Ngobrol dengan Mayit



Meski merajihkan pendapat yang berseberangan, kami tetap mengakui bahwa masalah apakah mayit bisa mendengar termasuk perkara yang perselisihan para ulama[1]. Dan meski merajihkan pendapat yang berseberangan, kami pun tetap mengakui bahwa tawassul dengan perantaraan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang shaalih termasuk yang diperselisihkan para ulama[2]. Namun masalah ngobrol dengan mayit ? Apakah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya radliyallaahu 'anhum melakukannya ?. Juga para imam yang empat ?. Perhatikan video berikut :
Lawak benar.... kata orang Malaysia.....
[abul-jauzaa’]

Comments

Anonim mengatakan...

sayang ya tadz, lawaknya tak lucu benar si habib ni....

Anonim mengatakan...

Eh ketawa ketiwi disamping kuburan.. kalo mayit yang dengar marah awas disumpahin lho bib! Nah lho!

"What a joke !"... kata orang Amerika...

Anonim mengatakan...

Asslkm wr. wb.

Maaf sy mau nanya di luar tema uztad,

Sy berencana membangun rumah menggunakan uang pinjaman dari Bank, apa hal tersebut termasuk memakan riba? karna sy hanya ingin menggunakan uang tersebut untuk membangun rumah.

Wassalam...

Anonim mengatakan...

keblinger - istilahnya orang jawa

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Anonim 27 Juni 2012 07:41,.... orang yang memberi makan riba, dikatakan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sama dengan pemakan riba.

wallaahu a'lam.

Murid mengatakan...

Abul Jauzaa' mengatakan, "Namun masalah ngobrol dengan mayit ? Apakah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya radliyallaahu 'anhum melakukannya?"

Jawabannya:

Imam Bukhari mengatakan dalam Shahiih-nya:

حدثنا علي بن عبد الله حدثنا يعقوب بن إبراهيم حدثني أبي عن صالح حدثني نافع : أن ابن عمر رضي الله عنهما أخبره قال اطلع النبي صلى الله عليه و سلم على أهل القليب فقال ( وجدتم ما وعد ربكم حقا ) . فقيل له تدعو أمواتا ؟ فقال ( وما أنتم بأسمع منهم ولكن لا يجيبون

Ibnu Umar RA berkata: Nabi SAW pernah mendatangi para penghuni sumur (kaum musyrikin) yang terbunuh dalam Perang Badar lalu bersabda, "Apakah kalian telah mendapatkankan bahwa apa yang dijanjikan Rabb kalian adalah benar?"

Para sahabat bertanya, "Anda memanggil mereka yang sudah mati?"

Beliau menjawab, "Kalian tidak lebih mendengar daripada mereka, hanya saja mereka tidak dapat menjawab."

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Jenazah, Bab Siksa Kubur.

Satu hadits ini saja cukup insyaallah.

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Beda konteksnya.

Makna obrol/mengobrol dalam bahasa Indonesia :

"obrol, mengobrol : v bercakap-cakap atau berbincang-bincang tanpa pokok pembicaraan
tertentu: setiap pagi mereka ~ di warung kopi itu;

mengobrolkan : v mempercakapkan atau memperbincangkan sesuatu dng seenaknya;

obrolan : n percakapan; omong kosong" [selesai].

Kamus Besar Bahasa Indonesia (hal. 1084).

Bandingkan Hadits Qalaaib Badr :

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: وقف النبي صلى الله عليه وسلم على قليب بدر، فقال: (هل وجدتم ما وعد ربكم حقا. ثم قال: إنهم الآن يسمعون ما أقول). فذكر لعائشة، فقالت: إنما قال النبي صلى الله عليه وسلم: (إنهم الآن ليعلمون أن الذي كنت أقول لهم هو الحق). ثم قرأت: {إنك لا تسمع الوتى}. حتى قرأت الآية.

Dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma ia berkata : “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berdiri di atas sumur-sumur Badr, kemudian beliau bersabda : ‘Apakah kalian mendapati sesuatu yang telah dijanjikan Rabb kalian adalah benar ?’. Kemudian beliau bersabda lagi : ‘Sesungguhnya sekarang mereka mendengar (yasma’uun) apa yang aku katakan’. Kemudian berita ini dikhabarkan kepada ‘Aisyah, maka ia berkata : “Sesungguhnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam hanyalah bersabda : Sesungguhnya mereka sekarang mengetahui (ya’lamuun) apa yang dulu aku katakan kepada mereka adalah benar’. Kemudian ‘Aisyah membaca ayat : “Sesungguhnya kamu tidak mampu menjadikan orang-orang mati mampu mendengar” sampai akhir ayat [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3980-3981].

