Ahlul-Bait Mengucapkan Shalawat kepada ‘Umar bin Al-Khaththaab radliyallaahu ‘anhu



Benarkah ?. Benar. Orang Syi’ah tidak percaya ?. Berikut buktinya :
Riwayat Maushul
أَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَتِيقِيُّ، نَا عَلِيُّ بْنُ عُمَرَ الْحَافِظُ، نَا أَبُو حَامِدٍ مُحَمَّدُ بْنُ هَارُونَ الْحَضْرَمِيُّ، نَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ لِعُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، وَهُوَ مُسَجًّى: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ وَدَعَا لَهُ "، وَقَالَ: مَا أَجِدُ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا، قَالَ سُفْيَانُ: قِيلَ لِجَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ: أَلَيْسَ قِيلَ لا يُصَلَّى عَلَى أَحَدٍ إِلا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: هَكَذَا سَمِعْتُ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al-‘Qatiiqiy[1] : Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Umar Al-Haafidh[2] : Telah menceritakan kepada kami Abu Haamid Muhammad bin Haaruun Al-Hadlramiy[3] : Telah menceritakan kepada kami Ya’quub bin Ibraahiim Ad-Dauraqiy[4] : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan bin ‘Uyainah[5], dari Ja’far bin Muhammad[6], dari ayahnya[7], dari Jaabir bin ‘Abdillah[8], ia berkata : Telah berkata ‘Aliy kepada ‘Umar bin Al-Khaththaab yang ketika itu ia telah diselimuti karena wafat : “Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadamu” – dan ia juga mendoakan kebaikan kepadanya. ‘Aliy berkata : “Tidak ada seorang manusia pun yang aku temui dan lebih aku cintai untuk bertemu Allah dengan lembaran catatannya dibandingkan orang ini”. Sufyaan berkata : Dikatakan kepada Ja’far bin Muhammad : “Bukankah telah dikatakan bahwa tidak boleh mengucapkan shalawat kepada seorang pun kecuali kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?”. Ia (Ja’far) berkata : “Begitulah yang aku dengar (riwayat tersebut)” [Diriwayatkan oleh Al-Khathiib dalam Al-Jaami’ li-Akhlaaqir-Raawiy no. 2/144-145 no. 1349].
Sanad riwayat ini shahih.
Ya’quub mempunyai mutaba’aat dari :
1.     Al-Fasawiy[9] sebagaimana dalam Al-Ma’rifah[10] 2/745.
2.     Al-Humaidiy[11]; sebagaimana diriwayatkan oleh Al-‘Uqailiy[12] dalam Adl-Dlu’afaa’ Al-Kabiir 2/555 dan Ibnu ‘Asaakir[13] dalam Taariikh Dimasyq 44/452-453.
3.     Ahmad bin Mu’aawiyyah[14]; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Syabbah[15] dalam Taariikh Madiinah 3/154.
4.     ‘Abdullah bin Wahb[16]; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Syabbah[17] dalam Taariikh Madiinah 3/157.
5.     ‘Abdullah bin ‘Umar bin Abaan[18]; sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Haakim[19] dalam Al-Mustadrak 3/93.
6.     Sebagian shahabat Ibnu Sa’d; sebagaimana diriwayatkan pleh Ibnu Sa’d[20] dalam Ath-Thabaqaat 3/198, dan darinya Ibnu ‘Asaakir[21] dalam Taariikh Dimasyq 44/452-453.
Dalam lafadh Al-‘Uqailiy dan Ibnu ‘Asaakir terdapat tambahan cerita :
قَالَ سُفْيَانُ: فَقَالَ سَدِيرٌ الصَّيْرَفِيُّ وَكَانَ مَعَنَا: لِمَ فَوَاللَّهِ لِمَا فِي صَحِيفَتِهِ، يَعْنِي: جَعْفَرًا، خَيْرًا مِمَّا فِي صَحِيفَتِهِ، يَعْنِي عُمَرَ؟ قَالَ سُفْيَانُ: فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْفَعَ يَدِي فَأَضْرِبَ أَنْفَهُ، فَقَالَ لِي الْحَسَنُ بْنُ عُمَارَةَ: دَعْهُ فَإِنَّ هَذَا ضَالٌّ
Telah berkata Sufyaan : Sadiir Ash-Shairafiy berkata yang waktu itu ia bersama kami : “Mengapa, demi Allah, mengapa yang tertulis dalam lembaran catatannya (Ja’far) lebih baik daripada yang tertulis dalam lembaran catatannya (‘Umar) ?”. Sufyaan berkata : “Maka aku mengangkat tanganku ingin memukul hidungnya”. Al-Hasan bin ‘Umaarah berkata kepadaku : “Biarkan dia, karena orang ini sesat”.
Sadiir adalah seorang yang punya madzhab jelek, ghulluw dalam bid’ah Raafidlah [Adl-Dlu’afaa’ Al-Kabiir, 2/554].
