Hadits-Hadits Tidak Shahih Seputar Ziarah ke Kubur Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam (2)


Hadits Kelima

مَنْ زَارَ قَبْرِي - أَوْ قَالَ : مَنْ زَارَنِي - كُنْتُ لَهُ شَفِيْعاً - أَوْ شَهِيْداً - وَمَنْ مَاتَ فِيْ أَحَدِ الْحَرَمَيْنِ، بَعَثَهُ اللهُ فِي الآمِنِيْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

”Barangsiapa yang menziarahi kuburku - atau : Barangsiapa yang menziarahikuniscaya aku akan menjadi pembela atau saksi baginya. Dan barangsiapa yang mati di salah satu dari dua tanah haram (Makkah atau Madinah), maka Allah akan membangkitkannya sebagai orang-orang yang mendapatkan keamanan di hari kiamat”.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisiy no. 65 dengan sanad :

حدثنا أبو داود، قال : حدثنا سَوَّار بن ميمون أبو الجراح العبدي، قال : حدثني رجل من آل عمر، عن عمر رضي الله عنه، قال : سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : .....

Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Sawwaar bin Maimuun Abul-Jarraah Al-‘Abdiy, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku seorang laki-laki dari keluarga ‘Umar, dari ‘Umar radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “…….(al-hadits)…..”.

Diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqiy[1] melalui jalan Ath-Thayalisiy dalam Al-Kubraa 5/245.

Hadits ini sangat lemah dikarenakan majhul-nya Sawwaar bin Maimuun. Ibnu ’Abdil-Haadiy berkata tentangnya : ”Ia adalah seorang syaikh majhuul, tidak diketahui ’adalah dan dlabth-nya...” [Ash-Shaarimul-Munkiy, hal. 89].

Al-Baihaqiy berkata : ”Sanad (hadits) ini majhuul” [Al-Kubraa, 5/245].

Selain itu, kelemahan juga terletak pada mubham-nya laki-laki dari keluarga ’Umar serta idlthirab dalam sanadnya.

Dalam sanad Al-’Uqailiy, Sawwaar bin Maimuun meriwayatkan dari Haaruun bin Qaza’ah, dari seorang laki-laki keluarga Al-Khaththaab, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam [Adl-Dlu’afaa’, 4/1477 no. 1977].[2]

Adapun Haaruun bin Qaza’ah, Al-Bukhaariy berkata : ”Haditsnya tidak ada mutaba’ah-nya (laa yutaabi’u ’alaihi)” [idem].

Diriwayatkan juga oleh Ad-Daaruquthniy[3] dalam Sunan-nya (no. 2694), namun sanadnya juga tidak shahih karena majhul-nya Haaruun bin Abi Qaza’ah dan mubham-nya laki-laki keluarga Haathib. Haaruun bin Abi Qaza’ah di sini sama dengan Haaruun bin Qaza’ah (sebagaimana di atas). Dikatakan juga namanya Ibnu Abi Qaza’ah Al-Madaniy – seorang yang majhuul.

Adz-Dzahabi telah menyebutkan dalam Al-Miizaan (4/285) hadits Haathib ini dan juga hadits ’Umar yang telah disebutkan sebelumnya dalam riwayat-riwayat munkar dari Haaruun bin Abi Qaza’ah.

Lihat juga Irwaaul-Ghaliil no. 1127.

Hadits Keenam

مَنْ زَارَنِيْ وَزَارَ أَبِيْ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ عَامٍ وَاحِدٍ دَخَلَ الْجَنَّة

”Barangsiapa yang menziarahiku dan menziarahi bapakku (yaitu) Ibrahim pada tahun yang sama, niscaya ia akan masuk surga”.

An-Nawawiy berkata dalam Al-Majmu’ (8/261) : ”Hadits palsu, tidak ada asalnya, dan tidak diriwayatkan oleh seorangpun dari kalangan ahli ilmu (ulama’)”.

Hadits Ketujuh

مَنْ جَاءَنِيْ زَائِراً لَمْ تَنْزِعْهُ حَاجَةٌ إِلَّا زِيَارَتِيْ، كَانَ حَقًّا عَلَيَّ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ شَفِيْعاً يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

”Barangsiapa yang mendatangiku dengan maksud menziarahiku, dan tidaklah ia melepaskan satu keperluan pada waktu itu kecuali menziarahiku, maka menjadi hak bagiku untuk nenjadi pembela baginya di hari kiamat”.

