Prolog : Ini adalah satu tulisan yang pernah saya buat di awal Januari 2009 saat Yahudi mengagresi Gazza untuk kesekian kalinya. Sebagaimana telah saya perkirakan sebelumnya, bahwa tulisan ini mendapatkan ’reaksi’ dari sebagian besar teman-teman yang kemudian menganggap saya tidak mendukung perjuangan rakyat Palestina dan ridla terhadap penjajahan Yahudi di sana. Setelah berlalu beberapa bulan pasca usainya agreasi Yahudi, mungkin ada baiknya jika tulisan ini saya pasang di Blog ini (dengan beberapa perbaikan, penambahan, dan pengurangan seperlunya). Semoga ada manfaatnya, dan juga berharap ada kritik serta saran konstruktif jika memang terdapat kekeliruan.
Saya sungguh merasa heran dengan satu kaum yang mereka merasa sedih dan sakit ketika melihat saudara-saudara mereka yang terbantai oleh keganasan Yahudi di bumi Syam sambil berteriak-teriak : ”Wahai ikhwah, inilah bukti kekejaman Yahudi terhadap kaum muslimin” ; namun di sisi lain mereka ’membiarkan’ hal itu terjadi. Mereka menganggap bahwa itu semua adalah satu pemakluman yang mesti terjadi ketika perang ditegakkan (oleh sekelompok kaum muslimin – HAMAS ? ). Mereka menganggap bahwa mereka-mereka yang meninggal dihujani peluru, mesiu, dan bom-bom dari alat-alat perang Yahudi itu, adalah sebuah pengorbanan yang memang harus ditanggung oleh kaum muslimin, terutama kaum muslimin Palestina. Sungguh ironis,.............
Jikalau ratusan korban (atau bahkan mungkin akan mencapai ribuan ? ) yang meninggal dari kaum muslimin itu adalah dari mereka-mereka yang statusnya memanggul senjata dalam perlawanan di garis pertempuran,.... ya mungkin itu bisa dianggap satu ’kewajaran’. Bisa ”diterima” oleh akal. Tidak ada perang tanpa korban jiwa. Namun sayangnya, korban-korban itu (selain jatuh dari mereka yang berada di garis pertempuran) sebagian besar adalah mereka yang tidak memanggul senjata. Mereka adalah orang-orang yang sedang berdiam di rumah, berdiam di sekolah, beribadah di masjid, muamalah di pasar, dan yang lainnya, yang sedang dicekam rasa ketakutan.
Satu tindakan ’keras’ tanpa kompromi lagi offensif dari HAMAS yang senantiasa menyerang teritory negara Yahudi, harus dibayar mahal dengan itu semua. Jika dulu misalnya, – sebelum agresi Yahudi berlangsung – mereka (Yahudi) paling ”hanya” membunuh 10 orang tiap harinya. Namun sekarang mereka dengan sangat leluasa membunuh dan melukai ratusan kaum muslimin Palestina setiap harinya. Jika dulu misalnya, – sebelum agreasi Yahudi berlangsung – mereka hanya menghancurkan dan membuldoser rata-rata 5 sampai 10 rumah/bangunan setiap harinya. Itupun seringkali diplomasi politik internasional dapat mencegahnya. Namun sekarang, mereka (Yahudi) dengan leluasa membom rumah, masjid, sekolah, universitas, pasar, dan infrastruktur lain. Semua rata dengan tanah meninggalkan puing-puing tanpa manfaat. Jika dulu – sebelum agresi Yahudi berlangsung – kaum muslimin dapat dibantu oleh negara-negara tetangga dari macam bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, bahan bakar, dan yang lainnya. Namun sekarang,.... sungguh sangat menyedihkan kondisi di sana. Minim makanan, obat-obatan, dan bahan bakar (untuk sekedar menghangatkan badan di musim dingin). Ya,...Yahudi telah telah menutup jalur bantuan dan melarang bantuan tersebut masuk ke Palestina. Baru kemarin Yahudi mengumunkan jeda 3 jam penyerangan untuk ”memberikan kesempatan” tim bantuan untuk masuk menolong kaum muslimin Palestina. Mereka lakukan itu bukan karena rasa kasihan terhadap kaum muslimin, tetapi karena desakan dan kecaman dunia internasional akan agresi militer Yahudi itu. Bayangkan ikhwah,... hanya 3 jam !
Semua perbuatan yang dilakukan oleh Yahudi itu dilakukan dengan satu alasan pembenar (menurut mereka) : ”Menjaga teritory dan keamanan sipil dari serangan roket-roket HAMAS”.
Jika kita mundur sedikit beberapa waktu silam ketika Hizbullah dengan gaya ’pahlawan’ mereka saat menyerang negeri Yahudi...... apa yang mereka akibatkan ? Satu kemaslahatan kah ? Bahkan mafsadat yang timbul !! Lebih dari seribu orang meninggal akibat serangan bom-bom Yahudi. Belum terhitung yang luka-luka. Banyak bangunan hancur rata dengan tanah. Kalau kita tanya pada realitas : ”Siapakah mereka yang menjadi korban serangan Yahudi itu ? Mereka yang punya senjata dan memanggulnya berjihad di garis pertempuran, atau mereka-mereka yang berdiam diri di tempat-tempat mereka dalam keadaan takut tanpa senjata ?”. Jawablah ya ikhwah !
Setelah ada desakan dan kecaman sana-sini, akhirnya Yahudi menghentikan serangannya. Tahukah antum ya ikhwah apa yang diperbuat Hizbullah setelah ’perang’ usai ? Ya,.... mereka bersorak-sorai mengklaim diri mereka telah memenangkan pertempuran. Ya, kemenangan imajinatif mereka itu mereka proklamirkan di atas bala’ dan bencana nyata yang menimpa kaum muslimin di Libanon (khususnya Beirut).
Begitu pula yang terjadi di Palestina.................
Jihad memerangi Yahudi memang satu maslahat – pada asalnya. Namun jika ini dilakukan tanpa pertimbangan benar dan syar’i, tentu saja hanya mafsadat yang ditimbulkannya. Dan perang yang dikobarkan itu sulit untuk dikatakan sebagai jihad yang syar’i.
Ikhwah,... beberapa ulama telah menjelaskan tentang fase-fase pensyari’atan jihad oleh Allah kepada Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam; dan ini patut untuk kita perhatikan. Beberapa fase tersebut adalah :
1. Fase Pertama.
Sebelum diperintahkan berhijrah, Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam dilarang untuk berjihad/berperang melawan kaum kuffar. Allah ta’ala memerintahkan untuk menahan diri dan bersabar atas gangguan yang diterima. Hal ini berlangsung selama lebih kurang 10 tahun.
2. Fase Kedua
Setelah berhijrah ke Madinah, kaum muslimin diijinkan untuk memerangi orang-orang yang memerangi mereka dan menahan diri dari kaum yang tidak memerangi mereka. Allah ta’ala berfirman :
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
”Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” [QS. Al-Hajj : 39].
3. Fase Ketiga
Kaum muslimin diijinkan berperang di luar bulan-bulan haram, yaitu pada bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Allah ta’ala berfirman :
فَإِذَا انْسَلَخَ الأشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
”Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. At-Taubah : 5].
4. Fase Keempat
Kaum muslimin diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir secara mutlak. Allah ta’ala berfirman :
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً
”Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya” [QS. At-Taubah : 36].
5. Fase Kelima
Perintah di atas tetap berlaku, hanya saja Allah melarang kaum muslimin menyerang mereka di Masjidil-Haram. Allah ta’ala berfirman :
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ
”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir” [QS. Al-Baqarah : 191].
6. Fase Keenam
Kewajiban jihad dibakukan dan dianjurkan secara tegas. Allah ta’ala berfirman :
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 216].
Tahapan-tahapan di atas bukanlah tanpa hikmah dan tanpa arti. Hal itu dikarenakan jihad itu ditegakkan salah satunya atas dasar keberadaan kemampuan (istitha’ah). Kemampuan ini ada dua, yaitu :
a. Kemampuan dalam hal keimanan, ketaqwaan, dan persatuan.
b. Kemampuan dalam hal materiil, seperti jumlah pasukan dan senjata yang memadai.
Sekarang mari kita lihat realitas kondisi kaum muslimin saat ini, khususnya kaum muslimin Palestina. Apakah mereka saat ini berada dalam kondisi siap untuk berjihad atau dalam kondisi lemah ? Saya harap kita semua menjawabnya dengan penuh kejujuran tanpa ada tendensi dan rasa sentimen. Dari sisi kemampuan yang pertama,..... mari kita lihat secara sekilas. Jika kita melihat dari rekaman televisi dan dari sajian media-media yang lainnya, maka nampak oleh kita kehidupan mereka yang tidak menjalankan Islam secara ”sempurna”. Dari parameter dhahir, (dan ini saya yakin banyak ikhwah yang juga mengetahuinya).... kita lihat, banyak diantara kaum muslimah Palestina yang tidak mengenakan jilbab syar’i atau mengenakan jilbab namun masih terlihat auratnya. Adapun kaum laki-lakinya, banyak diantara mereka yang mencukur jenggotnya dan tidak menunaikan shalat berjama’ah di masjid. Atau jika kita mengatakan bahwa rezim Fattah itu rezim korup, bukankah mereka itu juga merupakan salah satu proyeksi komunitas kaum muslimin Palestina ? Banyak kaum muslimin Palestina telah menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya shallallaahu ’alaihi wa sallam. Ketaatan pada syari’at merupakan faktor terpenting dalam jihad untuk memperoleh kemenangan. Ibnu Jarir berkata ketika menjelaskan QS. Aali ’Imran : 165 :
قلتم أنى هذا، يعني: قلتم لما أصابتكم مصيبتكم بأحد "أنى هذا"، من أيِّ وجه هذا؟ ومن أين أصابنا هذا الذي أصابنا، ونحن مسلمون وهم مشركون، وفينا نبي الله صلى الله عليه وسلم يأتيه الوحي من السماء، وعدوُّنا أهل كفر بالله وشرك؟. "قل" يا محمد للمؤمنين بك من أصحابك ="هو من عند أنفسكم"، يقول: قل لهم: أصابكم هذا الذي أصابكم من عند أنفسكم، بخلافكم أمري وترككم طاعتي، لا من عند غيركم، ولا من قبل أحد سواكم
”Firman Allah : Dari mana datangnya (kekalahan) ini? – yaitu : Kalian berkata saat tertimpa musibah (kekalahan) di medan Uhud : ’Dari mana datangnya (kekalahan) ini ?’. Dari sisi mana kekalahan ini timbul ?. Dan dari mana kekalahan yang menimpa kami ini ? Padahal kami adalah orang-orang Islam sedangkan mereka orang yang menyekutukan Allah. Di sisi kami ada Nabi Allah shallallaahu ’alaihi wa sallam yang turun kepadanya wahyu dari langit, sedangkan musuh kami adalah orang yang kufur terhadap Allah dan menyekutukan-Nya ? Katakan wahai Muhammad kepada orang-orang beriman dari kalangan shahabatmu yang bersamamu itu : ’Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri’. Allah berfirman : Katakanlah kepada mereka : ’Kekalahan yang menimpa kalian ini berasal dari kalian sendiri karena menyelisihi perintahku dan meninggalkan ketaatan kepadaku. (Kekalahan itu) bukan berasal dari selain diri kalian dan bukan pula dari seorangpun dari selain kalian (yaitu dari orang-orang musyrikin)” [Tafsir Ath-Thabariy, 7/371].
