Telah
terkenal macam-macam tuduhan dari kalangan ‘Aswaja’[1]
terhadap Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab rahimahullah sebagai
Khawaarij dan
pengikut
Dajjaal.
Itu hanya karena beliau rahimahullah keturunan Bani Tamiim dan lahir di
daerah Najd. Itulah ringkasan konstruksi logika mereka.
Tentang
masalah Najd, saya kira sudah usai permasalahannya karena para ulama telah
mendahului kita dalam membahasnya.[2]
Kemudian tentang masalah Bani Tamiim,.... orang-orang itu mengatakan bahwa
Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab lah (salah satu) yang dimaksud keturunan
bapak Khawaarij generasi pertama, Dzul-Khuwaishirah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ، جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ
التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ: " اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: وَيْلَكَ
وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: دَعْنِي
أَضْرِبْ عُنُقَهُ، قَالَ: دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ
صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ
كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ.........
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad : Telah menceritakan kepada
kami Hisyaam : Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Az-Zuhriy, dari Abu
Salamah, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Ketika Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam sedang membagi (harta rampasan), tiba-tiba ‘Abdullah bin
Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu berkata : “Berbuat adillah wahai
Muhammad !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Celaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil
?". Mendengar itu ‘Umar bin Al-Khaththaab berkata : “Ijinkanlah aku untuk
memenggal lehernya !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Biarkan saja ia, sebab ia mempunyai beberapa teman yang salah seorang
diantara kalian akan menganggap remeh shalatnya dibanding dengan shalat orang
itu, menganggap remeh puasanya dengan puasa orang itu. (Akan tetapi) mereka
keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya....” [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 6933].
Dalam lain riwayat
disebutkan
beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا
قَوْمٌ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ رَطْبًا لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ
يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ .........
“Akan
keluar dari keturunan orang ini suatu kaum yang senantiasa membaca Al-Qur'an,
namun tetapi tidak melewati kerongongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana
keluarnya anak panah dari busurnya……”
[Diriwayatkanoleh Al-Bukhaariy no. 4351].
Jadi, dalil
ini – kata ‘Aswaja’ – cukup
menjadi bukti bahwa Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy
yang kelahiran Najd adalah
tersangka
Khawaarij. Sekaligus,
pengikut
Dajjaal berdasarkan hadits :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو،
قَالَ: سَأَلْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ؟، فَقَالَ: " سَمِعْتُ هُوَ أَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ،
قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ، لَا يَعْدُو تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ
مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ
Telah menceritakan kepada kami Abu bakr bin Abi
Syaibah : telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Mushir, dari Syaibaaniy,
dari Yusair bin ‘Amr, ia berkata : Aku bertanya kepada Sahl bin Hunaif :
“Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan tentang Khawaarij ?”. Ia menjawab : “Aku pernah mendengar beliau
bersabda sambil berisyarat dengan tangannya ke arah Timur : “Satu
kaum yang membaca Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka.
Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 1068].
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ ابْنِ عُمَرَ،
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَنْشَأُ نَشْءٌ
يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ
"، قَالَ ابْنُ عُمَرَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ : " كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ " أَكْثَرَ مِنْ عِشْرِينَ مَرَّةً،
" حَتَّى يَخْرُجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ "
Telah menceritakan kepada kami Hisyaam bin
‘Ammaar : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Hamzah : Telah menceritakan
kepada kami Al-Auzaa’iy, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Akan tumbuh berkembang para pemuda
yang membaca Al-Qur’an, namun tidak sampai melewati tenggorokan mereka. Setiap muncul
satu generasi akan tertumpas”. Ibnu ‘Umar berkata : Aku mendengar Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap muncul satu generasi
akan tertumpas – lebih dari dua puluh kali kemunculannya – hingga Dajjaal keluar
bersama pasukan mereka” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 174; hasan].
Saya ajak rekan-rekan mencoba sedikit kritis atas usaha keras mereka untuk memperoleh pembenaran itu…….