Diriwayatkan oleh Ibnu Najjaar[4] dalam Ad-Durratuts-Tsaminah fii Taarikhil-Madiinah (hal 143) dan Ad-Daaruquthniy dalam As-Sunan [5].

Hadits ini sangat lemah. Dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Maslamah bin Saalim. Ia juga disebut Muslim bin Saalim, seorang Jahmiy. Abu Daawud As-Sijistaaniy berkata : ”Tidak tsiqah” [Al-Mughniy fidl-Dlu’afaa’, 2/402 no. 6211].

Hadits Kedelapan

مَنْ لَمْ يَزُرْ قَبْرِيْ فَقَدْ جَفَانِيْ

”Barangsiapa yang tidak menziarahi kuburku, sungguh ia telah berpaling dariku”.

Diriwayatkan oleh Ibnun-Najaar dalam Taarikhul-Madiinah (hal. 144) dengan tanpa sanad dengan sighah (bentuk) tamridl. Lafadhnya adalah : ”Diriwayatkan dari ’Ali, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam : ”....(al-hadits)....”.

Diriwayatkan juga oleh Abul-Hasan Al-Husainiy[6] dalam Akhbaarul-Madiinah – melalui perantaraan Ash-Shaarimul-Munkiy hal. 171.

Status hadits ini palsu (maudluu’).

Ibnu ’Abdil-Hadi berkata : ”Hadits ini termasuk dari jajaran hadits-hadits palsu lagi dusta yang dinisbatkan kepada ’Ali bin Abi Thalib” [Ash-Shaarimul-Munkiy, hal. 171].

Dalam sanadnya terdapat An-Nu’man bin Syibl Al-Baahiliy. Muusaa bin Haaruun berkata : ”Ia tertuduh (muttaham)”. Ibnu Hibbaan berkata : ”Ia datang dengan membawa banyak malapetaka/bencana” [Miizaanul-I’tidaal, 4/265 dan Lisaanul-Miizaan, 8/285].

Dalam sanadnya juga terdapat perawi yang bernama Muhammad bin Al-Fadhl bin ’Athiyyah Al-Madiniy. Seorang pendusta yang masyhur dengan kedustaannya dan telah memalsukan hadits. Ahmad bin Hanbal berkata : ”Ia tidak ada apa-apanya. Haditsnya termasuk hadits orang pendusta”. Ibraahiim bin Ya’quub Al-Juuzajaaniy berkata : ”Ia seorang pendusta”. Yahyaa bin Ma’iin berkata : ”Tidak ada apa-apanya”. Di lain riwayat ia berkata : ”Pendusta (kadzdzaab)”. Begitu pula Muslim bin Al-Hajjaaj, An-Nasa’iy, dan Ibnu Khiraasy berkata : ”Matruukul-hadiits” [selengkapnya lihat Tahdziibul-Kamaal, 26/280-287 no. 5546].

Dalam sanadnya juga terdapat Jaabir, ia adalah Ibnu Yaziid Al-Ju’fiy[7]. Ibnu Hajar berkata : ”Lemah (dla’iif), Raafidliy” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 192 no. 886 – atau selengkapnya silakan baca biografinya pada Tahdziibul-Kamaal, 4/465-472 no. 879].

Selain itu, sanad hadits di atas terputus antara Muhammad (Ibnu ’Aliy, Abu Ja’far Al-Baaqir) dengan kakek buyutnya, ’Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ’anhu.

....semoga bersambung......

[Abul-Jauzaa’ Al-Atsariy – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor, 16610 – http://abul-jauzaa.blogspot.com].



[1] Sanadnya sebagai berikut :

أخبرنا أبو بكر بن فورك، أنا عبد الله بن جعفر، ثنا يونس بن حبيب، ثنا أبو داود، ثنا سوار بن ميمون أبو الجراح العبدي، قال : حدثني رجل من آل عمر، عن عمر رضي الله عنه، قا؛ : سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : .....

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakr bin Faurak : Telah memberitakan kepada kami ‘Abdullah bin Ja’far : Telah menceritakan kepada kami Yuunus bin Habiib : Telah menceritakan kepada kami Abu Daawud : Telah menceritakan kepada kami Sawwaar bin Maimuun Abul-Jarraah Al-‘Abdiy, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku seorang laki-laki dari keluarga ‘Umar, dari ‘Umar radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “……(al-hadits)….”.