Kemudian,...dilihat dari persatuan,...... maka sudah menjadi rahasia umum – alias bukan rahasia lagi – bahwa persatuan kaum muslimin di sana sedang terkoyak. Susah untuk menentukan siapa sebenarnya pemimpin kaum muslimin Palestina saat ini. Masing-masing mempunyai pemimpin yang mereka ”patuhi”. Satu kelompok tidak mengakui yang lain. Oleh karena itu, terlalu berlebihan kiranya jika ada orang yang mengatakan bahwa semua kaum muslimin Palestina mendukung HAMAS. Fatah punya massa, Hamas pun punya massa. Masing-masing punya senjata. Masing-masing punya kepentingan. Masing-masing berebut kekuasaan (walau mungkin masing-masing pihak punya alasan bahwa dirinyalah yang lebih berada di atas kebenaran dibanding yang lain). Ini kenyataan atau hanya igauan ya ikhwah ? Saya hanya ingin menekankan bahwa saat ini persatuan kaum muslimin di sana sedang terkoyak. Allah ta’ala berfirman :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai- berai” [QS. Aali ’Imraan : 103].
Kemudian menginjak pada kemampuan yang kedua,.... apakah kaum muslimin – Hamas pada khususnya – mempunyai jumlah pasukan dan persenjataan yang memadai dibandingkan musuh ?
عن عقبة بن عامر يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو على المنبر يقول { وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة } ألا إن القوة الرمي ألا إن القوة الرمي ألا إن القوة الرمي
Dari ’Uqbah bin ’Aamir ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam bersabda di atas mimbar : ”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” (QS. Al-Anfaal : 60). Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1917].
Dalam strategi perang manapun, faktor ini pasti menjadi pertimbangan sebagaimana ditekankan oleh Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam di atas. Kita – saya khususnya – mungkin berusaha menghibur diri bahwa kaum muslimin Palestina mempunyai senjata-senjata ”canggih” yang tidak kalah dengan kepunyaan negeri Yahudi itu sebagaimana tertulis di beberapa media (yaitu tentang beberapa jenis roket yang dikembangkan kaum muslimin Palestina/Hamas). Namun sepandai-pandainya kita menghibur diri, tetap saja kita harus bersedih dan mengakui bahwa secara totally kita kalah jumlah dan kecanggihan dalam hal personel tentara dan senjata. Bolehlah sesekali waktu kita memberitakan untuk memberikan semangat pada kaum muslimin bahwa beberapa tank Yahudi telah dihancurkan oleh kaum muslimin dengan senjata-senjata mereka....... Namun jika kita balik bertanya : ”Seberapa banyak kerugian yang dialami oleh kaum muslimin – baik harta ataupun nyawa – yang diakibatkan oleh serangan tank-tank tersebut ? Seberapa banyak materi yang telah dihancurkan oleh persenjataan Yahudi ?”. Mungkin kita harus bertanya pada diri kita sendiri – jika tidak mampu bertanya pada orang lain - : ”Apakah dengan kerugian yang diakibatkan oleh perlawanan Hamas dengan senjata-senjata mereka itu sebanding dengan agresi Yahudi yang juga dengan senjata-senjata mereka itu ?”. Saya sama sekali tidak menafikkan apa yang telah diperbuat dan diusahakan oleh kaum muslimin/Hamas di sana. Namun – sekali lagi – saya hanya ingin melihat realitas yang lebih komprehensif lagi tentang hal ini.
Ikhwah,..... saya yakin kita semua mengakui – walau mungkin sebagian diantara kita enggan untuk mengatakannya - bahwa kaum muslimin di Palestina dalam keadaan lemah. Lemah dalam segala-galanya. Baik dari hal keimanan dan ketaqwaan, persatuan, maupun pasukan dan persenjataan. Oleh karena itu, dalam keadaan ini, tidak bijaksana kiranya jika kita memaksakan diri untuk berperang/berjihad melawan orang-orang Yahudi. Kita belum siap untuk mengobarkan panji-panji jihad dalam keadaan yang penuh dengan kelemahan. Keadaan ini adalah keadaan seperti ketika Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam masih berada di Makkah dan awal-awal beliau ada di Madinah. Perang/jihad tidaklah disyari’atkan karena kaum muslimin masih lemah. Berkata Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan QS. An-Nisaa’ ayat 77 :
كان المؤمنون في ابتداء الإسلام وهم بمكة مأمورين بالصلاة والزكاة, وإن لم تكن ذات النصب, وكانوا مأمورين بمواساة الفقراء منهم وكانوا مأمورين بالصفح والعفو عن المشركين والصبر إلى حين, وكانوا يتحرقون ويودون لو أمروا بالقتال ليشتفوا من أعدائهم ولم يكن الحال إذ ذاك مناسباً لأسباب كثيرة منها: قلة عددهم بالنسبة إلى كثرة عدد عدوهم, ومنها: كونهم كانوا في بلدهم, وهو بلد حرام, أشرف بقاع الأرض, فلم يكن الأمر بالقتال فيه ابتداء كما يقال, فلهذا لم يؤمر بالجهاد إلا بالمدينة لما صارت لهم دار ومنعة وأنصار, ومع هذا لما أمروا بما كانوا يودونه, جزع بعضهم منه, وخافوا مواجهة الناس خوفاً شديداً {وقالوا ربنا لم كتبت علينا القتال لولا أخرتنا إلى أجل قريب} أي لولا أخرت فرضه إلى مدة أخرى, فإن فيه سفك الدماء, ويتم الأولاد, وتأيم النساء
”Dahulu kaum mukminin di masa permulaan Islam saat di kota Makkah diperintahkan untuk shalat dan zakat, walaupun tanpa batasan tertentu. Mereka diperintahkan untuk melindungi orang-orang faqir, diperintahkan untuk memaafkan, dan membiarkan kaum musyrikin, serta sabar (atas kedhaliman mereka) hingga batas waktu yang ditentukan. Padahal semangat mereka sangat membara dan senang seandainya mereka diperintahkan berperang melawan musuh-musuh mereka. Akan tetapi, kondisi saat itu tidak memungkinkan karena beberapa sebab. Diantaranya adalah : minimnya jumlah mereka dibandingkan banyaknya jumlah musuh-musuh mereka, serta keberadaan mereka yang masih berada di kota mereka sendiri, yaitu tanah haram dan tempatyang paling mulia. Sehingga belum pernah terjadi peperangan sebelumnya di tempat itu, sebagaimana dikatakan : ’Oleh karena itu, tidak diperintahkan jihad kecuali di Madinah ketika mereka memiliki negeri, benteng, dan dukungan’......” [Tafsir Ibnu Katsir , hal. 90 – Free Program from islamspirit - dikutip seperlunya].
Perhatikan ya ikhwah,.... ketika kita dalam keadaan lemah, maka kita tidak di-masyru’-kan untuk berperang. Kita benahi dulu keadaan kita. Membenahi kelemahan kita di segala bidang. Setelah keadaan memungkinkan, baru bendera siap dikumandangkan. Janganlah kita terburu-buru berbuat sesuatu sementara keadaan kita memang belum mungkin untuk melakukannya.
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan :
عن خباب بن الأرت قال شكونا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو متوسد بردة له في ظل الكعبة قلنا له ألا تستنصر لنا ألا تدعو الله لنا قال كان الرجل فيمن قبلكم يحفر له في الأرض فيجعل فيه فيجاء بالمنشار فيوضع على رأسه فيشق باثنتين وما يصده ذلك عن دينه ويمشط بأمشاط الحديد ما دون لحمه من عظم أو عصب وما يصده ذلك عن دينه والله ليتمن هذا الأمر حتى يسير الراكب من صنعاء إلى حضرموت لا يخاف إلا الله أو الذئب على غنمه ولكنكم تستعجلون
Dari Khabbab bin ’Arat radliyallaahu ‘anhu : Bahwa pada suatu hari kami mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dimana beliau sedang berbaring di bawah naungan Ka’bah berbantalkan selimutnya. Kami pun berkata kepada beliau : “Tidakkah engkau memohonkan pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa kepada Allah untuk kami?” Maka beliau shallallaahu ’alaihi wasallam menjawab : “Dahulu pada umat sebelum kalian ada orang yang ditimbun dalam tanah, kemudian didatangkan gergaji, lalu diletakkan di atas kepalanya hingga terbelah menjadi dua. Siksa itu tidaklah menjadikan ia berpaling dari agamanya. Dan ada yang disisir dengan sisir besi, hingga terkelupas daging, dan nampaklah tulang atau ototnya, akan tetapi hal itu tidaklah menjadikan ia berpaling dari agamanya. Sungguh demi Allah, urusan ini akan menjadi sempurna, sehingga akan ada penunggang kendaraan dari Shan’aa hingga ke Hadramaut, sedangkan ia tidaklah merasa takut kecuali kepada Allah atau serigala atas dombanya. Akan tetapi kalian adalah orang-orang yang terburu-buru” .
Hadits di atas – selain memberi pelajaran bagi kita agar tetap istiqamah dalam agama – memberikan satu pelajaran agar kita tidak tergesa-gesa (isti’jal) melakukan sesuatu padahal syari’at belum memperbolehkannya. Kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan kemenangan pada Islam dan kaum muslimin atas musuh-musuh mereka – termasuk Yahudi – jika mereka (kaum muslimin) menempuh jalan sebagaimana mestinya. Dalam hal jihad, jika memang kita belum mampu melakukannya, maka tidak ada aib bagi kita untuk bersabar dan menahan diri untuk memerangi mereka sementara waktu. Ingat ikhwah, hadits di atas diucapkan Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam ketika masih berada di Makkah, dimana waktu itu kaum muslimin masih dalam keadaan lemah. Memerangi mereka pada saat keadaan kaum muslimin lemah dan keadaan mereka (musuh) kuat; hanya akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar daripada maslahat yang ingin diperoleh. Contoh nyata adalah sebagaimana yang terjadi di bumi Syam yang mulia saat sekelompok kaum muslimin melakukan ofensifitas kepada orang-orang Yahudi.............. sehingga akhirnya .......... (teruskan sendiri). Ikhwah, perhatikan perkataan Ibnu Taimiyyah berikut :
فمن كان من المؤمنين بأرض هو فيها مستضعف أو في وقت هو فيه مستضعف فليعمل بآية الصبر والصفح عمن يؤذي الله ورسوله من الذين أوتوا الكتاب والمشركين وأما أهل القوة فإنما يعملون بآية قتال أئمة الكفر الذين يطعنون في الدين وبآية قتال الذين أوتوا الكتاب حتى يعطوا الجزية عن يد وهم صاغرون.
”Barangsiapa dari kalangan orang-orang yang beriman (mukminin) yang tinggal di bumi dimana mereka dalam keadaan lemah atau dalam satu waktu dimana kondisi mereka lemah, maka hendaklah ia mengamalkan ayat-ayat sabar dan menahan diri dari orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya dari kalangan Ahli Kitab dan kaum musyrikin. Adapun bagi mereka yang mempunyai kekuatan, maka hendaknya ia mengamalkan ayat-ayat (yang memerintahkan) berperang melawan pentolan-pentolan orang-orang kafir dan Ahli Kitab yang menghina agama (Islam) hingga mereka membayar jizyah dengan penuh ketundukan dan kerendahan” [Ash-Shaarimul-Maslul ’alaa Syaatimir-Rasuul, hal. 221 – tahqiq Muhammad Muhyiddin ’Abdil-Hamid].
أن الأمر بقتال الطائفة الباغية مشروط بالقدرة والإمكان؛ إذ ليس قتالهم بأولى من قتال المشركين والكفار، ومعلوم أن ذلك مشروط بالقدرة والإمكان، فقد تكون المصلحة المشروعة أحيانا هي تألف بالمال، والمسالمة والمعاهدة، كما فعله النبي صلى الله عليه وسلم غير مرة، والإمام إذا عتقد وجود القدرة، ولم تكن حاصلة كان الترك في نفس الأمر أصلح.
