Saya
yakin sebagian besar Pembaca pernah mendengar ‘Musnad Ahmad bin Hanbal’.
Minimal, pernah membaca di beberapa artikel kalimat : ‘diriwayatkan oleh
Ahmad dalam Musnad-nya...’. Melalui artikel ini saya mencoba membantu para
Pembaca sekalian untuk mengenal lebih lanjut tentang kitab Al-Musnad ini.
Dalam sajian ringkas tentu saja.
Nama
Pengarang/Penulis
Ia
adalah Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilaal bin Asad bin
Idriis bin ‘Abdillah bin Hayyaan Adz-Dzuhliy Asy-Syaibaaniy Al-Marwaziy tsumma
Al-Baghdaadiy; salah seorang imam yang disepakati keimamannya, syaikhul-Islaam,
tsiqah, faqiih, haafidh, lagi hujjah.
Hajjaaj
bin Asy-Syaa’ir berkata : “Kedua mataku tidak pernah melihat ruh yang ada pada
di satu jasad yang lebih utama (afdlal) daripada Ahmad bin Hanbal”. Abu
Bakr bin Abi Daawud berkata : “Tidak ada di jaman Ahmad bin Hanbal orang yang semisalnya”. Abu Zur’ah berkata : “Ahmad bin Hanbal hapal sejuta hadits”. Ibnu
Maakuulaa berkata : “Ia adalah orang yang paling ‘aalim terhadap madzhab
shahabat dan taabi’iin”.
Biografi
beliau terdapat di banyak kitab, di antaranya : Tahdziibul-Kamaal 1/437-470
no. 96, Siyaru A’laamin-Nubalaa’ 11/177-359 no. 78, al-Jarh wat-Ta’diil
1/292-313, dan yang lainnya.
Metode
Penyusunannya
Al-Imaam
Ahmad rahimahullah menyusun kitab Al-Musnad berdasarkan tartiib hadits :
1.
Sepuluh orang
shahabat yang dijamin masuk surga.
2.
‘Abdurrahmaan bin Abi
Bakr, Zaid bin Khaarijah, Al-Haarits bin Khazamah, dan Sa’d bin Maulaa Abi
Bakr.
3.
Musnad Ahlul-Bait.
4.
Musnad dari banyak
shahabat, di antaranya : Ibnu Mas’uud, Ibnu ‘Umar, Abu Hurairah, Abu Sa’iid
Al-Khudriy, Jaabir, Anas, Ibnu ‘Amru bin Al-‘Aash, dan yang lainnya.
5.
Musnad penduduk
Makkah (Makiyyiin)
6.
Musnad penduduk
Madiinah (Madaniyyiin).
7.
Musnad penduduk
Syaam (Syaamiyyiin).
8.
Musnad penduduk
Kuufah (Kuufiyyiin).
9.
Musnad penduduk
Bashrah (bashriyyiin).
10.
Musnad Al-Anshaar.
11.
Musnad ‘Aaisyah dan
para shahabiyyaat.
12.
Kabilah-kabilah
yang lain.
Kedudukan
Al-Musnad
Ibnu
Samaak berkata :
حدثنا حنبل، قال:
جمعنا أحمد بن حنبل، أنا وصالح وعبد الله، وقرأ علينا " المسند "، ما
سمعه غيرنا. وقال: هذا الكتاب: جمعته وانتقيته من أكثر من سبع مئة ألف
وخمسين ألفا، فما اختلف المسلمون فيه من حديث رسول الله، صلى الله عليه وسلم،
فارجعوا إليه. فإن وجدتموه فيه، وإلا فليس بحجة
Telah
menceritakan kepada kami Hanbal, ia berkata : “Ahmad bin Hanbal mengumpulkan
kepada kami, yaitu aku, Shaalih, dan ‘Abdullah; dan beliau membacakan kepada kami
Al-Musnad yang tidak ada yang mendengarnya selain kami. Beliau berkata :
‘Kitab ini (yaitu Al-Musnad) aku kumpulkan dan aku pilih dari lebih 750.000
hadits. Dan apa yang diperselisihkan kaum muslimin dari hadits Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam, maka merujuklah kepadanya. Apabila kalian mendapatkan
padanya (hadits tersebut, maka itu dapat dipergunakan sebagai hujjah). Namun
jika kalian tidak mendapatkannya, maka ia tidak bisa digunakan sebagai hujjah”
[As-Siyar, 11/329].
