Fiqh Syi’ah (5) : Kaifiyyah Shalat Syi'ah


Allah ta’ala berfirman :
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خِلالٌ
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau pun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan” [QS. Ibraahiim : 31].

Shalat merupakan salah satu kewajiban amaliyyah terbesar yang Islam terbangun di atasnya.
حدثنا ابن أبي عمر، أخبرنا سفيان بن عيينة عن سعير ابن الخمس التميمي، عن حبيب بن أبي ثابت، عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "بني الاسلام على خمس:شهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمدا رسول الله، واقام الصلاة، وايتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت".
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi ‘Umar : Telah mengkhabarkan kepada kami Sufyaan bin ‘Uyainah, dari Su’air bin Al-Khims At-Tamiimiy, dari Habiib bin Abi Tsaabit, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Islam dibangun atas lima perkara : (1) Persaksian bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasannya Muhammad utusan Allah, (2) menegakkan shalat, (3) membayar zakat, (4) puasa Ramadlaan, dan (5) haji di Baitullah” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1609, dan ia berkata : “Hasan shahih”].
Ketika kewajiban ini dibebankan kepada kaum muslimin, maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan kaifiyyah-kaifiyyahnya dalam sunnah-sunnah beliau. Kaifiyyah shalat bukanlah karangan orang, baik ia itu ulama, ustadz, atau imam; karena ia merupakan otoritas beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sabdanya :
وصلوا كما رأيتموني أصلي
“Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”.
Saya yakin banyak di antara Pembaca yang telah meng-eksplore beberapa riwayat berkaitan dengan kaifiyyah shalat dalam kitab-kitab yang ditulis para ulama kita. Pada kesempatan kali ini, saya tidak akan membahas itu, akan tetapi ingin mengajak Pembaca sekalian melihat bagaimana kaifiyyah shalat orang Syi’ah yang asli (tanpa tameng taqiyyah seperti di tanah air). Banyak di antara Pembaca, bahkan mereka yang mengaku-aku Syi’ah sekalipun, tidak tahu bagaimana sebenarnya kaifiyyah yang diajarkan para marja’ Syi’ah. Berikut saya tampilkan dalam format video Youtube :
Anda dapat lihat dan nilai bagaimana bacaan tajwiid seorang Ayatullah Iran, amburadul. Dapat kita saksikan pula bagaimana ulama Syi’ah ini sebelum shalat perlu menyebut-nyebut nama ‘Aliy untuk menjaga kekhusyukannya. Mengapa ‘Aliy ? Mengapa bukan Allah yang ia sebut ?.
Kemudian simak video lain sebagai berikut :
Inikah yang disebut khusyuk dan thuma'ninah ?. Mungkin aktifitas ini lebih tepat disebut ‘senam’.
Simak video berikut :
Bacaan ulama Syi’ah ini (‘Abbaas Aali Jaabir) agak lumayan dalam tajwid[1].
Sekarang saya ajak Anda melihat bagaimana kaifiyyah shalat Dhuhur berjama’ah mereka :
Simak benar-benar bagaimana kumandang iqamat mereka[2]. Simak surat yang dibacakan sirr oleh imam. Lagi-lagi bacaan sang imam hanyalah QS. Al-Ikhlaash dan Al-Kautsar. Tidak ada yang salah dengan surat Al-Ikhlaash dan Al-Kautsar. Tapi jika Anda lihat bagaimana dalam beberapa video di atas (dan masih banyak video yang lain), nampak perbendaharaan hapalan surat banyak imam shalat Syi’ah sangatlah minim[3]. Bacaan berdiri mereka di raka’at ketiga dan keempat bukanlah Al-Faatihah.
Pertanyaan akhir : Adakah kaifiyyah shalat yang tampak dalam beberapa video di atas merupakan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?.
Semoga informasi ini berguna.
[abul-jauzaa’ – bogor, 1432 H].


