Tanya : Shahihkah hadits bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : ‘Aliy adalah sebaik-baik manusia. Barangsiapa yang enggan,
maka kafir’ ?.
Jawab : Tidak shahih dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang
hal tersebut. Diriwayatkan oleh Khaitsamah bin Sulaimaan sebagai berikut :
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ
سُلَيْمَانَ الْبُهْمِيُّ بِالْكُوفَةِ قَالَ: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ
سَعِيدٍ النَّخَعِيُّ ابْنُ عَمِّ شَرِيكٍ، عَنْ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ
شَقِيقِ ابْنِ سَلَمَةَ، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلِيٌّ خَيْرُ الْبَشَرِ، مَنْ أَبَى
فَقَدْ كَفَرَ "
Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Sulaimaan
Al-Buhmiy di Kuufah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin
Sa’iid An-Nakha’iy anak paman Syariik, dari Ishaaq, dari Abu Waail Syaqiiq bin
Salamah, dari Hudzaifah bin Al-Yamaan, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam : “’Aliy adalah sebaik-baik manusia. Barangsiapa yang
enggan (mengakuinya), maka kafir” [Min Hadiits Khaitsamah bin Sulaimaan hal.
200-201].
Darinya, Ibnu ‘Asaakir meriwayatkan dalam At-Taariikh 42/372.
Hadits ini sangat lemah dikarenakan dua ‘illat :
a.
Ibraahiim bin Sulaimaan.
Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat (8/86
& 88), akan tetapi yang benar ia seorang yang sangat lemah. Ad-Daaruquthniy
melemahkannya, dan di lain riwayat mengatakan : ‘matruuk’ [Mausu’ah
Aqwaal Ad-Daaruquthniy, hal. 37-38 no. 65]. Adz-Dzahabiy mengisyaratkan
bahwa ia telah memalsukan satu hadits [Miizaanul-I’tidaal, 1/37 no.
107]. Termasuk rijaal Syi’ah [Lisaanul-Miizaan, 1/294-295].
b.
Penyebutan ‘Al-Husain bin Sa’iid An-Nakha’iy anak
paman Syariik, dari Ishaaq’ di atas adalah keliru. Yang benar adalah : ‘Al-Hurr
bin Sa’iid An-Nakha’iy, dari Syariik bin ‘Abdillah, dari Abu Ishaaq’.
Al-Hurr bin Sa’iid adalah seorang yang majhuul. Syariik bin ‘Abdillah
adalah seorang yang shaduuq, namun banyak keliru. Berubah hapalannya
saat menjabat hakim di Kuufah [At-Taqriib, hal. 436 no. 2802].
Ibnu ‘Asaakir (42/372) membawakan mutaba’ah bagi
Ibraahiim bin Sulaimaan, yaitu Ahmad bin Al-‘Abbaas Al-Muqri’. Selain dari
kemajhulan Al-Hurr, sanad ini juga (sangat) lemah dengan sebab kemajhulan ‘Aliy bin
Al-Hasan bin Syaqiir dan kedla’ifan Ahmad bin Muhammad bin ‘Imraan Al-Jundiy. Al-Jundiy
seorang Syi’ah yang didla’ifkan riwayatnya. Al-Azhariy berkata : “Tidak ada
apa-apanya” [Taariikh Baghdaad 6/244-245 no. 2734 dan Lisaanul-Miizaan
1/639 no. 789].
Al-Khathiib mengatakan yang mahfuudh dalam riwayat
ini hanyalah merupakan perkataan Syariik saja [Taariikh Dimasyq,
42/372].
Diriwayatkan pula secara marfuu’ dari shahabat yang lain, yaitu :
1.
Jaabir bin ‘Abdillah radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Al-Khathiib dalam Taariikh Baghdaad
(8/446), Al-Jurqaaniy dalam Al-Abaathil 1/313 no. 160 Ibnu ‘Asaakir
dalam Taariikh Dimasyq (42/372 & 373), dan Ibnul-Jauziy dalam Al-Maudluu’aat
1/349; semuanya dari jalan Al-Hasan bin Abi Thaalib, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaaq bin Muhammad Al-Qathii’iy : Telah
menceritakan kepadaku Abu Muhammad Al-‘Alawiy Al-Hasan bin Muhammad bin Yahyaa
bin Al-Hasan bin Ja’far bin ‘Ubaidillah bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Al-Husain
bin ‘Aliy bin Abi Thaalib pemilik kitab An-Nasab, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Ishaaq bin Ibraahiim Ash-Shan’aaniy, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrazzaaq bin Hammaam : Telah mengkhabarkan
kepada kami Sufyaan Ats-Tsauriy, dari Muhammad
bin Al-Munkadir, dari Jaabir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam : “..... (al-hadiits)....”.
Sanad riwayat ini sangat lemah dengan sebab Abu Muhammad
Al-‘Alawiy Al-Hasan bin Muhammad bin Yahyaa, seorang yang matruk dan
tertuduh memalsukan hadits [Taariikh Baghdaad 8/446 dan Lisaanul-Miizaan
3/116-118 no. 2394].
Al-Khathiib berkata : “Hadits ini munkar. Aku
tidak mengetahuinya ada yang meriwayatkan selain Al-‘Alawiy dengan sanad ini,
dan itu tidak tsaabit”. Hal tersebut disepakati oleh Al-Jurqaaniy dalam Al-Abaathil
1/314.
