PKS (Memang) Bukan Wahabi


Sengaja saya tulis singkat artikel ini pasca ditentukannya cawapres oleh bapak SBY agar tidak dianggap sebagai upaya penggembosan terhadap cawapres yang diajukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“PKS Bukan Wahabi, PKS Toleran”, begitulah kira-kira judul tulisan di website resmi PKS beberapa waktu lalu (lihat : http://www.pk-sejahtera.org/v2/main.php?op=isi&id=7099). Andaikata tidak ada embel-embel “Wahabi”, tidak ada hal istimewa yang membuat saya tertarik untuk membaca dan memberi komentar. Jelasnya, inilah yang dikatakan bapak Dr. Hidayat Nur Wahid (HNW) :

"Itu pendapat klasik yang tidak benar yang selalu dimunculkan menjelang pilkada maupun pemilu. Itu adalah fitnah belaka. Kalau saja kami Wahabi tentu kami tidak akan mendirikan partai politik, sebab kaum Wahabi mengharamkan dan membid'ahkan partai politik."

Memang bisa dibenarkan bahwa “Wahabi” membid’ahkan dan mengharamkan partai politik. Tidak lain karena partai politik secara hakekat hanya akan memecah belah umat dan merupakan produk asli rezim demokrasi yang diharamkan dalam Islam. Namun anehnya, ketika ada sebagian ulama “Wahabi” berfatwa bolehnya mencoblos/mencontreng dalam Pemilu serta duduk di kursi parlemen karena alasan memilih mafsadat terkecil di antara dua mafsadat, salah satu yang sibuk menyebarkan fatwa ini ke berbagai media adalah ikhwan PKS. Saya pribadi tidak tahu secara pasti apa tujuannya. Apakah PKS sedang menjalankan politik muka dua ? Entahlah,…. namun – kalau boleh sedikit beranalisa –, dua fenomena ini nampaknya sedang menjelaskan kepada kita akan satu maksud tersembunyi untuk mengeruk suara dan dukungan dari dua kutub yang berlainan. Kasus pertama, ingin merebut simpati dari warga NU (atau yang semisalnya) yang notabene anti-Wahabi, sedangkan kasus kedua ingin mengumpulkan dukungan dari kalangan “Wahabi” yang ‘anti NU’[1] ….. Cukup ‘cerdik’ !

Di sisi lain, saya bertanya-tanya apakah bapak HNW tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwasannya anggapan “Wahabi” itu tidaklah terkait pada bahasan bid’ah dan haramnya partai secara khusus. Namun, istilah “Wahabi” lebih mengarah pada istilah gerakan dakwah anti kesyirikan, anti kebid’ahan, dan anti khurafat secara umum. Atau kalau boleh menggunakan bahasa awam, orang-orang “Wahabi” ini adalah orang-orang yang anti sama tawassulan[2], shalawatan[3], tahlilan, yasinan, haul-haul kuburan, thariqah (shufi), kultus individu pada kiyai, habib, dan semacamnya ?

Mari kita baca lebih lanjut :

Hidayat menegaskan bahwa PKS berjuang untuk kejayaan NKRI. Karena itu, hal-hal yang melekat dalam konteks ke Indonesiaan seperti masalah pluralitas dan toleransi akan selalu dijunjung tinggi. "Prinsipnya kita memang menjunjung pluralitas dan toleransi dalam kehidupan agama di Indonesia tercinta ini," papar Hidayat.

Sebuah kalimat yang sumir (atau coba disumirkan ?). Apa makna pluralitas yang diucapkan itu ? Jika kita coba kaitkan dengan isu “Wahabi”, nampaknya bapak HNW ingin mengatakan bahwa PKS itu plural lagi toleran terhadap apa yang di-anti-kan oleh “Wahabi”.

“Bersama PKS, aktifitas keagamaan Anda yang dibid’ahkan dan disyirikkan oleh “Wahabi” akan aman dan terlindungi”, begitulah mungkin sinyal halus yang hendak dikirimkan kepada masyarakat.

