Allah
ta’ala berfirman:
وَلِلَّهِ
الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
“Hanya milik Allah al-asmaul-husna (nama-nama
yang indah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut al-asmaul-husna itu” [QS. Al-A’raaf : 180].
Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ
تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ
الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah mempunyai 99 (sembilan
puluh sembilan) nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghitungnya[1], niscaya ia masuk surga”
Dalam
lain riwayat:
مَنْ حَفِظَهَا
دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa
yang menghapalnya, niscaya ia masuk surga”
[Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari no. 6410 dan Muslim no. 2677, dari hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu].
Meskipun
disebutkan dalam hadits di atas 99 nama, namun bukan berarti nama-nama Allah
yang indah hanya terbatas pada jumlah tersebut karena Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah mengucapkan dalam doanya:
أَسْأَلُكَ
بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ
خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ
الْغَيْبِ عِنْدَكَ
“Aku
memohon kepada-Mu dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang
Engkau nama diri-Mu dengannya, atau yang Engkau beritahukan kepada seseorang
dari makhluk-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau
sembunyikan menjadi ilmu ghaib di sisi-Mu” [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/391
& 452, Abu Ya’laa no. 5297, Ibnu Hibbaan no. 972, dan yang lainnya.
Dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihah 1/383-387 no.
199 dan Ahmad Syaakir dalam ta’liq-nya terhadap Musnad Al-Imaam Ahmad
5/267, namun sebagian yang lain mendla’ifkannya karena permasalahan Abu
Salamah Al-Juhanniy].
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ
سُخْطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي
ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridlaan-Mu dari
kemurkaan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari ancaman-Mu. Dan aku
berlindung kepada-Mu dari adzab-Mu. Aku tidak dapat menghitung segala pujian
kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau puji terhadap diri-Mu sendiri”
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 1427; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih
Sunan Abi Daawud 1/393].
Ibnu
Katsiir rahimahullah berkata:
ثم ليعلم أن
الأسماء الحسنى ليست منحصرة في التسعة والتسعين بدليل ما رواه الإمام أحمد في
مسنده،
“Kemudian
hendaklah diketahui bahwa al-asmaa’ul-husnaa tidak terbatas pada 99 nama
berdasarkan dalil hadits yang diriwayatkan Ahmad dalam Musnad-nya” [Tafsiir
Ibni Katsiir, 3/515].
Adapun 99 nama yang dimaksud
dalam hadits adalah terkait penyifatan siapa saja yang dapat
menghitung/menghapalnya, maka ia akan masuk surga.
Nama-nama
Allah ini bersifat tauqifiyyah, yaitu harus berdasarkan dalil (Al-Qur’an
dan hadits shahih). Ia tidak boleh ditetapkan berdasarkan akal, perasaan,
ataupun prasangka baik semata. Sebenarnya ada satu riwayat yang menjelaskan
perincian 99 nama tersebut, namun kualitasnya lemah.[2]
Banyak ulama yang telah berijtihad
mengumpulkan nama-nama Allah tersebut yang terdapat dalam nash Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Jika dihimpun, lebih dari 99 nama.
Nama-nama
Allah berikut dalil yang mendasarinya dalah sebagai berikut (urut abjad latin A à Z):
1.
Allah
(اللهُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى
“Dialah
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai al
asmaa’ul-husnaa (nama-nama yang baik)” [QS. Thaha : 8].
2.
Al-‘Adhiim
(الْعَظِيمُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Baqarah : 255].
3.
Al-‘Afuwwu
(الْعَفُوُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ
غَفُورٌ
“Dan
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” [QS. Al-Mujaadilah :
2].
4.
Al-‘Aliim
(الْعَلِيمُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ
“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada
mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka
akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui" [QS.
Az-Zukhruf : 9].
رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Sebagai rahmat dari
Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Ad-Dukhaan : 6].
5.
Al-‘Aliy
(الْعَلِيُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا
يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
“Demikianlah, karena sesungguhnya
Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari
Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi
Maha Besar” [QS. Luqmaan :
30].
وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ
لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ
قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْكَبِيرُ
“Dan
tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah
diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan
ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: "Apakah yang telah difirmankan
oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab: "(Perkataan) yang benar", dan
Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Saba’ : 23].
6.
Al-‘Aziiz
(الْعَزِيزُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا
وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ إِنَّ
رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ
“Maka tatkala datang adzab Kami, Kami selamatkan Shaalih beserta orang-orang yang
beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan
di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [QS. Huud : 66].
لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ
وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الأعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang
Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. An-Nahl : 60].
7.
Al-A’laa
(الأعْلَى)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلَى
“Sucikanlah nama
Tuhanmu Yang Maha Tinggi” [QS. Al-A’laa : 1].
إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الأعْلَى
“Tetapi
(dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha
Tinggi” [QS. Al-Lail : 20].
8.
Al-Ahad
(الْأَحَدُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah:
"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa” [QS. Al-Ikhlaash : 1].
Juga hadits:
عَنْ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ، قَالَ: سَمِعَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو وَهُوَ يَقُولُ:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ
الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ،
قَالَ: فَقَالَ: " وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ
بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ
أَعْطَى "
Dari Buraidah
Al-Aslamiy, ia berkata : Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
mendengar seorang laki-laki mengucapkan dalam doanya : ‘Allaahumma innii
as-aluka bi-annii asyhadu annaka antallahu laa ilaha illaa anta,
al-ahadush-shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahuu kufuwan
ahad (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan bersaksi sesungguhnya
Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi melainkan Engkau.
Yang Maha Esa, Yang Tidak membutuhkan sesuatu akan tetapi segala sesuatu
membutuhkan-Mu. Tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada seorang pun
yang menyamai-Mu)”. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
: “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Sungguh, ia telah memohon kepada
Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang apabila Ia dimohon doa dengannya,
pasti Ia kabulkan. Dan apabila Ia diminta dengannya, pasti Ia berikan”
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3475, Abu Daawud no. 1493, Ibnu Maajah no.
3857, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan
At-Tirmidziy 3/432].
9.
Al-Akram
(الأكْرَمُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
“Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” [Al-‘Alaq : 3].
10.
Al-Awwal
(الأوَّلُ)
11.
Al-Aakhir
(الآخِرُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ
“Dialah
Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin” [QS. Al-Hadiid : 3].
12.
Al-Baari’
(الْبَارِئُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ
“Dia-lah Allah
Yang Menciptakan, Yang Mengadakan” [QS. Al-Hasyr : 24].
13.
Al-Baasith (الْبَاسِطُ)
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ، وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ
أَلْقَى رَبِّي، وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ، يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ،
وَلَا مَالٍ
“Sesungguhnya Allah-lah yang membuat ketetapan
harga. Ia adalah Al-Qaabidl (Maha menahan/menyempitkan rizki), Al-Baasith (Maha
membentangkan/meluaskan rizki), Ar-Razzaaq (Maha menganugerahkan rizki). Dan
sesungguhnya aku berharap menjumpai Rabbku dalam keadaan tiada seorangpun yang
menuntut kepadaku (di hadapan Allah) karena suatu kedhaliman yang aku lakukan
dalam perkara darah maupun harta” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1314,
Abu Daawud no. 3451, Ibnu Maajah mo. 2200, dan yang lainnya; dishahihkan oleh
Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/60].
14.
Al-Baathin
(الْبَاطِنُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ
“Yang
Dhaahir dan Yang Batin” [QS. Al-Hadiid : 3].
15.
Al-Barr
(الْبَرُّ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ
“Sesungguhnya
kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah Yang melimpahkan kebaikan lagi
Maha Penyayang” [QS. Ath-Thuur : 28].
16.
Al-Bashiir
(الْبَصِيرُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آَيَاتِ اللَّهِ
بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ
بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Sesungguhnya orang-orang yang
memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka
tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang
mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada
Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [QS. Al-Mukmin : 56].
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada
sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat” [QS. Asy-Syuuraa : 11].
17.
Adh-Dhaahir
(الظَّاهِرُ)
Dalilnya
adalah QS. Al-Hadiid ayat 3 yang
telah disebut sebelumnya.
Selain
itu juga hadits tentang doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat hendak tidur:
....اللَّهُمَّ أَنْتَ
الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ
شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ
فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ......
“…..Ya Allah, Engkau adalah Al-Awwal, tidak ada
sesuatu pun yang mendahului-Mu. Engkau adalah Al-Aakhir, tidak ada sesuatu pun setelah-Mu.
Engkau adalah Adh-Dhaahir, maka tidak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau adalah
Al-Baathin, tidak ada sesuatu yang lebih dekat dari-Mu…..” [Diriwayatkan
oleh Muslim no. 2713].
18.
Dzul-Jalaali wal-Ikraam (ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإكْرَامِ
“Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai
kebesaran dan karunia”
[QS. Ar-Rahmaan : 78].
