Allah
ta’ala berfirman :
فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ
قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا * يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا
كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا
Maka
Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata:
"Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan
ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina" [QS. Maryam :
27-28].
Sebagian
orang menyangka dengan ayat ini bahwa Harun dan Maryam merupakan saudara
sekandung dan sejaman. Sementara Harun adalah saudara laki-laki Musa. Dengan demikian,
Musa merupakan anak laki-laki dari ’Imran dan sekaligus saudara laki-laki
Maryam (?!).
Perkataan
tersebut adalah tidak benar. Berkenaan dengan ayat { يَا
أُخْتَ هَارُونَ } ”Hai saudara perempuan Harun” ;
maka dalam hal ini ada beberapa kemungkinan penafsiran :
1. Maryam merupakan
keturunan dari Harun, karena ia dinisbatkan kepada Harun, sebagaimana seorang
anggota kaum Quraisy dikatakan kepadanya : “Wahai saudara Quraisy” (Yaa akha
Quraisy).
2. Maryam dinisbatkan
kepada seorang laki-laki shalih yang ada di kaumnya yang bernama Harun.
3. Ada yang mengatakan
bahwa panggilan itu merupakan hinaan bagi Maryam, dimana kaumnya menisbatkan
dirinya kepada seorang laki-laki bejat di antara mereka yang bernama Harun.
4.
Penyebutan nama Harun
dalam ayat tersebut berdasarkan kebiasaan orang-orang waktu itu untuk
menisbatkan seseorang kepada para nabi atau orang-orang shalih sebelum mereka.
Pendapat ini adalah yang paling kuat, karena didasari oleh sebuah riwayat yang
dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam kitab Shahih-nya :
عَنْ
الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ لَمَّا قَدِمْتُ نَجْرَانَ سَأَلُونِي فَقَالُوا
إِنَّكُمْ تَقْرَءُونَ يَا أُخْتَ هَارُونَ وَمُوسَى قَبْلَ عِيسَى بِكَذَا
وَكَذَا فَلَمَّا قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَمُّونَ
بِأَنْبِيَائِهِمْ وَالصَّالِحِينَ قَبْلَهُمْ
Dari Mughirah bin
Syu’bah ia berkata : Ketika aku tiba di Najraan, orang-orang bertanya kepadaku
: ”Apakah engkau memahami ayat ”Hai Saudara perempuan Harun” (QS. Maryam
: 28) sedangkan Musa itu hidup jauh sebelum jaman ’Isa. Apakah maksudnya begini
dan begini ?”. Setelah aku bertemu dengan Rasulullah shallallaahu ’alaihi
wasallam dan menanyakan tentang hal tersebut, maka beliau menjawab : “Kebiasaan
mereka pada waktu itu menyebut nama seseorang dengan menisbatkan kepada para
nabi atau orang-orang shalih sebelum mereka” [HR. Muslim no. 2135].
Semoga
bermanfaat keterangan singkat ini........
Abul-Jauzaa’
1429 – Perumahan Ciomas Permai, Bogor.
Comments
Urusan yg sangat mudah dijawab. Tapi kebanyakan orang Islam mencari dalil, hadist, dugaan dsb. Bahkan menuliskannya panjang lebar.. malah banyak yg melantur ke Alkitab. Jadi kelihatan bingung dan aneh-aneh analisanya.
Kaum kafir biasa tertawa dalam hati setiap bertanya ttg hal ini. Padahal jawabannya ada di dalam ayat itu sendiri. Bahkan tak perlu buka Al Quran pun anak kecil langsung tahu jawabannya.
Yg mengatakan: "Yaa Ukhta Harun! (wahai Saudari Harun).." itu kan kaum Yahudi. Bukan Allah bukan Muhammad. Allah menyampaikan kronologisnya dan Rasulullah menyampaikan. Kenapa kalian yg kebingungan???????
Suruh aja si kafir nanya ke kaum Yahudi maksudnya apa, mereka lebih tahu gaya bahasa mereka sendiri.
adakah ayat yg lain yg menunjukkan kata Harun pada sebuah ungkapan? bukan pada semua nama? dalam ayat2 yg lain kata Harun menunjukkan pada semua nama bukan pada sebuah ungkapan. terlalu panjang dan berbelit penjelasan tapi tidak kena sasaran
Para Ulama sudah menafsirkan ayat tersebut.gak perlu minta tafsiran Yahudi
Posting Komentar