Semuanya Akan Indah pada Waktunya



Begitulah yang sering kita baca di berbagai media, baik artikel[1], twitter, status Facebook, dan yang lainnya. Indah terdengar, dan bahkan sangat romantis dituliskan bagi para pendamba cinta (semu). Tapi tahukah kawan, bahwa kalimat tersebut berasal dari Bible, kitab suci agama Nashrani ?.
Jika kawan belum tahu, berikut yang tertera dalam buku tersebut :
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Versi bahasa Inggrisnya :
He has made everything beautiful in its time. He also has planted eternity in men's hearts and minds [a divinely implanted sense of a purpose working through the ages which nothing under the sun but God alone can satisfy], yet so that men cannot find out what God has done from the beginning to the end.
[Pengkhotbah, 3:11/Ecclesiastes, 3:11 – sumber : http://www.jesoes.com/index.php?hal=lihatPasal&injil=21&pasal=3#1].
Bahkan kalimat ‘indah pada waktunya’ sudah menjadi syi’ar resmi agama Nashrani yang dinyanyikan dalam berbagai versi lagu rohani mereka.[2]
Allah ta’ala telah berfirman :
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” [QS. Al-Hadiid : 16].
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata ketika mengomentari ayat di atas :
فقوله: ولا يكونوا مثلهم، نهي مطلق عن مشابهتهم، هو خاص - أيضاً في النهي عن مشابهتهم، في قسوة قلوبهم، وقسوة القلوب من ثمرات المعاصي
“Firman-Nya :  ‘janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya’ ; merupakan larangan yang bersifat mutlak dalam hal penyerupaan terhadap mereka (orang kafir). Larangan ini juga khusus menyerupai mereka dalam hal kerasnya hati, sedangkan kerasnya hati termasuk di antara buah kemaksiatan” [Iqtidlaa’ Shiraathil-Mustaqiim, 1/290].
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan :
ولهذا نهى الله المؤمنين أن يتشبهوا بهم في شيء من الأمور الأصلية والفرعية
“Oleh karena itu, Allah melarang orang-orang yang beriman untuk menyerupai mereka (orang kafir) dalam hal apapun, baik dalam perkara pokok (ushuliyyah) maupun cabang (furu’iyyah)” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/20, tahqiq : Saamiy bin Muhammad Salaamah; Daarith-Thayyibah, Cet. 2/1420].
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” [Dikeluarkan oleh Ahmad dan yang lainnya, serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwaa’ no. 1269 – takhriij selengkapnya silakan baca di sini].
لَتَتَّبِعُنَّ  سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ. قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ والنَّصَارَى ؟. قَالَ : فَمَنْ ؟
“Sungguh kalian akan mengikuti sunnah-sunnah yang ada pada pada umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Hingga seandainya mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian akan mengikutinya pula”. Kami (para shahabat) bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah mereka orang-orang Yahudi dan Nashrani ?”. Beliau menjawab : “Siapa lagi ?” [Muttafaqun ‘alaih].
Setelah mengetahui hal ini, akankah kita akan mengikuti mereka dan melariskan syi’ar-syi’ar agama mereka ?.
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – perum ciomas permai, 21012013 – 01:51].



[1]      Bahkan artikel yang tertulis di beberapa blog/situs Islam !!.
[2]      Salah satunya : http://www.youtube.com/watch?v=3b0WJAV85qE

Comments

DPC PKS Pontianak Tenggara mengatakan...

sebaiknya apa yg harus kita katakan yang kalimat itu sesuai dengan aturan islam ustad

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Banyak perkataan selain perkataan di atas dalam Al-Qur'an, As-Sunnah, atau bahkan perkataan manusia pada umumnya yang dapat menggantikannya.

diqra mengatakan...

ustad bukankah kata2 tersebut ada kebaikan dan bisa diartikan baik?bukankah mengikuti/tasyabuh yang bukan kekususan mereka dan tidak meniatkan seperti mereka itu merupakan hal yang mubah?Jazakallah atas penjelasannya

Anonim mengatakan...