[2] Selengkapnya adalah :

حدثناه محمد بن موسى، قال : حدثنا أحمد بن الحسين الترمذي. قال : حدثنا عبد الملك بن إبراهيم الجُدي، قال : حدثنا شعبة، عن سوار بن ميمون، عن هارون بن قزعة عن رجل من آل الخطاب، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال : مَنْ زَارَنِي مُتَعَمِّداًَ كَانَ فِي جِوَارِ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. وَمَنْ مَاتَ فِيْ أَحَدِ الْحَرَمَيْنِ بَعَثَهُ اللهُ فِي الآمِنِيْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muusaa, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al-Husain At-Tirmidziy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Malik bin Ibraahiim Al-Judiy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Sawwaar bin Maimuun, dari Haaruun bin Qaza’ah, dari seorang laki-laki keluarga Al-Khaththaab, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Barangsiapa yang menziarahiku dengan sengaja, maka kelak ia akan menjadi tetangga Allah di hari kiamat. Dan barangsiapa yang mati di salah satu dari dua tanah haram (Makkah atau Madinah), maka Allah akan membangkitkannya sebagai orang-orang yang mendapatkan keamanan di hari kiamat”.

[3] Sanadnya sebagai berikut :

حدثنا أبو عُبيدة والقاضي أبو عبد الله وابن مخلد، قالوا : حدثنا محمد بن الوليد البُسْري، حدثنا وكيع، حدثنا خالد بن أبي خالد وأبو عون، عن الشعبي والأسود بن ميمون، عن هارون بن أبي قزعة، عن رجل من آل حاطب، عن حاطب، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ زَارَنِي بَعدَ مَوْتِي، فَكَأَنَّمَا زَارَنِي فِيْ حَيَاتِيْ، وَمَنْ مَاتَ بِأَحَدِ الْحَرَمَيْنِ بُعِثَ مِنَ الْآمِنِيْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Telah menceritakan kepada kami Abu ’Ubaidah, Al-Qaadliy, dan Ibnu Makhlad, mereka semua berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Waliid Al-Busriy : telah menceritakan kepada kami Wakii’ : Telah menceritakan kepada kami Khaalid bin Abi Khaalid dan Abu ’Aun, dari Asy-Sya’biy dan Al-Aswad bin Maimuun, dari Haaruun bin Abi Qaza’ah, dari seorang laki-laki keluarga Haathib, dari Haathib, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam : ” ”Barangsiapa yang menziarahiku setelah matiku, maka seakan-akan ia menziarahiku sewaktu aku masih hidup. Dan barangsiapa yang mati di salah satu di antara dua tanah haram (Makkah dan Madinah), niscaya ia akan dibangkitkan sebagai orang-orang yang mendapat keamanan di hari kiamat”.

[4] Dari jalan Maslamah bin Saalim, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dari Naafi’, dari Saalim, dari ayahnya secara marfuu’.

[5] Dalam Al-Afraadul-Gharaaib (sebagaimana yang dikatakannya kepada Ibnu Thaahir 3/376).

[6] Sanadnya sebagai berikut :

حدثنا محمد بن إسماعيل، حدثني أبو أحمد الهمداني، حدثنا النعمان بن شبل، حدثنا محمد بن الفضل المديني سنة ست وسبعين عن جابر عن محمد بن علي، عن علي رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ زَارَ قَبْرِيْ بَعْدَ مَوْتِيْ فَكَأَنَّمَا زَارَنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَمَنْ لَمْ يَزُرْنِيْ فَقَدْ جَفَانِيْ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismaa’iil Telah menceritakan kepadaku Abu Ahmad Al-Hamdaaniy : Telah menceritakan kepada kami An-Nu’maan bin Syibl : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Fadhl Al-Madiiniy pada tahun 76 H, dari Jaabir, dari Muhammad bin ‘Aliy, dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang menziarahi kuburku setelah kematianku, maka ia seakan-akan menziarahiku sewaktu aku masih hidup. Dan barangsiapa yang tidak menziarahi kuburku, sungguh ia telah berpaling dariku”.

[7] Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abdil-Haadiy dalam Ash-Shaarimul-Munkiy, hal. 171.

Comments