Abu
Muusaa Muhammad bin Abi Bakr Al-Madiniy rahimahullah berkata :
وهذا الكتاب أصل
كبير ، ومرجع وثيق لأصحاب الحديث ، انتقي من حديث كثير ومسموعات وافرة ، فجعله
إماماً ومعتمداً ، وعند التنازع ملجأً ومستنداً
“Kitab
ini merupakan pokok yang besar, referensi yang kokoh bagi ahli hadits. Ia
(Ahmad) memilahnya dari hadits yang banyak dan riwayat yang melimpah, sehingga
menjadikannya sebagai imam dan pedoman, serta sandaran ketika terjadi
perselisihan” [Khashaaish Musnad Al-Imaam Ahmad, hal. 13].
Jumlah
Hadits dalam Al-Musnad
Abu
Muusaa Muhammad bin Abi Bakr Al-Madiniy rahimahullah berkata :
فأما عدد أحاديث
المسند فلم أزل أسمع من أفواه الناس أنها أربعون ألفا إلى أن قرأت على أبي منصور
بن زريق ببغداد أخبرنا أبو بكر الخطيب قال وقال أبن النادي لم يكن في الدنيا أحد
أروى عن أبيه منه يعني عبد الله بن أحمد بن حنبل لأنه سمع المسند وهو ثلاثون ألفا
والتفسير وهو مائة ألف وعشرون ألفا.... فلا أدري هل الذي ذكره ابن المنادي أراد به
ما لا مكرر فيه وأراد غيره من المكرر فيصح القولان جميعا ....
“Adapun
jumlah hadits dalam kitab Al-Musnad, maka aku senantiasa mendengar dari
ucapan manusia bahwa ia berjumlah 40.000 hadits, hingga aku membacakannya
kepada Abu manshuur bin Zuraiq di Baghdaad : Telah mengkhabarkan kepada kami
Abu Bakr Al-Khathiib, ia berkata : Telah berkata Ibnul-Munaadiy : ‘Tidak ada di
dunia seorang pun yang meriwayatkan dari ayahnya lebih banyak darinya, yaitu ‘Abdullah
bin Ahmad bin Hanbal. Karena ia mendengar Al-Musnad yang jumlahnya
30.000 hadits, dan Tafsiir yang jumlahnya 120.000 hadits’.... Aku tidak
tahu apakah yang disebutkan Ibnul-Munaadiy adalah hadits yang tidak
diulang-ulang ataukah hadits lain yang diulang-ulang ? sehingga kedua
perkataannya itu bisa benar...” [Khashaaish Musnad Al-Imaam Ahmad, hal.
15].
Namun
jika kita perbandingkan dengan versi cetak yang sampai kepada kita, maka jumlah
haditsnya sebagai berikut (sebatas yang saya punya/ketahui) :
1.
Penerbit Daar ‘Aalamil-Kutub,
Cet. 1/1419 H, tahqiiq : As-Sayyid Abul-Ma’aathiy An-Nuuriy dkk, :
sebanyak 28.199 hadits.
2.
Penerbit Baitul-Afkaar
Ad-Dauliyyah, Cet. Thn. 1419 H : sebanyak 28.199 hadits.
3.
Penerbit Daarul-Hadiits,
Cet. 1/1416, tahqiiq : Ahmad Syaakir dan Hamzah Zain : sebanyak 27.519.
4.
Penerbit Muassasah
Ar-Risaalah, Cet. 1/1421, tahqiq : Syu’aib Al-Arna’uth dkk. : sebanyak
27.647 hadits.
5.
Program Jawaami’ul-Kalim
versi 4.5 : sebanyak 27.099 hadits.
Jumlah
Shahabat yang Haditsnya Tercantum dalam Al-Musnad
Abu
Muusaa Muhammad bin Abi Bakr Al-Madiniy rahimahullah berkata :
قد عددتهم فبلغوا ستمائة ونيفا وتسعين سوى
النساء، وعددت النساء فبلغن ستا وتسعين، واشتمل ((المسند)) على نحو ثمانمائة من الصحابة،
سوى ما فيه ممن لم يسم من الأبنا والمبهمات وغيرهم
“Sungguh
aku telah menghitung jumlah mereka dan mencapai 690 orang lebih selain yang wanita.
