Apakah Kamu Merasa Aman Terhadap Allah yang di Langit?


Allah ta’ala berfirman:
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ * أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?. atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” [QS. Al-Mulk : 16-17].

Para ulama bersepakat bahwa makna fis-samaa’ dalam ayat di atas bukan berarti masuk di dalam langit, akan tetapi bermakna ‘di atas langit’.
Abu Bakr Ahmad bin Ishaaq bin Ayyuub Ash-Shibghiy Al-Faqiih rahimahullah (w. 342 H) berkata:
قَدْ تَضَعُ الْعَرَبُ فِي بِمَوْضِعِ عَلَى. قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: فَسِيحُوا فِي الأَرْضِ، وَقَالَ: وَلأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ، وَمَعْنَاهُ: عَلَى الأَرْضِ وَعَلَى النَّخْلِ، فَكَذَلِكَ قَوْلُهُ فِي السَّمَاءِ: أَي عَلَى الْعَرْشِ فَوْقَ السَّمَاءِ، كَمَا صَحَّتِ الأَخْبَارُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ
“Kadang orang Arab meletakkan kata ‘fii (فِيْ)’ di tempat ‘alaa (عَلَى)’. Allah ‘azza wa jalla berfirman : ‘Maka berjalanlah kalian (kaum musyrikin) di muka bumi’ (QS. At-Taubah : 2). Allah juga berfirman : ‘Dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma’ (QS. Thaha : 71). Maknanya : di atas permukaan bumi dan di atas pangkal pohon kurma. Begitu pula dengan firman-Nya fis-samaa’, maknanya yaitu : di atas ‘Arsy di atas langit, sebagaimana telah shahih khabar-khabar dari Nabi ” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat 2/324].
Ibnu ‘Abdil-Barr Al-Andalusiy rahimahullah (w. 463 H) berkata:
وأما قوله تعالى أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ فمعناه من على السماء يعني على العرش وقد يكون في بمعنى على
“Dan adapun firman-Nya ta’ala : ‘Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu’ (QS. Al-Mulk : 16), maknanya : (Allah) yang ada di atas langit (‘alas-samaa’), yaitu di atas ‘Arsy (‘alal-‘Arsy). Kadang kata ‘fii (فِيْ)’ bermakna ‘alaa (عَلَى)” [At-Tamhiid, 7/130].
Al-Baihaqiy rahimahullah (w. 458 H) berkata:
كَمَا قَالَ تَعَالَى: أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ، يَعْنِي: مَنْ فَوْقَ السَّمَاءِ. وَقَالَ: وَلأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ يَعْنِي: عَلَى جُذُوعِهَا
“Sebagaimana firman Allah ta’ala : ‘Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit’ (QS. Al-Mulk : 16), maknanya yaitu : ‘(Allah) yang ada di atas langit’. Allah juga berfirman : ‘Dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma’ (QS. Thaha : 71), maknanya yaitu : ‘di atas pangkal pohonnya” [idem, 2/236].
Adz-Dzahabiy rahimahullah (w. 748 H) berkata:
اعلم أنه ورد أن الله على العرش، وقد تقدم الكلام في ذلك
وورد أنه عَزَّ وَجَلَّ في السماء و ( في ) ترد كثيرا بمعنى ( على )، كقوله تعالى: فسيحوا في الأرض أي: على الأرض فلأصلبنكم في جذوع النخل أي: على جذوع النخل. فكذلك قوله: أأمنتم من في السماء أي: من على السماء.
“Ketahuilah, bahwa terdapat dalam nash-nash Allah berada di atas ‘Arsy. Dan telah lewat pembicaraan tentang hal tersebut. Dan terdapat dalam nash bahwa Allah ‘azza wa jalla di atas langit (fis-samaa’). Kata fii (فِيْ) banyak dikembalikan kepada makna ‘alaa (عَلَى - di atas), sebagaimana firman-Nya ta’ala : ‘Maka berjalanlah kalian (kaum musyrikin) di muka bumi’ (QS. At-Taubah : 2), yaitu : di atas permukaan bumi (‘alal-ardl). ‘Dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma’ (QS. Thaha : 71), yaitu : di atas pangkal pohon kurma. Maka begitu pula dengan firman-Nya : ‘Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit’ (QS. Al-Mulk : 16), yaitu (Allah) yang ada di atas langit” [Al-Arba’iin fii Shifaati Rabbil-‘Aalamiin, hal. 53 no. 25].
Kemudian, siapakah yang dimaksudkan dengan kata ‘man fis-samaa’ (مَنْ فِي السَّمَاءِ) dalam ayat tersebut (QS. Al-Mulk : 16-17) ?
Ibnu Jariir Ath-Thabariy rahimahullah (w. 310 H) menjelaskan:
أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ وهو الله
“Firman Allah : ‘Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit’ (QS. Al-Mulk : 17), yaitu Allah” [Jaami’ul-Bayaan, 23/513].
Ibnu Abi Zamaniin rahimahullah (w. 399 H) menjelaskan:
{مَنْ فِي السَّمَاءِ} يعني نفسه
“Firman-Nya : ‘Yang berada di atas langit’, yaitu Diri-Nya (Allah)” [Tafsiir Al-Qur’aanil-‘Aziiz, 5/14].
As-Sam’aaniy rahimahullah (w. 562 H) menjelaskan:
قوله تعالى: {أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ} أي: أأمنتم ربكم
“Firman-Nya ta’ala : ‘Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit’ (QS. Al-Mulk : 17), maknanya adalah : ‘apakah engkau merasa aman terhadap Rabbmu (yang ada di atas langit)” [Tafsiir As-Sam’aaniy, 6/12].
Maka kesimpulan dari bahasan ayat ini adalah bahwasannya yang dimaksud dengan objek dalam QS. Al-Mulk : 16-17 adalah Allah yang berada di atas langit, di atas ‘Arsy.

Wallaahu a’lam.

Comments

Anonim mengatakan...

otak atik gatuk

Mohammad Erwin mengatakan...

Syukron wa jazakallahu khayran, ustadz...
Barakallahu fiyk

Anonim mengatakan...

moga-moga gak ada lagi kata ini aqidah wahabi

Anonim mengatakan...

Ok

hestidon mengatakan...

Jazakallaahu khairan, Barakallaahu fiik..