”Sesungguhnya perintah untuk memerangi kelompok pemberontak disyaratkan adanya kemampuan/kekuatan dan kemungkinan (untuk menang). Dimana memerangi mereka tidaklah lebih diutamakan daripada memerangi kaum musyrik dan kuffar. Telah diketahui bersama bahwa hal itu disyaratkan adanya kekuatan dan kemungkinan. Adakalanya maslahat syar’iy itu diperoleh melalui melembutkan hati dengan (pemberian) harta, perdamaian, dan perjanjian (untuk tidak saling berperang) sebagaimana telah dilakukan oleh Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam beberapa kali” [Majmu’ Al-Fataawaa, 4/442].
Akhir yang ingin disampaikan adalah perlawanan yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin Palestina (baca : Hamas) saat ini adalah tidaklah masyru’. Perlawanan mereka di saat lemahnya kaum muslimin hanya menimbulkan kemudlaratan yang lebih besar daripada maslahat yang ingin diraih. Akibat perlawanan mereka, kaum Yahudi menjadi semakin leluasa menjajah, menindas, membunuh, dan menghancurkan bumi Palestina. Kekejaman mereka semakin menjadi-jadi. Kaidah Dar-ul-Mafaasid Muqaddamun ’alaa Jalbil-Mashaalih (Menolak Mafsadah Lebih Didahulukan daripada Mencari Maslahat) adalah kaidah fiqhiyyah yang sangat agung. Bukan seperti yang dikatakan sebagian orang yang tergesa-gesa bahwa ini hanyalah logika-logika semata dari para pendengki HAMAS.
Satu contoh kasus yang diberikan para ulama adalah kita wajib menahan diri untuk tidak memberontak penguasa kafir yang dhalim ketika kita tidak mempunyai kemampuan untuk melawannya. Pada asalnya, melawan dan memberontak pada penguasa yang telah kafir adalah disyari’atkan. Namun jika kita belum mampu atau kita masih dalam keadaan lemah, maka perlawanan kita justru akan menghancurkan diri kita sendiri. Jika mampu, kita berhijrah dari bumi kafir itu. Jika tidak mampu, maka kita bersabar dan menahan tangan-tangan kita untuk tidak melawannya untuk sementara waktu, sampai datang satu keadaan yang memungkinkan untuk melawannya.
Tulisan ini bukan berarti mendukung terjajahnya Palestina oleh Yahudi – sebagaimana sebagian komentator yang sudah pasang kuda-kuda sentimen dan kontra dengan setiap orang yang tidak sehaluan dengan HAMAS. Tidak. Saya pikir kita semua masih waras untuk tidak berpikiran seperti itu. Kita semua cinta Palestina dan kaum muslimin yang ada di sana.
Jika sebagian ikhwah tanya ”solusi”, sebenarnya apa yang dituliskan di atas sudah berbicara tentang hal itu. Yaitu bersabar dan menahan diri untuk tidak mengobarkan peperangan dengan mereka (Yahudi) untuk sementara waktu serta memenuhi perjanjian damai dengan mereka (walau kita tahu bahwa karakter Yahudi itu suka berkhianat). Ini hal yang sifatnya darurat ketika kita dalam keadaan lemah. Juga, membina ’aqidah dan persatuan, serta terus mempersiapkan bekal-bekal fisik yang dipergunakan untuk melawan Yahudi.
Kecuali,.............. jika ikhwah semua sudah berpikiran bahwa mengorbankan peperangan (jihad) adalah solusi satu-satunya yang harus dilakukan – dengan sedikit menutup mata kondisi yang ada pada kaum muslimin saat ini. Bagi saya, ini merupakan ajakan kolosal bagi kaum muslimin yang tinggal jauh dari bumi Palestina (termasuk kita yang ada di bumi Indonesia tercinta) untuk menyaksikan dan membaca berita-berita kekejaman yang telah dilakukan oleh Yahudi terhadap kaum muslimin. Mengajak kita semua menghitung jumlah korban – baik yang mati ataupun luka-luka - yang jatuh dari kaum muslimin. Mengajak kita menyimak berita-berita mereka diisolasi oleh Yahudi sehingga mereka kekurangan makanan dan obat-obatan yang dengan itu mereka akan mati pelan-pelan. Dan seterusnya dan seterusnya............. Ironisnya – sekali lagi – itu dianggap sebagai satu ’mafsadat kecil’ dari maslahat melawan dan memerangi Yahudi. Bila kita bertanya : ”Mana hasil dari maslahat nyata yang diperoleh ?”.
[Abu Al-Jauzaa’, Januari 2009, repro Agustus 2009].
Comments
Assalamu'alaikum, ana punya teman satu kampus (bukan di indonesia), dari Palestine. Sewaktu penyerangan besar2an ke palestine mereka tidak pulang, walaupun rumah orang tua mereka tepat di Gaza, mereka hanya mendoakan saja disini. Lalu orang indonesia yang mau berjihad apakah lebih dari teman saya ini kewajibannya untuk berperang ? Kalau orang indonesia yang katanya mau berjihad mau bawa apa ? senjata saja tidak diperbolehkan membawa dalam perjalanan. Belum lagi bahasa apakah menguasai ?.Hanya bermodal niat dan semangat saja tidak bisa untuk berjihad hanya akan merepotkan orang sana saja. Jihadlah dengan cara lain tidak harus pergi kesana. Allahua'lam.
Mungkin antum akan berkata lain kalau antum asli orang GAZA dan sedang berada di sana saat ini.
Memang beda rasanya kalau kita hanya bisa menonton dan tidak merasakan, apalagi cenderung menyalahkan apa yg dilakukan oleh ribuan orang di sana.
Sangat naif kalau rumah kita dirampas paksa dan kita disuruh keluar dari kampung kita dan kita hanya menurut tanpa melawan dan memberi keleluasaan pada musuh untuk berjaya, sementara negara tetangga yg mengaku sebagai penjaga dakwah tauhid tetap aman, dan belum mengambil tindakan konkrit untuk membebaskan Palestina sejak tahun 1967, selama itukah persiapan diperlukan untuk menyerang Israel? Pertanyaannya persiapan apa saja yg sudah dilakukan, atau hanya cukup mengeluarkan fatwa sambil duduk di ruang berAC lalu memaklumi tindakan penguasa yg hidup bermewah-mewahan dan mengatakan kita masih lemah dan uang yg ada hendaknya dipergunakan saja membangun villa mewah, kenyamanan para raja dan sekedar membangun masjid.
Jangan pernah bersiap untuk perang, karena memang kita masih lemah, dan sedang mempersiapkan fasenya saja. Pertanyaannya apakah fase itu sudah nyata dipersiapkan atau sekedar alibi??
Saya paham emosi Anda dengan atas apa yang menimpa rakyat Palestina dari kekejaman Yahudi. Derita dan kemarahan tidaklah menjadi otoritas Anda semata. Kita semua merasakannya juga, insya Allah.
Namun yang namanya jihad, ada kaidah-kaidahnya yang harus diperhatikan. Ada pertimbangan maslahat dan mafsadatnya, kapan waktunya bersabar, kapan pula waktunya menyerang. Saya kira, saya sudah menuliskan hal itu pada artikel di atas.
Adapun perkataan Anda bahwa 'penjaga dakwah tauhid' belum mengambil tindakan kongkrit, nampaknya Anda tergiring pada informasi angin yang banyak beredar. Ada sebuah kitab bagus yang menjelaskan kontribusi orang yang Anda namakan 'penjaga dakwah tauhid' di bumi Palestina karangan Syaikh Masyhuur Hasan Salmaan yang berjudul : As-Salafiyyun wa Qadliyyatu Filistin.
Terima kasih atas komentarnya.
Sekedar ingin menambahkan komen abul jauzaa diatas.
Saya setuju kawan-kawanku, bersabarlah, pasti nanti akan tiba waktunya kita berjihad disana. Saat ini lebih baik kita mempersiapkan bekal diri terlebih dulu dengan Quran dan Sunnah. Kita satukan dulu hati kita diatas Quran dan Sunnah serta pemahaman salafus sholih. Bukankah ummat yg bersatu akan lebih mudah menumpas musuh.
Satu saran saya wahai kawan2ku, perbanyaklah sholat berjamaah di masjid. Ramaikan masjid dengan majelis2 ilmu dan majelis sunnah. Insya Allah, Allah Ta'ala akan menyatukan hati kita semua diantara shof-shof sholat yg rapat dan rapi, dan Dia akan menghilangkan sifat munafik yg ada pada diri kita. Insya Allah insya Allah.
-tom-
Afwan, saya rasa emosi memang harus diletakkan pada tempatnya. Komentar saya di atas tidak membicarakan jihad. Begini saja, anggaplah di Palestina itu bukan jihad, anggap tidak ada dikotomi agama di sana.
Lalu anggap saja ada dua kelompok yg bertikai, yg satu bernama Israel, yg satu bernama Palestina. Si Israel ini merampok dan mengusir kelompok Palestina, membunuh dan menangkap anggota mereka.
Pertanyaannya apa yg harus dilakukan oleh kelompok Palestina? Menyerah dgn meninggalkan perkampungan mereka dan membiarkan kelompok Israel mendudukinya seratus persen atau melawan semampunya?
Ingat, coba tempatkan diri kita berada di Palestina sana bukan di Indonesia, bayangkan kalau rumah kita sebagian pekarangannya atau bahkan sebagian besarnya diambil orang dan kita hanya bisa menempati bagian dapur yg sempit, tidakkah kita berusaha untuk mengambil kembali rumah kita itu dgn cara apapun?
Kebanyakan yg berkomentar soal ini tidak melihat kronologi sejarah pertikaian itu sendiri, melainkan hanya kejadian temporalnya saja.
Kalau ingin bicara masalah palestina secara utuh seharusnya dimulai sejak tahun 1948 yg lalu, dan itu semua harus dihubungkan dgn kejadian saat ini, bukan hanya memandang kejadian saat ininya saja.
Intinya adalah, sangat tidak bijak bila menimpakan kesalahan atau menisbahkan kesalahan itu kepada pihak yg berjuang.
@anonim
sepertinya perlu diletakkan pada permasahan yang ada.coba lihat perkataan abul jauzaa
"Jikalau ratusan korban (atau bahkan mungkin akan mencapai ribuan ? ) yang meninggal dari kaum muslimin itu adalah dari mereka-mereka yang statusnya memanggul senjata dalam perlawanan di garis pertempuran,.... ya mungkin itu bisa dianggap satu ’kewajaran’. Bisa ”diterima” oleh akal"
saya dulu juga mengkritik tindakan hamas dalam cara bertempur. dan teman saya membela mati-matian bahwa tindakan hamas yang membuat ribuan nyawa meninggal adalah sebuah bentuk pengorbanan. Kalau rakyat palestina dan hamas maju bersama-sama kemudian mereka meninggal saya tidak akan menyalahkan siapa2 tapi saya melihat yang terjadi hamas menyerang yahudi lalu sembunyi diantara rakyat dan rakyatlah yang mati. saya punya prinsip lebih baik saya yang mati dari pada rakyat yang mati. Belajarlah dari syaikh AL Qossam yang selalu dibarisan depan melindungi rakyat palestina. Bukan menembakkan rudal lalu sembunyi dibelakang rakyat. Apalagi mengkalim telah menang perang
@Anonim (26 Januari 2010 20:01)....
Apa yang diderita oleh rakyat Palestina tidaklah lebih hebat dari yang diderita Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya dulu di Makkah. Kalau pun misal (ini misalnya saja loh) rakyat Palestina harus bersabar untuk menunda perlawanan karena kekuatan mereka belum memadai, saya rasa ini tidak tercela. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pun pernah melakukannya.
Cara berpikir Anda sangat emosional. Tidak memakai kaedah dan pertimbangan syari'at. Jihad bukan hanya memikirkan : 'yang penting kita berani'. Bukan pula : 'pokoknya merebut dengan cara apapun'. Ini keliru. Para ulama telah menjelaskan bagaimana jihad itu dilakukan. Saya rasa, saya tidak perlu mengulang tulisan saya di atas di kolom komentar ini. Silakan Anda baca kembali tulisan di atas....