Juga hadits Tsaubaan radliyallaahu ‘anhu, ia
berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنْصَرِفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ اللَّهَ ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ
تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
apabila beliau hendak beranjak dari shalatnya, beliau beristighfar kepada Allah
tiga kali, kemudian membaca : ‘Allahumma antas-salaam wa minkas-salaam
tabaarakta yaa dzal-jalaali wal-ikraam” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no.
300,dan ia berkata : “Hadits ini hasan shahih”].
19.
Al-Fattaah
(الْفَتَّاحُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ
بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ
الْعَلِيمُ
“Katakanlah:
"Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan
antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui"
[QS. Saba’ : 26].
20.
Al-Ghaalib (الْغَالِبُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَاللَّهُ غَالِبٌ
عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Dan Allah Yang Berkuasa terhadap
urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” [QS. Yuusuf : 21].
21.
Al-Ghaffaar
(الْغَفَّارُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ
لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
“Dan
sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
shalih, kemudian tetap di jalan yang benar” [QS. Thaha : 82].
Juga hadits:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَضَوَّرَ مِنَ اللَّيْلِ، قَالَ: " لا إِلَهَ إِلا
اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا
بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ "
Dari ‘Aaisyah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam apabila terbangun di waktu malam (dari tidurnya)
mengucapkan : “Laa ilaha illallaah, al-waahidul-qahhaar, rabbus-samaawaati
wal-ardli wa maa baina humaa al-‘aziizul-ghaffaar (tidak ada tuhan yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah, Yang Maha Tunggal lagi Maha Kuasa. Rabb
langit-langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Yang
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” [Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan
no. 5530, An-Nasaa’iy dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 863, Al-Haakim
1/540, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Arna’uth dalam Takhriij Shahiih
Ibni Hibbaan 12/340].
22.
Al-Ghafuur
(الْغَفُورُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Dia memberikan kebaikan itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Yuunus :
107].
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”
[QS. Al-Mulk : 2].
23.
Al-Ghaniy
(الْغَنِيُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنَّ
اللَّهَ لَهُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di
langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya lagi Maha Terpuji”
[QS. Al-Hajj : 64].
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِنَّ اللَّهَ
هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Kepunyaan
Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang
Maha Kaya lagi Maha Terpuji” [QS. Luqmaan : 26].
24.
Al-Haadiy
(الْهَادِيُّ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ
الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا
وَنَصِيرًا
“Dan seperti
itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang
berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong” [QS.
Al-Furqaan : 31].
25.
Al-Haafidh
(الْحَافِظُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا
وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“Maka Allah
adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para
penyayang” [QS. Yuusuf : 64].
26.
Al-Haasib (الْحَاسِبُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat
perhitungan” [QS.
Al-Anbiyaa : 47].
27.
Al-Hafiidh
(الْحَفِيظُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
“Sesungguhnya
Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu” [QS. Huud : 57].
وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
“Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala
sesuatu” [QS. Saba’ : 21].
28.
Al-Hakam
(الْحَكَمُ)
Dalilnya
adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَكَمُ
وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ
“Sesungguhnya
Allah adalah Al-Hakam, dan kepada-Nya lah dikembalikan semua hukum”
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4955, An-Nasaa’iy no. 5387, Al-Bukhaariy
dalam Al-Adabul-Mufrad no. 811, dan yang lainnya; dishahihkan oleh
Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud, 3/216].
29.
Al-Hakiim
(الْحَكِيمُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ
الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Ya'qub berkata: "Hanya dirimu
sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang
baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya
kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana"
[QS. Yuusuf : 83].
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي
الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Bertasbih kepada Allah apa saja yang
ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana” [QS.
Ash-Shaff : 1].
30.
Al-Haliim
(الْحَلِيمُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ
“Dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” [QS. Al-Baqarah
: 235].
Juga hadits:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عِنْدَ الْكَرْبِ،
يَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ،
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ
Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa, ia
berkata : Saat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengalami kesedihan,
beliau membaca : Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain
Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada tuhan yang berhak
diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb langit dan bumi, serta rabb ‘Arsy
yang mulia” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6345 dan Muslim no. 2730].
31.
Al-Hamiid
(الْحَمِيدُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ
مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“Alif,
laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan
izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji” [QS. Ibraahiim : 1].
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى
اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak
kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi
Maha Terpuji” [QS. Faathir
: 15].
32.
Al-Haqq (الْحَقُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ
فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
“Maka (Dzat yang demikian) itulah
Allah Tuhan kamu Yang
Hak; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan
kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?”
