Cincin ‘Umar bin Al-Khaththaab radliyallaahu ‘anhu


Saya barusan membaca satu artikel yang ditulis orang Raafidlah dalam bahasa ‘Arab yang intinya mengatakan ‘Umar radliyallaahu ‘anhu telah menyelisihi Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam sunnah pemakaian cincin. ‘Umar memakai cincin pada tangan kiri, sedangkan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanan. Memakai cincin di tangan kiri merupakan sunnah ‘Umariyyah (begitu mereka istilahkan), sedangkan di tangan kanan merupakan sunnah Muhammadiyyah.
Orang Raafidlah itu mengambil dalil dari kitab Ibnul-Jauziy rahimahullah yang berjudul Manaaqibu ‘Umar bin Al-Khaththaab hal 14 :
كان عمر يتختم في اليسار
“’Umar memakai cincin di tangan sebelah kiri”.
Pentahqiq kitab  mengomentari riwayat tersebut : “Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d (3/252), dan sanad terdiri dari para perawi tsiqaat”.[1]
Benarkah ‘Umar radliyallaahu ‘anhu menyelisihi sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam perkara ini ?
Pertama kita katakan, memang benar bahwa termasuk sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanan.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِسَ خَاتَمَ فِضَّةٍ فِي يَمِينِهِ فِيهِ فَصٌّ حَبَشِيٌّ، كَانَ يَجْعَلُ فَصَّهُ مِمَّا يَلِي كَفَّهُ
Dari Anas bin Maalik : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin yang terbuat dari perak di tangan kanan beliau, yang mata cincinnya adalah batu (negeri) Habasyah. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam meletakkan mata cincin tersebut di bagian telapak tangannya [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2094, An-Nasaa’iy no. 5283, Ibnu Hibbaan no. 6394, dan yang lainnya].
عَنْ الصَّلْتِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَوْفَلٍ، قَالَ: رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ، وَلَا إِخَالُهُ إِلَّا قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ
Dari Ash-Shalt bin ‘Abdillah bin Naufal, ia berkata : Aku pernah melihat Ibnu ‘Abbaas memakai cincin di tangan kanannya, dan aku tidak mempunyai perkiraan lain selain ia (Ibnu ‘Abbaas) berkata : “Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanan beliau” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4229, At-Tirmidziy no. 1742, dan yang lainnya. At-Tirmidziy berkata : “Hadits hasan shahih”. Dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/275].
عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، قَالَ: رَأَيْتُ ابْنَ أَبِي رَافِعٍ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: رَأَيْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جَعْفَرٍ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ، وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ
Dari Hammaad bin Salamah, ia berkata : Aku pernah melihat Ibnu Abi Raafi’ memakai cincin di tangan kanannya. Lalu aku bertanya kepadanya perihal tersebut, lantas ia menjawab : “Aku pernah melihat ‘Abdullah bin Ja’far memakai cincin di tangan kanannya, dan ‘Abdullah bin Ja’far berkata : ‘Dulu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanannya” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1744, An-Nasaa’iy no. 5204, dan yang lainnya. At-Tirmidziy berkata : “Muhammad bin Ismaa’iil (Al-Bukhaariy) berkata : ‘Hadits ini adalah hadits yang paling shahih yang diriwayatkan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam bab ini”].
Kedua kita katakan, selain di tangan kanan, beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memakainya di tangan kiri.
عَنْ أَنَسٍ، قال: كَانَ خَاتَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ وَأَشَارَ إِلَى الْخِنْصِرِ مِنْ يَدِهِ الْيُسْرَى
Dari Anas, ia berkata : “Cincin Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam terletak di sini – ia (Anas) berisyarat ke jari kelingking tangan kirinya – “ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2095, ‘Abd bin Humaid no. 1358, dan Al-Baihaqiy 4/142].
Dan itulah yang dipraktekkan sebagian salaf.