Entah mengapa anda selalu merasa bahwa setiap komentar yg mendukung perlawanan dalam hal ini adalah emosional, seolah hanya anda yg bisa menggunakan akal dan orang lain yg menentang semuanya emosional??
Pada kejadian GAZZA kemarin sudahkah antum semua tahu apa sebab kejadian sesungguhnya?
Siapakah yg memulai perang? Perang tersebut memang sudah direncanakan dan disetting oleh Israel dan mereka tinggal menunggu momentnya, cobalah untuk membaca dari sumber-sumber brigade Al Qassam sendiri dari situs mereka. Anda semua seolah berpikir bahwa Israel orang baik, sehingga mereka tidak akan menyerang kalau tidak diserang. Andaipun kelompok perlawananan di sana tidak pernah ada, maka Israel akan dgn leluasa menduduki seluruh tanah Palestina, lalu kemana orang-orang itu akan tinggal? Apakah negara-negara tetangga mereka mau menampung mereka?? BUkankah ada puluhan ribu pengungsi di Lebanon dan Yordania yg kini terkatung-katung nasibnya, dan tidak juga ada ulama yg membimbing mereka untuk mempersiapkan jihad suatu saat nanti?
Bukti keemosionalan Anda terlihat dari kalimat :
- Sangat naif kalau rumah kita dirampas paksa dan kita disuruh keluar dari kampung kita dan kita hanya menurut tanpa melawan dan memberi keleluasaan pada musuh untuk berjaya, sementara negara tetangga yg mengaku sebagai penjaga dakwah tauhid tetap aman, dan belum mengambil tindakan konkrit untuk membebaskan Palestina sejak tahun 1967.....
- atau hanya cukup mengeluarkan fatwa sambil duduk di ruang berAC lalu memaklumi tindakan penguasa yg hidup bermewah-mewahan dan mengatakan kita masih lemah dan uang yg ada hendaknya dipergunakan saja membangun villa mewah, kenyamanan para raja dan sekedar membangun masjid...
- Pertanyaannya apa yg harus dilakukan oleh kelompok Palestina? Menyerah dgn meninggalkan perkampungan mereka dan membiarkan kelompok Israel mendudukinya seratus persen atau melawan semampunya?......
Saya rasa Anda dapat membaca tulisan Anda dengan baik. Di atas telah saya tuliskan beberapa dalil penjelasan ulama mengenai fase-fase jihad. Sayang sekali Anda tidak memperhatikannya dan justru berpegang pada logika2 tanpa dasar.
Kalau Anda tengok di jaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, siapakah yang mulai berbuat dhalim ? Kaum muslimin atau kafir Quraisy ? Siapakah yang melakukan 'pembantaian' terhadap ahli tauhid di Makkah pada waktu itu ? Siapakah yang mengusir kaum muslimin dari Makkah ? Lantas, apa yang diperbuat oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam saat itu saat kaum muslimin masih lemah ? Qiyas kan dengan kondisi sekarang. Sirah Rasul bukan hanya dibaca untuk pengantar tidur. Tapi padanya ada satu pelajaran yang sangat baik bagi orang-orang yang berakal. Dan alhamdulillah, para ulama telah menuliskan tentang hal itu. Jika mereka (para ulama) dapat mengambil ibrah, mengapa kita tidak ?
Adapun kondisi negara tetangga (ARab khususnya, dan negeri muslim pada umumnya) belum bersatu, maka itu adalah satu realitas. Dan realitas adalah salah satu hal yang menentukan diambilnya satu tindakan hukum. Telah saya sebutkan di atas bahwa persatuan kaum muslimin saat ini sedang koyak.
Jika Anda mengaku tidak sedang berbicara dalam kondisi emosional, saya yakin Anda bisa memahami kondisi ini berdasarkan kaedah-kaedah yang telah diatur syari'at. Sekali lagi, saya yakin itu.....
Baarakallaahu fiik.
Astaghfirullahal 'azhiim. Entah bagaimana caranya saya bisa meyakinkan antum bahwa saya tidak emosional, contoh yg saya sebutkan itu hanya agar kita bisa memahami keadaan yg terjadi di sana. Sebagai orang yg sudah lama membuat kajian ttg sejarah Palestina dan aktif di LSM yg terkait saya paham betul apa yg terjadi, dan saya juga menggali informasi dari teman-teman di HAMAS langsung.
Justru yg keliatan emosional adalah komentar anda sendiri. Saya tidak pernah menjadikan sirah Rasulullah saw sebagai pengantar tidur, apakah anda ingin menganggap bahwa Ahmad YAsin, Ar Rantisi, Shalah Syahadah, Nizar Ar Rayyan adalah orang-orang bodoh yg hanya menjadikan sirah Rasulullah saw sebagai pengantar tidur? TOlong berpikirlah lebih obyektif dan tidak perlu merasa lebih pintar dari orang lain.
Salah satu penyebab jihad menjadi fardhu 'ain adalah ketika musuh sudah menguasai negeri kaum muslimin, bukankah Israel sudah menguasai negeri kaum muslimin sejak pluhan tahun yg lalu? Jadi, orang PALESTINA BERHAK melalukan perlawanan, dan mereka lebih tahu kondisi mereka, karena mereka ada di lapangan.
@anonim
mungkin saudara anonim perlu berpikir ulang kenapa Rasulullah justru hijrah ke madinah saat beliau dan kaum muslimin masih lemah dan menyerang kembali.
Orang Palestina tentu saja berhak berjuang. Kalau saya melihat perjuangan All out seperti masa syaikh Al Qossam dimana seluruh rakyat maju bertempur. meskipun kalah saya pribadi tidak akan menyalahkan siapapun. Itulah jihad.
tapi lihat realita sekarang. Berapa pasukan yang memanggul senjata untuk berperang ? berapa dari rakyat palestina yang lari kesana kemari panik akibat perang menyelamatkan diri ? Artinya yang benar-benar menginginkan perang sepertinya hanya HAMAS saja bukan rakyat palestina. Tahu apa akibatnya, ketika terjadi perang yang mati siapa ? ribuan rakyat palestina yang memegang senjata melawan israel pun tidak dan Hamas justru berlindung dibelakang mereka. Bukankah ini fakta ?
Mundur untuk menyusun kekuatan bukanlah hal yang tercela. Kalau memang secara hitung2an kita kalau jauh sekali tidak pasti harus memaksa.
keinginan saya cuma satu, kalau HAMAS tidak mau bersabar maka majulah kedepan lawan yahudi dan jangan lari kebelakang bersembunyi dirumah2 rakyat palestina. Jika HAMAS gugur karena itu semoga Allah menjadikan yang berjuang sebagai orang yang syahid
Maaf, dari mana antum mendapat informasi VALID bahwa HAMAS lari berlindung di balik rakyat mereka? Ana pernah tanya langsung orang HAMAS yg ada di sana, tidak pernah ada fakta seperti itu. Saya harus percaya sama dia atau sama anda ya?
Pertanyaan berikutnya mau mundur kemana? MEsir ngak mau nerima, Lebanon ogah, apalagi Saudi, terus mau kemana?
Kejadian perang kemari itu Israel mau menyerang karena memang perjanjian gencatan senjata sudah berakhir dan HAMAS masih mau berunding, tapi ada beberapa syarat yg HAMAS tidak mau.
coba cek di sini: http://www.saaid.net/mktarat/flasteen/206.htm
@anonim, mungkin lain kali tanya orang palestina yang non HAMAS jangan tanya ke HAMAS (Tuh di komentar Abu Farhan khan ada orang palestina yang non HAMAS tidak pulang ke kampung halaman). Biar bisa lihat lebih jelas.Kalau antum cuma tanya ke HAMAS ya jawabnya seperti itu. Tidak lihat fakta ribuan orang kebingungan mencari perlindungan karena kota dibombardir roket Yahudi ? Itu di kota akh isinya rakyat semua. Itupun HAMAS masih ngaku menang akh. Akal sehat mana yang percaya HAMAS menang sedangkan ribuan rakyat mati dan hanya segelintir pasukan Yahudi yang mati ?
Saya dulu mengkritik teman saya ketika membela hamas bahkan ribuan nyawa rakyat yang gugur dianggap sebagai pengorbanan. Dan beralasan gerilya seperti jendral sudirman. Jauh sekali, jendral sudirman bergerilya di hutan2 bukan sembunyi di desa-desa. Tak pernah jendral sudirman bersembunyi diantara rakyat.
"Pertanyaan berikutnya mau mundur kemana? Mesir ngak mau nerima, Lebanon ogah, apalagi Saudi, terus mau kemana?"
lha khan sudah saya bilang kalau memang merasa terpojok dan harus berjuang maka berjuanglah di garis depan atau bahkan menyerang yahudi laknatullah jangan perang dikota yang isinya rakyat palestina. Apakah HAMAS berani ? jika berani seperti itu maka saya mendukung HAMAS 100%, jika tetap melibatkan rakyat apalagi mengkalim menang "dengan ribuan rakyat mati" jangan harap saya memberikan dukungan.
"SEKALI LAGI KALAU HAMAS MEMANG BERANI SILAKAN MAJU LAWAN YAHUDI DI GARIS DEPAN TANPA MELIBATKAN RAKYAT YANG TIDAK IKUT BERPERANG MAKA SAYA DUKUNG HAMAS 100% ENTAH MENANG ATAU KALAH". Ini juga tantangan yang saya berikan ke teman saya yang mendukung HAMAS. Atau antum mau menyampaikan tantangan saya ke HAMAS nanti saya lihat bukti keberanian mereka
Kalau saya perhatikan komentar anda di atas kayaknya anda sangat menginginkan HAMAS hancur, yg namanya orang perang pasti dia akan bersembunyi di balik gedung-gedung.
Gazza itu kecil boss, tidak ada hutan buat bergrilya ya kalau maju ke depan semua sama saja dgn menyerahkan nyawa ke ISrael. Anda mirip sekali dgn agen Yahudi (hanya mirip lho bukan menuduh).
Kalau saya ketemu dgn orang PAlestina yg tidak mau berjuang saat negerinya diserang seperti yg diceritakan Abu Farhan itu mungkin bisa saya LUDAHI MUKANYA.
Kita, yg berada di sini daripada menyalahkan apa yg dilakukan mereka yg di sana lebih baik fokus pada perjuangan kita. Yahudi selamat dari tangan kita, mengapa saudara kita sesama muslim tidak selamat dari kecaman kita? Jangan jadi penonton sepak bola yg bisanya hanya berkomentar. Kalau memang anda ingin berjuang melalui pembenahan akidah yg silahkan tanapa perlu menyalahkan orang yg berjuang dgn senjata.
Berbagai siaran televisi juga sudah jelas kok bahwa rakyat GAZZA SEBAGIAN BESAR mendukung perjuangan bersenjata dan itu terungkap dgn berbagai siaran dari Al JAzeera dan lain-lain, belum lagi berita di koran-koran Mesir.
Atau anda nontonnya televisi Israel kali??
@anonim, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan tentang HAMAS yg antum tuduh tidak berani. Permasalahan palestina bukanlah masalah sederhana yg ada dalam otak antum. Terlalu kecil bagi kita untuk menilai keberanian HAMAS, bahkan keberanian kita pun tidak ada seujung kukunya jika dibanding dengan pengorbanan mereka.
Apakah antum sudah bertanya kepada seluruh rakyat palestina, kepada siapakah urusan mereka sebaiknya diserahkan? Kalau boleh berkaca pada hasil pemilu lalu, maka sebagian rakyat palestina mempercayai HAMAS yg menjadi pengayom mereka.
Wajib bagi mereka untuk mempertahankan setiap jengkal tanahnya dari aneksasi orang2x kafir. Pengorbanan mereka lebih dari sekedar sindiran atau hinaan, tapi kehilangan nyawa adalah harga mutlak yg harus dipertaruhkan.