Jika memang benar demikian, maka banyak kritik yang sebelumnya banyak ditujukan kepada ikhwan PKS benar adanya. Ikhwan PKS itu mlempem dan loyo dalam dakwah kepada tauhid wa sunnah (dan memerangi apa yang menjadi lawan keduanya yaitu syirik dan bid’ah), khususnya jika sudah berhadapan dengan target raupan suara dan jabatan. Oleh karena itu, jangan Anda terlalu berharap bahwa ikhwan PKS akan memberantas berbagai kesyirikan dan kebid’ahan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Beragam aktifitas kesyirikan di kuburan para wali pun mungkin tetap akan lestari di bawah naungan PKS. Biarlah bid’ah dan kesyirikan itu tetap ada asalkan bisa maju dan menguasai Senayan. Hal ini mirip dengan prototype PKS yang ada di Sudan ketika salah seorang tokohnya yang bernama Dr. Hasan At-Turabi mengatakan :

إنـهم يهتمون بالأمور العقائدية وشرك القبور ولا يهتمون بالشرك السياسي فلنترك هؤلاء القبوريين يطوفون حول قبورهم حتى نصل إلى قبة البرلمان

”Sesungguhnya mereka memperhatikan permasalahan ’aqidah dan syirik terhadap kuburan. Akan tetapi mereka tidak memperhatikan syirik dalam perpolitikan (asy-syirkus-siyaasy). Hendaknya kita biarkan para quburiyyun itu thawaf di sekitar kuburan mereka sampai kita mencapai kubah parlemen.” [diambil dari Majalah Al-Istiqaamah, Rabi’ul-Awwal 1408 H].

Bedanya, kata-kata bapak HNW tidak sevulgar Dr. At-Turabi – walau nuansanya boleh dibilang sama.

Parah memang jika demikian. Apalagi secara halus PKS telah menyatakan sikap terbukanya (dan juga komprominya) terhadap lawan-lawan politiknya dari kaum apapun ketika mengatakan :

"Sejak Pemilu 2004 lalu kehadiran PKS telah diterima dengan baik oleh kalangan sekuler maupun nonmuslim sekalipun," papar PKS.

"Terbukti PKS diajak berkoalisi oleh capres SBY-JK dan pemilih PKS ternyata sebagian adalah kalangan nonmuslim”.

Ditambah lagi dengan jargon-jargon kampanye legislatif yang lalu, seperti : “Memangnya PKS Bisa Hijau, Kuning, Biru, dan Merah; Jika untuk Indonesia yang Lebih Baik, Mengapa Tidak ?”[4]. Apa artinya ? Bukankah hijau itu maknanya partai Islam, kuning maknanya partai Golkar, biru maknanya partai Demokrat, dan merah maknanya partai nasionalis sekuler (PDIP dan sebangsanya) ? Orang awam yang membacanya pun dengan cekatan akan menyimpulkan bahwa PKS adalah partai semua golongan, partai semua aliran, partai semua pemahaman, dan yang lainnya. Jika ada orang yang memplesetkan PKS saat ini adalah Partai Keranjang Sampah (seperti banyak dikatakan oleh sebagian ikhwan eks laskar jihad), secara substansi tidaklah terlalu keliru – walau dari segi bahasa kurang nyaman untuk dibaca dan didengar.

Politik praktis yang ada di jaman sekarang telah memberangus al-wala’ wal-bara’ terhadap segala macam penyimpangan. Sebuah politik ngawur tanpa prinsip yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan.

Inikah politik yang diajarkan oleh Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?  Saya persilakan bagi para Pembaca untuk menjawabnya…..

 

Abu Al-Jauzaa’



[1]     Anti NU yang saya maksud bukan secara keorganisasian, namun lebih tertuju pada fikrah pemahaman agama yang lazim ada di warga NU.

[2]     Tawassul bid’ah dan mengandung kesyirikan.

