Taqiyyuddiin
Al-Maqriiziy namanya adalah Ahmad bin ‘Aliy bin ‘Abdil-Qaadir bin Muhammad bin
Ibraahiim Al-Husainiy Al-‘Ubaidiy Al-Ba’liy Al-Qaahiriy, Abul-‘Abbaas. Ia
seorang imam yang unggul ilmunya, mutqin, dlaabith, ahli sejarah,
dan ahli hadits. Lahir tahun 766 H di Mesir, dan wafat tahun 845 H. Dalam
kitabnya yang berjudul Tajriidut-Tauhiid Al-Mufiid, ia menjelaskan
tentang tauhid dan syirik. Diantara yang beliau katakan adalah:
اعلم أن الله سبحانه رب كل شيء ومالكه
وإلههُ.
فالرب مصدر ربُّ يرَبُّ ربّاً فهو رابٌّ
: فمعنى قوله تعالى : {رَبِّ الْعَالَمِينَ} رابِّ العالمين ، فإن الرب سبحانه
وتعالى هو الخالق الموجد لعباده ، القائم بتربيتهم وإصلاحهم من خَلقٍ ورزقٍ وعافية
وإصلاح دين ودنيا .
والإلهية كون العباد يتخذونه سبحانه
محبوباً مألوهاً ويفردونه بالحب والخوف والرجاء والإخبات والتوبة والنذر والطاعة
والطلب والتوكل ، ونحو هذه الأشياء . فإن التوحيد حقيقته أن ترى الأمور كلها من
الله تعالى رؤية تقطع الالتفات إلى الأسباب والوسائط.
“Ketahuilah,
bahwasannya Allah subhaanahu wa ta’ala adalah Rabb segala sesuatu,
Maalik dan Ilah-nya. Kata Rabb adalah mashdar dari (ربّ
يرَبُّ ربّاً فهو رابٌّ) rabba,
yarubbu rabban, fahuwa raabbun, artinya : ia memelihara sesuatu, pemelihara.
Makna dari firman Allah ta’ala : ‘Rabbil-‘aalamiin’ : Pemelihara
semesta alam, karena Rabb subhaanahu wa ta’ala adalah Pencipta
hamba-Nya, memelihara dan memperbaiki (keadaan) mereka dengan baiknya
penciptaan, rizki, dan kesehatan; serta memperbaiki dunia dan agamanya.
Dan
Ilahiyyah merupakan keberadaan seorang hamba menjadikan-Nya subhaanahu
sebagai Dzat yang dicintai dan disembah, menyendirikan (meng-Esa-kan)-Nya
dengan rasa cinta, takut, harap, perendahan, taubat, nadzar, ketaatan,
permintaan (doa), tawakkal, dan yang lainnya. Sesungguhnya hakekat
tauhid adalah engkau memandang semua perkara berasal dari Allah ta’ala dengan
pandangan yang memutus perhatian kepada sebab-sebab dan perantara-perantara”
[hal. 18-19].
ولباب التوحيد أن يرى الأمور كلها لله
تعالى ، ثم يقطع الالتفاف إلى الوسائط وأن يعبده سبحانه عبادة يفرده بها ولا يعبد
غيره . ويخرج هذا التوحيد عن اتباع الهوى . فكل من اتبع هواه فقد اتخذ هواه معبوده
قال الله تعالى : { أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ}" الجاثية :23 " .
“Dan
inti dari tauhid adalah seseorang memandang semua perkara berasal dari Allah ta’ala,
kemudian memutus perhatian kepada perantara-perantara, serta menyembah-Nya subhaanahu
wa ta’ala dengan ibadah yang hanya dikhususkan untuk-Nya, dan tidak
menyembah selain-Nya. Dan ketauhidan ini keluar dari mengikuti hawa nafsu. Setiap
orang yang mengikuti hawa nafsunya, maka ia telah menjadikan hawa nafsunya sebagai
sesembahannya. Allah ta’ala berfirman : ‘Maka pernahkah kamu melihat
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya’ (QS. Al-Jaatsiyyah :
23)” [hal. 22-23].
ولا ريب أن توحيد الربوبية لم ينكره
المشركون ، بل أقروا بأنه سبحانه وحده خالقهم وخالق السماوات والأرض ، والقائم
بمصالح العالم كله ، وإنما أنكروا توحيد الإلهية والمحبة كما قد حكى الله تعالى
عنهم في قوله : { وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ
مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا
أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ} " البقرة :165" . فلما سووا غيره به في هذا
التوحيد كانوا مشركين كما قال الله تعالى : { الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ
ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ} "الأنعام :1 ". ، أي
يسوون غيره به، وقال الله تعالى : { وَهُمْ
بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ }.
“Dan
tidak diragukan lagi bahwa Tauhid Rubuubiyyah tidak diingkari oleh orang-orang
musyrik, akan tetapi mereka menetapkannya bahwa hanya Allah subhaanahu wa ta’ala
saja yang menciptakan mereka, menciptakan langit-langit dan bumi-bumi, serta
mengatur seluruh alam semesta. Mereka hanyalah mengingkari tauhid al-ilahiyyah
dan al-mahabbah sebagaimana yang firmankan Allah ta’ala : ‘Dan
di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah’ (QS.
Al-Baqarah : 165). Ketika mereka menyamakan selain-Nya dengan-Nya dalam tauhid
ini, maka mereka adalah orang-orang musyrik, sebagaimana firman Allah ta’ala
: ‘Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan
mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan
(sesuatu) dengan Tuhan mereka’ (QS. Al-An’aam : 1); yaitu mereka menyamakan
selain-Nya dengan-Nya. Dan Allah ta’ala berfirman : ‘sedang mereka
mempersekutukan Rabb mereka’ (QS. Al-An’aam : 150)” [hal. 24-25].