Dalam riwayat Al-Fasawiy, ia menyebut Bisyr Ash-Shairafiy sebagai pengganti Sadiir Ash-Shairafiy. Namun yang benar adalah Sadiir Ash-Shairafiy.
Diriwayatkan juga secara maushul oleh Ibnu Sa’d[22] dalam Ath-Thabaqaat 3/198 dan darinya Ibnu ‘Asaakir[23] dalam Taariikh Dimasyq 44/452; dari jalan Sufyaan, namun ucapan ‘Aliy kepada ‘Umar sebagaimana dijelaskan oleh perawi :
فَقَالَ لَهُ كَلامًا حَسَنًا
“Lalu ia (‘Aliy) berkata kepadanya sebuah perkataan yang baik”.
Sanadnya shahih.
Perkataan tersebut menggantikan shalawat yang diucapkan ‘Aliy kepada ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa. Hal itu tidaklah mengapa, karena riwayat yang menyebutkan shalawat sebagai penafsir dari ‘perkataan yang baik’ dalam riwayat ini.
Diriwayatkan juga secara maushul (bersambung) oleh Al-Balaadzuriy[24] dalam Al-Ansaab 10/443 (dari ‘Amru bin Muhammad[25] dan Ishaaq Al-Farwiy[26]), Ibnu Abid-Dun-yaa[27] dalam Al-Mutamminiin no. 85 (dari Mahdiy bin Hafsh[28]), dan Abu Nu’aim[29] dalam Fadlaailil-Khulafaair-Raasyidiin no. 207 (dari Yahyaa bin Ar-Rabii’[30]); semuanya dari jalan Sufyaan, namun tanpa menyebutkan lafadh pengucapan shalawat.
Dalam sanad Abu Nu’aim disebutkan bahwa riwayat tersebut diceritakan pada saat Ibnu ‘Uyainah, Ja’far bin Muhammad, dan Sadiir berada dalam satu majelis.
Ziyaadah lafadh shalawat dalam jalur riwayat maushul Ibnu ‘Uyainah adalah diterima karena ia merupakan ziyaadah dari para perawi tsiqaat dari kalangan ashhaab Ibnu ‘Uyainah.
Sufyaan bin ‘Uyainah mempunyai mutaba’ah dari Al-Haarits bin ‘Imraan sebagaimana diriwayatkan oleh Abul-Fadhl Az-Zuhriy[31] dalam hadiits-nya no. 293 dan Ibnu ‘Asaakir[32] dalam Taariikh Dimasyq 44/453. Akan tetapi riwayat ini sangat lemah dikarenakan Al-Haarits, seorang yang matruuk.[33]
Riwayat Mursal
قَالَ: أَخْبَرَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ اللَّيْثِيُّ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ عَلِيًّا لَمَّا غُسِّلَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَكُفِّنَ وَحُمِلَ عَلَى سَرِيرِهِ وَقَفَ عَلَيْهِ عَلِيٌّ فَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ: " وَاللَّهِ مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بِالثَّوْبِ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Anas bin ‘Iyaadl Al-Laitsiy[34], dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya : Bahwasannya ‘Aliy ketika ‘Umar bin Al-Khaththaab dimandikan, dikafani, dan dibawa ke atas tempat tidurnya, ia (‘Aliy) berdiri di dekatnya dan memujinya. Ia (‘Aliy) berkata : “Demi Allah, tidak ada seorang laki-laki pun di muka bumi yang lebih aku senangi untuk bertemu Allah dengan lembar catatannya daripada orang yang diselimuti dengan kain ini”[Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath-Thabaqaatul-Kubraa, 3/198].
Diriwayatkan juga oleh Ibnu ‘Asaakir[35] dalam Taariikh Dimasyq 44/453 dari jalan Anas bin ‘Iyaadl, selanjutnya seperti riwayat di atas.
Anas bin ‘Iyaadl mempunyai mutaba’aat dari :
1.     Fudlail bin Marzuuq[36]; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d[37] dalam Ath-Thabaqaat 3/198, Al-Balaadzuriy[38] dalam Al-Ansaab 10/444.
2.     Sulaimaan bin Bilaal[39]; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d[40] dalam Ath-Thabaqaat 3/199, ‘Abdullah bin Ahmad[41] dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 652.
3.     Wuhaib bin Khaalid[42]; sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad[43] dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 345.
