلُّ
ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Semua anak Adam
banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat kesalahan
adalah orang-orang yang banyak bertaubat</i>” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy
no. 2499, Ahmad 3/198, Ibnu Abi Syaibah 13/187, dan yang lainnya; dishahihkan
oleh Al-Albaaniy dalam <i>Shahiih Sunan At-Tirmidziy</i> 2/604].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mujaahid <i>rahimahullah</i>
berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَيْسَ
أَحَدٌ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلا يُؤْخَذُ مِنْ
قَوْلِهِ، وَيُتْرَكُ إِلا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Tidak ada seorang
pun setelah Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> dimana perkataannya
dapat diambil dan ditinggalkan, kecuali Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam <i>Juz’u Raf’il-Yadain</i>, hal. 153 no.
179; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Barangsiapa ragu terhadap
satu permasalahan yang ia tidak tampak baginya mana yang benar/rajih dan yang salah/marjuh,
hendaknya ia mengambil pendapat jumhur ulama. Abu Zinaad <i>rahimahullah</i>
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَرُبَّمَا
اخْتَلَفُوا فِي الشَّيْءِ فَأَخَذْنَا بِقَوْلِ أَكْثَرِهِمْ وَأَفْضَلِهِمْ
رَأْيًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan kadang
mereka (salaf)<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mengikuti%20Jumhur%20Ulama.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
berselisih tentang sesuatu, maka (dalam hal ini) kami mengambil pendapat kebanyakan (jumhur) dari
mereka dan yang paling baik pandangannya” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam <i>Al-Kubraa</i>,
3/186].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pendapat
jumhur ulama atau kesepakatan imam empat secara umum lebih dekat pada
kebenaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a'lam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 02022020].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mengikuti%20Jumhur%20Ulama.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam riwayat lain dari Ath-Thahawiy dalam <i>Syarh
Ma’aanil-Aatsaar</i> disebutkan, yaitu Sa’iid bin Al-Musayyib, ‘Urwah bin
Az-Zubair, Al-Qaasim bin Muhammad, Abu Bakr bin ‘Abdirrahmaan, Khaarijah bin
Zaid, ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah, Sulaimaan bin Yasaar, dan para ulama lain dari
kalangan <i>fuqahaa’ </i>taabi’iin.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-32930983202657210712020-02-02T19:26:00.001+07:002020-02-02T19:26:11.878+07:00Mendekati Pintu Penguasa Terlarang ?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwrNmybeuf0ZEyVWTYSpmMLAVrDYcuijAs6SIqCuK-xh4D2YVwymj6CY-cRs_XozwlJYsIOUpDxO8j87HgAG600HlRwryI6-9erKVcHsZnCVWBozVhBvK4G-aQQ2_5llgpPY_yNo0kNV3S/s1600/gembok-jauzaa.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="400" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwrNmybeuf0ZEyVWTYSpmMLAVrDYcuijAs6SIqCuK-xh4D2YVwymj6CY-cRs_XozwlJYsIOUpDxO8j87HgAG600HlRwryI6-9erKVcHsZnCVWBozVhBvK4G-aQQ2_5llgpPY_yNo0kNV3S/s200/gembok-jauzaa.png" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Az-Zuhriy
<i>rahimahullah </i>adalah salah satu ulama yang mendatangi pintu sulthan
(penguasa) untuk memberikan nasihat dan peringatan kepadanya sebagai bentuk
pengamalan dari sabda Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ
قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ
وَعَامَّتِهِمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Agama
adalah nasihat</i>”. Kami berkata : “Untuk siapa (wahai Rasulullah)?”. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda : “<i>Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, imam/pemimpin kaum muslimin,
dan orang-orang kebanyakan</i>” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 55, At-Tirmidziy
no. 1926, dan yang lainnya].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sementara
ulama lain, diantaranya Sufyaan Ats-Tsauriy <i>rahimahullah</i>, menghindari
pintu sultan karena merasa dirinya tidak aman darinya dan khawatir terfitnah. Ia mengamalkan sabda Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَنْ أَتَى أَبْوَابَ السُّلْطَانِ
افْتَتِنَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Barangsiapa
yang mendatangi pintu-pintu sulthan (penguasa), maka ia akan terfitnah</i>“
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2256 dan ia berkata : 'Hadits hasan shahih
gharib'].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dua
hal ini bisa digabung, karena para ulama menjelaskan larangan mendekati pintu
sulthan/penguasa jika kedatangannya tersebut tanpa darurat dan keperluan. Orang
yang masuk mendekati pintu sulthan rawan terfitnah dengan segala fasilitas dan
kemewahan yang ada pada mereka, yang akhirnya dapat menjilat mengharapkan dunia
mereka. Kata Al-Mubaarakfuriy <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَنْ دَخَلَ عَلَى السُّلْطَانِ
وَدَاهَنَهُ وَقَعَ فِي الْفِتْنَةِ ، وَأَمَّا مَنْ لَمْ يُدَاهِنْ وَنَصَحَهُ
وَأَمَرَهُ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَاهُ عَنْ الْمُنْكَرِ فَكَانَ دُخُولُهُ عَلَيْهِ
أَفْضَلَ الْجِهَادِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Dan
barangsiapa masuk menemui sulthan (penguasa) dan bermudahanah (menjilat) kepada
mereka, ia terjatuh dalam fitnah. Adapun orang yang tidak bermudahanah, dan
malah memberikan nasihat, menyuruhnya berbuat kebaikan dan melarangnya dari
kemunkaran; maka masuknya dirinya ke pintu sulthan merupakan seutama-utama
jihad" [<i>Tuhfatul-Ahwadziy</i>, 6/440].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Berikut
ada video singkat dari Asy-Syaikh Mushthafa Al-'Adawiy <i>hafidhahullah</i>
yang dikasih judul oleh penguploadnya di Youtube:<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اقسام السلف في الدخول على السلاطين؟ ؟</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dzthyKyE86i5QEgedPv_is3VshCStuFQ4QBfg77evFsy0bJBHbq2Wz7plptNq5dD5f7EfOryFmJsV4ofnwimg' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[Abul-Jauzaa’
Al-Bogoriy]<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-82101018036503954162020-01-27T22:15:00.001+07:002020-01-27T22:35:04.071+07:00Murji'ah Fuqahaa Keluar dari Ahlus-Sunnah ?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip2zwAJlsrJX0B5wVcgPqtWe0FjaxmaBTtRVByo56AQ-zGyFazNx-LzirqOJp3mgYYgXA2bl-Oxfo8D5yCHf4v7KjGNyQXG-FlCd1LCNT5L5RGEiShWIS0mBmGeSV3LWLuUbdJTXrodQyQ/s1600/Murjiah_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="282" data-original-width="500" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip2zwAJlsrJX0B5wVcgPqtWe0FjaxmaBTtRVByo56AQ-zGyFazNx-LzirqOJp3mgYYgXA2bl-Oxfo8D5yCHf4v7KjGNyQXG-FlCd1LCNT5L5RGEiShWIS0mBmGeSV3LWLuUbdJTXrodQyQ/s320/Murjiah_jauzaa.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ASY-SYAIKH
SHAALIH AL-FAUZAAN <i>HAFIDHAHULLAH<o:p></o:p></i></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pertanyaan:<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أحسن الله إليكم صاحب الفضيلة، وهذا سائل
يقول: هل الخلاف مع مرجئة الفقهاء يخرجهم من مسمى أهل السنة والجماعة وما حقيقة
الخلاف معهم؟</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Semoga
Allah memberikan kebaikan kepada Anda, <i>shaahibul-fadlilah</i>. Orang ini
bertanya : Apakah perselisihan Ahlus-Sunnah dengan Murji'ah Fuqahaa'
mengeluarkan mereka dari cakupan Ahlus-Sunnah wal-Jama'aah? Dan bagaimana
sebenarnya hakikat perselisihan kita dengan mereka?".</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jawab:<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا يخرجهم من أهل السنة والجماعة؛ ولذلك
يسمونهم مرجئة السنة، أو مرجئة أهل السنة، لا يخرجهم هذا عن أهل السنة والجماعة.
لكن ما هم عليه خطأ في الإيمان؛ لأنهم يقولون أن العمل لا يدخل في الإيمان، هذا
اللي سبَّبْ كونهم مرجئة أرجئوا العمل يعني أخروه عن مسمى الإيمان، وهذا خطأ بلا
شك , نعم</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Mereka
(Murji'ah Fuqahaa) tidak dikeluarkan dari Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah. Oleh karena
itu mereka dinamakan Murji'ah Sunnah atau Murji'ah Ahlis-Sunnah. Hal ini tidak
mengeluarkan mereka dari Ahlus-Sunnah. Akan tetapi pendapat mereka dalam
masalah keimanan adalah keliru, karena mereka berpendapat : amal tidak masuk
dalam iman. Inilah yang menjadi sebab mereka disebut Murji'ah, karena mereka
menangguhkan amal, yaitu mengakhirkannya dari cakupan nama iman. Dan ini adalah
kekeliruan tanpa diragukan lagi, <i>na'am</i>"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[selesai
- sumber : <a href="http://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/9524">http://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/9524</a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ASY-SYAIKH
‘ABDUL-MUHSIN AL-‘ABBAAD <i>HAFIDHAHULLAH</i><o:p></o:p></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الإيمان عند أهل السنة هو قول وعمل
واعتقاد، يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية، وقد ظهرت فرق من أهل الإسلام تقول
بالإرجاء، وأنه لا يضر مع الإيمان ذنب، ولا فرق بين أتقى الناس وأفجر الناس ما دام
أن الكل مسلم، وهذا قول غلاة المرجئة، أما مرجئة الفقهاء فيقولون: إن الإيمان قول
وتصديق ولا يلزم معه العمل، ومع ذلك فلا يخرج مرجئة الفقهاء من دائرة أهل السنة
والجماعة</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Iman
menurut Ahlus-Sunnah adalah perkataan, perbuatan, dan keyakinan (<i>i’tiqad</i>);
bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Dan kemudian muncul
kelompok-kelompok dari kaum muslimin yang berpendapat dengan (<i>‘aqidah</i>) <i>irjaa’</i>,
yaitu dosa tidak memudlaratkan keimanan dan tidak ada perbedaan antara orang
yang paling bertaqwa dengan orang yang paling jahat selama mereka semua
berstatus muslim. Ini adalah perkataan Murji’ah ekstrem (<i>ghullatul-murji’ah</i>).
Adapun Murjiah Fuqahaa’, mereka mengatakan : sesungguhnya iman adalah perkataan
dan pembenaran (<i>tashdiiq</i>), serta iman tidak membutuhkan amal. Namun
demikian, Murji’ah Fuqahaa tidak dikeluarkan dari wilayah Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah”
[<i>Syarh Sunan Abi Daawud</i> no. 524 - <a href="https://audio.islamweb.net/audio/Fulltxt.php?audioid=173410">https://audio.islamweb.net/audio/Fulltxt.php?audioid=173410</a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ASY-SYAIKH
‘ABDUL-‘AZIIZ BIN ABDILLAH AR-RAAJIHIY <i>HAFIDHAHULLAH</i></span></b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والطائفة الرابعة: مرجئة الفقهاء الذين
يقولون الإيمان شيئان : الإقرار باللسان، والتصديق بالقلب، والأعمال ليست من
الإيمان لكنها مطلوبة، هم طائفة من أهل السنة، وهذا هو مذهب الإمام أبي حنيفة وهو
عليه جمهور وأصحابه، وأول من قال بالإرجاء شيخ الإمام أبي حنيفة حماد بن أبي
سليمان، أول من قال بالإرجاء شيخ الإمام أبي حنيفة، أبي حنيفة من المرجئة، المرجئة
الفقهاء، ولكنه من أهل السنة.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ولهذا أقر الطحاوي الطحاوية مذهب المرجئة
يقول إيمان أهل الأرض وأهل السماء سواء، لا يزيد ولا ينقص، عندهم الإيمان لا يزيد
ولا ينقص، لكن مرجئة الفقهاء يختلفون عن المرجئة المحضة؛ لأنهم يقولون الأعمال
مطلوبة، الواجبات واجبات والمحرمات محرمات، ومن فعل الطاعات فهو ممدوح ويثاب يستحق
الثواب الذي رتب عليه، ومن فعل الكبائر فهو مذموم ويقام عليه الحد ويستحق العقوبة،
لكن ما يسمى إيمانا يسميه واجب آخر يقول الأعمال مطلوبة؛ لكن ليست من الإيمان
نسميها بر، نسميها تقوى، فالإنسان عليه واجبان واجب الإيمان وواجب العمل.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وجمهور أهل السنة يقولون: هي بر وتقوى
وإيمان، وهي داخلة في مسميات فقالوا: لا ليست داخلة، هذا الخلاف بينهم، الخلاف
لفظي.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Golongan
keempat, Murji’ah Fuqahaa yang mengatakan iman terdiri dari dua, yaitu
pengakuan lisan dan pembenaran hati. Amalan tidak termasuk keimanan, akan
tetapi sesuatu yang dituntut (wajib). Mereka adalah golongan dari Ahlus-Sunnah.
Ini adalah madzhab Al-Imaam Abu Haniifah yang dipegang oleh jumhur ulamanya
(Hanafiyyah). Orang yang pertama kali mengatakan <i>irjaa’</i> adalah guru Al-Imaam
Abu Haniifah yang bernama Hammaad bin Abi Sulaimaan. Orang yang pertama kali
mengatakan <i>irjaa’</i> adalah guru Al-Imaam Abu Haniifah, Abu Haniifah
termasuk Murji’ah, yaitu Murji’ah Fuqahaa’. Akan tetapi ia termasuk
Ahlus-Sunnah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, Ath-Thahawiy dalam Ath-Thahawiyyah<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Murji'ah%20Fuqahaa%20Keluar%20dari%20Ahlus-Sunnah.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
menyepakati madzhab Murji’ah, dimana ia (Ath-Thahawiy) yang mengatakan keimanan
penduduk bumi dan penduduk langit sama, tidak bertambah dan tidak pula
berkurang<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Murji'ah%20Fuqahaa%20Keluar%20dari%20Ahlus-Sunnah.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Mereka memiliki iman yang tidak bertambah dan tidak pula berkurang. Akan tetapi
Murji’ah Fuqahaa berbeda dengan Murji’ah tulen, karena mereka (Murji’ah
Fuqahaa) mengatakan amalan merupakan tuntutan (keimanan); berbagai perkara kewajiban,
wajib dilakukan; perkara yang diharamkan, haram dilakukan; barangsiapa yang
mengamalkan ketaatan, ia terpuji dan diberikan pahala sesuai dengan yang
ditetapkan; dan barangsiapa yang melakukan dosa besar, maka ia dicela,
ditegakkan padanya <i>hadd</i>, dan berhak mendapatkan hukuman (yang sesuai).
Akan tetapi apa yang dinamakan iman, dinamakan kewajiban lain. Mereka
mengatakan amalan merupakan tuntutan/kewajiban iman, akan tetapi tidak termasuk
iman. (Mereka katakan) : Kami menamakan amalan tersebut sebagai kebaikan/kebajikan
(<i>birr</i>) atau ketaqwaan. Manusia wajib melakukan dua kewajiban : kewajiban
iman dan kewajiban amal. Jumhur Ahlus-Sunnah mengatakan : Amal perbuatan
merupakan kebaikan, ketaqwaan, dan keimanan. Amalan masuk dalam nama iman.
Mereka (Murji’ah Fuqahaa) mengatakan : Tidak masuk (dalam nama iman). Inilah
perselisihan diantara mereka (Ahlus-Sunnah dan Murji’ah Fuqahaa), <i>khilaaf
lafdhiy</i>…” [<i>Syarh </i></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ushuulis-Sunnah
li-Abi Zamaniin</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, pelajaran ke-10
- </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><a href="https://shrajhi.com.sa/lessons/382">https://shrajhi.com.sa/lessons/382</a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Meskipun
Murji’ah Fuqahaa tidak memasukkan amal dalam nama iman – dan ini adalah
kekeliruan - , mereka mengatakan amal anggota badan masuk dalam <i>khithaab Syaari’</i>
berupa kebaikan/kebajikan (<i>al-birr</i>) dan taqwa, sehingga seorang muslim
akan mendapatkan pahala apabila melakukan ketaatan dan diberikan hukuman
apabila melakukan kemaksiatan. Mereka (Murji’ah Fuqahaa) mengatakan : Para
pelaku dosa masuk dalam lingkup celaan dan ancaman, sehingga di akhirat di
bawah kehendak Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
(yaitu) apabila berkehendak Ia akan mengampuni mereka dan apabila berkehendak
Ia akan mengadzab mereka. Bersamaan dengan ini, Murji’ah Fuqahaa mengatakan
keimanan mereka sempurna, namun kurang dari sisi kebajikan dan taqwa. Karena
itu, para ulama tidak mengeluarkan mereka dari lingkup Ahlus-Sunnah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu
‘Ubaid Al-Qaasim bin Salaam <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اعلم رحمك الله أن أهل العلم والعناية
بالدين افترقوا في هذا الأمر فرقتين :</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فقالت إحداهما : الإيمان بالإخلاص لله
بالقلوب وشهادة الألسنة وعمل الجوارح. </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقالت الفرقة الأخرى : بل الإيمان بالقلوب
والألسنة ، فأما الأعمال فإنما هي تقوى وبرٌّ ، وليست من الإيمان . </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وإنا نظرنا في اختلاف الطائفتين ، فوجدنا
الكتاب والسنة يصدقان الطائفة التي جعلت الإيمان : بالنية والقول والعمل ، جميعاً
، وينفيان ما قالت الأخرى</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ketahuilah,
semoga Allah merahmatimu. Bahwasannya para ulama dan orang-orang yang mempunyai
perhatian terhadap agama dalam permasalahan ini terbagi menjadi dua kelompok:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Satu
kelompok di antara mereka berkata : Iman itu adalah ikhlash kepada Allah dengan
hati, syahadat yang diucapkan oleh lisan, dan perbuatan dengan anggota badan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kelompok
kedua berkata : Iman itu adalah dengan hati dan lisan saja. Adapun perbuatan
hanyalah ketaqwaan dan kebaikan, bukan termasuk iman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan
jika kita memperhatikan perbedaan antara dua kelompok tersebut, kita akan
mendapati Al-Qur’an dan As-Sunnah membenarkan kelompok (pertama) yang
menjadikan iman dengan adanya niat, perkataan, dan perbuatan; yang bersamaan
dengan itu menafikkan (kebenaran) apa yang dikatakan kelompok kedua” [<i>Al-Iimaan</i>,
hal. 10 – <i>tahqiiq</i>, <i>takhriij</i>, dan <i>ta’liiq</i> oleh Asy-Syaikh
Muhammad Naashiruddiin Al-Albaaniy <i>rahimahullah</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Murji'ah%20Fuqahaa%20Keluar%20dari%20Ahlus-Sunnah.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>berkata:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وكانت هذه البدعة أخف البدع فان كثيرا من
النزاع فيها نزاع فى الاسم واللفظ دون الحكم اذ كان الفقهاء الذين يضاف اليهم هذا
القول مثل حماد بن أبى سليمان وأبى حنيفة وغيرهما هم مع سائر أهل السنة متفقين على
أن الله يعذب من يعذبه من أهل الكبائر بالنار ثم يخرجهم بالشفاعة كما جاءت الاحاديث
الصحيحة بذلك وعلى انه لابد فى الايمان أن يتكلم بلسانه وعلى أن الأعمال المفروضة
واجبة وتاركها مستحق للذم والعقاب فكان فى الأعمال هل هى من الايمان وفى الاستثناء
ونحو ذلك عامته نزاع لفظى<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Bid’ah ini adalah bid’ah yang paling ringan. Karena kebanyakan
perselisihan padanya terjadi dalam hal nama dan lafadh, bukan hukum. Ketika
para fuqahaa yang disandarkan kepada mereka pendapat ini seperti Hammaad bin
Abi Sulaimaan, Abu Haniifah, dan lainnya, mereka bersepakat dengan Ahlus-Sunnah
bahwa Allah mengadzab para pelaku dosa besar dengan neraka, kemudian
mengeluarkan mereka dengan syafa’at sebagaimana terdapat dalam hadits shahih
yang berbicara tentang hal tersebut. Juga bersepakat bahwa menjadi keharusan dalam
iman untuk diucapkan dengan lisannya; (bersepakat bahwa) amal fardlu wajib
dilakukan serta orang yang meninggalkannya berhak untuk dicela dan mendapatkan
hukuman. Maka dalam permasalahan amal, apakah itu termasuk iman, dan juga dalam
permasalahan <i>istitsnaa’</i>, dan semisalnya; kebanyakannya merupakan
perselisihan <i>lafdhiy</i>” [<i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i>, 13/38].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
kita memahami uraian tersebut di atas, kita pun<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>dapat memahami bahwa sebagian perselisihan di kalangan Ahlus-Sunnah yang
mirip dengannya saat ini terjadi karena kurang memahami substansi serta terjebak
dalam nama dan lafadh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sungguh
terjadi, ada orang dituduh mengeluarkan amal dari iman dan kemudian dicap
sebagai Murji’ah, keluar dari Ahlus-Sunnah. Sementara, orang tersebut berulang
kali mengatakan iman adalah keyakinan, perkataan, dan perbuatan; iman
bertingkat-tingkat, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan;
kekufuran dapat terjadi melalui keyakinan, perkataan, dan perbuatan; serta
memperingatkan kaum muslimin akan bahaya dan kesalahan Murji'ah. Jangan ragu
untuk mengatakan ini sebuah kedhaliman, siapapun dia yang melemparkan tuduhan tesrebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allaahul-musta’aan…</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">NB
: Sebagai catatan, sebagian ulama tidak bersepakat dengan uraian tersebut di
atas, karena <i>tabdii'</i> dan <i>tahdzir</i> para ulama mutaqaddimiin terhadap Murji’ah,
mayoritasnya tertuju kepada Murji’ah Fuqahaa’. Ada pembahasan lain…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 27012020].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Murji'ah%20Fuqahaa%20Keluar%20dari%20Ahlus-Sunnah.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ath-Thahawiy <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">والإيمان
واحد وأهله في أصله سواء، والتفاضل بينهم بالخشية والتقى، ومخالفة الهوى، وملازمة
الأولى</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Dan
keimanan adalah satu, dan orang yang beriman pada asalnya adalah sama. Perbedaan
tingkatan di antara mereka adalah dengan rasa takut, taqwa, penyelisihan
terhadap hawa nafsu, dan sikap mengutamakan yang utama” [<i>Al-‘Aqiidah
Ath-Thahawiyyah</i> hal. 22 no. 85].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Murji'ah%20Fuqahaa%20Keluar%20dari%20Ahlus-Sunnah.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ini adalah ucapan Abu Haniifah <i>rahimahullah</i>,
dimana beliau berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">والإيمان
هو الإقرار والتصديق وإيمان أهل السماء والأرض لا يزيد ولا ينقص من جهة المؤمن بها
ويزيد وينقص من جهة اليقين والتصديق والمؤمنون مستوون في الإيمان والتوحيد
متفاضلون في الأعمال</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Iman
adalah pengakuan (dengan lisan) dan pembenaran (dengan hati). Maka, keimanan
penduduk langit dan bumi tidak bertambah dan tidak berkurang dari sisi keimanan
terhadap-Nya. Tidak bertambah dan tidak berkurang dari sisi keyakinan dan
pembenaran. Orang-orang yang beriman, tingkatan keimanan dan tauhid mereka sama,
namun berbeda dalam hal amalan” [<i>Al-Fiqhul-Akbar</i> hal. 6].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Murji'ah%20Fuqahaa%20Keluar%20dari%20Ahlus-Sunnah.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Asy-Syaikh Muhammad Naashiruddiin Al-Albaaniy
<i>rahimahullah </i>mempunyai pengetahuan yang <i>daqiiq</i> dalam masalah
iman. Beliau <i>rahimahullah</i> telah membaca, mempelajari, mentahqiq, mentakhrij,
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan/atau menta’liq banyak kitab ‘aqidah
seperti <i>Al-Imaan</i>-nya Ibnu Taimiyyah, <i>Al-Imaan</i>-nya Abu 'Ubaid Al-Qaasim
bin Salaam, <i>Al-Imaan</i>-nya Ibnu Abi Syaibah, <i>Ar-Radd 'alal-Jahmiyyah</i>-nya
Ad-Daarimiy, <i>Al-'Aqiidah Ath-Thahawiyyah</i>, <i>As-Sunnah</i>-nya Ibnu Abi
'Aashim, <i>Ashlus-Sunnah wa I’tiqaadud-Diin</i>, <i>Iqtidlaaul' Ilmi Al-'Amal</i>-nya
Al-Khathiib, dan yang lainnya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-63837161351128236472020-01-27T08:55:00.000+07:002020-01-27T08:55:01.265+07:00Menyikapi Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOw-TXib-6buq8F9E4Mvf5yWRJqLnw9YsU8smhYWz2t-8NQHMdm5LkkMlZ2x8e6jSxiz9joLT0nY30d2ZdqmaknSvpvniL1f7bbu55LaQAfAeFKUaI5c9Nz3xTRhImBS3Jk_gnMZilFlHr/s1600/writing-jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOw-TXib-6buq8F9E4Mvf5yWRJqLnw9YsU8smhYWz2t-8NQHMdm5LkkMlZ2x8e6jSxiz9joLT0nY30d2ZdqmaknSvpvniL1f7bbu55LaQAfAeFKUaI5c9Nz3xTRhImBS3Jk_gnMZilFlHr/s200/writing-jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para
ulama ahli ushul fiqh berbeda pandangan tentang bagaimana penyikapan seorang
awam terhadap perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengatakan bahwa
awam mengambil pendapat ulama yang ia pandang paling berilmu dan paling wara'.
Ini adalah satu riwayat yang ternukil dari Ahmad bin Hanbal, Ibnus-Suraij dari
kalangan Syaafi'iyyah, dan mayoritas ulama ushul <i>rahimahumullah</i>. Ada
yang mengatakan bahwa orang awam bebas memilih ulama siapa saja yang ia pandang
pendapatnya sesuai dengan kebenaran; dan ini adalah pendapat sebagian
Syaafi'iyyah dan Hanaabilah. Ada yang mengatakan hendaknya mengambil pendapat
yang paling berat; ini adalah pendapat yang dihikayatkan dari Dhaahiriyyah.
Sebaliknya, ada yang berpendapat agar mengambil pendapat paling mudah dan
ringan. Dan ada pula yang berpendapat orang awam bertanya kepada setiap
mujtahid/ulama dalil yang mereka pakai, lalu ia berusaha/berijtihad darinya dan
beramal dengan pendapat yang rajih menurut penilaiannya. Ini adalah pendapat
Ibnul-Qayyim dalam <i>I'laamul-Muwaqqi'iin</i>.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maka,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pertama</span></b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, wajib
bagi setiap orang berusaha mencari kebenaran, memohon petunjuk (kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) agar dapat menerima, memahaminya, dan
mengikutinya darimanapun kebenaran tersebut datang. Diriwayatkan dari Mu'aadz
bin Jabal <i>radliyallaahu 'anhu</i>, ia berkata:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اِقْبَلُوا الْحَقَّ مِنْ كُلِّ مَنْ جَاءَ
بِهِ; وَإِنْ كَانَ كَافِرًا -أَوْ قَالَ فَاجِرًا- وَاحْذَرُوا زَيْغَةَ
اَلْحَكِيمِ، قَالُوا: كَيْفَ نَعْلَمُ أَنَّ اَلْكَافِرَ يَقُولُ كَلِمَةَ
الْحَقِّ؟ قَالَ: إِنَّ عَلَى اَلْحَقِّ نُورًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Terimalah
kebenaran dari siapapun yang membawanya, meskipun dirinya orang kafir atau
faajir. Dan waspadalah penyimpangan/kesalahan seorang yang bijak".
Orang-orang bertanya : “Bagaimana kami bisa mengetahui orang kafir mengucapkan
kalimat kebenaran?”. Mu’aadz berkata : “Sesungguhnya di atas kebenaran itu ada
cahaya” [Dibawakan oleh Ibnu Taimiyyah<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
dalam <i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i> 5/102].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا
اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى
صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Maka
Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus</i>” [QS. Al-Baqarah : 213].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
doa istiftah shalat malam, kita dianjurkan membaca doa agar diberikan petunjuk
dan ditetapkan di atas kebenaran:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ،
وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ
يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ
تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ya
Allah, Rabb bagi Jibriil, Mikaaiil dan Israafiil, Pencipta langit dan bumi,
Yang mengetahui hal yang ghaib dan yang nampak. Engkaulah yang menetapkan
keputusan diantara para hamba dalam berbagai hal yang mereka perselisihkan. <u>Berilah
aku petunjuk akan kebenaran dalam hal-hal yang diperselisihkan dengan izin-Mu</u>,
sesungguhnya Engkau itu memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau
kehendaki untuk menuju jalan yang lurus</i>” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 770].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maksud
perkataan ‘<i>Berilah aku petunjuk akan kebenaran dalam hal-hal yang
diperselisihkan dengan izin-Mu</i>’ adalah tetapkanlah aku di atas kebenaran
sebagaimana firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Berilah
kami petunjuk pada jalan yang lurus</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">” [QS. Al-Faatihah : 6].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kedua</span></b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, tidak
ada seorang pun setelah Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang kebenaran selalu ikut bersamanya
dalam semua perkataan (fatwa) dan perbuatannya. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ
الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Semua
anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat
kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat</i>” [Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy no. 2499, Ahmad 3/198, Ibnu Abi Syaibah 13/187, dan yang lainnya;
dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam <i>Shahiih Sunan At-Tirmidziy</i> 2/604].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
permasalahan tawanan perang Badr, kebenaran ada pada perkataan ‘Umar bin
Al-Khaththaab <i>radliyallaahu ‘anhu </i>yang memberikan saran untuk membunuh
mereka. Berbeda dengan saran Abu Bakr <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i> untuk
menerima tebusan. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
membenarkan perkataan ‘Umar <i>radliyallaahu ‘anhu</i> dengan menurunkan Surat
Al-Anfaal ayat 67-69.<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Di lain waktu, kebenaran berada pada perkataan Abu Bakr daripada ‘Umar <i>radliyallaahu
‘anhumaa</i> dalam permasalahan memerangi orang yang tidak menunaikan zakat.
‘Umar sendiri mengakui dengan perkataannya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ قَدْ
شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَعَرَفْتُ، أَنَّهُ
الْحَقّ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka
demi Allah, tidaklah hal itu dikatakannya kecuali Allah telah melapangkan dada
Abu Bakr <i>radliyallaahu ‘anhu</i>, lalu aku pun mengetahuinya bahwa apa yang
dikatakannya itu adalah kebenaran” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1400].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apabila
Abu Bakr dan ‘Umar <i>radliyallaahu ‘anhu</i> yang dikatakan </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">sebagai manusia terbaik<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
sepeninggal beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
tidak memegang otoritas kebenaran dalam seluruh ijtihad mereka, tentu manusia
setelahnya lebih layak dikatakan demikian<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Mujaahid <i>rahimahullah</i> berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَيْسَ أَحَدٌ بَعْدَ النَّبِيِّ ﷺ إِلا
يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ، وَيُتْرَكُ إِلا النَّبِيَّ ﷺ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Tidak
ada seorang pun setelah Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dimana perkataannya dapat diambil dan ditinggalkan, kecuali Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam <i>Juz’u
Raf’il-Yadain</i>, hal. 153 no. 179; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>mengatakan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فالذي عليه الأئمة الأربعة وسائر أئمة
العلم أنه ليس على أحد ولا شرع له التزام قول شخص معين في كل ما يوجبه ويحرمه
ويبيحه إلا رسول الله ﷺ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
pendapat/manhaj yang dipegang para imam yang empat dan seluruh ulama (yang
diakui) bahwa tidak wajib dan tidak pula disyari’atkan bagi seseorang untuk
menetapi pendapat ulama tertentu <u>dalam semua</u> yang diwajibkan,
diharamkan, dan dibolehkannya; selain daripada Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>…” [<i>Al-Fataawaa Al-Kubraa</i>, 3/328].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فإن أهل الحق والسنة لا يكون متبوعهم إلا
رسول الله ﷺ الذي لا ينطق عن الهوى إن هو إلا وحي يوحى فهو الذي يجب تصديقه في كل
ما أخبر وطاعته في كل ما أمر وليست هذه المنزلة لغيره من الأئمة بل كل أحد من
الناس يؤخذ من قوله ويترك إلا رسول الله فمن جعل شخصا من الأشخاص غير رسول الله من
أحبه ووافقه كان من أهل السنة والجماعة ومن خالفه كان من أهل البدعة والفرقة كما
يوجد ذلك في الطوائف من اتباع أئمة في الكلام في الدين وغير ذلك كان من أهل البدع
والضلال والتفرق</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Sesungguhnya
para pembela kebenaran dan sunnah (<i>ahlul-haq was-sunnah</i>) tidak mengikuti
seseorang kecuali Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
yang : ‘<i>beliau tidak berkata-kata dengan hawa nafsunya, ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)</i>’ (QS. An-Najm : 3-4).
Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> adalah orang yang wajib dibenarkan setiap
perkataannya dan wajib ditaati setiap perintahnya. Kedudukan ini tidaklah
dimiliki oleh orang selain beliau dari kalangan para imam. Bahkan setiap orang
dapat diambil dan dibuang perkataannya kecuali Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Barangsiapa yang menjadikan seseorang
selain Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dari kalangan orang yang mencintainya dan menyepakatinya sebagai Ahlus-Sunnah
wal-Jama’ah, dan orang-orang yang menyelisihinya sebagai Ahlul-Bida’ wal-Furqah
sebagaimana<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>fenomena itu ditemui pada
sebagian kelompok yang yang mengikuti para imam dalam fatwa-fatwa agama dan
selainnya; maka ia lah yang justru termasuk <i>Ahlul-Bida’ wadl-Dlalaal
wal-Furqah</i> (penyeru kebid’ahan, kesesatan, dan perpecahan)” [<i>Majmuu’
Al-Fataawaa</i>, 3/346-347].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketiga</span></b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
hendaknya seseorang berusaha mengikuti pendapat ulama dengan mengetahui dalil dan
pendalilannya <u>semampunya</u>. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Wahai
orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta
ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman
kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya</i>” [QS. An-Nisaa’ : 59].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i>Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu</i>”
[QS. At-Taghaabun : 16].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sikap mengikuti
pendapat ulama dengan dalilnya merupakan <i>ittibaa’</i> sebagaimana
didefinisikan oleh sebagian ulama. Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقد فرق أحمد بين التقليد والاتباع، فقال
أبو داود: سمعته يقول: الاتباع أن يتبع الرجلُ ما جاء عن النبي ﷺ وعن أصحابه، ثم
هو مِن بعدُ في التابعين مخيَّر</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Ahmad
(bin Hanbal) membedakan antara taqlid dan <i>ittibaa'</i>. Abu Daawud berkata :
'<i>Ittibaa' </i>adalah seseorang mengikuti apa yang datang dari Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan para sahabatnya. Kemudian pendapat
setelahnya dari kalangan taabi'iin boleh dipilih" [<i>I'laamul-Muwaqqi'iin</i>,
3/469. Lihat juga <i>Masaailu Abi Daawud</i>, hal. 276].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ittibaa'</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
menjadi tingkatan kedua antara taqliid dan ijtihaad<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Adapun taqlid didefinisikan mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui
dalilnya [<i>Mudzakkirah fii Ushuulil-Fiqh</i> oleh Asy-Syinqiithiy].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Seandainya
kita bukan tergolong ulama – dan memang demikianlah keadaannya - , maka jadilah
awam berkualitas yang senantiasa mengedepankan prinsip <i>ittibaa’</i>, mengikuti
pendapat ulama dengan dalilnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
‘Aun <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">رَحِمَ اللَّهُ رَجُلا لَزِمَ هَذَا
الأَثَرَ، وَرَضِيَ بِهِ، وَإِنِ اسْتَثْقَلَهُ وَاسْتَبْطَأَهُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Semoga
Allah memberikan rahmat kepada seseorang yang tetap berpegang/berkomitmen pada
atsar ini dan ridla terhadapnya, meskipun terasa berat dan menghambatnya”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam <i>Al-Ibaanah</i> no. 291; sanadnya
shahih sesuai syarat syaikhain].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Qayyim
<i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقد نهى الأئمة الأربعة عن تقليدهم ، وذموا
من أخذ أقوالهم بغير حجة</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
sungguh para imam empat melarang taqlid kepada mereka<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
dan mencela orang yang mengambil pendapat mereka tanpa hujjah” [<i>I’laamul-Muwaqqi’iin</i>,
1/79].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sehingga
dikatakan para ulama,<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA">أقوال العلماء يُستدل لها
ولا يستدل بها</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Perkataan
ulama dipakai untuk penyokong dalil, bukan untuk berdalil itu sendiri”<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Keempat</span></b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
setelah melihat dalil dan pendalilan perkataan ulama, maka ia berusaha untuk mentarjihnya
sesuai dengan kemampuannya, manakah yang lebih kuat menurutnya dan lebih
menentramkan hatinya untuk diikuti. Dalam hal ini, seorang muslim dengan ilmu<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
yang ia miliki (berapapun kadarnya), harus ia pergunakan untuk mengetahui
kebenaran semampunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Atau
jika tidak mampu, ia mentarjihnya dengan cara memilih ulama yang
menurutnya paling berilmu, paling bertaqwa, dan paling <i>wara’</i> dalam
agamanya – dan kemudian mengambil pendapatnya untuk diamalkan/diikuti. Dan
dalam permasalahan agama secara umum, ia boleh mencukupkan diri untuk bertanya/meminta
fatwa kepada orang tersebut (yang paling ia percayai keilmuannya, amanahnya,
taqwanya, dan kewaraannya) dan kemudian beramal dengan fatwanya; sebagai
pengamalan firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ
كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui</i>"
[QS. An-Nahl : 43].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaathibiy
<i>rahimahullah</i> mengatakan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أما اختلافُ العلماء بالنسبة إلى
المقلِّدين، فكذلك أيضًا، لا فرق بين مصادفة المجتهدِ الدليلَ، ومصادفة العاميِّ
المفتيَ؛ فتعارُضُ الفتويَيْنِ عليه كتعارض الدليلينِ على المجتهد، فكما أن
المجتهد لا يجوز في حقه اتباعُ الدليلين معًا، ولا اتباع أحدهما من غير اجتهاد ولا
ترجيح، كذلك لا يجوز للعاميِّ اتباع المفتيَيْنِ معًا ولا أحدهما مِن غيرِ اجتهادٍ
ولا ترجيح</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Adapun
ikhtilaaf ulama yang dinisbatkan kepada para <i>muqallid</i>, maka demikian
juga, tidak ada perbedaan antara pertemuan mujtahid dengan dalil dan pertemuan
orang awam dengan mufti. Pertentangan dua fatwa bagi orang awam seperti halnya
pertentangan dua dalil bagi seorang mujtahid. Sebagaimana seorang mujtahid
tidak boleh mengikuti dua dalil (yang bertentangan) sekaligus dan tidak
mengikuti salah satunya tanpa ijtihad dan tarjih; begitu pula tidak
diperbolehkan bagi orang awam mengikuti (fatwa) dua orang mufti sekaligus dan
tidak memilih satu diantaranya tanpa ijtihad dan tarjih" [<i>Al-Muwafaqaat</i>,
5/77].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Khathiib
Al-Baghdaadiy <i>rahimahullah</i> membawakan riwayat:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أنا أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ
الْحُسَيْنِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَلَفِ بْنُ بُخَيْتٍ
الْعُكْبَرِيُّ، أَخْبَرَنَا جَدِّي، قَالَ: قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ
الزُّبَيْرُ بْنُ أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ: فَإِنْ قَالَ قَائِلٌ: فَكَيْفَ تَقُولُ
فِي الْمُسْتَفْتِي مِنَ الْعَامَّةِ إِذَا أَفْتَاهُ الرَّجُلانِ وَاخْتَلَفَا
فَهَلْ لَهُ التَّقْلِيدُ؟ قِيلَ لَهُ: إِنْ شَاءَ اللَّهُ هَذَا عَلَى
وَجْهَيْنِ: </span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَحَدُهُمَا: إِذَا كَانَ الْعَامِّيُّ
يَتَّسِعُ عَقْلُهُ، وَيَكْمُلُ فَهْمُهُ إِذَا عَقَلَ أَنْ يَعْقِلَ، وَإِذَا
فَهِمَ أَنْ يَفْهَمَ فَعَلَيْهِ أَنْ يَسْأَلَ الْمُخْتَلِفِينَ عَنْ
مَذَاهِبِهِمْ عَنْ حُجَجِهِمْ، فَيَأْخُذُ بِأَرْجَحِهِمَا عِنْدَهُ، </span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَإِنْ كَانَ عَقْلُهُ لَمْ يَنْقُصْ عَنْ
هَذَا، وَفَهْمُهُ لا يَكْمُلُ لَهُ، وَسِعَهُ التَّقْلِيدُ لأَفْضَلِهِمَا
عِنْدَهُ وَقِيلَ: يَأْخُذُ بِقَوْلِ مَنْ شَاءَ مِنَ الْمُفْتِينَ، وَهُوَ
الْقَوْلُ الصَّحِيحُ ؛ لأَنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِ الاجْتِهَادِ وَإِنَّمَا
عَلَيْهِ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى قَوْلِ عَالِمٍ ثِقَةٍ، وَقَدْ فَعَلَ ذَلِكَ،
فَوَجَبَ أَنْ يكفيه</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Abul-Hasan Ahmad bin Al-Husain bin Muhammad bin
‘Abdillah bin Khalaf bin Bukhait Al-‘Ukbariy : Telah mengkhabarkan kepada kami
kakekku, ia berkata : Telah berkata Abu ‘Abdillah Az-Zubair bin Ahmad
Az-Zubairiy : Apabila ada orang berkata : “Bagaimana pendapatmu tentang orang
yang meminta fatwa dari masyarakat awam, apabila ada dua orang ulama memberikan
fatwa kepadanya yang ternyata fatwa masing-masing berbeda. Apakah boleh baginya
taqlid ?”. Maka katakan kepadanya : InsyaAllah, dalam permasalahan ini ada 2
kondisi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pertama,
jika orang awam itu punya nalar yang cerdas dan sempurna pemahamannya, yang
seandainya ia berpikir (sesuatu) akan mengetahui, dan seandainya ia memahami
(sesuatu) akan paham; maka dirinya wajib untuk bertanya kepada orang lain
pendapat mereka dan hujjah mereka (tentang jawaban dua mufti tersebut), lalu ia
mengambil yang paling kuat (rajih) di antara keduanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">(Kedua)
apabila nalarnya tidak kurang dari ini, hanya saja dari segi pemahamannya ia
belum sempurna/memadai, maka boleh baginya untuk bertaqlid terhadap orang yang
lebih utama diantara dua mufti tersebut (menurutnya). Dikatakan : orang
tersebut bebas mengambil/memilih fatwa dua orang mufti itu. Ini (pun) pendapat
yang benar, karena ia bukan seorang ahli ijtihad (mujtahid). Yang wajib baginya
hanyalah mengembalikannya kepada pendapat seorang 'alim yang terpercaya
(menurutnya), dan ia pun telah melakukannya sehingga itu telah mencukupi” [<i>Al-Faqiih
wal-Mutafaqqih</i> no. 1220].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لكن منهم من يقول على المستفتى ان يقلد
الأعلم الأروع ممن يمكنه إستفاؤه ومن هم من يقول بل يخير بين المفتين واذا كان له
نوع تمييز فقد قيل يتبع أى القولين أرجح عنده بحسب تمييزه فان هذا أولى من التخيير
المطلق وقيل لا يجتهد الا اذا صار من أهل الإجتهاد والأول اشبه فاذا ترجح عند
المستفتى أحد القولين إما لرجحان دليله بحسب تمييزه وأما لكون قائله أعلم وأروع
فله ذلك وان خالف قوله المذهب</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Akan
tetapi diantara ulama ada yang berpendapat bahwa bagi orang yang meminta fatwa
agar bertaqlid kepada ulama yang dianggap paling berilmu dan wara' yang paling
memungkinkan ia mintai fatwanya. Diantara mereka ada yang berpendapat, boleh
baginya untuk memilih manapun pendapat dari dua mufti/ulama tersebut. Namun
apabila orang tersebut memiliki kemampuan/kapasitas, maka dikatakan dirinya mengikuti
pendapat manapun yang paling rajih menurutnya sesuai dengan kemampuannya,
karena ini lebih baik daripada (pendapat yang menyatakan) memilih secara
mutlak. Dikatakan : seseorang tidak boleh berijtihad kecuali dirinya telah menjadi
ahli ijtihad. Namun pendapat pertama yang lebih benar. Maka apabila orang yang
meminta fatwa merajihkan salah satu diantara dua pendapat yang ada, baik karena
kekuatan dalilnya sesuai dengan yang ia pahami, atau karena ulama yang
menyatakannya ia anggap lebih berilmu dan lebih wara'; maka ia ambil pendapat
itu meskipun menyelisihi madzhab (yang ia pegang)" [<i>Majmuu' Al-Fataawaa</i>,
33/168].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Qayyim
<i>rahimahullah</i> mempertimbangkan agar mengambil perkataan ulama yang paling
berilmu sebagai pendapat kelima, mengambil perkataan ulama yang paling wara’ sebagai
pendapat keenam, dan menambahkan pendapat ketujuh bahwa wajib bagi orang awam
untuk mempelajari dan membahas mana yang paling kuat sesuai kemampuannya; dan selanjutnya
beliau (Ibnul-Qayyim) <i>rahimahullah </i>merajihkan pendapat terakhir ini
dengan perkataannya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فيعمل، كما يعمل عند اختلاف الطريقين، أو
الطبيبين، أو المشيرين</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka
ia beramal sebagaimana ia beramal ketika terdapat perbedaan dua jalan, dua
dokter, atau dua penunjuk” [<i>I’laamul-Muwaqqi’iin</i>, 6/205].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimiin <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إذا كان المسلم عنده من العلم ما يستطيع به
أن يقارن بين أقوال العلماء بالأدلة ، والترجيح بينها ، ومعرفة الأصح والأرجح وجب
عليه ذلك ، لأن الله تعالى أمر برد المسائل المتنازع فيها إلى الكتاب والسنة ،
فقال : (فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
إِنْ كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ) النساء/59. فيرد
المسائل المختلف فيها للكتاب والسنة ، فما ظهر له رجحانه بالدليل أخذ به ، لأن
الواجب هو اتباع الدليل ، وأقوال العلماء يستعان بها على فهم الأدلة</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأما إذا كان المسلم ليس عنده من العلم ما
يستطيع به الترجيح بين أقوال العلماء ، فهذا عليه أن يسأل أهل العلم الذين يوثق
بعلمهم ودينهم ويعمل بما يفتونه به ، قال الله تعالى : ( فَاسْأَلُوا أَهْلَ
الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ ) الأنبياء/43 . وقد نص العلماء على أن
مذهب العامي مذهب مفتيه</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Apabila
seorang muslim memiliki ilmu untuk membandingkan pendapat para ulama dengan
dalil-dalilnya, mentarjihnya, serta mengetahui mana yang lebih shahih dan lebih
kuat, wajib baginya untuk melakukannya. Karena Allah <i>ta’ala </i>memerintahkan
untuk mengembalikan permasalahan yang diperselisihkan padanya kepada Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
berfirman : ‘<i>Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian”</i> (QS. An-Nisaa’ : 59). Maka
ia mengembalikan permasalahan yang diperselisihkan padanya kepada Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Apa yang nampak baginya lebih kuat berdasarkan dalil, ia ambil
pendapat tersebut. Karena wajib baginya untuk mengikuti dalil, sedangkan
pendapat ulama dipergunakan untuk memahami dalil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun
jika seorang muslim tidak memiliki ilmu yang dengannya ia mampu melakukan
tarjih diantara pendapat para ulama, dalam hal ini wajib baginya bertanya
kepada ulama yang ia percayai keilmuannya dan agamanya, lalu ia mengamalkan
fatwanya. Allah <i>ta’ala </i>berfirman : ‘<i>Maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui</i>" [QS. An-Nahl :
43]. Dan ulama telah menegaskan bahwa madzhab orang awam adalah madzhab
orang/mufti yang memberikan fatwa kepadanya” [<i>Al-Ikhtilaafu bainal-'Ulamaa, Asbaabuhu
wa Mauqifuna minhu</i>, hal. 23].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Asy-Syaikh
Sulaimaan Maajid <i>hafidhahullah </i>berkata saat menyimpulan permasalahan
sikap orang awam menghadapi perbedaan pendapat di kalangan ulama:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وبكل حال، فالأرجح ما ذهب إليه شيخ الإسلام
ابن تيمية، وتلميذه ابن القيم، وهو أن العامي إذا اختلفت عليه الفتوى، فإنه يجتهد
حسب تمييزه، ويتقي الله حسب استطاعته، فإن ترجح له قول أحد المفتين لكونه الأعلم
الأورع، أخذ بفتواه. فإن استويا في العلم والورع، أو شق عليه معرفة الأعلم منهما،
ولكن ما استدل به أحدهما أقوى في الحجة وظهور الدليل مما استدل به الآخر، أخذ به،
أو كانت نفسه تسكن لفتيا أحدهما، ويطمئن لها قلبه، دون فتيا الآخر، أخذ بهذا
المرجح، وكذا لو ترجح له قول أحدهما، لكثرة من أفتى به من أهل العلم، أخذ به</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka,
yang rajih adalah pendapat yang dipegang Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah dan
muridnya, Ibnul-Qayyim. Yaitu, orang awam apabila menghadapi perselisihan dua
fatwa, maka ia berusaha (memilih pendapat yang paling kuat) sesuai kapasitasnya
dan bertaqwa kepada Allah sesuai kemampuannya pula. Apabila ia merajihkan
pendapat salah seorang mufti/ulama berdasarkan pertimbangan ulama tersebut
dianggap paling berilmu dan paling wara’, maka ia ambil fatwanya. Namun apabila
keduanya sama dalam ilmu dan kewara’annya; atau dirinya merasa kesulitan untuk
mengetahui mana yang lebih berilmu dari keduanya, namun hujjah dan penampakan
dalil salah satu mufti/ulama lebih kuat daripada yang lain, maka ia ambil
pendapat tersebut. Atau dirinya lebih mantap dan hatinya lebih tenang dengan
salah satu fatwa mufti tersebut, maka ia ambil pendapat yang dianggapnya lebih
kuat tersebut. Begitu juga seandainya ia merajihkan pendapat salah satu
diantara mufti dikarenakan banyaknya ulama yang berfatwa serupa, ia ambil pendapat
tersebut” [sumber : </span><a href="https://www.salmajed.com/node/11092"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">https://www.salmajed.com/node/11092</span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inti
perkataan para ulama di atas satu, tarjih seseorang akan berbeda-beda sesuai
dengan kemampuannya<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>,
dan banyak faktor yang melatarbelakangi. Sebagai penuntut ilmu – atau orang
awam - , tentu kita dapat merasakannya. Kadang penuntut ilmu melakukan penelaahan dalam sebagian permasalahan dengan dalilnya, namun tidak pada permasalahan yang lain
sehingga ia langsung mengambil pendapat ulama yang paling ia percayai dalam hal
tersebut. Ada juga orang yang benar-benar awam tidak memiliki ilmu sehingga ia
hanya mengambil fatwa orang yang ia mintai fatwa dan beramal dengannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kelima</span></b><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
haram hukumnya apabila seseorang telah mengetahui kebenaran ada pada diri
seorang ulama karena hujjah/dalil yang dibawakannya, namun ia meninggalkannya dengan
mengambil pendapat ulama lain yang lebih ia idolai. Ini adalah fanatik yang
sangat tercela<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ
إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ
أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata</i>” [QS. Al-Ahzaab : 36].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Ma'shuumiy
menukil perkataan Asy-Syaafi'iy <i>rahimahumallah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">من قلَّد معيَّنًا في تحريم شيء أو تحليله،
وقد ثبت الحديث على خلافه، ومنعه التقليد عن العمل بالسنة، فقد اتخذ من قلَّده
ربًّا من دون الله تعالى، يحل له ما حرم الله، ويحرم عليه ما أحل الله</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa
yang bertaqlid kepada seseorang dalam pengharaman atau penghalalan sesuatu,
dimana ia mengetahui ada hadits menyelisihinya, sehingga sikap taqlid itu
menghalanginya untuk beramal sesuai dengan sunnah; sungguh ia telah mengambil
orang yang ditaqlidinya itu sebagai Rabb selain Allah ta’ala, yang menghalalkan
apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah” [<i>Hadiyyatu
Sulthaan</i>, hal. 69 - </span><a href="https://al-maktaba.org/book/33062/45"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">https://al-maktaba.org/book/33062/45</span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا
يُشْرِكُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-Rabb selain
Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal
mereka hanya disuruh beribadah kepada Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang
berhak diibadahi) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan</i>"
[QS. At-Taubah : 31].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hudzaifah
bin Yamaan <i>radliyallaahu ‘anhu</i> pernah ditanya tentang ayat ini : “Apakah
mereka (orang-orang Nashara) menyembah (shalat) kepada mereka (para
pendeta/rahib) ?. Ia (Hudzaifah menjawab:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا يُحِلُّونَ
لَهُمْ مَا حُرِّمَ عَلَيْهِمْ، فَيَسْتَحِلُّونَهُ، وَيُحَرِّمُونَ عَلَيْهِمْ
مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَهُمْ، فَيُحَرِّمُونَهُ، فَصَارُوا بِذَلِكَ أَرْبَابًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Tidak,
akan tetapi mereka (para pendeta/rahib) menghalalkan apa yang diharamkan Allah
atas mereka, dan kemudian orang-orang Nashara itu juga menghalalkannya. Dan
mereka (para pendeta/rahib) mengharamkan apa yang dihalalkan Allah atas mereka,
dan kemudian orang-orang Nashara itu juga mengharamkannya. Maka dengan sebab
itu para pendeta/rahib itu seperti rabb-rabb (bagi orang Nashara)</i>” [Diriwayatkan
oleh Al-Khallaal dalam <i>As-Sunnah</i> no. 1325, ‘Abdurrazzaaq dalam <i>Tafsiir</i>-nya
no. 1073, serta Al-Baihaqiy dalam <i>Al-Kubraa</i>, 10/116 no. 20351 dan dalam <i>Al-Madkhal</i>
no. 258-259; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لو خالف العبد جميع الخلق و اتبع الرسول ما
سأله الله عن مخالفة أحد فإن من يطيع أو يطاع إنما يطاع تبعا للرسول</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Seandainya
seorang hamba menyelisihi seluruh manusia (di muka bumi) namun ia mengikuti
Rasul </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, maka Allah tidak akan bertanya tentang penyelisihannya
terhadap seseorang. Karena sesungguhnya siapa saja yang mentaati atau ditaati,
maka orang tersebut ditaati karena mengikuti Rasul </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>" [<i>Majmuu' Al-Fataawaa</i>,
16/529].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a'lam.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 27012020].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah
</i>membawakannya secara makna dan ringkas. Abu Daawud membawakan riwayat
tersebut sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">عَنْ
يَزِيْدِ بْنِ عُمَيْرَةَ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ:
" كَانَ لَا يَجْلِسُ مَجْلِسًا لِلذِّكْرِ حِينَ يَجْلِسُ، إِلَّا قَالَ:
اللَّهُ حَكَمٌ قِسْطٌ هَلَكَ الْمُرْتَابُونَ، فَقَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ
يَوْمًا إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ فِتَنًا يَكْثُرُ فِيهَا الْمَالُ وَيُفْتَحُ
فِيهَا الْقُرْآنُ حَتَّى يَأْخُذَهُ الْمُؤْمِنُ وَالْمُنَافِقُ وَالرَّجُلُ
وَالْمَرْأَةُ وَالصَّغِيرُ وَالْكَبِيرُ وَالْعَبْدُ وَالْحُرُّ، فَيُوشِكُ
قَائِلٌ أَنْ يَقُولَ: مَا لِلنَّاسِ لَا يَتَّبِعُونِي وَقَدْ قَرَأْتُ
الْقُرْآنَ مَا هُمْ بِمُتَّبِعِيَّ حَتَّى أَبْتَدِعَ لَهُمْ غَيْرَهُ،
فَإِيَّاكُمْ وَمَا ابْتُدِعَ فَإِنَّ مَا ابْتُدِعَ ضَلَالَةٌ، وَأُحَذِّرُكُمْ
زَيْغَةَ الْحَكِيمِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَقُولُ كَلِمَةَ الضَّلَالَةِ
عَلَى لِسَانِ الْحَكِيمِ، وَقَدْ يَقُولُ الْمُنَافِقُ كَلِمَةَ الْحَقِّ، قَالَ:
قُلْتُ لِمُعَاذٍ: مَا يُدْرِينِي رَحِمَكَ اللَّهُ؟ أَنَّ الْحَكِيمَ قَدْ
يَقُولُ كَلِمَةَ الضَّلَالَةِ وَأَنَّ الْمُنَافِقَ قَدْ يَقُولُ كَلِمَةَ
الْحَقِّ، قَالَ: بَلَى اجْتَنِبْ مِنْ كَلَامِ الْحَكِيمِ الْمُشْتَهِرَاتِ
الَّتِي يُقَالُ لَهَا مَا هَذِهِ، وَلَا يُثْنِيَنَّكَ ذَلِكَ عَنْهُ فَإِنَّهُ لَعَلَّهُ
أَنْ يُرَاجِعَ، وَتَلَقَّ الْحَقَّ إِذَا سَمِعْتَهُ فَإِنَّ عَلَى الْحَقِّ
نُورًا "</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dari
Yaziid bin ‘Umairah – dan ia adalah salah seorang sahabat Mu’aadz bin Jabal - ,
ia berkata : Mu'aadz bin Jabal tidak pernah duduk dalam sebuah majlis kecuali
selalu mengucapkan : “Allah Maha Bijak, Allah Maha Adil, dan celakalah
orang-orang yang merasa ragu”. Suatu hari Mu'aadz berkata : “Di belakang kalian
akan terjadi fitnah, harta semakin melimpah, Al-Qur’an akan muda dibaca oleh
siapa saja, baik orang mukmin, munafik, laki-laki, wanita, anak kecil, orang
dewasa, budak, maupun orang merdeka. Hingga ada seseorang berkata : ‘Mengapa orang-orang
tidak mengikutiku, padahal aku telah membaca Al-Qur'an! Sungguh, mereka tidak akan
mengikuti kecuali jika aku melakukan kebid'ahan’. Maka berhati-hatilah kalian
dari bid'ah, sesungguhnya bi'dah itu adalah kesesatan. Dan aku peringatkan
kalian agar berhati-hati dari penyimpangan orang yang bijak, sebab setan kadang
mengucapkan kalimat kesesatan (kebathilan) melalui lisan orang bijak tersebut.
Dan sungguh, kadang orang munafik mengucapkan kalimat yang benar”. Yazid
berkata : Aku bertanya kepada Mu'aadz : "Bagaimana aku bisa tahu - semoga
Allah merahmatimu – bahwa kadang seorang bijak mengatakan kalimat kesesatan sedangkan
orang munafik mengatakan kalimat yang benar””. Ia (Mu’aadz) menjawab : "Tentu.
Maka jauhilah perkataan orang bijak yang masyhur akan kebatilannya sehingga
orang-orang bertanya : ‘apa ini-apa ini’. Janganlah hal itu memalingkanmu dari
jalan yang lurus. Karena mungkin orang bijak tersebut rujuk dari perkataannya.
Dan terimalah kebenaran apabila engkau mendengarnya, karena sesungguhnya di
atas kebenaran ada cahaya”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Az-Zuhriy
berkata dalam riwayat lain tentang jawaban Mu’aadz : <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">بَلَى
مَا تَشَابَهَ عَلَيْكَ مِنْ قَوْلِ الْحَكِيمِ حَتَّى تَقُولَ مَا أَرَادَ
بِهَذِهِ الْكَلِمَة</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Tentu.
Perkara yang tersamar olehmu dari perkataan orang bijak tersebut, hingga engkau
berkata : ‘Apa yang dimaksudkan dengan perkataan ini ?” [<i>Sunan Abi Daawud</i>
no. 3998; shahih].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebagaimana diriwayatkan Muslim dalam <i>Shahiih</i>-nya
no. 1763.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebagaimana hadits:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْمُخْتَارِ قَالَ
خَالِدٌ الْحَذَّاءُ حَدَّثَنَا عَنْ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي عَمْرُو
بْنُ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَهُ عَلَى جَيْشِ
ذَاتِ السُّلَاسِلِ فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ
عَائِشَةُ فَقُلْتُ مِنْ الرِّجَالِ فَقَالَ أَبُوهَا قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ
ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَعَدَّ رِجَالًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Mua’llaa bin Asad : Telah menceritakan kepada kami
‘Abdul-‘Aziiz bin Al-Mukhtaar, ia berkata : Telah berkata Khaalid Al-Hadzdzaa’
dari Abu ‘Utsmaan, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Amru bin Al-‘Aash <i>radliyallaahu
‘anhu</i> : Bahwasannya Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> mengutusnya beserta rombongan pasukan Dzatus-Sulaasil. Lalu aku
('Amru) bertanya kepada beliau : "Siapakah manusia yang paling engkau
cintai?”. Beliau menjawab : "'Aisyah". Aku kembali bertanya :
"Kalau dari kalangan laki-laki?". Beliau menjawab : "Bapaknya
(yaitu Abu Bakr)". Aku kembali bertanya : "Kemudian siapa
lagi?". Beliau menjawab : "'Umar bin Al-Khaththab". Selanjutnya
beliau menyebutkan beberapa orang laki-laki" [Diriwayatkan Al-Bukhaariy
no. 3662].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ يَحْيَى بْنِ
سَعِيدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كُنَّا
نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ ﷺ فَنُخَيِّرُ أَبَا بَكْرٍ
ثُمَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ ثُمَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin ‘Abdillah : Telah menceritakan
kepada kami Sulaimaan, dari Yahyaa bin Sa’iid, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar <i>radliyallaahu
‘anhumaa</i>, ia berkata : “Kami memilih-milih orang terbaik di antara manusia
pada jaman Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>. Dan kami pun memilih (yang terbaik tersebut) adalah Abu Bakr,
kemudian 'Umar bin Al-Khaththaab, kemudian 'Utsmaan bin 'Affaan <i>radliyallaahu
'anhum</i>" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3655].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ya benar, apalagi saya, ustadz saya, dan
ulama kontemporer yang sering saya nukil pendapatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">NB :
Catatan kaki no. 4 ini ditulis sebelum terlontar kalimat sinis : “<i>Apalagi
ente dan guru ente</i>”. Dianggapnya (atau halusinasinya ?), dengan mengatakan
kalimat tersebut di atas sama dengan melecehkan para ulama kita terdahulu. <i>Allaahul-musta’aan</i>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Njur
terus piye jal kudu ngomonge ambek dheweke ?</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ulama lain menyamakan antara taqlid dan <i>ittibaa’</i>.
Perbedaan pembagian ini tidak terlalu esensial karena bagaimanapun juga, orang
yang mengikuti pendapat ulama dengan dalilnya tentu lebih baik daripada sekedar
tahu teks pendapatnya saja. Dalil adalah ilmu yang mendasari sebuah pendapat,
sehingga apabila seseorang mengambil sebuah pendapat ulama beserta
dalil/pendalilannya, dapat menghasilkan keyakinan yang lebih kuat daripada
sekedar mengamalkan pendapat saja (tanpa tahu dalilnya).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Taqlidnya orang awam kepada ulama
diperbolehkan berdasarkan <i>ijmaa’</i>. Akan tetapi maksud perkataan ini adalah dorongan
agar setiap orang mengambil pendapat dengan dalilnya, <i>wallaahu a’lam</i>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah dalil secara <i>dzaatiyyah</i>. Oleh karena itu ketika seseorang ditanya : ‘Apa dalilmu tentang hal tersebut?’, maka ia tidak boleh menjawab : “Dalilku adalah perkataan ulama Fulaan dan ‘Alaan”. Perkataan ulama tidak
boleh dijadikan dalil independent secara dzatnya. Pendapat mereka hanyalah
hujjah yang bersifat <i>taba’iyyah</i>, sehingga pendapat mereka tidak menjadi hujjah dengan sendirinya kecuali apabila Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan kebenaran pendapat tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Silakan
simak <i>muhaadlarah</i> Asy-Syaikh Waliid bin Raasyid As-Sa’iidaan <i>hafidhahullah</i>
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dyLy1E2bieuzO7qxPbYBV6v72yYFhcBijpiDzuDdKYhTSetF_LbBIn9j7T-gbnSCCvHBY-YGq2Vog0sJ9xF9Q' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Juga <i>muhaadlarah
</i>Asy-Syaikh Muhammad bin Ramzaan Al-Haajiriy <i>hafidhahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dz2j7tAaA5HNuetJdLnvFfTrk9dGerF06a4zEsUuaI0WQhVdZcbXiWhOYvBfxI92ogc9ycZE3-xnfGDWPAHZw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Maksudnya, ilmu yang tergolong <i>maqshuudun
li-ghairihi</i> seperti ushul-fiqh, mushthalah hadits, ushul tafsir,
nahwu-sharaf, balaaghah, dan semisalnya. Ilmu yang digunakan sebagai sarana
untuk menggapai tujuan, yaitu hakikat kebenaran dan menjalankan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada hamba-Nya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Seandainya pembagian orang disimplifikasi
menjadi dua, mujtahid dan awam, pembagian ini hanya memudahkan dalam
penggambaran/pemahaman. Padahal, orang awam yang statusnya bukan mujtahid
bertingkat-tingkat, sebagaimana bertingkatnya mujtahid. Ada yang sama sekali tidak memiliki ilmu, ada yang sedikit
ilmu, ada yang lebih banyak, ada yang di atasnya, dan seterusnya hingga level
penuntut ilmu yang belum mencapai tingkatan mujtahid. Awam non-mujtahid lulusan
pesantren tentu berbeda dengan anak ABG yang tidak tahu apa-apa. Jika kita buat
skala yang paling tinggi adalah 100 (seratus) untuk ulama dan 0 (nol) untuk
orang awam yang paling bodoh, maka ada orang-orang yang berada diantara skala 0
sampai 100. Masing-masing mereka mempunyai kemampuan dan tanggung jawab
berbeda-beda. Tidak boleh disamakan asal <i>gebyah uyah</i>, yang bukan <i>mujtahid</i>
maka statusnya awam wajib taqlid total nggak boleh mikir seperti anak ABG tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Gunanya
orang yang belajar/menuntut ilmu adalah untuk diamalkan. Diantara esensi
belajar ilmu ushul-fiqh adalah agar seseorang mampu memilih yang terbaik bagi dirinya
untuk diamalkan. Dalam <i>Syarh Al-Waraqaat</i> oleh Asy-Syaikh Ahmad bin
'Abdillah bin Humaid <i>hafidhahullah</i>, beliau menyampaikan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">الحقيقة
دراسة علم الأصول ليست خاصة بالمجتهد، بل يستفيد منها طالب العلم في الترجيح
وإدراك القول الراجح بناء على ما عرف من قواعد أصولية فليست خاصة بالمجتهد</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Hakikatnya,
pelajaran ilmu ushul bukan kekhususan bagi seorang mujtahid. Akan tetapi itu
juga bermanfaat bagi penuntut ilmu dalam rangka mentarjih dan mendapatkan perkataan/pendapat
yang rajih yang didasarkan atas apa yang diketahuinya dari kaidah-kaidah
ushuliyyah. Maka itu bukan kekhususan seorang mujtahid…”.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Menyikapi%20Perbedaan%20Pendapat%20di%20Kalangan%20Ulama.docx#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Beberapa <i>atsar</i> kefanatikan madzhab
banyak ternukil dari beberapa ulama kita sebelumnya. Seperti misal perkataan Al-Juwainiy
Asy-Syaafi’iy <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">نحن
ندعي أنه يجب على كافة العاقلين وعامَّة المسلمين شرقًا وغربًا بعدًا وقربًا
انتحال مذهب الشافعي، ويجب على العوام الطغام والجهال الأنذال أيضًا انتحال مذهبه،
بحيث لا يبغون عنه حِوَلًا، ولا يريدون به بدَلًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Kami mengajak bahwa <u>wajib</u>
bagi <u>seluruh</u> orang-orang yang berakal dan kebanyakan kaum muslimin, baik
di timur dan di barat, jauh dan dekat, untuk menganut madzhab Asy-Syaafi’iy.
Dan <u>wajib</u> bagi orang-orang awam biasa dan orang-orang yang bodoh untuk
menganut madzhabnya (Asy-Syaafi’iy), dan sekiranya mereka tidak mencari yang
lain” [<i>Mughiitsul-Khalq</i>, hal. 16].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Fakhrur-Raaziy
Asy-Syaafi’iy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">القول
بأن قول الشافعي أخطأ في مسألة كذا إهانة للشافعي القرشي وإهانة قريش غير جائزة
فوجب ألا يجوز القول بتخطئته في شيء من المسائل</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Perkataan bahwasannya
perkataan Asy-Syaafi’iy dalam satu permasalahan keliru merupakan penghinaan
terhadap Asy-Syaafi’iy Al-Qurasyiy, sedangkan penghinaan terhadap Quraisy tidak
boleh. Maka wajib untuk tidak membolehkan perkataan yang menyalahkan beliau
dalam permasalahan-permasalahan sedikitpun” [<i>Al-Imaam Asy-Syaafi’iy wa
Manaaqibuhu</i>, hal. 219].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Al-Qaadliy ‘Iyaadl
Al-Maalikiy <i>rahimahullah</i> menukil:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">فقد
قال بعض المشائخ: إن الإمام لمن التزم تقليد مذهبه كالنبي عليه السلام مع أمته،
ولا يحل له مخالفته<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>“Sebagian masyayikh berkata : ‘Sesungguhnya Al-Ima</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ش</span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">m (Maalik) bagi orang yang berkomitmen taqlid kepada
madzhabnya seperti Nabi <i>‘alaihis-salaam</i> terhadap umatnya. <u>Tidak halal</u>
baginya untuk menyelisihinya” [<i>Tartiibul-Madaarik</i>, 1/16. Disebutkan juga
oleh Adz-Dzahabiy dalam <i>As-Siyar</i>, 8/90].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dan yang lainnya…. Ini
hanya contoh. <i>Rahimhumullah</i>…..</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-71360203578398162342020-01-25T23:41:00.001+07:002020-01-26T11:58:04.704+07:00Jilbab Wanita Muslimah Nusantara Era Doeloe<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgctIdtf214wZlFt4i4rYQyezSjEvLrmM_Hr44eE4fP-zWYbnzSY9Y0EOWur0fHs36tLNUn0urdd22e4x-Wmitwk218sGhDBwbS2ptFP6ONzCQ0M9mQst9KMwj13eexwQjLFBIlXQifQerG/s1600/FlowerWheels1600x1200.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgctIdtf214wZlFt4i4rYQyezSjEvLrmM_Hr44eE4fP-zWYbnzSY9Y0EOWur0fHs36tLNUn0urdd22e4x-Wmitwk218sGhDBwbS2ptFP6ONzCQ0M9mQst9KMwj13eexwQjLFBIlXQifQerG/s200/FlowerWheels1600x1200.jpg" width="200" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah <i>ta’ala </i>berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ
وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
رَحِيمًا<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i>Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang</i>” [QS.
Al-Ahzaab : 59].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam ayat ini terdapat perintah kepada semua
wanita yang beriman untuk mengenakan dan mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka. Terkait ayat tersebut, Ummu Salamah <i>radliyallaahu ‘anhaa</i> menceritakan:</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَمَّا نَزَلَتْ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ
مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ خَرَجَ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِهِنَّ
الْغِرْبَانَ مِنَ الْأَكْسِيَةِ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ketika turun ayat ‘<i>Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka</i>’ (QS. Al-Ahzaab : 59), maka keluarlah wanita-wanita
Anshar (dari rumah mereka) dimana seakan-akan di atas kepala mereka terdapat
burung gagak dari pakaian (warna hitam) yang mereka kenakan” [Diriwayatkan
oleh Abu Daawud no. 3581; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu ‘Abdil-Barr <i>rahimahullah </i>menjelaskan ayat ini dengan perkataannya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فأمر النساء بالحجاب، ثُمَّ أمرن عند
الخروج أن يدنين عليهن من جلابيبهن، وهو القناع، وهو عِنْدَ جماعة العلماء في
الحرائر دون الإماء، وفيه أيضا أن ذوي المحارم من النسب والرضاع لا يحتجب منهم،
ولا يستتر عنهم إلا العورات، والمرأة في ما عدا وجهها وكفيها عورة بدليل أنها لا
يجوز لها كشفه في الصلاة</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> memerintahkan para wanita untuk berhijab, lalu
memerintahkan mereka ketika keluar rumah untuk mengulurkan jilbab-jilbab mereka,
yaitu <i>qinaa’ </i>(kerudung yang menutupi kepala, termasuk wajah). Perintah
tersebut menurut sekelompok ulama berlaku untuk wanita merdeka saja, tidak
termasuk budak. Pada perintah itu, bagi orang yang mempunyai hubungan mahram dengan
sebab nasab dan persusuan, tidak wajib berhijab dan menutup dari mereka kecuali
yang termasuk aurat. Bagi wanita, selain wajah dan kedua telapak tangannya
adalah aurat dengan dalil ia tidak boleh menyingkapnya ketika shalat” [<i>At-Tamhiid</i>,
9/236].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu ‘Abdillah Al-Qurthubiy <i>rahimahumallah</i> menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قوله تعالى: (من جلابيبهن) الجلابيب جمع
جلباب، وهو ثوب أكبر من الخمار. وروى عن ابن عباس وأبن مسعود أنه الرداء. وقد قيل:
إنه القناع. والصحيح أنه الثوب الذي يستر جميع البدن. وفي صحيح مسلم عن أم عطية:
قلت: يا رسول الله إحدانا لا يكون لها جلباب ؟ قال: (لتلبسها أختها من جلبابها).</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Tentang firman Allah <i>ta’ala</i> : ‘<i>dari jilbab-jilbabnya</i>’.
<i>Jalaabiib</i> adalah jamak dari kata jilbab, yaitu pakaian yang lebih besar
daripada <i>khimaar </i>(kerudung). Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbaas dan Ibnu Mas’uud
bahwa yang dimaksudkan dengan jilbab adalah <i>ridaa’ </i>(kain yang dipakai di
atas pakaian, semacam jubah atau mantel <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>). Dikatakan
juga, jilbab adalah <i>qinaa’</i>. Dan yang benar, jilbab adalah pakaian yang
menutupi seluruh badan. Dalam <i>Shahiih Muslim</i> hadits dari Ummu ‘Athiyyah
: Aku berkata : ‘Wahai Rasulullah, diantara kami ada yang tidak memiliki
jilbaab’. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda
: ‘<i>Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbab untuknya</i>” [<i>Tafsiir
Al-Qurthubiy</i>, 14/243].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu Ja’far Ath-Thabariy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وهي القناع الذي يكون فوق الخمار، والرداء
الذي يكون فوق الثياب</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Jilbaab adalah <i>qinaa’</i> yang dipakai di atas <i>khimaar</i>,
dan <i>ridaa’</i> yang dipakai di atas pakaian” [<i>Jaami’ul-Bayaan</i>,
19/216].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Atsiir <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والجِلْبَابُ : الإزَارُ والرّدَاء . وقيل
المِلْحَفَة . وقيل هو كالمِقْنَعَة تُغَطّي به المرأة رأسها وظَهْرَها وصدرَها
وَجَمْعُه جَلاَبيبُ </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan jilbab adalah <i>izaar </i>(kain sarung) dan <i>ridaa’</i>.