[QS. Yuunus : 6].
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ
وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
“(Kuasa
Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang
Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil,
dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Hajj : 62].
33.
Al-Hasiib
(الْحَسِيْبُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
“Dan
cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu)”
[QS. An-Nisaa’ : 6].
34.
Al-Hayy (الْحَيُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya)” [QS.
Al-Baqarah : 255].
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ
الَّذِي لَا يَمُوتُ
“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang
Hidup (Kekal) Yang tidak mati”
[QS. Al-Furqaan : 58].
35.
Al-Hayiy (الْحَيِيُّ)
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ
كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا
صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
“Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Pemurah. Ia malu
bila seorang lelaki mengangkat kedua tangannya kepada-Nya lalu Dia
mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa” [Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy no. 3556, Abu Daawud no. 1488, Ibnu Maajah no. 3865, dan yang
lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 1/409].
36.
Al-Jabbaar
(الْجَبَّارُ)
Dalilnya adalah QS. Al-Hasyr : 23 dan sabda
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
تَكُونُ الْأَرْضُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خُبْزَةً
وَاحِدَةً يَتَكَفَّؤُهَا الْجَبَّارُ
بِيَدِهِ كَمَا يَكْفَأُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ فِي السَّفَرِ
“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adonan kue
dan dibalikkan oleh Al-Jabbaar dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang di
antara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6520 dan Muslim no. 2792].
37.
Al-Jamiil
(الْجَمِيلُ)
Dalilnya
adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ
يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya
Allah itu adalah Al-Jamiil, sehingga mencintai keindahan” [Diriwayatkan
oleh Muslim no. 91].
38.
Al-Kaafiy (الْكَافِيُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ
عَبْدَهُ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi
hamba-hamba-Nya” [QS.
Az-Zumar : 36].
39.
Al-Kabiir
(الْكَبِيرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ
كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
“Yang demikian itu adalah karena kamu
kafir apabila Allah saja yang disembah. Dan kamu percaya apabila Allah
dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi
lagi Maha Besar” [QS.
Al-Mukmin : 12].
40.
Al-Kariim
(الْكَرِيمُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
“Hai
manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah” [QS. Al-Infithaar : 6].
41.
Al-Khaaliq
(الْخَالِقُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
اللَّهُ خَالِقُ
كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
“Allah menciptakan segala sesuatu dan
Dia memelihara segala sesuatu”
[QS. Az-Zumar : 62].
Juga QS. Al-Hasyr : 24.
42.
Al-Khabiir
(الْخَبِيرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
“Dia mengetahui yang gaib dan yang
nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”
[QS. Al-An’aam : 73].
فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا
قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ
“Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan
pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: "Siapakah
yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah
diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
[QS. At-Tahriim : 3].
43.
Al-Khallaaq
(الْخَلاَّقُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلاَّقُ
الْعَلِيمُ
“Sesungguhnya
Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Hijr :
86].
44.
Al-Lathiif
(اللَّطِيفُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
لا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ
وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu
dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” [Al-An’aam : 103].
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak
mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha
Mengetahui?” [QS. Al-Mulk
: 14].
45.
Al-Majiid
(الْمَجِيدُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ
اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Para
malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah?
(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai
ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah” [QS. Huud :
73].
46.
Al-Maliik
(الْمَلِيكُ)
47.
Al-Muqtadir
(الْمُقْتَدِرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ
مُقْتَدِرٍ
“Di
tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa” [QS. Al-Qamar : 55].
48.
Al-Malik
(الْمَلِكُ)
49.
Al-Mu’min
(الْمُؤْمِنُ)
50.
Al-Muhaimin
(الْمُهَيْمِنُ)
51.
Al-Mutakabbir
(الْمُتَكَبِّرُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ
الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا
يُشْرِكُونَ
“Dia-lah
Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci,
Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang
Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah
dari apa yang mereka persekutukan” [QS. Al-Hasyr : 23].
52.
Al-Mannaan (الْمَنَّانُ)
Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ،
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ
بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا حَيُّ
يَا قَيُّومُ إِنِّي أَسْأَلُكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu
dengan (bersaksi) bahwa bagi-Mu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah
selain Engkau. (Engkaulah) Al-Mannaan (yang Maha Mengaruniai nikmat), yang
menciptakan langit dan bumi (tanpa ada penciptaan seperti itu sebelumnya).
Wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup, wahai yang Maha
Mengurus segala sesuatu, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu” [Diriwayatkan
oleh An-Nasaa’iy no. 1300; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan
An-Nasaa’iy 1/416].