4.     Haatim bin Ismaa’iil[44]; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah[45] no. 32554,
5.     Yahyaa bin Sa’iid[46]; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir[47] dalam Taariikh Dimasyq 44/453.
Ad-Daaruquthniy rahimahullah pernah ditanya perihal riwayat di atas, lalu ia menjawab :
هُوَ حَدِيثٌ يَرْوِيهِ جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، وَاخْتُلِفَ عَنْهُ، فَرَوَاهُ ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ، وَخَالَفَهُ أَصْحَابُ جَعْفَرٍ، فَرَوَوْهُ عَنْ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ مُرْسَلًا، وَأَغْرَبَ ابْنُ عُيَيْنَةَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ فِي إِسْنَادِهِ وَمَتْنِهِ، فَأَمَّا فِي إِسْنَادِهِ، فَإِنَّهُ وَصَلَهُ عَنْ جَابِرٍ، عَنْ عَلِيٍّ، وَأَمَّا فِي مَتْنِهِ، فَإِنَّهُ قَالَ: " إِنَّ عَلِيًّا دَخَلَ عَلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ، قَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ، فَقُلْتُ لِجَعْفَرٍ: أَلَيْسَ يُقَالُ: لَا يُصَلَّى إِلَّا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ "، فَقَالَ: هَكَذَا سَمِعْنَا أَوْ جَاءَ فِي الْحَدِيثِ، وَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ جَعْفَرٌ تَرَكَ هَذِهِ الْكَلِمَةَ لَمَّا عَارَضَهُ سُفْيَانُ بِمَا عَارَضَهُ بِهِ، فَإِنَّ سَمَاعَ ابْنِ عُيَيْنَةَ مِنْ جَعْفَرٍ قَدِيمٌ، وَقِيلَ: عَنِ الْحَارِثِ بْنِ عِمْرَانَ الْجَعْفَرِيِّ، عَنْ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، وَلَا يَصِحُّ عَنِ الْحَارِثِ، وَالْمَحْفُوظُ الْمُرْسَلُ، فَإِنْ كَانَ ابْنُ عُيَيْنَةَ حَفِظَهُ مُتَّصِلًا، فَلَعَلَّ جَعْفَرًا وَصَلَهُ مَرَّةً، وَاللَّهُ أَعْلَمُ،
“Ia adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya. Terdapat perselisihan periwayatan darinya. Ibnu ‘Uyainah meriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jaabir. Ashhaab Ja’far telah menyelisihinya dimana mereka meriwayatkan dari Ja’far, dari ayahnya secara mursal. Ibnu ‘Uyainah telah menyendiri dalam sanad dan matan hadits ini. Dalam hal sanad, maka ia telah menyambungkannya dari Jaabir, dari ‘Aliy. Adapun dari sisi matan, maka ia berkata : “Sesungguhnya ‘Aliy pernah masuk menemui ‘Umar yang telah wafat diselimuti. Ia berkata : ‘Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadamu”. Ibnu ‘Uyainah berkata : Aku berkata kepada Ja’far : “Bukankah telah dikatakan bahwa tidak boleh mengucapkan shalawat kecuali pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?”. Ia (Ja’far) berkata : “Begitulah yang kami dengar” – atau – “Begitulah yang ada dalam hadits”. Seakan-akan Ja’far meninggalkan kalimat ketika Sufyaan membantahnya dengan perkataan yang ia bantah dengannya. Dan sesungguhnya penyimakan Ibnu ‘Uyainah dari Ja’far adalah qadiim. Dan dikatakan : Dari Al-Haarits bin ‘Imraan Al-Ja’fariy, dari Ja’far, dari ayahnya – namun itu tidak shahih dari Al-Haarits. Yang mahfuudh adalah mursal. Dan seandainya Ibnu ‘Uyainah menghapal sanad riwayat tersebut muttashil (bersambung), maka kemungkinan Ja’far memang pernah menyambungkannya. Wallaahu a’lam” [Al-‘Ilal, 3/89 no. 297].
Dengan melihat riwayat-riwayat di atas dan juga penjelasan Ad-Daaruquthniy rahimahullah, didapatkan satu pemahaman, yaitu :
1.     Penyimakan riwayat Ibnu ‘Uyainah dari Ja’far bin Muhammad adalah qadiim, yaitu terjadi di awal waktu, mendahului ashhaab Ja’far bin Muhammad yang lainnya.
2.     Penyimakan riwayat Ibnu ‘Uyainah dari Ja’far bin Muhammad terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang tidak dihadiri mayoritas ashhaab Ja’far.
3.     Ja’far bin Muhammad memang benar-benar pernah meriwayatkan ucapan shalawat ‘Aliy; kepada Ibnu ‘Uyainah. Hal itu ditunjukkan adanya dialog antara dirinya dengan Ibnu ‘Uyainah perihal ucapan shalawat tersebut.
4.     Ibnu ‘Uyainah benar-benar menghapal riwayat, karena ia menceritakan peristiwa yang ia alami bersama Ja’far. Yang semacam ini menunjukkan qarinah atas kedlabithannya terhadap riwayat yang ia bawakan.