Dan dikatakan juga <i>milhafah</i> (kain yang menyelimuti badan di atas pakaian
<sup>– Abul-Jauzaa’</sup>). Dikatakan juga jilbab seperti <i>milhafah </i>yang
menutupi kepala, punggung, dan dada seorang wanita. Bentuk jamaknya <i>jalaabiib</i>”
[<i>An-Nihaayah fii Ghariibil-Hadiits</i>, 1/784].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saat menjelaskan hadits Ummu ‘Athiyyah <i>radliyallaahu
‘anhaa</i>, An-Nawawiy <i>rahimahullah </i>berkata:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَقَوْله : ( لَا يَكُون لَهَا جِلْبَاب )<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قَالَ النَّضْر بْن شُمَيْلٍ هُوَ ثَوْب
أَقْصَر وَأَعْرَض مِنْ الْخِمَار وَهِيَ الْمِقْنَعَة تُغَطِّي بِهِ الْمَرْأَة
رَأْسهَا وَقِيلَ : هُوَ ثَوْب وَاسِع دُون الرِّدَاء تُغَطِّي بِهِ صَدْرهَا ،
وَظَهْرهَا ، وَقِيلَ : هُوَ كَالْمَلَاءَةِ وَالْمِلْحَفَة ، وَقِيلَ : هُوَ
الْإِزَار ، وَقِيلَ : الْخِمَار .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Tentang sabda beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>tidak memiliki jilbaab</i>’. An-Nadlr
bin Syumail berkata : ‘Jilbaab adalah jenis pakaian yang lebih pendek dan lebih
lebar daripada <i>khimaar</i>, yaitu kerudung yang menutupi kepala seorang
wanita. Dikatakan, jilbab adalah jenis pakaian lebar di bawah <i>ridaa’</i>
yang menutupi dada dan punggung wanita. Dikatakan, jilbab adalah <i>malaa’ah</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i>
</i>dan <i>milhafah</i>. Dikatakan, jilbaab adalah kain sarung. Dikatakan, jilbab
adalah <i>khimaar</i>” [<i>Syarh Shahiih Muslim</i>, 6/180].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits Ummu ‘Athiyyah
<i>radliyallaahu ‘anhaa</i> tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ
أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِى
الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا
الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاَةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ
الْمُسْلِمِينَ. قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لاَ يَكُونُ لَهَا
جِلْبَابٌ قَالَ « لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا ».</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Ummu ‘Athiyyah,
ia berkata : Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk mengeluarkan para gadis, wanita yang sedang haidl, dan
wanita yang sedang dipingit. Untuk wanita haidl, mereka memisahkan diri dari
orang yang melaksanakan shalat agar tetap menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum
muslimin. Aku berkata : ‘Wahai Rasulullah, diantara kami ada yang tidak
memiliki jilbaab’. Beliau ﷺ bersabda : ‘<i>Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbab untuknya</i>” [Diriwayatkan
oleh Muslim no. 890].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits Ummu 'Athiyyah <i>radliyallaahu 'anhaa </i>di atas tidak menunjukkan berjilbab diperintahkan Allah dan Rasul-Nya karena adanya gangguan orang yang jahat, sehingga jika aman dari mereka boleh tidak berjilbab. Dapat kita lihat dalam hadits ini para wanita keluar
bersama keluarga mereka dan kaum muslimin dari kalangan sahabat Nabi <i>radliyallaahu
‘anhum</i>, manusia terbaik, dalam kondisi aman dengan tetap mengenakan jilbab. Bahkan, mereka yang tidak memiliki jilbab harus dipinjami agar mereka dapat keluar turut berkumpul bersama kaum muslimin yang lain di hari raya <i>‘Iedain</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pendek kata,
hadits tersebut menunjukkan wanita tidak boleh keluar rumah kecuali dengan memakai jilbab.
Asy-Syaikh Ibnu Baaz <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فدل
على أن المعتاد عند نساء الصحابة ألا تخرج المرأة إلا بجلباب، وفي الأمر بلبس
الجلباب دليل على أنه لابد من التستر والحجاب</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hadits
ini menunjukkan bahwa kebiasaan yang berlaku di kalangan wanita sahabat adalah
tidak keluar (rumah) kecuali dengan (memakai) jilbab. Dan dalam perintah
memakai jilbab tersebut merupakan dalil wajibnya menutup (aurat) dan berhijab (bagi
wanita muslimah)” [<i><a href="https://books.google.co.id/books?id=B31KCwAAQBAJ&pg=PT230&lpg=PT230&dq=%D8%B9%D9%84%D9%89+%D8%A3%D9%86%D9%91%D9%8E+%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%8F%D8%B9%D8%AA%D8%A7%D8%AF%D9%8E+%D8%B9%D9%86%D8%AF+%D9%86%D9%90%D8%B3%D8%A7%D8%A1%D9%90+%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%91%D9%8E%D8%AD%D8%A7%D8%A8%D8%A9%D9%90+%D8%A3%D9%84%D9%91%D9%8E%D8%A7+%D8%AA%D8%AE%D8%B1%D9%8F%D8%AC%D9%8E+%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%A3%D8%A9%D9%8F+%D8%A5%D9%84%D9%91%D9%8E%D8%A7+%D8%A8%D8%AC%D9%90%D9%84%D8%A8%D8%A7%D8%A8%D9%8D&source=bl&ots=AGJU7_RRDg&sig=ACfU3U00oATtLwuZkWkfoo38J-B36OTcGg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj77rXBo57nAhVMfX0KHRicBJoQ6AEwCnoECAoQAQ#v=onepage&q=%D8%B9%D9%84%D9%89%20%D8%A3%D9%86%D9%91%D9%8E%20%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%8F%D8%B9%D8%AA%D8%A7%D8%AF%D9%8E%20%D8%B9%D9%86%D8%AF%20%D9%86%D9%90%D8%B3%D8%A7%D8%A1%D9%90%20%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%91%D9%8E%D8%AD%D8%A7%D8%A8%D8%A9%D9%90%20%D8%A3%D9%84%D9%91%D9%8E%D8%A7%20%D8%AA%D8%AE%D8%B1%D9%8F%D8%AC%D9%8E%20%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%A3%D8%A9%D9%8F%20%D8%A5%D9%84%D9%91%D9%8E%D8%A7%20%D8%A8%D8%AC%D9%90%D9%84%D8%A8%D8%A7%D8%A8%D9%8D&f=false">Majmuu’
Al-Fataawaa wal-Maqaalaat<span style="font-style: normal;">, 5/231</span></a></i>].</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari penjalasan para ulama di atas, jilbab adalah jenis
pakaian yang digunakan untuk menutupi aurat wanita. Ia dikenakan bersama pakaian
yang lain sehingga dapat benar-benar menutupi aurat secara sempurna. Firman
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dalam
Surat Al-Ahzaab ayat 59 jelas memuat perintah mengulurkan jilbab ke seluruh
tubuh. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">احْفَظْ
عَوْرَتَكَ إِلَّا مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Jagalah auratmu kecuali pada istri atau budak
yang engkau miliki</i>” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2769 & 2794,
Abu Daawud no. 4017, Ibnu Maajah no. 1920, dan yang lainnya. At-Tirmidziy
mengatakan hadits ini hasan<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maksud dari jagalah auratmu adalah tutupilah
auratmu seluruhnya [<i>Haasyiyyah As-Sindiy ‘alaa Ibni Maajah</i>, 4/172]. Meskipun
teks perintah beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">untuk menutup seluruh aurat kepada laki-laki, namun
berlaku juga kepada wanita.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apa batasan aurat yang wajib ditutup bagi wanita? Para ulama berbeda
pendapat. Akan tetapi mereka tidak keluar dari batasan wajibnya menutup anggota
badan selain wajah dan telapak tangan. Dalilnya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ
عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ، فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ وَقَالَ: " يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ
الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا، وَأَشَارَ
إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari ‘Aaisyah <i>radliyallaahu ‘anhaa</i> :
Bahwasannya Asmaa’ bintu Abi Bakr pernah menemui Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dengan mengenakan pakaian yang tipis. Maka
Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> pun
berpaling darinya dan bersabda : ‘Wahai Asmaa’, sesungguhnya apabila seorang wanita
telah haidl (baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini. Beliau
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berisyarat menunjuk wajahnya dan kedua telapak
tangannya” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4104, dan ia berkata : ‘Mursal’.
Begitu juga dikatakan oleh Abu Haatim Ar-Raaziy. Al-Albaaniy <i>rahimahumullah </i>menghasankannya
dalam <i>Shahiih At-Targhiib wat-Tarhiib </i>no. 2045].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَلا
يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak daripadanya</i>” [QS. An-Nuur : 31].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
زِيَادُ بْنُ الرَّبِيعِ، عَنْ صَالِحٍ الدَّهَّانِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ،
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ قَالَ: " الْكَفُّ
وَرُقْعَةُ الْوَجْهِ "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Ziyaad bin Ar-Rabii’,
dari Shaalih Ad-Dahhaan, dari Jaabir bin Zaid, dari Ibnu ‘Abbaas tentang firman
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, (kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya) </i>(QS. An-Nuur : 31)’, ia berkata : “Telapak tangan dan area
wajah” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 3/383 no. 17165; sanadnya shahih<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: blue; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
حَفْصٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ: وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا قَالَ:
" وَجْهُهَا وَكَفُّهَا "<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Hafsh, dari ‘Abdullah
bin Muslim, dari Sa’iid bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbaas tentang ayat ‘<i>Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya</i>” (QS. An-Nuur : 31), ia berkata : “Wajah dan telapak tangannya”
[<i>idem</i>, 3/384 no. 17181; sanadnya lemah namun dikuatkan dengan riwayat sebelumnya sehingga <i>hasan lighairihi</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنِي
علي بْنُ سَهْلٍ، قال: ثنا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قال: ثنا أَبُو عَمْرٍو،
عَنْ عَطَاءٍ، " فِي قَوْلِ اللَّهِ: وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا
ظَهَرَ مِنْهَا، قَالَ: الْكَفَّانِ وَالْوَجْهُ "<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Sahl, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Waliid bin Muslim, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Amru, dari ‘Athaa’ (bin Abi Rabbaah)
tentang firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘‘<i>Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya</i>” (QS. An-Nuur : 31), ia berkata : “Dua telapak tangan dan wajah”
[Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam <i>Jaami’ul-Bayaan</i>, 19/157; sanadnya
hasan].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inilah yang dikatakan sekelompok ulama salaf dulu
tentang ayat ini<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Zakariyyaa Al-Anshaariy Asy-Syaafi’iy <i>rahimahullah
</i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">( وَعَوْرَةُ الْحُرَّةِ فِي الصَّلَاةِ وَعِنْدَ الْأَجْنَبِيِّ )
وَلَوْ خَارِجَهَا ( جَمِيعُ بَدَنِهَا إلَّا الْوَجْهَ ، وَالْكَفَّيْنِ )
ظَهْرًا وَبَطْنًا إلَى الْكُوعَيْنِ لِقَوْلِهِ تَعَالَى { وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا } قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَغَيْرُهُ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَجْهُهَا وَكَفَّاهَا وَإِنَّمَا لَمْ يَكُونَا عَوْرَةً</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Aurat
wanita merdeka dalam shalat dan di depan orang asing (<i>ajnabiy</i>), meskipun
di luar shalat, adalah seluruh badannya kecuali wajah dan dua telapak tangan,
bagian luar maupun bagian dalam telapak tangan hingga pangkal pergelangan (tulang
yang menonjol <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>) berdasarkan firman-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya</i>” (QS. An-Nuur : 31).
Ibnu ‘Abbaas berkata : ‘<i>Kecuali yang (biasa) nampak daripadanya</i>, yaitu
wajahnya dan kedua telapak tangannya, yang keduanya itu bukan termasuk aurat” [<i>Asnal-Mathaalib</i>,
3/41].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">An-Nawawiy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأما
عورة الحرة فجميع بدنها الا الوجه والكفين إلى الكوعين وحكى الخراسانيون قولا
وبعضهم يحكيه وجها أن باطن قدميها ليس بعورة وقال المزني القدمان ليسا بعورة
والمذهب الاول</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Adapun aurat wanita merdeka adalah seluruh
badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan hingga dua pangkal pergelangan
(tulang yang menonjol). Penduduk Khuarasaan menghikayatkan satu pendapat
(Asy-Syaafi’iy) dan sebagian mereka menghikayatkan pendapat (dari <i>ashhaab</i>-nya),
bahwa bagian dalam telapak kaki bukan aurat. Al-Muzanniy berkata : ‘Kedua telapak kaki
bukan termasuk aurat’. Dan pendapat terkuat madzhab adalah yang pertama (aurat
adalah seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>)”
[<i>Al-Majmuu’</i>, 3/168].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebagai penguat telapak kaki wanita
seluruhnya termasuk aurat adalah hadits berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنِ
ابْنِ عُمَرَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ رَخَّصَ لِلنِّسَاءِ أَنْ يُرْخِينَ
شِبْرًا، فَقُلْنَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِذَنْ تَنْكَشِفَ أَقْدَامُنَا؟ فَقَالَ:
" ذِرَاعًا، وَلَا تَزِدْنَ عَلَيْهِ "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> memberikan keringanan bagi para wanita
untuk memanjangkan kainnya sejengkal (dari mata kaki). Mereka berkata : “Bagaimana
jika telapak kaki kami masih tersingkap?”. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> menjawab : “<i>Panjangkan lagi satu hasta</i>”
[Diriwayatkan oleh Ahmad 2/24; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para shahabiyyat menganggap telapak kaki tidak
boleh terlihat sehingga mereka meminta tambahan lagi agar tidak tersingkap. Hadits
ini menunjukkan telapak kaki adalah aurat yang harus ditutup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inilah syari’at Islam yang wajib diimani dan
dilaksanakan setiap wanita muslimah. Yaitu, wajib bagi mereka menutup aurat kecuali wajah
dan kedua telapak tangan, menurut pendapat yang shahih. Pendapat yang lain
menyatakan wajah dan telapak tangan termasuk aurat sehingga wajib memakai cadar
dan kaus tangan. Saya tidak akan membahasnya. Yang menjadi poin penting adalah
mereka (ulama Islam) semuanya sepakat wanita wajib menutup aurat dari yang
dikecualikan dengan jilbab. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebelum era Islam, masyarakat Arab jahiliyyah tidak
mempunyai budaya menutup aurat. Bahkan, mereka thawaf mengelilingi Ka’bah dengan
telanjang.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ. ح وحَدَّثَنِي
أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ وَاللَّفْظُ لَهُ، حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ، حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ مُسْلِمٍ الْبَطِينِ، عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " كَانَتِ الْمَرْأَةُ تَطُوفُ
بِالْبَيْتِ وَهِيَ عُرْيَانَةٌ، فَتَقُولُ: مَنْ يُعِيرُنِي تِطْوَافًا
تَجْعَلُهُ عَلَى فَرْجِهَا، وَتَقُولُ:.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الْيَوْمَ يَبْدُو
بَعْضُهُ أَوْ كُلُّهُ<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>فَمَا بَدَا مِنْهُ فَلَا أُحِلُّهُ "</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">" فَنَزَلَتْ هَذِهِ
الْآيَةُ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Basysyaar : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ح</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Dan telah menceritakan kepadaku Abu Bakr
bin Naafi’ - dan lafadh hadits ini adalah miliknya - : Telah menceritakan
kepada kami Ghundar : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Salamah bin
Kuhail, dari Muslim Al-Bathiin, dari Sa’iid bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbaas, ia
berkata : “Dulu para wanita melakukan thawaf di Baitullah dengan telanjang
seraya berkata : <i>‘Siapakah yang mau meminjamiku baju untuk thawaf yang digunakan
menutupi kemaluan?’</i>. Dan wanita itu berkata : ‘‘<i>Pada hari nampak
sebagian atau seluruhnya…. Dan apa yang telah nampak darinya, aku tidak menghalalkannya</i>’.
Maka turunlah ayat ini : ‘<i>Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid</i>’ (QS. Al-A’raaf : 31)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 3028].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وحَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ،
قَالَ: " كَانَتِ الْعَرَبُ تَطُوفُ بِالْبَيْتِ عُرَاةً إِلَّا الْحُمْسَ
وَالْحُمْسُ قُرَيْشٌ، وَمَا وَلَدَتْ كَانُوا يَطُوفُونَ عُرَاةً إِلَّا أَنْ
تُعْطِيَهُمُ الْحُمْسُ ثِيَابًا، فَيُعْطِي الرِّجَالُ الرِّجَالَ وَالنِّسَاءُ
النِّسَاءَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib : Telah
menceritakan kepada kami Abu Usaamah : Telah menceritakan kepada kami Hisyaah,
dari ayahnya (‘Urwah bin Jubair), ia berkata : “Dulu orang Arab melakukan
thawaf di Baitullah dengan telanjang, kecuali humus, dan humus adalah orang
Quraisy dan keturunannya. Mereka (orang-orang Arab jahiliyyah) melakukan thawaf
sambil telanjang, kecuali apabila diberi pakaian oleh humus. Laki-laki memberi
pakaian kepada laki-laki, dan wanita memberi pakaian kepada wanita….” [Diriwayatkan
oleh Muslim no. 1219. Diriwayatkan juga oleh Al-Bukhaariy no. 1665].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ:
كَانَ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ يَطُوفُونَ بِالْبَيْتِ عُرَاةً، يَقُولُونَ:
نَطُوفُ فِي ثِيَابِنَا الَّتِي نُصَلِّي فِيهَا فَكَانَتِ الْمَرْأَةُ تَطُوفُ
عُرْيَانَةً وَتَقُولُ:</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الْيَوْمُ يَبْدُو
بَعْضُهُ أَوْ كُلُّهُ<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>وَمَا بَدَا مِنْهُ فَلا أُحِلُّهُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Zaid : Telah
menceritakan kepada kami Ayyuub, dari Sa’iid bin Jubair, ia berkata : “Dulu orang-orang
Jahiliyyah melakukan thawaf di Baitullah dengan telanjang. Mereka berkata : ‘Kami
thawaf dengan pakaian-pakaian kami yang kami shalat dengannya. Wanita melakukan
thawaf dengan telanjang seraya berkata : ‘<i>Pada hari nampak sebagian atau
seluruhnya…. Dan apa yang telah nampak darinya, aku tidak menghalalkannya</i>’
[Diriwayatkan oleh ‘Affaan bin Muslim dalam <i>Ahaadiits</i>-nya no. 83;
shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Setelah Islam datang, Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan Rasul-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> mewajibkan kaum muslimin – laki-laki dan
wanita – untuk menutup aurat. Jadi, perintah untuk berjilbab dan berpakaian menutup aurat bukan budaya Arab, tapi syari’at Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu pula ketika Islam datang ke Indonesia, sama.
Masyarakat yang semula berbudaya pagan, klenik, syirik, animisme, dinamise, atau
bahkan tak bertuhan (ateis) dikenalkan dengan syari’at Islam. Mereka yang
semula telanjang atau setengah telanjang (dengan kemben, konde, baju seadanya,
atau yang semisalnya), saat memeluk Islam, mereka diperintah untuk menutup
aurat. Sama seperti syari’at yang berlaku di Arab dan daerah lainnya di dunia, karena syariat
Islam adalah universal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para wanita Nusantara zaman dulu telah
mengenakannya, berikut dokumentasinya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrcBJnlT86yualB9p98BoOKcvx0qBeMlIh2o-NofDAze11KiY7tlHzFU1TTeq1pOu19bCAxJksJG84b9nqcJGZFdvXzkJarPi1wCZ9PgXnIIfQ4kAWN-sKTplpRjACt2favY3x5vRHi9zR/s1600/jilbab_jauzaa_01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="712" data-original-width="712" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrcBJnlT86yualB9p98BoOKcvx0qBeMlIh2o-NofDAze11KiY7tlHzFU1TTeq1pOu19bCAxJksJG84b9nqcJGZFdvXzkJarPi1wCZ9PgXnIIfQ4kAWN-sKTplpRjACt2favY3x5vRHi9zR/s400/jilbab_jauzaa_01.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas merupakan koleksi Digital Collection
Leiden University Libraries dengan judul “<i>Maleise priesteressen,
vermoedelijk uit Pajakoemboh</i>” (Pengajar Agama/Ustadzah dari Payakumbuh).
Diterbitkan sekitar tahun 1867.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp-G8HelGFlqvQLcbANYLdDSthUcPv_4P7mLsElfRptXoxUM8876aEdXrAXjI33yEIG3gl9QCk1LwD3NvNsaxl6NPcaw1E2M6hd3by6_FMCrm7dqQZH5FHuL-Cv9vGKbuzHVwLZQ8iW6Lz/s1600/jilbab_jauzaa_02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="712" data-original-width="712" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp-G8HelGFlqvQLcbANYLdDSthUcPv_4P7mLsElfRptXoxUM8876aEdXrAXjI33yEIG3gl9QCk1LwD3NvNsaxl6NPcaw1E2M6hd3by6_FMCrm7dqQZH5FHuL-Cv9vGKbuzHVwLZQ8iW6Lz/s400/jilbab_jauzaa_02.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas juga merupakan koleksi Digital Collection
Leiden University Libraries dengan judul “<i>Huwelijksceremonie volgens de Adat
Lampoeng Pepadon in de Lampongse districten</i> (Upacara Pernikahan adat Pepadun
di Daerah Lampung)”. Foto terbit sekitar tahun 1900.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhylRJ2kKAHNoqRq8RNAjBzE_eOVfRvRAI3PPHVwv73JWLPgwSaB61yRuo6T2BIs0v9VhnpH5oZ6qQKu1VfiHKvtUD9YmYKPgrbDUdJFHQ90jQH2rfJjJRCSv5EH2vMzfWXeCwzNcTDrsuL/s1600/jilbab_jauzaa_03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="712" data-original-width="712" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhylRJ2kKAHNoqRq8RNAjBzE_eOVfRvRAI3PPHVwv73JWLPgwSaB61yRuo6T2BIs0v9VhnpH5oZ6qQKu1VfiHKvtUD9YmYKPgrbDUdJFHQ90jQH2rfJjJRCSv5EH2vMzfWXeCwzNcTDrsuL/s400/jilbab_jauzaa_03.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas merupakan koleksi Nationaal Museum van
Wereldculturen dengan judul "<i>Portret van de vrouw en zuster van
Panglima Polem</i>” (Foto istri dan saudara perempuan Panglima Polim). Bisa
dibaca di <b><a href="https://www.wikiwand.com/nl/Panglima_Pol%C3%A8m_IX">sini</a></b>.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZgLbWfxTaZbhl9dwnDCG2G4Dp4MPBXRGBR3twajkgBJ0D2qZHYV-2rAM993qkslb2Ee_kEp803X7lxVcdSn8m6zDyGxhMctKRRkgHgFEsgK-cwugTABkfg5EWyPnWb5vpDKkQz1K_IQT5/s1600/jilbab_jauzaa_04.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="385" data-original-width="230" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZgLbWfxTaZbhl9dwnDCG2G4Dp4MPBXRGBR3twajkgBJ0D2qZHYV-2rAM993qkslb2Ee_kEp803X7lxVcdSn8m6zDyGxhMctKRRkgHgFEsgK-cwugTABkfg5EWyPnWb5vpDKkQz1K_IQT5/s400/jilbab_jauzaa_04.jpg" width="238" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas, ibu yang menggendong anaknya, tersimpan
di Tropenmuseum Amsterdam dengan judul "<i>Portret van een vrouw met kind
uit Sarolangoen te Djambi </i>(Foto Seorang Wanita dengan Anaknya di Sarolangun, Jambi)".<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdAqtZBl1QNCdsfptwOrOkPojyeP8vV3gbrAtmWsujb526KGDLpohcN6UjoSMsf-g5jh7usw9BjXWT0EKCiWxHKz27MwhX2WnzowhxMkm6l0MMhKx2KqcQf_O1zhNqzDd9hU7A1m8gzwaA/s1600/jilbab_jauzaa_05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="916" data-original-width="744" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdAqtZBl1QNCdsfptwOrOkPojyeP8vV3gbrAtmWsujb526KGDLpohcN6UjoSMsf-g5jh7usw9BjXWT0EKCiWxHKz27MwhX2WnzowhxMkm6l0MMhKx2KqcQf_O1zhNqzDd9hU7A1m8gzwaA/s400/jilbab_jauzaa_05.jpg" width="323" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas adalah Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El
Yunusiyah <i>rahimahallah</i> (1900 - 1969), berjilbab hitam di tengah bersama
wanita koleganya. Bisa dibaca di <b><a href="https://jejakislam.net/membela-negeri-menjaga-kehormatan-perempuan-dan-jilbab-dalam-sejarah-tni/">sini</a></b>.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3ncsz365kLOHgigksdSEvsoexBysWStc4OHhonZEMfXUI1hJgmpLMPFX5HBlFVIpFm_aquwispwLg5moOJkGKjit-8c6MCMqDxLtTXcQP9tSVNCYQfgJbQ4Ds5ZbXVfETfOMrEjc1WDX/s1600/jilbab_jauzaa_06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="407" data-original-width="671" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3ncsz365kLOHgigksdSEvsoexBysWStc4OHhonZEMfXUI1hJgmpLMPFX5HBlFVIpFm_aquwispwLg5moOJkGKjit-8c6MCMqDxLtTXcQP9tSVNCYQfgJbQ4Ds5ZbXVfETfOMrEjc1WDX/s400/jilbab_jauzaa_06.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas adalah anggota Nasyi'atul Aisyiyah cabang
Payakumbuh tahun 1952.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8c2WiD84HzHxEjcDGms9iCOTs8HItFGIWrwehF-oURuJDRrH_br0K2HEtZvOWl2OAqJJI8kdULBDiNPd7LRCWUj_T-7KalkhkY0Q3hKv4NgWGuq9w5Pr0zVI24et8UqPgkl1mXIpml1mF/s1600/jilbab_jauzaa_07.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="368" data-original-width="480" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8c2WiD84HzHxEjcDGms9iCOTs8HItFGIWrwehF-oURuJDRrH_br0K2HEtZvOWl2OAqJJI8kdULBDiNPd7LRCWUj_T-7KalkhkY0Q3hKv4NgWGuq9w5Pr0zVI24et8UqPgkl1mXIpml1mF/s400/jilbab_jauzaa_07.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas adalah dokumentasi kunjungan Sukarno ke
Padang Panjang. Bisa dilihat di <b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kunjungan_Soekarno_ke_Padangpanjang.jpg">sini</a></b>.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2572CK9OVuK8Gu9l4vimPk1U7SDg-L7dnwumfREJLveVjco5D2wECGChGtwuUDxzXlw6PL69Np6wfvzSU6DfKA364sXSZymuI5fmKoDNbYya1af5eQq6z3IxNVJ3nK6TJgaAliIkHjkKz/s1600/jilbab_jauzaa_08.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="486" data-original-width="634" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2572CK9OVuK8Gu9l4vimPk1U7SDg-L7dnwumfREJLveVjco5D2wECGChGtwuUDxzXlw6PL69Np6wfvzSU6DfKA364sXSZymuI5fmKoDNbYya1af5eQq6z3IxNVJ3nK6TJgaAliIkHjkKz/s400/jilbab_jauzaa_08.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas adalah siswi-siswi Sekolah Guru Puteri
sekitar tahun 1950-an.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6x47hEhM_hVlEGAmVfB8uIAwVdbIz2tuFC47jM7aPROoBShyPrM9ptkSmWdXbQUzGp9e32c1YVbZDj_7ZwVIVME6pLYzO8DypcCUmR-0qTsHfQAj_JTm76spXUPae5ww7B2fjvaioTUoU/s1600/jilbab_jauzaa_09.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="637" data-original-width="1005" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6x47hEhM_hVlEGAmVfB8uIAwVdbIz2tuFC47jM7aPROoBShyPrM9ptkSmWdXbQUzGp9e32c1YVbZDj_7ZwVIVME6pLYzO8DypcCUmR-0qTsHfQAj_JTm76spXUPae5ww7B2fjvaioTUoU/s400/jilbab_jauzaa_09.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Foto di atas adalah anak-anak kaum muslimin TK Aisyiyyah Bustanul-Athfal
Angkatan pertama tahun 1919. Mereka sudah diajari dari kecil untuk berjilbab
(meskipun sebagian gurunya belum sempurna dalam mengenakan hijab). Yang
digarisbawahi adalah mengajarkan pakaian menutup aurat semenjak kecil - dengan
segala keterbatasan yang ada zaman itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Itulah sedikit dokumentasi jejak sejarah
pakaian muslimah di Indonesia. Jilbab telah dipakai semenjak dulu, pra-kemerdekaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun jika saat ini ada orang yang mengatakan
jilbab adalah budaya Arab, basi. Kuno, <i>nggak </i>ada nilainya. Apalagi pernyataan
sosok wanita kacau istri orang kacau tempo hari yang mengatakan jilbab tidak
wajib. Mungkin dia ingin melestarikan budaya pra Islam dengan mengambil
setengah-setengah : setengah pagan, setengah Islam (Nusan***a). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allaahul-musta’aan.</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semoga Allah <i>ta’ala</i> senantiasa memberikan
petunjuk kepada kita dan mengokohkan kita menjalankan syari’at Islam. Semoga
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">memberikan petunjuk kepada orang yang menginginkan syari’at Islam tercampuri budaya pagan di negeri kita; atau mengistirahatkannya sehingga kita juga dapat istirahat dari gangguannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’ – 25012020].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sejenis pakaian yang terdiri dari satu potong
yang dijahit sehingga memiliki dua celah/lubang.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ibnul-Qayyim <i>rahimahullah </i>berkata
tentang hadits ini:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">قَدْ حَكَى الْحَاكِم الِاتِّفَاق عَلَى تَصْحِيح حَدِيث بَهْز بْن
حَكِيم عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدّه وَنَصَّ عَلَيْهِ الْإِمَام أَحْمَد وَعَلِيّ بْن
الْمَدِينِيّ وَغَيْرهمَا . وَاللَّهُ أَعْلَم</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Al-Haakim
menghikayatkan adanya kesepakatan ulama dalam menshahihkan hadits Bahz bin Hakiim,
dari ayahnya, dari kakeknya. Dan hal tersebut juga dikatakan oleh Ahmad, ‘Aliy
bin Al-Madiiniy, dan yang lainnya, <i>wallaahu a’lam</i>” [<i>Mukhtashar Sunan
Abi Daawud wa ma’ahu Ma’aalimus-Sunan wa Tahdziibu Sunan Abi Daawud</i>, 4/15].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Shaalih Ad-Dahhaan dalam sanad atsar ini adalah Shaalih bin Ibraahiim Ad-Dahhaan, Abu Nuuh. Ahmad bin Hanbal
berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Yahyaa bin Ma’iin berkata : “Shaalih
Ad-Dahhaan <i>tsiqah</i>”. [<i>Al-Jarh wat-Ta’diil</i>, 4/393-394 no. 1722 dan <i>Al-‘Ilal
</i>oleh ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal no. 3191]. Ibnu Hibbaan memasukkanya
dalam <i>Ats-Tsiqaat</i> (6/457) dan ia menyebutkan Syu’bah bin Al-Hajjaaj
meriwayatkan hadits darinya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Jilbab%20Wanita%20Muslimah%20Nusantara%20Era%20Doeloe.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Untuk menambah pengetahuan tentang pembahasan
QS. An-Nuur ayat 31, silakan baca artikel : <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/02/apa-makna-perhiasan-dalam-qs-nuur-31.html">Apa
Makna Perhiasan dalam QS. An-Nuur : 31 ?</a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-75516590727148792192020-01-23T23:07:00.000+07:002020-01-23T23:07:09.644+07:00Pembatal Islam : Membenci Sesuatu yang Dibawa Oleh Nabi ﷺ<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmzaz63fdRtcJSRmuJaukXf2on2Jbm-6QgQqyIg8TibGQMIjC6OISSPrLz2C9bzOJhTDXPD8f3tUYYPaLQ_YGyG6MgSPsYBIaWpEDzvj98vEJQmx7Pnh2M6O7Utq_YSOqColDSlSLjTHq1/s1600/benci_Jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="470" data-original-width="728" height="128" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmzaz63fdRtcJSRmuJaukXf2on2Jbm-6QgQqyIg8TibGQMIjC6OISSPrLz2C9bzOJhTDXPD8f3tUYYPaLQ_YGyG6MgSPsYBIaWpEDzvj98vEJQmx7Pnh2M6O7Utq_YSOqColDSlSLjTHq1/s200/benci_Jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Membenci sesuatu yang dibawa Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 20px;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 20px;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> me</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">skipun
orang tersebut melakukannya, maka ia kafir berdasarkan <i>ijmaa’</i>. Dalilnya adalah
firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Yang
demikian itu karena mereka membenci apa (Al-Qur'an) yang diturunkan Allah, maka
Allah menghapus segala amal mereka</i>” [QS. Muhammad : 9].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tidak
ada sesuatu yang menyebabkan hapusnya amalan seseorang secara total kecuali
kesyirikan dan kekufuran. <o:p></o:p></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> juga
berfirman:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ بَلْ جَاءَهُمْ
بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Atau
(apakah patut) mereka berkata: ‘Padanya (Muhammad) ada penyakit gila’.
Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka
benci kepada kebenaran</i>” [QS. Al-Mukminuun : 70].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ
نَفَقَاتُهُمْ إِلا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلا يَأْتُونَ
الصَّلاةَ إِلا وَهُمْ كُسَالَى وَلا يُنْفِقُونَ إِلا وَهُمْ كَارِهُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya
melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak
mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan
(harta) mereka, melainkan dengan rasa benci/enggan</i>” [QS. At-Taubah : 54].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ
خِلافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ
وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Orang-orang
yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya
mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah</i>” [QS. At-Taubah : 81].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والمرتد من أشرك بالله تعالى أو كان مبغضا
للرسول ﷺ ولما جاء به....</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
murtad adalah orang yang berbuat syirik terhadap Allah <i>ta’ala</i>, atau membenci
Rasul </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan apa yang beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">bawa….<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Pembatal%20Islam%20-%20Membenci%20Sesuatu%20yang%20Dibawa%20Oleh%20Nabi%20%EF%B7%BA.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>”
[<i>Al-Fataawaa Al-Kubraa</i>, 5/535].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ قَال : أنا لا أقر بذلك و لا ألتزمه و
أبغض هذا الحق و أنفر عنه فهذا نوع من غير النوع الأول و تكفير هذا معلوم
بالاضطرار من دين الإسلام و القرآن مملوء من تكفير مثل هذا النوع بل عقوبته أشد</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa
berkata : ‘Aku tidak mengakuinya (yaitu syari’at Allah dan Rasul-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><sup><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">- Abul-Jauzaa’</span></sup><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">), aku
tidak akan menjalankannya, aku membenci kebenaran ini dan akupun
lari/menghindar darinya’; maka jenis kekufuran ini berbeda dengan jenis
kekufuran yang disebut di awal, dan pengkafirannya sudah diketahui dengan pasti
dalam agama Islam. Al-Qur’an dipenuhi dengan pengkafiran semacam ini, dan
bahkan hukumannya lebih keras” [<i>Ash-Shaarimul-Masluul</i>, hal. 521-522 - dengan sedikit perubahan di bagian awal].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Baththah Al-‘Ukbariy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وكذلك وجوب الإيمان والتصديق بجميع ما جاءت
به الرسل من عند الله، وبجميع ما قاله الله عز وجل فهو حقٌّ لازمٌ، فلو أن رجلاً
آمن بجميع ما جاءت به الرسل إلا شيئاً واحداً، كان بردّ ذلك الشيء كافراً عند جميع
العلماء</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
begitu pula kewajiban beriman dan membenarkan seluruh apa yang dibawa Rasul </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dari sisi Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, dan beriman dengan seluruh yang Alah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> firmankan; maka ini adalah kewajiban yang
tetap. Seandainya ada seseorang yang beriman dengan seluruh syari’at yang
dibawa oleh Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
kecuali satu perkara (yang ia tolak), maka dengan penolakannya terhadap satu
perkara tersebut menyebabkan dirinya kafir menurut (kesepakatan) seluruh ulama”
[<i>Asy-Syarh wal-Ibaanah ‘alaa Ushuulis-Sunnah wal-Diyaanah</i> hal. 232-233].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sesuatu
yang datang dari Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">bersifat umum meliputi perkataan, perbuatan,
kewajiban, anjuran/sunnah, perintah, dan larangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Seseorang
yang mengaku Islam namun membenci Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan syari’at yang beliau bawa, maka ia adalah
seorang munafik dengan kemunafikan akbar, <i>i’tiqadiy</i>. Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فمن النفاق ما هو أكبر يكون صاحبه في الدرك
الأسفل من النار كنفاق عبد الله بن أبي وغيره بأن يظهر تكذيب الرسول أو جحود بعض
ما جاء به أو بغضه أو عدم اعتقاد وجوب اتباعه أو المسرة بانخفاض دينه أو المساءة
بظهور دينه ونحو ذلك مما لا يكون صاحبه إلا عدوا لله ورسوله</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
diantara kemunafikan ada yang termasuk kemunafikan akbar yang menyebabkan
pelakunya ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Pembatal%20Islam%20-%20Membenci%20Sesuatu%20yang%20Dibawa%20Oleh%20Nabi%20%EF%B7%BA.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
seperti kemunafikan ‘Abdullah bin Ubay dan selainnya yang menampakkan
pendustaan terhadap Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> atau menolak/mengingkari sebagian syariat
yang beliau bawa atau membencinya atau peniadaan keyakinan kewajiban untuk
mengikuti beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
atau gembira dengan perendahan/penghinaan agama beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> atau menjelekkan kemenangan agama beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan semisal itu dari perkara yang tidak
diperbuat seseorang kecuali pelakunya adalah musuh Alah dan Rasul-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>” [<i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i>, 28/434].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Akan
tetapi perlu diketahui bahwa kebencian terbagi menjadi tiga : <i>thabi’iy</i>
(naluriah), <i>syar’iy</i>, dan tidak <i>syar’iy</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kebencian
<i>thabi’iy </i>(naluriah) adalah kebencian manusia terhadap kesulitan,
penderitaan, ancaman, ketakutan, dan semisalnya. Seperti misal dalam firman Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ
كُرْهٌ لَكُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Diwajibkan
atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci</i>”
[QS. Al-Baqarah : 216].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ar-Raaghib
Al-Ashfahaaniy <i>rahimahullah </i>berkata tentang ayat tersebut:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">تكرهونه من حيث الطبع</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kalian
membencinya dari sisi naluri” [<i>Mufradaat fii Ghariibil-Qur’aan</i>, hal.
429].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Mandhuur <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ومعنى كَراهِيَتِهم القِتالَ أَنهم إنما كَرِهُوه
على جِنْسِ غِلَظِه عليهم ومشقَّتِه لا أَن المؤمنين يَكْرَهُونَ فَرْضَ الله لأَن
الله تعالى لا يفعل إلا ما فيه الحكمة والصلاح</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Makna
kebencian mereka terhadap perang adalah mereka hanya membencinya dari jenis beban
berat dan kesulitan pada peperangan yang mereka rasakan. Bukannya kaum mukminin
membenci kewajiban Allah, karena Allah <i>ta’ala</i> tidak berbuat kecuali padanya
terdapat hikmah dan kebaikan” [<i>Lisaanul-‘Arab</i>, 13/534].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Baghawiy
<i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أي شاق عليكم قال بعض أهل المعاني: هذا
الكره من حيث نفور الطبع عنه لما فيه، من مؤنة المال ومشقة النفس وخطر الروح، لا
أنهم كرهوا أمر الله تعالى</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Yaitu
sulit/berat bagi kalian. Sebagain ahli ma’aaniy berkata : ‘Kebencian ini dari
sisi ketidaksukaan naluri karena menghabiskan harta, kesulitan/penderitaan diri,
dan resiko nyawa. Bukan karena mereka membenci perintah Allah <i>ta’ala</i>” [<i>Ma’aalimut-Tanziil</i>,
1/246].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Katsiir <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقوله: { وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ } أي: شديد
عليكم ومشقة. وهو كذلك، فإنه إما أن يُقْتَلَ أو يجرحَ مع مشقة السفر ومجالدَة
الأعداء</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Firman-Nya
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>dan berperang itu adalah sesuatu
yang kalian benci’</i>, yaitu : terasa keras dan berat bagi kalian. Dan
kenyataannya memang demikian, karena perang itu bisa jadi terbunuh atau terluka,
selain kesulitan/penderitaan yang dialami saat safar dan berhadapan
dengan musuh” [<i>Tafsiir Al-Qur’aanil-‘Adhiim</i>, 1/573].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun
kebencian <i>syar’iy</i> adalah kebencian dikarenakan syari’at memerintahkannya.