عن أبي طلحة: أن نبي الله صلى الله عليه وسلم أمر يوم بدر بأربعة وعشرين رجلا من صناديد قريش، فقذفوا في طوى من أطواء بدر خبيث مخبث، وكان إذا ظهر على قوم أقام العرصة ثلاث ليال، فلما كان ببدر اليوم الثالث أمر براحلته فشد عليها رحلها، ثم مشى واتبعه أصحابه وقالوا: ما نرى ينطلق إلا لبعض حاجته، حتى قام على شفة الركي، فجعل يناديهم بأسماء آبائهم: (يا فلان بن فلان، ويا فلان بن فلان، أيسركم أنكم أطعتم الله ورسوله، فانا قد وجدنا ما وعدنا ربنا حقا، فهل وجدتم ما وعد ربكم حقا). قال عمر: يا رسول الله، ما تكلم من أجساد لا أرواح لها؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (والذي نفس محمد بيده، ما أنتم بأسمع لما أقول منهم).
قال قتادة: أحياهم الله حتى أسمعهم قوله، توبيخا وتصغيرا ونقمة وحسرة وندما.

Dari Abu Thalhah : Bahwasannya Nabi Allah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para shahabat pada perang Badr untuk menguburkan dua puluh empat mayat tokoh-tokoh kaum Quraisy, kemudian mereka pun dilemparkan ke dalam sumur di antara sumur-sumur Badr dalam keadaan busuk dan bau. Kebiasaan beliau jika menampakkan diri pada suatu kaum maka beliau bermalam di sebuah tanah lapang selama tiga malam. Dan ketika berada di Badr di hari ketiga beliau meminta untuk disiapkan kendaraannya, lalu beliau memacunya kemudian beliau berjalan dan diikuti oleh para shahabatnya dan mereka berkata : ‘Tidaklah kami berpendapat beliau keluar melainkan untuk sebagian keperluannya”; sampai beliau berdiri di sisi sebuah sumur, kemudian mulailah beliau memanggil nama-nama mereka dan nama-nama orang tua mereka : ‘Wahai Fulan bin Fulan, wahai Fulan bin Fulan ! Apakah kamu suka seandainya kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya ? Sesungguhnya kami telah mendapati apa yang telah dijanjikan Rabb kami adalah benar, maka apakah kalian mendapati apa yang dijanjikan Rabb kalian adalah benar ?’. Perawi berkata : Maka ‘Umar radliyallaahu ‘anhu berkata : “Wahai Rasulullah, mengapa engkau berbicara pada bangkai yang sudah tidak memiliki ruh ?”. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : ‘Demi (Allah) yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah kamu lebih mendengar dari mereka atas apa yang aku katakan’.

Berkata Qatadah : “Allah menghidupkan mereka sehingga mereka mendengar perkataan beliau sebagai satu penghinaan, peremehan, adzab, dan penyesalan” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3976, Muslim no. 2875, Ahmad 4/29, dan Abu Ya’la no. 1431].

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Selengkapnya : http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/07/orang-mati-tidak-bisa-mendengar.html.

Murid mengatakan...

Ketika Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar mendatangi jenazah beliau lalu menyingkap penutup wajah dan menciumnya sambil menangis lalu berkata, "Demi ayahku sebagai tebusan untukmu wahai Nabi Allah. Tidaklah Allah mengumpulkan dua kematian atasmu. Adapun kematian pertama yang telah ditetapkan atasmu, engkau telah merasakannya."

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya, Kitab Jenazah, Bab Memasuki Ruang Mayat Setelah Dikafani.

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Ooo,... jadi perkataan Abu Bakr radliyallaahu 'anhu itu sama dengan ngobrolnya bapak kiyai di atas ya.... Paham-paham sekarang mengenai fiqh Anda..... Terima kasih.

# maksa banget.

Murid mengatakan...

Meski kami mengingkari perbuatan 'ustadz' tersebut di atas, yakni ketawa-ketiwi di kuburan padahal saat itu sangat tepat sekali jika digunakan untuk bermuhasabah dan mengingatkan diri akan kematian. Namun kami tetap meyakini kebolehan berbicara kepada mayit sebagaimana hadits-hadits tersebut di muka.

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Mau ditranskripkan ngobrolnya pak Ustadz di atas ?. Berikut sebagian kecilnya :

"....doain anak-anak biar rezekinya makmur (amiin). Doain anggota biar sabar.....doain ya walid...doain anak-anak biar cepet kawin walid, jangan. Kalau kawin walid, jadi kurang ajar...Mau kawin minjem duit... Orang-orang separo setan walid. Walid kan tahu kalau walid tukang ngatain awi setan.... dst....".

[sebagian perkataan beliau ini kurang saya pahami. selain kurang jelas, juga ada beberapa bahasa yang beliau pake yang tidak saya mengerti].

Silakan simak 'obrolan' pak Ustadz tersebut. Kalau saya si lebih tepat obrolan pak ustadz itu seperti obrolan halusinasi penderita schizophrenia. Berbicara monologis dengan bayangan dialogis.