5.     Lafadh shalawat yang dibawakan Ibnu ‘Uyainah adalah shahih dan merupakan bagian ziyaadatuts-tsiqah yang diterima.
6.     Sebagaimana dikatakan Ad-Daaruquthniy, kemungkinan setelah dialognya dengan Ibnu ‘Uyainah, Ja’far meninggalkan lafadh tersebut sehingga para perawi yang meriwayatkan darinya (setelah itu) tidak menyebutkan lafadh shalawat.
7.     Riwayat maushul adalah shahih, dan itu memperbaiki riwayat mursal. Qarinah-nya adalah:
a.      Eksistensi lafadh shalawat adalah shahih dan pernah diucapkan oleh Ja’far bin Muhammad sebagaimana disinggung sebelumnya. Tambahan lafadh shalawat hanya ada pada riwayat maushul. Jika tambahan lafadh ini shahih, maka tambahan perawi (Jaabir) dalam riwayat maushul ini pun shahih.
b.      Jaabir bin ‘Abdillah adalah salah satu syaikh dari Abu Ja’far Al-Baaqir yang masyhuur.
c.      Ad-Daaruquthniy telah menegaskan adanya kemungkinan ini.
Seandainya lafadh shalawat ini dianggap tidak mahfudh, maka kekeliruan ini bukan terletak pada Ibnu ‘Uyainah. Hal tersebut jelas terlihat pada perbincangan Ibnu ‘Uyainah dengan Ja’far bin Muhammad, bahwa Ja’far hanya menyampaikan apa yang ia dengar.
[Apakah orang Syi’ah hendak menyalahkan Ja’far bin Muhammad atau ayahnya ?].
Pujian ‘Aliy bin Abi Thaalib kepada ‘Umar ketika ia meninggal diriwayatkan dalam beberapa jalan , yang jika dikumpulkan, maka kualitasnya shahih. Ini telah diakui sendiri oleh Abu Ja’far Al-Baaqir sebagaimana riwayat :
أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ أَيْمَنَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو جَعْفَرٍ، أَنَّ عَلِيًّا دَخَلَ عَلَى عُمَرَ وَقَدْ مَاتَ وَسُجِّيَ بِثَوْبٍ، فَقَالَ: " يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَوَاللَّهِ مَا كَانَ فِي الأَرْضِ رَجُلٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ صَحِيفَتِكَ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Fadhl bin Dukain, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdul-Waahid bin Aiman, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Ja’far : Bahwasannya ‘Aliy pernah masuk menemui ‘Umar yang ketika itu telah meninggal diselimuti dengan kain. Ia berkata : “Semoga Allah merahmatimu. Demi Allah, tidak ada seorang laki-laki pun di muka bumi yang lebih aku cintai untuk bertemu Allah dengan lembar catatan (amal)-nya dibandingkan lembaran catatan (amal)-mu” [Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d 3/199; shahih hingga Abu Ja'far].
Pertanyaan kita kepada orang Syi’ah sangatlah sederhana : Jika ‘Umar bin Al-Khaththab itu kafir dan musuh Ahlul-Bait, logiskah ‘Aliy bin Abi Thaalib bershalawat serta mendoakan rahmat dan kebaikan pada ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa ?.
Jika ‘Aliy bersedih dan merasa kehilangan atas meninggalnya ‘Umar, mengapa kalian – wahai orang-orang Syi’ah – malah bergembira ria merayakan kematiannya dan menganggap pembunuhnya sebagai pahlawan ?.
Siapakah yang kalian tiru ?. ‘Aliy bin Abi Thaalib dan keturunannya yang shalih ataukah ‘Abdullah bin Saba’ ?.
Atau, alasan kebencian kalian adalah karena penaklukan ‘Umar radliyallaahu ‘anhu atas negeri Persia Majusi seperti yang dikatakan ulama Syi’ah ini ? :
Wallaahul-musta’aan.
Semoga tulisan singkat ini ada gunanya.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 07051434/19032013 – 00:28].



[1]      Ahmad bin Muhammad bin Ahmad; seorang yang tsiqah. Lahir tahun 367 H dan wafat tahun 441 H [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 17/602-603 no. 403].
[2]      ‘Aliy bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas’uud bin An-Nu’maan bin Diinaar bin ‘Abdillah, Abul-Hasan Al-Baghdaadiy Al-Muqri’ Ad-Daaruquthniy; seorang imam yang tsiqah, mutqin, lagi haafidh. Lahir tahun 306 H dan wafat tahun 385 H [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 16/449-461 no. 332].
[3]      Muhammad bin Haaruun bin ‘Abdillah bin Humaid Al-Hadlramiy, Abu Haamid; seorang yang tsiqah. Wafat tahun 321 H [SiyaruA’laamin-Nubalaa’ 15/25 no. 12 danRijaal Al-Haakimhal. 304 no. 1560].
[4]      Ya’quub bin Ibraahiim bin Katsiir bin Zaid bin Aflah Al-‘Abdiy Al-Qaisiy, Abu Yuusuf Ad-Dauraqiy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 166 H, dan wafat tahun 252 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1087 no. 7866].