53.
Al-Matiin
(الْمَتِينُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sesungguhnya
Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh”
[QS. Adz-Dzaariyaat : 58].
Juga hadits:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: أَقْرَأَنِي
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي أَنَا الرَّزَّاقُ ذُو
الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Dari Ibnu Mas’uud, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam membacakan kepadaku firman Allah : ‘Sesungguhnya Aku adalah Maha
Pemberi Rizki, yang Mempunyai
Kekuatan lagi Maha Kokoh” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2940, Abu Daawud
no. 3993, An-Nasaa’iy no. 547, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy
dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/173].
54.
Al-Maulaa
(الْمَوْلَى)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا
بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى
وَنِعْمَ النَّصِيرُ
“Maka dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong” [QS. Al-Hajj : 78].
55.
Al-Mu’akhkhir (الْمُؤَخِّرُ)
Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam setelah usai shalat:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ،
وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ
مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah ampunilah dosaku yang lalu dan akan
datang, yang tersembunyi dan yang terang-terangan, serta dosa lain yang Engkau
lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau Yang mendahulukan dan Yang
mengakhirkan. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau”
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 1509, Ibnu Khuzaimah no. 723 & 743, Ibnu
Hibbaan no. 1966 & 2025, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy
dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 1/413].
56.
Al-Mu’thiy (الْمُعْطِي)
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي
الدِّينِ وَاللَّهُ الْمُعْطِي وَأَنَا
الْقَاسِمُ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya,
niscaya Ia akan memberinya kepahaman dalam agama, dan Allah Yang memberi sedangkan
akulah yang membagi…” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3116].
57.
Al-Mubiin
(الْمُبِينُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
أَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ
“Bahwa
Allah lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat
yang sebenarnya)” [QS. An-Nuur : 25].
58.
Al-Muhiith
(الْمُحِيطُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ
وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا
“Kepunyaan
Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan)
Allah Maha Meliputi segala sesuatu” [QS. An-Nisaa’ : 126].
59.
Al-Mujiib
(الْمُجِيبُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
“Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)” [QS.
Huud : 61].
60.
Al-Muqaddim (الْمُقَدِّمُ)
Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam saat tahajjud:
.....اللَّهُمَّ لَكَ
أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ
خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ
وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ
وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ
“…….Ya Allah hanya kepada-Mu aku berserah diri,
kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, dengan
hujjah-Mu aku bertikai, kepada-Mu aku memohon putusan hukuman. Ampunilah dosaku
yang lalu dan akan datang, yang tersembunyi dan yang terang-terangan. Engkau
Yang mendahulukan dan Yang mengakhirkan. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi
kecuali Engkau” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1120 & 6317].
61.
Al-Muqiit
(الْمُقِيتُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا
“Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu” [QS. An-Nisaa’ : 85].
62.
Al-Mushawwir
(الْمُصَوِّرُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ
الأسْمَاءُ الْحُسْنَى
“Dia-lah Allah
Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai
Nama-Nama Yang Paling baik” [QS. Al-Hasyr : 24].
63.
Al-Musta’aan (الْمُسْتَعَانُ)
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّ وَرَبُّنَا الرَّحْمَنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ
“(Muhammad) berkata: "Ya Tuhanku, berilah keputusan
dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohonkan
pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan" [QS. Al-Anbiyaa’ : 112].
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ
عَلَى مَا تَصِفُونَ
“Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan
Allah sajalah Yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu
ceritakan" [QS. Yuusuf :
18].
64.
Al-Muta’aaliy
(الْمُتَعَالِيُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ
“Yang
mengetahui semua yang gaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi”
[QS. Ar-Ra’d : 9].
65.
An-Naashir (النَّاصِرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
بَلِ اللَّهُ مَوْلاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ
“Tetapi (ikutilah Allah),
Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong” [QS. Al-An’aam : 150].
66.
An-Nashiir
(النَّصِيرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلاكُمْ
نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
“Dan
jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah
sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong” [QS. Al-Anfaal : 40].
67.
Al-Qaabidl (الْقَابِضُ)
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ
“Sesungguhnya Allah-lah yang membuat ketetapan
harga. Ia adalah Al-Qaabidl (Maha menahan/menyempitkan rizki), Al-Baasith (Maha
membentangkan/meluaskan rizki), Ar-Razzaaq (Maha menganugerahkan rizki)….” [Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy no. 1314, Abu Daawud no. 3451, Ibnu Maajah mo. 2200, dan yang
lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/60].