[1]      Karena ia orang ‘Arab.
[2]      Baca syahadat ketiga Syi’ah dalam adzan mereka : SYAHADAT KETIGA : Salah Satu Produk Kreatifitas Syi’ah.
[3]      Banyak ulama Syi'ah yang tidak hafal ayat-ayat Al-Qur'an. Lihat video berikut bagaimana seorang pendebat Syi’ah terkenal di ‘Iraq tidak pintar dalam menukil ayat :

Comments

Anonim mengatakan...

Menjawab fitnah Abul Jauzaa
1. video pertama
Sebelum Shalat orang Syi’ah mengucapkan YA ALI.
Saudara Abul jauza membuat fitnah yg tidak mendsar sekali, padahal ketika video tsb diputar tdk ada kalimat Ya ALI diucapkan sebelum shalat oleh org Syi’ah, yang ada suara tdk jelas. Sbtulnya untuk mengecek hal tsb gapang, anda datangi pengikut syi’ah dan lihatlah dg mata kepala.

bacaan tajwiid seorang Ayatullah Iran, amburadul.
Ayatullah yang menjadi Imam tsb berasal dari Iran, otomatis logatnya sangat Iran sekali, ditambah umurnya yang sudah tua, maka otomatis wajar. Coba anda lihat di dalam Sunni sendiri, ulama’-ulama dijawa yang masih kental ketika membaca fateha:…..AL-KAMDUlillahi robbil NGALAMIN, LAIN LAGI DI Bali para ustadznya juga masih banyak yang lidahnya ala bali. Lalu apakah mereka salah…?

2. Video kedua
Abul Jauza menuduh dlm video tsb, orang Syi’ah sholat tdk Tuma’ninah dan khusyuk, sholatnya sperti senam kesegaran jasmani.
Video nomer dua ini sangat nyata sekali kebohongannya, ANDA MEREKAYASA KEBOHONGAN untuk menjatuhkan kelompok lain. Berikut ini buktinya:
1. dalam sholat jamaah tersebut sangat jelas sekali makmum membaca amin ketika imam membaca akhir surat fateha. Padahal dalam Syi’ah waktu sahalat ketika imam membaca akhir ayat fateha dilarang membaca amin, karena amin bukan bagian dr fateha.
2. shalat jamaah tersebut, sangat jelas sekali adalah shalat sunnah berjamaah bisa jadi shalat tawarih. Padahal di dalam Syi’ah sholat sunnah dikerjakan sendiri-sendiri, kecuali idul adha dan fitri.
3. shalat jamaah di video tsb semua jamaahnya ketika berdiri tangannya bersendekap, sedangkan syi’ah ketika shalat tangannya diluruskan.
4. justru video tsb adalah gambaran para Sunni ketika shalat taraweh shalatnya seperti kereta expres dan kilat yg sangat jelas sekali tidak tuma’ninah dan khusyu’.
Makanya cari video yang lebih teliti asal jangan comot, kelihatan sekali keceroboanmu. Menyalahkan kelompok lain ternyata justru dikelompokmu malah seperti itu. Dasar salafi….

3. Video ketiga
Abul jauza malah lucu sekali, awalnya menampilkan video sholatnya syi’a tdk bertajwid dan tdk thuma’ninah, sedangkan dalam video nomer tiga menampilkan sosok imam shalat dari syi’ah yang bacaan dan gerakannya bagus . melihat tampilan tsb Abul jauza berkomentar: Bacaan ulama Syi’ah ini (‘Abbaas Aali Jaabir) agak lumayan dalam tajwid(karena dari arab).
Dari komentarnya Abul jauza dia mengakui bahwa orang arab dg selain arab mempunyai perbedaan cara mengucapkan makhroj. Ternyata dia bingung sendiri.

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

1. Saya rasa, saya tidak perlu menginterpretasikannya. Video yang seperti itu masih banyak. Menyebut-nyebut nama 'Aliy sebelum melakukan sesuatu adalah hal yang sangat lumrah kita saksikan di video orang-orang 'Iran. Atau Anda masih baru mengenal Syi'ah ya ?.