[5]      Sufyaan bin ‘Uyainah bin Abi ‘Imraan Al-Hilaaliy, Abu Muhammad Al-Kuufiy Al-Makkiy; seorang yang tsiqah, haafidh, faqiih, imaam, dan hujjah. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 107 H, dan wafat tahun 198 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 395 no. 2464].
[6]      Ja’far bin Muhammad bin ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy, Abu ‘Abdillah; seorang yang shaduuq, faqiih, lagi imam. Termasuk thabaqah ke-6, dan wafat tahun 148 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 200 no. 958].
[7]      Muhammad bin ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy Al-Madaniy, Abu Ja’far Al-Baaqir; seorang yang tsiqah lagi mempunyai keutamaan. Termasuk thabaqah ke-4, dan wafat tahun 114 H/115 H/116 H/117 H/118 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 879 no. 6191].
[8]      Jaabir bin ‘Abdillah bin ‘Amru bin Haraam Al-Anshaariy Al-Khazrajiy As-Sulamiy, Abu ‘Abdillah/Abu ‘Abdirrahmaan/Abu Muhammad Al-Madaniy; salah seorang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 192 no. 879].
[9]      Ya’quub bin Sufyaan bin Jawaan Al-Faarisiy, Abu Yuusuf bin Abi Mu’aawiyyah Al-Fasawiy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-11, dan wafat tahun 277 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1088 no. 7871].
[10]     Riwayatnya adalah :
وَقَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: دَخَلَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، عَلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ مَا مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمَا فِي صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى عَلَيْهِ "
قَالَ سُفْيَانُ: فَقَالَ بِشْرُ بْنُ الصَّيْرَفِيِّ، وَكَانَ مَعَنَا، لِمَ فَوَاللَّهِ لَمَا فِي صَحِيفَتِهِ، يَعْنِي جَعْفَرًا، أَكْبَرُ مِمَّا فِي صَحِيفَتِهِ، يَعْنِي عُمَرَ، قَالَ: سُفْيَانُ: فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْفَعَ يَدِي فَأَضْرِبَ أَنْفَهُ، فَقَالَ لِيَ الْحَسَنُ بْنُ عِمَارَةَ: لَا أَعْرِفُ أَنَّ هَذَا ضَالٌّ.
[11]     ‘Abdullah bin Az-Zubair bin ‘Iisaa bin ‘Ubaidillah bin Usaamah bin ‘Abdillah bin Humaid bin Zuhair Al-Qurasyiy Al-Asadiy Al-Humaidiy Al-Makkiy, Abu Bakr; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 219 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah dalam At-Tafsiir [Taqriibut-Tahdziib, hal. 506 no. 3340].
[12]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " دَخَلَ عَلِيٌّ عَلَى عُمَرَ وَقَدْ سُجِّيَ بِثَوْبٍ، فَقَالَ: صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ وَدَعَا لَهُ، فَمَا مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى ". قَالَ الْحُمَيْدِيُّ: قَالَ سُفْيَانُ: فَسَمِعْتُ سُدَيْرًا الصَّيْرَفِيَّ، وَكَانَ مَعَنَا يَقُولُ: فَوَاللَّهِ لَمَا فِي صَحِيفَتِهِ خَيْرٌ مِمَّا فِي صَحِيفَتِهِ، قَالَ سُفْيَانُ: يَعْنِي جَعْفَرًا، فَرَفَعْتُ يَدِي أُرِيدُ أَنْ أَضْرِبَ بِهَا وَجْهَهُ، أَوْ قَالَ: فَمَهْ، قَالَ: فَأَمْسَكَنِي الْحَسَنُ بْنُ عُمَارَةَ، وَقَالَ: دَعْهُ فَإِنَّهُ ضَالّ
[13]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ السَّمَرْقَنْدِيِّ، أنا أَبُو بَكْرِ بْنُ الطَّبَرِيِّ، أنا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ الْفَضْلِ، أنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، نا يَعْقُوبُ، نا أَبُو بَكْرٍ الْحُمَيْدِيُّ، نا سُفْيَانُ، نا جَعْفَرٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قال: دَخَلَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ عَلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ، مَا مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمَا فِي صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى عَلَيْهِ "، قَالَ سُفْيَانُ: فَقَالَ سَدِيرٌ الصَّيْرَفِيُّ وَكَانَ مَعَنَا: لِمَ فَوَاللَّهِ لِمَا فِي صَحِيفَتِهِ، يَعْنِي: جَعْفَرًا، خَيْرًا مِمَّا فِي صَحِيفَتِهِ، يَعْنِي عُمَرَ؟ قَالَ سُفْيَانُ: فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْفَعَ يَدِي فَأَضْرِبَ أَنْفَهُ، فَقَالَ لِي الْحَسَنُ بْنُ عُمَارَةَ: دَعْهُ فَإِنَّ هَذَا ضَالٌّ.