Tentang hadits Sahl
bin Hunaif akan kemunculan Khawaarij dari arah Timur [Muslim no. 1068], maka dalam riwayat
lain disebutkan bahwa arah Timur itu adalah
‘Iraaq :
حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا
الشَّيْبَانِيُّ، حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ، قُلْتُ لِسَهْلِ بْنِ
حُنَيْفٍ: هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ
شَيْئًا؟، قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَأَهْوَى بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ:
" يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ
تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ
الرَّمِيَّةِ"
Telah menceritakan kepada kami
Muusaa bin Ismaa’iil : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Waahid : Telah menceritakan
kepada kami Asy-Syaibaaniy : Telah menceritakan kepada kami Yusair bin ‘Amru,
ia berkata : Akubertanya kepada Sahl bin Hunaif : “Apakah engkau pernah mendengar
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Khawaarij ?”. Sahl berkata
: “Aku pernah mendengar beliau bersabda sambil mengarahkan
tangannyake ‘Iraaq : “Akan keluar darinya satu kaum yang membaca
Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam
seperti keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 6934].
Apakah Muhammad bin
‘Abdil-Wahhaab dan dakwahnya muncul dari ‘Iraaq ?.[3]
Seandainya kita katakana firqah
Khawaarij itu muncul dari ‘Iraaq berdasarkan hadits di atas, bukankah itu bisa dibenarkan
karena masyhuur dalam riwayat dan lisan para ulama firqah Khawaarij
disebutkan juga firqah Haruuriyyah ?. Disebut Haruuriyyah dikarenakan keluarnya
mereka pertama kali dari daerah Haruuraa’, satu tempat di dekat Kuufah di
negeri ‘Iraaq [Maqaalaatul-Islaamiyyiin 1/207, Al-Farqu Bainal-Firaq hal.
75, dan Syarh Shahiih Muslim lin-Nawawiy 7/170].
Sesuai dengan riwayat :
حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ، أَنَّ أَبَاهُ
حَدَّثَهُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَذَكَرَ الْحَرُورِيَّةَ، فقال: قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ
مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
Telah
menceritakan kepada kami Yahyaa bin Sulaimaan : Telah menceritakan kepadaku
Ibnu Wahb, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Umar, bahwasannya ayahnya
menceritakan kepadanya, dari ‘Abdullah bin ‘Umar dan ia menyebutkan tentang Al-Haruuriyyah,
lalu berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Mereka
keluar dari Islam seperti anak panah keluar dari busurnya” [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 6932].
Apakah
Bani Tamiim yang ada di Najd Hijaaz itu tepat disebut Haruuriyyah ?. Sejak
kapan Najd Hijaaz dinisbatkan sebagai tempat kemunculan kelompok Haruuriyyah ?.
Kemudian,… perhatikan hadits berikut
:
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِي تَمِيمٍ
بَعْدَ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ
يَقُولُهَا فِيهِمْ: " هُمْ أَشَدُّ أُمَّتِي عَلَى الدَّجَّالِ "،
وَكَانَتْ فِيهِمْ سَبِيَّةٌ عِنْدَ عَائِشَةَ، فَقَالَ: " أَعْتِقِيهَا،
فَإِنَّهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ "، وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ، فَقَالَ:
" هَذِهِ صَدَقَاتُ قَوْمٍ أَوْ قَوْمِي "
Dari Abu Hurairah radliyallaahu
‘anhu, iaberkata : “Aku senantiasa mencintai Bani Tamiim setelah aku mendengar
tiga hal dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang berkata tentang
mereka : (1) Mereka adalah umatku yang paling keras permusuhannya terhadap Dajjaal;
(2) Ada seorang tawanan wanita dari kalangan mereka yang ada di sisi ‘Aaisyah, lalu
beliau bersabda : ‘Bebaskanlah ia karena ia merupakan keturunan Ismaa’iil’;
(3) Ketika datang shadaqah/zakat mereka, beliau bersabda : ‘Ini adalah zakat
kaumku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4366].
Jika mereka (baca : ‘Aswaja’) mengatakan
Muhammad bin ‘Abdul-Wahhaab adalah pengikut Dajjaal dengan alasan sekabilah dengan
gembong Khawaarij Dzulkhuwaishirah[4]; lantas,…… kenapa mereka tidak
menghubungkan realitas Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab keturunan Bani Tamiim sebagai
kaum yang paling keras perlawanannya terhadap Dajjaal berdasarkan hadits Abu
Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas?.
Bahkan kalau mereka mau jujur,
hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas lebih pas karena langsung
bicara tentang keadaan Bani Tamiim di akhir jaman. Orang-orang Bani Tamiim justru
menjadi musuh besar Dajjaal. Adapun hadits Dzulkhuwaishirah sebenarnya tidak bicara
tentang BaniTamiim, akan tetapi hanya menjelaskan awal kemunculan paham Khawaarij
dari Dzulkhuwaishirah dan akan muncul orang-orang yang akan mengikuti pemahamannya
dan shahabat-shahabatnya.