Yaitu, benci terhadap syirik, bid’ah, dan maksiat serta pelakunya. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ
لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ
إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ
وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti
(kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat
kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan
iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus</i>” [QS. Al-Hujuraat : 7].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bagi
orang yang beriman, kebencian <i>syar’iy </i>membuahkan amal yang mengalahkan
kebencian <i>thabi’iy</i>. Seperti halnya jihad. Meskipun berat dan penuh kesulitan
yang tidak disukai jiwa, orang-orang yang beriman tetap melaksanakannya dengan
sabar dan penuh ketaatan mengharapkan keridlaan-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kebencian
tidak <i>syar’iy</i>, terbagi menjadi dua : (1) mengeluarkan dari agama (murtad)
dan (2) tidak mengeluarkan dari agama.<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kebencian
yang menyebabkan seseorang keluar dari agama (murtad) adalah kebencian terhadap
sebagian dari apa yang dibawa oleh Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">yang disertai keyakinan (<i>i’tiqaad</i>)
bahwa yang dibawa oleh Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dan syari’atnya tersebut tidak mengandung kebaikan, kemenangan, dan kesuksesan;
atau dianggap kuno, usang, dan ketinggalan zaman. Apabila kebencian seseorang
bukan karena faktor ini, maka tidak kafir atau dikafirkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Secara
mudah, kaidah penetapan kebencian yang menyebabkan kekufuran (<i>al-bughdlul-kufriy</i>)
adalah barangsiapa membenci sesuatu dan tidak menyukainya, karena sesuatu itu
termasuk agama Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>,
maka ia kafir berdasarkan <i>ijmaa’</i>. Apabila ia tidak suka/membencinya karena
faktor dunia dengan tetap berkeyakinan bahwa sesuatu tersebut adalah kebenaran dan
apa yang dilakukannya salah, maka ini adalah kefasikan yang tidak menyebabkan
kekafiran, termasuk lingkup perbuatan mengikuti hawa nafsu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Contohnya,
seorang wanita yang membenci/tidak suka berjilbab. Apabila ia membencinya
karena faktor perintah berjilbab bagian dari syari’at, maka kafir meskipun ia mengenakannya (berjilbab). Beda halnya jika wanita tersebut tidak suka berjilbab karena ingin modis dan kekinian, terlihat cantik, atau khawatir tidak mendapatkan
jodoh dengan tetap berkeyakinan bahwa berjilbab adalah perintah Allah dan
Rasul-Nya yang benar dan apa yang dilakukannya adalah kemaksiatan, maka ia berdosa
lagi fasiq, tidak dikafirkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maka
wajib bagi setiap muslim ridla terhadap syari’at yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ
إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ
أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata</i>” [QS. Al-Ahzaab : 36].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini
saja yang dapat dituliskan, semoga ada manfaatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 23022020]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bahan
bacaan : <i>Athaayibuz-Zahri Syarh Nawaaqidlil-Islaamil-‘Asyri</i> oleh
Asy-Syaikh Dr. Khaalid bin ‘Aliy Al-Musyaiqih, <i>Syarh Nawaaqidlil-Islaam</i>
oleh Asy-Syaikh Naashir bin Ahmad Al-‘Adniy, <i>Al-Ilmaam bi-Syarh Nawaaqidlil-Islaam
</i>oleh Asy-Syaikh Dr. ‘Abdul-‘Aziiz Ar-Rais, <i>Tabshiirul-Anaam bi-Syarhi
Nawaaqidlil-Islaam </i>oleh Asy-Syaikh ‘Abdul-‘Aziiz Ar-Raajihiy, dan <i>Al-Ifaadatu
wal-I’laamu bi-Fawaaidi Risaalati Nawaaqidlil-Islaam</i> oleh Asy-Syaikh Dr.
Sulaimaan Ar-Ruhailiy <i>hafidhahumullah</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Pembatal%20Islam%20-%20Membenci%20Sesuatu%20yang%20Dibawa%20Oleh%20Nabi%20%EF%B7%BA.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Al-Mardawiy <i>rahimahullah </i>menukil:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">قال الشيخ تقي الدين : لو كان مبغضا لرسول
الله ﷺ أو لما جاء به، كفر اتفاقا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Asy-Syaikh
Taqiyuddiin – yaitu Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah</i> <sup>–
Abul-Jauzaa’</sup> – berkata : ‘Seandainya ada seseorang yang membenci
Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> atau syari’at apa saja yang beliau bawa, kafir berdasarkan
kesepakatan (ulama)” [<i>Al-Inshaaf</i>, 10/283].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Pembatal%20Islam%20-%20Membenci%20Sesuatu%20yang%20Dibawa%20Oleh%20Nabi%20%EF%B7%BA.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ
الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi
mereka</i>” [QS. An-Nisaa’ : 145].<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-77750162187343945972020-01-19T20:55:00.001+07:002020-01-19T21:08:37.564+07:00Shalat dalam Kondisi Tidak Memakai Baju (Telanjang)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8eoYBYIgWTIiD9CKl5OyQlzxeJi7Gp8MIL-3roAe2pXORZkNWYYYAvuD0k99_aw9K9ZmjGJ0YcNG-tgGg5QDGf-s0qpNnfmx0McOrEvD8aTlua6ai14ayiarRvaT5Rjoz_mzk9dKAkZ0_/s1600/Abstract_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1064" data-original-width="1600" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8eoYBYIgWTIiD9CKl5OyQlzxeJi7Gp8MIL-3roAe2pXORZkNWYYYAvuD0k99_aw9K9ZmjGJ0YcNG-tgGg5QDGf-s0qpNnfmx0McOrEvD8aTlua6ai14ayiarRvaT5Rjoz_mzk9dKAkZ0_/s200/Abstract_jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Seandainya seseorang mengalami musibah
terdampar di daratan sunyi karena pecah kapal, atau seluruh hartanya habis dirampok
begal, sehingga dirinya tidak mempunyai baju untuk menutupi badannya; maka ia tetap
harus melaksanakan shalat (wajib) dalam kondisi tersebut (telanjang) tanpa
perlu mengulanginya. Sah shalatnya sebagaimana dinukil An-Nawawiy (<i>Al-Majmuu</i>’,
3/183) dan Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah (<i>Majmuu' Al-Fataawaa</i>, 21/224) <i>rahimahumallah
</i>adanya <i>ijmaa' </i>dalam permasalahan tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam hal ini, ada beberapa kondisi.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apabila ia seorang diri tanpa ada
yang lain bersamanya, maka ia mengerjakan shalat sambil berdiri, karena berdiri
adalah pokok dan termasuk rukun shalat. Tidak boleh seseorang meninggalkan
berdiri dalam shalat selama ia mampu melakukannya. Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ
تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Shalatlah sambil berdiri.
Apabila engkau tidak mampu, maka boleh sambil duduk. Apabila duduk tidak mampu,
maka boleh sambil berbaring</i>" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
1117].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Namun apabila dirinya bersama orang
lain, terdapat beberapa pendapat yang ternukil dari salaf dan para imam. Berikut
diantaranya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Badruddiin Al-'Ainiy rahimahullah
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قلت: روى الخلال بإسناده عن ابن عمر
- رضي الله عنه - أن قوما انكسرت بهم السفينة فخرجوا عراة وكانوا يصلون جلوسا
يومئون بالركوع والسجود دائما برؤوسهم، ولم ينقل خلافه</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Aku berkata : Diriwayatkan
oleh Al-Khallaal dengan sanadnya dari Ibnu 'Umar <i>radliyallaahu 'anhu </i>:
'Bahwasannya satu kaum yang terkena musibah perahunya pecah (di lautan), lalu
terdampar dari lautan di daratan dalam kondisi telanjang, maka mereka shalat
sambil duduk dan berisyarat dengan kepala ketika rukuk dan sujud'. Tidak
ternukil penyelisihan pendapat dalam hal ini" [<i>Al-Banaayah Syarh
Al-Hidaayah</i>, 2/137].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu Qudaamah dalam <i>Al-Mughniy</i>
(1/664) juga memiliki ucapan di atas dan mengatakan tidak ternukil adanya perselisihan
padanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Perkataan ‘<i>tidak ternukil adanya
perselisihan</i>’ di sini perlu diteliti kembali sebagaimana akan dijelaskan di
bawah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Atsar Ibnu ‘Umar <i>radliyallaahu
‘anhumaa </i>yang dimaksudkan Al-‘Ainiy diriwayatkan oleh Ibnul-Mundzir <i>rahimahumallah
</i>dalam <i>Al-Ausath</i> no. 2415 dengan sanad lemah karena faktor
‘Abdul-‘Aziiz bin ‘Ubaidillah Al-Himshiy. Lebih lanjut Ibnul-Mundzir berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَبِهِ قَالَ عَطَاءُ بْنُ أَبِي
رَبَاحٍ، وَعِكْرِمَةُ، وَقَتَادَةُ، وَكَذَلِكَ قَالَ الأَوْزَاعِيُّ، وَقَالَ
أَصْحَابُ الرَّأْيِ: يُومِئُونَ إِيمَاءً السُّجُودُ أَخْفَضُ مِنَ الرُّكُوعِ،
وَإِنْ صَلُّوا قِيَامًا يَجْزِيهِمْ إِلا أَنَّ أَفْضَلَ ذَلِكَ أَنْ يُصَلُّوا
قُعُودًا يُومِئُونَ وُحْدَانًا، </span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَالَتْ طَائِفَةٌ: يُصَلُّونَ
قِيَامًا، كَذَلِكَ قَالَ مُجَاهِدٌ، وَقَدْ سَأَلَهُ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ
الْعَزِيزِ عَنْهُ، وَرُوِيَ ذَلِكَ عَنْ عَطَاءٍ، وَالرِّوَايَةُ الأُولَى
أَثْبَتُ عَنْ عَطَاءٍ، وَكَمَا قَالَ مُجَاهِدٌ قَالَ مَالِكٌ، وَالشَّافِعِيُّ، </span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَفِيهِ قَوْلٌ ثَالِثٌ حَكَاهُ
ابْنُ جُرَيْجٍ: قَالَ: قَالَ آخَرُونَ: إِنْ أَمَّهُمْ أَحَدُهُمْ عُرْيَانًا،
فَلْيَقُمْ إِمَامُهُمْ وَفِي الصَّفِّ وَسَطَهُ، يَجْعَلُوهُ صَفًّا إِنْ شَاءُوا
قِيَامًا، وَإِنْ شَاءُوا قُعُودًا، وَلْيَغُضَّ بَعْضُهُمْ عَنْ بَعْضٍ، </span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Pendapat inilah yang dipegang oleh
‘Athaa’ bin Abi Rabbaah, ‘Ikrimah, dan Qataadah. Begitu pula Al-Auzaa’iy dan <i>ashhaabur-ra’yi</i>
yang mengatakan : ‘Dikerjakan dengan berisyarat. (Isyarat) sujud lebih rendah
daripada rukuk. Apabila mereka shalat sambil berdiri, maka mencukupi bagi
mereka (sah), namun <i>afdlal </i>(lebih utama) dalam hal tersebut shalat
sambil duduk dengan berisyarat dan dilakukan sendiri-sendiri (tidak
berjama’ah)’.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sekelompok ulama lain berpendapat :
Shalat sambil berdiri. Begitulah pendapat yang dipegang oleh Mujaahid. ‘Umar
bin ‘Abdil-‘Aziiz pernah bertanya kepadanya tentang permasalah itu. Pendapat
ini juga diriwayatkan dari ‘Athaa’, namun riwayat awal lebih shahih. Pendapat
Mujaahid disepakati juga oleh Maalik dan Asy-Syaafi’iy.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ada pendapat ketiga yang
dihikayatkan Ibnu Juraij. Ia (Ibnu Juraij) berkata<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Shalat%20dalam%20Kondisi%20Tidak%20Memakai%20Baju%20(Telanjang).docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> :
‘Ulama lain mengatakan : Salah seorang diantara mereka menjadi imam yang berada
di tengah satu shaff dengan mereka. Jika mereka mau, boleh shalat sambil
berdiri atau duduk, sementara mereka menundukkan pandangannya satu dengan yang
lain (agar tidak melihat aurat)” [<i>Al-Ausath</i>, 5/78-79].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Fatwa ‘Athaa’ bin Abi Rabbaah<i> </i>tentang
shalat dalam kondisi telanjang yang dimaksudkan Ibnul-Mundzir <i>rahimahumallah
</i>adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ: سُئِلَ
عَطَاءٌ عَنِ الرَّجُلِ يَخْرُجُ مِنَ الْبَحْرِ عُرْيَانًا، قَالَ: "
يُصَلِّي قَاعِدًا "</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dari Ibnu Juraij, ia berkata :
‘Athaa’ pernah ditanya tentang kasus seseorang yang keluar (terdampar) dari
lautan dalam keadaan telanjang. Ia berkata : “Ia shalat sambil duduk”
[Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq no. 4561; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ
ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ سُئِلَ عَنْ قَوْمٍ انْكَسَرَتْ بِهِمْ
سَفِينَتُهُمْ فَأَدْرَكَتْهُمُ الصَّلَاةُ وَهُمْ فِي الْمَاءِ، قَالَ: "
يُومِئُونَ إِيمَاءً فَإِنْ خَرَجُوا عُرَاةً، قَالَ: يُصَلُّونَ قُعُودًا"</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Hafsh
bin Ghiyaats, dari Ibnu Juraij, dari ‘Athaa’, ia pernah ditanya tentang satu
kaum yang perahunya pecah (saat berlayar di lautan), lalu tiba waktu shalat
sementara mereka masih terapung di lautan. ‘Athaa’ berkata : “Mereka shalat
dengan berisyarat. Apabila mereka keluar/terdampar (dari lautan di daratan) dalam
kondisi telanjang, maka mereka shalat sambil duduk” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah 2/520 no. 5019; hasan].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Fatwa Qataadah bin Di’aamah <i>rahimahullah
</i>adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ قَتَادَةَ،
قال: " إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنَ الْبَحْرِ عُرْيَانًا صَلَّى جَالِسًا</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ قَتَادَةَ،
قال: " إِذَا خَرَجَ نَاسٌ مِنَ الْبَحْرِ عُرَاةً فَأَمَّهُمْ أَحَدُهُمْ
صَلَّوْا قُعُودًا، وَكَانَ إِمَامُهُمْ مَعَهُمْ فِي الصَّفِّ، وَيُومِئُونَ
إِيمَاءً "</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Ma’mar, dari Qataadah, ia
berkata : “Apabila seseorang keluar (terdampar) dari lautan dalam kondisi
telanjang, ia shalat sambil duduk”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Ma’mar, dari Qataadah, ia
berkata : “Apabila orang-orang keluar (terdampar) dari lautan dalam kondisi
telanjang, maka salah seorang diantara mereka mengimami mereka. Mereka (makmum)
shalat sambil duduk, sementara imam mereka satu shaf dengan mereka. Mereka
mengerjakan shalat dengan berisyarat” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq no.
4563-4564].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dua atsar ini kurang valid untuk
dijadikan sandaran, karena riwayat Ma’mar dari penduduk ‘Iraaq – Qataadah
termasuk diantaranya - mendapat kritikan para ulama. Dalam kelanjutan riwayat kedua,
Ma’mar bin Raasyid <i>rahimahumallah </i>berfatwa:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَإِنْ كَانَ عَلَى أَحَدِهِمْ
ثَوْبٌ أَمَّهُمْ قَائِمًا، وَيَقُومُ فِي الصَّفِّ وَهُمْ خَلْفَهُ قُعُودًا
صَفًّا وَاحِدًا</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Apabila mereka mempunyai satu
pakaian, maka imam memakainya dan shalat sambil berdiri. Ia mengimami para
makmum di belakangnya yang shalat sambil duduk dalam satu shaf” [Diriwayatkan
oleh ‘Abdurrazzaaq no. 4564; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10pt;">Ada riwayat dari Ibnu ‘Abbaas dan
‘Aliy bin Abi Thaalib </span><i style="color: #1c1e21; font-family: verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">radliyallaahu ‘anhum</i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10pt;"> sebagamaimana diriwayatkan
oleh ‘Abdurrazzaaq dalam </span><i style="color: #1c1e21; font-family: verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">Mushannaf</i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10pt;">-nya no. 4565-4566. Namun sanadnya
sangat lemah karena faktor Ibraahiim bin Muhammad Al-Madaniy, syaikh
‘Abdurrazzaaq, </span><i style="color: #1c1e21; font-family: verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">matruuk</i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10pt;">. Ibnul-Mundzir </span><i style="color: #1c1e21; font-family: verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">rahimahullah </i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10pt;">juga
meriwayatkan atsar Ibnu ‘Abbaas yang lain dalam </span><i style="color: #1c1e21; font-family: verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">Al-Ausath</i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10pt;"> 5/79, namun
sanadnya sangat lemah karena faktor An-Nadlr Abu Umar, </span><i style="color: #1c1e21; font-family: verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">matruukul-hadiits</i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10pt;">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya, atsar Mujaahid bin Jabr
yang dimaksudkan Ibnul-Mundzir <i>rahimahumullah</i> adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ،
عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ وَاصِلٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ
الْعَزِيزِ سَأَلَهُ عَنْ قَوْمٍ انْكَسَرَتْ بِهِمْ سَفِينَتُهُمْ فَخَرَجُوا
فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ، فَقَالَ: "يَكُونُ إِمَامُهُمْ مَيْسَرَتَهُمْ
وَيَصُفُّونَ صَفًّا وَاحِدًا، وَيَسْتَتِرُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ بِيَدِهِ
الْيُسْرَى عَلَى فَرْجِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَمَسَّ الْفَرْجَ "</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami
‘Iisaa bin Yuunus, dari Al-Auzaa’iy, dari Waashil, dari Mujaahid : Bahwasannya
‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz pernah bertanya kepadanya tentang satu kaum yang
perahunya pecah (saat berlayar di lautan), dan kemudian mereka berhasil
mencapai daratan, lalu tiba waktu shalat. Mujaahid berkata : “Imam mereka
berada di sebelah kiri mereka dan mereka semua berdiri dalam satu shaf. Setiap
orang menutupi kemaluan mereka dengan tangan kiri mereka tanpa menyentuhnya”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/520 no. 5020; hasan].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari beberapa uraian tersebut di
atas, ditarik beberapa point ringkas sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Shalat dalam
kondisi telanjang terdapat mudlarat berupa terlihatnya aurat (khususnya qubul
dan dubur) oleh orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh karenanya, para ulama ada yang memfatwakan shalat
sambil duduk, shalat sendiri-sendiri, shalat sambil berdiri dengan menundukkan
pandangan dan menutupi farji dengan tangannya, imam shalat gabung satu shaff
dengan makmum (agar tidak terlihat aurat imam oleh makmum), dan shalat jama’ah
hanya terdiri satu shaff (agar shaff di belakangnya tidak melihat aurat makmum
di depannya). Esensi semua fatwa ini adalah untuk mencegah/memperingan mudlarat
terlihatnya aurat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Berdiri jika mampu
merupakan rukun shalat fardlu yang disepakati para ulama. Tidak sah shalat melainkan
dengannya. Akan tetapi apabila seseorang tidak mampu melakukannya, boleh sambil
duduk sebagaimana hadits yang disebutkan di awal. Juga hadits tentang seseorang
yang khawatir dirinya tenggelam karena berdiri shalat di atas perahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ ﷺ عَنِ الصَّلاةِ فِي
السَّفِينَةِ، فَقَالَ: كَيْفَ أُصَلِّي فِي السَّفِينَةِ؟ فَقَالَ: " صَلِّ
فِيهَا قَائِمًا، إِلا أَنْ تَخَافَ الْغَرَقَ "</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> pernah ditanya
tentang shalat di atas perahu. Orang tersebut berkata : “Bagaimana cara aku
melaksanakan shalat di atas perahu ?”. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> menjawab : “<i>Shalatlah
di perahu itu sambil berdiri, kecuali jika engkau khawatir tenggelam (boleh
tidak berdiri)</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Haakim 1/275 dan Al-Baihaqiy dalam <i>Al-Kubraa</i>
3/155; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Menutup aurat ketika
shalat termasuk perkara yang diperselisihkan ulama, apakah ia termasuk syarat
sahnya shalat ataukah kewajiban yang bukan termasuk syarat sahnya shalat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Terkait dengan tema bahasan, maka rukun shalat
didahulukan daripada syarat, dan yang disepakati lebih didahulukan daripada
yang diperselisihkan sebagaimana dikatakan oleh Al-Qarraafiy <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="background: white; direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأنها أركان متفق عليها والسترة شرط مختلف فيه، والأركان مقدمة على
الشروط، والمجمع عليه مقدم على المختلف فيه</span><span dir="LTR" style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan hal tersebut (berdiri, rukuk, dan sujud) adalah
rukun shalat yang disepakati para ulama, sedangkan menutup aurat merupakan
syarat yang diperselisihkan. Maka, rukun shalat harus didahulukan daripada
syarat, dan perkara yang disepakati lebih didahulukan daripada yang
diperselisihkan” [<i>Adz-Dzakhiirah</i>, 2/107].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika seseorang sendirian tanpa kehadiran orang lain, ia
wajib shalat sambil berdiri karena termasuk rukun shalat yang disepakati –
sebagaimana ditegaskan sebelumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika ia bersama
orang lain, terdapat mudlarat nampaknya aurat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ada dua kondisi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<u><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semua orang yang ada di tempat itu satu jenis (laki-laki
semua atau wanita semua) dan mempunyai kewajiban mengerjakan shalat.<o:p></o:p></span></u></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dengan memperhatikan <i>‘illat </i>yang ada, shalat dapat
dilakukan secara berjama’ah dengan berdiri satu shaf, imam berada di tengah
shaf bersama makmum, dan masing-masing orang menundukkan pandangan agar tidak
melihat aurat yang lain. Hal ini sesuai pendapat ketiga yang dihikayatkan Ibnu
Juraij dari kalangan salaf. Keberadaan imam di tengah shaff akan lebih menutupi
auratnya (imam) daripada jika ia berdiri di depan makmum [<i>Kasysyaaful-Qinaa’</i>
oleh Al-Buhuutiy, 1/273].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<u><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tidak semua mengerjakan shalat dan/atau di situ terdiri
dari berbagai jenis orang (muslim, kafir, laki-laki, wanita).<o:p></o:p></span></u></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam kondisi ini, selama aurat dapat dilihat orang lain,
shalat dilakukan sendiri-sendiri sambil duduk. Rukuk dan sujud dilakukan dengan
isyarat semampunya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kekhawatiran terlihatnya aurat ketika berdiri shalat dalam
keadaan telanjang, sama seperti kekhawatiran tenggelam ketika berdiri shalat di
atas perahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Namun apabila kondisi masih memungkinkan mengerjakan shalat sambil
berdiri, harus dengan berdiri. Seperti misal, jika di tempat tersebut ada
batu/benda lain sebagai tabir, atau orang lain yang bersamanya dapat dipercaya
untuk membalikkan badannya sehingga tidak melihatnya shalat, dan lain
sebagainya. Bahkan, tetap dianjurkan secara berjama’ah seperti huruf a, jika
memang memungkinkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bahasan dalam artikel ini dapat diqiyaskan
dengan beberapa kondisi khusus, seperti orang yang dipenjara, diborgol, dan
disiksa dengan dilucuti pakaiannya. Apakah ia shalat sambil berdiri ataukah
duduk ?.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="color: #1c1e21; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’ – 19012020].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Shalat%20dalam%20Kondisi%20Tidak%20Memakai%20Baju%20(Telanjang).docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dalam <i>Al-Mushannaf
</i>no. 4562; shahih.</span></div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-14267899111940688552019-12-26T00:41:00.000+07:002019-12-26T00:41:33.966+07:00Ikut Serta Merayakan dan Mengucapkan Selamat Hari Raya Orang Kafir<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8W2AfuboGZW5yNl-T5Y4QwYttfdNto-Pt6lOo-SDS9Nne2AqPNybKT8pU__FWLsYPdaCz3FCnZocojAUDplM77T1oexlgCg7cTA-Oad9JYS3Ty7g3Gfr8pQzAkIWC52WJELqM_LZDyNh2/s1600/Faith-Jauzaa.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="556" data-original-width="830" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8W2AfuboGZW5yNl-T5Y4QwYttfdNto-Pt6lOo-SDS9Nne2AqPNybKT8pU__FWLsYPdaCz3FCnZocojAUDplM77T1oexlgCg7cTA-Oad9JYS3Ty7g3Gfr8pQzAkIWC52WJELqM_LZDyNh2/s200/Faith-Jauzaa.png" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Selalu
saja berulang setiap tahun pembahasan tentang : bolehkah ikut serta merayakan
dan mengucapkan hari raya orang kafir ? Seakan-akan telah menjadi agenda
tahunan kaum muslimin membicarakannya. Dan memang hanya kaum muslimin yang menaruh perhatian terhadap kemurnian ‘aqidah mereka. Meskipun orang-orang kafir
dan para penjilat dari kalangan munafiqin sangat getol menjajakan kolak basi mereka
yang meracuni umat Islam, <i>alhamdulillah</i>, senantiasa ada orang-orang yang
berdiri menjelaskan dan membela agama-Nya, sepanjang masa, hingga kelak menjelang kiamat tiba.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para
ulama telah semenjak dulu menjelaskan keharaman dua perkara tersebut bagi kaum
muslimin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ
أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلا
تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا
مِثْلُهُمْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Qur'an bahwa apabila
kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh
orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka</i>” [QS. An-Nisaa’ : 140].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Qurthubiy
<i>rahimahullah</i> menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فدل بهذا على وجوب اجتناب أصحاب المعاصي
إذا ظهر منهم منكر ؛ لأن من لم يجتنبهم فقد رضي فعلهم، والرضا بالكفر كفر، قال
الله عز وجل: ﴿إنَّكُمْ إذًا مِّثْلُهُمْ﴾ فكل من جلس في مجلس معصية ولم ينكر
عليهم يكون معهم في الوزر سواء، وينبغي أن ينكر عليهم إذا تكلموا بالمعصية وعملوا
بها، فإن لم يقدر على النكير عليهم فينبغي أن يقوم عنهم حتى لا يكون من أهل هذه
الآية. وإذا ثبت تجنب أصحاب المعاصي كما بينا فتجنب أهل البدع والأهواء أولى</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">”Ayat
tersebut menunjukkan wajibnya menjauhi para pelaku kemaksiatan apabila nampak
pada diri mereka kemunkaran, <u>karena orang yang tidak menjauhi mereka berarti
meridlai perbuatan mereka</u>, sementara <u>ridla terhadap kekufuran merupakan
kekufuran</u>. Allah <i>’azza wa jalla</i> berfirman : ”<i>Karena sesungguhnya
(kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka</i>”. Maka
setiap orang yang berada di dalam majelis kemaksiatan sedangkan ia tidak
mengingkari perbuatan mereka, maka ia akan menanggung dosa yang sama bersama
mereka. Jadi seharusnya ia mengingkari perbuatan mereka ketika mereka berbicara
dan melakukan kemaksiatan. Apabila ia tidak sanggup mengingkarinya, hendaknya
ia meninggalkan mereka sehingga ia tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang
yang disebutkan dalam ayat ini. Apabila ditetapkan dalam syari’at Islam sikap
menjauhi para pelaku maksiat sebagaimana telah kami jelaskan, maka menjauhi ahlul-bid’ah
dan pengikut hawa nafsu lebih layak lagi” [<i>Tafsir Al-Qurthubi</i> 5/418].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemunkaran
perayaan hari besar orang kafir berupa kesyirikan, kekejian, dan kemaksiatan
bukan sesuatu yang samar. Bagaimana kita - kaum muslimin - bisa ridla hadir
dalam majelis perayaan mereka yang berisi penuhanan selain Allah, pengagungan
terhadap dewa dan setan, atau penampakan syi’ar-syiar kekufuran yang sangat
dicela dalam syariat Islam ?.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ketika
menjelaskan tentang <i>‘ibaadurrahmaan</i>’ (hamba-hamba Ar-Rahmaan yang
shalih), Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
berfirman tentang salah satu diantara ciri-ciri mereka:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَاماً</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan
orang-orang yang tidak menghadiri 'az-zuur', dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka
lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya</i>" [QS. Al-Furqaan : </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>72</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tidak
menghadiri <i>az-zuur</i>, diantara maknanya adalah tidak menghadiri perayaan
hari raya orang kafir atau majelis-majelis kesyirikan, kemaksiatan, dan
kedustaan. Telah menjadi pengetahuan yang pasti dalam ‘aqidah kaum muslimin
bahwa perayaan hari raya orang kafir mengandung berbagai kemaksiatan mulai
kelas plankton hingga paus biru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abi
Ja’far Ath-Thabariy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَأَصْلُ الزُّورِ تَحْسِينُ الشَّيْءِ،
وَوَصَفُهُ بِخِلافِ صِفَتِهِ، حَتَّى يُخَيَّلَ إِلَى مَنْ يَسْمَعُهُ أَوْ
يَرَاهُ أَنَّهُ بخِلافَ مَا هُوَ بِهِ، وَالشِّرْكُ قَدْ يَدْخُلُ فِي ذَلِكَ ؛
لأَنَّهُ مُحَسَّنٌ لأَهْلِهِ، حَتَّى قَدْ ظَنُّوا أَنَّهُ حَقٌّ، وَهُوَ بَاطِلٌ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Asal
makna dari <i>az-zuur</i> adalah menganggap baik sesuatu dan mensifatinya
dengan sifat yang berlainan, hingga orang yang mendengar atau melihatnya
beranggapan sesuatu tersebut berlainan dengan yang sebenarnya. Dan kesyirikan
kadang termasuk dalam hal tersebut, karena ia dinampakkan baik bagi pelakunya
sehingga dirinya menyangka kesyirikan itu adalah kebenaran, padahal kebatilan” [<i>Jaami’ul-Bayaan</i>,
17/523].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Farraa’
<i>rahimahullah </i>saat menafsirkan ayat di atas berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا يحضرونَ مجالسَ الكذب والمعاصي ويُقال:
أعياد المشركين لا يشهدونها لأنها زُور وكذب، إذ كانت لغير الله</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“(Yaitu),
tidak menghadiri majelis-majelis kedustaan dan kemaksiatan. Dan dikatakan juga
(maknanya) : ‘Hari raya orang-orang musyrik (<i>‘iedul-musyrikiin</i>), yaitu
mereka mereka tidak menghadirinya karena hal tersebut merupakan kepalsuan dan
kedustaan, serta diadakan untuk selain Allah” [<i>Ma’aanil-Qur’aan</i>,
2/273-274].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Katsiir <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وهذه أيضا من صفات عباد الرحمن، أنهم: { لا
يَشْهَدُونَ الزُّورَ } قيل: هو الشرك وعبادة الأصنام. وقيل: الكذب، والفسق،
واللغو، والباطل.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقال محمد بن الحنفية: [هو] اللهو والغناء.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقال أبو العالية، وطاوس، ومحمد بن سيرين،
والضحاك، والربيع بن أنس، وغيرهم: هي أعياد المشركين.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقال عمرو بن قيس: هي مجالس السوء والخنا.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقال مالك، عن الزهري: [شرب الخمر] لا
يحضرونه ولا يرغبون فيه، كما جاء في الحديث: "من كان يؤمن بالله واليوم الآخر
فلا يجلس على مائدة يدار عليها الخمر"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Dan ini juga diantara sifat <i>‘ibaadurrahmaan</i>, bahwa
mereka <i>‘tidak menghadiri az-zuur</i>’. Dikatakan : ‘<i>Az-zuur </i>adalah
kesyirikan dan peribadahan terhadap berhala’. Dikatakan maknanya adalah
kedustaan, kefasikan, obrolan sia-sia, dan kebatilan. Muhammad bin
Al-Hanafiyyah berkata : ‘<i>Az-zuur </i>adalah omongan sia-sia dan nyanyian’.
Abul-‘Aaliyyah, Thaawus, Muhammad bin Siiriin, Adl-Dlahhaak, Ar-Rabii’ bin
Anas, dan yang lainnya berkata : ‘Itu adalah hari raya orang-orang musyrik’.
‘Amru bin Qais berkata : ‘Itu adalah majelis-majelis yang berisi kejelekan dan
omongan keji’. Telah berkata Maalik dari Az-Zuhriy : ‘Minum khamr, mereka tidak
menghadirinya dan tidak juga ingin (hadir) padanya, sebagaimana dalam hadits :
‘<i>“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah duduk
di meja yang dihidangkan padanya khamr (minuman keras)” </i>[<i>Tafsiir Ibni
Katsiir</i>, 6/130].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jika
Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">melarang
kita hadir dalam majelis yang padanya dihidangkan khamr (tanpa ikut
meminumnya), lantas bagaimana dengan majelis yang padanya terdapat aktivitas
pengagungan terhadap selain Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> ?. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَخْبَرَنَا أَبُو يَزِيدَ
الْقَرَاطِيسِيُّ فِيِمَا كَتَبَ إِلَيَّ، أنبأ أَصْبَغُ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ
الرَّحْمَنِ بْنَ زَيْدٍ، فِي قَوْلِ اللَّهِ: " وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ
الزُّورَ، قَالَ: وَالزُّورُ قَوْلُهُمْ لآلِهَتِهِمْ وَتَعْظِيمُهُمْ إِيَّاهَا
مَا كَانُوا فِيهِ مِنَ الْبَاطِلِ، وَقَرَأَ: وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ
"</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
mengkabarkan kepada kami Abu Yaziid Al-Qaraathiisiy dalam surat yang ia
tuliskan kepadaku : Telah memberitakan kepada kami Ashbagh, ia berkata : Aku
mendengar ‘Abdurrahmaan bin Zaid tentang firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Dan orang-orang yang tidak
menghadiri 'az-zuur'</i> (QS. Al-Furqaan : </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>72</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>),
ia berkata : “<i>Az-zuur </i>adalah perkataan mereka kepada tuhan-tuhan mereka (dalam
peribadahan) dan pengagungan mereka terhadapnya yang itu merupakan kebatilan”.
Dan kemudian ia membaca ayat : ‘<i>Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta</i>’
(QS. Al-Hajj : 30)” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim dalam <i>Tafsiir</i>-nya
no. 15461; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dosa
kesyirikan jauh lebih besar daripada dosa minum khamr, korupsi, atau pembunuhan
jiwa tanpa hak, sehingga larangan menjauhi majelis berisi kesyirikan lebih
keras daripada berisi kemaksiatan lainnya. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ
بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ
افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar</i>” [QS.
An-Nisaa’ : 48].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حدثني هارون بن سعيد الأيلي. حدثنا ابن
وهب. قال: حدثني سليمان بن بلال، عن ثور بن زيد، عن أبي الغيث، عن أبي هريرة؛ أن
رسول الله ﷺ قال : اجتنبوا السبع الموبقات" قيل: يا رسول الله! وما هن؟ قال:
"الشرك بالله. والسحر. وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق. وأكل مال اليتيم.