[14]     Ahmad bin Mu’aawiyyah bin Bakr bin Mu’aawiyyah, Abu Bakr Al-Baahiliy Al-Bashriy; para ulama berbeda pendapat tentangnya. Ibnu ‘Adiy berkata : “Ia meriwayatkan hadits-hadits bathil, dan pernah mencuri hadits”. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat. Al-Khathiib berkata : “Tidak mengapa dengannya” [Taariikh Baghdaad 6/380 no. 2878 dan Lisaanul-Miizaan 1/676 no. 865].
[15]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، قال: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ رَأَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ، مَا مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمَا فِي صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا "، فَقَالَ لَهُ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا. .. فَقَالَ: لا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ إِلا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَكَتَ
[16]     ‘Abdullah bin Wahb bin Muslim Al-Qurasyiy Al-Fihriy, Abu Muhammad Al-Mishriy Al-Faqiih; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 125 H, dan wafat tahun 194 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 556 no. 3718].
[17]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عُثْمَانَ، قال: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، قال: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا " أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ صَلَّى عَلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَهُوَ عَلَى سَرِيرِهِ، وَقَالَ فِيمَا دَعَا لَهُ: صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ"
[18]     ‘Abdullah bin ‘Umar bin Muhammad bin Abaan bin Shaalih bin ‘Umair Al-Qurasyiy Al-Umawiy Al-Ju’fiy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, padanya ada paham tasyayyu’. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 239 H. Dipakai oleh Muslim, Abu Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 529 no. 3517].
[19]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ الْمُزَنِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانَ، ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ عَلِيًّا دَخَلَ عَلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ "، ثُمَّ قَالَ: " مَا مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمَا فِي صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى ".
قَالَ الْحَاكِمُ: أَخْبَارُ الشُّورَى مَا يَصِحُّ مِنْهَا مَخْرَجُهُ بَعْدَ وَفَاةِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَوْصُولَةٌ بِأَخْبَارِ سَقِيفَةِ بَنِي سَاعِدَةَ
[20]     Riwayat adalah :
قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعْدٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا بَعْضُ أَصْحَابِنَا، عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ مِنْهُ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَلَمْ يَشُكُّ، قَالَ: وَقَالَ: لَمَّا انْتَهَى إِلَيْهِ عَلِيٌّ، قَالَ لَهُ: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ، مَا أَحَدٌ أَلْقَى اللَّهُ بِصَحِيفَتِهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بَيْنَكُمْ "
[21]     Riwayatnya adalah :
قَالَ: ونا ابْنُ سَعْدٍ، نا بَعْضُ أَصْحَابِنَا، عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ مِنْهُ هَذَا الْحَدِيثَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَلَمْ يَشُكَّ، قَالَ: وَقَالَ لَمَّا انْتَهَى إِلَيْهِ عَلِيٌّ: قَالَ لَهُ: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ، مَا أَحَدٌ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بَيْنَكُمْ ".
[22]     Riwayatnya adalah :
قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ، يُخْبِرُ عَنْ أَبِيهِ، لَعَلَّهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ عَلِيًّا دَخَلَ عَلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى فَقَالَ لَهُ كَلامًا حَسَنًا، ثُمَّ قَالَ: " مَا عَلَى الأَرْضِ أَحَدٌ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بَيْنَكُمْ "
[23]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ الْفَرَضِيُّ، أنا أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ الْجَوْهَرِيِّ، أنا أَبُو عُمَرَ، أنا أَبُو الْحَسَنِ، أنا الْحُسَيْنُ بْنُ الْفَهْمِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ سَعْدٍ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، قال: سَمِعْتُ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ يُخْبِرُ عَنْ أَبِيهِ ـ لَعَلَّهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ـ عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ عَلِيًّا دَخَلَ عَلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ لَهُ كَلامًا حَسَنًا، ثُمَّ قَالَ: " مَا عَلَى الأَرْضِ أَحَدٌ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بَيْنَكُمْ "،
[24]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ الْفَرَوِيُّ أَبُو مُوسَى، وَعَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالا: ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ: " أَنَّ عَلِيًّا دَخَلَ عَلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ " مَا عَلَى الأَرْضِ أَحَدٌ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بَيْنَكُمْ "
[25]     ‘Amru bin Muhammad bin Bukair bin Saabuur An-Naaqid, Abu ‘Utsmaan Al-Baghdaadiy; seorang yang tsiqah lagi haafidh, namun ragu dalam hadits. Termasuk thabaqah ke-10 dan wafat tahun 232 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal 744 no. 5141].
