Dari
Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
الْأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ
“Bumi
ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat) kecuali kuburan dan WC”.
Hadits
ini ada dua jalan, yaitu maushul (bersambung sanadnya) dan mursal
(terputus dengan gugurnya shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam).
Berikut pembahasannya :
Riwayat
Maushul (Bersambung) :
1.
Muhammad bin
Ishaaq.
Diriwayatkan oleh Ahmad[1]
3/83 no. 11784 : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Abdil-Malik : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah, dari Muhammad bin Ishaaq, dari
‘Amru bin Yahyaa bin ‘Umaarah, dari ayahnya, ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “......(al-hadits)...”.
Riwayat ini lemah
dengan sebab ‘an’anah Muhammad bin Ishaaq, sedangkan ia seorang mudallis.
Adapuan perawi lainnya tsiqaat.
Ahmad bin ‘Abdil-Malik bin
Waaqid Al-Harraaniy, Abu Yahyaa Al-Asadiy; seorang yang tsiqah. Termasuk
thabaqah ke-10, dan wafat tahun 221 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 94 no. 69].
Muhammad bin Salamah bin
‘Abdillah Al-Baahiliy, Abu ‘Abdillah Al-Harraaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah
ke-9, dan wafat tahun 191 H. Dipakai Al-Bukhaariy
dalam Al-Qiraa’ah, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 849 no. 5959].
Muhammad bin Ishaaq bin
Yasaar Al-Madaniy, Abu Bakr/Abu ‘Abdilah Al-Qurasyiy; seorang yang shaduuq, namun sering melakukan tadliis. Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 150 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara
mu’allaq, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy,
dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 825 no. 5762].
‘Amru bin Yahyaa bin ‘Umaarah bin Abi Hasan Al-Anshaariy
Al-Muzaaniy Al-Madaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-6,
dan wafat tahun 140 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 748
no. 5174].
Yahyaa bin ‘Umaarah bin
Abi Hasan Al-Anshaariy Al-Maaziniy Al-Madaniy; seorang yang tsiqah.
Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1063 no. 7662].
Abu Sa’iid Al-Khudriy,
namanya adalah : Sa’d bin Maalik bin Sinaan bin ‘Ubaid bin Tsa’labah bin ‘Ubaid
bin Al-Abjar Al-Anshaariy; salah seorang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam yang mulia. Termasuk thabaqah ke-1, dan wafat tahun 63
H/64 H/65 H/74 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 371 no. 2266].
2.
Hammaad bin
Salamah.
Ada 5 (lima) jalan periwayatan,
yaitu :
a.
Yaziid bin Haaruun
Al-Waasithiy.
Diriwayatkan
oleh Ahmad[2]
3/83 no. 11788, Ibnu Maajah[3]
no. 745, Abu Ya’laa[4]
no. 1350, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa[5]
2/434-435 no. 4272, dan As-Sarraaj[6]
dalam Al-Musnad no. 501.
Yaziid bin Haaruun bin Zaadzaan
As-Sulamiy, Abu Khaalid Al-Waasithiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9, wafat tahun 206 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim,
Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1084 no. 7842].
b.
‘Abdush-Shamad bin
‘Abdil-Waarits At-Tamiimiy
Diriwayatkan
oleh Ahmad 3/83 no. 11789.
‘Abdush-Shamad
bin ‘Abdil-Waarits bin Sa’iid At-Tamiimiy Al-‘Anbariy At-Tanuuriy, Abu Sahl
Al-Bashriy; seorang yang shaduuq, dan tsabt dalam hadits Syu’bah.
Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 207 H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 610 no. 4108].
c.
Muusaa
bin Ismaa’iil Al-Minqariy.
Muusaa bin Ismaa’iil
Al-Minqariy, Abu Salamah At-Tabuudzakiy Al-Bashriy, seorang yang tsiqah lagi tsabat.
Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 223 di Bashrah. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 977
no.6992].
d.
Hajjaaj
bin Minhaaj Al-Anmaathiy.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hazm[8]
dalam Al-Muhallaa 2/345.
Hajjaaj bin Minhaal Al-Anmaathiy, Abu Muhammad
As-Sulamiy/Al-Barsaaniy Al-Bashriy;
seorang yang tsiqah lagi mempunyai keutamaan. Termasuk thabaqah ke-9,
dan wafat tahun 216 H/217 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 224 no. 1146].
e.
‘Abdul-‘Aziiz bin
Daawud Al-Harraaniy
Diriwayatkan oleh Abu Thaahir
As-Silafiy[9]
dalam Al-Masyaikah Al-Baghdaadiyyah no. 108.
Abdul-‘Aziiz bin Daawud Al-Harraaniy; seorang
yang tsiqah [Al-Jarh wat-Ta’diil, 5/381 no. 1781].
Semuanya dari jalan Hammaad bin Salamah, dari ‘Amru bin Yahyaa
Al-Anshaariy, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“..........(al-hadits).....”.
Hammaad bin Salamah bin Diinaar Al-Bashriy, Abu
Salamah; seorang
yang tsiqah, lagi ‘aabid, orang yang paling tsabt dalam periwayatan hadits
Tsaabit (Al-Bunaaniy). Berubah hapalannya di akhir usianya. Termasuk thabaqah ke-8, wafat tahun 167 H.
Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara muallaq, Muslim, Abu Daawud, Ar-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 268-269 no.
1507].
3.
‘Abdul-‘Aziiz bin
Muhammad Ad-Daraawardiy.
Ada 5 (lima) jalan
periwayatan, yaitu :
a.
Muhammad bin Yahyaa bin
Abi ‘Umar Al-‘Adaniy.
Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy[10]
no. 317 & dalam Al-‘Ilal[11]
no. 113 dan dari jalannya Al-Baghawiy[12]
dalam Syarhus-Sunnah no. 506.
Muhammad bin Yahyaa bin
Abi ‘Umar Al-‘Adaniy; seorang yang shaduuq, akan tetapi Abu Haatim
mengatakan bahwa ia mempunyai kelalaian. Termasuk thabaqah ke-10, dan
wafat tahun 243 H. Dipakai oleh Muslim, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 907 no. 6431].
b.
Husain
bin Huraits
Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy no. 317 & dalam Al-‘Ilal no. 113 dan dari jalannya
Al-Baghawiy dalam Syarhus-Sunnah no. 506, Ibnu Khuzaimah[13]
no. 791, dan Ibnul-Jauziy[14]
dalam At-Tahqiiq no. 399.
Al-Husain bin Huraits bin Al-Hasan bin Tsaabit bin Quthubah Al-Khuzaa’iy,
Abu ‘Ammaar Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah
ke-10, dan wafat tahun 244 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 246 no.
1323].
c.
Sa’iid bin Manshuur
Al-Khurasaaniy.
Diriwayatkan
oleh Ad-Daarimiy[15]
no. 1430.