Sekalian saja semua yg berbau "mereka" jangan kita gunakan. Termasuk gadget yg anda gunakan...

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

@diqra,.. perkataan itu merupakan kekhususan dan sekaligus syi'ar agama mereka. Coba perhatikan kembali isi artikel.

@Anonim (26 Januari 2013 16.21), kok sampai gadget segala....

Anonim mengatakan...

Bismillah. Ijin share ustadz. Jazakallah

Anonim mengatakan...

Sebenarnya kalimat itu bisa dipahami sesuai konteks Islam, misalnya: indahnya bercinta pada waktu setelah menikah, nikmatnya makan pada waktu sudah lapar, nikmatnya tidur adalah ketika ngantuk, dsb.

لكل مقام مقال ولكل مقال مقام

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Sebenarnya antum sepakat nggak bahwa kalimat di atas merupakan syi'ar agama Nashrani ?. Saya kira pada artikel telah disebutkan beberapa buktinya.

Seandainya kita sepakat bahwa kalimat itu merupakan syi'ar khas agama Nashrani, lantas apakah tepat kalimat itu bebas digunakan sesuai sebagaimana konteks maksud dan tujuan dalam komentar antum ?. Jika demikian, apa bedanya dengan seseorang mengucapkan Om Swastyastu untuk tujuan keselamatan ?. Bukankah secara bebas itu bisa diartikan Ya Tuhan semoga kami selamat ?. Atau,... apa bedanya dengan seseorang yang mengucapkan : Puji Tuhan ketika mendapatkan kenikmatan ?. Dan banyak lagi yang lain yang merupakan cuplikan kalimat khas agama-agama buatan yang mempunyai makna kebaikan universal....

abu ismail mengatakan...

Afwan ustadz, mohon disebutkan ulama (atau paling tidak link dari penjelasan ulama) yang menjelaskan seperti yang ustadz jelaskan bahwa ucapan tersebut merupakan kekhususan mereka sehingga mengucapkan perkataan tersebut termasuk tasyabbuh?

Kemudian apakah setiap kali ada perkataan dalam bibel yang dijadikan sebagai lagu rohani mereka berarti otomatis menjadi kekhususan mereka?

Jazaakumullah khaira wa baaraka fiikum

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Saya belum tahu ada ulama yang membahas masalah kalimat tersebut. Tapi apa yang dipaparkan di sini adalah berdasarkan kaedah umum yang mereka jelaskan.

Akan tetapi orang yang tahu ajaran Kristen akan tahu bahwa slogan : "Semuanya akan indah pada waktunya" adalah slogan-slogan populer dalam agama mereka.

Terlebih lagi saya berpikir praktis, apakah tidak ada kata lain yang dapat menggantikan kalimat ini untuk 'sekedar' penghias pembicaraan, tulisan, dan status Facebook ?.

Unknown mengatakan...

napa sich Muslim slalu mo perang dengan nasrani,,
kalian selalu mencari cara untuk itu,,
apa memang itu yang di ajarkan di agama??
dah'lah koreksi diri masing masing ja paen ngorksi yg lain smntara kita sendiri blm taw kmn arahnya??
balok di mata sendiri tidak dilihat, tapi titik dimata orang lain di lihat.

Anonim mengatakan...

Hai heppy lumbunturuan, anda tidak akan paham masalh ini!!

"HAI NABI, BERJIHADLAH (MELAWAN) ORANG-ORANG KAFIR DAN ORANG-ORANG MUNAFIK ITU, DAN BERSIKAP KERASLAH TERHADAP MEREKA" (QS 9:73).

“KELAK AKAN AKU JATUHKAN RASA KETAKUTAN KE DALAM HATI ORANG-ORANG KAFIR, MAKA PENGGALLAH KEPALA MEREKA DAN PANCUNGLAH TIAP-TIAP UJUNG JARI MEREKA” (QS 8:12).

Sbobet mengatakan...