[3]     Shalawatan bid’ah dan mengandung kesyirikan.

[4]     Dengan diringkas. Sebagaimana tertulis di banyak selebaran yang tertempel di Kota Bogor dan sekitarnya.

Comments

Abu Yahya al-Kadiri mengatakan...

assalamu'alaykum..
akh salam kenal, senang sekali ana berkunjung di blog antum nanti ana izin copy ya ke blog ana.

abuyahya8211.wordpress.com

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah, saya setuju, semoga
Alloh selalu menunjukki kita ke jalan yang lurus.

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum
akhi..
^_^
artikel + tanggapan anta menarik untuk disimak..
izin copy paste...
moga teman2 tarbiyah berkenan mencermati blog antum ini...

Anonim mengatakan...

Shalawatan Bid'ah mengandung Kesyirikan???????????
Innalillahi wainna ilaihi Rajiun..Kayfa taquul hakadza ya akhi?? la tughatti uyunukum bi taqlid 'ama ala ba'dhul ulama ussu fi suudiy.. intabih ya akhi innallah ha wamalaikatahu yushallu na alannabiy..... aktsiru sholata alayya filaylatizzhara wa yaumil azhar...

kenapa wahabi hanya ambil dari ulama itu2 aja??? ibn taimiyah, jauzi, utsaimin, abdul wahhab, bin bazz apa mereka tidak mungkin salah memberikan pemikiran ijtihadnya. apakah akal2 mereka ma'shum dari kesalahan... kalo iya jwabanya Allahu Akbar 'ala hadza ljuhhal ??? mana imam suyuthi , syafi'i , malik bin anas, alhaithami, asqalani, nawawi, rafii..nggak pernah diangkat oleh wahabi dalam pemikiran... kayaknye kite sumpek banget cuman itu2 aja...kalo cuman wahabi yang benar sungguh da'wah rasul gagal karena mayoritas ummat islam didunia adalah bukan wahabi..padahal nabi berkata : la tajtami' ummati 'aladholalah...tidak ada banyak ummatku dalam kesesatan...ati2 dalam menyesatkan suatu golongan mayoritas yang dapat mengkerdilkan perjuangan nabi Muhammad SAW
inget ya akhi orang shufi juga buanyak yang ulama besar.. coba anda kaji ajaran shufi yang dibawa dengan mazhab syafii seperti yang telah ada di indonesia sewaktu zaman walisongo sampe sekarang...
WALLAHI KALO AJARAN WAHABI YANG DIBAWA WALI SONGO DULU DAH PASTI INDONESIA TIDAK AKAN MAYORITAS ISLAM KARENA TIDAK AKAN BISA TERIMA DENGAN ADAT DAN BUDAYA >>>SEMUA HARUS SEPERTI SAUDI DAN TANPA KOMPROMI

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Saya hanya mengatakan beberapa point sebagai berikut :

1. Kami bukanlah muqallid.

2. Kami juga mengambil perkataan ulama lain seperti yang Anda sebutkan (As-Suyuthi, Malik, Asy-Syafi'iy, Al-Haitsami, Al-'Asqalaniy, dan yang lainnya). Silakan Anda membaca artikel-artikel di blog ini, insya Allah Anda akan mendapatkan banyak nukilan/sandaran penjelasan dari ulama-ulama tersebut.

3. Adapun 'shalawatan' yang kami maksud bukannya amal shalawatan itu yang bid'ah. Kami juga bershalawat dan memperbanyak amal shalawat, insya Allah. Namun yang kami peringatkan adalah praktek di sebagian masyarakat berupa lafadh shalawat dan kaifiyyah-nya yang sama sekali tidak ada landasan dalilnya - alias hanya dibuat-buat oleh manusia.

Andy Abu Thalib mengatakan...

@ Mas Anonim:
Mas...zaman walisongo tuh kapan sih? Kok kayaknya Walisongo lebih hebat dari shohabat Nabi yah..sampe segitunya musti dicontoh2 dlm semua sisinya. Ckckckck...