Sa’iid bin Manshuur bin Syu’bah Al-Khurasaaniy Abu ‘Utsmaan
Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah mushannif. Termasuk thabaqah ke-10,
dan wafat tahun 126 H/127 H/128 H/129 H.
Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 389
no. 2412].
d.
Al-Fadhl bin
Dukain.
Diriwayatkan
oleh Abu Nu’aim[16]
dalam At-Tasmiyyah no. 31.
Al-Fadhl bin Dukain –
‘Amru bin Hammaad bin Zuhair Al-Qurasyiy At-Taimiy Abu Nu’aim Al-Malaaiy
Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 129/130 H, dan wafat tahun 218 H/219 H. Dipakai
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 782 no.
5436].
e.
Ibraahiim
bin Muusaa At-Tamiimiy
Ibraahiim bin Muusaa bin Yaziid bin Zaadzaan At-Tamiimiy, Abu
Ishaaq Al-Farraa’ Ar-Raaziy; seorang yang tsiqah lagi haafidh.
Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 220-an H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 117 no. 261].
Semuanya dari jalan
‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad Ad-Daraawardiy, dari ‘Amru bin Yahyaa bin ‘Umaarah,
dari ayahnya, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam : “.........(al-hadits)......”.
‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad bin ‘Ubaid Ad-Daraawardiy, Abu
Muhammad Al-Juhhaniy. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 186 H/187
H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah. Ada beberapa komentar ulama tentangnya :
Mush’ab
bin ‘Abdillah bin Az-Zubair berkata : “Maalik bin Anas mentsiqahkan
Ad-Daraawardiy”. Ahmad berkata : “Ia seorang yang ma’ruuf sebagai
seorang pencari hadits. Apabila ia meriwayatkan dari
kitabnya, maka shahih. Namun bila ia meriwayatkan dari kitab-kitab milik orang
lain, ada keraguan. Ia membaca kitab-kitab mereka, lalu keliru. Kadang ia membalikkan
hadits ‘Abdullah bin ‘Umar, dimana ia meriwayatkannya (menjadi) dari
‘Ubaidullah bin ‘Umar”. Yahyaa bin Ma’iin berkata : “Ad-Daraawardiy lebih tsabt daripada
Fulaih bin Sulaimaan, Ibnu Abiz-Zinaad, dan Abu Aus. Ad-Daraawardiy kemudian
Ibnu Abi Haazim”. Di lain riwayat ia berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Di
lain riwayat ia berkata : “Tsiqah hujjah”. Abu Zur’ah berkata : “Jelek
hapalan. Kadang meriwayatkan dari hapalannya, ada sesuatu padanya, lalu ia
keliru”. Abu Haatim berkata : “Muhaddits”. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak
kuat”. Di lain riwayat ia berkata : “Tidak mengapa dengannya. Adapun haditsnya
yang berasal dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar adalah munkar”. Ibnu Sa’d
berkata : “Tsiqah, banyak mempunyai hadits, melakukan beberapa
kekeliruan” [Lihat : Tahdziibul-Kamaal, 18/187-195 no. 3470]. Ibnu
Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat, dan berkata : “Sering
keliru (yukhthi’)”. Al-‘Ijliy berkata : “Tsiqah”. As-Saajiy
berkata : “Ia termasuk orang-orang yang jujur dan amanah, akan tetapi ia
mempunyai banyak keraguan” [lihat :Tahdziibut-Tahdziib, 6/353-355 no.
680].
Al-Bardza’iy pernah berkata :
Aku pernah bertanya lepada Abu Zur’ah : “Fulaih bin Sulaimaan, ‘Abdurrahmaan
bin Abiz-Zinaad, Abu Aus, Ad-Daraawardiy, dan Ibnu Abi Haazim, mana di antara
mereka yang lebih engkau senangi ?”. Ia menjawab : “Ad-Daraawardiy dan Ibnu Abi
Haazim lebih aku senangi daripada mereka semua” [Suaalaat Al-Bardza’iy lembar
424-425]. Ya’quub bin Sufyaan berkata : “’Abdul-‘Aziiz di sisi penduduk
Madiinah adalah seorang imam yang tsiqah” [Al-Ma’rifatu
wat-Taariikh, 1/349].
Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq, namun ia meriwayatkan
dari kitab-kitab orang lain lalu keliru” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 615
no. 4147]. Basyar ‘Awwaad dan Al-Arna’uth berkata : “Tsiqah”
[Tahriirut-Taqriib, 2/371 no. 4119]. Abu Ishaaq Al-Huwainiy berkata : “Tsiqah”
[Natslun-Nabaal bi-Mu’jamir-Rijaal, hal. 801-802 no. 1852]. Al-Albaaniy
berkata : “Tsiqah” [Al-Irwaa’, 1/295].
Kesimpulannya : Ia seorang yang tsiqah yang
sedikit mendapat kritikan di jurusan hapalannya. Khusus riwayatnya dari
‘Ubaidullah bin ‘Umar mendapat pengingkaran sehingga dilemahkan sebagian ulama.
4.
‘Abdul-Waahid bin
Ziyaad.
Ada 5 (lima) jalan
periwayatan, yaitu :
a.
Abu Mu’aawiyyah
Al-Ghilaabiy.
Diriwayatkan
oleh Ahmad[19]
3/96 no. 11919.
Abu
Mu’aawiyyah Al-Ghilaabiy namanya adalah : Ghassaan bin Al-Mufadldlal bin Mu’aawiyyah Al-Baghdaadiy;
seorang yang tsiqah. Wafat tahun 217 H/219 H [Mu’jamu Syuyuukh
Al-Imaam Ahmad fil-Musnad, hal. 286 no. 177].
b.
Musaddad bin
Musarhad.
Diriwayatkan
oleh Abu Daawud no. 495, Ibnul-Mundzir[20]
dalam Al-Ausath no. 758, As-Sarraaj dalam Al-Musnad[21]
no. 502, dan Al-Baihaqiy[22]
dalam Al-Kubraa 2/435 no. 4273.
Musaddad bin Musarhad bin
Musarbal bin Mustaurid Al-Asadiy Abul-Hasan Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah
ke-10, dan wafat tahun 228 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan
An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 935 no. 6642].
c. Muhammad bin Yahyaa Adz-Dzuhliy.
Diriwayatkan
oleh Ibnul-Mudzir[23]
dalam Al-Ausath no. 3118,
Muhammad bin Yahyaa bin
‘Abdillah bin Khaalid bin Faaris bin Dzuaib Adz-Dzuhliy, Abu ‘Abdillah
An-Naisaabuuriy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi jaliil. Termasuk thabaqah
ke-11, lahir tahun 172 H, dan wafat tahun 258 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy,
Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 907 no. 6427].
d.
Bisyr bin Mu’aadz
Al-‘Aqadiy.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Khuzaimah dalam Ash-Shahiih no. 791 dan darinya Ibnu Hibbaan[24]
dalam Ash-Shahiih no. 1699 & 2316.
