Saat
pemilihan ketua BEM – ketika masih kuliah dulu – seorang teman saya bertanya
kepada salah seorang kandidat : “Ainallaah ?” (Dimanakah Allah). Sang
kandidat menjawab dengan menggunakan ayat :
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada” [QS. Al-Hadiid : 4].
Jadi
gimana ?. Allah ada dimana-mana ?. Tidak jelas jawabannya, mengambang. Sebagian
saudara-saudara kita (yang mengaku) Aswaja pun ada yang menjawab demikian. Bahkan di antara
mereka ada yang meyakini berdasarkan
ayat
tersebut Allah ada di mana-mana, di setiap tempat, dimana pun kita berada.
Berikut
sedikit akan saya bawakan beberapa komentar dan pemahaman ulama Ahlus-Sunnah tentang
ayat dimaksud.
Al-Bukhaariy rahimahullah berkata
:
وَقَالَ ابْنُ مَعْدَانَ، سَأَلْتُ الثَّوْرِيَّ: وَهُوَ
مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ، قَالَ: " عِلْمُهُ "
Dan
telah berkata Ibnu Ma’daan : Aku bertanya kepada (Sufyaan) Ats-Tsauriy tentang ayat :
‘Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada’ (QS. Al-Hadiid : 4). Ia
menjawab : “(Yaitu) ilmu-Nya” [Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 1/30].
Ath-Thabariy rahimahullah berkata
:
وهو شاهد لكم أيها الناس أينما كنتم يعلمكم، ويعلم أعمالكم
ومتقلبكم ومثواكم، وهو على عرشه فوق سمواته السبع، وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ.
“Ayat tersebut merupakan syaahid
bagi kalian wahai sekalian manusia. Dimanapun kalian berada, Allah mengetahui
kalian. Allah mengetahui amal-amal kalian, tempat kalian berusaha, dan tempat
kalian tinggal, sedangkan Dia berada di atas ‘Arsy-Nya, di atas
langit-langit-Nya yang tujuh. ‘Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan’
(QS. Al-Hadiid : 4)” [Jaami’ul-Bayaan, 23/169].
Al-Baihaqiy
rahimahullah berkata :
وَفِيمَا كَتَبْنَا مِنَ الآيَاتِ دَلالَةٌ عَلَى إِبْطَالِ
قَوْلِ مَنْ زَعَمَ مِنَ الْجَهْمِيَّةِ أَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بِذَاتِهِ
فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَقَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ،
إِنَّمَا أَرَادَ بِهِ بِعِلْمِهِ لا بِذَاتِهِ
“Dan
di dalam
ayat-ayat yang kami tulis merupakan petunjuk atas bathilnya perkataan
orang-orang Jahmiyyah yang menyangka bahwasannya Allah subhaanahu wa ta’ala ada
di setiapnya tempat dengan Dzat-Nya. Adapun firman-Nya : ‘‘Dan Dia bersama
kamu di mana saja kamu berada’ (QS. Al-Hadiid : 4), maka yang dimaksudkan
dari ayat tersebut hanyalah (kebersamaan) dengan Ilmu-Nya, bukan dengan
Dzat-Nya” [Al-I’tiqaad, hal. 91].
Yahyaa bin ‘Ammaar
As-Sijistaaniy rahimahullah berkata :
لا نقول كما قالت الجهمية إنه تعالى مداخل للأمكنة وممازج
لكل شيء أو لا نعلم أين هو، بل نقول: هو بذاته على العرش وعلمه محيط بكل شيء، وذلك
معنى قوله: وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ، فهذا الذي قلناه هو كما قاله الله
ورسوله
Kami tidak mengatakan seperti
yang dikatakan Jahmiyyah bahwasannya Allah ta’ala masuk setiap tempat,
bercampur dengan segala sesuatu, atau kita tidak mengetahui dimanakah Allah
berada. Akan tetapi kami berkata : ‘Dzat Allah berada di atas ‘Arsy dan
ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Itulah makna firman-Nya ta’ala : ‘Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada’ (QS. Al-Hadiid :
4). Yang kami katakan ini adalah
sebagaimana yang dikatakan Allah dan Rasul-Nya” [Al-‘Ulluw, hal. 177-178].