68.
Al-Qaadir
(الْقَادِرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ
“Lalu
Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik Yang menentukan” [QS.
Al-Mursalaat : 23].
69.
Al-Qaahir
(الْقَاهِرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَهُوَ الْقَاهِرُ
فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
“Dan
Dialah Yang Berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-An’aam : 18].
70.
Al-Qadiir
(الْقَدِيرُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا
عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
“Jika
kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu
kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa”
[QS. An-Nisaa’ : 149].
71.
Al-Qahhaar
(الْقَهَّارُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
سُبْحَانَهُ هُوَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
“Maha
Suci Allah. Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” [QS. Az-Zumar : 4].
72.
Al-Qariib
(الْقَرِيبُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
فَإِنِّي قَرِيبٌ
أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku” [Al-Baqarah : 186].
73.
Al-Qawiy
(الْقَوِيُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ
وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ
“Allah
Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [QS.
Asy-Syuuraa : 19].
74.
Al-Qayyuum
(الْقَيُّومُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
“Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus makhluk-Nya” [QS. Aali ‘Imraan : 2].
وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا
“Dan tunduklah semua muka (dengan
berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus
(makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kedhaliman” [QS. Thaha : 111].
75.
Al-Qudduus
(الْقُدُّوسُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي
الأرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ
الْحَكِيمِ
“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”
[QS. Al-Jum’ah : 1].
Juga dalam dzikir setelah shalat witir sebagaimana
hadits Ubay bin Ka’b radliyallaahu ‘anhu:
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ
الْأَعْلَى وَفِي الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ
بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ
فَرَاغِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ
“Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam biasa shalat witir tiga raka’at. Pada raka’at pertama beliau membaca
‘sabbihisma Rabbikal-A’laa’ (QS. Al-A’laa), pada raka’at kedua beliau
membaca ‘qul yaa ayyuhal-kaafiruun’ (QS. Al-Kaafiruun), dan pada raka’at
ketiga beliau membaca ‘qul huwallaahu ahad’ (QS. Al-Ikhlaash). Beliau
melakukan qunut sebelum rukuk. Apabila beliau telah selesai (dari shalatnya)
membaca : subhaanal-malikil-qudduus (Maha Suci Allah Dzat Yang
Merajai lagi Suci dari Kekurangan) sebanyak tiga kali dan memanjangkan di
bagian akhirnya” [Diriwayatkan oleh Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 1699
& 1701 & 1729, Abu Daawud no. 1430, Ahmad 5/123 (35/80), dan yang
lainnya’ dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa’iy 1/547-548].
76.
Ar-Rabb
(الرَّبُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ
غَفُورٌ
“(Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun"
[QS. Saba’ : 15].
Juga
sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
فَأَمَّا الرُّكُوعُ، فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ،
فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ
“Ketika
rukuk, maka agungkanlah Ar-Rabb ‘azza wa jalla. Adapun ketika sujud,
perbanyaklah berdoa, karena doa kalian berpeluang untuk dikabulkan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 479].
رِضَا الرَّبِّ
فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ
فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Keridlaan Rabb tergantung keridlaan orang tua, dan
kemurkaan Rabb tergantung kemurkaan orang tua” [Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy no. 1899, Al-Haakim 4/151 & 152, Ibnu Hibbaan no. 429,
Al-Baghawiy no. 3423-3424, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam
Silsilah Ash-Shahiihah no. 516].
77.
Ar-Rafiiq (الرَّفِيقُ)
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ
يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
“Sesungguhnya Allah adalah Ar-Rafiiq, yang
mencintai kelembutan dalam segala perkara” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 6927 dan Muslim no. 2593].
78.
Ar-Rahiim
(الرَّحِيْمُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ
عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Kemudian Adam menerima beberapa
kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat
lagi Maha Penyayang”
[QS. Al-Baqarah : 37].
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ
الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
“Dan Tuhanmu
adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 168].
79.
Ar-Rahmaan
(الرَّحْمَانُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
“Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” [QS.
Al-Faatihah : 1].
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“(Yaitu)
Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy” [QS. Thaha : 4].
80.
Ar-Raqiib
(الرَّقِيبُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ
“Maka setelah
Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah Yang mengawasi mereka” [QS.
Al-Maaidah : 117].
وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا
“Dan adalah
Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” [QS. Al-Ahzaab : 52].
81.
Ar-Rauuf
(الرَّءُوفُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ
رَحِيمٌ
“Sesungguhnya
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka” [QS. At-Taubah :
117].
82.
