Tanya
: Jika
dikatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, itu saya ketahui dan
menyepakatinya. Dalilnya ada. Namun jika dikatakan Allah berfirman dengan suara
dan huruf, saya belum tahu dalilnya. Apakah Anda dapat menyebutkannya ?. Terima kasih.
Jawab
: Terima
kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Untuk menjawab hal tersebut, kami akan mengurutkan
jawaban dalam beberapa point, yaitu:
1.
Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah Kalaamullah.
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ * نَزَلَ
بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ * عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ * بِلِسَانٍ
عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke
dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas” [QS. Asy-Syu’araa’ : 192-195].
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ:
" كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُ نَفْسَهُ بِالْمَوْقِفِ،
فَقَالَ: أَلَا رَجُلٌ يَحْمِلْنِي إِلَى قَوْمِهِ فَإِنَّ
قُرَيْشًا قَدْ مَنَعُونِي أَنْ أُبَلِّغَ كَلَامَ رَبِّي "
Dari Jaabir, ia berkata : “Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam menempatkan diri beliau di Mauqif, lalu bersabda : ‘Adakah
seseorang yang dapat membawaku ke kaumnya?, karena kaum Quraisy melarangku
menyampaikan firman Rabbku” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4734, At-Tirmidziy
no. 2925, Ibnu Maajah no. 201, dan yang lainnya. At-Tirmidziy berkata : “Ini
adalah hadits gharib shahih”].
2.
Al-Qur’an yang kita baca dan kita dengar juga merupakan Kalaamullah,
bukan makhluk.
Allah
ta’ala berfirman :
وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ
فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا
يَعْلَمُونَ
“Dan jika seorang di antara
orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia
supaya ia sempat mendengar ‘kalaamullah’ (firman Allah), kemudian
antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum
yang tidak mengetahui” [QS. At-Taubah : 6].
Kalaamullah dalam ayat di atas maksudnya adalah Al-Qur’an.
Al-Baihaqiy rahimahullah berkata:
وقد ذكر الشافعي
رحمه الله ما دل على أن ما نتلوه في القرآن بألسنتنا ونسمعه بآذاننا ونكتبه في
مصاحفنا يسمى كلام الله عز وجل وأن الله عز وجل كلم به عباده بأن أرسل به رسوله
صلى الله عليه وسلم
“Dan
Asy-Syaafi’iy rahimahullah telah menyebutkan keterangan yang
menunjukkannya bahwa apa yang kita baca di dalam Al-Qur’an dengan lisan-lisan
kita, kita dengar melalui telinga-telinga kita, dan kita tulis di dalam mushhaf-mushhaf kita; semua itu dinamakan Kalamullah ‘azza wa jalla
(bukan makhluk – Abul-Jauzaa’). Dan bahwa Allah ‘azza wa jalla telah berbicara dengannya
kepada hamba-hamba-Nya melalui pengutusan Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Al-I’tiqaad wal-Hidaayah ilaa Sabiilir-Rasyaad oleh Al-Baihaqiy,
hal. 108].
3.
Kalaamullah (firman Allah) terdiri dari suara dan huruf.
Allah ta’ala berfirman:
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الأيْمَنِ فِي
الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا
اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Maka
tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir
lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa,
sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam” [QS. Al-Qashshsash : 30].
Ayat tersebut menunjukkan Muusaa mendengar (suara) firman Allah ta’ala.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ إِذَا قَضَى الأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ،
ضَرَبَتِ الْمَلائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَصَوْتِ
السِّلْسِلَةِ عَلَى الصَّفْوَانِ، فذَلِكَ قَوْلُهُ: حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ
قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْكَبِيرُ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah apabila telah
selesai menetapkan satu perintah dari langit, para malaikat memukul-mukulkan
sayap mereka merendahkan diri karena patuh terhadap firman-Nya yang seakan-akan
seperti suara rantai besi yang ditarik di atas batu. Itulah firman-Nya : {‘Sehingga
apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata :
"Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab:
"(Perkataan) yang benar", dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar} (QS. Saba’ : 23)...” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-‘Arsy
no. 80; shahih].