Abu ‘Umar Ath-Thalamankiy rahimahullah
berkata :
أجمع المسلمون من أهل
السنة على أن معنى قوله : “وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ” . ونحو ذلك من
القرآن : أنه علمه ، وأن الله تعالى فوق السموات بذاتـه مستو على عرشه كيف شاء
“Kaum muslimin dari kalangan
Ahlus-Sunnah telah bersepakat bahwa makna firman-Nya : ‘Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada’ (QS. Al-Hadiid :
4) dan semisal itu dari
ayat-ayat Al-Qur’an adalah : Ilmu-Nya. Dan bahwasannya Allah ta’ala dengan
Dzat-Nya berada di atas langit-langit-Nya, beri-istiwaa’ di atas ‘Arsy-Nya
bagaimana pun yang Ia kehendaki” [Al-‘Ulluw, hal, 178].
Abul-Qaasim
Al-Ashbahaaniy rahimahullah berkata :
فإن قيل: قد تأولتم قوله، عَزَّ وَجَلَّ: وَهُوَ مَعَكُمْ
أَيْنَ مَا كُنْتُمْ. وحملتموه عَلَى العلم. قلنا: مَا تأولنا ذَلِكَ، وإنما الآية
دلت عَلَى أن المراد بذلك العلم، لأنه قَالَ فِي آخرها: إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ.
“Apabila dikatakan : "Kalian
telah menta’wilkan firman-Nya : ‘Dan Dia bersama kamu di
mana saja kamu berada’ (QS. Al-Hadiid : 4). Kalian mena’wilkan dengan membawa maknanya pada ilmu".
Kami katakan : "Kami tidak mena’wilkannya, karena ayat tersebut memang menunjukkan
bahwa yang dimaksudkan adalah ilmu, karena Allah ta’ala berfirman di
akhir ayat : ‘dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu’[1]” [Al-Hujjah fii
Bayaanil-Mahajjah, no. 420].
Ibnu Qudaamah Al-Maqdisiy rahimahullah
berkata :
وَقَالَ حَنْبَلٌ، قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ: مَا مَعْنَى
قَوْلِهِ: وَهُوَ مَعَكُمْ، وَ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ؟
قَالَ: عِلْمُهُ، عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، عِلْمُهُ مُحِيطٌ بِكُلِّ شَيْءٍ
“Hanbal berkata : Aku pernah
bertanya kepada Abu ‘Abdillah (Ahmad bin Hanbal) : ‘Apa makna firman-Nya : ‘Dan
Dia bersama kamu’ (QS. Al-Hadiid : 4) dan ‘Tiada pembicaraan rahasia
antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya’ (QS. Al-Mujaadilah : 7) ?’. Abu ‘Abdillah menjawab :
‘(Yaitu kebersamaan dengan) ilmu-Nya, Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang
nampak. Ilmu-Nya meliputi segama sesuatu” [Itsbaatu Shifatil-‘Ulluw,
hal. 168].
Ibnu Abi Ya’laa rahimahullah
berkata :
فإن احتج مبتدع ومخالف بقول اللَّه عَزَّ وَجَلَّ: وَنَحْنُ
أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ وبقوله: وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
وبقوله: مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ إلى قوله هُوَ مَعَهُمْ
أَيْنَ مَا كَانُوا ونحو هذا من متشابه القرآن. فقيل: إنما يعني بذلك العلم، لأن اللَّه
تعالى عَلَى العرش فوق السماء السابعة العليا، ويعلم ذلك كله، وهو بائن من خلقه، لا
يخلو من علمه مكان
“Pelaku bid’ah dan penyimpangan
berhujjah dengan firman Allah ‘azza wa jalla : ‘dan Kami lebih dekat
kepadanya dari pada urat lehernya’ (QS. Qaaf : 16). Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada’ (QS. Al-Hadiid :
4), ‘Tiada pembicaraan rahasia
antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya…... hingga sampai ayat : 'Dia ada
bersama mereka di mana pun mereka berada’ (QS. Al-Mujaadilah : 7), dan yang
semisalnya dari ayat-ayat mustasyaabihaat. Maka dikatakan : Yang
dimaksud dari ayat tersebut adalah Ilmu Allah, karena Allah ta’ala berada
di atas ‘Arsy-Nya, di atas langit-langit yang tujuh lagi tinggi. Dan Allah
mengetahui itu semuanya. Allah terpisah dari makhluk-Nya. Tidak ada tempat yang
luput dari ilmu-Nya” [Thabaqaatul-Hanaabilah, 1/32].
Dari beberapa perkataan di atas
dapat kita simpulkan bahwa :
1.
Kebersamaan Allah yang dimaksudkan dalam QS. Al-Hadiid
ayat 4 adalah kebersamaan dengan ilmu-Nya, karena ilmu-Nya meliputi segala
sesuatu.