[26]     Ishaaq bin Muhammad bin Ismaa’iil bin ‘Abdillah bin Abi Farwah Al-Farwiy Al-Qurasyiy, Abu Ya’quub Al-Madaniy Al-Umawiy; seorang yang lemah karena jelek hapalannya setelah mengalami kebutaan. Termasuk thabaqah ke-10 dan wafat tahun 226 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib hal. 131 no. 385, Tahriirut-Taqriib 1/122 no. 381, dan Al-Kaasyif 1/238 no. 319].
[27]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ حَفْصٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: دَخَلَ عَلِيٌّ، عَلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَهُوَ مُسَجًّى بِثَوْبٍ، فَقَالَ " مَا أُحِبُّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَةِ أَحَدٍ، إِلا بِصَحِيفَةِ هَذَا الْمُسَجَّى "
[28]     Mahdiy bin Hafsh Al-Baghdaadiy, Abu Ahmad; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-10 dan wafat tahun 223 H. Dipakai oleh Abu Daawud [Taqriibut-Tahdziib hal. 976 no. 6978, Tahriirut-Taqriib 3/424 no. 6929, dan Al-Kaasyif 2/299 no. 5664].
[29]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ مِنْ أَصْلِهِ، ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أُسَيْدٍ، ثَنَا يَحْيَى بْنُ الرَّبِيعِ، ثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا مَعَ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، وَسُدَيْرٌ مَعَنَا جَالِسٌ لَمْ يَجْمَعْنِي وَسُدَيْرٌ قَبْلَهُ مَجْلِسٌ قَطُّ، فَقَالَ جَعْفَرٌ، أَخْبَرَنِي أَبِي، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ عَلِيًّا، قَالَ لِعُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى: " مَا مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمِثْلِ صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى. فَقَالَ سُدَيْرٌ: صَحِيفَتُهُ خَيْرٌ مِنْ صَحِيفَتِهِ
[30]     Belum diketemukan biografinya.
[31]     Riwayatnya adalah :
نا أَحْمَدُ، قَالَ: نا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: نا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ عِمْرَانَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: لَمَّا مَاتَ عُمَرُ، وَقَفَ عَلَيْهِ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: " صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ يَا عُمَرُ، فَمَا أَجِدُ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ أَحَبَّ إِلَيَّ أَلْقَى اللَّهَ بِمِثْلِ صَحِيفَتِهِ مِنْكَ "
[32]     Riwayatnya adalah :
أخبرنا أبو غالب بن البنا أنا أبو محمد الجوهري أنا عبيدالله بن عبد الرحمن الزهري نا أحمد بن عبد الله بن سابور نا محمد بن يحيى بن ضريس نا محمد بن جعفر عن الحارث بن عمران عن جعفر بن محمد عن أبيه عن جابر قال لما مات عمر وقف عليه علي فقال صلى الله عليك يا عمر فما أحد من هذه الأمة أحب إلي أن ألقى الله بمثل صحيفته
[33]     Al-Haarits bin ‘Imraan Al-Ja’fariy Al-Madaniy; seorang yang lemah, dituduh Ibnu Hibbaan telah memalsukan hadits. Termasuk thabaqah ke-9. Dipakai oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 212 no. 1047].
[34]     Anas bin ‘Iyaadl bin Dlamrah Al-Laitsiy, Abu Dlamrah Al-Madaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 104 H, dan wafat tahun 200 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 154 no. 569].
[35]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ السَّمَرْقَنْدِيِّ، وَأَبُو الْفَتْحِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْبَيْضَاوِيِّ، قال: أنا أَبُو مُحَمَّدٍ الصَّرِيفِينِيُّ، أنا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَلِيِّ بْنِ خَلَفِ بْنِ زُنْبُورٍ الْوَرَّاقُ، أنا أَبُو بَكْرٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، نا كَثِيرُ بْنُ عُبَيْدٍ، نا أَنَسٌ، وَهُوَ ابْنُ عِيَاضٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ عَلِيًّا لَمَّا غَسَّلَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، وَجُعِلَ عَلَى سَرِيرِهِ وَكُفِّنَ، وَقَفَ عَلَيْهِ، قال: وَأَثْنَى عَلَيْهِ، قَالَ: " وَاللَّهِ مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بِالثَّوْبِ ".
[36]     Fudlail bin Marzuuq Al-Aghar/Ar-Raqqaasyiy/Ar-Ruaasiy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq. Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 160 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Juz’u Raf’il-Yadain, Muslim, Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 786 no. 5472 dan Tahriirut-Taqriib 3/163-164 no. 5437].
[37]     Riwayatnya adalah :
قَالَ: أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا فُضَيْلُ بْنُ مَرْزُوقٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: نَظَرَ عَلِيٌّ إِلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: " مَا أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمِثْلِ صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى "،
قَالَ: أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الأَزْرَقُ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ وَرْقَاءُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ عَلِيٍّ مِثْلَهُ
[Ath-Thabaqaatul-Kubraa li-Ibni Sa’d, 3/198].