Al-Khaththaabiy rahimahullah berkata :
الضئضئ الأصل يريد أنه يخرج من نسله الذين هو أصلهم أو
يخرج من أصحابه وأتباعه الذين يقتدون به ويبنون رأيهم ومذهبهم على أصل قوله
“Makna dli’dli’ adalah asal. Beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam bermaksud bahwa akan keluar dari keturunannya orang-orang
yang ia (Dzulkhuwaishirah) menjadi bibit awal mereka, atau akan keluar dari sahabatnya
atau pengikutnya yang mengikutinya dan membangun pemikiran dan madzhabnya atas dasar
asal ucapannya” [selesai].
Jadi, Khawaarij itu – menurut penjelasan
beliau – tidak mesti terikat dengan hubungan keturunan atau kabilah atau semisalnya.
Orang-orang Khawaarij itu tidak mesti berasal dan berkembang dari Bani Tamiim,
meski awal munculnya dari Dzulkhuwaishirah At-Tamiimiy. Ia dapat berkembang dari
orang-orang yang mengikuti pemikirannya atau pengikut-pengikutnya. Sudah terkenal
bahwa banyak gembong Khawaarij (Haruuriyyah) yang melawan ‘Aliy radliyallaahu
‘anhu bukan termasuk kalangan Bani Tamiim.
Mana yang lebih sesuai diterapkan
pada Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy rahimahullah jika dikaitkan
dengan dalil?. Jawablah yang jujur.
Dengan mengikuti logika mereka,
apapun itu, tidak bisa Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy dikaitkan dengan
Dajjaal berdasarkan alasan karena ia berasal dari Bani Tamiim.
Walhasil, dapat kita lihat bagaimana kegagalan mereka dalam berdalil
untuk menuduh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy sebagai Khawaarij dan pengikut
Dajjaal.
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas
permai, ciapus, ciomas, bogor – 23101434/31082013 – 15:00 - edit tanggal 07092013, 01:51 dengan penambahan riwayat Al-Bukhaariy dalam Shahiih-nya no. 6932].
[1] Aseli Warisah Tanah Djawa ?
[2] Silakan baca serial artikel :
[3] Disebutkan dalam
satu riwayat :
عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ كَعْبٍ، قَالَ:
" يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنَ الْعِرَاقِ "
Dari Ibnu Thaawuus, dari ayahnya, dari Ka’b, ia berkata
: “Dajjaal keluar dari ‘Iraaq” [Diriwayatkan oleh Ma’mar
dalam Jaami’-nya no. 20830; shahih].
Apakah perkataan Ka’b ini cocok dinisbatkan kepada BaniTamiim
yang ada di Najd Hijaaz ?. Bahkan ini lebih cocok dengan hadits tanduk setan
yang menjelaska nmakna Najd sebagai ‘Iraaq.
[4] Padahal cara
penyimpulan ini sangat lucu, kalau tidak boleh dikatakan konyol.
Comments
Dan penyebutan Istilah Sunni oleh kubu Syi'ah sering di'ganti dengan istilah Wahabi Takfiri Teroris.
terimakasih ustadz artikelnya..
_Si'Ardjuna_
Saya lama menanti penjelasan ini dan akhirnya saya mendapatkan pencerahan dari Ustadz Dony, Jazakumullah Khairan Ustadz.
Jazakallahu khairan yaa ustadz...
Btw, penjelasan antum kongruen dan mirip banget sama penjelasan da'i muda ini:
http://www.youtube.com/watch?v=vaRrDUzRT3c
Begitu hebat kelihatannya orang membela Ilmu teori Darwin Tapi Allah swt selalu memberikan bukti secara NYATA kekuasaan Nya,
Begitu hebat kelihatannya orang membela Kaum yang keluar dari sanadnya Ilmu para Imam Mazhab, tapi Allah selalu memberi bukti SECARA NYATA KEADAAN SEBENARNYA.
Bukti I./
Tanyakan Ulama Wahabi di Saudi apa dalilnya mereka menancapkan lambang tanduk (bukan bulan sabit karena anak kecilpun tahu gambar bulan sabit) disetiap menera mesjid haram dan mesjid Nabawi ???? Bahkan tanduk raksasa itu bertengger diatas gedung yang melebihi ratusan kali tingginya bangunan mesjid Haram ???? lebih parah lagi tanduk itu lebih tinggi dari nama Allah yang ada dibawahnya ???? siapakah ulama-ulama yang ada di arab saudi ???? mereka adalah pengikut wahabi.