Dari segi jumlah dan perlengkapan perang, HAMAS ada dalam kondisi yg sangat minim dibanding dengan persenjataan Yahudi. Shg wajar jika mereka menyatakan 'kemenangan' karena Yahudi tidak berhasil dalam menguasai GAZA. Kehinaan utk yahudi itulah yg menjadi penilaian kemenangan HAMAS dan Pejuang Palestina lainnya. Justru saat itulah waktu yg tepat untuk menunjukkan kehinaan kaum yang dilaknat Allah swt tersebut untuk diumumkan kepada seluruh dunia. Cuma sayang, antum lebih beranalogi lain yg justru secara tidak langsung lebih memilih alur berfikir musuh Islam (disadari atau tidak)...
"Apakah antum sudah bertanya kepada seluruh rakyat palestina, kepada siapakah urusan mereka sebaiknya diserahkan? Kalau boleh berkaca pada hasil pemilu lalu, maka sebagian rakyat palestina mempercayai HAMAS yg menjadi pengayom mereka."
anda benar saat itu rakyat palestina mempercayai HAMAS untuk membuat perubahan yang lebih baik perbandingan waktu itu adalah dibanding dengan mereka yang cenderung ke arah sekuler. Tapi apakah itu pikiran rakyat palestina saat ini ? Ingat bahwa sebuah psikologi wajar kalau rakyat kecewa terhadap sesuatu maka mereka akan mengambil kesempatan lain yang belum pasti yaitu HAMAS agar mereka lebih baik. Jadi ingat pesan2 waktu pemilu kita lho, jika tidak ada yang baik pilih yang terbaik diantara yang ada
sekali lagi kalau HAMAS berperang dengan YAHUDI tanpa melibatkan rakyat yang tidak mau ikut berperang maka saya dukung HAMAS melawan YAHUDI. Ingatlah perkataan saya dengan baik-baik, "JIKA HAMAS BERPERANG MELAWAN YAHUDI TANPA MELIBATKAN MEREKA YANG TIDAK MAU BERPERANG MAKA SAYA MENDUKUNG HAMAS. SAYA TIDAK AKAN MENDUKUNG KALAU HAMAS MASIH MENYEBABKAN RAKYAT PALESTINA BANYAK YANG MENINGGAL KECUALI RAKYAT SECARA ALL OUT PERANG BERSAMA HAMAS".
"Dari segi jumlah dan perlengkapan perang, HAMAS ada dalam kondisi yg sangat minim dibanding dengan persenjataan Yahudi. Shg wajar jika mereka menyatakan 'kemenangan' karena Yahudi tidak berhasil dalam menguasai GAZA. Kehinaan utk yahudi itulah yg menjadi penilaian kemenangan HAMAS dan Pejuang Palestina lainnya. Justru saat itulah waktu yg tepat untuk menunjukkan kehinaan kaum yang dilaknat Allah swt tersebut untuk diumumkan kepada seluruh dunia"
anda yakin itu kemenangan ?. Dulu teman sayapun mengatakan demikian dan menganggap kematian ribuan rakyat hanyalah sebuah pengorbanan seperti anda dan saya jawab "lebih baik saya mati daripada saya mengaku kemenangan diatas ribuan jasad-jasad saudara saya".Apalagi anda mengatakan HAMAS adalah pengayom rakyat harusnya bukan menyebabkan ribuan rakyat meninggal. Terserah kalau anda menganggap saya berpikir seperti musuh islam.
dan saya tunggu lho kalau HAMAS harus melawan Yahudi berikutnya akan saya lihat masih banyakkah rakyat yang tidak ikut berperang menjadi korban ataukah HAMAS maju digaris depan sebagai benteng rakyat dari serangan Yahudi. Tunjukkan kepada saya kalau HAMAS benar2 pemberani seperti syaikh izzuddin Al Qossam , walaupun tinggal sedikit terus maju melawan Yahudi walaupun kalah. Kalau HAMAS bisa melakukan ini masa tidak ada alasan saya tidak mendukung HAMAS berperang melawan YAHUDI. Bagaimana akh, adil bukan ?
@anonim, seperti yg ana sudah sampaikan sebelumnya kepada Antum.. Bahwa permasalahan Palestina tidak semudah apa yang ada di otak antum. Bahwa sebagian besar rakyat Palestina berharap kepada HAMAS faktanya adalah YA.. Minimal pemilu lalu telah membuktikannya. Apakah saat ini mereka masih berharap? Wallahu'alam.. ana tidak berani menyimpulkan. Tapi kepada siapa selain HAMAS mereka akan berlindung kelak.. Juga tidak ada yg tahu, sekulerkah (yg mereka sdh merasakan kebohongan, korupsi, dll).. syi'ah kah (bgm menurut antum?).. atau yahudi sekalian (yg dengan mata kepala sendiri mereka melihat pembunuhan,perkosaan dan tindakan bengis lainnya), atau lainnya.. silakan antum pilih..
Hanya saja, logika berfikir mereka tidak sama dengan cara berfikir antum disini. Disini antum bisa Golput silakan.. milih a silakan.. b pun silakan.. Tidak akan berpengaruh terhadap nyawa anak antum, keperawanan anak gadis antum (maaf), rumah tinggal antum dll. Coba rasakan itu akhi..
Lalu antum meminta, HAMAS maju berperang kemedan pertempuran di garis depan.. Karena antum berpikir HAMAS pengecut, berlindung dibalik rakyat dan sangkaan lain yg ada di otak antum..
Sekali lagi ana sampaikan, masalah palestina tidak semudah yg ada di otak antum. Mungkin antum bisa memberi ribuan dalil dan tidak ada satupun yg salah dari dalil itu. Tapi realitasnya tidak semudah itu penerapannya akhi..
Persenjataan HAMAS sangat minim, pembuatan roket pun hanya dari lempengan besi bekas.. Sementara Yahudi.. pesawat mereka punya, pesawat tanpa awak juga punya, tank mereka lengkap, rudal ribuan kali lebih canggih dari HAMAS, asupan dana dari AS tak terbatas. Lalu antum katakan pertarungan usulan antum itu ADIL..?????
HAMAS tahu diri akhi dengan keterbatasan mereka, coba lihat ketika Yahudi akhirnya menarik pasukan dari GAZA, apakah HAMAS terus menerus memborbardir YAHUDI dengan rudal sederhananya? Tidak akh... karena mereka paham, sebatas mereka tidak berhasil mencaplok GAZA, itu sudah cukup bagi mereka.
Jadi, sekali lagi masalah Palestina, tidak sesempit apa yg ada di otak antum....
Sekali lagi saya katakan anda berkomentar seperti terlahir di zaman pedang. Sekarang orang perang pakai bom. Andai saja perang masih pakai pedang tentu HAMAS sudah maju ke medan tertentu seperti di masa Rasulullah, ada perjanjian ketemu di Badar, Uhud dan lain sebagainya.
Ya kalau jaman sekarang Israel itu baik ada atau tidak ada HAMAS dia tetap saja akan bunuh orang. COba anda baca sejarah pembantaian Sabra dan Satila, apa waktu itu anda juga mau menyalahkan HAMAS??
Lalu anda sendiri apa yg telah anda lakukan, atau hanya bisa mengecam tanpa ada solusi.
Ohya , mungkin Israel akan sangat berterimakasih kepada anda.
@anonim, sudah saya kira anda akan berkomentar seperti itu apalagi menyebut israel mungkin akan berterima kasih kepada saya. Inalillahi. Kita lihat diakhirat ucapan anda ini. Terima kasih juga sudah memberikan "Otak" kepada saya. Dan terima kasih juga telah menyempit-nyempitkan otak saya.
"Tapi kepada siapa selain HAMAS mereka akan berlindung kelak". Insyalalah jawabannya kepada Allah tanpa kehendak Allah HAMAS hanyalah makhluknya. Saya tahu akhi di palestina itu banyak faksi dan HAMAS salah satunya. Masih Ingat salah satu faksi yang beberapa waktu lalu diserang HAMAS saat mencoba mendirikan negara islam ?. Itu salah satunya dan masih ada yang lainnya. Ingat janji Allah Ya Akhi bahwa dipalestina akan muncul Al Thaifah Al Mansyurah yang kekuatannya bisa menyuramkan muka-muka orang-orang Yahudi bukan hanya menyuramkan secara semu. Semoga golongan tersebut segera muncul dan saya hanya bisa berdakwah sesuai kapasitas saya. Saya hanya bisa selalu menghindari membeli produk-produk Yahudi ya akhi. Saya hanya bisa untuk tidak mengadopsi pemikiran-pemikiran orang Yahudi ya akhi termasuk demokrasi, saya hanya bisa memberikan doa dan harta saja Ya Akhi.
"Lalu antum meminta, HAMAS maju berperang kemedan pertempuran di garis depan.. Karena antum berpikir HAMAS pengecut, berlindung dibalik rakyat dan sangkaan lain yg ada di otak antum.."
Saya tahu keadaan palestina bukan hal mudah. apa anda pikir hanya anda yang tahu masalah ini. Anda pun juga tahu diri kalau HAMAS persenjataanya kalah jauh dengan Yahudi. Saya hampir menangis ya akhi ketika teman saya mengatakan bahwa pengorbanan ribuan nyawa rakyat ternyata berguna untuk menyatakan kemenangan "semu" HAMAS. Dengan bangga lagi. Innalillahi."mohon maaf kalau saya mengatakan HAMAS bersembunyi dibalik rakyat" mungkin maksud ungkapan saya dipahami berbeda dengan penangkapan antum. Yang saya maksud HAMAS kalau mau berperang dengan YAHUDI maka ya silakan saja tapi JANGAN PERNAH BERPERANG DIBARISAN RAKYAT YANG TIDAK MAU BERPERANG. Mengenai keadaan rakyat bagaimana saya serahkan kepada Allah. Tidak ada jaminan bahwa kalau ada HAMAS keadaan rakyat Palestina lebih baik. Kalau sekarang rakyat bisa mati ribuan padahal katanya HAMAS melindungi mereka tapi melindunginya bareng-bareng dibarisan rakyat ?. Masih ingat syaikh Izzuddin Al Qossam ya akhi. Berapa jumlah orang terakhir berperang melawan YAHUDI. sedikit sekali ya akhi persenjataannya pun sederhana ya Akhi. Pernah melihat beliau karena senjata sedikit terus berperang sambil mengorbankan rakyat yang tidak mau ikut berperang ya akhi ?. Demi Allah beliau tetap maju ya akhi. Itu kalau HAMAS mau maju terus berperang, kalau HAMAS mau bersabar mencoba menyusun kekuatan ini adalah lebih baik.
mungkin coba kaji pepatah jika engkau fokus mencari rusa, maka engkau tidak menemukannya. Tetapi lihatlah gunung maka engkau akan melihat rusanya. Ini cuma pepatah akhi bukan hadits apalagi Al Qur'an, tapi mungkin maksudnya bisa direnungkan
"Persenjataan HAMAS sangat minim, pembuatan roket pun hanya dari lempengan besi bekas.. Sementara Yahudi.. pesawat mereka punya, pesawat tanpa awak juga punya, tank mereka lengkap, rudal ribuan kali lebih canggih dari HAMAS, asupan dana dari AS tak terbatas. Lalu antum katakan pertarungan usulan antum itu ADIL..?????"
jadi menurut antum lebih baik rakyat-rakyat palestina yang mereka angkat senjatapun tidak ribuan diantara mereka meninggal lebih baik dari pada HAMAS maju berperang melindungi mereka dibarisan depan ?. Apakah sekarang rakyat palestina terlindungi ? bagaimana anda yakin terlindungi ?
mungkin cukup sampai disini tanggapan saya karena saya pikir akan muter-muter saja masalah ini dan berdebat sesuatu yang berputar2 bukanlah hal yang baik. mohon maklum dan mohon maaf jika ada kata yang salah baik itu kesalahan saya maupun karena antum salah tanggap
Ya akhi, sekarang saya tanya ente, apa yg harus dilakukan rakyat Palestina?? Menyerahkan senjatanya kepada Yahudi? BErulang kali ente mengatakan hendaknya HAMAS menahan diri. Bung baca berita yg bener, saya sudah tanya langsung ke orang HAMAS bahwa mereka selalu menahan diri, anda jangan cuma baca berita dari media-media barat dong.