2.
Dzat Allah berada di atas langit dan Dia beristiwaa' di
atas ‘Arsy-Nya.
Semoga ada manfaatnya.
Wallaahu a’lam.
[abul-jauzaa’ – perumahan
ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 28111434/04092013 – 00:55].
[1] Mungkin yang
dimaksud Abul-Qaasim rahimahullah adalah {وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} ‘Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan’ – karena itulah kelanjutan QS. Al-Hadiid ayat 4. Adapun ayat {إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ}
‘dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu’ terletak pada ayat 3.
Comments
Wah mirip ketika ad yg nanya ke kandidat BEM Fakultas dl ad yg nanya "ap makna Laa Ilaaha Illallaahu?" Jawabnya: "Wah bisa satu buku tebel nih klo detil jawabanny.." Aneh..^_^
Ustadz, Bagaimana dengan Allah turun ke langit dunia, serta hadist: Bagaimana menurut kalian, jika seorang berdiri shalat menghadap Rabb-nya lalu dia meludah di hadapan-Nya? Apakah salah seorang diantara kalian suka jika orang lain menghadap dan kemudian meludah ke wajahnya?
Menentukan ini Dzat-Nya atau ilmu-Nya apa bukan termasuk menyatakan kaifiyatnya?
Jazakumullah
jazakumullah khairan. tulisan yang bermanfaat, insyaallahu ta'ala
Mohon pencerahan banget ustadz,
Hadits yang diriwayatkan Bukhari (409) dan Muslim (550) -lafadz hadits berikut merupakan riwayat Muslim-, dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, dia menuturkan bahwasanya rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat dahak di kiblat masjid. Beliau pun lalu berbalik dan berkata kepada para sahabat, “Bagaimana menurut kalian, jika seorang berdiri shalat menghadap Rabb-nya lalu dia meludah di hadapan-Nya? Apakah salah seorang diantara kalian suka jika orang lain menghadap dan kemudian meludah ke wajahnya? Jika kalian ingin meludah, hendaklah meludah di sebelah kiri, dan di bawah kakinya. Jika tidak bisa, hendaknya dia melakukan hal ini.” Salah satu perawi hadits, al-Qasim, menirukan yaitu dengan meludah di baju, kemudian diusap-usap di sela-sela baju.
Dari hadits diatas (secara contekstual) berarti Allah memang didepan orang shalat.
Mohon pencerahannya, ini penting menyangkut aqidah ana sekeluarga.
Jazakumullah.
Tulisan yang bermanfaat , Keep posting gan . Lakukan apa yang Allah sukai . CMIIW
furqan ma'ruf aminullah.
Sebelum diciptakannya'ARASY, bagaimana posisi ALLAH? jika memang ALLAH bersemayam diatas 'ARASY?
apakah 'ARASY itu makhluq ata bukan?
Unknown 2 Maret 2018 18.16
Dia di atas makhluq yang telah Dia ciptakan lebih dahulu daripada 'arsy, yaitu air.
Artikel Wahabi selalu berselisih, satu sisi sifat Allah mereka takwil tapi sifat yang lain tidak mereka takwil. Maha suci Allah atas apa yang mereka (Wahabi) katakan.
Faqih Ihsan
itu yg mentakwil Allah sendiri di dalam kelanjutan ayatnya.
Bagi yang bertanya, silahkan baca artikel lama di link berikut,
⤵️⤵️⤵️
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/08/allah-lebih-dekat-daripada-urat-leher.html?m=1
Baca juga Tanya Jawab setelah artikel, barangkali ada pertanyaan yang sama dengan pertanyaan antum.
Pemahaman yg tak sesuai...yg menulis perlu pi mengaji lagi....
Syahadah itu diperintah untuk diTegakkan.
وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهٰدٰتِهِمْ قَآئِمُونَ
"Dan mereka yang dengan Syahadah Penyaksian (Syahadah Laa Ilaha Illallah ) mereka dirikan/tegakkan sentiasa"
(QS. Al-Ma'arij 70: Ayat 33)
Dan Syahadah itulah Syahadah Amalan Teragung , dan wajib disebarkan dan tidak boleh disembunyikan.
Allah SWT berfirman:
ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهٰدَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٌ قَلْبُهُۥ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
. Dan janganlah kamu (wahai orang-orang yang menjadi saksi) menyembunyikan perkara yang dipersaksikan itu. dan sesiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Dan (ingatlah), Allah sentiasa Mengetahui akan apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 283)
* Via Al-Qur'an Melayu
Posting Komentar