Bisyr
bin Mu’aadz Al-Aqadiy, Abu Sahl Al-Bashriy Adl-Dlariir; seorang yang shaduuq.
Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 245 H. Dipakai oleh
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 171
no. 709].
e.
Abu Kaamil
Al-Jahdariy.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Hibbaan[25]
dalam Ash-Shahiih no. 2321 dan Ibnu Hazm[26]
dalam Al-Muhallaa 2/345.
Abu
Kaamil namanya adalah : Fudlail bin Husain bin Thalhah Al-Bashriy, Abu Kaamil Al-Jahdariy;
seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 145 H, dan wafat
tahun 237 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu
Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 785 no. 5461].
f.
Muusaa bin
Ismaa’iil
Diriwayatkan
oleh Al-Hakiim[27] dalam
Al-Mustadrak 1/251.
Muusaa bin Ismaa’iil
Al-Minqariy, Abu Salamah At-Tabuudzakiy Al-Bashriy, telah lewat keterangan
tentangnya.
Semuanya
dari ‘Abdul-Waahid bin Ziyaad : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Yahyaa
Al-Anshaariy, dari ayahnya, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “........(al-hadits).....”.
‘Abdul-Waahid
bin Ziyaad Al-‘Abdiy, Abu Bisyr/’Ubaidah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, dan hanya haditsnya yang berasal dari Al-A’masy saja ada
pembicaraan. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 176 H atau
setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 630 no.
4268].
5.
Sufyaan bin
‘Uyainah.
Diriwayatkan oleh
Asy-Syaafi’iy[28]
dalam As-Sunan Al-Ma’tsuurah 1/283 no. 179.
Sufyaan bin ‘Uyainah bin
Abi ‘Imraan Al-Hilaaliy, Abu Muhammad Al-Kuufiy Al-Makkiy; seorang yang tsiqah,
haafidh, faqiih, imaam, dan hujjah. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 107 H, dan wafat tahun 198 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 395 no. 2464].
Ibnu Hajar berkata : “tsiqah, haafidh,
faqiih, imaam, dan hujjah. Akan tetapi hapalannya
berubah di akhir umurnya…..” [At-Taqriib, hal. 395 no. 2464].
Perkataan Ibnu Hajar : “hapalannya berubah
di akhir umurnya” ; maka perkataan ini bersumber pada riwayat yang
dinisbatkan kepada Yahya bin Sa’iid Al-Qaththaan. Ia (Yahyaa) ia berkata :
“Bahwasannya Sufyaan bin ‘Uyainah mengalami ikhtilath pada
tahun 197. Barangsiapa yang mendengar darinya pada tahun itu atau setelahnya,
maka samaa’ (hadits)-nya itu tidak ada apa-apanya/tidak
shahih” [Tahdziibul-Kamaal, 11/196, tahqiq : Dr. Basyaar ‘Awwaad;
Muassasah Ar-Risaalah, Cet. 1/1408].
Perkataan Ibnul-Qaththaan ini tidak benar. Bahkan
Adz-Dzahabiy mengomentarinya sebagai riwayat yang munkar (yang
disandarkan kepada Ibnul-Qaththaan), sebab Ibnul-Qaththaan meninggal pada bulan
Shafar tahun 196 H. Lantas, bagaimana ia dapat bersaksi bahwa Ibnu ‘Uyainah
mengalami ikhtilath pada tahun 197 ? [lihat penjelasan
selengkapnya pada kitab Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 8/410].
Oleh karena itu, Ibnu ‘Uyainah adalah hujjah secara mutlak
dalam hadits.
Asy-Syaafi’iy rahimahullah
mempunyai 2 jalan riwayat dari Ibnu ‘Uyainah, yaitu maushul (sebagaimana
jalan sanad ini) dan mursal. Jalan riwayat mursal adalah
sebagaimana yang ia (Asy-Syaafi’iy) riwayatkan dalam Al-Musnad
no.
69 & dalam Al-Umm 1/107 dan darinya Al-Baihaqiy dalam Ma’rifatus-Sunan
wal-Aatsaar[29]
no. 1285.
Hal yang perlu
diperhatikan di sini adalah bahwasannya riwayat maushul Asy-Syaafi’iy
dari Ibnu ‘Uyainah dalam kitab As-Sunan Al-Ma’tsuurah merupakan
periwayatan Al-Muzanniy (dari Asy-Syaafi’iy), sedangkan riwayat mursal
merupakan periwayatan Ar-Rabii’ bin Sulaimaan Al-Muraadiy (dari Asy-Syaafi’iy).
Manakah yang mahfudh ?.
Al-Muzanniy namanya
adalah : Ismaa’iil
bin Yahyaa bin Ismaa’iil bin ‘Amru bin Muslim Al-Muzanniy Al-Mishriy, Abu
Ibraahiim. Abu Haatim berkata : “Tsiqah”. Ibnu Yuunus berkata : “Tsiqah”.
Asy-Syaafi’iy berkata : “Penolong madzhabku”. Abu Ishaaq berkata : “Murid awal
Asy-Syaafi’iy, zaahid, ‘aalim, mujtahid, mempunyai
pandangan luas, ahli debat, dan peneliti”. Ibnu ‘Abdil-Barr berkata : “terdepan
dalam madzhab Asy-Syaafi’iy, perkataannya, hapalannya, dan ke-itqaan-annya”. Wafat tahun 264 H [lihat : Siyaru
A’laamin-Nubalaa’ 12/492-497 no. 180 dan As-Sunan Al-Ma’tsuurah
1/53-55 (turjumah Al-Muzanniy – pentahqiq)].
Ar-Rabii’ bin Sulaimaan
bin ‘Abdil-Jabbaar bin Kaamil Al-Muradiy, Abu Muhammad Al-Mishriy Al-Muadzdzin,
shaahibusy-Syaafi’iy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-11, wafat tahun 270 H. Dipakai oleh Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 320
no. 1904]. An-Nasaa’iy berkata
: “Tidak mengapa dengannya”. Ibnu Yuunus dan Al-Khathiib berkata : “Tsiqah”.
Abu Haatim berkata : “Shaduuq, tsiqah”. Al-Khaliiliy berkata : “Tsiqah,
dan disepakati akan ketsiqahannya”. Maslamah bin Al-Qaasim berkata : “Ia
termasuk murid senior Asy-Syaafi’iy. Disifati dengan kelalaian (ghaflah)
yang sangat. Dan ia sendiri seorang yang tsiqah. Telah mengkhabarkan
kepada kami tentangnya dari beberapa orang”. Yuusuf bin Yaziid berkata :
“Penyimakan Ar-Rabii’ bin Sulaimaan dari Asy-Syaafi’iy tidaklah tsabt.