من عدل بالله غيره فقد أشركَ :
فلا وليَّ ولا حَكَمَ ولا رب إلا الله الذي من عَدَلَ به غيره فقد أشرك في ألوهيتهِ، ولو وحد ربوبيته ، فتوحيد الربوبية هو الذي اجتمعت فيه الخلائق ، مؤمنها وكافرها ، وتوحيد الألوهية مفرق الطرق بين المؤمنين والمشركين....
فلا وليَّ ولا حَكَمَ ولا رب إلا الله الذي من عَدَلَ به غيره فقد أشرك في ألوهيتهِ، ولو وحد ربوبيته ، فتوحيد الربوبية هو الذي اجتمعت فيه الخلائق ، مؤمنها وكافرها ، وتوحيد الألوهية مفرق الطرق بين المؤمنين والمشركين....
“Tidak
ada Pelindung, tidak ada Yang menetapkan hukum, tidak ada Rabb kecuali Allah
yang barangsiapa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, sungguh ia telah berbuat
syirik dalam Uluuhiyyah, meskipun ia mentauhidkan Rubuubiyyah-Nya.
Tauhid Ar-Rubuubiyyah adalah tauhid yang disepakati seluruh makhluk,
baik yang mukmin maupun kafir. Dan tauhid Al-Ilahiyyah-lah yang membedakan
antara orang-orang mukmin dan orang-orang musyrik.....” [hal. 26].
وبهذا الاعتبار الذي قررنا به الإله ،
وأنه المحبوب لاجتماع صفات االكمال فيه كان الله هو الاسم الجامع لجميع معاني
الأسماء الحسنى والصفات العليا ، وهو الذي ينكره المشركون ويحتج الرب سبحانه
وتعالى عليهم بتوحيدهم ربوبيته على توحيد ألوهيته ، كما قال الله تعالى : { قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلامٌ
عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ * أَمَّنْ خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ
حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَإِلَهٌ مَعَ
اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ}"النمل :59-60".
Dan
berdasarkan pertimbangan yang telah kami tetapkan tentang makna al-ilah,
bahwasannya Allah adalah Al-Mahbuub (Yang dicintai) dikarenakan
berkumpulnya sifat-sifat kesempurnaan pada-Nya. Adapun Allah adalah nama yang
mengumpulkan semua makna nama-nama (Allah yang) indah dan sifat-sifat yang
tinggi (al-asmaaul-husnaa wash-shifaatul-‘ulyaa). Itulah yang diingkari
orang-orang musyrik. Rabb subhaanahu wa ta’ala mendebat mereka atas penegasan
tauhid Ar-Rubuubiyyah-nya dengan tauhid Al-Uluuhiyyah. Allah ta’ala
berfirman: ‘Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan
atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah
apa yang mereka persekutukan dengan Dia?". Atau siapakah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu
sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada
tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang
menyimpang (dari kebenaran)’ (QS. An-Naml : 59-60)” [hal. 26-27].
وبالجملة فهو تعالى يحتج على منكري الإلهية
بإثباتهم الربوبية
“Dan
kesimpulannya, Allah berhujjah kepada orang yang mengingkari al-ilahiyyah
dengan menyebutkan penetapan mereka terhadap Rubuubiyyah......” [hal.
27].
Dari
penjelasan Al-Maqriiziy hafidhahullah di atas didapatkan beberapa
faedah:
1.
Penetapan adanya
tauhid Rubuubiyyah dan tauhid Ilahiyyah/Uluuhiyyah.
2.
Tauhid Rubuubiyyah
disepakati baik oleh orang mukmin maupun orang kafir.
3.
Seseorang yang mentauhidkan
Allah dalam Rubuubiyyah-Nya belum mencukupi tanpa mentauhidkan dalam
Uluuhiyyah-Nya.
4.
Syirik yang
dimaksudkan oleh Allah dalam banyak ayatnya adalah syirik dalam hal Uluuhiyyah,
bukan Rubuubiyyah.
Wallaahu a’lam.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – ciomas permai – 28032015 –
15:49 - Tajriidut-Tauhiid Al-Mufiid oleh Taqiyyuddin Ahmad bin ‘Aliy
Al-Maqriiziy, tahqiq & ta’liq : Yaasiin bin ‘Aliy bin Saalim Al-Huusyabiy Al-‘Adniy;
Maktabah Al-Imaam Al-Waadi’iy, Cet. 1/1428].
Comments
Ada sebagian orang gagal paham yang nantinya akan berkomentar kontra disini.
Pembagian tauhid ini dikiranya adalah secara hukum, padahal ini hanya ilmiah saja.
Mereka akan menyamakan dengan "tauhid"nya Paulus, padahal nggak ada hubungannya dengan trinitas.
Orang-orang fanatis ajengan & enggan tabayyun untuk belajar seperti itu akan terus ada sampai akhir zaman.
Assalamu'alaikum..
benar apa yg dikatakan oleh Anonim5 April 2015 09.57, itulah sebagian orang yg rusak pemahaman'y dan terlalu mengagungkan Qiyas_Semata.
mereka tidak berfikir jika i'tiqod 50 perlu dibuktikan kembali secara ilmiyah.
Tauhid ada 3, tetapi Al Mauhud hanya ada 1, yaitu Allah.
sedangkan bagi Nashrani, Al mauhud ada 3, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
jadi letak ketasyabbuhannya dimana?
Posting Komentar