Banyak perkataan selain perkataan di atas dalam Al-Qur'an, As-Sunnah, atau bahkan perkataan manusia pada umumnya yang dapat menggantikannya.

Anonim mengatakan...

Maaf bertanya, menurut anda apa dan siapa sebenarnya orang2 kafir dan munafik itu?? dan apakah diluar itu adalah orang2 suci yang sudah sangat baik di mata ALLAH ??
Bagaimana pendapat anda tentang ajaran yang menentang kekerasan dan mengajarkan "Kasih" ??

Unknown mengatakan...

Ijin share ya

Anonim mengatakan...

Gak malu anda, bukannya nabi2 yahudi juga dipercayai nabi2 islam dalam alquar'an????
nih internet juga kebudayaan orang kapir, ngapain lu pake blog di blogspot????
ini kan produk kaum kapir...
shame on you!

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Saya tidak malu.

Anonim mengatakan...

yah emang prototype otg spt anda tdk tau malu,
gak mau ngikutin omongan org kapir, tp produknya dinikmati...
MUNAFIK itu namanya.....

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Jangan suka nge-Vicki lah pake kata prototype. Ketinggian, dan tidak tepat konteksnya.

Ngikutin kebiasaan dengan memakai produk itu lain mas. Yang menyamakan ya cuma Anda dan yang setipe (nah, kata 'tipe' ini lebih benar daripada prototype) dengan Anda saja.

Munafik ? apalagi itu ?. Tahu nggak apa arti kata munafik ?. Jangan cuma membeo saja. Kalaupun saya dianggap inkonsisten, itupun tidak selalu maknanya munafik.

Anonim mengatakan...

@dentistvschef
Saran ana buat antum, belajar dulu deh antum lebih dalam tentang agama, khususnya mengenai bid'ah. Komentar antum itu justru menunjukkan bodohnya antum mengenai hal ini. Ana jadi kasihan ama antum. Baca aja artikel2 di blog ini secara mendalam dan tanpa hasad. InsyaAllah akan sangat bermanfaat. Semoga ana, antum dan semua yang mengunjungi blog ini mendapat hidayah. Amiiin.

BarokAllahu fikum.

Abu Abdissalam

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Ya gak bakal nyambung ngomongin pembahasan syari'at dan bid'ah, lha wong yang bersangkutan pengikut Paulus [dilihat dari tautan blognya : http://dentistvschef.wordpress.com/.

Unknown mengatakan...

Subhanallah... mungkin saya harus ngaji bab tasyabbuh dari awal lagi. sehingga pas pembahasan tasyabbuh edisi ini saya belum bisa memahaminya dengan baik dan benar.

Karena saya belum bisa memahami korelasi kalimat ini dengan "tasyabbuh". kalau begitu betapa banyak manusia jatuh kedalam tasyabbuh dikarenakan betapa banyaknya kalimat yang khas dalam bibel atau dari kitab lainnya yang juga menjadi kebiasaan ucapan/tulisan manusia.

Mohon bimbingannya ustadz...

Hardi Anto Muhammad Hamzah mengatakan...

Stop menggunakan kalimat “Semua Akan Indah Pada Waktunya”


“Semua Akan Indah Pada Waktunya”..!!! Sebuah kalimat yang sering sekali kita dengar, kalimat yang kesannya romantis dan penuh harapan, atau juga kalimat untuk menghibur diri yang tidak mendapatkan apa yang diinginkan tepat pada waktunya. Tapi nampaknya seorang muslim harus berhenti menggunakan kalimat tersebut.

Mengapa…?? Karena kalimat tersebut merupakan kutipan ayat bibel, tepatnya Pengkhotbah 3 ayat 11. ”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.

“Bahkan kalimat “indah pada waktunya” menjadi syi’ar agama nashrani yang dinyanyikan dalam berbagai versi lagu rohani.
Ingat sabda Nabi  ”sungguh kalian akan mengikuti sunnah- sunnah yang ada pada umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Hingga seandainya mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian akan mengikutinya pula.