[38]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنِي وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ الطَّحَّانُ، قَالا: ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أنبأ فُضَيْلُ بْنُ مَرْزُوقٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: نَظَرَ عَلِيٌّ إِلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: " مَا أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمِثْلِ صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى "
[39]     Sulaimaan bin Bilaal Al-Qurasyiy At-Taimiy, Abu Muhammad/Abu Ayyuub Al-Madaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-8 dan wafat tahun 177 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 405 no. 2554].
[40]     Riwayatnya adalah :
قَالَ: أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلالٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: لَمَّا غُسِّلَ عُمَرُ وَكُفِّنَ وَحُمِلَ عَلَى سَرِيرِهِ وَقَفَ عَلَيْهِ عَلِيٌّ، فَقَالَ: " وَاللَّهِ مَا عَلَى الأَرْضِ أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى بِالثَّوْبِ "
[41]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْبَصْرِيُّ، قثنا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلالٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ يَعْنِي الصَّادِقَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: َمَّا غُسِّلَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَكُفِّنَ وَحُمِلَ عَلَى سَرِيرِهِ، وَقَفَ عَلَيْهِ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ: " وَاللَّهِ مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى "
[42]     Wuhaib bin Khaalid bin ‘Ajlaan Al-Baahiliy, Abu Bakr Al-Bashriy; tsiqah lagi tsabat, namun sedikit berubah hapalannya di akhir usianya.  Termasuk thabaqah ke-7 dan wafat tahun 165 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah  [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1045 no. 7537].
[43]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ، قثنا وُهَيْبُ بْنُ خَالِدٍ، قثنا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ لَمَّا أُصِيبَ أَرْسَلَ إِلَى الْمُهَاجِرِينَ، فَقَالَ: عَنْ مَلإٍ مِنْكُمْ كَانَ هَذَا؟ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: إِنِّي وَاللَّهِ لَوَدِدْتُ أَنَّ اللَّهَ نَقَصَ مِنْ آجَالِنَا فِي أَجَلِكَ، ثُمَّ أَتَى سَرِيرَهُ وَقَدْ سُجِّيَ عَلَيْهِ بِثَوْبٍ، فَقَالَ: " مَا مِنْ أَحَدٍ الْيَوْمَ أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِمَا فِي صَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى عَلَيْهِ "
[44]     Haatim bin Ismaa’iil Al-Madaniy, Abu Ismaa’iil Al-Haaritsiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 186 H/187 H di Madinah. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 207 no. 1002, Al-Kaasyif 1/300 no. 832, Tahriirut-Taqriib 1/229 no. 994].
[45]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إسْمَاعِيلَ، عَنْ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: جَاءَ عَلِيٌّ إلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى، فَقَالَ: " مَا عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ أَحَدٌ أَحَبُّ إلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللَّهَ بِصَحِيفَتِهِ مِنْ هَذَا الْمُسَجَّى "
[46]     Yahyaa bin Sa’iid bin Farruukh Al-Qaththaan At-Tamiimiy; seorang yang tsiqah,mutqin, haafidh, imaam, lagi qudwah. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 198 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1055-1056 no. 7607].
[47]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْفَضْلِ، أنا أَبُو مَنْصُورِ بْنُ شُكْرَوَيْهِ، أنا أَبُو بَكْرِ بْنُ مَرْدَوَيْهِ، أنا أَبُو بَكْرٍ الشَّافِعِيُّ، أنا مُعَاذُ بْنُ الْمُثَنَّى، نا مُسَدَّدٌ، نا يَحْيَى، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، قَالَ: تَاللَّهِ، لَحَدَّثَنِي أَبِي،أَنَّ عَلِيًّا دَخَلَ عَلَى عُمَرَ وَهُوَ مُسَجًّى بِثَوْبِهِ فَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ: " مَا أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ أَلْقَى اللَّهَ بِمَا فِي صَحِيفَتِهِ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنَ الْمُسَجَّى بِثَوْبِهِ "، قَالَ يَحْيَى: ثُمَّ ذَكَرَ جَعْفَرٌ أَبَا بَكْرٍ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ: وَلَدني مَرَّتَيْنِ.

Comments

Hasyim Maulana mengatakan...

Assallamu'alaikum Wa Rahmatullah.

Ustadz, berkaitan dengan ucapan atau doa Ali kepada Umar Radhiyallahu anhum yang berisi : 'Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadamu'

Bagaimana pandangan Islam berkaitan dengan pengkhususan Shalawat selain kepada Nabi ‎​صلى الله عليه وسلم ? Krena di sekitar wilayah saya tinggal, ada suatu masjid (yang terindikasi penyakit Syiah), mereka terbiasa membaca shalawat khusus kepada Husein saja ?
Mohon pencerahannya, jazakumullah khair

Pusat Ace Maxs mengatakan...

Artikel yang sangat menjadi renungan,,,