Anonim mengatakan...

@anonim
Kita tak pernah melihat kitabnya walisongo..? gimana tuh pak, apa landasan anda mengatakan itu ajaran walisongo...sesuatu yang tidak tertulis sangat sulit dipercaya apalagi sudah berlangsung ratusan tahun, maaf pengetahuan saya dalam agama masih kurang tetapi saya tidak pernah mempercayai sesuatu yang hanya mulut ke mulut tanpa bukti...,sedangkan mengerjakan sesuatu kadang anda harus tulis...apalagi cerita ini

Ibnu Muhammad Zein mengatakan...

Assalamu'alaikum Ya Ustadz!
Semoga Allah memberkahi umur antum serta menambahkan ilmu yang haq lagi bermanfa'at kepada antum dan seluruh kaum muslimin!

Mengenai tulisan yang 'menyinggung' istilah wahaby/wahabiyah, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan;

1. Benarkah dakwah Syaikul Islam Imam Muhammad bin Abdil Wahhab dinamakan wahabiyah?
-Penamaan wahabiyah ini bukankah diberikan oleh musuh-musuh Islam?
-Wahabiyah yang sebenarnya bukankah bagian dari ahlul bid'ah (seingat saya bagian dari khawarij) yang mereka itu sudah ada dan menyebut dirinya dengan wahabiyah jauh sebelum Al-Imam lahir?
-Dakwah Imam Muhammad bin Abdil Wahhab, tidak diragukan lagi adalah dakwah salafiyah, hanya saja musuh-musuh Islam serta orang jahil menamainya dengan nama yang menyesatkan, serta
(Ini perlu kita sadari) sejarah/cerita mengenai pergerakan dakwah Al-Imam yang sampai kepada masyarakat negeri ini sudah banyak diputar balikkan, sama ahlnya mengenai Syaikhul Islam Ahmad Ibnu Taimiyah rahimahumallah.
Ana pernah membantah penuntut ilmu (lulusan pesantren) yang mengatakan kedua Imam ini sesat. Dia merendahkan Ibnu Taimiyah dengan Majmu' Fatawa-nya (sepertinya orang ini belum pernah membaca kitab tersebut) serta Ibnu Abdil Wahhab dengan dakwahnya. Wana'udzubillah.

Demikian saja.
Akhukum fil 'aqidah wal manhaj, insya Allah,
Ibnu Muhammad Zein

Anonim mengatakan...

Maaf, saya bukan simpatisan PKS, tapi jujur saya memilih PKS karena tidak ada pilihan lain yang lebih baik.

Kalau anda punya alternatif lain, mohon tunjukan. Kalau baik, maka saya akan dukung.

Jangan hanya merusak tanpa ada niat membangun. Yang ada hanya anggapan bahwa anda adalah pendukung Partai lain untuk menghancurkan nama PKS.

Anonim mengatakan...

@anonim
justru dg inilah...islam membangun, memurnikan aqidah, berdakwah dan menyampaikan kebenaran...

dan sama sekali tidak mendukung demokrasi apalagi partai lain

Anonim mengatakan...

izin copy ustad,

tahu gak wahai kader pks, pks itu sekarang membolehkan bid'ah tahlilan......kasihan para kader pks yg dulunya dari muhammadiyyah yg memang anti tahlilan, ato sekarang muhammadiyyah ikut-ikutan tahlilan ? bisa dijawab bagi yg kader muhammadiyyah ?

jazakalloh khoiron

Anonim mengatakan...