Ia hanyalah mengambil dari kebanyakan kitab-kitab milik keluarga Al-Buwaithiy
setelah meninggalnya Al-Buwaithiy” [tahdziibut-Tahdziib, 3/245-246 no.
473].
Dari informasi di atas
diperoleh keterangan bahwa : Meskipun Ar-Rabii’ bin Sulaimaan disifati dengan
ketsiqahan, namun sebagian ulama mengkritik sebagian riwayatnya dari
Asy-Syaafi’iy, dan ia (Ar-Rabii’) disifati dengan ghaflah. Oleh karena
itu, riwayat mursal tersebut dikhawatirkan termasuk di dalamnya, karena
menyelisihi riwayat yang dibawakan oleh Al-Muzanniy dari Asy-Syaafi’iy (dalam As-Sunan
Al-Ma’tsuurah).
Bisa juga mempunyai
kemungkinan bahwa Ibnu ‘Uyainah memang mempunyai dua riwayat. Asy-Syaafi’iy rahimahullah
berkata :
وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِي فِي
مَوْضِعَيْنِ ؛ أَحَدُهُمَا مُنْقَطِعٌ، وَالْآخَرُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Aku dapati hadits ini
dalam kitabku pada dua tempat. Salah satunya munqathi’ (terputus), dan
yang lain dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Al-Umm,
1/107].
Wallaahu a’lam.
6.
Sufyaan
Ats-Tsauriy.
Diriwayatkan oleh
Ad-Daaruquthniy[30]
dalam Al-‘Ilal 11/321 : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Al-‘Abbaas Al-Baghawiy dan Ismaa’iil Ash-Shaffaar, mereka berdua berkata :
Telah menceritakan kepada kami Abu Qilaabah : Telah menceritakan kepada kami
Abu Nu’aim : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari ‘Amru bin Yahyaa,
dari ayahnya, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam : “.....(al-hadits)....”.
Semua perawinya
adalah tsiqaat, kecuali Abu Qilaabah. Abu Qilaabah, namanya adalah : ‘Abdul-Malik bin
Muhammad bin ‘Abdillah bin Muhammad bin ‘Abdil-Malik Ar-Raqqaasyiy, Abu Qilaabah
Al-Bashriy Adl-Dlariir Al-Haafidh (عبد
الملك بن محمد بن عبد الله بن محمد بن عبد الملك الرقاشي ، أبو قلابة البصري
الضرير الحافظ); seorang yang shaduuq, namun banyak keliru dan berubah
hapalannya ketika tinggal di Baghdaad. Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun
190 H, dan wafat tahun 276 H. Dipakai oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 626-627 no. 4238].
Abu Qilaabah telah idlthiraab
dalam membawakan riwayat ini. Dalam riwayat Ath-Thuusiy dalam Mukhtashar
Ahkaamil-Mustakhraj ‘alaa Jaami’ At-Tirmidziy no. 293, ia membawakan
riwayat dari Abu Nu’aim, dari Ats-Tsauriy secara mursal. Selain itu
juga, riwayatnya yang maushul di atas diselisihi oleh As-Sariy bin
Yahyaa At-Tamiimiy, seorang yang shaduuq (sebagaimana dikatakan oleh Abu
Haatim dalam Al-Jarh wat-Ta’diil, 4/285 no. 1225) yang meriwayatkan dari
Abu Nu’aim, dari Ats-Tsauriy secara mursal. Oleh karena itu, jalan
riwayat mashul Ats-Tsauriy ini syaadz. Al-Baihaqiy rahimahullah
berkata :
حَدِيثُ الثَّوْرِيِّ مُرْسَلٌ، وَقَدْ رُوِيَ مَوْصُولا
وَلَيْسَ بِشَيْءٍ
“Hadits Ats-Tsauriy
adalah mursal. Dan telah diriwayatkan juga secara maushul, namun
kualitasnya tidak ada apa-apanya (lemah)” [Al-Kubraa, 2/434].
Sufyaan
bin Sa’iid bin Masruuq Ats-Tsauriy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, faqiih, ‘aabid, imam, lagi hujjah. Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 97 H, dan wafat tahun 161 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 394 no. 2458].
‘Amru
bin Yahyaa mempunyai mutaba’ah dari ‘Umaarah bin Ghaziyyah. Diriwayatkan
oleh Ibnu Khuzaimah[31]
no. 792, Al-Baihaqiy[32]
dalam Al-Kubraa 2/435 no. 4275, dan Al-Haakim 1/251; dari dua jalan
(Musaddad dan Bisyr bin Mu’aadz) : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin
Al-Mufdldlal : Telah menceritakan kepada kami ‘Umaarah bin Ghaziyyah, dari
Yahyaa bin ‘Umaarah Al-Anshaariy, dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam : “.....(al-hadits)...”.
Al-Haakim
mengatakan bahwa sanad riwayat ini shahih, dan memang seperti itulah
keadaannya.
Bisyr
bin Al-Mufadldlal
bin Laahiq Ar-Raqaasyiy, Abu Ismaa’iil Al-Bashriy; seorang yang tsiqah,
tsabat, lagi ahli ibadah. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun
186 H/187 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 171 no. 710].
‘Umaarah bin
Ghaziyyah bin Al-Haarits Al-Anshaariy Al-Muzaaniy Al-Madaniy; seorang yang dikatakan oleh Ibnu Hajar :
‘tidak mengapa dengannya’. Termasuk thabaqah ke-6, dan wafat tahun 140
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 713
no. 4892]. Bahkan ia seorang yang tsiqah. Ahmad, Abu Zur’ah,
Ad-Daaruquthniy, dan Al’Ijliy berkata : “Tsiqah”. Ibnu Ma’iin berkata :
“Shaalih”. Dalam riwayat lain : “Tidak mengapa dengannya”. Abu Haatim berkata :
“Haditsnya tidak mengapa, dan ia seorang yang shaduuq”. An-Nasaa’iy
berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Ibnu Sa’d berkata : “Tsiqah, banyak
haditsnya”. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat. Begitu pula
Ibnu Syaahiin memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat. Ibnu Hazm berkata : “Dla’iif”
– dan pendla’ifan ini banyak dikritik para ulama, karena menyelisihi tatsiiq
dari kalangan mutaqaddimiin [lihat : Tahdziibul-Kamaal, 21/258
(bersama catatan kaki muhaqqiq-nya) no. 4195 dan Tahdziibut-Tahdziib,
7/422-423 no. 688].
Riwayat
Mursal :
1.
Sufyaan
Ats-Tsauriy.
Ada 5 (lima) jalan
periwayatan, yaitu :
a.
Yaziid bin Haaruun
Al-Waasithiy
Diriwayatkan
oleh Ahmad 3/83 no. 11788, Abu Ya’laa dalam Al-Musnad no. 1350, dan Al-Baihaqiy
dalam Al-Kubraa 2/434-435 no. 4272.
b.