Kenapa Anda nggak sekalian berdalil dengan perkataan Ibnu 'Umar radliyallaahu 'anhu yang 'ngobrol' dengan ka'bah :

ما أعظمك وأعظم حرمتك والمؤمن أعظم حرمة عند الله منك

”Alangkah agung engkau dan alangkah agung kehormatanmu (wahai Ka’bah). Namun, kehormatan seorang muslim lebih agung di sisi Allah daripada engkau” [HR. Tirmidzi no. 2032; hasan shahih].

# yang kayak gini mau diqiyaskan dengan peristiwa Badr ? Juga perkataan Abu Bakr ?. Sekali lagi : maksa banget.

Anonim mengatakan...

to Murid coba antum belajar lg deh ilmu hadits..fas alul ahladzikri inkuntum la ta'lamuun

Ade Malsasa Akbar mengatakan...

Masya Allah. Indah. Indah nian komentar-komentar di sini. Terima kasih, Ustadz.

Anonim mengatakan...

Murid : yang lebih "parah" lagi ada kok kalo menurut fiqh antum.. iyaitu 'Umar "ngobrol" sama batu.. jadi besok kalo ada orang ngobrol sama batu maklumi aja..

Anonim mengatakan...

Lalu bagaimana dengan hadist perjalanan isra & mi'raj Rasulullah ??
Bukan kah Rasulullah berdialog dgn para Nabi & Rasul yg sudah meninggal dunia ??

Seperti penggalan hadist berikut :
.....Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Kemudian aku turun hingga bertemu Musa Alaihissalam , lalu aku beritahukan kepadanya, maka ia mengatakan: ‘Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan lagi.’” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Lalu aku menjawab: ‘Aku telah berulang kali kembali kepada Rabb-ku hingga aku merasa malu kepada-Nya.’”
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata, “Hadits-hadits tentang mi’raj Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke langit adalah mutawatir.”....bukan kah ini dialog dengan orang yg sudah meninggal dunia ?? Kok bisa sih ??

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Coba direnungkan dan dipikir-pikir kembali,..... kira-kira sama nggak dengan obrolan bapak ustadz di atas.

Anonim mengatakan...

To: Anonim 18 Juli 2012 13:33

Mas..apa korelasinya HAdist yg antum bawakan dengan ngobrol dgn Mayit..sangat jauh Kang..Qiyas yg antum pakai benar2 rancu bin kacau

Anda ini 'memaksakan' dalil namanya..siapa si Habib dan siapa nabi dan Rosul??!..

*maksabangetdotcom*

Anonim mengatakan...

anonim 18 Juli 2012 13:33,

Ga nyambung banget mas, itu hadits Isra' Mi'raj dan pelakunya adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yg beliau telah diberi izin oleh Allah Ta'ala untuk bisa mengobrol dengan para arwah termasuk arwah para Nabi dan Rasul. Lah kok antum aneh? Mau mengqiyaskan kekhususan untuk Rasulullah dengan para habaib skrg? Ini bukan ga nyambung lg tp pemahaman rusak bin bathil.

Tp sayangnya pemahaman spt inilah yg menghinggapi kebanyakan saudara2 kita penggiat kuburan.

--Tom's--

Anonim mengatakan...

Emang Nabi bilang di hadist tersebut klo dialog hanya bisa dilakukan oleh Rasulullah tidak utk umatnya ??

kira" ada gak hadist yg menyatakan demikian akan kekhususan dialog hanya bs dilakukan Rasulullah ??

Lalu bagaimana dgn riwayat Khalifah Ali yg berbicara dgn org meninggal?? itu lohh ketika suatu hari bersama Said Ibn Al-Musayyab, kemudian Khalifah Ali Radhiallahu 'anhu masuk ke lingkungan makam kota Madinnah smp akhir riwayat....gimana tuh ust abu ??

Anonim mengatakan...

justru riwayat tersebut merupakan pengkhususan dari dalil yang umum akan ketidakbisaan mayit mendengar pembicaraan orang yang hidup.

orang awam mengatakan...

To ; Anonim @ 19 Juli 2012 14:54

Assalamu'alaykum,

bisa antum nukilkan sumbernya, di riwayatkan oleh siapa ? nomor berapa ?

kalo bisa sekalian arabicnya.

jazakallahu khair

Anonim mengatakan...

To Anonim yang membawa hadist bahwa Rasulullah shallalahualaihiwasalam bicara dengan arwah para Nabi ketika naik ke sidratul muntaha,

Afwan, dalam hadist tersebut Rasulullah shalallahualaihi wassalam jelas-jelas bertemu langsung, melihat langsung dan bicara langsung dengan arwah para Nabi. Bukan ke kuburannya atau ke mayitnya.

Wallahualam.

Aryan