Akan tetapi Ibnul-Jauziy dalam Al-Maudluu’aat (1/349)
membawakan jalan lain : Telah memberitakan kepada kami Ibraahiim bin Diinaar
Al-Faqiih, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami Abu ‘Aliy Muhammad bin
Sa’iid bin Nabhaan, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami Abu ‘Aliy
Al-Hasan bin Al-Husain bin Duumaa, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami
Ahmad bin Nashr Adz-Dzaaari’, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Shadaqah bin Muusaa, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ayahku, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ya’laa, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Abu Sufyaan, dari Jaabir, ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “....(al-hadits)....”.
Sanad riwayat ini palsu, terutama disebabkan oleh Ahmad
bin Nashr Adz-Dzaaari’, seorang pendusta. Ad-Daaruquthniy berkata : “Dajjaal” [Taariikh
Baghdaad 6/412 no. 2902 dan Lisaanul-Miizaan, 1/684-685 no. 882].
2.
‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy dalam Al-Kaamil 1/277,
Al-Khathiib dalam Taariikh Baghdaad 4/314, Al-Jurqaaniy dalam Al-Abaathil
1/312 no. 159, Ibnu ‘Asaakir dalam At-Taariikh 42/371-372, Ibnul-Jauziy
dalam Al-Maudluu’aat 1/348, dengan lafadh :
مَنْ
لَمْ يَقُلْ عَلِيَّ خَيْرُ النَّاسِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang tidak mengatakan ‘Aliy adalah
sebaik-baik manusia, sungguh ia telah kafir”.
Sanad riwayat ini sangat lemah dengan sebab Muhammad bin
Katsiir Al-Kuufiy, seorang Syi’ah, munkarul-hadiits [lihat : Al-Abaathil,
1/312-313].
3.
Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy dalam Al-Kaamil 1/277,
Ibnu Hibbaan dalam Al-Majruuhiin 1/140, Ibnu ‘Asaakir dalam Taariikh
Dimasyq 42/371, dan Ibnul-Jauziy dalam Al-Maudluu’aat 1/348-349
dengan lafadh :
عَلِيّ
خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
“’Aliy adalah sebaik-baik manusia”.
Riwayat ini sangat lemah, terutama dengan sebab Ahmad bin
Saalim Abu Samurah, seorang pendusta yang meriwayatkan hadits-hadits munkar
[lihat : Al-Majruuhiin 1/140, Al-Kaamil 1/277, dan Tadzkiratul-Huffaadh no. 528, dan Lisaanul-Miizaan
1/464-465 no. 521]. Selain itu juga terdapat ‘Athiyyah Al-‘Aufiy, seorang
Syi’ah, mudallis, dan lemah menurut jumhur ulama [Tahriirut-Taqriib 3/20 no. 4616, Tahdziibul-Kamaal,
20/145-149 no. 3956, dan Al-Jaami’ fil-Jarh wat-Ta’diil 2/209
no. 2937].
4.
‘Abdullah bin Mas’uud radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Ibnul-Jauziy dalam Al-Maudluu’aat 1/347-348
dan As-Suyuuthiy dalam Al-Laali’ul-Mashnuu’ah 1/327-328 : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Aliy bin ‘Abdillah Abu Ahmad
Al-Jurjaaniy – imam orang-orang Syi’ah di jamannya - : Telah menceritakan
kepada kami ‘Aliy bin Muusaa Al-Qummiy : Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Syujaa’ Ats-Tsaljiy : Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin
‘Umar Al-Kuufiy : Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’aawiyyah, dari
Al-A’masy, dari Abu Waail, dari Ibnu Mas’uud, dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam, dari Jibriil : Bahwasannya ia berkata :
يَا
مُحَمَّدُ، عَلِيٌّ خَيْرُ الْبَشَرِ، مَنْ أَبَى فَقَدْ كَفَرَ
“Wahai Muhammad, ‘Aliy adalah sebaik-baik manusia.
Barangsiapa yang enggan (mengakuinya), maka ia telah kafir”.
Sanad riwayat ini palsu. Ibnul-Jauziy rahimahullah berkata
: “Adapun hadits Ibnu Mas’uud, padanya terdapat Hafsh bin ‘Umar, tidak ada
apa-apanya. Dan juga Muhamad bin Syujaa’ Ats-Tsaljiy – dimana telah lewat di
awal kitab (penjelasan tentangnya) bahwa ia seorang pendusta....” [Al-Maudluu’aat,
1/349].
Wallaahu a’lam.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – ciomas permai, 16092012].
Comments
maaf oot pak ustadz saya telah mengirim imel ke abul.jauzaa@gmail.com mohon dibaca
Makasih ya atas pengetahuannya, semoga sukses selalu... trims
ust,afwan OOT, coz antm tdk memiliki section konsultasi, pertanyaan ana :
Apa hukum membuat character manusia atau pun hewan kemudian di animasikan dengan 3D software sehingga menjadi 3d Computer Graphics Animation?
mohon jawaban ust.
baarokallohu fiikum
Tidak boleh. Wallaahu a'lam.
Posting Komentar