Al-Bukhaariy rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ،
حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي وَاقِدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ:
حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ مَرْجَانَةَ صَاحِبُ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ، قَالَ: قَالَ
لِي أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَيُّمَا رَجُلٍ أَعْتَقَ امْرَأً مُسْلِمًا اسْتَنْقَذَ
اللَّهُ بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهُ عُضْوًا مِنْهُ مِنَ النَّارِ ".
قَالَ سَعِيدُ بْنُ مَرْجَانَةَ:
فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلَى عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ، فَعَمَدَ عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا إِلَى عَبْدٍ لَهُ قَدْ أَعْطَاهُ بِهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ
عَشَرَةَ آلَافِ دِرْهَمٍ أَوْ أَلْفَ دِينَارٍ، فَأَعْتَقَهُ
Telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Yuunus : Telah menceritakan kepada kami ‘Aashim
bin Muhammad, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Waaqid bin Muhammad, ia
berkata : Telah menceritakan kepadaku Sa’iid bin Marjaanah shahabat ‘Aliy bin
Husain, ia berkata : Telah berkata kepadaku Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu
: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap
orang yang membebaskan seorang (budak) muslim, niscaya Allah akan membebaskan
anggota tubuhnya dengan setiap anggota tubuh budak itu dari api neraka”.
Sa’iid bin Marjaanah berkata : “Lalu
aku pergi dengan membawa hadits ini menemui 'Aliy bin Husain. Maka ‘Aliy bin
Husain radliyallaahu ‘anhumaa segera pergi menemui budaknya yang dulu
dia beli dari 'Abdullah bin Ja'far seharga sepuluh ribu dirham atau seribu
dinar, lalu ia membebaskannya” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 2517].
Dalam riwayat lain, disebutkan ‘Aliy
bin Husain berkata:
أَأَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ ؟، فَقَالَ سَعِيدٌ نَعَمْ: فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ لِغُلَامٍ
لَهُ أَفْرَهَ غِلْمَانِهِ، ادْعُ لِي مُطَرِّفاً، قَالَ: فَلَمَّا قَامَ بَيْنَ يَدَيْهِ،
قَالَ: اذْهَبْ فَأَنْتَ حُرٌّ لِوَجْهِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Apakah engkau benar-benar
mendengar hadits ini dari Abu Hurairah ?”. Sa’iid berkata : “Ya”. Lalu ‘Aliy
bin Husain berkata kepada budaknya yang cekatan : “Panggilkan Mutharrif”. Sa’iid
berkata : “Ketika ia (Mutharrif) berdiri di hadapan ‘Aliy bin Husain, ia
berkata : ‘Pergilah, engkau bebas karena aku mengharapkan wajah Allah ‘azza
wa jalla” [Diriwayatkan oleh Ahmad 2/420 (15/260-261) no. 9441, Ibnul-Jaaruud
dalam Al-Muntaqaa (Al-Ghautsul-Makduud) 3/233-234 no. 968, dan
Al-Baihaqiy dalam Syu’abul-Iimaan no. 4030; shahih].
Dapat kita lihat sikap ‘Aliy
bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhum saat
mendengar hadits yang disampaikan oleh Sa’iid bin Marjaanah kepadanya. Saat ia dapat memastikan bahwa Sa'iid benar-benar mendengar hadits tersebut dari Abu Hurairah, ia mempercayainya dan segera beramal dengannya.
Dengan kata lain, Abu Hurairah
adalah orang yang terpercaya bagi ‘Aliy bin Husain radliyallaahu ‘anhum dalam
menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.[1]
Tapi sayang,….. orang-orang Syi’ah
tidak mau mengikuti ‘Aliy bin Al-Husain radliyallaahu ‘anhumaa yang
mereka anggap imam dalam hal mempercayai hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu
dan menghormatinya. Mereka adalah pengkhianat agama Ahlul-Bait.
Allaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas
permai – 10011436 – 00:30].
‘Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa berkata:
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْتَ كُنْتَ أَلْزَمَنَا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَحْفَظَنَا لِحَدِيثِهِ
“Wahai Abu Hurairah, engkau lebih banyak menetapi
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan lebih hapal hadits beliau
daripada kami” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. At-Tirmidziy no. 3801; dan
ia berkata : “Hadits hasan”].
Adz-Dzahabiy rahimahullah berkata:
وقد كان أبو هريرة وثيق الحفظ، ما علمنا أنه أخطأ في حديث
“Abu Hurairah adalah orang yang terpercaya dalam
hapalannya. Kami tidak pernah mengetahuinya ia salah dalam (meriwayatkan)
hadits” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 2/621].
Comments
Assalamu'alikum.
Ustadz, mohon jawaban atas syubhat syiah sebagai berikut: “Dalam Bukhari diriwayatkan Nabi saw melihat org Yahudi puasa Asyura ketika Nabi saw masuk ke Madinah. Padahal sejarah mengatakan ia masuk ke sana bulan Rabiul Awwal. Jadi ga mungkin Nabi saw puasa Asyura di bln Rabiul Awal!
Sama aja spt ada orang salat jumat, di hari Rabu !!"
Mohon jawabannya Ustadz. Jazakallahu khair.
Dari pertanyaan ana diatas, ini haditsnya ustadz:
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari‚ Asyura, maka Beliau bertanya : “Hari apa ini?. Mereka menjawab :”ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda: “Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian”Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. ” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Kemudian orang syah bekata seperti diatas: Padahal sejarah mengatakan ia masuk ke sana bulan Rabiul Awwal. Jadi ga mungkin Nabi saw puasa Asyura di bln Rabiul Awal!
Sama aja spt ada orang salat jumat, di hari Rabu !!"
Mohon bantahan syubhatnya ustadz..
Waktu awal hijrah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah ke Madinah pada bulan Rabi’ul-Awwal. Adapun peristiwa beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa ‘Aasyuuraa’ adalah pada tahun kedua hijriyyah (di bulan Muharram). Keterangan ini didapatkan dari perintah beliau kepada para shahabat untuk berpuasa sebagaimana dalam hadits ‘Aaisyah adalah setelah melihat orang-orang Yahudi berpuasa sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhum.
Dan,...... hadits yang berbicara tentang puasa 'Aasyuuraa' itu bukan hanya satu.
Silakan baca : Puasa Sunnah ‘Asyuuraa’ dan Perspektif Syi’ah Tentangnya.
Posting Komentar