Dan aku telah menghitung yang wanita (shahabiyyah)mencapat 96 orang.
Oleh karena itu, kitab Al-Musnad mencakup sekitar 800 shahabat, selain
yang tidak disebutkan namanya dari kalangan anak-anak, mubhaamaat (orang
dewasa yang tidak disebutkan namanya), dan yang lainnya” [Al-Mish’adul-Ahmad,
1/34-35].
Syarat
Al-Imaam Ahmad
Ibnu
Rajab rahimahullah berkata :
والذي يتبين من عمل الإمام أحمد وكلامه أنه
يترك الرواية عن المُتهمين والذين كثر خطؤهم للغفعة وسوء الحفظ
“Dan
yang nampak dari perbuatan dan perkataan Al-Imaam Ahmad bahwasannya beliau
meninggalkan riwayat orang-orang yang tertuduh (berdusta) dan orang-orang yang
banyak kelirunya akibat kelalaian dan jeleknya hapalan mereka” [Syarh ‘Ilal
At-Tirmidziy, 1/386].
Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
شرط ((المسند)) أقوى من شرط أبي داود في
((سننه))، وقد روى أبو داود في ((سننه)) عن رجال أعرض عنهم أحمد في ((المسند)) ولهذا
كان الإمام أحمد لا يروي في ((المسند)) عمن يعرف أنه يكذب مثل محمد بن سعيد المصلوب
ونحوه، ولكن قد يروي عمن يُضَعَّف لسوء حفظه، فإنه يكتب حديثه ليعتضد به ويعتبر به
“Syarat
kitab Al-Musnad lebih kuat dibandingkan syarat Abu Daawud dalam Sunan-nya.
Abu Daawud telah meriwayatkan dalam Sunan-nya dari para perawi yang
ditolak oleh Ahmad dalam Al-Musnad. Oleh karena itu, Al-Imaam Ahmad
tidaklah meriwayatkan dalam Al-Musnad dari perawi yang diketahui telah sering
berdusta semisal Muhammad bin Sa’iid Al-Mashluub[1]
dan yang lainnya. Akan tetapi beliau kadang meriwayatkan dari para perawi yang
dilemahkan karena faktor jeleknya hapalannya. Perawi tersebut ditulis haditsnya
untuk menguatkan (hadits lain) dan dijadikan sebagai i’tibar” [Majmuu’
Al-Fataawaa, 18/26].
Beberapa
perawi yang padanya ada kelemahan sebagaimana dikatakan Ibnu Taimiiyah rahimahullah,
contohnya sebagai berikut :
1.
Haramiy bin ‘Ammaarah
Al-‘Atakiy. Ahmad berkata : “Shaduuq, namun padanya terdapat kelalaian (ghaflah)”.
Ibnu Ma’iin berkata : “Shaduuq”. Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq,
namun sering ragu (yahimu)”.
2.
‘Abdullah bin
Al-Waliid Al-‘Adaniy. Ahmad berkata : “Ia bukan seorang shaahibul-hadiits,
dan haditsnya adalah hadits shahih. Akan tetapi ia kadang keliru dalam
penyebutan nama-nama. Abu Haatim berkata : “Ditulis haditsnya, namun tidak
boleh berhujjah dengannya. Ibnu Hibbaan berkata : “Mustaqiimul-hadiits”.
Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq, namun kadang keliru”.
3.
‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’
Al-Khaffaaf. Ahmad berkata : “Dla’iiful-hadiits, goncang (mudltharib).
Ia seorang yang ‘aalim terhadap hadits Sa’iid bin Abi ‘Aruubah”. Ibnu Ma’iin
berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Adz-Dzahabiy berkata : “Haditsnya
berderajat hasan”. Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq, namun kadang keliru”.
4.
Al-Muhaadlir bin
Al-Mauri’. Ahmad berkata : “Ia seorang yang sangat lalai”. Abu Haatim berkata :
“Ia tidak kokoh, ditulis haditsnya”. Abu Zur’ah berkata : “Shaduuq”.
Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq, namun mempunyai beberapa keraguan”.
5.
Muammal bin Ismaa’iil.
Ahmad berkata : “Ia sering keliru”. Abu Haatim berkata : “banyak keliru”. Ia
ditsiqahlkan oleh Ibnu Ma’iin, Ishaaq, dan Ibnu Sa’d. Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq,
namun jelek hapalannya”.