Bismillah,
Jazakallohukhoiron wa barokallohufiikum abul-Jauzaa'...

insya alloh artikel dalam web ini sangat bermanfaat bagi kita semua karena tak selamanya yang dianggap "baik" menurut masyarakat dan "orang banyak" itu adalah "benar" dalam timbangan alqur'an dan assunnah...

sungguh jika kita mau menilik lebih jauh tentang diri-diri kita...bagi yang merasa tersinggung dengan artikel dalam web ini...ataupun bagi yang risih dengan orang2 bermanhaj salaf yang dikatakan "wahabi"...sebenarnya kalian pernah ketemu dengan para masyayikh ahlussunnah belum sih? nek belum...hayuuuh ketemuan...ntar dilihat..dirasakan...apakah mereka seburuk persangkaan kalian??

barokallohufiikum...

ini ana pake nama anonim...tapi ana sebutin aja deh...namaku FUAD...

Anonim mengatakan...

iya benar, saya dulu adalah kader pks yg meyakini tahlilan itu bid'ah. tapi setelah tau, bhw sekarang ini ustad2 pks membolehkan tahlilan, maka otomatis saya keluar dari pks. mungkin ini akibat dari mihwar daulah (tahapan negara yaa), sehingga pks semakin kearah liberal, dan merekrut sebanyak-banyaknya kader untuk mendulang suara di pemilu selanjutnya, maklum kan mayoritas umat islam indonesia (NU) masih melakukan bid'ah tahlilan ini, sehingga pks ikut2-an melakukan tahlilan, jadi gimana nich kader pks yg dari muhammadiyyah ? atau sekarang kader pks banyak dari NU ?

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah wa syukron katsir antum bersedia datang ke blog sederhana ana ( www.sketsahati.tk ). Tulisan antum sangat jelas dan gamblang, mudah-mudahan bisa menjadi masukan yang berharga bagi pembaca sekalian, sekali lagi terima kasih.

Sudiono Mangundiri ( SM )
blog : http://www.bisnisoke.blogdetik.com

hai jiwa-jiwa yang tenang mengatakan...

ya ustadz, berhentilah membuat tulisan yang menguliti teman kita di PKS. Sebaiknya antum datang ke markas mereka lalu sampaikanlah.
Ustadz, yang ingin saya tanya, mengapa wahabi begitu ditentang di malaysia?
ada apa dengan aqidah ibnu taimiyah?
apakah benar wahabi tidak bermahzab?

Anonim mengatakan...

bagaimanapun juga.. kalau dalam pemilu harus milih yang baik.. kalo menurut ana PKS baik ya ana pilih PKS..

curious mengatakan...

ada link ttg mantan presiden PKS, tifatul S.

http://id.news.yahoo.com/yn/20101110/twl-jabat-tangan-menteri-konservatif-311bf9a.html

salaman dgn bukan mahrom nya...???

Anonim mengatakan...

Jangan sampai anak buahnya PKS mengoleksi buku Makrus Ali Mantan NU

Anonim mengatakan...

ahh biasa, pks memang begitu

gunn mengatakan...

la tajtami' ummati 'aladholalah...tidak ada banyak ummatku dalam kesesatan

komen dari sodaraku di atas (post #4).

bang, coba dipahami dulu apa yg dimaksud dgn ummati itu.
kalo "ummat" di situ ditafsirkan sebagai seluruh muslimin (secara umum),
ya bisa rusak bang.

coba pahami aja,
sebagian besar kaum muslim itu tdk mmperhatikan perkara aurot,
mreka jg bermudah-mudahan dgn riba,
kholwat/ikhtilat, dan berbagai perkara maksiyat yg lain.
ini dilakukan oleh (sebagian besar) kaum muslim.

apakah dalil tersebut akan dipakai untuk mengatakan bahwa perbuatan2 yg disebutkan td tidaklah sesat?
(karena tdk mungkin yg diterima oleh mayoritas orang, adalah sesat)
hayoo...

Anonim mengatakan...

Abul Jauzaa hanyalah menilai/mengomentari kalimat dari HNW. saya yakin yang lebih TAU yang dimaksud dengan kalimat-kalimat itu HNW dari pada yang mengomentari.

mari berusaha berhusnudh dhonn...

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Batasan berhusnudhdhan menurut Anda itu bagaimana ?.