Memangnya logat daerah itu menafikkan tajwid ya ?. Logat apapun, tajwid harus bener. Ini kaedah asalnya. Saya pernah ndengerin bacaannya Khomeini. Lumayan juga. Jadi, Anda tidak perlu defense berlebih untuk hal itu. Saya berkomentar sesuai dengan konteks videonya saja. Akan menjadi sangat salah jika saya memuji bacaan imam itu sangat bagus. Tidak cerdas penilaian semacam ini.

2. Kenapa saya harus merekayasa kebohongan. Video itu bukan buatan saya. Apa Anda tidak melihat ada tulisan Youtube di situ ?. Cara shalat yang ada di video nomer dua memang berbeda dari tiga yang lainnya. Ini bukan tidak saya ketahui, karena saya sebelum upload sudah saya lihat dulu satu persatu. Sangat mudah sebenarnya memahami mengapa video ini tetap diberi nama shalat Syi'ah, karena ada kemungkinan yang si imam sedang bertaqiyyah.

[kalau Anda mengatakan bahwa di kalangan awam sunniy ada yang shalat 'ngebut', bukankah Anda sendiri pernah membaca kritikan para ulama mengenai praktek salah tersebut ?].

3. Itulah gunanya saya menampilkan bukan hanya satu video. Saya kira bukan lucu. Justru nanti Anda akan anggap menyebar fitnah jika saya memasang video pertama saja. Makanya, kalau bacaannya memang lumayan, ya saya katakan lumayan. Masak saya harus bilang bacaannya jelek seperti video nomer satu ?.

Tapi konteks saya tayangkan video tiga dan empat adalah : Bacaan imam yang lagi-lagi hanya membaca QS. Al-Ikhlaash dan Al-Kautsar. Tidak ada yang salah dengan surat Al-Ikhlaash dan Al-Kautsar. Eksplisit yang ingin saya sampaikan, apakah memang rata-rata hapalan para imam seperti itu ?. Makanya juga saya tampilkan video pendebat Syi'ah di bawahnya untuk menunjukkan bahwa banyak di kalangan imam, ulama, dan pelajar Syi'ah hapalan Al-Qur'an nya payah. Boleh saya berasumsi bahwa menurut orang Syi'ah hapalan Al-Qur'an itu ndak penting karena Al-Qur'an yang ada sekarang ini adalah rekayasa para shahabat. Buat apa menghapal hasil rekayasa ?. Ini sekedar asumsi semata.

Tapi inti dari artikel di atas adalah ingin menunjukkan bahwa kaifiyyah shalat Syi'ah itu berbeda sama sekali dengan Ahlus-Sunnah. Dan saya ucapkan terima kasih Anda tidak mengingkarinya.

Ali Al Mujtaba mengatakan...

Ane Ali Al Mujtaba bermubahalah "Syi'ah Ali adalah ajaran Islam yang paling murni berasal dari Rosululloh dan ahlul baytnya yang suci. Yang menyatakan syi'ah Ali sesat maka dialah yang sesat sedang yang menyatakan syi'ah Ali kafir maka dialah yang kafir. Jika pernyataan ane ini salah maka ane akan diberi adzab oleh Alloh dengan siksaaan yang sangat pedih mulai detik ini juga sampai akhir hayat ane." Jika hal ini tikdak terjadi maka penghujat syi'ah dipastikan merupakan musuh Alloh, Rosul, dan ahlul baytnya yang suci!

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Semoga Allah lekas memberikan hidayah kepada Anda mengetahui kesesatan agama Syi'ah.

Ali Al Mujtaba mengatakan...

Jelas ane yang benar dengan adanya mubahalah tersebut di atas ane semakin sehat dan semakin yakin akan kebenaran akidah syi'ah imamiyah! Sedang ente yang tidak percaya Alloh mana dat dipercaya!