Ar-Razzaaq
(الرَّزَّاقُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ
ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh”
[QS. Adz-Dzaariyaat : 58].
83.
As-Salaam
(السَّلامُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ
الْقُدُّوسُ السَّلامُ
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera” [QS. Al-Hasyr : 23].
84.
As-Samii’
(السَّمِيعُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ
الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismaail (seraya berdoa):
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" [QS. Al-Baqarah : 127].
فَإِنْ آَمَنُوا بِمِثْلِ مَا آَمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ
اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ
اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka jika mereka beriman kepada apa
yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan
jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan
kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 137].
85.
As-Sayyid (السَّيِّدُ)
Dalilnya adalah hadits:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرٍ قَالَ: انْطَلَقْتُ
فِي وَفْدِ بَنِي عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقُلْنَا: أَنْتَ سَيِّدُنَا، فَقَالَ: السَّيِّدُ
اللَّهُ، قُلْنَا: وَأَفْضَلُنَا فَضْلًا وَأَعْظَمُنَا طَوْلًا، فَقَالَ: قُولُوا
بِقَوْلِكُمْ أَوْ بَعْضِ قَوْلِكُمْ، وَلَا يَسْتَجْرِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ
Dari ‘Abdullah bin Asy-Syikhkhiir, ia berkata : Aku pernah
pergi dalam rombongan delegasi Bani ‘Aamir kepada Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wa sallam. Lalu kami mengatakan : “Engkau adalah sayyid kami”. Maka
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “As-Sayyid adalah Allah”.
Kami berkata : “Engkau adalah orang yang paling mulia dan agung di antara kami”.
Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Katakanlah dengan
ucapan kalian atau sebagian ucapan kalian, akan tetapi janganlah setan
menggelincirkan kalian” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4806, An-Nasaa’iy
dalam Al-Kubraa 9/102-103 no. 10003-10005, dan yang lainnya; dishahihkan
oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 3/181].
86.
As-Sittiir (السِّتِّيرُ)
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ، فَإِذَا
اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَسْتَتِرْ
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla Maha pemalu dan
Maha menutupi. Ia mencintai sifat malu dan sifat menutupi, maka bila seseorang
dari kalian mandi hendaklah dia menutup diri” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud
no. 4012, An-Nasaa’iy no. 406-407, dan yang lainnya; dishahihkan oleh
Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 2/497].
87.
As-Subbuuh (السُّبُّوحُ)
Dalilnya adalah hadits:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِه: سُبُّوحٌ
قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Dari ‘Aaisyah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam mengucapkan dalam rukuk dan sujudnya : ‘Subbuuhun
Qudduusun Rabbul-malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudduus, Rabb para
malaikat dan ruh)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 487].
88.
Ash-Shaadiq
(الصَّادِقُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ
وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلا مَا
حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ذَلِكَ
جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ
“Dan
kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku; dan dari
sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain
lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau
yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan
mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar” [QS. Al-An’aam : 146].
89.
Ash-Shamad
(الصَّمَدُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
اللَّهُ الصَّمَدُ
“Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”
[Al-Ikhlaash : 2].
90.
Asy-Syaafiy (الشَّافِيُّ)
Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam kepada orang yang sakit:
أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ وَأَنْتَ
الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb sekalian manusia,
dan berilah kesembuhan, Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan
kecuali kesembuhan dari-Mu, dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit
yang lain” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5675 & 5743 dan Muslim no.
2191].
91.
Asy-Syaakir
(الشَّاكِرُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ
وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا
عَلِيمًا
“Mengapa Allah
akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha
Mensyukuri lagi Maha Mengetahui” [QS. An-Nisaa’ : 147].
92.
Asy-Syahiid
(الشَّهِيدُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Yang mempunyai
kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” [QS.
Al-Buruuj : 9].
93.
Asy-Syakuur
(الشَّكُورُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ
فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” [QS. Faathir : 30].
94.
At-Tawwaab
(التَّوَّابُ)
Dalilnya adalah
firman Allah ta’ala:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ
التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya
Allah menerima taubat
dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima
tobat lagi Maha Penyayang?”
[QS. At-Taubah : 104].
ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Kemudian Allah
menerima taubat
mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha
Penerima taubat
lagi Maha Penyayang” [QS. At-Taubah : 118].
95.
Ath-Thayyib (الطَّيِّبُ)
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا
“Wahal sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu
adalah Thayyib, Ia tidak menerima kecuali yang baik” [Diriwayatkan oleh
Muslim 1015, At-Tirmidziy no. 2989, dan yang lainnya].