Kalau sepengetahuan saya, husnudhdhan itu ada pada perkataan yang padanya mengandung makna baik dan buruk. Di sinilah kita diperintahkan untuk berhusnudhdhan, yaitu membawa perkataan tersebut pada makna yang baik. Namun jika satu perkataan itu secara jelas mengandung makna yang buruk, maka bukan tempatnya lagi untuk berhusnudhdhan.

spix mengatakan...

Abang abang....

Assalamu'alaikum

Udah ngapa sih. Lu semua pada malah berantem dah. Seriusan dah. Awalnya sharing, tapi di antara kalian pasti jadi egois masing-masing.

Dicukupkan okeh..

Ambil yang benar dari tulisan ini. Memang namanya manusia pasti salah. Apalagi partai buatan manusia bukan dari Allah.

Lakukanlah dakwah kalian lebih intens untuk mengajak dan mentauhidkan Allah.

Saya mah kagak ngarti-ngartian hadits ini itu kayak sampean semua.

Musuh-musuh Islam bakal seneng liat kita brantem. makanya udeh ye. mending pada ngaji.

*peace for you all

Wassalamu'alaikum

AL WABAHY (NO AL WAHABY) mengatakan...

soal sholwat n bid'ah...
ane pikir smw sholawat yg qt baca.. bid'ah. krn shoawat yg di ajarkan nabi hanya menyebut kata "muhammad" n "wa alihi". knp klw qt brsholawat mnyebut "wa shohbihi"?? klw mang boleh mnambah2i sholawat.. bolehkan qt menambahi dg kata "wa 'ala walidayya" misalnya?

Anonim mengatakan...

Ada lagi yg nyeleneh dari PKS :

PKS Ucapkan Natal
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah melalui akun twitternya (@Fahrihamzah) menuliskan: Di sela gerimis dan senyum anak negeri. Aku mengucapkan Selamat Natal bagi saudaraku yg merayakan. Damai semoga Indonesia Raya.

Selain itu, mantan aktivis KAMMI ini juga meretweet, akun twitter Rois Rahma Fathoni (@kaisar_el_rema), seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan pasca sarjana di Al Azhar Mesir. Di twitter itu, Rois yang juga aktivis PKS di negeri Seribu Menara itu membahas persoalan mengucapkan natal.

Sebelumnya, pada 24 Desember 2011, Rois Rahma juga menanyakan kapan Fahri Hamzah mengucapkan Natal. bang @Fahrihamzah ditunggu ucapan Natalnya untuk saudara-saudara kita kristiani. Sebagaimana al-azhar mengucapkan serupa di tgl 7 Januari.

Berikut ini, bahasan Rois Rahma Fathoni:
begitu juga soal mengucapkan selamat natal. ulama saudi melarang sebab mereka berkecimpung dengan umat islam. #al-azhar @Fahrihamzah
berbeda dengan #al-azhar yang berada di mesir, hidup dalam lingkungan heterogen @Fahrihamzah
#al-azhar terbiasa btukar selamat hari besar dgn gereja koptik. kita jg mesti ingat, mesir bnama Egypt diambil dr Koptik. @Fahrihamzah
meskipun awal sejarahnya Koptik adalah semacam bangsa tapi kemudian bergeseran makna terjadi: Koptik = Kristen Ortodok @Fahrihamzah
Intinya adalah iqra. Semakin banyak kita paham, kita semakin mentolelir pendapat orang lain. #al-azhar @Fahrihamzah

Neo PKS mengatakan...

“Bersama PKS, aktifitas keagamaan Anda yang dibid’ahkan dan disyirikkan oleh “Wahabi” akan aman dan terlindungi”, begitulah mungkin sinyal halus yang hendak dikirimkan kepada masyarakat.
_______________________

hindarilah menjadi wahabi wahai salafy, mulailah meninggalkan celaan, kalo benar ini makan bangkai orang mati, apalagi kalo statement ini salah ... wahabi diawali dengan perebutan kekuasaan Suud, hindarilah watak keras wahabi, betapa banyak fatwa yang dulu diagungkan sekarang dibuang... betapa banyak ulama salafy yang sudah dikeluarkan oleh wahabi... jadilah salafy bukan wahabi....