Lalu, apakah anda berpikir kalau tidak ada HAMAS Israel akan berhentu membunuh? Lihat di Tepi Barat sana, tetap saja ada penangkapan dan pembunuhan meski tidak ada HAMAS. Lihat apa yg dilakukannya di SABRA dan SATILA, waktu itu HAMAS belum ada, tapi ribuan orang mati tanpa PERLAWANAN.
Maaf Bung, HAMAS tidak perlu dukungan orang-orang seperti Anda, karena mereka akan terus berjihad dan tidak peduli dgn CELAAN orang-orang yg suka MENCELA.
Kalau memang kelompok Anda mau membina para pengungsi Palestina yg berhijrah, lihat di perbatasn Lebanon sana, sudah puluhan ribu orang mengungsi apa ada ulama Anda ke sana untuk mengajari mereka supaya tidak mencukur jenggot dan tidak bercelana isbal??
Wah tiba-tiba artikel ini banyak dikomentari, padahal sudah lama diposting?
Saya pikir setiap orang memang punya pendapat masing-masing dalam hal ini, sehingga tak ada salahnye berbeda pandangan tetapi tetap dalam koridor dalil yg syar'i dan jauh dari emosi.
Abu Al Jauzaa punya pandangan tersendiri dalam masalah ini dan telah menuliskan pandangannya, maka yg kontra juga dipersilahkan menuliskan pandangannya dgn dalil-dalil yg syar'i tentunya.
Saya pribadi tidak sependapat dgn Syekh Abu Al Jauzaa dalam hal ini, dan insya Allah akan menuliskan opini saya di blog saya pula insya Allah.
@saudara Anshari Taslim, saya sependapat dengan anda dalam hal ini meskipun saya tidak tahu apakah anda sepakat dengan pemikiran saya
@saudara anonim, sebenarnya saya sudah mengingatkan akhlak antum dengan sindiran tetapi sepetinya antum tidak paham. saya disini hanya menjelaskan lebih detail saja dan bukan mendebat antum lagi karena dengan sifat antum yang mudah menuduh ini itu saya pribadi berpikir tidak akan efektif diskusi ini.
dalam pikiran saya keadaan Palestina memang sulit, dalam kondisi ini secara sederhana pilihan ada 3 kemungkinan bagi HAMAS.
1. bersabar meskipun dalam kondisi diprovokasi. Kalau anda berpikir kalau HAMAS bersabar kemudian israel cuma diam diri karena HAMAS bersabar anda salah besar. Saya tahu sekali bahwa Yahudi tidak akan tinggal diam dan akan terus melakukan provokasi dan bisa jadi jatuh korban. Saya tahu betul itu. Anda sudah baca sejarah SABRA dan SATILA khan ? sudah memperkirakan konstelasi politik masa masa SABRA dan SATILA ? dan membandingkan dengan Konstelasi politik YAHUDI pada masa sekarang ?. Anda katanya lebih tahu tentang keadaan sana jadi tidak perlu saya perinci detail permasalahan bagaimana cara bersabarnya. Jadi pertanyaannya adalah kalau kita bersabar berapa kerugian kita dan kalau kita berperang berapa kerugian kita. Harap dipahami benar-benar maksud saya
2. HAMAS berperang akan tetapi dibarisan rakyat (bercampur bersama rakyat. Dengan resiko banyak rakyat yang wafat saat perang berlangsung tetapi pertahanan HAMAS akan lebih kuat. Saya pribadi tidak akan memilih opsi ini.
3. HAMAS berperang digaris depan dengan resiko kalah telak. Saya sengaja memberi contoh Syaikh Izzuddin Al Qossam dalam pertempuran terakhir karena dalam pertempuran itu beliau juga kalah bukan menang
Anda menuduh saya hanya membaca berita-berita barat saja itu terserah antum saja. Sulit sekali rasanya saya menasehati antum hanya membantah apa yang saya katakan saja dan jangan membuat tuduhan diluar itu. Darimana antum tahu saya hanya membaca berita dari barat saja ?
lalu anda bertanya kepada saya , apakah kalau HAMAS bersabar israel tidak akan berhenti membunuh. Jawabannya sangat kecil kemungkinan. Saya sangat tahu itu. Hanya saja saya mempertimbangkan mana mafsadatnya yang lebih kecil dengan keadaan politik saat ini.Anda sekali lagi bertanya bagaimana rakyat palestina jika tidak ada HAMAS, maka saya serahkan kepada Allah, Saya tahu sulitnya kondisi disana karena itu saya mengatakan demikian. Apakah dengan adanya HAMAS akan lebih baik atau tidak HANYA ALLAH YANG TAHU dan saya harap anda tidak menyombongkan diri karena ini.
kemudian anda mengatakan kok tidak ada ulama "salaf" yang kesana ? . Untuk terakhir ini terpaksa saya berucap Innalillahi. Saya sudah menasehati antum dengan sebuah pepatah "
jika engkau fokus mencari rusa, maka engkau tidak menemukannya. Tetapi lihatlah gunung maka engkau akan melihat rusanya
". Tapi sepertinya antum terlanjur emosi hingga tidak bisa memahami kata2 saya dengan baik. Lihat lagi dengan baik apakah ada salafi disana ? kalau anda melihat rusa pasti tidak menemukannya kalau anda melihat gunung ?. Mungkin antum coba mengingat lagi di palestina hanya ada HAMAS kah ? atau ada faksi-faksi lain ? siapa faksi-faksi itu
sebagai contoh :
antum bilang saya mengatakan HAMAS PENGECUT padahal saya mengatakan KALAU HAMAS BERANI DIBARISAN DEPAN MELAWAN YAHUDI karena opsi dua memang tidak menjadi pilihan saya. Kalau antum tanya pada saya berani nggak saya maju dibarisan depan (saat ini) melawan Yahudi. Maka saya jawab tidak. Apakah saya pengecut ? Saya beri contoh lebih konkrit lagi kebetulan ada sepuluh orang yang mau mencelakan saya. Saya tahu bahwa saya tidak mampu melawan mereka kemudian saya lari. Apakah saya penegecut ? Saya sudah biasakan untuk membuat kalimat secara detail bukan global sehingga saya tidak mengatakan HAMAS PENGECUT TAKUT LAWAN YAHUDI yang bersifat global akan tetapi menyatakan KALAU HAMAS BERANI KE GARIS DEPAN SAYA MENDUKUNG 100%. Saya dengan sengaja membuat pernyataan spesifik agar bisa dipahami tetapi sepertinya emosi antum lebih besar.
Kalau antum angap kritikan cara berperang HAMAS adalah celaan maka itu hak antum saya tidak bisa berbuat apa2. Semoga mereka yang gugur dipalestina dimuliakan Allah.
semoga penjelasan ini bisa menjelaskan apa yang saya maksud.
to @anonim..
.... sudah saya kira anda akan berkomentar seperti itu apalagi menyebut
israel mungkin akan berterima kasih kepada saya. Inalillahi...
sementara antum sebelumnya mengatakan
Apalagi anda mengatakan HAMAS adalah pengayom rakyat harusnya
bukan menyebabkan ribuan rakyat meninggal. Terserah kalau anda
menganggap saya berpikir seperti musuh islam.
Pernyataan antum kontradiktif dan terburu-buru sekali.. Maka sebaiknya antum
menahan diri dari menuduh HAMAS dgn stigma negatif.
Saya tahu akhi di palestina itu banyak faksi dan HAMAS salah
satunya...
Saya tahu keadaan palestina bukan hal mudah. apa anda pikir hanya anda
yang tahu masalah ini...
Bagus kalau antum tahu masalah palestina, berarti antum juga tau bahwa yg
memegang senjata disana bukan hanya HAMAS. Termasuk jika ada
serangan penembakan roket ke Yahudi, antum harus pahami bahwa itu bisa
datang dari siapa saja. Cuma sayang, ketika HAMAS melakukan
pembersihan terhadap penggunaan senjata, ada sebagian pihak dengan
perasaan sok tahu menuduh HAMAS telah melakukan penyerangan thd
saudaranya. Sementara pada sisi lain ketika ada serangan roket ke Yahudi,
HAMAS dituduh terburu-buru dan tidak mau bersabar. Ini yg ana maksud
bahwa masalah Palestina tidak sekecil apa yg ada di otak antum..
Ingat janji Allah Ya Akhi bahwa dipalestina akan muncul Al Thaifah Al
Mansyurah yang kekuatannya bisa menyuramkan muka-muka orang-orang
Yahudi bukan hanya menyuramkan secara semu
Antum punya hak untuk melakukan apa saja selama masa penungguan janji
Allah tersebut. Tapi jangan antum hina para pejuang di palestina yang memilih
masa penantian mereka dengan pengorbanan darah dan airmata mereka.
Karena itu adalah sebuah pilihan yang harus mereka tempuh. Meskipun hal itu
tidak menghentikan mereka utk tholabul ilmi, menjadi hafidz quran, menghafal
hadits.. (sebagaimana kabar yg ana dapat dari teman sepulang dari tugas
sebagai wartawan disana).
mungkin cukup sampai disini tanggapan saya karena saya pikir akan
muter-muter saja
Masalah ini tidak akan berputar-putar kalau antum melepaskan cara berfikir
antum dari belenggu kelompok/golongan. Sama halnya begitu luasnya cara
pandang antum kalau ditanya "mengapa kerajaan saudi begitu mesra dengan
AS, padahal ribuan darah kaum muslimin (yg selalu antum ingin lindungi)
tumpah karena perpanjangan tangan AS? Dimana peran para ulama saudi?"
Maka antum akan sertakan dalil berikut situasi kondisi di saudi sana.. Tapi
kenapa antum tidak gunakan itu untuk Palestina dan HAMAS..???
mohon maklum dan mohon maaf jika ada kata yang salah baik itu
kesalahan saya maupun karena antum salah tanggap
Ana juga mohon maaf jika ada kesalahan. Bagi ana (yg tidak terlalu banyak
tau medan di palestina) diam seribu kali lebih baik ketimbang bicara stigma
negatif terhadap mereka yg sedang berjihad di Palestina...
Saya sebenarnya sengaja menahan diri untuk tidak mendiskusikan ini lebih jauh, karena saya sadar ini adalah masalah yang sensitif. Sudah terlanjur tersebar satu opini dan keyakinan bahwa kita harus 'melawan'. Oleh karena itu, segala hal yang berbeda, tentu saja akan disikapi dengan kontra, apapun bentuk perkataan dan alasannya....
@Anonim,......
Benar kata Anda bahwa tidak melawan pun Zionis Yahudi tetap akan menindas dan membunuh kaum muslimin. Namun jika Anda memikirkan, bagaimana kalkulasi untung ruginya. Kita lihat saja contoh kongkrit hasil serangan Zionis Yahudi di awal tahun lalu. Contoh di Lebanon, dan juga yang lainnya juga bisa. Apakah dengan perlawanan sebagian rakyat Palestina (baca : HAMAS) itu menyebabkan kemaslahatan yang lebih besar ? Berapa jumlah kaum muslimin yang terbunuh dalam peperangan itu ? Berapa jumlah bangunan dan gedung yang hancur ? Silakan kalkulasi. Jika memang perlawanan tersebut memang terdapat kemaslahatan yang nyata dibandingkan menahan diri, maka silakan Anda tetap berpendapat dengan pendapat Anda.
Itu pertama.