وأكل الربا. والتولي يوم الزحف. وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepadaku Haaruun bin Sa’iid Al-Ailiy : Telah menceritakan kepada
kami Ibnu Wahb, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Sulaimaan bin Bilaal,
dari Tsaur bin Zaid, dari Abul-Ghaits, dari Abu Hurairah : Bahwasannya
Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> pernah bersabda : “<i>Jauhilah oleh kalian
tujuh perkara yang membinasakan</i>”. Dikatakan : “Wahai Rasulullah, apakah itu
?”. Beliau menjawab : “<i>Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali dengan hak, memakan harta anak yatim, memakan riba,
melarikan diri dari peperangan, dan menuduh wanita mukminah baik-baik lagi suci
telah berbuat zina</i>” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 89].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Qayyim
<i>rahimahullah </i>menukil:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقال أبو الحسن الآمدي لا يجوز شهود أعياد
النصارى واليهود نص عليه أحمد في رواية مهنا واحتج بقوله تعالى والذين لا يشهدون
الزور قال الشعانين وأعيادهم</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Abul-Hasan
Al-Aamidiy berkata : ‘Tidak boleh menghadiri peringatan hari-hari raya (‘<i>Ied</i>)
orang Nasrani dan Yahudi. Hal tersebut dikatakan oleh Ahmad dalam riwayat
Muhannaa dan ia berhujjah dengan firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Dan orang-orang yang tidak
menghadiri 'az-zuur'</i> (QS. Al-Furqaan : 72), ia berkata : ‘<i>asy-sya’aaniin</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
dan hari raya mereka” [<i>Ahkaamu Ahlidz-Dzimmah</i>, 3/1249. Lihat juga <i>Al-Aadaabusy-Syar’iyyah
</i>oleh Ibnu Muflih, 3/416].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Hajar Al-Haitamiy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ثم رأيت بعض أئمتنا المتأخرين ذكر ما يوافق
ما ذكرته فقال : ومن أقبح البدع موافقة المسلمين النصارى في أعيادهم بالتشبه
بأكلهم والهدية لهم وقبول هديتهم فيه وأكثر الناس اعتناء بذلك المصريون وقد قال
صلى الله عليه وسلم { من تشبه بقوم فهو منهم } بل قال ابن الحاج لا يحل لمسلم أن
يبيع نصرانيا شيئا من مصلحة عيده لا لحما ولا أدما ولا ثوبا ولا يعارون شيئا ولو
دابة إذ هو معاونة لهم على كفرهم وعلى ولاة الأمر منع المسلمين من ذلك </span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kemudian
aku melihat sebagian imam kita dari kalangan <i>muta’akhkhirin</i> menyebutkan pendapat
yang berkesesuaian dengan apa yang telah aku sebutkan. Ia berkata : ‘Dan
termasuk bid’ah yang paling buruk adalah persetujuan kaum muslimin terhadap
orang Nasrani dalam hari raya mereka dengan <i>tasyabbuh </i>melalui makanan
mereka, memberikan hadiah kepada mereka, dan menerima hadiah dari mereka pada
hari raya mereka itu. Dan kebanyakan manusia yang menaruh perhatian terhadapnya
adalah penduduk Mesir. Padahal Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda : ‘<i>Barangsiapa yang menyerupai
suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka</i>’. Bahkan Ibnul-Haaj berkata :
‘Tidak halal bagi seorang muslim menjual sesuatu kepada orang Nasrani untuk
maslahat (penyelenggaraan) hari raya mereka, baik berupa daging, kulit, maupun
pakaian. Dan tidak boleh pula meminjamkan sesuatu walaupun berupa hewan
tunggangan apabila itu mendukung mereka dalam kekufuran mereka. Dan wajib bagi
penguasa melarang kaum muslimin dari hal tersebut” [<i>Al-Fataawaa Al-Fiqhiyyah
Al-Kubraa</i>, 4/238-239].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bahkan
‘Abdullah bin ‘Amru <i>radliyallaahu ‘anhuma</i> telah memperingatkan dengan
sangat keras, jauh sebelum barisan satpam dangdutan itu ada wujudnya mencemari
dunia. Ia (‘Abdullah bin ‘Amru <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i>)<i> </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ بَنَى فِي بِلادِ الأَعَاجِمِ،
وَصَنَعَ نَيْرُوزَهُمْ وَمِهْرَجَانَهُمْ وَتَشَبَّهَ بِهِمْ، حَتَّى يَمُوتَ،
وَهُوَ كَذَلِكَ حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa
yang tinggal di negeri orang ‘Ajam, lalu ikut merayakan hari Nairuuz dan
Mihrajaan mereka serta <i>tasyabbuh</i> dengan mereka hingga ia meninggal dalam
keadaan seperti itu (belum bertaubat <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>), maka kelak ia
akan dikumpulkan bersama mereka di hari kiamat” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy
dalam <i>Al-Kubraa</i> 9/234; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adz-Dzahabiy
<i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قال العلماء : ومن موالاتهم التَّشبُّه
بهم، وإظهارُ أعيادهم، وهم مأمورون بإخفائها في بلاد المسلمين، فإذا فعلها المسلم
معهم، فقد أعانهم على إظهارها</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Para
ulama berkata : ‘Dan termasuk perbuatan ber-<i>walaa’</i> kepada mereka (orang
kafir) adalah <i>tasyabbuh</i> dengan mereka dan menampakkan hari raya mereka,
sementara kaum muslimin diperintahkan untuk menyembunyikan/tidak menampakkannya
di negeri kaum muslimin<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Maka apabila ada seorang muslim melakukannya bersama mereka, sungguh ia telah
menolong mereka dalam menampakkannya<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>”
[<i>Tasybiihul-Khasiis bi-Ahlil-Khamiis</i>, hal. 23].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para
ulama di atas berdalil dengan larangan <i>tasyabbuh bil-kuffaar </i>(penyerupaan
terhadap orang kafir) sebagaimana dalam hadits:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Ibnu ‘Umar <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i>, ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : “<i>Barangsiapa yang menyerupai suatu
kaum, maka ia termasuk golongan mereka</i>” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no.
4031, Ahmad 2/50 & 2/92, dan yang lainnya; shahih<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ash-Shan’aaniy
<i>rahimahullah</i> berkata :</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَالْحَدِيثُ دَالٌّ عَلَى أَنَّ مَنْ تَشَبَّهَ
بِالْفُسَّاقِ كَانَ مِنْهُمْ أَوْ بِالْكُفَّارِ أَوْ بِالْمُبْتَدِعَةِ فِي
أَيِّ شَيْءٍ مِمَّا يَخْتَصُّونَ بِهِ مِنْ مَلْبُوسٍ أَوْ مَرْكُوبٍ أَوْ
هَيْئَةٍ ، قَالُوا : فَإِذَا تَشَبَّهَ بِالْكَافِرِ فِي زِيٍّ وَاعْتَقَدَ أَنْ
يَكُونَ بِذَلِكَ مِثْلَهُ كَفَرَ فَإِنْ لَمْ يَعْتَقِدْ فَفِيهِ خِلَافٌ بَيْنَ
الْفُقَهَاءِ مِنْهُمْ مَنْ قَالَ : يَكْفُرُ وَهُوَ ظَاهِرُ الْحَدِيثِ
وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ : لَا يَكْفُرُ وَلَكِنْ يُؤَدَّبُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Hadits
tersebut menunjukkan bahwa barangsiapa yang menyerupai orang-orang fasiq, maka
ia termasuk golongan mereka. Atau menyerupai orang-orang kafir atau <i>mubtadi’</i>
(pelaku bid’ah) dalam hal apa saja yang menjadi <u>kekhususan mereka dengannya</u>
dalam gaya berpakaian, berkendaraan, atau gaya/tata cara yang lainnya. Mereka
(para ulama) berkata : Barangsiapa yang menyerupai orang kafir dalam pakaian
mereka dan berkeyakinan dengan hal tersebut semisal dengannya, maka ia kafir. Namun
apabila ia tidak berkeyakinan, terdapat pebedaan pendapat di kalangan <i>fuqahaa’</i>.
Diantara mereka ada yang berpendapat ia kafir, dan itu sesuai dhahir hadits.
Sementara yang lain berpendapat ia tidak kafir, akan tetapi ia harus dididik” [<i>Subulus-Salaam</i>,
4/347].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hari
raya orang kafir adalah kekhususan mereka yang kita dilarang ikut-ikutan
bertasyabbuh dalam perkara tersebut. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا
عِيدُنَا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
setiap kaum mempunyai hari raya (‘Ied), dan ini adalah hari raya kita</i>”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 952].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hadits
ini secara jelas menunjukkan umat Islam mempunyai ‘Iedul-Fithri dan ‘Iedul-Adlhaa
sebagai kekhususan kita (kaum muslimin), sedangkan orang kafir mempunyai hari rayanya yang
itu menjadi kekhususan mereka. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> telah membuat garis yang sangat jelas mana
yang boleh/dianjurkan berpartisipasi merayakannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalil
lain yang semakna dengan di atas adalah sabda Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا
خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“<i>Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian yang
lebih baik dari dua raya itu (Nairuuz dan Mihrajaan), yaitu : Hari Raya Fithr
(‘Iedul-Fithri) dan Hari Raya Kurban (‘Iedul Adlha)” </i>[Diriwayatkan oleh Abu
Daawud no. 1134, An-Nasaa’iy no. 1556, dan yang lainnya; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Haafidh
Ibnu Hajar Al-‘Asqalaaniy <i>rahimahullah </i>berkomentar tentang hadits di
atas:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَاسْتُنْبِطَ مِنْهُ كَرَاهَةُ اَلْفَرَحِ
فِي أَعْيَادِ اَلْمُشْرِكِينَ وَالتَّشَبُّهِ بِهِمْ ، وَبَالَغَ اَلشَّيْخُ
أَبُو حَفْص اَلْكَبِير اَلنَّسَفِيُّ مِنْ اَلْحَنَفِيَّةِ فَقَالَ : مَنْ أَهْدَى
فِيهِ بَيْضَة إِلَى مُشْرِكٍ تَعْظِيمًا لِلْيَوْمِ فَقَدْ كَفَرَ بِاَللَّهِ
تَعَالَى</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
diambil kesimpulan hukum dari hadits tersebut dibencinya bergembira pada hari
raya orang-orang musyrik dan <i>tasyabbuh</i> terhadap mereka. Dan Asy-Syaikh
Abu Hafsh Al-Kabiir An-Nasafiy dari kalangan Hanafiyyah sangat keras dalam
permasalahan ini, dimana ia berkata : ‘Barangsiapa yang menghadiahkan sebutir
telur kepada seorang musyrik dalam rangka pengagungan terhadap hari raya
mereka, ia telah kafir kepada Allah <i>ta’ala</i>” [<i>Fathul-Baariy</i>,
2/442].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-‘Adhiim
Aabaadiy <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قَالَ الْمُظْهِر : فِيهِ دَلِيل عَلَى
أَنَّ تَعْظِيم النَّيْرُوز وَالْمِهْرَجَان وَغَيْرهمَا أَيْ مِنْ أَعْيَاد
الْكُفَّار مَنْهِيّ عَنْهُ . قَالَ أَبُو حَفْص الْكَبِير الْحَنَفِيّ : مَنْ أَهْدَى
فِي النَّيْرُوز بَيْضَة إِلَى مُشْرِك تَعْظِيمًا لِلْيَوْمِ فَقَدْ كَفَرَ
بِاَللَّهِ تَعَالَى وَأَحْبَطَ أَعْمَاله وَقَالَ الْقَاضِي أَبُو الْمَحَاسِن
الْحَسَن بْن مَنْصُور الْحَنَفِيّ : مَنْ اِشْتَرَى فِيهِ شَيْئًا لَمْ يَكُنْ
يَشْتَرِيه فِي غَيْره أَوْ أَهْدَى فِيهِ هَدِيَّة إِلَى غَيْره ، فَإِنْ أَرَادَ
بِذَلِكَ تَعْظِيم الْيَوْم كَمَا يُعَظِّمهُ الْكَفَرَة ، فَقَدْ كَفَرَ ، وَإِنْ
أَرَادَ بِالشِّرَاءِ التَّنَعُّم ، وَالتَّنَزُّه ، وَبِالْإِهْدَاءِ النِّحَاب
جَرْيًا عَلَى الْعَادَة ، لَمْ يَكُنْ كُفْرًا ، لَكِنَّهُ مَكْرُوه كَرَاهَة
التَّشْبِيه بِالْكَفَرَةِ حِينَئِذٍ فَيُحْتَرَز عَنْهُ . قَالَهُ عَلِيّ
الْقَارِي .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Al-Mudhhir berkata : ‘Dalam hadits itu terdapat dalil bahwa
pengagungan terhadap hari raya Nairuuz, Mihrajaan, dan hari raya orang kafir
lainnya adalah terlarang’. Abu Hafsh Al-Kabiir Al-Hanafiy berkata :
‘Barangsiapa yang menghadiahkan sebutir telur kepada orang musyrik dalam rangka
pengagungan terhadap hari raya mereka, sungguh ia telah kafir kepada Allah <i>ta’ala
</i>dan sia-sia segala amalannya’. Al-Qaadliy Abul-Mahaasin Al-Hasan bin
Manshuur Al-Hanafiy berkata : ‘Barangsiapa yang membeli sesuatu pada hari raya
orang kafir yang ia tidak membelinya di hari yang lain, atau menghadiahkan
suatu hadiah kepada orang lain pada hari tersebut; jika ia menginginkan darinya
pengagungan terhadap hari tersebut sebagaimana orang kafir mengagungkannya,
sungguh ia telah kafir. Namun jika ia menginginkan dari pembelian tersebut
sekedar untuk bersenang-senang dan piknik, atau dengan hadiah tersebut saling mengasihi
sebagaimana kebiasaan orang-orang, tidak kafir. Akan tetapi perbuatan tersebut
makruh dengan kemakruhan tasyabbuh terhadap orang kafir, sehingga wajib untuk
berhat-hati darinya. Pendapat ini dikatakan oleh ‘Aliy Al-Qaariy” [<i>‘Aunul-Ma’buud</i>,
3/342].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Clear
!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun
tentang masalah ucapan selamat, sama. Ucapan selamat dalam KBBI disebut tahniah
yang merupakan serapan dari bahasa Arab. Tahniah lawan kata dari <i>ta’ziyah</i>.
Tahniah adalah ucapan yang mengandung doa (kebaikan) karena bahagia. Jika dikatakan kepada
seseorang : <i>hunni’ta wa laa tunkah </i>(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">هُنِّئْتَ
ولا تُنْكَهْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>), artinya : ‘semoga engkau mendapatkan
kebaikan dan tidak mendapatkan kemudlaratan’ – yaitu mendoakan kebaikan
kepadanya [<i>Ash-Shihhaah fil-Lughah</i>, 2/232]. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
konteks ucapan selamat hari raya orang kafir/musyrikin – dimana mereka
merayakannya sebagai bentuk peribadahan agama mereka yang mengandung kekufuran,
kesyirikan, dan/atau kemaksiatan - ; maka ucapan tahniah ini mengandung makna doa agar
mereka mendapatkan kebahagiaan, kebaikan, dan dijauhkan dari segala mudlarat
dalam hari raya mereka. Yang mengucapkannya senang dan ridla dengan apa yang
mereka lakukan di hari itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ucapan
“<i>Selamat Hari Natal</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<i>
(Christmas - Xmas)</i>”, misalnya. Hari Natal diperingati orang-orang Nasrani sebagai
kelahiran Yesus anak tuhan; bukan Yesus sebagai utusan Allah (<i>the messenger
of Allah</i>)<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Jadi ketika kita mengucapkan tahniah tersebut kepada mereka, maka artinya : <i>Semoga
Anda mendapatkan kebahagiaan dan kebaikan dalam hari kelahiran anak tuhan yang sedang
Anda rayakan</i> – dan kita dalam keadaan ikut bergembira saat mengucapkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
bisa seorang muslim bertauhid sanggup mengucapkan tahniah tersebut sementara
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَالُوا اتَّخَذَ
الرَّحْمَنُ وَلَدًا * لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا * تَكَادُ السَّمَوَاتُ
يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا * أَنْ
دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا * وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ
وَلَدًا * إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آَتِي
الرَّحْمَنِ عَبْدًا</span><span style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan
mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak".
Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang SANGAT MUNGKAR, <u>hampir-hampir
langit pecah</u> karena ucapan itu, <u>dan bumi belah</u>, dan <u>gunung-gunung
runtuh</u>, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan
tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada
seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah selaku seorang hamba</i>" [QS. Maryam: 88-93].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">???<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
pun sangat heran dengan para badut penjual agama yang bilang ‘<i>ucapan selamat
Natal tidak mengganggu aqidah selama saya tetap berkeyakinan Allah tuhan saya
dan KTP saya tertulis Islam</i>’. Jangan-jangan mereka akan bilang : ‘<i>Ikut
ritual menyembah berhala</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i>
tidak akan akan mengganggu aqidah saya</i>’. Perkataan tersebut hanyalah
merepro perkataan sekte Murji’ah. Adapun Ahlus-Sunnah mengatakan : Barangsiapa yang
mengucapkan kalimat kekufuran sedangkan dirinya tahu kalimat tersebut adalah
kekufuran atau dilarang agama, maka kafir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">An-Nawawiy
<i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">الردة هي قطع الإسلام بنية، أو قول كفر، أو فعل، سواء قاله استهزاء،
أو عنادا، أو اعتقادا</span><span style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Riddah
</i>keluar dari Islam/murtad) adalah memutus (tali) Islam dengan niat, perkataan,
atau perbuatan kekufuran. Baik ia mengatakannya karena mengolok-olok, keras
kepala, atau keyakinannya” [<i>Minhaajuth-Thaalibiin</i>, hal. 293].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>berkata:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">فمن قال بلسانه كلمة الكفر من غير حاجة عامدا لها عالما بأنها كلمة
كفر فإنه يكفر بذلك ظاهرا و باطنا</span><span style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka
barangsiapa yang mengucapkan kalimat kekufuran dengan lisannya tanpa hajat,
secara sengaja dan tahu bahwa itu adalah kalimat kekufuran, maka ia kafir secara
lahir dan batin dengan sebab itu” [<i>Ash-Shaarimul-Masluul</i>, 1/523].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Haafidh
Ibnu Hajar Al-‘Asqalaaniy <i>rahimahullah </i>saat menjelaskan hadits tentang
Khawaarij : <i>‘(Akan tetapi) mereka keluar dari agama seperti anak panah
keluar dari busurnya</i>’, ia berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَفِيهِ أَنَّ مِنْ الْمُسْلِمِينَ مَنْ يَخْرُج مِنْ الدِّين مِنْ
غَيْر أَنْ يَقْصِد الْخُرُوج مِنْهُ وَمِنْ غَيْر أَنْ يَخْتَار دِينًا عَلَى
دِين الْإِسْلَام</span><span style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Padanya
terdapat dalil bahwa ada diantara kaum muslimin yang keluar dari agama (<i>murtad</i>)
tanpa dirinya bermaksud untuk keluar dari agama dan tanpa berkeinginan memilih
agama lain selain agama Islam” [<i>Fathul-Baariy</i>, 12/301-302].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mengucapkan
tahniah hari raya orang kafir termasuk perbuatan mempopulerkan dan
menyemarakkan kelanggengan kekufuran mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، أنبأ
الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ، ثنا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، ثنا سَعِيدٌ، عَنْ
قَتَادَةَ، قوله: " لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ، قَالَ: لا يُسَاعِدُونَ أَهْلَ
الْبَاطِلِ عَلَى بَاطِلِهِمْ وَلا يُمَالِئُونَهُمْ فِيهِ "</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahyaa : Telah memberitakan kepada kami
Al-‘Abbaas bin Al-Waliid : Telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Zurai’ :
Telah menceritakan kepada kami Sa’iid, dari Qataadah tentang firman-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Dan orang-orang yang tidak
menghadiri 'az-zuur'</i> (QS. Al-Furqaan : </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>72</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>),
ia berkata : “Tidak menolong/mempromosikan para pelaku kebatilan pada kebatilan
mereka dan tidak membantu mereka padanya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim
dalam <i>Tafsiir</i>-nya no. 15449; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebagaimana
di awal, sifat <i>‘ibaadurrahmaan</i> adalah tidak ikut mempromosikan dan
menolong kebatilan yang terkandung dalam ajaran agama orang-orang kafir dengan
ucapan tahniah.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Qayyim
<i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به
فحرام بالاتفاق مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم فيقول عيد مبارك عليك أو تهنأ بهذا
العيد ونحوه</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Adapun
ucapan selamat (<i>tahniah</i>) dengan syiar-syiar kekufuran yang khusus, maka
diharamkan berdasarkan kesepakatan (ulama), seperti ucapan selamat kepada
mereka dengan hari raya dan puasa mereka. Misalnya ia mengucapkan ‘<i>iedul-mubaarak
untuk kalian, selamat hari raya, </i>atau semisalnya” [<i>Ahkaamu
Ahlidz-Dzimmah</i>, 1/441].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 26122019 – 00:15].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Lihat : <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Minggu_Palma">https://id.wikipedia.org/wiki/Minggu_Palma</a><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Meskipun bukan berada di negeri kaum
muslimin, bukan berarti seorang muslim boleh ber-<i>tasyabbuh</i> kepada orang
kafir dan menampakkan syi’ar-syi’ar mereka. Menjauhi sikap loyalitas yang
terlarang dalam agama dalam bentuk apapun dituntut bagi setiap muslim dimanapun
ia berada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">NB :
Ada hal yang rumit ketika kita hidup di negeri kita yang tercinta ini. Ketika
kita katakan negeri kita adalah negeri/negara Islam, mereka (ekstrimis sekuler)
menolak karena konstitusi menyatakan bukan negeri/negara Islam. Selain itu,
mereka <i>pekewuh </i>dengan orang-orang non-muslim, berdampak buruk terhadap
mesin politik, dan kontra dengan kampanye kebhinekaan. Sebaliknya, ketika kita
katakan negeri/negara kafir, mereka marah menuduh kita sebagai radikalis, lalu nama
kita dimasukkan dalam daftar antrean Lapas Gunung Sindur. Jadi, maunya apa mereka ini….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Adapun
saya pribadi, negeri yang saya tinggali adalah negeri Islam yang tegak padanya
syiar-syiar besar seperti adzan, shalat Jum’at, shalat ‘Iedain, dan haji.
Penguasanya adalah muslim, <i>alhamdulillah</i>, yang berhak untuk ditaati dalam perkara <i>ma'ruf</i>,
dinasihati, dan didoakan kebaikan. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Senada dengan Al-Imaam Muhammad bin Idriis
Asy-Syaafi’iy <i>rahimahullah </i>yang berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">على
أن ليس لكم أن تظهروا في شيء من أمصار المسلمين الصليب، ولا تعلنوا بالشرك، ولا
تبنوا كنيسة، ولا موضع مجتمع لصلاتكم، ولا تضربوا بناقوس، ولا تظهروا قولكم بالشرك
في عيسى ابن مريم، ولا في غيره لأحد من المسلمين</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Wajib bagi kalian
(kaum muslimin) untuk tidak menampakkan salib dalam bentuk apapun di
negeri-negeri kaum muslimin, jangan mempublikasikan secara terang-terangan
kesyirikan, jangan membangun gereja dan tempat berkumpul untuk peribadahan
mereka, jangan memukul/membunyikan lonceng, dan jangan menampakkan perkataan
kalian dengan kesyirikan terhadap ‘Isaa bin Maryam atau yang lainnya kepada
seorang pun dari kaum muslimin” [<i>Al-Umm</i>, 5/473].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Takhrij hadits ini dibahas dalam artikel : <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/01/takhrij-hadits-barangsiapa-yang.html">Takhrij
Hadits : “Barangsiapa yang Menyerupai Suatu Kaum, Maka Ia Termasuk Golongan
Mereka” dan Faedah Ringkas yang Terdapat di dalamnya</a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Natal” dalam KBBI artinya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">n
kelahiran seseorang<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">n
kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus): hari -- hari raya untuk memperingati
kelahiran Isa Almasih (tanggal 25 Desember)</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Makanya agak kocak juga pendalilan seorang <i>mubtadi’
dlaal</i> yang membolehkan ucapan selamat Natal dengan ayat:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ
أُبْعَثُ حَيًّا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 1.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i><span style="color: black;">Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari
aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali</span></i><span style="color: black;">” [QS. Maryam : 33].<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Katanya, ayat ini mengabadikan dan merestui ucapan selamat Natal
pertama yang diucapkan oleh Nabi mulia itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana bisa ayat ini digunakan sebagai dalil keabsahan bolehnya
tahniah hari raya Natal kepada orang-orang Nasrani ?. Orang-orang Nasrani merayakannya
sebagai hari kelahiran tuhan mereka, sementara <i>mubtadi’</i> <i>dlaal</i>
tersebut mengucapkan selamat kepada mereka dengan dalih ucapan selamat kepada ‘Isa
sebagai utusan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="color: black; font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>. Pendalilan ruwet.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Jika si <i>mubtadi’ </i>membolehkan dirinya mengucapkan tahniah hari
Natal kepada orang Nasrani, artinya ia ridla dengan keyakinan mereka yang
menjadi sebab mereka bergembira di hari tersebut (yaitu kelahiran anak tuhan).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Jika si <i>mubtadi’ </i>tidak meyakini Yesus sebagai anak tuhan,
namun hanya sekedar utusan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="color: black; font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>; SEHARUSNYA ia tidak akan mengucapkan tahniah hari Natal kepada
orang-orang Nasrani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Paradoks.</span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Ucapan%20Selamat%20Hari%20Raya%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Seperti foto yang terekam dari orang yang
merasa paling Pancasilais se-Indonesia. Terakhir, orang tersebut mengigau bahwa tidak
cukup belajar agama, karena kalau besar bisa bunuh orang. Mungkin yang
diinginkannya jika ingin menjadi seorang Indonesian sejati, orang-orang yang belajar agama harus ditambah kurikulum belajar tafsiran Pancasila yang ada di
otaknya. <i>Na’uudzubillahi min dzaalik</i>. Seseorang yang belajar agama dengan
benar, tidak akan membunuh tanpa hak. Lebih dari itu, bagi seorang muslim, Islam
adalah pedoman hidup yang sempurna yang tidak akan membuat manusia tersesat di
dunia dan akhirat SELAMA-LAMANYA.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 2.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Kemudian
jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih
hati</i>" [QS. Al-Baqarah : 38].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">فَإِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ سَبَبٌ طَرَفُهُ بِيَدِ اللَّهِ،
وَطَرَفُهُ بِأَيْدِيكُمْ، فَتَمَسَّكُوا بِهِ، فَإِنَّكُمْ لَنْ تَضِلُّوا،
وَلَنْ تَهْلِكُوا بَعْدَهُ أَبَدًا</span><span style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Karena
sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah perantara yang satu ujungnya ada di tangan
Allah dan ujungnya yang lain ada di tangan kalian. Maka berpegangteguhlah
kalian dengannya (Al-Qur’an), niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya</i>”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no. 122, ‘Abd bin Humaid dalam <i>Al-Musnad</i>
no. 483, dan yang lainnya; shahih – lihat <i>Silsilah Al-Ahaadiits
Ash-Shahiihah</i> no. 713].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ
مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ</span><span style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
(juga karena) Allah telah menurunkan Al-Kitab dan Al-Hikmah kepadamu, dan telah
mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui</i>” [QS. An-Nisaa’ : 113].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، قَالَ: ثَنَا يَزِيدُ، قَالَ: ثَنَا
سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، وَالْحِكْمَةَ، أَيِ: السُّنَّةَ</span><span style="color: black; font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Bisyr bin Mu’aadz, ia berkata : Telah menceritakan
kepada kami Yaziid, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sa’iid, dari
Qataadah : ‘dan Al-Hikmah’, ia berkata : “Maksudnya As-Sunnah” [Diriwayatkan
oleh Ath-Thabariy dalam <i>Jaami’ul-Bayaan</i>, 3/87; sanadnya hasan].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Berpegang
teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman yang benar (<i>bifahmis-salaf</i>),
jaminan keselamatan, jauh dari kesesatan, dan tidak mungkin jadi teroris.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Tidak
ingatkah kita dengan sejarah bagaimana seorang tokoh menafsirkan Pancasila kompatibel
dengan komunisme ?. Bukti ini menunjukkan bahwa manusia selain Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> tidak
ma’shum, tempatnya salah dan lupa. Apalagi mereka yang tidak doyan agama….<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-36684192680296025122019-12-15T14:21:00.001+07:002019-12-15T14:21:54.560+07:00Pemimpin yang Baik<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVLRiIf7A-lCRzLxqMV4S3SQlLDoVj6oIOsK_DgfPf5z2HoGBfBkLS0qbo1CnIwtdeXUimSXXO1TjpfPpiI1IuXcry3cB8nbbhd31oXPAFY8aAiYNUGAs0URvh0C4mVwtHw2HzZOBCcULh/s1600/Leader_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="510" data-original-width="765" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVLRiIf7A-lCRzLxqMV4S3SQlLDoVj6oIOsK_DgfPf5z2HoGBfBkLS0qbo1CnIwtdeXUimSXXO1TjpfPpiI1IuXcry3cB8nbbhd31oXPAFY8aAiYNUGAs0URvh0C4mVwtHw2HzZOBCcULh/s200/Leader_jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا
تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang
yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara
orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir
(orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman</i>” [QS. Al-Maaidah : 57].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا
تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ
أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi
wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan
yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?</i>” [QS. An-Nisaa’ : 144].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dua
ayat ini – dan juga beberapa ayat lain yang semisal – melarang kita mengambil
pemimpin (bagi kaum muslimin) dari kalangan orang kafir dan orang-orang yang
buruk agamanya. Kita mesti mengambil/memilih – sesuai batas kemampuan kita –
pemimpin yang baik dan shalih dari kaum muslimin. Jika tidak ada yang mendekati
sempurna, maka di bawahnya, atau di bawahnya dan seterusnya sesuai kondisi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mengapa
? Pemimpin yang jelek dapat mempengaruhi orang yang dipimpin untuk mengikuti
kejelekannya, sebagaimana Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
berfirman tentang Fir’aun:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ
كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Maka
Firaun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya.
Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik</i>” [QS. Az-Zukhruf : 54].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ath-Thabariy
<i>rahimahullah</i> menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فاستخفّ فرعون خلقا من قومه من القبط،
بقوله الذي أخبر الله تبارك وتعالى عنه أنه قال لهم، فقبلوا ذلك منه فأطاعوه،
وكذّبوا موسى</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka
Fir’aun mempengaruhi sebagian kaumnya dari suku Qibthi dengan perkataannya -
sebagaimana yang difirmankan Allah tabaraka wa ta’ala tentangnnya bahwa ia
(Fir’aun) berkata kepada kaumnya (yaitu : ‘<i>Akulah tuhanmu yang paling tinggi</i>’
<qs .="" 24="" :="" aat="" an-naazi=""> – Pent.) - , lalu mereka pun menerima perkataan
Fir’aun tersebut serta mentaatinya, dan kemudian mendustakan Musa” [<i>Tafsiir
Ath-Thabariy</i>, 21/621].<o:p></o:p></qs></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, seorang wanita ketika hendak menikah harus memilih calon suami yang
shalih, karena ia akan menjadi pemimpin yang menahkodai biduk rumah tangganya
kelak.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ سَلَمَة بْن سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ
رَجُلٌ لِلْحَسَنِ: إِنَّ عِنْدِي ابْنَةً لِي وَقَدْ خُطِبَتْ إِلَيَّ فَمَنْ
أُزَوِّجُهَا؟ قَالَ: زَوِّجْهَا مَنْ يَخَافُ اللَّهَ، فَإِنْ أَحَبَّهَا أَكْرَمَهَا،
وَإِنْ أَبْغَضَهَا لَمْ يَظْلِمْهَا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Salamah bin Sa’iid, ia berkata : Seorang laki-laki bertanya kepada Al-Hasan :
“Sesungguhnya aku memiliki seorang anak perempuan dan ia telah dipinang (oleh
beberapa orang). Siapakah orang yang layak aku nikahkan dengannya ?”. Al-Hasan
menjawab : “Nikahkanlah anak perempuanmu dengan orang yang takut kepada Allah.
Jika ia mencintainya, maka ia akan memuliakannya. Dan jika ia membencinya, maka
ia tidak akan mendhaliminya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunyaa dalam <i>Al-‘Iyaal</i>
no. 125].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
pula dengan memilih pemimpin yang lain, dipilih yang baik atau paling baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Itulah
esensi perkataan Fudlail bin ‘Iyaadl <i>rahimahullah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لو كانت لي دعوة مستجابة ما جعلتها إلا في
السلطان. قيل له: يا أبا عليٍّ: فسِّر لنا هذا؟. قال: إذا جعلتها في نفسي لم
تَعْدُني، وإذا جعلتها في السلطان صَلُح، فصَلُحَ بصلاحه العباد والبلاد</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Seandainya
aku mempunyai doa mustajab (dikabulkan oleh Allah), tidak akan aku tujukan doa
itu kecuali untuk penguasa/sulthaan”. Dikatakan kepadanya : “Wahai Abu ‘Aliy,
jelaskankan hal ini kepada kami”. Ia (Fudlail) berkata : “Apabila aku tujukan
doa itu hanya untuk diriku, maka tidak akan melampauiku (hanya untukku –
Pent.). Namun apabila aku tujukan doa itu kepada sulthan lalu ia menjadi baik,
maka manusia dan negeri akan menjadi baik dengan kebaikan yang ada padanya”
[Diriwayatkan oleh Al-Barbahaariy dalam <i>Syarhus-Sunnah</i> no. 136 hal.
116-117; shahih. Dibawakan juga oleh Al-Laalikaa’iy dalam <i>Syarh
Ushuulil-I’tiqaad</i>, 1/176].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Pemimpin
yang baik dapat menjadi sebab rakyat yang dipimpin menjadi baik, sebagaimana
sebaliknya, pemimpin yang buruk dapat menjadi sebab rakyat yang dipimpin
menjadi buruk seperti Fir’aun dalam ayat yang telah dikutip di atas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 17 Rabi’uts-Tsani 1441].<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-14222356103930362822019-12-15T14:06:00.002+07:002019-12-15T14:06:29.462+07:00Paham dan Hafal<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtutTcHV2NAtpEmYU4aqjwiBFrc8Z4Wk155bBmvay3jaJ0Kc5M8E7e6wW1NNlAJvBuinKbMAFWb6rWMmraumlOXk3FSEvCISqtBfun86fOEV8udS8mvgaRt8AvRBhNyEeQSu_8515l46hM/s1600/Hafal_Jauzaa.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtutTcHV2NAtpEmYU4aqjwiBFrc8Z4Wk155bBmvay3jaJ0Kc5M8E7e6wW1NNlAJvBuinKbMAFWb6rWMmraumlOXk3FSEvCISqtBfun86fOEV8udS8mvgaRt8AvRBhNyEeQSu_8515l46hM/s200/Hafal_Jauzaa.jpeg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tidak
ada pertentangan antara keduanya, karena pemahaman adalah maksud dari belajar
(menuntut ilmu) sedangkan menghafal adalah wasilah/perantara untuk menggapai
pemahaman dan mengokohkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
'Abdil-Barr <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الذي عليه جماعة فقهاء المسلمين وعلمائهم:
ذم الإكثار – من حفظ الحديث - دون تفقه ولا تدبر</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Yang
menjadi pegangan sekelompok fuqahaa' dan ulama kaum muslimin adalah celaan
memperbanyak hafalan hadits tanpa <i>tafaqquh</i> dan <i>tadabbur</i> (akan
kandungan dan hukum-hukumnya)" [<i>Jaami' Bayaanil-'Ilmi wa Fadhlih</i>,
2/1013].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أما طلب الحديث على ما يطلبه كثير من أهل
عصرنا اليوم، دون تفقه فيه ، ولا تدبر لمعانيه: فمكروه عند جماعة أهل العلم</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Adapun
mencari hadits sebagaimana halnya kebanyakan orang di masa kita sekarang
mencari hadits tanpa tafaqquh dan tadabbur terhadap kandungan maknanya,
hukumnya makruh menurut sekelompok ulama" [<i>idem</i>, 2/1020].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu wajib untuk berusaha memahami ilmu/hadits yang dihafalkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasululah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا
حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ
أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Semoga
Allah memperindah orang yang mendengar hadits dari kami, lalu menghafal dan
menyampaikannya kepada orang lain. Berapa banyak orang menyampaikan ilmu
(fiqh/pemahaman) kepada orang yang lebih berilmu darinya, dan berapa banyak
pembawa ilmu (fiqh/pemahaman) yang dirinya bukan seorang yang berilmu</i>"
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Nash
ini menjelaskan tentang keutamaan menggabungkan antara hafal dan paham.
Barangsiapa yang hanya mengutamakan hafal tanpa berusaha paham, maka ia tidak
dapat memetik faedah sedikitpun dari apa yang dihafal dalam kepalanya.
Dikhawatirkan keadaannya mirip keledai yang memikul kitab-kitab. Mujaahid <i>rahimahullah
</i>saat menerangkan ayat:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ
ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Perumpamaan
orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya
adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal</i>" [QS.
Al-Jumu'ah : 5]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يحمل كتبًا لا يدري ما فيها، ولا يعقلها</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Memnbawa
kitab yang ia tidak tahu apa isi kandungan di dalamnya dan tidak
memahaminya" [<i>Tafsir Ath-Thabariy</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebaliknya,
fokus hanya dalam pemahaman saja tanpa ada yang dihafal, maka ia akan lupa
seiring berlalunya siang dan malam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jadi
husnudhdhan saya, perkataan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Bookman Old Style",serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Kita
enggak butuh anak-anak jago ngafal, jujur saja dunia tidak membutuhkan anak
yang jago ngafal"<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">maksudnya
adalah "tidak HANYA jago hafal teks", tapi dunia butuh pemahaman
sehingga dapat diambil manfaat dari apa yang dihafal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a'lam.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 17 Rabi’uts-Tsani 1441].<o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-66053507569650654232019-12-15T13:39:00.001+07:002019-12-15T13:39:10.620+07:00Topi Natal/Sinterklas<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiesP2JJSm6UhtOk-26_Dxh9x5DEr_YbTT2cfoDgmQtHL5I1a5xqZ4GMyNWuX7fD38yFpALH9ErNUfExTgtMx0DjRuHG1ZbJfy7UDUNr8GUeIXeN99u_04x35Xlwv6B0zLuJ4_Tf1U_LPLj/s1600/Topi+Natal_jauzaa.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="700" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiesP2JJSm6UhtOk-26_Dxh9x5DEr_YbTT2cfoDgmQtHL5I1a5xqZ4GMyNWuX7fD38yFpALH9ErNUfExTgtMx0DjRuHG1ZbJfy7UDUNr8GUeIXeN99u_04x35Xlwv6B0zLuJ4_Tf1U_LPLj/s200/Topi+Natal_jauzaa.png" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka</i>” [Diriwayatkan
oleh Abu Daawud, Ahmad, dan yang lainnya; shahih<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Topi%20Natal.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ، قَالَ: دُعِيَ
حُذَيْفَةُ إِلَى شَيْءٍ، قَالَ: فَرَأَى شَيْئًا مِنْ زِيِّ الْأَعَاجِمِ، قَالَ:
فَخَرَجَ، وَقَالَ: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Abu 'Ubaidah, ia berkata : "Hudzaifah pernah diundang seseorang untuk
sesuatu. Lalu ia melihat pakaian orang-orang 'Ajam (dalam rumah yang ia
datangi), kemudian ia keluar seraya berkata : 'Barangsiapa yang menyerupai
suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" [Diriwayatkan oleh 'Abdullah
bin Ahmad dalam <i>Az-Zuhd</i>].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ
الْعَاص قَالَ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيَّ
ثَوْبَيْنِ مُعَصْفَرَيْنِ فَقَالَ إِنَّ هَذِهِ مِنْ ثِيَابِ الْكُفَّارِ فَلَا
تَلْبَسْهَا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Aash, ia berkata : Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> melihatku yang mengenakan dua pakaian yang
dicelup dengan <i>'ushfur</i> (merah agak kekuningan)<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Topi%20Natal.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Maka beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya ini
adalah pakaian orang-orang kafir, jangan engkau mengenakannya"
[Diriwayatkan oleh Muslim].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
'Umar <i>radliyallaahu 'anhu</i> pernah menulis surat kepada kaum muslimin
Azerbaijan yang diantara isinya ia berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَإِيَّاكُمْ وَالتَّنَعُّمَ وَزِىَّ
أَهْلِ الشِّرْكِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Jauhilah
gaya hidup mewah dan pakaian orang musyrik" [Diriwayatkan oleh Muslim].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ مُحَمَّدٍ، قَالَ: رَأَى عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عُتْبَةَ رَجُلا صَنَعَ شَيْئًا مِنْ زِيِّ الْعَجَمِ، فَقَالَ:
" لِيَتَقِ رَجُلٌ أَنْ يَكُونَ يَهُودِيًّا أَوْ نَصْرَانِيًّا وَهُوَ لا
يَشْعُرُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Muhammad (bin Siiriin), ia berkata : 'Abdullah bin 'Utbah melihat seorang
laki-laki membuat pakaian orang 'Ajam, lalu ia berkata : "Hendaknya
seseorang berhati-hati menjadi seorang Yahudi atau Nashrani tanpa sadar"
[Diriwayatkan Al-Khallaal dalam <i>As-Sunnah</i>; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Beberapa
riwayat di atas merupakan dalil larangan memakai pakaian khas orang kafir -
terlebih yang menyimbolkan peribadahan mereka - , dan bagaimana salaf
mengamalkannya. Masuk dalam larangan ini adalah memakai pakaian atribut Natal
seperti di gambar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Beberapa
(atau banyak?) kantor, toko, mal, dan tempat usaha 'mewajibkan' pegawainya
untuk mengenakan atribut Natal/Santa yang merupakan ciri khas orang Nashrani.