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ يَتَخَتَّمُ فِي يَسَارِهِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdah, dari ‘Ubaidullah, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya ia memakai cincin di tangan kirinya [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 8/284 (12/592) no. 25677; shahih].
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، قَالَ: رَأَيْتُ الْقَاسِمَ، وَسَالِمًا يَتَخَتَّمَانِ فِي يَسَارِهِمَا
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdah, dari ‘Ubaidullah, ia berkata : “Aku pernah melihat Al-Qaasim (bin Muhammad bin Abi Bakr Ash-Shiddiiq) dan Saalim (bin ‘Abdillah bin ‘Umar) memakai cincin di tangan kiri mereka” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 8/284 (12/592) no. 25675; shahih].
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، قَالَ: رَأَيْتُ خَاتَمَ إِبْرَاهِيمَ فِي يَسَارِهِ
Telah menceritakan kepada kami Wakii’, dari Al-A’masy, ia berkata : Aku pernah melihat cincin Ibraahiim (An-Nakha’iy) di tangan kirinya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 8/284 (12/592) no. 25678; shahih].
Bahkan Ahlul-Bait pun mengakui adanya amalan ini dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para khalifah setelahnya.
أَخْبَرَنَاهُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، وَأَبُو سَعِيدِ بْنُ أَبِي عَمْرٍو قَالا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ وَهُوَ الأَصَمُّ، حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلالٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخَتَّمَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فِي يَدِهِ الْيُمْنَى، عَلَى خِنْصَرِهِ، حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْبَيْتِ، فَرَمَاهُ، فَمَا لَبِسَهُ، ثُمَّ تَخَتَّمَ خَاتَمًا مِنْ وَرِقٍ، فَجَعَلَهُ فِي يَسَارِهِ، وَأَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ، وَعُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، وَعَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، وَحَسَنًا، وَحُسَيْنًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ كَانُوا يَتَخَتَّمُونَ فِي يَسَارِهِمْ ".
Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Abdillah Al-Haafidh dan Abu Sa’iid bin Abi ‘Amru, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Abul-‘Abbaas Muhammad bin Ya’quub Al-Asham : Telah menceritakan kepada kami Ar-Rabii’ bin Sulaimaan : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb : Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Bilaal, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah memakai cincin yang terbuat dari emas di jari kelingking tangan kanannya, hingga beliau pulang ke rumah beliau, lalu beliau membuangnya dan tidak memakainya lagi. Kemudian beliau memakai cincin dari perak dan memakainya di tangan kirinya. Begitu juga dengan Abu Bakr, ‘Umar bin Al-Khaththaab, ‘Aliy bin Abi Thaalib, Hasan, dan Husain radliyallaahu ‘anhum memakai cincin di tangan kiri mereka” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 4/142 & dalam Syu’abul-Iimaan no. 5949 & dalam Al-Jaami’ fil-Khaatim no. 11. Diriwayatkan juga oleh Abusy-Syaikh dalam Akhlaaqun-Nabiy hal. 111 dan Ar-Raafi’iy dalam At-Tadwiin 3/86].
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيل، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كَانَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ يَتَخَتَّمَانِ فِي يَسَارِهِمَا
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah : Telah menceritakan kepada kami Haatim bin Ismaa’iil, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, ia berkata : “Al-Hasan dan Al-Husain memakai cincin di tangan kiri mereka” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1663].
Dua riwayat di atas shahih hingga Muhammad bin ‘Aliy bin Al-Husain, salah seorang ulama Ahlul-Bait yang dianggap imam oleh kaum Syi’ah.
Siapakah yang meniru sunnah ‘Umar kalau begitu (seandainya kita anggap 'Umar sebagai pelopornya) ?. Jika orang-orang Raafidlah itu membenci apa yang dilakukan ‘Umar, artinya itu membenci apa yang dilakukan oleh...... (silakan teruskan).
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 16111434/22092013 – 00:10].




[1]      Berikut scan lembar kitab yang dibawakan oleh orang Raafidliy tersebut :

Comments