Kedua,... bagaimana kesiapan kita - kaum muslimin Palestina pada khususnya - untk melawan Yahudi ? Persatuan, peralatan perang, dan kokohnya bangunan Islam ? Apakah Anda tidak ingat bahwa di sela-sela perlawanan terhadap Yahudi Zionis, ternyata Hamas dan Fattah berkelahi sendiri. Belum lagi faksi-faksi yang lain. Kita tidak usah memperdebatkan siapa yang benar dan siapa yang salah dalam hal itu. Namun yang menjadi fokus saya, persatuan kaum muslimin di sana adalah sangat lemah. Sangat rapuh. Tolok ukur hasil Pemilu pun bukan berarti seluruh elemen rakyat mendukung Hamas dan mendukung pula segala perlawanan mereka. Tidakkah Anda pernah baca bahwa banyak rakyat Palestina mengeluh dan menyesalkan tindakan Hamas ? Kalau memang semua atau sebagian besar rakyat Palestina mendukung Hamas untuk berjihad (dan berpikir untuk berjihad), saya pikir yang maju ke medan perang lebih besar dari yang ada sekarang. Namun kenyataannya tidak bukan ?
Tentang masalah persiapan fisik, termasuk tentara, peralatan perang, dan logistik. Apakah memang itu sudah memungkinkan untuk menghadapi Yahudi Zionis ? Bicara masalah ini tentu satu keniscayaan untuk mempertimbangkan maslahat dan mafsadat.
Saya pikir, kita jangan terlalu berpegang kevalidan propaganda peperangan, baik dari pihak kaum muslimin atau Yahudi. (walau menurut syari'at, propaganda itu memang diperbolehkan). Misal : Ada informasi bahwa tank Merkava Israel banyak yang hancur karena hanya ditembaki dengan senapan Mujahidin - kemudian dijadikan dasar bahwa kekuatan kita 'seimbang' dengan Yahudi. De el el.
Apalagi jika kita melihat peperangan di Palestina adalah model perang kota....
Saya juga melihat ada sinisitas tentang kata 'hijrah'. Beredar informasi bahwa hijrah di sini maksudnya menyuruh Palestina kosong mlompong. Padahal bukan itu.... hijrah pada tempat yang lebih aman yang bisa menegakkan Islam secara lebih bebas. Kalau saya tanya pada Anda, adakah rakyat Palestina - akibat penjajahan Yahudi - tidak bisa menjalankan kewajibannya secara sempurna. Misalnya, tidak bisa shalat berjama'ah (termasuk shalat Jum'at), tidak bisa mengerjakan haji, tidak bisa mencari nafkah, de el el. ? Kalau Anda jawab tidak ada, maka ini menyalahi realitas. Kita tahu bahwa secara umum penduduk Palestina adalah tertindas. Allah telah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
إِلا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْتَدُونَ سَبِيلا
فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun" [QS. An-Nisaa' : 97-99].
Adakah rakyat Palestina yang tertindas sebagaimana yang difirmankan Allah ta'la menurut Anda ?
Adapun perkataan Anda :
Kalau memang kelompok Anda mau membina para pengungsi Palestina yg berhijrah, lihat di perbatasn Lebanon sana, sudah puluhan ribu orang mengungsi apa ada ulama Anda ke sana untuk mengajari mereka supaya tidak mencukur jenggot dan tidak bercelana isbal??.
Saya pikir Anda terlalu berlebihan mengatakan itu. Anda mengatakan bukan dalam maksud bertanya, namun - dari gaya bahasanya - adalah menunjukkan sinisitas.
Tidak tahu, bukan berarti tidak ada. Di sana ada Syaikh Hisyam Al-'Arifiy. Beberapa kali Syaikh Saalim Al-Hilaaliy pun mengunjungi kaum muslimin Palestina. Dan yang lainnya. Selain itu, kewajiban menegakkan tauhid dan sunnah bukan hanya kewajiban "kami". Namun juga Anda dan seluruh elemen masyarakat yang punya kemampuan untuk itu. Lebih khusus lagi, ikhwan-ikhwan Palestina sendiri. Hamas salah satunya. Mungkin jika 'hanya satu orang' dari sekian juta penduduk Palestina berpikiran seperti Anda, itu dapat 'diabaikan'. Namun jika pikiran-pikiran itu yang mendominasi, seperti apakah gambaran penduduk Palestina ?
Anyway,...saya pikir pendapat di atas merupakan transformasi dari dua pemikiran yang berbeda. Setelah komntar ini, saya tutup komentar lainnya, karena saya pikir hanya akan berulang-ulang.
@Pak Anshariy, silakan saja, lha wong pada di dunia real saja sudah kelihatan berbedanya kok.....piss.
Sebenarnya tujuan jangka panjang dan pendek dari artikel ini apa?
Toh kita tidak ada di sana jadi kita tidak terlibat dalam jihad itu, jadi bukan salah bangsa Indonesia, melainkan salah HAMAS (menurut penulis artikel ini tentunya). So kita mau apa?
Ngomong di pengajian-pengajian guna menjelek-jelekkan HAMAS sebagai pihak yg bersalah, dan memaklumi tindakan Israel?
Atau kita mau meminta kepada semua umat Islam agar memerangi HAMAS dna kelompok perlawanan dan meminta semua mereka yg ada di Palestina untuk meletakkan senjata?
Israel ingin menguasai GAZA sebagaimana yg sudah dibuat dalam peta negara Zionisme, artinya kalau tidak mau dibunuh, maka tolong serahkan GAZA kepada Israel dan orang-orang Arab di sana silahkan keluar mengungsi kemana saja yg mereka inginkan.
Bukankah menolak mafsadat supaya tidak dibunuh lebih didahulukan daripada mengambil manfaat berupa mempertahankan harta dan rumah tinggal? Bukan begitu Abu Al-Jauza?
Tolong komentar ini dimoderasi, supaya ada perimbangan.
Tidak nyambung, begitulah yang saya simpulkan dari komentar Anda. Tidak ada yang baru, hanya mengulang komentar sebelumnya.
Silakan baca kembali artikel di atas, karena itu sudah menjawab apa yang Anda tanyakan.
saya sama sekali tidak melihat ada maksud, baik secara dhahir maupun bathin dari Ustadz Abul Jauza untuk "mengharamkan" jihad di Palestina menghadapi Yahudi.
beliau justru ingin mengarahkan agar jihad dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah sesuai syariat, bukan jihadnya orang bodoh tanpa ilmu.
saya yakin bahwa niat ikhwah yang ingin berjihad kesana itu baik, namun niat baik saja tidak akan mengubah kemungkaran menjadi kebaikan, kecuali disertai dengan tata cara yang baik pula.
Subhanallaah, setidaknya disini kita lihat, bahwa semangat kaum muslimin untuk berjihad itu ada, dan tidak hilang. Saya sependapat dengan @Muhammad bin Hanafiyah... sebagaimana dengan segala ibadah kita kepada Allaah, akan diterima dan menghasilkan akibat yang baik di akhirat kelak, ialah melalui petunjuk dan kaidah yang ada. Maka, soal jihad pun seharusnya demikian...
Wa Allaahu A'lam...
Masalah yang disebabkan Israel adalah masalah KEMANUSIAAN YANG UNIVERSAL. Setiap orang yang punya rasa kemanusiaan pastilah menentang Israel. Tapi kok adaaaaa saja orang-orang idiot yang mendukung Israel semacam ini:
http://www.kaskus.us/showpost.php?p=439914256&postcount=3841
Apa dia tidak punya rasa kemanusiaan? Orang-orang semacam itu selayaknya dilempar ke arena colloseum buat dimakan singa. Dan Kaisar Romawi memerintahkan: KELUARKAN SINGA-SINGANYA!
seiring berjalannya waktu, apa yang ditulis Abu Al-Jauzaa' ternyata tidaklah salah... akhirnya HAMAS menempuh cara perundingan (meskipun bnyk hambatan).. wah Anonim2 yg dlu menjelek2an Abu Al-Jauzaa' lewat komentarnya mungkin malu ya klo sekarang membaca tulisan ini lagi..
assalam ust Abul Jauzaa' antum kelihatannya tastadillu fie ghairi makanihi. antum mengqiyaskan sesuatu yang tidak sesuai. qadhiyatu filisthin perlu di apresiasikan positif. jangan melemahkan semangat jihad mereka dengan kulaimatukum yang tidak komprehensif melihat permasalahan Palestina.antum melihat perspektif tentang Palestina dari satu sisi saja (dari salafi) sehingga tidak objektif.orang yang memberikan fatwa itu harus melihat permasalahan dengan sempurna. hati2 Palestina itu milik seluruh umat Islam, jangan lukai hati mereka dangan statemen antum.
@ saudaraku Anonim 27 Februari 2012 10:55,
Siapa yang melemahkan semangat jihad...?
Kenapa pula umat harus terluka hati mereka..?
Bukankah beliau justru ingin mengarahkan agar jihad dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah sesuai syariat,
yang insyaallah akan menghantarkan rakyat palestina & umat muslim PADA KEJAYAAN.
Bukan jihadnya orang bodoh tanpa ilmu yang justru akan menghancurkan rakyat palestina & kita semua
PADA KEKALAHAN.
Kalimat antun halus tapi nampaknya penuh dengan maksud-maksud kurang baik dibaliknya..
Assalamu'alaikum. Ustadz, kalau menggunakan pola pikir seperti masalah palestina diatas berarti hukum jihad di Suriah tidak masyru'? Mengingat banyaknya jumlah korban yang mencapai kurang lebih 50 ribu, dari informasi terakhir yang saya dapat. Sebenarnya apa hukum jihad di Suriah menurut para Ulama?
Wa'alaikumus-salaam.
Apakah logika yang terbaca dalam benak antum dari tulisan di atas semata-mata adalah kalkulasi jumlah korban ?. Kalau iya, maka antum keliru. Coba baca kembali.
Ustadz, setelah saya renungkan kembali, saya ingin merunut ulang diskusi ini supaya lebih teratur alur diskusinya, sebaiknya saya tidak langsung loncat ke bahasan "persamaan atau perbedaan sikap terhadap isu Suriah dan Palestina" tapi saya ingin tanya dahulu:
Menurut ilmu yang ada pada anda, apakah Basyar Asad telah dikafirkan para Ulama? Siapa Ulama Salafi yang mengkafirkan dia? Jika ada, apa alasan si Ulama mengkafirkan dia?
Saya tanyakan hal ini sebab selama ini saya dan teman-teman diajarkan oleh para ustadz untuk tidak memberontak kepada penguasa muslim yang zhalim sekalipun.
Mohon jawaban anda.
Ya, dia kafir.
Diantara ulama yang mengkafirkannya adalah :
- Syaikh Al-Luhaidaan hafidhahullah (baca : sini).
- Syaikh Rabii' Al-Madkhaliy hafidhahullah (baca di sini).
- Syaikh 'Ubaid Al-Jabiriy hafidhahullah (baca di sini atau dengarkan rekaman suara beliau di sini).
- Syaikh Yasir Burhaamiy.
- Dr. Muhammad bin Rabii' Al-Madkhaliy (baca di sini.
- Usaamah Al-'Utaibiy (lihat/simak rekaman suaranya di sini)
dan yang lainnya.
SAYA INGAT DENGAN PERANG ANTARA VIETNAM DAN AMERIKA.
VIETNAM MENANG PADA PERANG TERSEBUT DAN BERHASIL MEMALUKAN DAN MENGUSIR AMERIKA.
.
Vietnam menang karena diback-up habis-habisan oleh Negara Superpower saat itu yang juga merupakan musuh Islam, yaitu Uni Soviet & Republik Komunis China.
Jadi,
Jangan sampai anda ikut bahagia dengan kemenangan Kaum komunis atas orang-orang Ahlul Kitab di Vietnam.