96.
Al-Waahid
(الْوَاحِدُ)
Dalilnya adalah perkataan Yuusuf ‘alaihis-salaam dalam firman
Allah ta’ala:
يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ
خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ
الْقَهَّارُ
“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik,
tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa?” [QS. Yusuuf : 39].
يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ
مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ
الْقَهَّارِ
“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur);
tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah
berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” [QS. Al-Mukmin : 16].
97.
Al-Waarits
(الْوَارِثُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَإِنَّا لَنَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَنَحْنُ الْوَارِثُونَ
“Dan
sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami
(pulalah) yang mewarisi” [QS. Al-Hijr : 23].
98.
Al-Waasi’
(الْوَاسِعُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Dan
Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 247].
99.
Al-Waduud
(الْوَدُودُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ
“Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” [QS. Al-Buruuj : 14].
100. Al-Wahhaab (الْوَهَّابُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“(Mereka
berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia)” [QS. Aali ‘Imraan : 8].
101. Al-Wakiil (الْوَكِيلُ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا
“Dan
tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung” [QS. An-Nisaa’ :
81].
102. Al-Waliy (الْوَلِيُّ)
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا
قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ
الْحَمِيدُ
“Dan
Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan
rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji” [QS.
Asy-Syuuraa : 28].
103. Al-Witr (الْوِتْرُ)
Dalilnya adalah hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رِوَايَةً قَالَ: " لِلَّهِ
تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا، مِائَةٌ إِلَّا وَاحِدًا لَا يَحْفَظُهَا أَحَدٌ إِلَّا
دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ وَتْرٌ يُحِبُّ الْوَتْرَ "
Dari Abu Hurairah secara
periwayatan (dari Nabi), berkata : “Sesungguhnya Allah memiliki sembilan
puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Tidaklah ada yang menghapalnya
kecuali ia akan masuk surga. Dan Ia (Allah) adalah Al-Witr dan Ia menyukai
al-witir (yang ganjil)” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6410].
Wallaahu a’lam.
Semoga ada
manfaatnya.
[abul-jauzaa’ –
perumahan ciomas permai – 15112014 – 20:55].
Bahan bacaan :
Al-Asnaa fii Syarh Asmaaillaahil-Husnaa oleh Al-Qurthubiy, Mu’taqad
Ahlis-Sunnah wal-Jamaa’ah fii Asmaaillaahil-Husnaa oleh Muhammad bin
Khaliifah At-Tamiimiy, Fiqhul-Asmaail-Husnaa oleh ‘Abdurrazzaaq Al-Badr,
Syarh Al-Qawaaidil-Mustlaa oleh Usaamah bin ‘Abdil-‘Aziiz, dan Asmaaullaahil-Husnaa
oleh ‘Abdullah bin Shaalih Al-Ghusn.
[1] Makna ‘menghitung’ dalam hadits ini
dapat dibaca penjelasan dalam artikel : ‘Apakah yang Dimaksud “MenghitungAsmaaul-Husna” Sebagaimana Dimaksud dalam Hadits ?’.
[2] Ibnu Katsiir rahimahullah berkata:
والذي عول عليه جماعة من الحفاظ أن سرد الأسماء في هذا
الحديث مدرج فيه، وإنما ذلك كما رواه الوليد بن مسلم وعبد الملك بن محمد الصنعاني،
عن زهير بن محمد: أنه بلغه عن غير واحد من أهل العلم أنهم قالوا ذلك، أي: أنهم
جمعوها من القرآن كما رود عن جعفر بن محمد وسفيان بن عيينة وأبي زيد اللغوي، والله
أعلم
“Dan
yang disepakati oleh sekelompok huffaadh (ahli hadits) bahwasannya
penyebutan/perincian nama-nama dalam hadits ini adalah mudraj. Hal ini
sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Waliid bin Muslim dari ‘Abdul-Malik bin
Muhammad Ash-Shan’aaniy, dari Zuhair bin Muhammad, bahwa telah sampai kepadanya
dari beberapa orang dari kalangan ulama bahwasannya merekalah yang mengatakan
perincian tersebut. Maksudnya : mereka telah mengumpulkannya dari Al-Qur’an
sebagaimana riwayat yang berasal dari Ja’far bin Muhammad, Sufyaan bin
‘Uyainah, dan Abu Zaid Al-Lughawiy. Wallaahu a’lam” [Tafsiir Ibni
Katsiir, 3/515].
Comments
Posting Komentar