Anonim mengatakan...

siapa yang mencela, siapa yang dicela, dan bagaimana celaannya?

apakah dari artikel yang panjang di atas yang terbaca oleh anda hanya bagian yang anda kutip saja, sehingga dari sedikit yang anda kutip itu, anda mengatakan bahwa wahaby mencela?

Anonim mengatakan...

Gubernur PKS, ust Ahmad Heryawan, ikut acara larung sesaji ke laut. karena katanya acara itu tidak ada sesajinya, cuman simbol membuang replika rumah kecil ke laut. Mohon penjelasan ust. Jauzaa tentang pro kontra dalam hal ini, terima kasih ustad.

ini beritanya

http://bandung.okezone.com/read/2012/12/25/527/736966/aher-larung-sesaji-di-pantai-payangsari-dan-ziarah-ke-pamijahan

ini yg mengkritik ust. aher :
http://abisyakir.wordpress.com/2013/01/24/awas-bahaya-ahmad-heriyawan-larung-sesaji/#comment-8593

ini yg membela ust. aher : (webnya pks)
http://www.dakwatuna.com/2012/12/25858/ada-ahmad-heryawan-kepala-kerbau-tak-lagi-dilarung-saat-syukur-laut-tasikmalaya/

http://www.islamedia.web.id/2012/12/penyelamatan-aqidah-versus-kearifan.html

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Saya tidak bisa berkomentar apa-apa, karena berita yang sampai kepada saya kontradiktif. Perlu cek dan ricek permasalahan dulu sebelum menyepakati ataupun mengingkari.

Namun apapun itu, tradisi larung laut yang biasa dilakukan masyarakat kita adalah budaya kesyirikan, tidak boleh dilestarikan, dan harus diberantas. Kegiatan larung tersebut tetaplah terlarang meski dilakukan dengan simbol-simbol. Simbol kesyirikan tetaplah kesyirikan.

wallaahu a'lam.

Anonim mengatakan...

Cobalah memahami tafsir Al Baqoroh 8-12,terutama Ayat 11-12.Saudaraku PKS

Anonim mengatakan...

tetap aswaja tetap NU,ngono ae kok repot

Anonim mengatakan...

Kewajiban kita sebagai umat Islam adalah, menyampaikan kata ALLOH, kata RASUL dan selanjutnya kita mendo'akan, semoga saudara-saudara kita yg ada di partai NASDEM, PKB, PKS, PDIP, GOLKAR, GERINDRA, DEMOKRAT, PAN, PPP, HANURA, PBB dan PKP. mendapat HIDAYAH dari ALLOH SWT, hingga bisa Meniti jalan beragama RasuluALLOH dan Para Sahabat.... agar dapat meraih SURGA FIRDAUS.. Amin.

HASBULLAH
Kader Partai GOLKAR.

miki mengatakan...

tulisan yg bagus ustadz.. barakallahu fiik..

ana mengamati saudara2 ana ketika di kampus yg mereka sebut Aktivis Dakwah Kampus a.k.a simpatisan PKS, begitu semangatnya mereka thd Islam hingga ana kagum dan sempat mengikuti aktivitas mereka, kemudian semakin dalam ana mengarungi dunia mereka, bukan malah menjadi simpati tapi semakin apriori, muak dgn orang2 atasnya, yg sudah jauuuuh dari keislaman... mengucapkan natal, salaman dengan yg bukan mahrom, mengangkat caleg dari nonmuslim, membolehkan bid'ah dsb.......

semoga Allah memberikan petunjuk yg lurus untuk saudara2 kita PKS

Anonim mengatakan...