2./ Tanyakan ulama wahabi yang ada di saudi apa dalilnya mereka membiarkan pangkalan militer amerika di dahran arab saudi yang nota benenya telah membunuh ribuan orang islam Irak, Palestina, afganistan, Lybia, dan akan menyusul lagi Syiria dalam waktu dekat ini ???? apakah cukup dengan fatwa mereka yang konyol yakni semua orang-orang islam itu pembuat bidah dan orang amerika dan eropa itu adalah orang yang dipekerjakan maka hukumnya BOLEH ????.
3./ BEGITU BANYAK KITAB KITAB ULAMA YANG TELAH TERBUKTI DI SETIR (DIGUNTING ATAU DITAMBAHKAN) TELAH DIPERLIHATKAN DALAM BERBAGAI MEDIA TAPI KENAPA TIDAK MENYURUTKAN PARA USTAD LULUSAN TIMUR TENGAH INI TIDAK SADAR BAHKAN MATIMATIAN MEMBELANYA??? APAKAH MEREKA TIDAK MEMBACANYA ATAU PURA-PURA TIDAK TAHU ATAU SUDAH TERLAMPAU TAQLIQ BUTA PADA PEMAHAMAN NASRUDIN ALBANI DAN WAHABI INI ???
SEMUA INI MEMANG TERGANTUNG HIDAYAH DARI ALLAH.
HAL INI KARENA MEREKA RAGU RAGU MEMPERCAYAI ILMUNYA PARA IMAM MAZHAB. MEREKA LEBIH PERCAYA PADA USTAD USTAD MEREKA.
GOBLOK LU
LU PIKIR LU PINTAR
ILMU LU TIDAK SELEVEL PARA IMIM MAZHAB
Oooo, gitu ya ?
Mungkin mereka (Aswaja NU) menuduh Muhammad bin Abdil Wahab sbg Khawarij karena sikapnya yg membantu Inggris utk memerangi kekhalifahan Turki Utsmaniyah pada tahun 1917 dlm rangka memisahkan diri utk membangun kerajaan Saudi.
Saya tdk mewakili Aswaja NU, tapi saya tdk habis pikir kenapa Muhammad bin Abdil Wahab melakukan hal itu?
Wallahu a'lam...
Mau tahu kenapa pikiran Anda sampai defisit karenanya ?. Saya kasih tahu ya, hal itu dikarenakan Anda tidak tahu sejarah.
Kasihan sy muhammad abdul wahhab, beliau wafat di abad ke -18 sementara daulah usmaniyah turki runtuh di abad ke-20 tapi masih juga ada orang yang percaya beliau membantu inggris. Bagaimana caranya? Berperang membantu inggris dari dalam kubur?
Kebencian memang menyebabkan orang jadi luarbiasa bodoh.
Ustadz...saya ingin bertanya tentang lambang/logo institusi di Saudi yang menurut sebagian orang adalah simbol-simbol illuminati.
apakah itu hanya ketidaksengajaan ataukah sebenarnya ada maksud baik yang disalahpahami oleh orang?
Kalau sengaja atau tidak, tentu yang tahu adalah pembuatnya.
Tapi tentang trend illuminati,... banyak orang yang ghulluw sehingga semua hal yang ada kemiripan dengan lambang segitiga, mata horus, dll., langsung diklaim sebagai pengaruh illuminti.
Kenapa gak jawab pertanyaan tentang pemasangan tanduk di menara2 masjid itu ust? Gak bisa jawab?
Anggaplah saya nggak bisa jawab, karena dasar pembahasan dalam artikel ini adalah bahasan nash dan aqwaal ulama. Saya kira tulisan di atas sudah sangat mencukupi.....
Assalamu'alaikum ustadz
Mau nanya nih. apa betul ada pemalsuan pada kitab Tafsir Hasyiyah Al-Jalalain karangan Syaikh Muhammad Ash-Shawi?
Saya lihat, banyak sekali dari kaum aswaja yang membesarkan masalah ini.
Mohon penjelasannya ustadz...
Wassalam
1. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”.
Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
2. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abul Yaman dari Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Penduduk Yaman datang, mereka bertingkah laku halus dan berhati lembut iman di Yaman, hikmah di Yaman, kelembutan ada pada penggembala kambing sedangkan kesombongan dan keangkuhan ada pada orang-orang Faddadin Ahlul Wabar [arab badui] di arah terbitnya matahari [Shahih Muslim 1/71 no 52]
3. DEFINISI NEJD
Najd: dataran tinggi.
