‘Aliy bin Abi Thaalib Pernah Shalat Tanpa Berwudlu


Allah ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” [Al-Maaidah : 6].
Ayat di atas merupakan dalil wajibnya wudlu bagi orang yang hendak mengerjakan shalat. Allah ta’ala tidak akan menerima shalat orang yang tidak berwudlu.
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ، وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ وَاللَّفْظُ لِسَعِيدٍ، قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: " دَخَلَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، عَلَى ابْنِ عَامِرٍ، يَعُودُهُ وَهُوَ مَرِيضٌ، فَقَالَ: أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لِي يَا ابْنَ عُمَرَ؟ قَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ

Telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Manshuur, Qutaibah bin Sa’iid, dan Abu Kaamil Al-Jahdariy – lafadhnya adalah kepunyaan Sa’iid -, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awaanah, dari Simaak bin Harb, dari Mush’ab bin Sa’d, ia berkata : ‘Abdullah bin ‘Umar pernah masuk menjenguk Ibnu ‘Aamir yang ketika itu sedang sakit. Ia (Ibnu ‘Aamir) berkata : “Tidakkah engkau berdoa kepada Allah untukku wahai Ibnu ‘Umar ?”. Ibnu ‘Umar berkata : “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang tidak berwudlu……” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 224].
Oleh karenanya, para ulama kaum muslimin berijma’ tentang tidak sahnya shalat seseorang yang tidak berwudlu terlebih dahulu.
Namun,…… ada satu riwayat menarik dari kitab tetangga (baca : Syi’ah) yang menyebutkan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu pernah shalat tanpa/lupa berwudlu.
وبإسناده عن علي بن الحكم ، عن عبد الرحمن العرزمي ، (عن أبيه) ، عن أبي عبدالله ( عليه السلام ) قال : صلى علي (عليه السلام) بالناس على غير طهر وكانت الظهر ثم دخل ، فخرج مناديه ، أن أمير المؤمنين (عليه السلام) صلى على غير طهر فأعيدوا فليبلغ الشاهد الغائب
Dan dengan sanadnya, dari ‘Aliy bin Al-Hakam, dari ‘Abdurrahmaan Al-‘Arzamiy, (dari ayahnya), dari Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam), ia berkata : ’Aliy (‘alaihis-salaam) pernah mengimami orang-orang shalat Dhuhur dalam keadaan (lupa) tidak suci/tidak berwudlu. (Setelah selesai), ia pun masuk (ke dalam rumah). Lalu ada seseorang keluar seraya berseru : “Amiirul-Mukminiin shalat dalam keadaan tidak suci. Ulangilah shalat kalian, dan hendaknya orang-orang yang hadir menyampaikan hal ini kepada yang tidak hadir” [lihat : At-Tahdziib 3/40, Al-Istibshaar 1/433, dan Wasaailusy-Syii’ah 8/352].
‘Aliy bin Al-Hakam dan ‘Abdurrahmaan Al-‘Arzamiy adalah tsiqah menurut ulama Syi’ah.
Catatan :
Dalam kitab Al-Istibshaar tidak tercantum kalimat ‘dari ayahnya’ (yang saya warnai merah di atas), dan inilah yang benar menurut data dalam buku Syi’ah. Oleh karena itu, kalimat ‘dari ayahnya’ merupakan tambahan (idraaj) dalam sanad (yang dihukumi lemah)[1]. ‘Abdurrahmaan dikenal periwayatannya dari Abu ‘Abdillah sebagaimana terdapat dalam kitab Rijaalun-Najaasyiy :
عبد الرحمن بن محمّد بن عبيد الله :
الرزمي الفزاري ، أبو محمّد ، روى عن أبي عبد الله عليه السلام ، ثقة ، ذكره أصحاب كتب الرجال ؛ له كتاب ، روى عنه : زكريا بن يحيى
“’Abdurrahmaan bin Muhammad bin ‘Ubaidullah. Al-‘Arzamiy Al-Fazaariy, Abu Muhammad. Ia meriwayatkan dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam. Seorang yang tsiqah. Hal ini disebutkan oleh para penulis kitab rijaal. ‘Abdurrahmaan mempunyai tulisan/kitab. Meriwayatkan darinya : Zakariyyaa bin Yahyaa” [Rijaalun-Najaasyiy, 237/628. Lihat juga : Naqdur-Rijaal, 3/55].
Sanad riwayat ini shahih.
Ath-Thuusiy saat mengomentari riwayat ini (yang ada dalam kitab At-Tahdziib) berkata : “Hadzaa khabarun syaadz (ini adalah hadits/khabar syaadz)”. Hadits ini syaadz karena dhahir sanadnya shahih namun bertentangan dengan kesepakatan madzhab (tentang kema’shuman para imam).
Saya pribadi ndak begitu memahami alasan Ath-Thuusiy dan yang sependapat dengannya karena ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu sendiri disebutkan pernah mengatakan tentang ketidakmashuman dirinya :
فلا تكفروا عن مقالة بحق، أو مشورة بعدل، فإنِّي لست في نفسي بفوق أن أخطئ، ولا آمن ذلك من فعلي، إلَّا أن يكفي الله من نفسي ما هو أملك به منِّي
“Janganlah kamu berhenti dari mengatakan kebenaran, atau bermusyawarah dengan adil. Sebab aku pada diriku tidak terbebas dari kesalahan dan aku tidak menjamin hal itu dari perbuatanku, kecuali bila Allah mencukupkan dari diriku sesuatu yang Dia lebih memilikinya daripadaku” [Nahjul-Balaaghah, hal 485; Daarul-Ma’rifah, tanpa tahun, Beirut].
اللهم اغفر لي ما تقربت به إليك بلساني ثم خالفه قلبي، اللهم اغفر لي روزات الألحاظ، وسقطات الألفاظ، وشهوات الجنان، وهفوات اللسان
“Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang aku persembahkan kepada-Mu dengan lisanku, kemudian hatiku menyelisihinya. Ya Allah ampunilah aku dari isyarat pandangan, kesalahan lafadh, hawa nafsu yang dibuat anggota badan dan ketergelinciran lisan” [Nahjul-Balaaghah, hal. 183].
Semoga sedikit informasi ada manfaatnya……
[abul-jauzaa’ – ngaglik, sleman, Yogyakarta].


