Cuci tangan setelah beristinja’,
itu biasa. Cuci tangan setelah berjabat tangan dengan Ahlus-Sunnah, itu baru
luar biasa. Dimanakah itu?. Akan coba saya bantu Pembaca sekalian untuk mengetahuinya
dari tulisan ringkas berikut:
حُمَيْدُ
بْنُ زِيَادٍ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ وُهَيْبِ بْنِ حَفْصٍ عَنْ أَبِي
بَصِيرٍ عَنْ أَحَدِهِمَا ( عليهما السلام ) فِي مُصَافَحَةِ الْمُسْلِمِ
الْيَهُودِيَّ وَ النَّصْرَانِيَّ قَالَ مِنْ وَرَاءِ الثَّوْبِ فَإِنْ صَافَحَكَ
بِيَدِهِ فَاغْسِلْ يَدَكَ
Humaid bin Ziyaad, dari
Al-Hasan bin Muhammad, dari Wuhaib bin Hafsh, dari Abu Bashiir, dari salah
seorang diantara dua imam (‘alaihimas-salaam) tentang permasalahan
seorang muslim yang berjabat tangan dengan orang Yahudi dan Nashrani. Ia (imam)
berkata : “Lakukan dari balik baju. Namun apabila ia menjabat tanganmu dengan tangannya,
maka cucilah tanganmu (setelah itu)” [Al-Kaafiy oleh Al-Kulainiy, 2/650
no. 10].
Al-Majlisiy dalam Mir’atul-‘Uquul
(12/548) berkata : “Muwatstsaq”. Bahbuudiy dalam Shahiih
Al-Kaafiy (1/165) berkata : “Shahih”.
أَبُو
عَلِيٍّ الْأَشْعَرِيُّ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ الْكُوفِيِّ عَنْ عَبَّاسِ
بْنِ عَامِرٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ مَعْمَرٍ عَنْ خَالِدٍ الْقَلَانِسِيِّ قَالَ
قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ ( عليه السلام ) أَلْقَى الذِّمِّيَّ
فَيُصَافِحُنِي قَالَ امْسَحْهَا بِالتُّرَابِ وَ بِالْحَائِطِ قُلْتُ
فَالنَّاصِبَ قَالَ اغْسِلْهَا
Abu
‘Aliy Al-Asy’ariy, dari Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Kuufiy, dari ‘Abbaas bin ‘Aamir, dari
‘Aliy bin Ma’mar, dari KHaalid Al-Qalaanisiy, ia berkata : Aku pernah berkata
kepada Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam) : “Aku berjumpa dengan seorang dzimmiy,
lalu ia menjabat tanganku”. Ia
(Abu ‘Abdillah) berkata : “Usapkanlah/gosoklah tanganmu dengan tanah dan dinding”.
Aku berkata : “Jika orang itu adalah Nashibiy ?”. Ia berkata : “Cucilah tanganmu”
[Al-Kaafiy oleh Al-Kulainiy, 2/650 no. 11].
Bahbuudiy dalam Shahiih
Al-Kaafiy (1/165) berkata : “Shahih”.
Naashib/Naashibiy yang
dimaksudkan dalam riwayat di atas adalah Ahlus-Sunnah, karena orang Raafidlah
dari dulu hingga sekarang menganggap Ahlus-Sunnah memusuhi dan dianggap sebagai
musuh Ahlul-Bait[1].
أَبُو
عَلِيٍّ الْأَشْعَرِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْجَبَّارِ عَنْ صَفْوَانَ
عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ رَزِينٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ (
عليه السلام ) فِي رَجُلٍ صَافَحَ رَجُلًا مَجُوسِيّاً قَالَ يَغْسِلُ يَدَهُ وَ
لَا يَتَوَضَّأُ
Abu
‘Aliy Al-Asy’ariy, dari Muhammad bin ‘Abdil-Jabbaar, dari Shafwaan, dari Al-‘Alaa’
bin Raziin, dari Muhammad bin Muslim, dari Abu Ja’far (‘alaihis-salaam)
tentang seseorang yang berjabat tangan dengan orang Majusiy. Ia (Abu Ja’far) berkata : “Ia cuci tangannya, namun
tidak perlu berwudlu” [Al-Kaafiy oleh Al-Kulainiy, 2/650 no. 12].
Al-Majlisiy dalam Mir’atul-‘Uquul
(12/548) berkata : “Shahih”. Bahbuudiy dalam Shahiih Al-Kaafiy (1/165)
berkata : “Shahih”.
Berdasarkan riwayat-riwayat di
atas kita ketahui bahwa orang Syi’ah Raafidlah itu sebenarnya sangat cinta
kebersihan. Senantiasa cuci tangan apabila berjabat tangan dengan orang Yahudi,
Nashrani, Majusi, dan Ahlus-Sunnah yang mereka sebut dengan Nashibiy. Tapi
jangan lupa, kalau cuci tangan pakai sabun
Lifebuoy….
Semoga sedikit info ini ada
manfaatnya. Tak kenal, maka tak benci……
[abul-jauzaa’
– perumahan ciomas permai – 06 Ramadlaan 1436 – 22062015 – 22:29]
[1] Ini sekedar trik-trik
politik orang-orang Syi’ah Raafidlah, karena berdasarkan riwayat dan fakta,
Ahlus-Sunnah tidak pernah memusuhi Ahlul-Bait. Bahkan Ahlus-Sunnah mencintai
dan menghormati Ahlul-Bait. Hanya saja Ahlus-Sunnah tidak mengkultuskan mereka
sebagaimana orang-orang Syi’ah mengkultuskan mereka. Ahlus-Sunnah juga sangat
anti terhadap ajaran-ajaran palsu Syi’ah yang mengusung slogan cinta
Ahlul-Bait, padahal sebenarnya Ahlul-Bait berlepas diri dari mereka.
Comments
Kenapa lifebuoy, ustadz?
Hmm...mirip aqidah LDII ya...
Abu Nafisha Fikri
Bukannya nashibiy yg dimaksud adalah orang2 yg membenci keturunan nabi Muhammas SAW? Bukan ahlu sunnah ...
Posting Komentar