Riwayat di atas sebagai dalil bahwa Allah
ta’ala berfirman dengan suara yang dapat didengarkan oleh para
malaikat-Nya.
Dari ‘Abdullah
bin Unais, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda tentang keadaan manusia di hari kiamat:
.....ثُمَّ
يُنَادِيهِمْ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قُرْبٍ، أَنَا
الْمَلِكُ، أَنَا الدَّيَّانُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَنْ
يَدْخُلَ النَّارَ، وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ
مِنْهُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ
وَلِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عِنْدَهُ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ.....
“…..Kemudian
mereka diseru dengan satu suara yang dapat didengar oleh orang yang jauh
sebagaimana orang yang dekat mendengarnya : ‘Akulah Raja, Akulah Penguasa.
Tidak boleh ada seorang pun dari penduduk neraka masuk ke neraka terlebih
dahulu, padahal dia memiliki hak dari penduduk surga, sehingga Aku tegakkan qishaash
darinya. Dan tidak boleh ada seorang pun penduduk surga memasuki surga
sedangkan bagi penduduk neraka mempunyai hak darinya, sehingga aku tegakkan qishaash
padanya….” [Diriwayatkan oleh Ahmad 3/495; dihasankan oleh Al-Arna'uth dkk.].
Al-Bukhaariy
rahimahullah mengomentari:
وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَادِي بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ
مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَرُبَ، فَلَيْسَ هَذَا لِغَيْرِ اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ ذِكْرُهُ، وَفِي هَذَا دَلِيلٌ أَنَّ صَوْتَ اللَّهِ لا يشبه أَصْوَاتَ الْخَلْقِ،
لأَنَّ صَوْتَ اللَّهِ جَلَّ ذِكْرُهُ يُسْمَعُ مِنْ بُعْدٍ كَمَا يُسْمَعُ مِنْ قُرْبِ
“Dan
sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menyeru dengan suara yang dapat
didengar oleh orang yang jauh sebagaimana orang yang dekat mendengarnya. Hal
ini tidak terjadi pada selain Allah ‘azza wa jalla. Dalam hadits ini
terdapat dalil bahwa suara Allah tidak menyerupai suara-suara makhluk, karena
suara Allah ‘azza wa jalla dapat didengar oleh orang yang jauh sebagaimana
orang yang dekat mendengarnya” [Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 1/182].
Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu
‘anhu : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ
قَبْلَكَ، فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ
مِنْهُمَا إِلَّا أُعْطِيتَهُ
“Bergembiralah
(wahai Muhammad) dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, yang belum pernah
diberikan kepada seorang nabipun sebelummu, yaitu surat Al-Faatihah dan akhir
dari sura Al-Baqarah. Tidak ada seorangpun yang membacanya, kecuali setiap hurufnya
akan diberikan padanya (cahayanya)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 806].
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: " تَعَلَّمُوا
الْقُرْآَنَ وَاتْلُوهُ تُؤْجَرُوا بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، أَمَا إِنِّي
لا أَقُولُ: الْم، وَلَكِنْ أَقُولُ أَلِفٌ وَلامٌ وَمِيمٌ "
Dari ‘Abdullah bin
Mas’uud, ia berkata : “Pelajarilah Al-Qur’an dan bacalah. Engkau akan diberikan
pahala untuk setiap huruf sepuluh kebaikan. Aku tidak berkata : ‘Alif
Laam Miim (sepuluh kebaikan)’, akan tetapi aku berkata : ‘Alif, Laam, dan Miim
(masing-masing sepuluh kebaikan)” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy no. 3213, Ath-Thabaraaniy
dalam Al-Kabiir, 9/139-140, dan yang lainnya; shahih].