“Ketika para Sahabatnya bertanya, ‘wahai Rasululloh, apakah mereka Yahudi dan Nashrani?”
Beliau menjawab, ’jika bukan mereka, siapa lagi?’”(Muttafa qun’alaih)

Maka dari itu, berhentilah memakai kalimat tersebut. Jika kita belum mendapatkan sesuatu yang kita inginkan maka lebih baik
katakan “Alhamdulillah ‘Ala Kulli Haal” - segala puji bagi Allah atas segala sesuatu.. Wallahu’alam.

Saragih mengatakan...

Saya tdk menyukai perdebatan ini tp nabi Muhammad pernah bersabda "katakanlah walau itu menyakitkan" ,nabi Muhammad sdh sgt mencintai seluruh umatnya menyebar kpd seluruh umat manusia , dan ketika beliau mendapat caci dan makian oleh orang yg membenci dakwah yg dilakukannya, sama sekali beliau tdk membalasnya, malah berdoa " Ya Allah berilah petunjuk kpd kaumku karna sesungguhnya ia tdk tau" maaf kalo koment saya kurang berkenan bagi agama di luar islam .

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum.
"Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku."
Janganlah kamu berperang jika kamu tidak diperangi.
*hanya mengonentari perdebatan ini saja*

Kalau menurut pandangan saya, kalimat "Semua akan indah pada waktunya" boleh digunakan untuk kaum muslimin dan muslimat, ASALKAN kalimat itu memang ada dalam Hadits dan Al-Qur'an.
Kaum muslim itu berpedoman pada Hadits, Sunnah, dan Al-Qur'an (yg benar&tidak sesat). Jika memang ketiganya tidak mengajarkan hal-hal tertentu, maka tinggalkanlah, karena hal tersebut termasuk bid'ah. Jika ketiganya mengajarkan hal-hal tertentu, maka lakukanlah, karena itulah memang yg terbaik.

Syukron

Assalamu'alaikum

Icscav Nasution mengatakan...

@dentistvschef:
Emang kalau ada orang muslim memakai produknya orang non muslim, lantas si pemakai produk musti ngikutin ideologi, pola pikir, jalan hidup, prinsip, kalau perlu musti ganti identitas KTP, dan tetek bengek lainnya gitu?

Lha emangnya dia jualan produk apa jualan ideologi?
Masak pakai produknya orang non muslim kok lantas wajib juga ngebeo si non muslim?
Prinsip macam mana ini?

Lagipula pakai produknya kan mbayar, jadi impas dong, anda bikin & jual, maka saya beli & bayar.
Kalau nggak mau dibeli & dipake orang lain ya nggak usah dijual.

Nggak nyambung anda mas..

Muhammad Yordan mengatakan...

#dentistvschef:
Anda ini bicara tentang apa sebenarnya?
Tentang produk, atau tentang agama?

Kalau anda bicara tentang agama, mari kita sejenak berpikir & berdiskusi.

Kalau anda berkomentar di blog orang Islam, sudah barang tentu anda harus siap diajak berdialog dengan menggunakan sudut pandang orang Islam.
Siap ya!

Kenapa Nabi-nabinya Yahudi juga dipercayai oleh orang Islam?
Kenapa kepercayaan orang Islam itu sebagiannya sama dengan kepercayaan Yahudi?
~> Kalau anda melihatnya dari sudut pandang Islam, tentu saja karena Islam (Nabi Muhammad) itu bukan orang yang membawa ideologi baru kedunia, melainkan sebagai penerus Nabi-nabi sebelumnya (termasuk Musa & Isa).

Jadi kalau anda mengira bahwa Islam ini adalah ideologi new-school, ideologi ababil, remaja, bocah, dan sebutan-sebutan anda yang lain karena Islam adalah ideologi baru yang tak pernah ada sebelumnya (menurut anda).
Sehingga anda sangat bingung kenapa orang Islam juga percaya sebagian kepercayaan Yahudi & Kristen.
Maka anda salah.

Lantas apa alasannya?
Kenapa orang Islam juga percaya sebagian kepercayaan Yahudi?