[1]        Sebagian ulama Syi’ah ada yang melemahkan hadits itu dengan alasan kemajhulan ayah ‘Abdurrahmaan. Telah dikatakan di atas bahwa yang dikenal dalam kitab rijaal dan riwayat-riwayat mu’tabar dari kitab Syii’ah, periwayatan ‘Abdurrahmaan berasal dari Abu ‘Abdillah (tanpa disebutkan perantara ayahnya). Di bawah beberapa riwayat yang membuktikan (diambil dari kitab Al-Kaafiy):
9030 - 3 - محمد بن يحيى، عن أحمد بن محمد بن عيسى، عن علي بن الحكم، عن عبدالرحمن العزرمي، عن أبي عبدالله، عن أبيه (ع) قال: المنبوذ حر فإذا كبر فإن شاء تولى إلى الذي التقطه وإلا فليرد عليه النفقة وليذهب فليوال من شاء.
(10352) - 3 - محمد، عن أحمد بن محمد، عن علي بن الحكم، عن عبدالرحمن العزرمي، عن أبي عبدالله (ع) قال: قال أميرالمؤمنين (ع): إن لله عبادا لهم في أصلابهم أرحام كأرحام النساء قال: فسئل فمالهم لا يحملون؟ فقال: إنها منكوسة ولهم في أدبارهم غدة كغدة الجمل أو البعير فإذا هاجت هاجوا وإذا سكنت سكنوا
(11601 2) عدة من أصحابنا، عن أحمد بن أبي عبدالله، عن أبيه، عمن حدثه، عن عبدالرحمن العزرمي، عن أبي عبدالله عليه السلام
(11707 14) وعنه، عن أبيه، عمن حدثه، عن عبدالرحمن العزرمي، عن أبي عبدالله عليه السلام 
6208 - 7 عدة من أصحابنا، عن أحمد بن محمد بن خالد، عن أبيه، عمن حدثه، عن عبدالرحمن العزرمي، عن أبي عبدالله عليه السلام 

Comments

Anonim mengatakan...

kl menjaga wudhu bid'ah ga ? jadi kl misal,..hadats, wudhu lagi hingga sepanjang hari selalu dalam keaadaan berwudhu' ada contoh dr rasul ?