Menurut
penelitian Dr. ‘Aamir bin Hasan Shabriy hafidhahullah, ternyata dalam di
antara syuyuukh Al-Imaam Ahmad rahimahullah terdapat beberapa orang
perawi matruuk. Perawi matruuk ini dalam ilmu mushthalah
termasuk perawi yang sangat lemah. Ada empat orang, yaitu [Mu’jamu Syuyuukh Al-Imaam
Ahmad fil-Musnad, hal. 29-30] :
1.
‘Aamir bin Shaalih
bin ‘Abdillah Az-Zubairiy. Ibnu Hajar berkata : “Matruukul-hadiits”.
2.
‘Abdullah bin
Waaqid. Ibnu Hajar berkata : “Matruuk”.
3.
‘Umar bin Haaruun
Al-Balkhiy. Ibnu Hajar berkata : “Matruuk”.
4.
Muhammad bin
Al-Qaasim Al-Asadiy. Ibnu Hajar berkata : “Mereka mendustakannya”.
Derajat
Hadits dalam Al-Musnad
Al-Haafidh
Abul-Qaasim At-Tamiimiy rahimahullah berkata :
لا يجوز أن يقال ؛ فيه السقيم، بل فيه الصحيح
والمشهور والحسن والغريب
“Tidak
boleh untuk dikatakan : Padanya ada hadits saqiim (lemah). Akan tetapi,
padanya terdapat hadits shahih, masyhuur, hasan, dan ghariib” [Al-Mish’adul-Ahmad,
hal. 34].
Syaikhul-Islaam
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
وقد تنازع الناس : هل في مسند الإمام أحمد
حديث موضوع ؟ فقال طائفة من الحفاظ كأبي العلاء الهمداني و غيره : ليس فيه موضوع ،
و قال بعض العلماء كأبي الفرج ابن الجوزي : فيه موضوع
“Orang-orang
berselisih pendapat : ‘Apakah di dalam Musnad Al-Imaam Ahmad terdapat
hadits maudluu’ (palsu) ?. Sekelompok huffaadh seperti Abul-‘Alaa’
Al-Hamdaaniy dan selainnya berkata : ‘Tidak ada padanya hadits maudluu’’. Sebagian ulama seperti Abul-Farj bin Al-Jauziy berkata : ‘Padanya
terdapat hadits maudluu’” [Majmuu’ Al-Fataawaa, 18/26
dan Al-Mish’adul-Ahmad, hal. 35].
Ibnu
Hajar rahimahullah berkata :
ليس في ((مسند أحمد)) حديث لا أصل له إلا
ثلاثة أحاديث أو أربعة، منها حديث عبد الرحمن بن عوف : أنه يدخل الجنة زحفا، والاعتذار
عنه أنه مما أمر الإمام أحمد بالضرب عليه فتُرك سهوا
“Tidak
ada dalam Musnad Ahmad hadits yang tidak ada asalnya, kecuali tiga atau
empat hadits saja. Di antaranya hadits ‘Abdurrahmaan bin ‘Auf, bahwasannya ia
masuk surga dengan merangkak. Alasannya adalah bahwa hadits ini termasuk yang
diperintahkan Al-Imaam Ahmad untuk dibuang, namun ternyata ia ditinggalkan
karena lupa” [Ta’jiilul-Manfa’ah, sebagaimana disebutkan dalam Tadwiin
As-Sunnah An-Nabawiyyah, hal. 99].
Klasifikasi
Hadits-Hadits dalam Al-Musnad yang Tercetak
Asy-Syaikh
Ahmad bin ‘Abdirrahmaan As-Saa’aatiy rahimahullah berkata :
بتتبعي لأحاديث المسند وجدتها تنقسم إلي
ستة أقسام :
1 - قسم رواه أبو عبد الرحمن عبد الله بن الإمام أحمد ــ رحمهما
الله ــ عن أبيه سماعا منه ، وهو المسمي بمسند الإمام أحمد ، وهو كبير جدا
يزيد علي ثلاثة أرباع الكتاب .
2 - وقسم سمعه عبد الله من أبيه وغيره ،
وهو قليل جدا .