Karena memang Nabi Muhammad itu bukan Nabi dari ideologi yang baru, melainkan Nabi dari ideologi yang sama yang dianut oleh Musa & Isa.
Seperti yang dikatakan didalam Al-Qur'an kalau Nabi Muhammad itu hanya meneruskan dakwah Rasul-rasul sebelumnya yang mulai dilupakan oleh manusia.

Itu bukan semata-mata karena asimilasi ideologi yang berkembang dari masa ke masa karena peristiwa sosial & percampuran budaya antar bangsa (seperti sangkaan kaum orientalis), tapi memang ajarannya sebenarnya satu.

Bisa menjadi samar karena sifat natural manusia, yang mana semakin jauh dari Nabinya maka akan semakin lalai (cuek) pula pada perkara agama, pada akhirnya lupa, dan Allah pun harus menurunkan Nabi baru untuk memperbarui (kembali memurnikan) ajaran-Nya.
Sampai pada akhirnya tiba Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir.

Itu kalau anda bicara tentang konsep religi sesuai dengan sudut pandang Islam.

Tapi kalau anda bicara produk, bukannya kata MUNAFIK itu lebih pantas disematkan pada orang yang dengan mudah ikut-ikutan, ganti ideologi, menanggalkan prinsipnya, dan membeo orang lain hanya karena sebuah produk?
Ini baru namanya MUNAFIK.
Tapi kalau konsisten sama jalan hidupnya, masak sih pantas dibilang MUNAFIK?

Ajysaka mengatakan...

@dentistvschef

Ooh.. Jadi kalau saya beli Hamburger, kemudian saya tiba-tiba jadi ikut-ikutan si penjual Hamburgernya dalam berbagai hal, termasuk gaya hidup & adicita (ideologi) si penjual Hamburger, dan saya meninggalkan prinsip saya sebelumnya begitu saja, itu namanya bukan munafik ya?

Nanti kalau saya beli Pizza, saya harus ganti ikut-ikutan si penjual Pizzanya.
Kalau beli Mie Ramen, maka ganti ikut-ikutan si penjual Mie Ramennya.
Kalau beli soda gembira, maka wajib ikut-ikutan si penjual soda gembiranya.
Begitukah caranya agar kita tak dianggap munafik?

Kalau saya membayar karcis & naik kereta api bikinan anda, maka saya harus ikut-ikutan & membeo pada anda dalam berbagai hal, begitukah?

Kalau saya kok malah justru malu ya?
Saya malah justru lebih merasa jadi munafik ketika saya tak bisa komitmen dengan jalan hidup & prinsip saya.

Tapi ternyata kalau menurut anda justru sebaliknya, lebih memalukan kalau tak ikut-ikutan.

Entah saya yang tak normal, atau memang pemikiran anda yang nyeleneh.

hehehe
Senyum-senyum sendiri saya baca tulisan anda ini.
What a noob..

Unknown mengatakan...

Saya setuju banget ustadz.... Mulai sekarang jangan pake LISTRIK, KOMPUTER DAN PESAWAT...ITU BUATAN KRISTEN !!!! NANTI kita pada jadi kafir kalau pake buatan mereka...

Anonim mengatakan...

Memang ayat itu janji Tuhan yg membuat yg mendengar jadi tenang...

Begitupun jg pemimpin2 yg melayani, byk caleg2 atau cabup yg menulis "pemimpin yg melayani" tanpa tau itu sebenarnya anjuran dari alkitab :)

“Ia membuat segala sesuatu INDAH PADA WAKTUNYA...." Amin

Unknown mengatakan...