‘Abdurrazzaaq bin
Hammaam.
Sebagaimana
yang ia riwayatkan dalam Al-Mushannaf-nya[33]
no. 1582.
‘Abdurrazzaaq bin
Hammaam bin Naafi’ Al-Humairiy Al-Yamaaniy, Abu Bakr Ash-Shan’aaniy;
seorang tsiqah, haafidh, penulis terkenal, namun kemudian mengalami
kebutaan sehingga berubah hapalannya di akhir umurnya. Termasuk thabaqah ke-9,
lahir tahun 126, dan wafat tahun 211 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy,
Muslim, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal.
607 no. 4092].
c.
Wakii’ bin
Al-Jarraah.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah[34]
dalam Al-Mushannaf 2/153 no. 7648, Ibnu Maajah no. 745, dan Ibnu Abi
Syaibah[35]
2/379 no. 7656.
Wakii’ bin Al-Jarraah bin
Maliih Ar-Ruaasiy, Abu Sufyaan Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, wafat tahun 196/197 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1037
no. 7464].
d.
Abu Nu’aim,
Al-Fadhl bin Dukain .
Ath-Thuusiy[36]
dalam Mukhtashar Ahkaamil-Mustakhraj ‘alaa Jaami’ At-Tirmidziy no. 293
dan Ad-Daaruquthniy[37]
dalam Al-‘Ilal 11/321.
e.
Qabiishah bin
‘Uqbah As-Siwaa’iy.
Diriwayatkan oleh Ad-Daaruquthniy
dalam Al-‘Ilal 11/321.
Qabiishah bin ‘Uqbah bin
Muhammad bin Sufyaan As-Siwaa’iy, Abu ‘Aamir Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, namun kadang
menyelisihi. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 215 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 797 no. 5548]. Bahkan ia seorang yang tsiqah, hanya
saja para ulama mengkritik riwayatnya yang berasal dari Ats-Tsauriy, karena ia
bertemu dengan Ats-Tsauriy masih kecil [Tahriirut-Taqriib,
3/177-178].
Semunya dari
Sufyaan Ats-Tsauriy, dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“.........(al-hadits)....”.
2.
Sufyaan bin
‘Uyainah.
Diriwayatkan oleh Asy-Syaafi’iy
dalam Al-Musnad[38]
no. 69 & dalam Al-Umm[39]
1/107 dan darinya Al-Baihaqiy dalam Ma’rifatus-Sunan wal-Aatsaar[40]
no. 1285.
Telah lewat
pembahasan tentang jalan riwayat ini.
Tarjih
At-Tirmidziy
rahimahullah men-ta’liil hadits di atas dengan perkataannya :
حَدِيثُ أَبِي
سَعِيدٍ قَدْ رُوِيَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُحَمَّدٍ رِوَايَتَيْنِ،
مِنْهُمْ مَنْ ذَكَرَهُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ يَذْكُرْهُ،
وَهَذَا حَدِيثٌ فِيهِ اضْطِرَابٌ. رَوَى سفيان الثوري، عَنْ عَمْرِو بْنِ
يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مُرْسَلٌ، وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاق، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ،
قَالَ: وَكَانَ عَامَّةُ رِوَايَتِهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَأَنَّ رِوَايَةَ الثَّوْرِيِّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ
يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَثْبَتُ
وَأَصَحُّ مُرْسَلًا
“Hadits
Abu Sa’iid diriwayatkan dari ‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad (Ad-Daraawardiy) dengan
dua jalur periwayatan. Di antaranya ada yang menyebutkan Abu Sa’iid, dan di
antaranya ada yang tidak menyebutkan. Oleh karena itu, hadits ini terdapat idlthiraab
(kegoncangan). Sufyaan Ats-Tsauriy meriwayatkan dari ‘Amru bin Yahyaa, dari
ayahnya, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara mursal.
Hammaad bin Salamah juga meriwayatkan dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, dari
Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Muhammad bin
Ishaaq juga meriwayatkan dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya. At-Tirmidziy
berkata : Mayoritas riwayatnya adalah dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam, namun dalam riwayat ini ia tidak menyebutkan padanya
dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan
seakan-akan riwayat Ats-Tsauriy, dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya, dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam lebih tsabt dan lebih shahih,
yaitu riwayat mursal” [Sunan At-Tirmidziy, 1/350-351].
كَانَ
الدَّرَاوَرْدِيُّ أَحْيَانًا يَذْكُرُ فِيهِ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ. وَرُبَّمَا
لَمْ يَذْكُرْ فِيهِ. وَالصَّحِيحُ رِوَايَةُ الثَّوْرِيِّ وَغَيْرِهِ، عَنْ
عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ مُرْسَلٌ
“Ad-Daraawardiy
kadang menyebutkan dalam sanadnya : ‘dari Abu Sa’iid’. Dan kadang tidak
menyebutkannya. Dan yang shahih adalah riwayat Ats-Tsauriy dan selainnya, dari
‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya secara mursal” [Al-‘Ilal Al-Kabiir,
hal. 75-76 no. 113].
Ad-Daaruquthniy
rahimahullah :
وَسُئِلَ عَنْ
حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامُ
وَالْمَقْبَرَةُ ". فَقَالَ: يَرْوِيهِ عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ،
وَاخْتَلَفَ عَنْهُ، فَرَوَاهُ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ،
وَالدَّرَاوَرْدِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى،
عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مُتَّصِلاً، وَكَذَلِكَ رَوَاهُ أَبُو نُعَيْمٍ،
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ عَمْرٍو، وَتَابَعَهُ سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ الْقَدَّاحُ،
وَيَحْيَى بْنُ آدَمَ، عَنِ الثَّوْرِيِّ، فَوَصَلُوهُ، وَرَوَاهُ جَمَاعَةٌ، عَنْ
عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، مُرْسَلا، وَالْمُرْسَلُ الْمَحْفُوظُ
“Ad-Daaruquthniy
pernah ditanya tentang hadits Yahyaa bin ‘Umaarah, dari Abu Sa’iid : Telah
bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Bumi ini
semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat) kecuali kuburan dan WC’.
Ia (Ad-Daaruquthniy) berkata : Diriwayatkan oleh ‘Amru bin Yahyaa, dan terdapat
perselisihan darinya. Diriwayatkan oleh ‘Abdul-Waahid bin Ziyaad,
Ad-Daarawardiy, dan Muhammad bin Ishaaq dari ‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya,
dari Abu Sa’iid secara bersambung. Dan begitu pula diriwayatkan oleh Abu
Nu’aim, dari Ats-Tsauriy, dari ‘Amru; dan kemudian ia (Abu Nu’aim) diikuti
Sa’iid bin Saalim Al-Qaddaah dan Yahyaa bin Aadam, dari Ats-Tsauriy – mereka
semua menyambungkannya (maushul). Dan diriwayatkan oleh jama’ah dari
‘Amru bin Yahyaa, dari ayahnya secara mursal. Dan riwayat mursal inilah
yang mahfuudh” [Al-‘Ilal, 11/320-321].