أَخْبَرَنَا فِطْرٌ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ مِقْسَمٍ، عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " مَا يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ إِذَا رَجَعَ مِنْ سُوقِهِ،
أَوْ مِنْ حَاجَتِهِ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ فَيَكُونَ لَهُ بِكُلِّ
حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ "
Telah mengkhabarkan
kepada kami Fithr, dari Al-Hakam, dari Miqsam, dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : “Apa
yang menghalangi salah seorang di antara kalian apabila kembali dari pasar atau
(kembali) dari hajatnya menuju keluarganya untuk membaca Al-Qur’an?. (Jika ia
melakukannya), maka baginya untuk setiap huruf (yang ia baca) sepuluh
kebaikan” [Diriwayatkan oleh Ibnul-Mubaarak dalam Az-Zuhd no. 807;
sanadnya hasan].
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ حَمَّادٍ، عَنْ سَعِيدِ ابْنِ جُبَيْرٍ،
أَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي الْكَعْبَةِ فِي رَكْعَةٍ، وَقَرَأَ فِي
الرَّكْعَةِ الأُخْرَى: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ "، وَقَالَ الثَّوْرِيُّ: لا
بَأْسَ أَنْ تَقْرَأَهُ فِي لَيْلَةٍ، إِذَا فَهِمْتَ حُرُوفَهُ
Dari Ats-Tsauriy,
dari Hammaad, dari Sa’iid bin Jubair : Bahwasannya ia membaca Al-Qur’an di Ka’bah
dalam satu raka’at dan membaca ‘Qul huwallaahu ahad’ di raka’at yang
lain. Ats-Tsauriy berkata : “Tidak mengapa engkau membacanya di waktu malam
apabila engkau memahami huruf-hurufnya” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq
no. 5953; sanadnya shahih].
Kalaam
dalam tinjauan bahasa ‘Arab, tidaklah terjadi melainkan dengan huruf dan suara.[1]
Para ulama telah ijmaa’ dalam hal ini [Risaalah As-Sijziy ilaa Ahli
Zubaid, hal. 81]. Abul-Qaasim Al-Ashbahaaniy rahimahullah berkata :
وقد أجمع أهل العربية أن ما عدا الحروف والأصوات ليس بكلام
حقيقة
“Orang-orang ‘Arab
telah bersepakat bahwasannya segala sesuatu selain huruf dan suara bukanlah kalaam
(perkataan) secara hakekat” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/399].
Semoga dengan ketiga point di atas berikut dalil-dalilnya dapat menjawab pertanyaan antum.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas
permai, 29 Sya’ban 1435 H, 02:20].
إثبات القول لله عزّ وجل وهذا كثير في القرآن الكريم،
وهو دليل على ما ذهب إليه أهل السنة من أن كلام الله يكون بصوت، إذ لا يطلق القول
إلا على المسموع.
“(Faedah
ketiga) : Penetapan kalaam (perkataan) bagi Allah ‘azza wa jalla,
dan hal ini banyak terdapat dalam Al-Qur’an Al-Kariim. Ia adalah dalil
atas pendapat Ahlus-Sunnah yang menyatakan bahwa perkataan Allah (Kalaamullah)
adalah dengan suara, karena tidaklah dimutlakkan kalaam (perkataan)
kecuali dapat didengarkan” [Syarh Al-Arba’iin An-Nawawiyyah – chm, Free
Program from Islamspirit].
Comments
Apakah suara yang didengarkan Nabi Musa pada saat menerima wahyu pertama itu adalah suara asli Allah?
Dan apakah bahasa yang digunakan oleh Allah & para malaikatNya?
Apakah benar bahwa bahasa Arab adalah bahasa Nasional penduduk langit?
Mohon dijawab ustadz, karena saya benar-benar penasaran dan ingin sekali bertemu Allah.
Saya tak sabar kalau harus menunggu masuk surga dulu, itupun kalau saya bisa masuk surga,
karena saya sangat sulit meninggalkan maksiat meskipun saya menangis setelah melakukannya karena saya benci dengan kemaksiatan.
"karena saya benar-benar penasaran dan ingin sekali bertemu Allah."
---
"Ya Rasulullah, kapan kiamat itu datang?"
"Apa yang sudah kamu persiapkan untuk hari kiamat?"
Posting Komentar