@dentistvschef

Aku juga umat nasrani, tpi aku ndak setuju juga dengan komen ente diatas.
Masa ideologi dn pendirian kita berdasarkan benda ??
Lebih baik sebagai umat beragama, kita saling menghormati jak.
Masing2 mengkoreksi diri sendiri bagai mana akhlak dan tingkah laku kita sebagaimana yg diajarkan agama maing2. bukannya malah saling hujat, kritik dLL.
"Sekalipun kau naik ke puncak gunung tertinggi didunia untuk menyerukan Agamamu & Nama Nabimu, jika di keseharian tabiat tingkah lakumu sebagai pendosa, maka kau tetap akan menjadi seorang pendosa"
Kita ndak perlu susah2 BERPERANG untuk agama kita yang dijelek2kan atw dicemooh penganut kepercayaan lain. Karena ALLAH dan Kristus Yesus lah yg akan Berperang untuk kita, Siapa lawan kita?.

helmi mengatakan...

orang kristen yg masuk blog ya salah kamar. Ini ditujukan untuk umat Islam biar ga salah langkah. Bnyk blog2 kristen yg isinya menjelek2an Umat Islam doang, bukan membetulkan ahlak/prinsip dasar atau aqidah (seperti istilah umat muslim) kaum kristen itu sendiri. Disini sahabat Abu cuma coba mengingatkan umat Islam bukan menjelek2an atau menyerang orang kristen. Enak nya sih kita kaum muslim bersiap2 aja untuk perang fi sabillah kl orang kristen nya pd bertingkah seperti ini.

Anonim mengatakan...

Dari Syekh Ali Jaber :
Injil kan jg dr Allah swt,pasti ada sisa2 puing2 kebenaran namun 'talbisul haqqa bil bathil' kita pake dalil Qur'an aja (betul kt pak ustadz) gak boleh pakek injil krn sdh hbis masa berlakunya. Betapapun bagusx kata2 itu gak boleh dipakek ya ganti saja "bersama kesulitan akan ada kemudahan" Qs.Al-Insyirah.
Buat pak ustadz jdkn ini sbgai tntangan krn bukan hnya umat muslim tapi skaligus beri pencerahan bt umat Nasrani. Smg Allah memberikan Rahmat Nya Aamiin.

Anonim mengatakan...

Setuju !
Kita bisa berhubungan baik dgn non muslim. Islam membolehkan kita menjenguk non muslim jika sakit, boleh bermuamalah dgn non muslim, boleh bekerjasama masalah usaha dgn non muslim, silaturahim dgn non muslim semua nya boleh kecuali jika berhubungan dgn peribadatan mereka, hari raya mereka, kebiasaan² mereka maka jauhi. Rasulullah larang kita utk sama menyerupai mereka. _ust khlaid basalamah_
jd ucapan indah pada waktu nya sudah jelas itu adalah kebiasaan peribadatan mereka Krn sudah menjadi lagu kerohanian mereka, dan sebuah khutbah pendeta mereka. Lantas apa yg masih harus di debatkan? kecuali kita hanya ikuti hawa nafsu bukan Qur'an dan Sunnah. Padahal sudah sampai kebeneran nya tapi malah membantah. sudah membantah dalil, bilang munafik pula. Analogi yg sangat tidak masuk akal tasyabbuh dgn menggunakan produk kafir. #mikirkeras

Anonim mengatakan...

Yang di jelaskan di atas masalah nya itu adalah lagu kerohanian Nasrani, khutbah pendeta nashrani, sudah menjadi kebiasaan sebuah peribadatan nashrani.
Kalau masalah jual beli produk, bermuamalah sm non muslim itu ga salah. Coba di pahami lagi arti tasyabuh. Tasyabuh itu menyerupai/sama seperti mereka dan kita harus menyelisihi. Kalau bermuamalah, jenguk non muslim yg sakit, ramah, bertetangga, silaturahmi kpd non muslim itu di ajarkan oleh Islam tidak dilarang. Bahkan Islam mengajarkan utk memberi rasa aman dan nyaman pd non muslim selama mereka tidak mengganggu. Yg jadi pertanyaan...apa hubungan nya tasyabuh dgn membeli ata menggunakan produk kafir?
Rasulullah saja dulu bermuamalah dgn orang² kafir tp tdk menyerupai mereka mengikuti yg menjadi kebiasaan mereka. Islam itu punya prinsip ga ikut²an