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Anda tahu kan Ahmadiyyah juga mengklaim bahwa agama mereka lah yang benar sama seperti Anda. Begitu pula dengan para pengikut Lia Eden di Bogor. Jadi, pernyataan Anda itu tidak ada istimewanya. Ada baiknya sekarang Anda berangkat tidur. Barangkali esok hari Anda bangun, pikiran Anda dapat fresh sehingga dapat mencerna apa yang barusan Anda katakan. Siapa tahu Anda menyesal....

Perkara ada orang yang tidak percaya pada saya, maka saya tidak ambil pusing karena saya tidak nyuruh orang percaya pada saya. Yang harus dipercayai adalah Allah dan Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Haydar alKaff mengatakan...

nte bahlul yaa abal jauzaa ??!

ALIIY ntu salah satu name ALLAH, MUHAMMAD juga !!
nte tau arti MUHAMMAD kgak ?? MUHAMMAD = AL-MAHMUD = TERPUJI ...

'ALIYY = YANG MAHA TINGGI

fahim nte ??!

skrg salah kgak kalo ade nyang nyebut YAA 'ALIYY ..YAA MUHAMMAD ?!!

jawap aje ;
A. SALAH
B. BENER

kgak useh sotoy deh ye... kek nte aje yg paling benerr!!!
pertnyaan ane yg kmaren aje dah brapa hari kgak nte jawap ...!!

ane kopasin lagi neyh :
"btw, kalo emang salim paling hafal al-qur'an kenape enggak die aje yg jdi imam pas Nabi saw sakit ??!!?
knape Nabi saww nunjuk abu bakar jadi imam ?? jgn bilang klo abu bakr orang paling utame ye ..hapalanye aje kgak ade ape2nye di banding si salim ...pikikikik"

oiye ..ane ucapin selamet ye, nte ame nashibi yang laen emang paling pinter ngeless bikin2 alesan ...hehehe

عن ميمونة قالت : تزوجني رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم ونحن حلالان

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزَوَّجَ مَيْمُوْنَةَ وَهُوَ مُحْرِمٌ

kate si jauzaa;
Jika kita melakukan tarjih atas dua riwayat di atas, maka riwayat Maimunah radliyallaahu ‘anhaa dimenangkan atas riwayat Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma. Hal ini dikarenakan ia berstatus sebagai si empunya kisah yang menceritakan pengalamannya.

Ibnul-Musayyib rahimahullah berkata :

وهم بن عباس في تزويج ميمونة وهو محرم

“Ibnu ’Abbas telah keliru dalam (meriwayatkan) pernikahan Nabi dengan Maimunah dalam keadaan ihram” [HR. Abu Dawud no. 1845; shahih].

http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/06/beberapa-aspek-tarjih-dari-sisi-sanad.html

wkwkwk ngakak ane...perowi tsiqoh !! tapi keliru ngeriwayatin hadis ??...enggak tsiqoh lagi donk ye tapi asbun..wkwkwk

ahsant nte cek lagi noh perowi2 nte nyang sering keliru ...jgn2 riwayatnye keliru semua ...hihihi

allohumma sholi 'alaa muhammad wa'alaa 'alii muhammad

eM mengatakan...

Saya belum pernah melihat video Ayatullah membaca surah panjang di dalam shalat (Shalatnya Syi'ah).

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Ha..ha..ha.. puas kali Anda ya dengan lawakan apkiran di atas.

'Aliy itu memang salah satu nama Allah. Oleh karena itu, disyari'atkan memakai nama 'Abdul-'Aliy, karena itu mengandung penghambaan terhadap Allah ta'ala.

Namun 'Aliy bukanlah nama yang khusus dimiliki oleh Allah (seperti nama Allah, Ar-Rahmaan, dan yang lainnya). Oleh karena itu, ia boleh dipakai oleh manusia (untuk nama) dan dipakai dalam penyifatan kepadanya. Contoh lain adalah Rahiim dan Rauuf. Allah telah menyifati Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dengan dua hal tersebut sebagaimana firman-Nya :

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin" [QS. At-Taubah : 128].