Dari segi Lughah/etimologi Najd bermakna tempat yang berdataran tinggi. Lawannya disebut Ghour yaitu tempat yang berdataran rendah.
Secara bahasa Najd adalah tanah yang tinggi. Pemilik Kamus terkenal Asli Indonesia- KH Ahmad Warson Munawwir. Pointnya definisi Najd adalah dataran tinggi
4. POSISI NEJD
Pointnya adalah Timur Madinah tempat terbit matahari dan tempat tersebut namanya "Najd" di zaman Nabi.
tempat itulah yang disebut "fitnah tanduk setan"
5. DEFINISI IRAQ
Dalam kitab tarikh Baghdad, imam Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Tsabit al-Baghdadi mengatakan :
“ Ibnu al-A’rabi berkata ; “ Sesungguhnya kota Iraq dinamakan Iraq sebab Iraq itu lebih rendah dari Najd dan dekat dengan lautan. Diambil kata itu dari Iraqul qoryah yaitu dasar yang ada di bawah kampung “.
Dengan penjelasan dari sisi lughahnya semakin menguatkan bahwa yang dimaksud Najd dalam hadits tersebut adalah Najd Hijaz atau daerah sekitar Riyadh, karena Riyadh merupakan dataran tinggi sedangkan Iraq dataran rendah.
6. BEDANYA IRAQ DENGAN NEJD JAMAN RASULULLAH
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan:
- miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah,
- bagi penduduk Syam dan Mesir di Juhfah,
- bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq,
- bagi penduduk Najd di Qarn
- dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam
(Shahih Sunan Nasa’i no 2656)
jadi di zaman Nabi, Najd adalah Najd, irak adalah irak, karena itu Nabi membedakan mana tempat miqat bagi jamaah dari keduanya.
7. jadi kesimpulannya adalah :
1. Timur tempat terbit matahari
2. definisi kata najd itu sendiri
3. hadist tentang miqat yang membedakan jamaah dari irak dan najd
- Najd disini bukanlah Iraq karena Najd wilayah yang tepat di mana tempat munculnya matahari terbit bila dilihat dari Madinah yaitu di sebelah Timur Madinah.
- wahabi Salafy bisa saja berdalih kalau Iraq juga terletak di timur madinah dengan alasan kanan Madinah adalah timur dan kiri Madinah adalah barat.
tetapi dalih tersebut tertolak dengan penjelasan arah yang dimaksud adalah timur matahari terbit.
- Irak tidak terletak pada arah timur matahari terbit. Siapapun yang berada di Madinah dan menyaksikan arah terbitnya matahari kemudian ia menelusuri jalan dengan arah tersebut maka ia akan sampai di Najd bukan di Iraq.
- Rasulullah menolak mendoakan tempat yang bernama Najd yang disebut tempat munculnya kegoncangan dan fitnah dan tempat munculnya tanduk setan
- Selain menunjukkan nama tempat tersebut, Rasulullah SAW juga menyebutkan ciri-ciri penduduk di tempat tersebut adalah orang yang berhati sombong dan angkuh termasuk pengembala unta atau dikenal dengan sebutan Ahlul wabar.
- Sejak jaman Rasulullah SAW hidup telah membedakan tempat miqat yaitu:
* bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq,
* bagi penduduk Najd di Qarn
wallahualam
Sayangnya hadits Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam yang berbicara tentang tanduk setan yang akan muncul di Najd tidak 'bersahabat' dengan pendapat Anda:
Telah berkata Al-Imaam Ath-Thabaraaniy :
حدثنا الحسن بن علي المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع عن ابن عمر : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا: يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال: إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Ma’mariy : Telah menceritakan kepada kami Ismaa’iil bin Mas’uud : Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Aun, dari ayahnya, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Beliau mengatakannya beberapa kali. Saat beliau mengatakan yang ketiga kali atau keempat, para shahabat berkata : “Wahai Rasulullah, dari juga ‘Iraaq kami ?”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya di sana terdapat bencana dan fitnah. Dan di sana lah muncul tanduk setan” [Al-Mu’jamul-Kabiir, 12/384 no. 13422].
Sanad hadits ini jayyid.
Maaf.
ulasan yg mencerahkan
Posting Komentar