Ad-Daarimiy
berkata : “Hadits tersebut kebanyakan adalah riwayat mursal” [As-Sunan,
2/874].
Ketiga
ulama di atas merajihkan riwayat mursal daripada yang maushul.
Ibnu
‘Abdil-Barr rahimahullah berkata :
ولو صح عنه عَلَيْهِ
السَّلامُ أنه قَالَ: " الأرض كلها مسجد إلا المقبرة والحمام "، فكيف وفي
إسناد هذا الخبر من الضعف ما يمنع الاحتجاج به
“Seandainya
shahih dari Nabi ‘alaihis-salaam, bahwa beliau bersabda : ‘Bumi ini
semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat) kecuali kuburan dan WC’,
maka bagaimana hal itu diterima sedangkan pada sanad hadits ini terdapat
kelemahan yang menghalangi untuk berhujjah dengannya ?” [At-Tamhiid,
5/220-221].
Ibnul-Jauziy
melemahkannya dengan alasan idlthiraab sebagaimana perkataan
At-Tirmidziy rahimahumallah di atas :
وَأَمَّا حَدِيثُ
أَبيِ سَعِيدٍ، فَمُضْطَرِبٌ، كَانَ الدَّرَاوَرْدِيُّ يَقُولُ فِيهِ تَارَةً، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ، وَتَارَةً لَا يَذْكُرُهُ
“Adapun
hadits Abu Sa’iid, maka mudltharib (goncang). Kadang Ad-Daraawardiy
mengatakan dalam sanadnya : ‘dari Abu Sa’iid’, dan kadang tidak
menyebutkannya” [At-Tahqiiq, 1/319].
Alasan
idlthiraab juga dipakai oleh Al-Baghawiy dalam Syarhus-Sunnah no.
506.
Ibnul-Mundzir
rahimahullah berkata :
رَوَى هَذَا
الْحَدِيثَ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ وَالدَّرَاوَرْدِيُّ وَعَبَّادُ بْنُ كَثِيرٍ
كَرِوَايَةِ عَبْدِ الْوَاحِدِ مُتَّصِلا عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَوَى الْحَدِيثَ ثِقَةٌ أَوْ ثِقَاتٌ مَرْفُوعًا
مُتَّصِلا وَأَرْسَلَهُ بَعْضُهُمْ يُثْبِتُ الْحَدِيثَ بِرِوَايَةِ مَنْ رَوَى
مَوْصُولا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُوَهِّنِ
الْحَدِيثَ تَخَلَّفَ مَنْ تَخَلَّفَ عَنْ إِيصَالِهِ وَهَذَا السَّبِيلُ فِي
الزِّيَادَاتِ فِي الأَسَانِيدِ وَالزِّيَادَاتِ فِي الأَخْبَارِ
“Hadits
ini diriwayatkan oleh Hammaad bin Salamah, Ad-Daraawardiy, dan ‘Abbaad bin
Katsiir seperti riwayat ‘Abdul-Waahid secara bersambuung (muttashil)
dari Abu Sa’iid, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Apabila suatu
hadits diriwayatkan oleh seorang yang tsiqah atau beberapa orang yang tsiqah
secara marfuu’ dan bersambung sanadnya, dan kemudian dimursalkan oleh
sebagian yang lainnya; maka hadits itu ditetapkan berdasarkan riwayat orang
yang meriwayatkan secara tersambung (maushul) dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Tidak melemahkan hadits tersebut orang yang menyelisihi
akan kebersambungannya...” [Al-Ausath, no. 758].
Al-Bukhaariy
rahimahullah berkata :
كَقَوْلِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " جُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا
"، ثُمَّ قَالَ فِي أَحَادِيثَ أُخَرَ: " إِلا الْمَقْبَرَةُ "، وَمَا
اسْتَثْنَاهُ مِنَ الأَرْضِ، وَالْمُسْتَثْنَى خَارِجٌ مِنَ الْجُمْلَةِ
“Seperti
sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Dijadikan seluruh bumi
ini untukku sebagai masjid (tempat bersujud untuk shalat) dan alat untuk
bersuci”, kemudian beliau bersabda dalam hadits yang lain : ‘kecuali
kuburan (al-maqbarah)’. Dan segala sesuatu yang beliau kecualikan dari bumi.
Maka sesuatu yang dikecualikan itu keluar dari keumumannya” [Al-Qiraa’ah,
1/45].
Hujjah
Al-Bukhaariy di atas mengisyaratkan tashhiih-nya atas istitsnaa’
(perkecualian) dalam hadits Abu Sa’iid radliyallaahu ‘anhu.
Hadits
Abu Sa’iid tersebut telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibbaan, dan
Al-Haakim rahimahumullah. Dishahihkan pula oleh Ibnu Taimiyyah dalam Syarhul-‘Umdah
4/425 dan Al-Albaaniy dalam Al-Irwaa’ 1/320. Dan inilah yang benar, insya
Allah.
Alasan
idlthiraab, maka ini tidak tepat, karena riwayat jama’ah yang maushul
jelas lebih kuat dari pada riwayat Ats-Tsauriy yang mursal, sehingga
bisa ditarjih. Apalagi dalam riwayat maushul tersebut, ‘Amru bin
Yahyaa mempunyai mutaba’ah dari ‘Umaarah bin Ghaziyyah yang sanadnya shahih.
Setelah
menyebutkan hadits di atas, Ibnul-Mundzir rahimahullah berkata :
وَفِي حَدِيثِ ابْنِ
عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " اجْعَلُوا
فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاتِكُمْ، وَلا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا "، أَبْيَنُ الْبَيَانِ
عَلَى أَنَّ الصَّلاةَ فِي الْمَقْبَرَةِ غَيْرُ جَائِزٍ، وَقَدْ ذَكَرْتُ إِسْنَادَهُ
فِي كِتَابِ الطَّهَارَةِ
“Dan
dalam hadits Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
bahwasannya beliau bersabda : “Jadikanlah rumah-rumah kalian tempat bagi
shalat-shalat kalian. Dan jangan menjadikannya sebagai kuburan’. Hadits ini
merupakan penjelasan yang paling gamblang bahwa shalat di kuburan tidak
diperbolehkan. Dan telah aku sebutkan sanadnya dalam kitab Thaharah” [Al-Ausath,
no. 3118].
Asy-Syaafi’iy
rahimahullah berkata :
وَبِهَذَا نَقُولُ
“Dengan
hadits tersebut kami berpendapat” [Ma’rifatus-Sunan wal-Aatsaar, 2/255].
Ini
saja yang dapat dituliskan.
Wallaahu
a’lam bish-shawwaab.