Namun ketika ada orang yang memakai nama 'Abdul-'Aliy dengan menyandarkannya kepada 'Aliy bin Abi Thaalib, maka itu syirik namanya. Sama halnya jika ada yang memakai nama 'Abdur-Rauf dengan menyandarkannya pada Bang Rauuf, marbot masjid, haram dan syirik namanya.

Dengan hal ini,... kalau ada yang mengatakan bolehnya berdoa ya 'Aliy dengan menyandarkannya pada 'Aliy bin Abi Thaalib, syirik namanya. Ini masuk materi pelajaran SD anak-anak Ahlus-Sunnah. Mereka paham keharaman menyandarkan penghambaan dan permintaan pada selain Allah. Tapi sepertinya Anda sangat kepayahan dalam memahaminya.

Kalau Anda mengatakan Muhammad itu juga salah satu nama Allah, ya itu ngaco namanya. Sedikit lebih ngaco dari yang pertama. Jangan ulangi dagelan ulama Anda yang mengatakan Faathimah itu juga merupakan salah satu nama Allah (baca : http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/11/faathimah-termasuk-al-asmaaul-husnaa.html). Atau ustadz-ustadz atau ulama-ulama Anda itu satu guru satu ilmu dengan Ki Ronggo Warsito yang menganut paham othak-athik mathuk ?. Kenapa gak sekalian saja ngambil teori yang ada di Centhini, Gatholoco, dan Betaljemur Adamakna ?.

Bung,.... nama dan sifat Allah itu ditentukan dengan dalil. Bukan dengan logika dan mimpi....

======

Tentang Abu Bakr radliyallaahu 'anhu jadi imam, lantas apa salahnya ?. Justru ketika Anda mengakui Saalim dijadikan imam karena ia merupakan orang yang paling baik/banyak hapalannya, maka secara tidak langsung Anda pun mengakui Abu Bakr radliyallaahu 'anhu ditunjuk Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagai imam di akhir hayat beliau karena ia (Abu Bakr) adalah orang yang paling baik ilmunya terhadap Al-Qur'an. Gak nyadar ya ?.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bukanlah orang bego seperti Anda. Ketika beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam memilih dan mencari pengganti beliau, pasti beliau memilihkan yang terbaik. Apakah menurut Anda, beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam mencari orang-orang bodoh dan tolol - seperti Anda - untuk menggantikan beliau sebagai imam sementara yang terbaik ada di sisi beliau ?. Dan ingat bung,... di situ ada 'Aliy, ada 'Umar, ada Saalim, dan pembesar shahabat yang lain.... namun beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam tetap memilih Abu Bakr dan bahkan memerintahkan shahabat untuk mencarinya untuk menggantikan beliau sebagai imam. Coba tanya ke cermin di kamar Anda, kenapa itu beliau lakukan ?. Iseng ?. Atau beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang tidak sadar bahwa di sampingnya ada 'Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu 'anhu ?. Saya tidak keberatan jika sesekali Anda menggunakan akal sehat Anda, meskipun saya tahu Anda jarang menggunakannya.

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Tentang kekeliruan Ibnu 'Abbaas radliyallaahu 'anhumaa,... memang sejak kapan Ahlus-Sunnah mempunyai keyakinan bahwa individu shahabat itu ma'shum ?. Shahabat itu manusia yang tetap ada kemungkinan salah. Seorang perawi yang tsiqah pun, tetap sangat mungkin melakukan kekeliruan. Tapi tentu saja,... menentukan kekeliruan seorang perawi itu harus memakai ilmu, bukan ngasal.