Sulitnya hidup ketika kita saling menuduh cara pemahaman orang lain sesat. Cobalah ustadz2 berkenan shilaturrahim dengan ikhwah dari PKS. Tenimbang menggibahi mereka tanpa berusaha mencoba husnudzan. Saya sendiri adalah pendengar setia Radio Rodja, santri NU yang kerap hadiri kenduri, pengkaji kutubussittah, dan jika pemilu saya akan coblos PKS. Apa saya berdosa?

Anonim mengatakan...

Sing PKS jd salafiYyun, yang Nu jadi salafiyyun, yang wahabi jadi salafiyyun , yg pdi p jadi salafiyyun, dll alhamdulillah

Anonim mengatakan...

Kalau aqidah & amalan Nu nggak sesuai dengan amalan islam, terus masih tetap juga harus Nu ya repot !!! Bahkan dunia akhirat repotnya nanti...

adi mengatakan...

Aswaja itu apa y, bukan ny NU itu organisasi?

Unknown mengatakan...

Terus aja kalian berda'wah dengan menjelek-jelekkan yang lain.....sementara musuh2 islam siap2 bergandengan tangan tuk menghancurkan ummat islam indonesia...sementara kalian sibuk berda'wah dengan cara kalian....teruslah kalian berghibah....sementara musuh islam telah bersiap masuk parlemen dan menghancurkan kepentingan ummat islam indonesia.....lalu kepada siapa kalian akan membawa masalah ummat ini kalo bukan ke perwakilan ummat islam di dpr.....cape deh dengerin da'wah orang SHOLEH SEPERTI INI....ngarti hadist dan qur'an tapi tuk nyerang kawan sendiri... :(

aryo mengatakan...

bukan menyerang. mungkin tepatnya mengingatkan..

Anonim mengatakan...

sebutkan amalan NU yg tidak sesuai islam? dan apa yg anda maksud dg islam? apa islamnya wababi? Ibrahim itu sudah islam lho...

Anonim mengatakan...

ada analisa wahabi dibuat oleh yahudi, tujuanya memang untuk memecah islam, jadi wajar kalau dakwahnya KERAS, TAKFIR, SOK BENAR SENDIRI, saking cerdiknya yahudi, orang wahabi sekarang tidak sadar sikap keras mereka yg buruk itu bisa memecah umat islam. pokoknya menyebalkan bgt, jauh dari sifat dan akhlaq junjungan kita MUHAMMAD SAW , sholalahu 'alaih...

Anonim mengatakan...

@Anonim 23 Februari 2014 14.58..

Begitu bencinya kah engkau dengan saudaramu, sehingga engkau tuduh mereka buatan yahudi, tanpa kau sertakan bukti?
Semoga Allah mengampunimu dan mengampuniku.

Unknown mengatakan...

siapa bilang nabi muhammad tidak memecah belah ummat ?
dahulu sebelum islam muncul suku kurasi bersatu kemudian muncul ajaran islam yg dibawa nabi muhammad dan suku kurais berpecah belah,saling serang saling bunuh.
ya benar nabi muhammad pemecah belah antara yg haq dan yg batil,antara keimanan dan kekufuran yg tidak mungkin bersatu
WAHABI??? pemecah belah juga sama dgn nabi muhammad. pemecah belah antara syirik dan tauhid (syirik = batil,,, tauhid = haq) antara sunnah dan bid ah (sunnah = haq,,,bid ah = batil)
jadi jangan takut kalau wahabi dibilang pemecah belah ummat

Saretah mengatakan...

Yang jelas makin pintar,makin berilmu seorang Ulama maka akan semakin toleran dan menghormati kepercayaan orang lain yang berbeda, makin minim ilmu seorang, maka dia akan merasa paling bener sendiri dan merasa orang lain tidak tahu agama, contoh ulama kelas dunia Prof Qureish Shihab, Prof.Agil Siraj, Gus Dur dll, dg ulama2 spt mereka islam akan bersinar namanya dan diterima masyarakat semua.