Yaitu menjelang tanggal 25 Desember yang diperingati sebagai hari kelahiran
'Isa yang mereka tuhankan, dan 'Isa seorang hamba shalih yang berlepas diri
dari kesyirikan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Haram
hukumnya seorang muslim mengenakan pakaian orang kafir ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Hanya
saja sayangnya, sekarang teranomalikan. Fenomena advokasi bagi pegawai muslim
yang 'dipaksa' (ditekan) pihak manajemen untuk mengenakan atribut Natal;
dibalik seakan-akan yang banyak terjadi adalah kaum muslimin melarang mereka
merayakan Natal dan membuat berbagai atribut Natal. Selama mereka merayakan
sendiri tanpa harus melibatkan kaum muslimin, 'tidak masalah'.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan....
kaum muslimin dibuat menjadi pesakitan (lagi).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allaahul-Musta’aan</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 17 Rabi’uts-Tsani 1441].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Topi%20Natal.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca pembahasan <i>takhrij</i>-nya dalam
artikel : <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/01/takhrij-hadits-barangsiapa-yang.html">Takhrij
Hadits : “Barangsiapa yang Menyerupai Suatu Kaum, Maka Ia Termasuk Golongan Mereka”
dan Faedah Ringkas yang Terdapat di dalamnya</a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Topi%20Natal.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca pembahasannya dalam artikel : <a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2014/02/pakaian-merah.html">Pakaian Merah</a>.</span></div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-67667820445812543602019-12-14T10:16:00.002+07:002019-12-14T10:16:52.817+07:00Hukum Makan Biawak<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKjq_wyDQQlSg6dWqnk5tFbPBDQK2QYF2Iu83gFaPUbegjQsFSf1f1_Fw_PXAc011wtS-w59pKDX0mK8y9pCeR9Fw45W0BqjGH9pKA8RSgpBaowEL4w73DR3cHI5vLSpiYPa1IAsSCQdr3/s1600/Biawak_jauzaa.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="782" data-original-width="1039" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKjq_wyDQQlSg6dWqnk5tFbPBDQK2QYF2Iu83gFaPUbegjQsFSf1f1_Fw_PXAc011wtS-w59pKDX0mK8y9pCeR9Fw45W0BqjGH9pKA8RSgpBaowEL4w73DR3cHI5vLSpiYPa1IAsSCQdr3/s200/Biawak_jauzaa.jpeg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini
bukan <i>dlabb</i>, akan tetapi biawak (<i>Varanus sp.</i>). Bahasa Arabnya
'waral' (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الْوَرَل</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Para ulama berbeda pendapat tentang
status kehalalannya. 'Abdurrazzaaq Ash-Shan'aaniy <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَخْبَرَنَا رَجُلٌ مِنْ وَلَدِ سَعِيدِ
بْنِ الْمُسَيِّبِ، قَالَ: أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: كُنْتُ
عِنْدَ ابْنِ الْمُسَيِّبِ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ غَطَفَانَ، فَسَأَلَهُ عَنْ
أَكْلِ الْوَرَلِ، فَقَالَ: لا بَأْسَ بِهِ، وَإِنْ كَانَ مَعَكُمْ مِنْهُ شَيْءٌ
فَأَطْعِمُونَا "، قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: الْوَرَلُ: شَبَهُ الضَّبَّ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Telah
mengkhabarkan kepada kami seorang laki-laki anak dari Sa'iid bin Al-Musayyib,
ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Yahyaa bin Sa'iid, ia berkata :
"Aku pernah berada di sisi Ibnul-Musayyib. Lalu datang seorang laki-laki
dari Ghathafaan yang bertanya tentang hukum makan biawak. Ia (Sa'iid bin
Al-Musayyib) menjawab : 'Tidak mengapa. Apabila kalian mempunyai daging biawak
itu, berilah kami makan (dengannya)". 'Abdurrazzaaq berkata : "Ia serupa
dengan dlabb" [<i>Al-Mushannaf</i> no. 8747].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sayangnya,
riwayat perkataan Ibnul-Musayyib ini tidak shahih karena mubhamnya anak
Ibnul-Musayyib. Akan tetapi, 'Abdurrazzaaq menyerupakan biawak dengan <i>dlabb</i>
yang berstatus halal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Qurthubiy
<i>rahimahullah</i> menukil:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقال مالك : لا بأس بأكل الضب واليربوع
الورل</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maalik
(bin Anas) berkata : 'Tidak mengapa makan dlabb, jerboa (<i>yarbuu'</i>)<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Makan%20Biawak.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>,
dan biawak" [<i>Tafsiir Al-Qurthubiy</i>, 7/102].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebagian
ulama lain mengharamkannya karena termasuk jenis <i>hasyaraat</i>. Begitulah
yang dikatakan Ad-Damiiriy <i>rahimahullah</i> dalam <i>Hayaatul-Hayawaan</i>,
2/542. Sebagian kalangan <i>muta'akhkhirin</i> Hanabilah dan Syaafi'iyyah juga
turut mengharamkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun
saya sendiri, condong pada pendapat yang mengharamkannya karena termasuk
kategori hasyaraat. Biawak memakan hewan-hewan kecil seperti serangga, tikus,
cicak, anak burung, dan juga bangkainya yang telah busuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 16 Rabi’uts-Tsani 1441].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Hukum%20Makan%20Biawak.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tentang yarbuu’, sebagian salaf
menghalalkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">أَخْبَرَنَا
مَعْمَرٌ، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، سُئِلَ عَنْ أَكْلِ الْيَرْبُوعِ
فَلَمْ يَرَ بِهِ بَأْسًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah
mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Ibnu Thaawus, dari ayahnya (Thaawus bin
Kaisaan) : Bahwa ia pernah ditanya tentang hukum memakan jerboa, lalu ia tidak
mempermasalahkannya” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq no. 6891; sanadnya
shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
ابْنُ مُبَارَكٍ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: " لَا
بَأْسَ بِأَكْلِ الْيَرْبُوعِ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Ibnul-Mubaarak, dari Ma’mar, dari Hisyaam, dari
ayahnya (‘Urwah), ia berkata : “Tidak mengapa memakan jerboa” [Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah no. 20126; sanadnya shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">حَدَّثَنَا
زَيْدُ بْنُ الحُبَابٍ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ، عَنْ إبْرَاهِيمَ
الصَّائِغِ، عَنْ عَطَاءٍ، أَنَّهُ قَالَ فِي الذِّئْبِ: لَا يُؤْكَلُ
وَالْيَرْبُوعُ يُؤْكَلُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Telah
menceritakan kepada kami Zaid bin Hubaab, dari Daawud bin Abi Furaat, dari
Ibraahiim Ash-Shaaigh, dari ‘Athaa’ (bin Abi Rabaah) : Bahwasannya ia pernah
berkata tentang serigala : “Tidak boleh dimakan, dan jerboa boleh dimakan” [<i>idem</i>
no. 20129; sanadnya hasan].<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-66078429543226011192019-03-12T22:50:00.000+07:002019-03-12T22:50:08.746+07:00Mendoakan Keburukan terhadap Penguasa ?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFEvfWp7W1BRRvzwgCELH7SUIEbnSE7XTbQ7K3M1NoDzYM3j5SE43CZk7g6QmkUZW9vkpGyMYy4Xlx9FQLb0kSK2pAAtMIWh5ePqf-yK0iAqziW3buspCK1IgnAsE0LZBlA4RLza2IhASw/s1600/doa_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="412" data-original-width="745" height="110" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFEvfWp7W1BRRvzwgCELH7SUIEbnSE7XTbQ7K3M1NoDzYM3j5SE43CZk7g6QmkUZW9vkpGyMYy4Xlx9FQLb0kSK2pAAtMIWh5ePqf-yK0iAqziW3buspCK1IgnAsE0LZBlA4RLza2IhASw/s200/doa_jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diantara
pokok ‘aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jamaa’ah yang dijelaskan para ulama kita
semenjak dahulu hingga sekarang adalah mendengar dan taat kepada penguasa
muslim, baik yang ‘adil maupun yang <i>faajir </i>(jahat/dhalim), tidak
melakukan pemberontakan terhadap mereka, dan senantiasa mendoakan kebaikan bagi mereka
(penguasa) agar dapat mengemban urusan umat, karena kebaikan mereka adalah
kebaikan bagi rakyatnya dan keburukan mereka pun menjadi keburukan bagi
rakyatnya. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الدِّينُ النَّصِيحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ؟
قَالَ: لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ،
وَعَامَّتِهِمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Agama
adalah nasihat</i>”. Kami (para sahabat) bertanya : “Untuk siapa ?”. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> menjawab : “<i>(Nasihat) kepada Allah,
kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin, dan seluruh kaum muslimin</i>”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 55, Abu Daawud no. 4944, Ahmad 4/102, An-Nasaa’iy
no. 4197-4198, Ibnu Hibbaan no. 4574, dan yang lainnya].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diantara
bentuk nasihat kepada para pemimpin adalah mendoakan kebaikan kepada mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Shalah <i>rahimahullah</i> (w. 643 H) menjelaskan :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والنصيحة لأئمة المسلمين : معاونتُهم على
الحق ، وطاعتُهم فيه ، وتذكيرهم به ، وتنبيههم في رفق ولطف ، ومجانبة الوثوب عليهم
، والدعاء لهم بالتوفيق وحث الأغيار على ذلك</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Nasihat
untuk para pemimpin kaum muslimin adalah membantu mereka di atas kebenaran,
taat kepada mereka dalam hal tersebut, mengingatkan mereka kepadanya,
menasihati/mengingatkan mereka untuk bersikap santun dan lemah lembut, tidak
menyerang/memberontak kepada mereka, <u>mendoakan mereka agar diberikan taufiq</u>,
serta menganjurkan manusia untuk melakukan semua hal itu” [Lihat : <i>Shiyaanatu
Shahiih Muslim</i>, hal. 223-224 – melalui perantaraan <i>Jaami’ul-‘Ulum
wal-Hikam</i>, 1/233].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Daqiiqil-‘Ied <i>rahimahullah </i>(w. 702 H) menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وأمَّا النصيحةُ لأئمَّةِ المسلمين:
فمُعاوَنَتُهم على الحقِّ وطاعتُهم وأَمْرُهم به، وتنبيهُهم وتذكيرُهم برِفْقٍ
ولُطْفٍ، وإعلامُهم بما غَفَلوا عنه، وتبليغُهم مِنْ حقوق المسلمين، وتركُ الخروجِ
عليهم بالسيف، وتأليفُ قلوبِ الناس لطاعتِهم، والصلاةُ خَلْفَهم، والجهادُ معهم،
وأَنْ يَدْعُوَ لهم بالصلاح</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Adapun
nasihat kepada para pemimpin kaum muslimin, maka itu dilakukan dengan membantu
mereka di atas kebenaran, mentaati mereka dan memerintahkan mereka untuk
mengikuti kebenaran, memperingatkan dan mengingatkan mereka dengan santun dan
lemah-lembut, memberitahu mereka apa yang mereka lalaikan dan agar menunaikan
hak-hak kaum muslimin, meninggalkan sikap memberontak mengangkat senjata kepada
mereka, menyatukan hati manusia agar mentaati mereka, shalat di belakang
mereka, berjihad bersama mereka, serta <u>mendoakan kebaikan untuk mereka</u>” [<i>Syarh
Al-Arba’iin An-Nawawiyyah</i>, hal. 53].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Senada
dengan itu, Al-Manawiy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span>(ولأئمة المسلمين) الخلفاء ونوابهم بمعاونتهم
على الحق وإطاعتهم فيه وأمرهم به وتذكيرهم برفق وإعلامهم بما غفلوا عنه من حق
المسلمين وترك الخروج عليهم والدعاء بصلاحهم</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
nasihat untuk para pemimpin kaum muslimin</i>’; yaitu para penguasa dan
pembantu mereka dengan cara menolong mereka di atas kebenaran, mematuhi mereka
di atas kebenaran, memerintahkan mereka untuk mengikuti kebenaran, mengingatkan
mereka dengan lemah lembut, memberitahukan apa yang mereka lalai darinya
tentang pemenuhan hak kaum muslimin, meninggalkan sikap memberontak terhadap
mereka, serta <u>mendoakan kebaikan untuk mereka</u>” [<i>Faidlul-Qadiir</i>,
2/415].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Para
ulama sangat menekankan anjuran untuk senantiasa mendoakan kebaikan bagi
mereka, dan bahkan sebagiannya menuliskannya secara khusus dalam kitab-kitab
mereka yang menjelaskan prinsip-prinsip Ahlus-Sunnah wal-Jamaa’ah yang
membedakannya dengan ahli bid’ah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Imaam
Ahmad bin Hanbal <i>rahimahumallah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَإِنِّي لأَدْعُو لَهُ بِالتَّسْدِيدِ،
وَالتَّوْفِيقِ، فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَالتَّأْيِيدِ، وَأَرَى لَهُ ذَلِكَ
وَاجِبًا عَلَيَّ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
sesungguhnya aku benar-benar mendoakannya malam dan siang agar Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> meluruskannya, memberikan taufiq kepadanya,
dan menguatkannya (di atas kebenaran). Dan aku memandang hal itu wajib bagiku”
[Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam <i>As-Sunnah </i>no. 15; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ath-Thahawiy
<i>rahimahullah </i>(w. 321 H) berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ولا نرى الخروجَ على أئمتنا وولاةِ أُمورنا
وإن جارُوا، ولا ندعُو عليهم، ولا ننزعُ يداً من طاعتهم، ونرى طاعَتهم من طاعة
الله عزَّ وجل فريضةً ما لم يأمروا بمعصيةٍ، وندعُو لهم بالصلاح والمعافاة</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
kami tidak berpandangan bolehnya memberontak terhadap para pemimpin dan
penguasa kami meskipun mereka jahat. Kami juga tidak mendoakan keburukan atas
mereka dan tidak melepas ketaatan dari mereka. Kami juga berpendapat bahwa
ketaatan terhadap mereka termasuk ketaatan kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang wajib dilakukan, selama mereka
tidak memerintahkan maksiat. Dan kami mendoakan kebaikan dan ampunan untuk
mereka” [<i>Al-‘Aqiidah Ath-Thahaawiyyah </i>hal. 24 no. 95].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Barbaahaariy
<i>rahimahullah </i>(w. 329 H) berkata :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ومن قال الصلاة خلف كل بر وفاجر والجهاد مع
كل خليفة ولم ير الخروج على السلطان بالسيف ودعا لهم بالصلاح فقد خرج من قول
الخوارج أوله وآخره</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Barangsiapa
berkata : ‘(sah) shalat di belakang orang yang baik ataupun jahat, jihad
bersama semua khaliifah, tidak berpendapat bolehnya keluar ketaatan dari
sulthaan dengan pedang, dan mendoakan kebaikan untuk mereka; sungguh ia telah
keluar dari perkataan Khawaarij mulai awal hingga akhirnya” [<i>Syarhus-Sunnah</i>,
hal. 132 – tahqiq : Khaalid Ar-Raddadiy].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Muhammad
bin Al-Husain Al-Aajurriy <i>rahimahullah </i>(w. 360 H) berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قَدْ ذَكَرْتُ مِنَ التَّحْذِيرِ مِنْ
مَذَاهِبِ الْخَوَارِجِ مَا فِيهِ بَلاغٌ لِمَنْ عَصَمَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَنْ
مَذْهَبِ الْخَوَارِجِ، وَلَمْ يَرَ رَأْيَهُمْ، وَصَبَرَ عَلَى جَوْرِ
الأَئِمَّةِ، وَحَيْفِ الأُمَرَاءِ، وَلَمْ يَخْرُجْ عَلَيْهِمْ بِسَيْفِهِ،
وَسَأَلَ اللَّهَ تَعَالَى كَشْفَ الظُّلْمِ عَنْهُ، وَعَنِ الْمُسْلِمِينَ،
وَدَعَا لِلْوُلاةِ بِالصَّلاحِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
aku telah menyebutkan tentang peringatan dari (kejelekan) madzhab Khawaarij
yang padanya berisi penjelasan bagi orang yang dilindungi Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dari madzhab Khawaarij tersebut, tidak
memegang pendapat mereka, sabar terhadap kejahatan para imam, kedhaliman para
penguasa, tidak keluar ketaatan terhadap mereka (memberontak) dengan senjata, memohon
kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
untuk menghilangkan kedhaliman darinya (penguasa) dan kaum muslimin, serta
mendoakan kebaikan bagi para penguasa….” [<i>Asy-Syarii’ah</i>, 1/157].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu
Bakr Al-Ismaa’iiliy <i>rahimahullah </i>(w. 371 H) berkata saat menjelaskan
poin-poin ‘aqidah Ahlus-Sunnah:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ويرون جهاد الكفار معهم وإن كانوا جورةً.
ويرون الدعاء لهم بالإصلاح والعطف إلى العدل. ولا يرون الخروج بالسيف عليهم</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
Ahlus-Sunnah berpendapat disyari’atkannya jihad melawan orang-orang kafir
bersama mereka (penguasa) meskipun jahat. Dan Ahlus-Sunnah juga berpendapat
dianjurkannya mendoakan mereka kebaikan dan condong pada keadilan. Ahlus-Sunnah
tidak berpendapat bolehnya memberontak dengan senjata terhadap mereka…” [<i>Al-I’tiqaad</i>,
hal. 56].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Abu
‘Utsmaan Ash-Shaabuuniy <i>rahimahullah </i>(w. 449 H) berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يرى أصحاب الحديث: الجمعة، والعيدين،
وغيرهما من الصلوات، خلف كلِّ إمام مسلم، برَّاً كان أو فاجراً، ويرون جهاد الكفرة
معهم وإن كانوا جورة فجرة، ويرون الدُّعاء لهم بالإصلاح والتوفيق والصلاح</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Para
ahli hadits (<i>ashhaabul-hadiits</i>) berpendapat sahnya shalat Jum’at, <i>‘Iedain</i>,
dan shalat-shalat yang lain di belakang semua imam muslim yang baik maupun
yang jahat. Dan ahli hadits berpendapat disyari’atkannya jihad melawan
orang-orang kafir bersama mereka meskipun mereka dhalim lagi jahat. Dan ahli
hadits berpendapat dianjurkannya mendoakan mereka agar Allah perbaiki
keadaannya, mendapatkan taufik, dan kebaikan, serta menyebarkan keadilan
terhadap rakyatnya…” [<i>‘Aqiidatus-Salaf wa Ashhaabil-Hadiits </i>hal. 78].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apa
hikmah mendoakan kebaikan bagi penguasa ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Fudlail
bin ‘Iyaadl <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لو كانت لي دعوة مستجابة ما جعلتها إلا في
السلطان. قيل له: يا أبا عليٍّ: فسِّر لنا هذا؟. قال: إذا جعلتها في نفسي لم
تَعْدُني، وإذا جعلتها في السلطان صَلُح، فصَلُحَ بصلاحه العباد والبلاد. </span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Seandainya
aku mempunyai doa <i>mustajab</i> (dikabulkan oleh Allah), tidak akan aku tujukan
doa itu kecuali untuk penguasa/sulthaan”. Dikatakan kepadanya : “Wahai Abu
‘Aliy, jelaskankan hal ini kepada kami”. Ia (Fudlail) berkata : “Apabila aku tujukan
doa itu hanya untuk diriku, maka tidak akan melampauiku (hanya untukku <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>).
Namun apabila aku tujukan doa itu kepada sulthan lalu ia menjadi baik, maka
manusia dan negeri akan menjadi baik dengan kebaikan yang ada padanya”
[Diriwayatkan oleh Al-Barbahaariy dalam <i>Syarhus-Sunnah</i> no. 136 hal.
116-117; shahih. Dibawakan juga oleh Al-Laalikaa’iy dalam <i>Syarh
Ushuulil-I’tiqaad</i>, 1/176].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnul-Mubaarak
(w. 181) berkata mengomentari ucapan Al-Fudlail <i>rahimahumallah </i>di atas:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا مُعَلِّمَ الْخَيْرِ، مَنْ يَجْتَرِئُ
عَلَى هَذَا غَيْرُكَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Wahai
orang yang mengajarkan kebaikan, tidak ada orang yang berani mengatakannya
kecuali engkau” [<i>Syarh Ushuulil-I’tiqaad</i>, 1/176].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Baihaqiy
menukil perkataan Abu ‘Utsmaan <i>rahimahumallah</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَانْصَحْ لِلسُّلْطَانِ وَأَكْثِرْ لَهُ
مِنَ الدُّعَاءِ بِالصَّلاحِ وَالرَّشَادِ بِالْقَوْلِ وَالْعَمَلِ وَالْحُكْمِ،
فَإِنَّهُمْ إِذَا صَلَحُوا صَلَحَ الْعِبَادُ بِصَلاحِهِمْ، وَإِيَّاكَ أَنْ
تَدْعُوَ عَلَيْهِمْ بِاللَّعْنَةِ فَيَزْدَادُوا شَرًّا وَيَزْدَادَ الْبَلاءُ
عَلَى الْمُسْلِمِينَ، وَلَكِنِ ادْعُ لَهُمْ بِالتَّوْبَةِ فَيَتْرُكُوا الشَّرَّ
فَيَرْتَفِعَ الْبَلاءُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Nasihatilah
penguasa/sulthaan serta perbanyaklah doa kebaikan untuk mereka dan agar
senantiasa diberikan petunjuk dalam perkataan, perbuatan, dan hukum (mereka). Karena
apabila mereka baik, maka akan baik pula manusia (rakyat yang dipimpinnya)
dengan kebaikan mereka. Dan jauhilah kalian mendoakan laknat untuk mereka
sehingga (dengan itu) malah bertambah keburukan dan bencana atas kaum muslimin. Akan tetapi
berdoalah untuk mereka agar bertaubat lalu meninggalkan keburukan, sehingga
terangkat (hilang) bencana yang menimpa kaum muslimin” [Diriwayatkan oleh
Al-Baihaqiy dalam <i>Syu’abul-Iimaan</i> no. 7400].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kembali
kepada pertanyaan dalam judul artikel : <b>“Bolehkah mendoakan keburukan terhadap Penguasa
?”.</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tentu
yang dibahas di sini adalah doa orang yang (merasa) didhalimi terhadap penguasa
yang (dianggap) mendhalimi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ
مِنَ الْقَوْلِ إِلا مَنْ ظُلِمَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Allah
tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang
yang dianiaya (didhalimi)</i>” [QS. An-Nisaa’ : 148].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
‘Abbaas <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i> berkata tentang ayat di atas:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِلا أَنْ يَكُونَ مَظْلُومًا، فَإِنَّهُ
رُخِّصَ لَهُ أَنْ يَدْعَوَا عَلَى مَنْ ظَلَمَهُ، وَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ
تَعَالَى: إِلا مَنْ ظُلِمَ، وَإِنْ صَبَرَ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ "</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kecuali
orang yang didhalimi, maka diberikan keringanan baginya untuk mendoakan
keburukan orang yang mendhaliminya. Itulah makna firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : <i>ilaa man dhulima </i>(<i>kecuali oleh
orang yang dianiaya (didhalimi)</i>. Namun apabila ia bersabar, maka itu lebih
baik baginya” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam <i>Jaami’ul-Bayaan </i>9/344
dan Ibnu Abi Haatim dalam <i>Tafsiir</i>-nya no. 6169; hasan<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mendoakan%20Keburukan%20Bagi%20Penguasa.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Hasan
Al-Bashriy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَقَدْ رُخِّصَ لَهُ أَنْ يَدْعَوَا عَلَى
مَنْ ظَلَمَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَعْتَدِي</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
telah diberikan keringanan baginya untuk mendoakan keburukan terhadap orang yang
mendhaliminya tanpa berlebihan” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim dalam <i>Tafsiir</i>-nya
no. 6171; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">Asy-Syaikh
‘Abdurrahmaan bin Naashir As-Sa’diy </span><i style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">rahimahullah </i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10pt;">berkata:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وقوله: { إِلا مَن ظُلِمَ } أي: فإنه يجوز
له أن يدعو على من ظلمه ويتشكى منه، ويجهر بالسوء لمن جهر له به، من غير أن يكذب
عليه ولا يزيد على مظلمته، ولا يتعدى بشتمه غير ظالمه، ومع ذلك فعفوه وعدم مقابلته
أولى، كما قال تعالى: { فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ } .</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
firman-Nya : ‘<i>kecuali oleh orang yang dianiaya (didhalimi)</i>’ (QS.
An-Nisaa’ : 148), yaitu dirinya diperbolehkan untuk mendoakan keburukan bagi
orang yang mendhaliminya dan mengadukannya. Serta diperbolehkan untuk
mengucapkan secara jelas perkataan buruk terhadap orang yang mengucapkan secara
jelas perkataan serupa kepadanya, tanpa disertai kedustaan terhadapnya dan
tanpa berbuat lebih dari kedhaliman yang menimpanya. Tidak boleh pula melewati batas dengan mencela/mencaci selain orang yang mendhaliminya. <u>Namun demikian,
memaafkan dan tidak membalasnya lebih utama sebagaimana firman Allah </u></span><u><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span></u><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><u><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Barangsiapa yang memaafkan dan
mendamaikan maka pahalanya dari Allah</i></span></u><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">” (QS. Asy Syuura : 40)”
[<i>Taisiir Kariimir-Rahmaan</i>, hal. 212].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> pernah berdoa:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ
مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا
بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ
الدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ
ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي
دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا،
وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ya
Allah, jadikanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu yang dengannya dapat
menghalangi dan mencegah kami untuk berbuat berbagai maksiat kepada-Mu. Anugerahkanlah
kepada kami ketaatan kepada-Mu yang dengannya dapat menyampaikan kami kepada
surga-Mu. Berikan pula keyakinan yang dengannya terasa ringan bagi kami segala
musibah dunia yang menimpa kami. Berilah kenikmatan dan manfaat kepada kami
dengan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan
kami. Jadikanlah semua itu sebagai pewaris dari kami. <u>Jadikan pula balasan
kami kepada orang yang mendhalimi kami dengan balasan yang sesuai untuknya
(tidak melampaui batas)</u>. Tolonglah kami terhadap orang-orang yang memusuhi
kami. Jangan Engkau jadikan musibah kami menimpa agama kami. Jangan pula Engkau
jadikan dunia menjadi tujuan dan keinginan kami yang terbesar. Jangan sampai
dunia menjadi puncak dari ilmu kami. Jangan jadikan orang yang tidak menyayangi
kami dapat menguasai kami</i>” [Diriwayatkan At-Tirmidziy no. 3502, Al-Bazzaar
dalam <i>Al-Bahr </i>no. 5989, Ath-Thabaraaniy dalam <i>Ad-Du’aa</i> no. 1911, dan
yang lainnya; dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam <i>Shahiih Sunan
At-Tirmidziy</i>,<i> </i>3/442].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Doa
beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> ini menguatkan bahwa membalas kedhaliman
dengan sesuatu yang serupa tanpa melampaui batas diperbolehkan. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الظَّالِمِينَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan
balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa
memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya
Dia tidak menyukai orang-orang yang dhalim</i>" [QS. Asy-Syuuraa : 40].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ
الْحَرَامِ وَالْحُرُمَاتُ قِصَاصٌ فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا
عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Bulan
haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum
kisas. Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia,
seimbang dengan serangannya terhadapmu</i>” [QS. Al-Baqarah : 194].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Doa
keburukan terhadap orang lain asalnya dilarang. Menjadi diperbolehkan jika
dilakukan tanpa melampaui batas akibat didhalimi orang lain, karena termasuk lingkup
melakukan balasan dengan kedhaliman semisal. Sebagaimana mencaci/mencela asalnya
perbuatan terlarang dalam syari’at. Namun jika seseorang melakukannya karena sekedar
membalas celaan tanpa melampauai batas, maka ia tidak berdosa.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: " الْمُسْتَبَّانِ مَا
قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ "</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> pernah bersabda : “<i>Dua orang yang
saling mencaci</i></span><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> </span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">dosanya
ditanggung oleh yang memulai, selama orang yang didhalimi tidak melampaui batas</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2587].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Yang
menguatkan hal ini adalah riwayat berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ عُرْوَةَ: أَنَّ أَرْوَى بِنْتَ
أُوَيْسٍ ادَّعَتْ عَلَى سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّهُ أَخَذَ شَيْئًا مِنْ
أَرْضِهَا، فَخَاصَمَتْهُ إِلَى مَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ فَقَالَ سَعِيدٌ: أَنَا
كُنْتُ آخُذُ مِنْ أَرْضِهَا شَيْئًا بَعْدَ الَّذِي سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ
اللَّهِ ﷺ قَالَ: وَمَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الْأَرْضِ ظُلْمًا، طُوِّقَهُ إِلَى
سَبْعِ أَرَضِينَ، فَقَالَ لَهُ مَرْوَانُ: لَا أَسْأَلُكَ بَيِّنَةً بَعْدَ
هَذَا، فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَتْ كَاذِبَةً فَعَمِّ بَصَرَهَا
وَاقْتُلْهَا فِي أَرْضِهَا، قَالَ: فَمَا مَاتَتْ حَتَّى ذَهَبَ بَصَرُهَا، ثُمَّ
بَيْنَا هِيَ تَمْشِي فِي أَرْضِهَا إِذْ وَقَعَتْ فِي حُفْرَةٍ فَمَاتَتْ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
‘Urwah : Bahwasannya Arwaa bintu Uwais menuduh Sa'iid bin Zaid telah mengambil
sebagian tanahnya. Lalu ia (Arwaa) mengadukan permasalahan tersebut kepada
Marwaan bin Al-Hakam. Sa’iid berkata : "Mungkinkah aku mengambil sebagian
tanah miliknya setelah aku mendengar hadits dari Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>?". Marwaan berkata : "Apa yang engkau
dengar dari Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>?".
Sa'iid berkata : "Aku pernah mendengar Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda : ‘<i>Barangsiapa mengambil
sejengkal tanah secara dhalim, akan dikalungkan padanya tujuh lapis bumi (pada
hari kiamat)</i>’. Lalu Marwaan berkata kepadanya : "Aku tidak akan meminta
bukti lagi kepadamu setelah mendengar hadits ini”. Kemudian Sa'iid berdoa : "Ya
Allah, jika wanita itu (Arwaa) berdusta, maka butakanlah matanya dan bunuhlah ia
di atas tanahnya sendiri”. ‘Urwah berkata : "Ternyata ia (Arwaa) tidak
meninggal kecuali dalam keadaan buta matanya. Kemudian ketika ia berjalan di
tanahnya, ia jatuh ke dalam lubang lalu meninggal" [Diriwayatkan oleh
Muslim no. 1610].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Di
lain riwayat, Arwaa berkata dalam tuduhannya kepada Saiid bin Zaid:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ سَعِيدَ بْنَ زَيْدٍ، قَدْ انْتَقَصَ
مِنْ أَرْضِي إِلَى أَرْضِهِ، مَا لَيْسَ لَهُ، وَقَدْ أَحْبَبْتُ أَنْ تَأْتُوهُ
فَتُكَلِّمُوهُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Sesungguhnya
Sa’iid bin Zaid telah mencaplok (sebagian) tanahku – yang bukan kepunyaannya –
masuk dalam tanahnya. Aku ingin kalian (beberapa orang Quraisy yang bersama
Arwaa’ <sup>– Abul-Jauzaa’</sup>) menemuinya dan berbincang-bincang dengannya”
[Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/189; sanadnya hasan].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sa’iid
bin Zaid berdoa kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">terkait dengan tuduhan penyerobotan tanah
yang dialamatkan kepadanya, dan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> mengabulkan doa Sa’iid sehingga keburukan
menimpa wanita yang menuduhnya (buta dan meninggal di atas tanahnya). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
peristiwa Sa’iid bin Zaid ini, dulu penduduk Madiinah apabila mendoakan keburukan orang lain:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَعْمَاهُ اللَّهُ كَعَمَى أَرْوَى<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>“Semoga Allah membutakan (mata)-nya seperti kebutaan yang
menimpa Arwaa” [<i>Fathul-Baariy</i>, 5/105].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
pula ketika salah seorang penduduk Kuufah yang bernama Usaamah bin Qataadah
yang berkunyah Abu Sa’dah memberikan kesaksian dusta atas diri Sa’d bin
Abi Waqqaash <i>radliyallaahu ‘anhu</i>, maka Sa’d berdoa:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَمَا وَاللَّهِ لَأَدْعُوَنَّ بِثَلَاثٍ
اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا كَاذِبًا قَامَ رِيَاءً وَسُمْعَةً فَأَطِلْ
عُمْرَهُ وَأَطِلْ فَقْرَهُ وَعَرِّضْهُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka
demi Allah, sungguh aku akan berdoa kepada Allah tiga hal. Ya Allah, apabila hambamu
ini (yaitu Usaamah) berdusta, mengatakannya karena <i>riyaa’</i> dan <i>sum’ah</i>,
maka panjangkanlah usianya, panjangkanlah pula kefakirannya, dan campakkan ia
dalam berbagai fitnah”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jaabir
bin Samuurah bersaksi atas kebenaran doa Sa’d <i>radliyallaahu ‘anhumaa</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَكَانَ بَعْدُ إِذَا سُئِلَ يَقُولُ
شَيْخٌ كَبِيرٌ مَفْتُونٌ أَصَابَتْنِي دَعْوَةُ سَعْدٍ، قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ:
فَأَنَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنَ
الْكِبَرِ، وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ لِلْجَوَارِي فِي الطُّرُقِ يَغْمِزُهُنَّ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka
beberapa masa kemudian setelah itu, orang tersebut (Usaamah) apabila ditanya tentang
keadaannya yang sengsara, ia berkata : ‘Aku seorang tua renta yang terkena
fitnah akibat doa Sa'd.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">'Abdul-Malik
bin ‘Umar Al-Lakhamiy <i>rahimahullah </i>– perawi hadits di atas – juga bersaksi:
<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَأَنَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ قَدْ سَقَطَ
حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ مِنَ الْكِبَرِ، وَإِنَّهُ لَيَتَعَرَّضُ
لِلْجَوَارِي فِي الطُّرُقِ يَغْمِزُهُنَّ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
aku sendiri melihat setelahnya bahwa kedua alisnya panjang ke bawah menutupi
kedua matanya karena terlalu tua dan dirinya suka mengganggu wanita-wanita
muda di jalanan” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 755].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> memperingatkan kita :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ
لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Waspadalah
kalian doa orang yang terdhalimi, karena tidak ada penghalang antara
dirinya dengan Allah (untuk dikabulkan doanya)</i>” [Diriwayatkan oleh
Muslim no. 19].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini
berlaku pada siapa saja, baik penguasa maupun rakyat. Barangsiapa yang bertindak
dhalim dan orang yang didhalimi berdoa kepada Allah agar dibalas kedhalimannya,
maka doanya tersebut mustajab. Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لَا
شَكَّ فِيْهِنَّ : دَعوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ
الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ada
tiga doa mustajab yang tidak ada keraguan padanya : doa orang yang terdhalimi,
doa orang yang sedang bepergian (musafir), dan doa orang tua kepada anaknya</i>”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy dalam <i>Al-Adabul-Mufrad</i> no. 32 & 481,
Abu Daawud no. 1536, At-Tirmidziy no. 1905 & 3448, dan yang lainnya;
dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam <i>Silsilah Ash-Shahiihah </i>no.
596].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> sangat mengecam penguasa yang dhalim. Beliau
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللَّهُ
رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيحَةٍ إِلَّا لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Tidak
ada seorang hamba yang Allah angkat untuk memimpin rakyatnya kemudian tidak
mengurus mereka dengan baik, ia pasti tidak akan mencium bau wangi surga</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7150].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَا مِنْ وَالٍ يَلِي رَعِيَّةً مِنَ
الْمُسْلِمِينَ فَيَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لَهُمْ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Tidak
ada seorang penguasa pun yang memimpin rakyatnya dari kalangan muslimin, lalu ia
meninggal dalam keadaan menipu mereka (rakyat), maka Allah </i></span><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span></i><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> pasti haramkan baginya surga”</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7151].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَا مِنْ أَمِيرِ عَشَرَةٍ، إِلَّا يُؤْتَى
بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَغْلُولًا، لَا يَفُكُّهُ إِلَّا الْعَدْلُ، أَوْ
يُوبِقُهُ الْجَوْرُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Tidaklah
ada seorang pun yang memimpin sepuluh orang, kecuali ia didatangkan dengannya
pada hari kiamat dalam keadaan (tangannya) terbelenggu. Tidak ada sesuatu yang
membebaskannya kecuali keadilannya, atau justru kemaksiatannya (kedhalimannya) akan melemparkanya (ke neraka)</i>” [Diriwayatkan oleh Ahmad 2/431; sanadnya <i>qawiy</i>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
berdoa keburukan bagi para penguasa dhalim:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ
أُمَّتِي شَيْئًا، فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ
أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ya
Allah, barangsiapa mengurusi sesuatu dari urusan umatku, lalu ia malah menyusahkan
mereka, maka susahkanlah ia. Dan barangsiapa mengurusi sesuatu dari urusan
umatku, lalu ia bersikap lembut kepada mereka, maka bersikap lembutlah
kepadanya</i>” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 182].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Maka
dalam hal ini, secara hukum <i>syar’iy </i>boleh hukumnya mendoakan keburukan
bagi penguasa dhalim yang mendhalimi rakyatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Masalahnya
kemudian, kadang seseorang merasa didhalimi orang lain (termasuk
penguasa), padahal kenyataan tidak. Misalnya, seseorang yang memiliki mobil sering memarkirnya di pinggir jalan perumahan di depan rumahnya. Pemerintah kemudian menderek paksa mobilnya itu. Karena merasa didhalimi, ia berdoa keburukan terhadap penguasa. Ini
tidak benar. Mengapa?. Ia sendiri justru yang berbuat dhalim mengurangi hak pengguna jalan lain dengan memarkir mobil di badan jalan. Melanggar pula peraturan yang telah
dibuat Pemerintah<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mendoakan%20Keburukan%20Bagi%20Penguasa.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>. Tindakan Pemerintah benar, karena mengedepankan kepentingan umum. Maka, seseorang yang merasa
didhalimi jika ingin mendoakan keburukan terhadap orang mendhaliminya – dan
mendoakan hidayah dan memaafkannya lebih utama sebagaimana telah lewat
penjelasanya – hendaknya ia mengucapkannya secara bersyarat seperti:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Ya
Allah, apabila (benar) Fulaan telah mendhalimiku, maka......."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[sesuai
kadar kedhaliman yang dialaminya].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sama
seperti doa Sa’d bin Abi Waqqaash <i>radliyallaahu ‘anhu</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا
كَاذِبًا قَامَ رِيَاءً وَسُمْعَةً فَأَطِلْ عُمْرَهُ وَأَطِلْ فَقْرَهُ
وَعَرِّضْهُ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ya
Allah, apabila hambamu ini (yaitu Usaamah) berdusta, mengatakannya karena <i>riyaa’</i>
dan <i>sum’ah</i>, maka panjangkanlah usianya, panjangkanlah pula kefakirannya, dan campakkan ia dalam berbagai fitnah”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bisa
jadi dakwaan kedhaliman kita benar, bisa jadi keliru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inilah
yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-‘Utsaimiin <i>rahimahullah</i>
dalam fatwanya.<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mendoakan%20Keburukan%20Bagi%20Penguasa.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Berikut
adalah rekaman video penjelasan dari Asy-Syaikh Mushthafaa bin Al-‘Adawiy <i>hafidhahullah </i>berkaitan dengan pertanyaan '<i>bolehkah mendoakan keburukan terhadap penguasa yang dhalim ?</i>':<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dxQbuKjfsLLeeDNsoo_lzc4alzTMJbd_YnPM94iHBjUoNYpaucKggolwUi6nH169mjlVPVkGcMZwYdcJ-Je' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semoga
ada manfaatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 12032019].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mendoakan%20Keburukan%20Bagi%20Penguasa.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dari jalan Abu Shaalih, dari Mu’aawiyyah bin
Shaalih, dari ‘Aliy bin Abi Thalhah, dari Ibnu ‘Abbaas <i>radliyallaahu ‘anhu</i>.