Nah,... sekarang bandingkan lah dengan riwayat di kitab hadits Anda yang ngaco itu :

وبإسناده عن علي بن الحكم ، عن عبد الرحمن العرزمي ، (عن أبيه) ، عن أبي عبدالله ( عليه السلام ) قال : صلى علي (عليه السلام) بالناس على غير طهر وكانت الظهر ثم دخل ، فخرج مناديه ، أن أمير المؤمنين (عليه السلام) صلى على غير طهر فأعيدوا فليبلغ الشاهد الغائب

Dan dengan sanadnya, dari ‘Aliy bin Al-Hakam, dari ‘Abdurrahmaan Al-‘Arzamiy, (dari ayahnya), dari Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam), ia berkata : ’Aliy (‘alaihis-salaam) pernah mengimami orang-orang shalat Dhuhur dalam keadaan (lupa) tidak suci/tidak berwudlu. (Setelah selesai), ia pun masuk (ke dalam rumah). Lalu ada seseorang keluar seraya berseru : “Amiirul-Mukminiin shalat dalam keadaan tidak suci. Ulangilah shalat kalian, dan hendaknya orang-orang yang hadir menyampaikan hal ini kepada yang tidak hadir” [lihat : At-Tahdziib 3/40, Al-Istibshaar 1/433, dan Wasaailusy-Syii’ah 8/352].

‘Aliy bin Al-Hakam dan ‘Abdurrahmaan Al-‘Arzamiy adalah tsiqah menurut ulama Syi’ah.

Catatan :

Dalam kitab Al-Istibshaar tidak tercantum kalimat ‘dari ayahnya’ (yang saya kasih tanda kurung di atas), dan inilah yang benar menurut data dalam buku Syi’ah. Oleh karena itu, kalimat ‘dari ayahnya’ merupakan tambahan (idraaj) dalam sanad (yang dihukumi lemah). ‘Abdurrahmaan dikenal periwayatannya dari Abu ‘Abdillah sebagaimana terdapat dalam kitab Rijaalun-Najaasyiy :

عبد الرحمن بن محمّد بن عبيد الله :
الرزمي الفزاري ، أبو محمّد ، روى عن أبي عبد الله عليه السلام ، ثقة ، ذكره أصحاب كتب الرجال ؛ له كتاب ، روى عنه : زكريا بن يحيى

“’Abdurrahmaan bin Muhammad bin ‘Ubaidullah. Al-‘Arzamiy Al-Fazaariy, Abu Muhammad. Ia meriwayatkan dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam. Seorang yang tsiqah. Hal ini disebutkan oleh para penulis kitab rijaal. ‘Abdurrahmaan mempunyai tulisan/kitab. Meriwayatkan darinya : Zakariyyaa bin Yahyaa” [Rijaalun-Najaasyiy, 237/628. Lihat juga : Naqdur-Rijaal, 3/55].

Sanad riwayat ini shahih.

Ath-Thuusiy saat mengomentari riwayat ini (yang ada dalam kitab At-Tahdziib) berkata : “Hadzaa khabarun syaadz (ini adalah hadits/khabar syaadz)”. Hadits ini syaadz karena dhahir sanadnya shahih namun bertentangan dengan kesepakatan madzhab (tentang kema’shuman para imam).

Komentar saya :

Pertama,... ini riwayat bener nggak kalau menyatakan 'Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu 'anhu pernah shalat lupa berwudlu ?. Soalnya para perawinya adalah terpercaya menurut standar Syi'ah.

Kedua,.. kalau Anda mengatakan hadits ini lemah karena bertentangan dengan teologi agama Anda tentang kema'shuman imam, lantas perawi tsiqah manakah yang telah berbuat keliru meriwayatkan hadits di atas ?.

Ketiga,... seandainya Anda tidak menggubris statement saya yang pertama dan kedua di atas, sederhananya, siapakah yang berbuat kekeliruan dengan menyisipkan ayah 'Abdurrahmaan Al-'Arzamiy dalam sanad di atas ?.

Bisa kasih jawaban gak Brur atas tiga teka-teka di atas ?.

Atau Anda mau saya kasih solusi jawaban ?. Ini solusinya :

فإننا لا نحتاج إلى سند لهذه الأصول الأربعة وإذا أوردنا سنداً فليس إلا للتيمن والبركة والإقتداء بسنة السلف

“Sesungguhnya kami tidak butuh kepada sanad untuk al-ushul-al-arba’ah ini (yaitu empat kitab hadits utama Syi’ah, termasuk Al-Kaafiy). Apabila kami meletakkan sanad (pada satu riwayat), maka tidak lain itu hanyalah sekedar memandang baik, menggapai barakah, dan mengikuti sunnah salaf” [Rasaail Abil-Ma’aaliy Al-Majlisiy, hal. 459].