Semoga
ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’
– sardonoharjo, ngaglik, sleman – 30062012].
[1] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
إِسْحَاقَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" كُلُّ الْأَرْضِ مَسْجِدٌ وَطَهُورٌ، إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ
"
[2] Riwayatnya adalah :
No.
11788 :
حَدَّثَنَا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَحَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ
حَمَّادٌ فِي حَدِيثِهِ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، وَلَمْ يَجُزْ
سُفْيَانُ أَبَاهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
No.
11789 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ،
فَقَالَ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ فِيمَا يَحْسَبُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
[3] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا يَزِيدُ
بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، وَحَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْمَقْبَرَةَ
وَالْحَمَّامَ "
[4] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ
هَارُونَ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ،
وَحَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ جَمِيعًا، عَنْ
عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ حَمَّادٌ فِي حَدِيثِهِ: عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ، وَلَمْ يُجَاوِزْ سُفْيَانُ أَبَاهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبُرَةَ
وَالْحَمَّامَ "
[5] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو الْحَسَنِ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ
بْنِ دَاوُدَ الْعَلَوِيُّ، إِمْلاءً، أنبأ أَبُو حَامِدِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
الْحَسَنِ الْحَافِظُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الذُّهْلِيُّ، ثنا يَزِيدُ بْنُ
هَارُونَ، أنبأ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، وَحَمَّادِ
بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
حَدِيثُ الثَّوْرِيِّ مُرْسَلٌ، وَقَدْ رُوِيَ مَوْصُولا
وَلَيْسَ بِشَيْءٍ، وَحَدِيثُ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ مَوْصُولٌ، وَقَدْ.
تَابَعَهُ عَلَى وَصْلِهِ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، وَالدَّرَاوَرْدِيُّ
[6] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ كَثِيرٍ
الدَّوْرَقِيُّ، ثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَنَا حَمَّاد
بْن سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةُ وَالْحَمَّامُ
[7] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ.ح وحَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: وَقَالَ مُوسَى فِي حَدِيثِهِ فِيمَا يَحْسَبُ عَمْرٌو: إِنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا
مَسْجِدٌ، إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[8] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَبِيعٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُثْمَانَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ، ثنا عَلِيُّ بْنُ
عَبْدِ الْعَزِيزِ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ الْمِنْهَالِ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى
الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا
الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[9] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ الْفَرَحُ بْنُ مُحَمَّدٍ
الْخَلَّالِ، إِمْلاءً، نَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ حَمْدَانَ الْقَطِيعِيُّ،
إِمْلاءً، نَا أَبُو شُعَيْبٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَسَنِ الْحَرَّانِيُّ، نَا
عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ رَوَّادٍ الْحَوَّانِيُّ، نَا حَمَّادٌ،
يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الأَنْصَارِيِّ،
عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامُ
وَالْمَقْبَرَةُ "
[10] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَأَبُو عَمَّارٍ
الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ
وَالْحَمَّامَ "
[11] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، وَأَبُو عَمَّارٍ
الْحُسَيْنُ، قَالا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ
بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
تَابَعَهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ،
قَالَ أَبُو عِيسَى: كَانَ الدَّرَاوَرْدِيُّ أَحْيَانًا
يَذْكُرُ فِيهِ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ. وَرُبَّمَا لَمْ يَذْكُرْ فِيهِ.
وَالصَّحِيحُ رِوَايَةُ الثَّوْرِيِّ وَغَيْرِهِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ
أَبِيهِ مُرْسَلٌ
[12] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عُثْمَانَ سَعِيدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ
الضَّبِّيُّ، أَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ مُحَمَّدٍ
الْجَرَّاحِيُّ، نَا أَبُو الْعَبَّاسِ الْمَحْبُوبِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عِيسَى
التِّرْمِذِيُّ، نَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَأَبُو عَمَّارٍ، قَالا: نَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَمْرِو
بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ،
إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ".
وَرَوَاهُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ
يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَذَا
حَدِيثٌ فِيهِ اضْطِرَابٌ
[13] Riwayatnya adalah :
أنا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ أَبُو عَمَّارٍ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ
يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
[14] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ، قَالَ: أَنْبَأَنَا
الْأَزْدِيُّ، وَالْغُورَجِيُّ، قَالَا: أَنْبَأَنَا ابْنُ الْجَرَّاحِ، قَالَ:
أَنْبَأَنَا ابْنُ مَحْبُوبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عِيسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا
الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّد، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ
وَالْحَمَّامَ "
[15] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، أَنْبأَنَا
سَأَلْتُهُ عَنْهُ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ
وَالْحَمَّامَ ".
قِيلَ لِأَبِي مُحَمَّدٍ: تُجْزِئُ الصَّلَاةُ فِي
الْمَقْبَرَةِ؟ قَالَ: إِذَا لَمْ تَكُنْ عَلَى الْقَبْرِ فَنَعَمْ، وَقَالَ:
الْحَدِيثُ أَكْثَرُهُمْ أَرْسَلُوهُ
[16] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ
إِسْحَاقَ بْنِ صَالِحٍ الْوَزَّانُ، حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا الدَّرَاوَرْدِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا
مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[17] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ
الصَّيْدَلانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ
مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ،
ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ،
وحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ أَبُو الْمُثَنَّى، ثنا
مُسَدَّدٌ، ثنا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ، ثنا عُمَارَةُ
بْنُ غَزِيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ
".