Pada faktanya, Kaum Komunis tak kalah bengisnya dari kaum Ahlul Kitab jika sudah berhadapan dengan Islam.
Ambil saja contoh Chechnya, Bosnia, Afghanistan, Thailand, Uigur, Indonesia di era puncaknya PKI, dll..
Hanya karena mereka kurang di ekspos media sajalah pada akhirnya kejahatan mereka tersembunyi.
Jangan sampai kita ikut-ikutan mereka yang terbawa syubhat kebencian pada Amerika.
Tanpa disadari, mereka pun jatuh pada keburukan yang sama, seperti mengelu-elukan NAZI (misalnya), atau Uni Soviet, dll.. mentang-mentang kelompok-kelompok ini adalah musuh Amerika & Uni Eropa.
Ada hal yang harus anda ingat:
"Musuh dari musuh kita belum tentu teman."
Bahkan Rasul dulu cenderung lebih memihak orang-orang Ahlul Kitab karena kedekatannya dengan kita, daripada memihak kaum Pagan & Atheis (Pcontoh: perang Roma & Persia tahun 600-an Masehi).
Hijrah dalam arti eksodus bear-besaran dari Gaza ke luar Gaza bukan satu hal yang mudah. Apalagi meninggalkan Gaza dalam keadaan kosong. Padahal, yang difatwakan beberapa ulama, seperti Syaikh Al-Albaaniy, dalam konteks hijrahnya orang Palestina bukan seperti itu.
Apakah kita berpikir pemerintah Saudi dan juga negara-negara Arab lainnya mau menampung rakyat Gaza ?. Lha wong Messir yang notabene tetangga terdekat Gaza saja susah diajak kerjasama.
Iya, itulah kenapa saya bold "bagi yang mampu".
Kalau Mesir kan jelas, pada waktu dulu dan sekarang dipimpin bukan oleh seorang Muslim yang baik.
Jangankan oleh rakyat Gaza, sama sebagian rakyatnya sendiri yang condong pada hukum Islam aja masih sinis.
Afwan..
Kalau bukan hijrah/pindah seperti hijrah dimasa Rasul dulu, lantas seperti apa maksud Syaikh Albani?
Assalamualaikum.
Ada tanggapan disini tadz
http://kawalitareng.blogspot.com/2013/11/jihad-palestina-di-gaza-sebuah-tanggapan.html
Wa'alaikumus-salaam.
Terima kasih, sudah saya baca. Kurang lebih tanggapannya seperti tanggapan yang tertera di atas. Tanggapan yang terkesan emosional.
Perlu digaris bawa, tulisan tersebut berlatarbelakang untuk kejadian tahun 2009.
Di atas telah disebutkan beberapa dalil dan perkataan ulama mengenai masyru'-nya menahan diri dalam jihad ketika kaum muslimin dalam keadaan lemah. Kita sepakat ataukah tidak dalam hal ini ?. Kalau sepakat, it's very clear.
Dan jika sepakat, kaum muslimin di Palestina, Gaza khususnya, dalam keadaan kuat atau lemah ?. Mau mengqiyaskan dengan perang mu'tah ?. Apa tidak salah ?. Kaum muslimin sudah diutus oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam maju ke medan pertempuran, dan kemudian mereka baru tahu bahwa Heraklius datang dengan 100 ribuan pasukannya. Tentu dalam keadaan ini mereka pantang untuk mundur, karena perintah untuk bertempur dari Nabi sudah ditegakkan. Dan tidakkah kita mengetahui – jika tidak mau menyadari – bahwa kaum muslimin waktu itu akhirnya memutuskan mundur untuk menghindari kehancuran dan agar dapat menyusun strategi peperangan selanjutnya ?.
Dan kenapa pula kita justru tidak melihat dengan fase awal perjuangan umat Islam di Makkah sebagaimana para ulama mengambil istinbath untuk menahan peperangan saat kaum muslimin dalam keadaan lemah ?. Bagaimana dengan kaum muslimin yang ada di negara-negara Islam yang lain ?. Kita bicara pada realita, bukan angan-angan. Realitanya, negara-negara Islam di sekitar Gaza sangat lemah tanpa bisa berbuat banyak untuk membantu kaum muslimin Gaza. Ini sangat menyedihkan. Justru itulah yang menunjukkan adanya kelemahan kaum muslimin di Gaza dan juga di negara-negara sekitar Gaza sekarang. Coba saja jika Mesir, Saudi dan lain-lain mengumandangkan mobilisasi jihad seperti era 60-an, tentu ceritanya lain.
Realitas perpecahan kaum muslimin di Pelstina/Gaza adalah nyata. Lucunya, penulis malah mengatakan bahwa Fatah itu didukung Israel. Laa haula wa laa quwwata illaa billah. Justru itu lah kenyataan yang akan diangkat. Persatuan mereka terkoyak. Ini bukan masalah Fatah didukung Yahudi atau Abbaas didukung Yahudi. Mengqiyaskan dengan pertempuran 'Aliy dengan Khawarij saat 'Aliy berkonfrontasi dengan Mu'aawiyyah ?. Apa tidak salah ?. 'Aliy adalah penguasa yang sah dan ia mempunyai pasukan yang kuat. Sudah menjadi kewajibannya untuk menghadapi bughat dan Khawarij yang justru memecah belah kaum muslimin. Adapun kaum muslimin Palestina, ..... mereka sudah lemah, persenjataan kurang, masih saja ditambah dengan konfrontasi terhadap sesama......
Syaikh Ibnul-'Utsaimiin rahimahullah berkata dalam Syarh Riyadlish-Shalihin (III/375) :
فالقتال واجب، ولكنه كغيره من الواجبات لابد من القدرة. والأمة الإسلامية اليوم عاجزة. لا شك عاجزة، ليس عندها قوة معنوية ولا قوة مادية. إذاً يسقط الوجوب عدم القدرة عليه {فاتقوا الله ما استطعتم}، قال تعالى: {وهو كره لكم}
“Maka hukum perang itu wajib, akan tetapi sebagaimana kewajiban-kewajiban lainnya, haruslah menurut kadar kesanggupan. Tapi umat Islam di zaman ini lemah, tidak ragu lagi akan kelemahan mereka. Mereka tidak punya kekuatan ma’nawiyah (ruhani) dan tidak pula punya kekuatan madiyah (fisik). Jadi, hukum wajib gugur (saat ini) dikarenakan ketiadaan kemampuan mereka atasnya, “Bertakwalah kalian kepada Alloh semampu kalian”, Alloh Ta’ala berfirman : “Berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.”
Beliau rahimahullahu juga berkata di dalam Liqaa’ Al-Bab Al-Maftuuh (Pertemuan terbuka) II/261, pertemuan ke-33, pertanyaan no 97 :
لكن الآن ليس بأيدي المسلمين ما يستطيعون به جهاد الكفار، حتى ولا جهاد مدافعة
“Akan tetapi saat ini kaum muslimin tidak memiliki kesanggupan untuk memerangi kaum kafir, bahkan jihad defensif pun mereka tidak mampu.”
Ada sedikit kegagalan cara pandang penulis itu dalam masalah ini yang ada pada artikel di atas. Ketika Yahudi Israel sudah dalam keadaan menyerang, bom-bom berjatuhan, pesawat dan seluruh artilerinya sudah maju ke depan, tentu kita wajib membela diri. Adalah konyol jika musuh sudah menjatuhkan bomnya di atas rumah, kita masih tidur-tiduran di atas ranjang. Bahkan saya sangat sepakat, jika nasi sudah menjadi bubur, kita semua wajib membantu dengan segala daya upaya kita. Dan itulah fatwa para ulama berkisar tanpa saya ingkari. Akan tetapi konteks tulisan di atas bukan itu. Tapi agak mundur ke belakang, mengapa agresi itu bisa muncul. Percuma saya contohkan di awal kasus Libanon jika tidak bisa menangkap esensinya.
Yahudi Israel selalu mencari celah agar bisa menyerang dan mendhalimi kaum muslimin. Jika Hamas tidak melakukan ofensivitas dan dapat bersabar dengan kedhaliman mereka (untuk sementara), mungkin ceritanya akan lain. Tapi Allah telah mentaqdirkan apa yang menjadi kehendak-Nya. Satu roket yang ditembakkan Hamas ke Israel, maka itu dijadikan alasan mereka untuk mengirimkan ratusan peluru kendali ke wilayah Gaza. Satu orang warga Yahudi terbunuh, maka itu mereka jadikan sebab untuk dapat membunuh ratusan atau bahkan ribuan kaum muslimin Palestina/Gaza. Tidakkah kita menyadarinya ?.
Apakah jika rakyat Palestina menahan diri dan bersabar dari kedhaliman mereka, ada jaminan bahwa Yahudi Israel tidak akan berbuat kedhaliman dan melakukan pembunuhan ?. Artikel di atas sudah menyebutkan tentang itu. Mereka senantiasa akan berbuat kedhaliman. Namun dengan sebab reaksi kita yang salah, maka mereka akan membuat itu sebagai sebab untuk membunuh puluhan kali lipat kaum muslimin dan meluluhlantakkan bumi Gaza. Masalahnya bukan berani atau tidak berani untuk 'melawan', tapi efek selanjutnya yang mesti diperhitungkan. Jangan sampai kita menjerit kepada dunia akan kekejaman Yahudi, namun tanpa sadar kitalah yang justru menjadi 'penyebab' semua balaa' itu.
Tidak masalah saya dianggap pro Yahudi. Sudah sangat mainstream. Tapi yang saya tegaskan di sini bahwa saya sangat sedih dengan adanya genosida yang dilakukan Yahudi terhadap kaum muslimin di Palestina, Gaza pada khususnya. Saya tidak mau musibah itu terjadi pada mereka jika masih memungkinkan jalan lain untuk menghindarinya.
=========
Contoh kecil berita konflik Fatah-Hamas : Fatah dan Hamas Saling Unjuk Kekuatan
Contoh gambar/foto keadaan sebagian wanita muslimah yang tidak mengenakan jilbab syar'iy atau berjilbab tapi telanjang banyak di internet. Tapi saya tidak mau menunjukkan link nya di sini.
Adapun keadaan para laki-lakinya, silakan lihat saat mereka merayakan 'kemenangan' mereka di kota Gaza tempo hari : Gaza celebrates as long-term truce goes into effect
NB : Ini bukan masalah jihad menjadi batal karena ada kelemahan dalam hal pengamalan sunnah dan menjauhi kemunkaran. So, keep focus !!
Sebagai bahan bacaan : Pelajaran dari Palestina - berlatarbelakang tahun 2009.
Fatwa Palestina (Pembunuhan, Pengepungan Dan Pengeboman Jalur Ghaza) ---> tahun 1430 H yang di dalamnya ada perkataan yang bagus : "Demikian. Dan kami berwasiat kepada saudara-saudara kami kaum Muslimin di Palestina agar tetap bertaqwa kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami juga mewasiatkan kepada mereka agar bersatu dalam kebenaran, tidak berpecah belah dan tidak bertikai serta tidak memberikan kesempatan kepada musuh untuk menghina dan berbuat lebih zhalim lagi.
Agar Pertolongan Datang Padamu Wahai Palestina.
apa berarti perang jihad di yaman juga tidak syar'i
karena banyak penduduk yaman sufi seperti halnya aswaja?
apakah itu artinya jihad di suriah juga tidak syari ustadz? karena juga terdapat perpecahan diantara kelompok mujahidin yng memakai bendera masing2x disana?
Buset ieu pepesan kosong kabeh.. Kurang ngopi bareng di dunia nyata.. Padahal di tkp ge henteu.. Analisa weh terus. Pakeukeuh keukeuh. Geus weh atuh doakan weh dulur2 diditu. Da arek ngomong nepi busahan ge teu bisa bertindak nyata. NATO
nah...yg kebanyakan meninggal itu yg berjihad seperti tentara hamas atau warga sipil mas?
Posting Komentar