3 - وقسم رواه عبد الله عن غير أبيه ،
وهو المسمي عند المحدثين بزوائد عبد الله ، وهو كثير بالنسبة للأقسام كلها عدا
القسم الأول .
4 - وقسم قرأه عبد الله علي أبيه ولم
يسمعه منه وهو قليل .
5 - وقسم لم يقرأه ولم يسمعه ولكنه وجده
في كتاب أبيه بخط يده وهو قليل أيضا .
6 - وقسم رواه الحافظ أبو بكر القطيعي عن
غير عبد الله وأبيه -رحمهم الله - وهو أقل الجميع
“Berdasarkan
penelitianku terhadap hadits-hadits dalam Al-Musnad, aku dapati terbagi
menjadi enam macam :
1.
Bagian yang
diriwayatkan oleh Abu ‘Abdirrahmaan ‘Abdullah bin Al-Imaam Ahmad rahimahumallaah
– dari ayahnya dengan mendengarnya langsung. Inilah yang diberi nama Musnad
Al-Imaam Ahmad. Jumlahnya sangat banyak mencapai ¾ bagian kitab.
2.
Bagian yang ‘Abdullah
mendengarnya dari ayahnya dan yang lainnya. Jumlahnya sangat sedikit.
3.
Bagian yang
diriwayatkan ‘Abdullah dari selain ayahnya. Bagian ini dinamakan oleh para muhadditsiin
(ahli hadits) sebagai Zawaaid (tambahan) dari ‘Abdullah. Jumlahnya
cukup banyak dibandingkan bagian yang lain, selain bagian yang pertama.
4.
Bagian yang ‘Abdullah
membacanya di hadapan ayahnya, dan ia tidak mendengar darinya. Jumlahnya
sedikit.
5.
Bagian yang ia (‘Abdullah)
tidak membacakannya (di hadapan ayahnya) dan tidak pula mendengarnya, akan
tetapi ia mendapati kitab ayahnya dengan tulisan tangannya. Jumlahnya sedikit
juga.
6.
Bagian yang
diriwayatkan oleh Al-Haafidh Abu Bakr Al-Qathii’iy dari selain ‘Abdullah dan
ayahnya – rahimahumullah. Jumlahnya paling sedikit [Fathur-Rabbaaniy,
1/8].
Ini
saja yang dapat dituliskan. Semoga sekilas info tentang kitab Musnad
Al-Imaam Ahmad ini dapat menambah kecintaan kita terhadap sunnah dan para
ulama. Dan bagi yang belum pernah membaca langsung kitab ini,... hayooo,....
mari kita berusaha membacanya.
Semoga
ada manfaatnya.
Wallaahu
a’lam.
[abul-jauzaa’
– jl. Arjuna 4/6, wonokarto, wonogiri. Banyak mengambil faedah dari kitab Tadwiin
As-Sunnah An-Nabawiyyah oleh Dr. Muhammad Az-Zahraaniy, hal. 95-100, Maktabah
Daaril-Minhaaj, Cet. 1/1426; dan Mu’jamu Syuyuukh Al-Imaam Ahmad fil-Musnad oleh
Dr. ‘Aamir bin Hasan Shabriy, Daarul-Basyaair Al-Islaamiyyah; dan yang lainnya].
[1] Namanya adalah : Muhammad bin Sa’iid bin
Hassaan bin Qais Al-Qurasyiy Al-Asadiy; seorang pendusta [At-Taqriib,
hal. 847 no. 5944].
Comments
Bismillah,
Masya Alloh bagus sekali yang antum paparkan. barokalloh fiik mudah2an antum juga memaparkan kitab2 hadits yang lainnya dengan ringkas dan padat.
ana ingin bertanya, bagaimana status pen-tashihan dan pen-dhoifan yang dilakukan oleh syeh Syuaib arnauth dan syeh Ahmad syakir menurut penelitian antum selama ini?
Jazakalloh khoir
Abu Nayif, cilengsi
Imam idolaku, Al Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, sang muhaddits, mufaqih, mufassir sekaligus imam yg zuhud. Semoga Allah Ta'ala menyucikan ruh beliau, dan menempatkan beliau ke dalam surga Firdaus karena jasa2 beliau terhadap sunnah. Amin.
Jd hadits bahwa abdurrahman bin auf masuk surga dg merangkak adalah maudhu' ya ustadz??
Posting Komentar