Ada pembahasan menarik tentang Abu Shaalih ini dimana ia ditautsiq oleh
sebagian ulama, namun dijarh sebagian ulama yang lain. Kesimpulan ringkasnya,
bahwa riwayat yang dibawakannya dihukumi hasan/shahih jika diriwayatkan oleh
ulama yang terkenal teliti dan hati-hati semisal Abu Haatim, Ibnu Wahb, Al-Bukhaariy,
Yahyaa bin Ma’iin, dan semisalnya. Jika selain dari selain mereka, maka lemah
atau abstain hingga ada qarinah penguatnya, <i>wallaahu a’lam</i>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mendoakan%20Keburukan%20Bagi%20Penguasa.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Seperti misalnya Pemprov. DKI Jakarta. Silakan
baca : <a href="https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt59e409020ef9b/dasar-hukum-yang-melarang-parkir-kendaraan-di-depan-rumah-sendiri">Dasar
Hukum yang Melarang Parkir Kendaraan di Depan Rumah Sendiri</a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Mendoakan%20Keburukan%20Bagi%20Penguasa.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca : “<a href="https://ar.islamway.net/fatwa/3226/%D9%87%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%81%D8%B6%D9%84-%D9%84%D9%84%D9%85%D8%B8%D9%84%D9%88%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%AF%D8%B9%D8%A7%D8%A1-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D9%85%D9%86-%D8%B8%D9%84%D9%85%D9%87?fbclid=IwAR1qTHVyVPxidQTKWdJEaAR2pSZVB00fx-2zztj6fkqwaPiJ5gYeJX3-pr4">Apakah
afdlal bagi orang yang didhalimi untuk mendoakan keburukan terhadap orang yang
mendhaliminya ?</a>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dyPgiX-G7xqN8Zdn8AoSbV_PMsmUCF_uFb2LKEpcwMc0w_0TRVA-ttwOLeSY1x1D162hAXMox8RHis9s10asg' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-76050302084003210432019-03-09T20:41:00.001+07:002019-03-09T20:41:47.958+07:00Zebra<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimnluZpVl2UIzmIJSP3kd4T66WwHTu2lwQfTfwqA-cMqvM-1sO08d2nq_Rlgol4q9gW4pMJ9RGj4KGYVBAfHIc7q5Bd2tLIU7CS-W9kyn4Nvm2YFm8cukfy3iXh06nrBSGydvwrhLHmQ1C/s1600/zebra_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="868" data-original-width="1280" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimnluZpVl2UIzmIJSP3kd4T66WwHTu2lwQfTfwqA-cMqvM-1sO08d2nq_Rlgol4q9gW4pMJ9RGj4KGYVBAfHIc7q5Bd2tLIU7CS-W9kyn4Nvm2YFm8cukfy3iXh06nrBSGydvwrhLHmQ1C/s200/zebra_jauzaa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
sebuah hadits:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنِ الصَّعْبِ بْنِ جَثَّامَةَ
اللَّيْثِيِّ أَنَّهُ أَهْدَى لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ حِمَارًا وَحْشِيًّا وَهُوَ
بِالْأَبْوَاءِ، أَوْ بِوَدَّانَ فَرَدَّهُ عَلَيْهِ، فَلَمَّا رَأَى مَا فِي
وَجْهِهِ، قَالَ: إِنَّا لَمْ نَرُدَّهُ عَلَيْكَ، إِلَّا أَنَّا حُرُمٌ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Ash-Sha'b bin Jatstsaamah Al-Laitsiy : Bahwasannya ia pernah menghadiahi Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> seekor zebra (himar wahsyiy) ketika beliau
di Abwaa' atau di Waddaan. Namun beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
mengembalikannya kepada Ash-Sha'b. Saat melihat wajah Ash-Sha'b ketidaksukaan,
beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda : "<i>Sesungguhnya kami
tidak mengembalikannya kepadamu kecuali karena kami sedang ihram</i>"
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dan Muslim].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Orang
yang ihram dilarang membunuh binatang buruan (binatang liar di alam) sebagaimana
larangan itu ada dalam firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا
تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu
sedang ihram</i>" [QS. Al-Maaidah : 95].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا
دُمْتُمْ حُرُمًا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram</i>”
[QS. Al-Maaidah : 96].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Baththal <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أجمع العلماء أنه لا يجوز للمحرم قبول صيدٍ،
حتى إذا وُهب له بعد إحرامه، ولا يجوز له شراؤه، ولا إحداث ملكه؛ لعموم قوله:
{وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا دُمْتُمْ حُرُمًا} [المائدة: ٩٦]
ولحديث صعب ، فإنما رده عليه السلام؛ لأنه لا يحل للمحرم تذكية الصيد ولا إهلاله</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Para
ulama bersepakat (<i>ijmaa’</i>) tidak diperbolehkan bagi orang yang ihram
menerima binatang buruan hingga jika diberikan kepadanya setelah ia menyelesaikan
ihramnya. Dan tidak diperbolehkan baginya untuk membelinya dan memilikinya berdasarkan
keumuman firman-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
: ‘<i>Dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu
dalam ihram</i>’ (QS. Al-Maaidah : 96); dan juga hadits Sha’b. Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> mengembalikannya hanyalah karena tidak
halal bagi orang yang <i>ihram</i> menyembelih binatang buruan” [<i>Syarh Shahiih
Al-Bukhaariy</i>, 4/488].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mafhumnya,
jika tidak sedang ihram, beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">mau menerima zebra hadiah dari Ash-Sha'b <i>radliyallaahu
'anhu</i> yang statusnya binatang buruan yang halal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Akan
tetapi, orang yang ihram halal makan daging binatang buruan yang diberi orang
lain yang tidak sedang ihram.<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Zebra.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّهُ خَرَجَ مَعَ
النَّبِيِّ ﷺ فَتَخَلَّفَ أَبُو قَتَادَةَ مَعَ بَعْضِ أَصْحَابِهِ وَهُمْ
مُحْرِمُونَ وَهُوَ غَيْرُ مُحْرِمٍ، فَرَأَوْا حِمَارًا وَحْشِيًّا قَبْلَ أَنْ
يَرَاهُ، فَلَمَّا رَأَوْهُ تَرَكُوهُ حَتَّى رَآهُ أَبُو قَتَادَةَ فَرَكِبَ
فَرَسًا لَهُ، يُقَالُ لَهُ الْجَرَادَةُ فَسَأَلَهُمْ أَنْ يُنَاوِلُوهُ سَوْطَهُ
فَأَبَوْا فَتَنَاوَلَهُ فَحَمَلَ فَعَقَرَهُ، ثُمَّ أَكَلَ فَأَكَلُوا فَنَدِمُوا،
فَلَمَّا أَدْرَكُوهُ، قَالَ: هَلْ مَعَكُمْ مِنْهُ شَيْءٌ؟ قَالَ: مَعَنَا
رِجْلُهُ فَأَخَذَهَا النَّبِيُّ ﷺ فَأَكَلَهَا</span><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Abu Qataadah : Bahwasannya ia pernah keluar bersama Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.
Lalu Abu Qataadah tertinggal bersama rekan-rekannya dimana mereka dalam keadaan
ihram sedangkan Abu Qataadah tidak. Ketika itu mereka melihat seekor zebra
sebelum Abu Qataadah melihatnya. Ketika mereka melihatnya, mereka
membiarkannya. Hingga ketika Abu Qataadah melihatnya, ia bergegas menunggangi
kudanya yang bernama Jaraadah. Abu Qataadah meminta mereka untuk memberikan
cambuknya, namun mereka menolaknya. Abu Qataadah mengambilnya sendiri (untuk
memburu zebra tersebut), lalu membawanya dan kemudian menyembelihnya. Kemudian
Abu Qataadah memakannya dan rekan-rekannya ikut memakannya. Setelah itu mereka
menyesal. Ketika mereka semua dapat menyusul Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
(dan menyampaikan apa yang terjadi), beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda : "<i>Apakah masih ada pada kalian sisa dagingnya ?</i>".
Abu Qataadah berkata : "Kami masih menyimpan kakinya". Lalu Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
mengambilnya dan memakannya" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dan Muslim].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Himar
wahsyiy</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> di sini diterjemahkan dengan zebra<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Zebra.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Jenis inilah yang dimaksudkan sebagaimana dijelaskan An-Nuwairiy (w. 733H)
dalam <i>Nihaayatul-Arab</i> (9/199), Al-Absyiihiy (w. 850 H) dalam <i>Al-Mustathraf</i>
(2/121), dan Al-Manaawiy (w. 1031 H) dalam <i>Faidlul-Qadiir</i> (1/482). Sementara
Kamaaluddiin Ad-Damiiriy (w. 1405 H) dalam <i>Hayaatul-Hayawaan</i> (1/359)
mengatakan bahwa warna himar wahsyiy berbeda-beda (tidak khusus yang bergaris
saja).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Zebra
dulu banyak terdapat di jazirah Arab sebelum pembangunan Terusan Suez. Namun
kini habitatnya semakin sempit dan terbatas di beberapa wilayah di Afrika saja.<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Zebra.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ada
beberapa jenis zebra di dunia yang secara umum mengalami tekanan di habitat
alamnya sehingga masuk dalam IUCN Redlist seperti Plains Zebra (<i>near
threatened</i>), Cape Mountain Zebra (<i>vulnerable</i>), dan Grevy's Zebra (<i>endangered</i>).
Meski perlu upaya konservasi, zebra tetap halal dagingnya untuk dimakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 09032019].</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Verdana;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Zebra.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dengan syarat, orang yang <u>tidak</u> sedang
<i>ihram</i> tersebut tidak berniat mencarikan binatang buruan untuk yang <i>ihram</i>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Zebra.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam tulisan lain sering diterjemahkan
dengan keledai liar. Keledai dengan zebra dalam taksonomi satu genus (<i>Equus</i>).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Zebra.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Verdana",sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ref. <a href="https://khaledalsabt.com/explanations/1750/%D8%B4%D8%B1%D8%AD-%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%B9%D8%A8-%D8%A8%D9%86-%D8%AC%D8%AB%D8%A7%D9%85%D8%A9-%D8%B1%D8%B6%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%86%D9%87-%D8%A7%D9%86%D8%A7-%D9%84%D9%85-%D9%86%D8%B1%D8%AF%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%83-%D8%A7%D9%84%D8%A7-%D8%A7%D9%86%D8%A7-%D8%AD%D8%B1%D9%85">:
Penjelasan Asy-Syaikh Khaalid As-Sabt <i>hafidhahullah</i></a>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-25133363609335610092019-03-09T14:40:00.000+07:002019-03-09T17:52:25.152+07:00Kebaikan Orang Kafir<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBQHN_DSkr3OPqSOn_VRyCIFdtfN5Nmq2GOPKb1JfFXIXAm8Onf0t7J25corQb6j6-hMvaxhesOPfdo2KXl311dqaqlYSdiW9HZsXuZMis0h5PhFVl4Ghk6ZfiIIUnReFwZLBv9n_KoIl-/s1600/ribbon-cutting-424.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="333" data-original-width="424" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBQHN_DSkr3OPqSOn_VRyCIFdtfN5Nmq2GOPKb1JfFXIXAm8Onf0t7J25corQb6j6-hMvaxhesOPfdo2KXl311dqaqlYSdiW9HZsXuZMis0h5PhFVl4Ghk6ZfiIIUnReFwZLBv9n_KoIl-/s200/ribbon-cutting-424.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apakah
ada orang kafir yang baik hati ? Ada, tidak sedikit. Tentu kita tidak lupa
tentang Abu Thaalib, paman Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.
Dirinya telah mengorbankan segala yang ia miliki untuk membela Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dari ancaman orang-orang kafir Quraisy. Akan tetapi di akhir hayatnya ia tetap
tidak mau masuk Islam. Lantas bagaimana nasibnya di akhirat ? Bahagia atau
celaka ? Jawab : celaka.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عن الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: مَا أَغْنَيْتَ عَنْ عَمِّكَ
فَإِنَّهُ كَانَ يَحُوطُكَ وَيَغْضَبُ لَكَ، قَالَ: هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ
نَارٍ، وَلَوْلَا أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Al-'Abbaas bin 'Abdil-Muthallib <i>radliyallaahu 'anhu</i>, ia berkata kepada
Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : “Apakah engkau bisa memberikan sesuatu
kepada pamanmu (Abu Thaalib). Sesungguhnya ia dulu telah melindungimu dan marah
untuk (membela)-mu”. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda : “<i>Ia berada di pinggir neraka
yang dangkal. Seandainya saja bukan karena aku (syafa’atku), niscaya ia berada
di dalam kerak neraka paling dalam</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no.
3883].</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Amal
kebaikan orang kafir di dunia tidak akan bermanfaat untuk menyelamatkannya dari
siksa neraka. Tokoh wanita kafir peraih Nobel perdamaian, yang suka menolong
orang-orang miskin dan lemah, namun memurtadkan banyak orang serta memindahkan satu
bentuk kekafiran (penyembah sapi) kepada kekafiran yang lain (penyembah 'Isa <i>'alaihis-salaam</i>
dan ibunya<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Kebaikan%20Orang%20Kafir.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>);
bagaimana nasibnya kelak di akhirat ?. Jawab : neraka. Ini jawaban dalam
perspektif ‘aqidah Islam<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Kebaikan%20Orang%20Kafir.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Banyak
contoh lain yang semisal. Diantara yang terdapat dalam riwayat adalah sosok Mulaikah,
ibu Salamah bin Yaziid Al-Ju'fiy <i>radliyallaahu 'anhu</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ سَلَمَةَ بْنِ يَزِيدَ الْجُعْفِيِّ،
قَالَ: انْطَلَقْتُ أَنَا وَأَخِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: قُلْنَا: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أُمَّنَا مُلَيْكَةَ كَانَتْ تَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَقْرِي
الضَّيْفَ، وَتَفْعَلُ وَتَفْعَلُ، هَلَكَتْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَهَلْ ذَلِكَ
نَافِعُهَا شَيْئًا؟ قَالَ: لَا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Salamah bin Yaziid Al-Ju'fiy, ia berkata : Aku bersama saudaraku pernah pergi
menemui Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Kami berkata (kepada beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)
: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibu kami, Mulaikah, dulu orang yang
gemar menyambung silaturahim, memuliakan tamu, dan berbuat banyak kebaikan. Ia
telah meninggal semasa Jahiliyyah. Apakah kebaikannya tersebut bermanfaat
baginya?". Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> menjawab : "<i>Tidak</i>"
[Diriwayatkan oleh Ahmad 3/478; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam
riwayat lain dari jalan Ibnu Mas'uud :<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: جَاءَ ابْنَا
مُلَيْكَةَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَا: إِنَّ أُمَّنَا كَانَتْ تُكْرِمُ
الزَّوْجَ، وَتَعْطِفُ عَلَى الْوَلَدِ، قَالَ: وَذَكَرَ الضَّيْفَ غَيْرَ
أَنَّهَا كَانَتْ وَأَدَتْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، قَالَ: " أُمُّكُمَا فِي
النَّارِ "، فَأَدْبَرَا، وَالشَّرُّ يُرَى فِي وُجُوهِهِمَا، فَأَمَرَ
بِهِمَا، فَرُدَّا، فَرَجَعَا وَالسُّرُورُ يُرَى فِي وُجُوهِهِمَا، رَجِيَا أَنْ
يَكُونَ قَدْ حَدَثَ شَيْءٌ، فَقَالَ: أُمِّي مَعَ أُمِّكُمَا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
Ibnu Mas'uud, ia berkata : Dua orang anak Mulaikah mendatangi Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>.
Mereka berkata : “Sesungguhnya ibu kami semasa hidupnya dulu memuliakan suami
dan berlemah-lembut kepada anak". Kemudian mereka menyebutkan siakp ibunya
terhadap tamu. Namun ibunya tersebut melakukannya pada masa Jahiliyyah (dan
kini telah meninggal). Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda : "<i>Ibu kalian di neraka</i>".
Maka mereka pergi dan kekecewaan terlihat di wajah keduanya. Keduanya lalu
diperintahkan untuk kembali dan nampak kegembiran di wajah keduanya. Mereka
berharap telah terjadi sesuatu. Namun Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
bersabda : “<i>Ibuku</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Kebaikan%20Orang%20Kafir.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i>
bersama ibu kalian berdua (di neraka)</i>" [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/398,
Al-Bazzaar dalam Al-Bahr no. 1534, dan yang lainnya].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
pula dengan kisah Ibnu Jud'aan yang meninggal dalam keadaan kafir semasa
Jahiliyyah.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، ابْنُ جُدْعَانَ، كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ يَصِلُ الرَّحِمَ،
وَيُطْعِمُ الْمِسْكِينَ، فَهَلْ ذَاكَ نَافِعُهُ؟ قَالَ: لَا يَنْفَعُهُ، إِنَّهُ
لَمْ يَقُلْ يَوْمًا: رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dari
'Aaisyah, ia berkata : "Wahai Rasulullah, Ibnu Jud'aan dulu di masa
Jahiliyyah selalu menyambung silaturahim dan memberi makan orang-orang miskin.
Apakah itu berguna baginya di akhirat?". Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
menjawab : "<i>Tidak akan berguna baginya, karena ia tidak pernah
mengucapkan : 'Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku di Hari Pembalasan nanti</i>"
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 214].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">An-Nawawiy
<i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَعْنَى هَذَا الْحَدِيث : أَنَّ مَا كَانَ
يَفْعَلهُ مِنْ الصِّلَة وَالْإِطْعَام وَوُجُوه الْمَكَارِم لَا يَنْفَعهُ فِي
الْآخِرَة ؛ لِكَوْنِهِ كَافِرًا ، وَهُوَ مَعْنَى قَوْله ﷺ : ( لَمْ يَقُلْ رَبّ
اِغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْم الدِّين ) أَيْ لَمْ يَكُنْ مُصَدِّقًا بِالْبَعْثِ
، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّق بِهِ كَافِر وَلَا يَنْفَعهُ عَمَل</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Makna
hadits ini : apa saja yang ia perbuat dahulu berupa menyambung silaturahim,
memberi makan (orang-orang miskin), dan perbuatan mulia tidak bermanfaat
baginya di akhirat dikarenakan dirinya berstatus kafir. Itulah makna sabda
beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : ‘<i>Ia tidak pernah mengucapkan : Ya
Allah, ampunilah dosa-dosaku di Hari Pembalasan nanti</i>’; yaitu ia tidak
membenarkan hari kebangkitan. Dan barangsiapa yang tidak membenarkan hari
kebangkitan, maka ia kafir dan tidak bermanfaat baginya amal kebaikan (kelak di
akhirat)” [<i>Syarh Shahiih Muslim</i>, 3/87].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> telah berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ
حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ
مِنْ أَنْصَارٍ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun</i>" [QS. Al-Maaidah : 72].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا
فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi</i>"
[QS. Aali 'Imraan : 85].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ
عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan
Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan</i>" [QS. Al-Furqaan : 23].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاءِ
الآخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui
akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari
apa yang telah mereka kerjakan</i>" [QS. Al-A'raf : 147].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Qaadliy
'Iyaadl <i>rahimahulah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَدْ اِنْعَقَدَ الْإِجْمَاع عَلَى أَنَّ
الْكُفَّار لَا تَنْفَعهُمْ أَعْمَالهمْ ، وَلَا يُثَابُونَ عَلَيْهَا بِنَعِيمٍ
وَلَا تَخْفِيف عَذَاب ، لَكِنَّ بَعْضهمْ أَشَدّ عَذَابًا مِنْ بَعْض بِحَسَبِ
جَرَائِمهمْ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Dan
telah terjadi ijmaa' bahwasannya amal kebaikan orang-orang kafir tidak akan
memberikan manfaat bagi mereka, tidak akan diberikan pahala atasnya berupa
kenikmatan dan keringanan adzab. Akan tetapi sebagian mereka diberikan adzab
yang lebih keras dibandingkan yang lain sesuai dengan kadar kejahatan/dosa
mereka" [<i>Syarh Shahiih Muslim</i>, 3/87].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tidak akan pernah berbuat dhalim terhadap
hamba-Nya. Amal kebaikan mereka (orang-orang kafir) akan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> balas di dunia dengan lunas, sedangkan di
akhirat mereka tak lagi mempunyai kebaikan untuk dibalas sehingga neraka adalah
tempat kembalinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا
يُبْخَسُونَ * أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ
وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?</i>" [QS. Huud :
15-16].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Nabi
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مُؤْمِنًا
حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا، وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ، وَأَمَّا
الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا
حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
Allah </i></span><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span></i><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tidak mendhalimi satu kebaikan pun dari seorang mukmin, diberi
dengannya di dunia dan dibalas dengannya di akhirat. Adapun orang kafir, ia
diberi makan dengan kebaikan yang dilakukannya karena Allah di dunia; hingga
apabila tiba di akhirat, dirinya tidak memiliki kebaikan untuk dibalas</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2808].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semoga
yang sedikit ini ada manfaatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 09032019]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">NB
: Di bawah adalah cuplikan pemahaman agama Islam Nusantara yang baru direkayasa
seseorang untuk mengakomodasi penganut agama lain dalam ‘aqidah Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Kebaikan%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Nasrani sering mengatakan mereka tidak Maryam
(Maria) dan/atau patungnya, akan tetapi hanya sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> dengan
sedekat-dekatnya saja. Maryam/Maria dikultuskan kaum Nasrani (Katolik) dalam peribadahan
mereka. Dalam ‘aqidah Islam, ini adalah kesyirikan sebagaimana kesyirikan
orang-orang musyrik Arab yang difirmankan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ
دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ
اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ingatlah,
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar</i>” [QS. Az-Zumar : 3].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Kebaikan%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ
ابْنُ مَرْيَمَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
telah KAFIRLAH orang-orang yang berkata : 'Sesungguhnya Allah itu ialah Al
Masih putra Maryam</i>" [QS. Al-Maaidah : 17].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ
وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ
لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
KAFIRLAH orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari
yang tiga</i><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span><i>",
padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih</i>"
[QS. Al-Maaidah : 73].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/Kebaikan%20Orang%20Kafir.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Disebutkan dalam sebuah hadits:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: زَارَ
النَّبِيُّ ﷺ قَبْرَ أُمِّهِ، فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ، فَقَالَ: "
اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي،
وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي، فَزُورُوا الْقُبُورَ
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ "</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dari Abu Hurairah, ia
berkata : “(pada suatu waktu) Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
berziarah ke kubur ibunya, lalu beliau menangis sehingga orang-orang di sekitar
beliau pun ikut menangis. Beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
bersabda : “</span><i><span lang="SV" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sesungguhnya aku telah memohon izin Rabb-ku untuk memintakan ampun untuknya,
namun Ia tidak mengizinkanku. Dan aku meminta izin-Nya untuk menziarahi
kuburnya, dan Ia mengizinkanku. Maka </span></i><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">berziarahlah kalian ke
kubur, karena itu akan mengingatkan kalian kepada kematian</span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">” </span></i><span lang="SV" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">[N</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">o. 976].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">An-Nawawiy <i>rahimahullah
</i>berkata tentang hadits di atas:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">فِيهِ جَوَاز زِيَارَة الْمُشْرِكِينَ فِي
الْحَيَاة ، وَقُبُورهمْ بَعْد الْوَفَاة ؛ لِأَنَّهُ إِذَا جَازَتْ زِيَارَتهمْ
بَعْد الْوَفَاة فَفِي الْحَيَاة أَوْلَى ، وَقَدْ قَالَ اللَّه تَعَالَى : {
وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا } وَفِيهِ : النَّهْي عَنْ الِاسْتِغْفَار
لِلْكُفَّارِ . قَالَ الْقَاضِي عِيَاض رَحِمَهُ اللَّه : سَبَب زِيَارَته صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرهَا أَنَّهُ قَصَدَ قُوَّة الْمَوْعِظَة
وَالذِّكْرَى بِمُشَاهَدَةِ قَبْرهَا ، وَيُؤَيِّدهُ قَوْله صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِر الْحَدِيث : ( فَزُورُوا الْقُبُور فَإِنَّهَا
تُذَكِّركُمْ الْمَوْت ) .</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Dalam hadits tersebut
terdapat penjelasan tentang kebolehan untuk menziarahi orang-orang musyrik saat
masih hidup, dan menziarahi kubur mereka setelah meninggal. Hal itu dikarenakan
apabila diperbolehkan untuk menziarahi mereka setelah meninggal, maka ketika
hidup lebih layak untuk kebolehannya. Allah </span><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span></i><span dir="LTR"></span><i><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> </span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">telah berfirman: ‘<i>Dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik’</i> (QS. Luqmaan : 15). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dalam
hadits tersebut juga terdapat penjelasan tentang larangan untuk memintakan
ampun kepada orang-orang kafir. Al-Qaadliy ‘Iyaadl <i>rahimahullah </i>berkata
: ‘Faktor penyebab ziarahnya Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> ke
kubur ibunya yaitu karena beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> ingin
menguatkan nasihat dan peringatan dengan mengunjungi kuburnya’. Hal tersebut
dikuatkan dengan sabda beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> yang ada di akhir hadits : ‘<i>Berziarahlah kalian ke kubur,
karena itu akan mengingatkan kalian kepada kematian</i>” [<i>Syarh Shahih
Muslim</i>, 7/45].</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 8.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmvLWM6ruaLnxopG8-GtUZd4Hfs0VPZDT8kq_WUpKMhbQryWtlzpjkRLXsCeE7JQNzXR8phTH9WvAoercr0_X-P7cvp01yBkM4yftQ64a_RCjwxOZHU64Nm7RdyfghjkrWNnxiYB2RBe7L/s1600/NU_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1054" data-original-width="1079" height="390" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmvLWM6ruaLnxopG8-GtUZd4Hfs0VPZDT8kq_WUpKMhbQryWtlzpjkRLXsCeE7JQNzXR8phTH9WvAoercr0_X-P7cvp01yBkM4yftQ64a_RCjwxOZHU64Nm7RdyfghjkrWNnxiYB2RBe7L/s400/NU_jauzaa.jpg" width="400" /></a></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-9789356190287655682019-03-09T12:46:00.001+07:002019-03-09T17:50:06.198+07:00KAFIR !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD8sG4tCryOEWFxvUWHEj3gmNwArrGJ_9_HTFE-QQKRpxq1gZy9R6YYvtWWMyppGMsEKddO-rqeiIauUW1OUzf1q0z1EycIwVaRcy3Nu07HZjbB3sKj5R-SgFpwveoaY3Oe0-sx2pOrTno/s1600/Kafir_jauzaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1313" data-original-width="1170" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD8sG4tCryOEWFxvUWHEj3gmNwArrGJ_9_HTFE-QQKRpxq1gZy9R6YYvtWWMyppGMsEKddO-rqeiIauUW1OUzf1q0z1EycIwVaRcy3Nu07HZjbB3sKj5R-SgFpwveoaY3Oe0-sx2pOrTno/s320/Kafir_jauzaa.jpg" width="285" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semenjak
kemunculan paham agama Islam Nusantara, ‘aqidah Islam terancam dirusak dari
dalam. Permisivisme terhadap praktek-praktek non-syari’at dengan dalih
mengakomodasi kultur/budaya lokal mulai gencar dilakukan. Seperti misal
pembelaan praktek pemberian sesajen <i>ala </i>Hindu dan animisme, ritual mapag
Dewi Sri, nyadran, dan yang lainnya dari praktek-praktek bermuatan kesyirikan<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Sekat-sekat yang membatasi muslim dan kafir secara sistematis ingin di-<i>uninstall</i>.
Dikatakan, semua agama mempunyai kesempatan masuk surga. Dalam kesempatan lain,
istilah kafir harus dihilangkan dalam lisan warga muslim Indonesia dan
digantikan dengan ‘warga negara non-muslim’; sebagaimana terkutip dalam (inti) hasil
pertemuan naas sebuah ormas beberapa waktu lalu. (Herannya), dibela pula oleh
tokoh agama lulusan S3 Timur Tengah yang namanya pernah tersebut dalam kasus dugaan
korupsi pertambangan yang ditangani KPK. Bak gayung bersambut, <i>assist</i>
‘fatwa’ yang diberikan ormas tersebut disambut gembira ria banyak oknum yang
dikenal anti-syari’at Islam.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Diantara
celoteh mereka dari kalangan partisan : <span style="color: blue;">“<i>….Kafir
adalah terminologi Qurani, namun siapa yg kafir, tersesat, siapa yg paling
beriman, ini yg paling tahu hanya Tuhan, yg bisa kita lakukan melawan
pengkafiran di ruang publik…… Dorong saja aturan klau pengkafiran itu masuk dlm
ujaran kebencian (hate speech), saya akan berjuang unt ini</i></span>”.
Siap-siap saja orang yang mengatakan ‘kafir’ akan dituntut masuk bui. Sudah ada
pihak yang berkeinginan mewujudkannya. Tidak cukup itu. Orang PGI yang tidak paham
syari’at Islam urun bicara. Mereka merasa senang dan memberi dukungan. Ada pula
pihak yang siap meneror secara psikis. Kalau ada yang bilang kafir lagi, dapat
ganjaran tempeleng tangan. Lengkap sudah perangkatnya. Ada juru fatwanya, ada
intelektual agama pembelanya, ada (persiapan) perangkat politiknya, dan ada
tukang pukulnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Lantas,
apa <i>sih</i> sebenarnya makna kafir itu ? Siapa saja yang termasuk orang
kafir ? Dan apakah orang kafir selamat masuk surga ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kafir
dalam Kamus Bahasa Indonesia terdefinisi sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: "sitka text"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">kafir : </span></i></b><i><span style="font-family: "sitka text"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">n tidak
percaya kpd Allah dan Rasul-Nya<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[Kamus
Bahasa Indonesia, hal. 657; Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Cet.
Thn. 2008].<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kafir
(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كافر</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) adalah isim faa’il dari kata <i>kafara</i>
(</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كَفَرَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>) – <i>kafara, yakfuru, kufran wa kufraanan</i>.
Jamaknya <i>kuffaar</i> (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كُفَّارٌ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>). Kata <i>kafara </i>secara bahasa artinya
‘menutupi’. Petani disebut <i>kaafir</i> (dengan bentuk jamak <i>kuffaar</i>)
karena ia menggali benih di tanah lalu menutupinya, sebagaimana terdapat dalam
firman Allah </span><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span></i><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ <b>الْكُفَّارَ</b>
نَبَاتُهُ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani</i>” [QS. Al-Hadiid : 20].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Adapun
secara istilah, Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah <i>rahimahullah </i>menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">والكفر هو عدم الايمان سواء
كان معه تكذيب أو إستكبار أو إباء أو إعراض فمن لم يحصل فى قلبه التصديق والانقياد
فهو كافر</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Kufur
adalah ketiadaan iman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan pendustaan,
kesombongan, penolakan, atau berpaling<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Maka barangsiapa yang tidak didapatkan dalam hatinya <i>tashdiiq</i>
(pembenaran) dan <i>inqiyaad</i> (ketundukan), maka ia kafir” [<i>Majmuu’
Al-Fataawaa</i>, 7/639].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
pula Ibnu Hazm <i>rahimahullah</i> yang berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">الجحد لشيء مما صح البرهان أنه
لا إيمان إلا بتصديقه كفرٌ ، والنطق بشيء من كل ما قام البرهان أن النطق به كفرٌ
كفر ، والعمل بشيء مما قام البرهان بأنه كفرٌ كفر</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Mengingkari
sesuatu yang telah shahih petunjuk/dalilnya bahwa tidak ada keimanan melainkan
dengan membenarkannya; adalah kekufuran. Mengucapkan sesuatu yang telah ada
petunjuk/dalil bahwa mengucapkannya merupakan kekufuran; adalah kekufuran.
Mengamalkan sesuatu yang telah ada petunjuk/dalil bahwa mengamalkannya
merupakan kekufuran; adalah kekufuran” [<i>Al-Fash</i>, 3/256].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kekufuran
adalah lawan dari keimanan. As-Suyuuthiy <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ما كان تركه كفرا ، ففعله
إيمان ، وما لا فلا</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Segala
sesuatu yang dengan meninggalkannya disebut kekufuran, maka mengerjakannya
adalah keimanan. Dan apa saja yang tidak demikian, maka tidak pula demikian” [</span><a href="http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?bk_no=36&ID=387&idfrom=573&idto=579&bookid=36&startno=4"><i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Asybah
wan-Nadhaair</span></i></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">So</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, di
sini jelas. Dalam konteks agama Islam secara global, barangsiapa yang tidak
beriman dengan pokok-pokok syari’at Islam, maka kafir hukumnya. Karena itu, dalam
Al-Qur’an disebutkan beberapa golongan orang-orang kafir, diantaranya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Orang Musyrik
Penyembah Berhala<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ
بِآيَاتِهِ أُولَئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا
جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ
أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Maka
siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap
Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian
yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfudh); hingga bila datang
kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu
itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu
sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab:
"Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka
mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah ORANG-ORANG YANG KAFIR</i>"
[QS. Al-A'raaf : 37].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لا
يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ
لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلا فِي
ضَلالٍ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Hanya bagi
Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka
sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka,
melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air
supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya.
Dan doa (ibadah) ORANG-ORANG KAFIR itu, hanyalah sia-sia belaka</i>” [QS.
Ar-Ra’d : 14].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ثُمَّ قِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تُشْرِكُونَ * مِنْ دُونِ
اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا بَلْ لَمْ نَكُنْ نَدْعُو مِنْ قَبْلُ شَيْئًا
كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ الْكَافِرِينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Kemudian
dikatakan kepada mereka: "Manakah berhala-berhala yang selalu kamu
persekutukan (yang kamu sembah) selain Allah?" Mereka menjawab:
"Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tiada pernah
menyembah sesuatu". Seperti demikianlah Allah menyesatkan ORANG-ORANG
KAFIR</i>” [QS. Al-Mu’min : 73-74].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dikarenakan kekafiran
mereka, maka tempat kembalinya adalah neraka, sebagaimana perkataan Ibraahiim <i>‘alaihis-salaam</i>
terhadap kaumnya:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَالَ إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا
مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ
النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan berkata
Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah
adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan
dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang
lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat
kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun</i>” [QS.
Al-Ankabuut : 25].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Orang Kristen
(Nasrani)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ
ابْنُ مَرْيَمَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
telah KAFIRLAH orang-orang yang berkata : 'Sesungguhnya Allah itu ialah Al
Masih putra Maryam</i>" [QS. Al-Maaidah : 17].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ
وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ
لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
KAFIRLAH orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari
yang tiga</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i>",
padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih</i>"
[QS. Al-Maaidah : 73].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا
أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ * قُلْ إِنَّ الَّذِينَ
يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لا يُفْلِحُونَ * مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا
ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَا
كَانُوا يَكْفُرُونَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Mereka
(orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak".
Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah
kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?. Katakanlah:
"Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah
tidak beruntung". (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian
kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang
berat, disebabkan KEKAFIRAN mereka</i>" [QS. Yuunus : 68-70].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا * لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا
إِدًّا * تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ
وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا * أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا * وَمَا
يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا * إِنْ كُلُّ مَنْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آَتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Dan mereka
berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak".
Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang SANGAT MUNGKAR, <u>hampir-hampir
langit pecah</u> karena ucapan itu, <u>dan bumi belah</u>, dan <u>gunung-gunung
runtuh</u>, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan
tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada
seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah selaku seorang hamba</i>" [QS. Maryam: 88-93].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemana tempat kembali
mereka ?. Jawab : Neraka. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ
فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Sesungguhnya
orang-orang KAFIR yakni AHLI KITAB dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke
neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk</i>" [QS. Al-Bayyinah : 6].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ahli kitab adalah
orang-orang Nasrani dan Yahudi<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Orang (Beragama)
Yahudi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي
الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ
قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ
لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِنْ بَعْدِ مَوَاضِعِهِ
يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَذَا فَخُذُوهُ وَإِنْ لَمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Hai Rasul,
janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera
(memperlihatkan) KEKAFIRANNYA, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan
dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum
beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat
suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan
orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka mengubah
perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan:
"Jika diberikan ini (yang sudah diubah-ubah oleh mereka) kepada kamu, maka
terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah</i>"
[QS. Al-Maaidah : 41].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا
بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ
لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Yaitu
orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka
berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan
(mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak
mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa`ina", dengan
memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami
mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu
lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka,
karena KEKAFIRAN mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis</i>"
[QS. An-Nisaa' : 46].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى
الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"<i>Orang-orang
Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata:
"Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan
mulut mereka, mereka meniru perkataan ORANG-ORANG KAFIR yang terdahulu. DILAKNATI
Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?</i>" [QS At-Taubah :
30].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا
أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Mereka
(orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak".
Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah
kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?</i>” [QS. Yuunus :
68].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
مِنْ دِيَارِهِمْ لأوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا
أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ
حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ
بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي
الأبْصَارِ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dia-lah yang
mengeluarkan ORANG-ORANG KAFIR di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka
pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan
keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat
mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada
mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah
mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah
mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka
ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai
pandangan</i>” [QS. Al-Hasyr : 2].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لإخْوَانِهِمُ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ
مَعَكُمْ وَلا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ
لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Apakah kamu tiada
memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka
yang KAFIR dari kalangan Ahli Kitab: ‘Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya
kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh
kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami
akan membantu kamu’. Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka
benar-benar pendusta</i>” [QS. Al-Hasyr : 11].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sama nasibnya dengan orang
Nasrani dan orang kafir lainnya, orang Yahudi masuk neraka. Dalilnya QS.
Al-Bayyinah ayat 6 yang telah disebutkan di atas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jelas
sekali penunjukkan ayat-ayat di atas akan kekafiran orang penyembah berhala,
Nasrani (Kristen), dan Yahudi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kita
<b>harus meyakini</b> satu-satunya agama yang benar adalah Islam. Selain Islam,
<b>pasti kafir</b>. Barangsiapa yang memilih agama selain Islam, maka termasuk
orang yang merugi di akhirat. Siapa yang bilang ?. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan Rasul-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Saya hanya menukil dan mengimaninya (karena
<b>pasti benar</b>). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الإسْلامُ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam</i>” [QS. Aali ‘Imraan :
19].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Qataadah
bin Di’aamah <i>rahimahumallah</i> ketika menjelaskan ayat tersebut berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَالإِسْلامُ: شَهَادَةُ أَنَّ
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَالإِقْرَارُ بِمَا جَاءَ بِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ،
وَهُوَ دِينُ اللَّهِ الَّذِي شَرَّعَ لِنَفْسِهِ، وَبَعَثَ بِهِ رُسُلَهُ،
وَدَلَّ عَلَيْهِ أَوْلِيَاءَهُ، لا يَقْبَلُ غَيْرَهُ وَلا يَجْزِي إِلا بِهِ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
Islam itu adalah persaksian bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi
selain Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
dan menetapkan syari’at yang datang dari sisi Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. Itulah agama Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang disyari’atkan oleh diri-Nya, yang
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> utus dengannya para Rasul-Nya, dan Allah
memberikan petunjuk dengannya para kekasih-Nya. Allah tidak menerima agama
selain Islam dan tidak memberikan pahala melainkan dengannya” [Diriwayatkan
oleh Ath-Thabariy 5/281-282; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ
الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi</i>”
[QS. Aali ‘Imraan : 85].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ
بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا
نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا
كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Demi
Dzat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya. Tidaklah ada seorang pun dari
umat ini yang mendengar tentangku, baik Yahudi maupun Nasrani, kemudian ia
meninggal dalam keadaan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya,
kecuali ia termasuk penduduk neraka</i>” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 153].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Apa
<i>nggak </i>capek tangan Anda <i>nempeleng</i> jutaan orang yang mengatakan
kafir dan orang-orang kafir pasti masuk neraka dengan membaca ayat-ayat
dan riwayat di atas dalam ceramah dan nasihat/<i>taushiyyah </i>mereka ?. Apa
itu <i>nggak</i> ekuivalen dengan rasa kesal karena firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan sabda Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> ?. Apa <i>nggak </i>takut dosa karena rasa
marah dan kesal terhadap firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan sabda Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> ?. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kemudian,……
ada seseorang yang kasih ceramah beberapa waktu lalu dengan potongan transkrip
sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="color: red; font-family: "rockwell" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"….Istilah kafir berlaku ketika Nabi Muhammad di Mekkah, yaitu
untuk memberi, menyebut nama orang-orang penyembah berhala, paganis, yang tidak
memiliki kitab suci, tidak memiliki agama yang benar. Animism boleh dikata.
Agnostik. Klenik. Tapi setelah Nabi Muhammad hijrah ke Kota Madinah, tidak ada
istilah kafir untuk warga negara Madinah yang non muslim. Ada tiga suku non
muslim, (yaitu) suku Bani Qainuqa', Bani Quraidlah, wan-Nadhiir...disebut
non-muslim. Tidak disebut kafir. Ini harus kita jelaskan secara
ilmiah...."<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[selesai
kutipan]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ditambah
lagi halusinasi seseorang yang berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="color: #984806; font-family: "rockwell" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Maka, saat hijrah,
Rasul Shallallahu Alayhi Wasallam menyepakati piagam bernegara bersama seluruh
komponen di Madinah.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 27.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="color: #984806; font-family: "rockwell" , serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dalam piagam itu ada
hak dan kewajiban yang sama. Kata kafir tidak digunakan dalam piagam itu untuk
menyebut kelompok-kelompok Yahudi yang ikut dalam kesepakatan itu. Karena
piagam Madinah bukan tentang prinsip akidah tapi tentang membangun ruang
bersama untuk semua….”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[selesai
kutipan]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Omongan
<i>ndabul </i>alias dusta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ayat-ayat
di atas sebagai bantahannya. QS. An-Nisaa', Al-Maaidah, At-Taubah, Al-Hasyr, dan
Al-Bayyinah termasuk Madaniyyah (turun di Madinah), sehingga dipahami bahwa
konteks KEKAFIRAN Yahudi dan Nasrani (Kristen) di situ mencakup Yahudi dan
Nasrani penduduk Madinah. Selain itu, kekafiran tidak disebabkan faktor
geografis, akan tetapi disebabkan ‘aqidah dan amalan kekafiran yang dimiliki pelakunya.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
tidak dikatakan KAFIR kepada orang yang tidak beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya serta syari’at yang beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bawa<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>,
tidak beriman kepada Al-Qur’an<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>,
merubah ayat-ayat Allah, berbuat kesyirikan, dan mengakui Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">mempunyai anak ?. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tentang
QS. Aali ‘Imraan ayat 12:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا
سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>'Katakanlah
kepada orang-orang yang KAFIR: Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan
akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya</i>”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">maka
‘Aashim bin ‘Umar bin Qataadah <i>rahimahullah </i>(w. 126/127 H) – ulama <i>taabi’iin</i>
yang sangat menguasai ilmu <i>maghaaziy</i> – menjelaskan:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لَمَّا أَصَابَ اللَّهُ
قُرَيْشًا يَوْمَ بَدْرٍ، جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَهُودَ فِي سُوقِ بَنِي
قَيْنُقَاعَ، ثُمَّ قَدِمَ الْمَدِينَةَ، فَقَالَ: " يَا مَعْشَرَ يَهُودٍ
أَسْلِمُوا قَبْلَ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِمِثْلِ مَا أَصَابَ بِهِ قُرَيْشًا،
قَالُوا لَهُ: يَا مُحَمَّدُ لا يَغُرَّنَّكَ مِنْ نَفْسِكَ أَنْ قَتَلْتَ نَفَرًا
مِنْ قُرَيْشٍ كَانُوا أَعْمَارًا لا يَعْرِفُونَ الْقِتَالَ، إِنَّكَ وَاللَّهِ
لَوْ قَاتَلْتَنَا لَعَرَفْتَ أَنَّا نَحْنُ النَّاسَ، وَأَنَّكَ لَمْ تَلْقَ
مِثْلَنَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ﷻ فِي ذَلِكَ مِنْ قَوْلِهِمْ قُلْ لِلَّذِينَ
كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ إِلَى
قَوْلِهِ: لَعِبْرَةً لأُولِي الأَبْصَارِ "</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Ketika
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> memberikan kekalahan kepada kaum Quraisy
pada perang Badr, Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">(memerintahkan untuk) mengumpulkan
orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqaa’. Kemudian beliau tiba di Madinah lalu
bersabda : ‘<i>Wahai orang-orang Yahudi, masuklah ke agama Islam sebelum Allah
menimpakan kepada kalian kekalahan semisal yang menimpa orang-orang Quraisy</i>’.
Mereka berkata kepada beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">: ‘Wahai Muhammad, janganlah tertipu dengan
dirimu sendiri karena engkau telah membunuh sekelompok orang-orang Quraisy.
Mereka adalah orang-orang yang tidak berpengalaman lagi tidak mengerti tentang
peperangan. Sesungguhnya jika engkau memerangi kami – demi Allah –, niscaya
engkau akan tahu bahwa kami adalah ahlinya, dan engkau pun akan tahu bahwa engkau
belum pernah menemui orang sehebat kami (di medan perang)’. Maka Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
menurunkan ayat terkait perkataan mereka : <i>'Katakanlah kepada orang-orang
yang KAFIR: Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke
dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya
telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur).
Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang
dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah
mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai mata hati</i>’<i> </i>(QS. Aali 'Imraan : 12)” [Diriwayatkan oleh
Ibnu Abi Haatim dalam <i>Tafsiir</i>-nya no. 3234; sanadnya hasan hingga
‘Aashim<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Ishaaq <i>rahimahullah </i>– ulama ahli sejarah – menetapkannya juga
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnul-Mundzir dalam <i>Tafsiir</i>-nya no. 272
dengan sanad hasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Intinya</span></b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">, QS.
Aali 'Imraan ayat 12 berbicara kepada orang-orang KAFIR dari kalangan Yahudi
Madinah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Juga
tentang ayat:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لأوَّلِ الْحَشْرِ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dia-lah
yang mengeluarkan ORANG-ORANG KAFIR di antara ahli Kitab dari kampung-kampung
mereka pada saat pengusiran kali yang pertama</i>” [QS. Al-Hasyr : 2]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Mujaahid
bin Jabr Al-Makkiy dan Qataadah bin Di’aamah <i>rahimahumallah</i> menjelaskan
ayat tersebut berkenaan dengan Yahudi Bani Nadliir [Diriwayatkan oleh
Ath-Thabariy dalam <i>Jaami’ul-Bayaan</i>, 22/497; sanadnya shahih dari
perkataan Mujaahid dan Qataadah]. Inilah yang dikuatkan oleh Ath-Thabariy <i>rahimahullah</i>
[<i>idem</i>, 22/496-497].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tentang
piagam Madinah, ada <i>statement</i> yang menetapkan eksistensi kata “kafir” di
dalamnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Muhammad
bin Musim bin Syihaab Az-Zuhriy <i>rahimahullah </i>meriwayatkan sebagian butir
kesepakatan dalamn Piagam Madinah itu sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا يَقْتُلُ مُؤْمِنٌ
مُؤْمِنًا فِي كَافِرٍ، وَلا يَنْصُرُ كَافِرًا عَلَى مُؤْمِنٍ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Seorang
mukmin tidak boleh membunuh mukmin yang lain karena pembunuhan terhadap ORANG
KAFIR, dan tidak boleh menolong ORANG KAFIR untuk membunuh orang mukmin….”
[Diriwayatkan oleh Al-Qaasim bin Sallaam dalam <i>Al-Amwaal</i> no. 518 dan
Ibnu Zanjuuyah dalam <i>Al-Amwaal </i>no. 750 dengan sanad shahih sampai
Az-Zuhriy].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Ishaaq <i>rahimahullah </i>juga meriwayatkannya sebagaimana disebutkan dalam <i>‘Uyuunul-Atsar</i>
oleh Ibnu Sayyidin-Naas Al-Ya’muriy, 1/318.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">So</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">,
Yahudi dan Nasrani dalam perspektif syari’at dinamakan KAFIR, baik sebelum atau
setelah Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
hijrah ke Madinah, sampai hari ini dan sampai hari kiamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibnu
Hazm <i>rahimahullah</i> berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">واتفقوا على تسمية اليهود
والنصارى كفارًا</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">"Para
ulama sepakat dalam penamaan Yahudi dan Nasrani (Kristen) sebagai orang-orang
kafir” [<i>Maraatibul-Ijmaa’</i>, hal. 119 – melalui perantaraan <i>Muhammad
‘Imaarah fii Miizaani Ahlis-Sunnah wal-Jamaa’ah </i>hal. 377].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Al-Ghazaaliy
<i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اليهود والنصارى وأهل الملل كلهم
من المجوس وعبدة الأوثان وغيرهم، فتكفيرهم منصوص عليه في الكتاب ومجمع عليه بين الأمة</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Yahudi,
Nasrani (Kristen), serta semua penganut agama lain dari kalangan Majusi,
penyembah berhala, dan yang lainnya; maka pengkafiran terhadap mereka termaktub
dalam nash-nash Al-Qur’an dan disepakati oleh umat Islam” [<i>Al-Iqtishaad
fil-I’tiqaad </i>– melalui perantaraan <i>As-Sabiilu fii Ushuulil-Fiqh</i>,
1/77].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyyah <i>rahimahullah </i>berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">فإن اليهود والنصارى كفار كفرا
معلوما بالإضطرار من دين الإسلام</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Sesungguhnya
Yahudi dan Nasrani (Kristen) adalah orang-orang kafir, dengan kekufuran yang
diketahui secara pasti dalam agama Islam” [<i>Majmuu’ Al-Fataawaa</i>, 35/201].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sekali
lagi :</span></b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"> Statusnya kafir, dinamakan kafir, dan wajib dikafirkan; berlaku semenjak zaman Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
hingga hari kiamat kelak. Tidak akan pernah berubah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Lantas
ada sebagian orang tergopoh-gopoh bikin '<i>noise</i>'<i> </i>bahwa pembelaan fatwa/rekomendasi
(nyleneh) tersebut untuk menghindari konflik dalam pergaulan sosial akibat
panggilan seorang muslim kepada temannya yang Kristen, Katolik, Hindu, Budha,
dan Konghucu: “<i>Hai kafir !!</i>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ini
adalah halusinasi yang terlalu berlebihan. Adakah kita dalam keseharian memanggil
saudara kita (jika ada)<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>,
kolega/rekan kita, atasan-bawahan kita yang beragama bukan Islam dengan : “<i>Hai
kafir, saya mau kasih kamu sesuatu. Hai kafir, ke sini dong. Hai kafir, saya
mau pergi….dst</i>”. Mereka memanggil dengan namanya, atau dengan awalan “<i>Bapak,
Ibu, Mas, Mbak, Teteh, Akang, Koh, Bli, Mbok,… </i>dan yang lainnya. Ini
realitas umum yang tidak dikarang-karang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
belum pernah menemukan ustadz atau ulama yang mengajarkan untuk memanggil dalam
pergaulan sehari-hari dengan ‘<i>hai kafir</i>’, walaupun ‘aqidah/keimanan mereka memang kafir. Kalaupun ada, sudah pasti ini <i>outlier</i>
yang tidak boleh dijadikan sarana generalisasi. Disamping menegaskan KEKAFIRAN
orang yang beragama selain Islam (dan kita memang harus meyakini dan
mengikrarkannya), Al-Qur’an dan hadits tak luput menjelaskan bagaimana cara
berinteraksi dengan orang-orang kafir non-Islam. Akan saya contohkan….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tahu
Fir’aun kan ?. Itu,…. orang yang mengaku tuhan dan berbuat kerusakan di muka
bumi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا
أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
berkata Firaun: ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain
aku</i>” [QS. Al-Qashshash : 38].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلا فِي
الأرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ
أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sesungguhnya
Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya
berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak
laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya
Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan</i>” [QS. Al-Qashshash : 4].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tapi
apa yang diperintahkan Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
kepada Musa <i>‘alaihis-salaam</i> saat Ia memerintahkannya untuk berkomunikasi
dengannya dalam rangka meluruskan dan mendakwahinya ?. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> berfirman (kepada Musa <i>‘alaihis-salaam</i>):<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ
إِنَّهُ طَغَى * فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Pergilah
kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan <b>kata-kata yang lemah lembut</b>,
mudah-mudahan ia ingat atau takut</i>” [QS. Thaha : 43-44].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Allah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">juga
menceritakan kisah Nuuh <i>‘alaihis-salaam </i>ketika memanggil anaknya yang
tidak menyambut seruan dakwahnya untuk naik ke atas kapal:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي
مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ
ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh
memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "<b>Wahai
anakku</b>, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama
orang-orang yang kafir</i>” [QS. Huud : 42].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Nuuh
<i>‘alaihis-salaam </i>tetap memanggil anaknya dengan seruan kasih sayang : <i>yaa
bunayya</i> (wahai anaku), bukan “<i>hai kafir, naiklah ke atas kapal</i>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Begitu
pula dengan cara berkomunikasi Ibraahiim <i>‘alaihis-salaam </i>kepada ayahnya,
Azhar, yang menyembah berhala. Allah <i>ta’ala </i>berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ
إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا * إِذْ قَالَ لأبِيهِ يَا أَبَتِ
لِمَ تَعْبُدُ مَا لا يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا * يَا
أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي
أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا * يَا أَبَتِ لا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ
الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا * يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ
يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Ceritakanlah
(Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia
adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia
berkata kepada bapaknya: ‘<b>Wahai bapakku</b>, mengapa engkau menyembah
sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolongmu
sedikitpun. <b>Wahai bapakku</b>, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian
ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku
akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. <b>Wahai bapakku</b>, janganlah
kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah. <b>Wahai bapakku</b>, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan
ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan</i>”
[QS. Maryam: 41-42].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ibraahiim
tidak menyebut ‘<i>Wahai kafir</i>’, akan tetapi panggilan penuh adab yaitu <i>yaa
abati</i> (wahai ayahku). Bersamaan dengan itu, Ibraahiim tetap menganggap ayahnya
adalah orang yang sesat, sebagaimana firman Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> tentang doa Ibraahiim <i>‘alaihis-salaam</i>:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَاغْفِرْ لأبِي إِنَّهُ كَانَ
مِنَ الضَّالِّينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
ampunilah bapakku</i><a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i>,
karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan <b>orang-orang yang sesat</b></i>”
[QS. Asy-Syu’araa’ : 86].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Tentu
ini berbeda konsep dengan Islam Liberal dan agama Islam Nusantara yang hendak berdalih
dengan masalah komunikasi untuk mengeliminasi pengakuan kekafiran dalam lisan
seorang muslim terhadap penganut agama lain. Hendak membungkam lisan kita untuk
menyatakan kekafiran orang yang beragama selain Islam.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kalaupun
ada sebagian orang yang dalam kesehariannya memanggil temannya yang tidak
beragama Islam dengan “<i>Hai kafir, ke sini</i>” dan yang semisal dengan
perkataan ini; saya yakin sedikit jumlahnya. Dan kebanyakan dari yang sedikit
itu justru ditimbulkan akibat konflik sosial lain sehingga memanas (timbul
kemarahan, emosi) bermuara pada sentimen keagamaan. Juga debat-debat di dunia
maya antar umat beragama saling caci-maki yang mayoritasnya menggunakan
akun anonim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kalaupun
mau mengatur, aturlah masalah ketertiban umum dan kerukunan bersama di luar
masalah yang telah diatur/ditetapkan oleh agama. Tidak usah <i>sok-sokan</i> menjadi
pahlawan ingin merubah aturan agama dengan dalih menjaga toleransi kebhinekaan.
Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> yang menciptakan manusia (jauh) lebih tahu
kemaslahatan ciptaan-Nya. Dan kenyataannya, dari semenjak zaman Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>, para sahabat, <i>taabi’iin</i>, <i>atbaa’ut-taabi’iin</i>,
imam yang empat, para ulama Ahlus-Sunnah setelahnya, dan masyarakat Islam secara
umum tidak ada masalah dengan kata ‘kafir’ tersebut. Aman-aman saja. Mereka
tetap hidup damai menjauhi kedhaliman terhadap orang lain walaupun berstatus kafir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebaliknya,
kaum muslimin sama sekali tidak merasa keberatan dianggap sebagai domba sesat,
kafir, golongan yang tidak selamat, akan disiksa para dewa, atau semisal yang
saya pribadi tidak tahu secara persis peristilahan setiap agama. Kita tetap
menghormati mereka, tidak mendhalimi mereka meskipun mereka meyakini hal-hal
tersebut kepada kita (kaum muslimin). Dan memang itu telah berjalan selama ini.
Jadi apa masalahnya ?. Saya tahu, banyak Anda menjadi ompong giginya saat
berhadapan dengan orang non-Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Saya
tidak mengingkari kalau ada seorang muslim menyebut temannya yang tidak
beragama Islam dengan kata ‘non-muslim’. Tidak masalah<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Dan memang ini cukup elegan kita terapkan dalam pergaulan sehari-hari. Tapi
bukan berarti kita pensiun mengatakan kafir terhadap non-muslim. Tidak. Tetap
kita katakan secara ‘internal’, karena memang harus dikatakan sebagai bagian
dari ‘aqidah yang harus ada pada setiap muslim. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dengan
mengatakan non-muslim <b>bukan berarti</b> kita <u>tidak</u> mengamalkan ayat:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ
الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ
فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً
وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Janganlah
orang-orang mukmin mengambil ORANG-ORANG KAFIR <u>menjadi wali</u> dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari
sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri
(siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu)</i>” [QS. Aali ‘Imraan : 28].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ
اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil ORANG-ORANG YAHUDI DAN
NASRANI <u>menjadi pemimpin-pemimpin (mu)</u>; sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim</i>”
[QS. Al-Maaidah : 55].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَلا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ
حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلأمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ
أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ
مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى
النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ
وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan
janganlah kamu <u>nikahi</u> WANITA-WANITA MUSYRIK, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari WANITA MUSYRIK, walaupun
dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu <u>menikahkan</u> ORANG-ORANG MUSYRIK (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
lebih baik dari ORANG MUSYRIK walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran</i>” [QS. Al-Baqarah : 221].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ اللَّهُ
أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلا
تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ
لَهُنَّ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Hai
orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan
yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui
tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka
(benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami
mereka) orang-orang kafir. Mereka <u>tidak halal</u> bagi ORANG-ORANG KAFIR itu
dan ORANG-ORANG KAFIR itu <u>tidak halal</u> pula bagi mereka</i>” [QS.
Al-Mumtahanah : 10].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Dan
ayat-ayat lain yang berbicara tentang orang kafir dari kalangan musyrik,
Yahudi, Nasrani, dan yang lainnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Ayat-ayat
di atas tetap kita imani, amalkan, dan berlaku pada mereka (orang kafir). <b>Non-muslim
tetap kafir</b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Jangan
khawatir wahai bapak-bapak yang terhormat – presiden, menteri, gubernur,
bupati/walikota, dan pemangku jabatan lainnya – bahwa dengan ‘aqidah ini kami
akan menghancurkan bangsa ini, meneror penduduk non-muslim (kafir), membuat bom dan
meledakkannya di gereja, pura, dan vihara. Kami <i>insyaAllah </i>akan tetap
taat aturan – selama itu <i>ma’ruuf</i> – , menjaga keamanan dan ketertiban,
serta tidak melakukan pemberontakan terhadap penguasa yang sah<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Karena Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil-amri
di antara kamu</i>” [QS. An-Nisaa’ : 59].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Rasulullah
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> bersabda:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا، وَإِنِ
اسْتُعْمِلَ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dengar
dan taatlah, meskipun yang memerintahkan kalian adalah seorang budak Habsyiy
yang kepalanya seperti kismis</i>” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 693
& 696 & 7142, Ibnu Maajah no. 2860, dan yang lainnya].<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ
بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“<i>Wajib
atas seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa/umaraa’) pada
apa-apa yang ia sukai atau ia benci, kecuali apabila ia diperintah untuk
berbuat kemaksiatan. Apabila penguasa itu menyuruh untuk berbuat maksiat, maka
tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat</i>” [Diriwayatkan oleh Muslim no.
1839].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Inilah
yang diajarkan guru-guru kami saat mengajarkan prinsip-prinsip Ahlus-Sunnah
yang diantaranya berbunyi:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">وَلا نَرَى الْخُرُوجَ عَلَى
الأَئِمَّةِ وَلا الْقِتَالَ فِي الْفِتْنَةِ، وَنَسْمَعُ وَنُطِيعُ لِمَنْ وَلاهُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَمْرَنَا وَلا نَنْزِعُ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ، وَنَتَّبِعُ
السُّنَّةَ وَالْجَمَاعَةَ، وَنَجْتَنِبُ الشُّذُوذَ وَالْخِلافَ وَالْفُرْقَةَ</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">“Dan
kami memandang tidak bolehnya keluar ketaatan (memberontak) kepada para
pemimpin (kaum muslimin) dan mengobarkan peperangan di masa fitnah. Kami
senantiasa mendengar dan taat kepada orang yang Allah ‘azza wa jalla berikan
kekuasaan untuk mengatur urusan kami. Kami tidak akan melepaskan tangan kami
dari ketaatan. Kami mengikuti sunnah dan jama’ah, serta menjauhkan diri dari
keganjilan, penyelisihan, dan perpecahan”<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn13" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
[<i>Syarh Ushuuli I’tiqaad Ahlis-Sunnah wal-Jama’ah</i> oleh Al-Laalikaa’iy,
1/176-180 no. 321-322].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebagaimana
kami menolak perkataan para propagandis pluralisme dan liberalisme agama karena
Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka kami pun mentaati kalian – wahai pemimpin kami –
juga karena Al-Qur’an dan As-Sunnah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Sebagaimana
kami <b><span style="color: red;">menolak dengan tegas</span></b><span style="color: red;"> </span>paham <i>takfiriy </i>yang bermudah-mudah dalam mengkafirkan
sesama muslim, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>maka kami pun <b><span style="color: red;">menolak dengan tegas </span></b>paham Murji’ah yang tidak mau
mengkafirkan golongan yang ditetapkan secara jelas sebagai orang kafir oleh Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> dan Rasul-Nya </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> sebagaimana di atas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kami
berdoa kepada Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">agar para pemimpin negara ini senantiasa diberikan
petunjuk dapat menjalankan amanahnya dengan baik dalam mengurus rakyat serta
dijauhkan dari ulama-ulama <i>suu’</i> dan pembisik jahat yang akan membawa
musibah bagi negeri tercinta dan umat Islam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Kami
mencintai negeri kami dan menginginkan kebaikan bagi negeri kami<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftn14" name="_ftnref14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Wallaahu
a’lam bish-shawwaab</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">Semoga
ada manfaatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 10.0pt; line-height: 150%;">[abul-jauzaa’
– 09032019].<o:p></o:p></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca artikel : </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2018/04/modifikasi-kesyirikan.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Modifikasi
Kesyirikan</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Semoga tidak ada re-definisi untuk
mengakomodasi pemahaman agama Islam Nusantara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Silakan
buka website : </span><a href="https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kafir"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kafir</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Smartphone
</span></i><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">kita
juga dapat diinstal aplikasi KBBI : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbi5"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">https://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbi5</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sia-sia
punya HP berlabel ‘<i>smart (phone)</i>’, jika pemiliknya <i>stupid</i> hanya
dipakai buat nge<i>-game</i> dan <i>chatting</i>.</span><u><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 8.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></u></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Rincian macam-macam kekufuran (akbar) dapat
dibaca dalam artikel : </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2013/01/macam-macam-kekufuran.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Macam-macam
Kekufuran Akbar</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">. Adapun pembagian kekafiran secara global,
silakan dibaca artikel yang ditulis oleh guru kami, Ustadzunaa Yaziid Jawwas <i>hafidhahullah</i>
: </span><a href="https://almanhaj.or.id/3175-prinsip-ahlus-sunnah-wal-jamaah-terhadap-masalah-kufur-dan-takfir-pengkafiran.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Prinsip
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Terhadap Masalah Kufur Dan Takfir (Pengkafiran)</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ajaran Trinitas, konsep pokok teologi
Kristen.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Rincian lebih lanjut tentang siapa saja yang
termasuk Ahli Kitab, silakan baca artikel : </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/07/siapakah-ahlul-kitaab.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Siapakah
Ahlul-Kitaab ?</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Qataadah bin Di’aamah <i>rahimahullah </i>(w.
117 H) ketika menjelaskan ayat:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">وَلَمَّا
جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ
يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا
كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ</span><span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Dan setelah datang
kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka,
padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat
kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang
telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas
orang-orang yang ingkar itu</i>” [QS. Al-Baqarah : 89]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ia berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">كَانَتِ
الْيَهُودُ تَسْتَفْتِحُ بِمُحَمَّدٍ ﷺ عَلَى كُفَّارِ الْعَرَبِ مِنْ قَبْلُ،
وَقَالُوا: اللَّهُمَّ ابْعَثْ هَذَا النَّبِيَّ الَّذِي نَجِدُهُ مكتوبا فِي
التَّوْرَاةِ يُعَذِّبُهُمْ وَيَقْتُلُهُمْ، فَلَمَّا بَعَثَ اللَّهُ نبيه
مُحَمَّدًا ﷺ فَرَأَوْا أَنَّهُ بُعِثَ مِنْ غَيْرِهِمْ كَفَرُوا بِهِ حَسَدًا
لِلْعَرَبِ، وَهُمْ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ رَسُولُ، يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا
عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ، فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ
فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ</span><span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Dulu orang-orang
Yahudi biasa memohon kedatangan Muhammad </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> untuk
mendapatkan kemenangan atas orang-orang kafir bangsa ‘Arab. Mereka berdoa : ‘Ya
Allah, utuslah Nabi yang kami dapati tertulis dalam Taurat ini yang akan
mengadzab dan membunuh mereka’. Namun ketika Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>
mengutus Nabi-Nya – Muhammad - </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> lalu
mereka (Yahudi) melihatnya diutus dari kalangan selain mereka, mereka
mengingkarinya karena hasad terhadap bangsa ‘Arab. Padahal mereka mengetahui
beliau </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> adalah Rasul yang mereka dapati tertulis dalam Taurat di sisi
mereka. ‘<i>Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui,
mereka lalu ingkar kepadanya</i>’ (QS. Al-Baqarah : 89)” [Diriwayatkan oleh
Ath-Thabariy dalam <i>Jaami’ul-Bayaan</i> 2/239; shahih].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Inilah
kelakuan orang-orang Yahudi Madinah dari kalangan Bani Qainuqaa’, Bani
Quraidhah, dan Bani Nadliir menyikapi Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> dan
risalah yang beliau bawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Mush’ab bin Sa’d <i>rahimahumallah</i>
(w. 103 H) berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">سَأَلْتُ
أَبِي قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأَخْسَرِينَ أَعْمَالا هُمْ الْحَرُورِيَّةُ؟
قَالَ: لَا، هُمْ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى، أَمَّا الْيَهُودُ فَكَذَّبُوا
مُحَمَّدًا ﷺ وَأَمَّا النَّصَارَى فَكَفَرُوا بِالْجَنَّةِ، وَقَالُوا: لَا
طَعَامَ فِيهَا وَلَا شَرَابَ، وَالْحَرُورِيَّةُ الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ
اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ، وَكَانَ سَعْدٌ يُسَمِّيهِمُ الْفَاسِقِينَ
"</span><span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Aku pernah bertanya
kepada ayahku (yaitu Sa’d bin Abi Waqqaash radliyallaahu ‘anhu) tentang ayat : <i>Katakanlah:
‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?</i>’
(QS. Al-Kahfi : 103), apakah mereka itu orang-orang Haruuriyyah (Khawaarij) ?.
Ia menjawab : “Tidak, mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani. Adapun Yahudi,
mereka mendustakan Muhammad </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>, sedangkan Nasrani mengingkari Jannah (surga). Mereka (Nasrani)
berkata : ‘Tidak ada makanan dan minuman di dalamnya’. Haruuriyyah, maka mereka
itu ‘<i>orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu
teguh</i>’ (QS. Al-Baqarah : 27)”. Sa’d menamakan mereka (Haruuriyyah)
orang-orang fasiq [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4728].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Inilah penilaian
sahabat Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> tentang keadaan Yahudi dan Nasrani.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>‘Abdullah bin ‘Abbaas <i>radliyallaahu ‘anhu</i>
saat menjelaskan ayat:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">كَمَا
أَنْزَلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِينَ</span><span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Sebagaimana
(Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (adzab) kepada
orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah)</i>” [QS. Al-Hijr : 90]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ia
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">آمَنُوا
بِبَعْضٍ، وَكَفَرُوا بِبَعْضٍ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى</span><span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“Mereka
beriman kepada sebagian ayat dan mengingkari sebagian yang lain. Mereka itu
adalah Yahudi dan Nasrani” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4705].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ada riwayat <i>marfuu’</i> dari Ibnu ‘Abbaas <i>radliyallaahu
‘anhumaa</i>, ia berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَمَّا أَصَابَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ قُرَيْشًا يَوْمَ بَدْرٍ
وَقَدِمَ الْمَدِينَةَ جَمَعَ الْيَهُودَ فِي سُوقِ بَنِي قَيْنُقَاعَ، فَقَالَ:
" يَا مَعْشَرَ يَهُودَ أَسْلِمُوا قَبْلَ أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا
أَصَابَ قُرَيْشًا "، قَالُوا: يَا مُحَمَّدُ لَا يَغُرَّنَّكَ مِنْ نَفْسِكَ
أَنَّكَ قَتَلْتَ نَفَرًا مِنْ قُرَيْشٍ كَانُوا أَغْمَارًا لَا يَعْرِفُونَ
الْقِتَالَ إِنَّكَ لَوْ قَاتَلْتَنَا لَعَرَفْتَ أَنَّا نَحْنُ النَّاسُ
وَأَنَّكَ لَمْ تَلْقَ مِثْلَنَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ﷻ فِي ذَلِكَ: قُلْ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ......</span><span style="color: black; font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Dari Ibnu 'Abbaas :
Ketika Rasulullah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> tiba di Madinah pasca beliau mengalahkan orang-orang Quraisy
pada perang Badr, orang-orang Yahudi berkumpul di pasar Bani Qainuqa’. (Lalu
datanglah) Nabi </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> dan bersabda (kepada mereka) : "Wahai orang-orang Yahudi,
masuklah ke agama Islam sebelum kalian ditimpa hal yang menimpa orang-orang
Quraisy". Mereka berkata : "Wahai Muhammad, janganlah tertipu dengan
dirimu sendiri karena engkau telah membunuh sekelompok orang-orang Quraisy.
Mereka adalah orang-orang dungu yang tidak mengerti tentang peperangan.
Seandainya engkau memerangi kami, niscaya engkau akan tahu bahwa engkau belum
pernah menemui orang sehebat kami (di medan perang). Maka Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> menurunkan ayat terkat hal itu : <i>'Katakanlah kepada
orang-orang yang KAFIR: Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan
digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya</i>'
(QS. Aali 'Imraan : 12)....." [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 3001].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Hanya saja sanadnya <i>dla’iif</i>.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Saudara berdasarkan nasab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pembahasan
hukum memanggil orang kafir dengan sebutan ‘saudara’ dapat dibaca dalam artikel
: </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/05/hukum-memanggil-non-muslim-sebagai.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Hukum
Memanggil Non-Muslim Sebagai Saudara</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Namun setelah mengetahui ayahnya mati dalam
keadaan kafir/musyrik, maka ia tidak lagi mendoakan memintakan ampunan
kepadanya. Allah </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">ﷻ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> berfirman:<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ
وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ
أَصْحَابُ الْجَحِيمِ * وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا
عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ
لِلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">“<i>Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu,
adalah penghuni neraka Jahanam. Permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah)
untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya
kepada bapaknya itu. Maka, ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah <b>musuh
Allah</b>, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya</i>” [QS. At-Taubah: 114].<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca artikel (tahun 2012) : </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/04/istilah-non-muslim-dan-upaya.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Istilah
Non-Muslim dan Upaya Deradikalisasi</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn12" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref12" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dalam Blog ini telah banyak artikel yang mengulas
tema ini, diantaranya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/08/memerangi-penguasa-yang-fasiq-atau.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Memerangi
Penguasa yang Fasiq atau Dhalim</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/09/bilamana-penguasa-tidak-menegakkan.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Bilamana
Penguasa Tidak Menegakkan Shalat ?</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/09/bagaimana-jika-penguasa-telah-terjatuh.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
Jika Penguasa Telah Terjatuh dalam Kekafiran ?</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/06/menyikapi-penguasa-yang-dhalim-tanya.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">MENYIKAPI
PENGUASA YANG DHALIM – Tanya Jawab</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2013/08/haramnya-memberontak-pada-penguasa.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Haramnya
Memberontak pada Penguasa (Muslim) yang Dhalim</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2017/03/berjihad-melawan-penguasa-dengan-tangan.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Berjihad
Melawan Penguasa dengan Tangan……</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">g.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/09/kafirnya-seorang-haakim-atau-penguasa.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Kafirnya
Seorang Haakim atau Penguasa Tidaklah Melazimkan Kebolehan Keluar Ketaatan dan
Mengangkat Senjata Kepadanya</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">h.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/05/takhrij-ringkas-hadits-iyaadl-bin-ghanm.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Takhrij
Ringkas Hadits ‘Iyaadl bin Ghanm tentang Kaifiyyah Nasihat kepada Penguasa dan
Faedah yang Terkandung di dalamnya</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">i.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/08/bincang-bersama-bapak-syamsuddiin.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Bincang
Bersama Bapak Syamsuddiin Ramadlaan – Revised</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">j.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/03/shahih-hadits-meskipun-ia-memukul.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Shahih
Hadits : “Meskipun Ia Memukul Punggungmu dan Merampas Hartamu ….dst”</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">k.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2017/09/atsar-umar-bin-al-khaththaab.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Atsar
‘Umar bin Al-Khaththaab radliyallaahu ‘anhu tentang Taat terhadap Pemimpin</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">l.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><a href="https://abul-jauzaa.blogspot.com/2018/09/pemimpin-adalah-cerminan-dari-mayoritas.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pemimpin
adalah Cerminan dari (Mayoritas) Rakyatnya</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-list: Ignore;">m.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn13" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref13" name="_ftn13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[13]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selengkapnya bisa dibaca dalam artikel </span><a href="http://abul-jauzaa.blogspot.com/2017/05/aqiidah-abu-haatim-ar-raaziy-dan-abu.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">‘Aqiidah
Abu Haatim Ar-Raaziy dan Abu Zur’ah Ar-Raaziy <i>rahimahumallah</i></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn14" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<a href="file:///D:/Donn's/Pribadi/Artikel/KAFIR%20!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.docx#_ftnref14" name="_ftn14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;">[14]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> <span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Silakan baca artikel </span><a href="https://abul-jauzaa.blogspot.com/2017/08/cinta-tanah-air-dan-negeri.html"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Cinta
Tanah Air dan Negeri</span></a><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">.</span></div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0