Ini perkataan Muhamad Baaqir Al-Majlisiy, saya hanya mengutipnya.

Intinya,.. bilang saja sama saya bahwa Anda itu tidak memusingkan sanad. Kalau hadits itu berkesesuaian dengan agama Syi'ah, shahih lah ia. Kalau tidak, ya harap ditendang.

syiahpengecutpayah mengatakan...

untuk video yang footnote ke -3

[3] Banyak ulama Syi'ah yang tidak hafal ayat-ayat Al-Qur'an. Lihat video berikut bagaimana seorang pendebat Syi’ah terkenal di ‘Iraq tidak pintar dalam menukil ayat :

kok sudah ga ada ya ustadz? udah di removed gitu... cepet banget ya responnya... ^____^

Unknown mengatakan...

apakah perayaan assyuro dengan memukuli badan sampai berdarah2 adalah ajaran Rassullah?apakah mengagungkan kuburan abu lu'luah almajusi,pembunuh shahabat Rassulullah yg dicintai beliau yaitu Umar R.A adalah ajaran Rassulullah yang murni?apakah mengatakan bahwa Aisyah R.A kafir dan penzinah adalah ajaran Rassulullah?seolah syiah mau mengatakan bahwa Rassulullah tidak becus mendidik Aisyah R.A!

faidzin mengatakan...

@syiahpengecutpayah. Kalau antum mau lihat videonya ada di videosyiah.com/_view/84.

Mungkin juga akh Abul Jauzaa bisa memperbaiki linknya karena yang di youtube sudah dihapus

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Terima kasih, telah saya perbaiki link videonya....

Anonim mengatakan...

Klo di perhatiin dagelan syiah ini lucu2 ya,imut2,chibi-chibiii...alias sekarep udelnya menerapkan aturan2 Tuhan... مَاشَآءَاللّهُ

Anonim mengatakan...

hahhahaaaaaaa agama syiah agama abal abal

Anonim mengatakan...

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada anda
Dan semoga pintu hati anda terbuka wahai orang yang tersesat oleh fitnah

Unknown mengatakan...

syiah sedang bertalqiah nie ye.

Anonim mengatakan...

ABU AL JAUZAA" ITU PENGIKUT ALIRAN SESAT SAMIRI UMAR RIDHOLLAAH "AN HU,YANG BIKIN SAPI "IJIL EMAS SAMIRI< ngak percaya buka aja kedok nya......

Anonim mengatakan...

Saya sudah pasti orang bodoh tapi saya tidak akan berhenti belajar, cuma saya hanya ingin menggugah bagaimana mengajak dan membuat mereka yang tersesat dapat kembali untuk mengimami Al Qur'an dan Hadist yang Shahih tanpa harus menghujat dan memusuhinya, bagaimanapun mereka melantunkan ayat Al Qur'an walaupun kurang fasih.

Anonim mengatakan...

Maju terus Ustad... jgn pernah lelah untuk membungkam mulut busuk Syiah!. Sungguh zuriad Rasulullah SAW akan selalu membela mu!

Ali Al Mujtaba mengatakan...

Ente para musuh syi'ah Ali (yang menglkafirkan syi'ah Ali). Ane tantang mubahalah.
Jika ente benar (syi'ah Ali itu kafir) maka ane akan mati secepat mungkin dengan derita yang sangat dalam. Sedang jika syi'ah Ali itu pengikut kanjeng Nabi Muhammad SAWW maka ente yang mengaminkan ini akan mati secepat mungkin dengan derita yang sangat dalam.
Yang tidak mengaminkan dan sudah membaca ini yang tetap mengkafirkan syi'ah maka dia dijamin kafir dan masuk neraka!