هَذِهِ الأَسَانِيدُ كُلُّهَا صَحِيحَةٌ عَلَى شَرْطِ
الْبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ
[18] Riwayatnya adalah :
فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أنبأ
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّيْدَلانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ،
ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ
بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ
وَالْمَقْبَرَةَ "
[19] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ الْغِلَابِيُّ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، عَنْ
عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبُرَةَ "
[20] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا مُسَدَّدٌ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ، ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى
الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا
مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةُ وَالْحَمَّامُ "،
قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ حَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ وَالدَّرَاوَرْدِيُّ وَعَبَّادُ بْنُ كَثِيرٍ كَرِوَايَةِ عَبْدِ
الْوَاحِدِ مُتَّصِلا عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا رَوَى الْحَدِيثَ ثِقَةٌ أَوْ ثِقَاتٌ مَرْفُوعًا مُتَّصِلا وَأَرْسَلَهُ
بَعْضُهُمْ يُثْبِتُ الْحَدِيثَ بِرِوَايَةِ مَنْ رَوَى مَوْصُولا عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُوَهِّنِ الْحَدِيثَ تَخَلَّفَ مَنْ
تَخَلَّفَ عَنْ إِيصَالِهِ وَهَذَا السَّبِيلُ فِي الزِّيَادَاتِ فِي الأَسَانِيدِ
وَالزِّيَادَاتِ فِي الأَخْبَارِ، وَكَثِيرٍ مِنَ الشَّهَادَاتِ وَمِمَّا يَزِيدُ
ذَلِكَ تَأْكِيدًا وَوُضُوحًا الثَّابِتُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ
صَلاتِكُمْ "
[21] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثَنَا مُسَدَّدٌ،
ثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، ثَنَا عَمْرُو
بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا
الْحَمَّامُ وَالْمَقْبَرَةُ
[22] Riwayatnya adalah :
فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو الْحَسَنِ الْمُقْرِئُ، أنبأ
الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا
مُسَدَّدٌ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ، قَالا: ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ
يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[23] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ، قَالَ: ثنا عَمْرُو بْنُ يَحْيَى
الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا
مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "،
[24] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ،
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ الْعَقَدِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا عَمْرُو
بْنُ يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْحَمَّامَ وَالَمْقْبَرَةَ "
[25] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى السَّخْتِيَانِيُّ،
قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
عَمْرُو بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[26] Riwayatnya adalah :
حدثنا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الطَّلْمَنْكِيُّ، ثنا
ابْنُ مُفَرِّجٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ الرَّقِّيُّ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ
عَمْرِو الْبَزَّارُ، ثنا أَبُو كَامِلٍ هُوَ الْجَحْدَرِيُّ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ
يَحْيَى الْمَازِنِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: " الْأَرْضُ كُلُّهَا
مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
[27] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ،
أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ
يَحْيَى الأَنْصَارِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
قَالَ تَابَعَهُ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ
عَمْرِو بْنِ يَحْيَى
[28] Riwayatnya adalah :
أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ "
[29] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبُو زَكَرِيَّا،
وأبو بكر، وأبو سعيد، قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا
الرَّبِيعُ، قَالَ: أخبرنا الشافعي، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ
بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمُزَنِيِّ، عَنْ
أَبِيهِ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "
الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "
[30] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْعَبَّاسِ الْبَغَوِيُّ،
وَإِسْمَاعِيلُ الصَّفَّارُ، قَالا: ثنا أَبُو قِلابَةَ، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامُ وَالْمَقْبَرَةُ "
[31] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ
الْفَضْلِ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ غَزِيَّةَ،
عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
[32] Riwayatnya adalah :
أَنْبَأَهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ،
ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أنبأ أَبُو الْمُثَنَّى، ثنا مُسَدَّدٌ، ثنا بِشْرُ
بْنُ الْمُفَضَّلِ، ثنا عُمَارَةُ بْنُ
غَزِيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْحَمَّامَ وَالْمَقْبَرَةَ ".
[33] Riwayatnya adalah :
عَنِ الثَّوْرِيِّ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْقَبْرَ
وَالْحَمَّامَ "
[34] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ثَنَا سُفْيَانُ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "
[35] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، ثَنَا سُفْيَانُ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "
[36] Riwayatnya adalah :
نا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو قِلابَةَ،
قَالَ: نا أَبُو نُعَيْمٍ، قَالَ: نا سُفْيَانُ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " جُعِلَتْ لِي الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدًا وَطَهُورًا
إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "
[37] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ
الْمُؤَذِّنُ، ثِقَةٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا السَّرِيُّ بْنُ يَحْيَى، ثَنَا أَبُو
نُعَيْمٍ، وَقَبِيصَةُ، قَالَا: ثَنَا سُفْيَانُ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْحَمَّامَ
وَالْمَقْبَرَةَ
[38] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ
عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ،
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ "،
قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي
كِتَابِي فِي مَوْضِعَيْنِ: أَحَدُهُمَا مُنْقَطِعٌ، وَالآخَرُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
[39] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا ابْنُ
عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ،
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الْأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ ". قَالَ
الشَّافِعِيُّ: وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِي فِي مَوْضِعَيْنِ ؛
أَحَدُهُمَا مُنْقَطِعٌ، وَالْآخَرُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
[40] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ، وَأَبُو زَكَرِيَّا،
وأبو بكر، وأبو سعيد، قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا
الرَّبِيعُ، قَالَ: أخبرنا الشافعي، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ
بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمُزَنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ،
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الأَرْضُ
كُلُّهَا مَسْجِدٌ، إِلا الْمَقْبَرَةَ، وَالْحَمَّامَ "
Comments
Assalamu'alaikum ustadz,
Antum ada salah tulis ya?
"c. Yahyaa bin Muhammad Adz-Dzuhliy."
Afwan, bukannya Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhliy ustadz?
--Tommi--
Wa'alaikumus-salaam.
Antum benar. Saya salah tulis. Terima kasih atas masukannya, segera saya perbaiki. Jazaakallaahu khairan.
apakah termasuk dalam pembahasan ini shalat jenazah ( tidak ada sujudnya ), namun ada ayat al qurannya.
Akhiy Abul-Jauzaa,
Request, dong, artikel tentang Bumi sebagai pusat semesta beserta dalil-dalilnya. Jazakallaahu khoir.
- Abu Yahya -
assalamualaikum warohmataullahi wabarokatu,
membaca tulisan anda, langsung gatel pengen komen deh :
1. anda menulis dengan ilmu, dengan keikhlasan dan ketulusan.
2. semoga rahmat alloh tercurah kepada anda juga kepada saya.
3. Semoga alloh memberikan tambahan ilmu yang berlimpah kepada anda juga kepada saya yang sedang belajar pada anda.
Afwan ustadz, mau tanya,
1. gimana dengan hadits Rasulullah yang mencari nenek yang sering beliau lihat di masjid kemudian dikabarkan bahwa nenek tersebut telah meninggal, kemudian Rasul bertanya dimana kuburannya? Maka Rasulullah mendatangi kuburannya dan menshalatinya.
2. Bagaimana dengan tempat ibadah non muslim (gereja, dll), apakah kita boleh shalat didalamnya?
1. Riwayat tersebut shahih. Shalat yang beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam lakukan tidak memakai sujud. Shalat yang seperti ini merupakan perkecualian yang ada dalam hadits.
2. Selama tempat tersebut masih terdapat berhala dan simbol-simbol kesyirikan, maka tidak boleh.
wallaahu a'lam.
Mohon dijelaskan seputar "Fiqh Masjid" . Syukran
Ustadz...
orang yang shalat tapi tidak tahu kalau disitu ada kuburan, apakah dia wajib mengulangi shalatnya?
ustadz...saya mau bertanya tentang kebolehan shalat di kandang kambing. apakah ini bisa diqiyaskan dengan kandang binatang lain seperti sapi, kuda, ayam dll?
kemudian apakah itu sekedar boleh saja ataukah anda keutamaannya?
Bagi yang pertanyaannya belum terjawab mohon berusaha search dulu di yufid.com insyaallah lengkap disitu. Terimakasih.
Alhamdulillah ulasannya sangat gamblang. Terima kasih
Posting Komentar