عَنْ الْمُسْتَوْرِد الْقُرَشِيّ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: « تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرُّومُ أَكْثَرُ النَّاسِ ».
فَقَالَ لَهُ عَمْرٌو أَبْصِرْ مَا تَقُولُ. قَالَ أَقُولُ مَا سَمِعْتُ مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ لَئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ إِنَّ فِيهِمْ لَخِصَالاً أَرْبَعًا
إِنَّهُمْ لأَحْلَمُ النَّاسِ عِنْدَ فِتْنَةٍ وَأَسْرَعُهُمْ إِفَاقَةً بَعْدَ
مُصِيبَةٍ وَأَوْشَكُهُمْ كَرَّةً بَعْدَ فَرَّةٍ وَخَيْرُهُمْ لِمِسْكِينٍ
وَيَتِيمٍ وَضَعِيفٍ وَخَامِسَةٌ حَسَنَةٌ جَمِيلَةٌ وَأَمْنَعُهُمْ مِنْ ظُلْمِ
الْمُلُوكِ
Dari
Al-Mustaurid Al-Qurasyiy : Aku mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda : “Akan tegak hari kiamat sedangkan bangsa Ruum (Romawi, Eropa)
adalah populasi manusia terbanyak”. ‘Amru (bin Al-‘Aash) berkata kepadanya
: “Perhatikan apa yang engkau katakan itu!”. Ia (Al-Mustaurid) berkata : “Aku
mengatakan sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah ﷺ”.
‘Amru berkata : “Apabila engkau berkata demikian, maka sesungguhnya pada diri
mereka (bangsa Romawi, Eropa) terdapat 4 kepribadian, yaitu (1) mereka adalah
orang yang paling sabar saat terjadi fitnah, (2) paling cepat sadar setelah
tertimpa musibah, (3) paling segera menyerang kembali setelah mundur, (4)
paling baik terhadap orang-orang miskin, yatim, dan lemah; serta kelima yang
memang baik lagi bagus adalah paling bersemangat mencegah kedhaliman para
penguasa” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2898].
Sedikit
faedah dari banyak faedah yang dapat diambil dari hadits ini, yaitu:
1.
Menjelang hari
kiamat, populasi bangsa Romawi (Eropa) merupakan populasi manusia terbanyak,
sesuai dhahir hadits.
2.
Bangsa Romawi (Eropa)
kelak akan memeluk Islam sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsiir rahimahullah
:
وهذا
يدل على أن الروم يسلمون في آخر الزمان، ولعل فتح القسطنطينية يكون على يدي طائفة
منهم كما نطق به الحديث المتقدم أنه يغزوها سبعون ألفاً من بني إسحاق، والروم من
سلالة العيص بن إسحاق بن إبراهيم الخليل، فمنهم أولاد عم بني إسرائيل وهو يعقوب بن
إسحاق، فالروم يكونون في آخر الزمان خيراً من بني إسرائيل، فإن الدجال يتبعه
سبُعون ألفاً من يهود أصبهان فهم أنصار الدجال، وهؤلاء أعني الروم قد مدحوا في هذا
الحديث فلعلهم يسلمون على يدي المسيح ابن مريم والله أعلم
“Hadits ini
menunjukkan bahwa bangsa Romawi (Eropa) akan memeluk Islam pada akhir jaman.
Kemungkinan penaklukan Konstantinopel dilakukan oleh sekelompok dari mereka
sebagaimana terdapat dalam hadits yang disebutkan di awal bahwa 70.000 orang
Bani Ishaaq akan berperang, sedangkan bangsa Romawi termasuk keturunan Al-‘Iish
bin Ishaaq bin Ibraahiim Al-Khaliil. Diantara mereka merupakan anak-anak dari
paman Bani Israaiil, yaitu Ya’quub bin Ishaaq. Bangsa Romawi di akhir jaman
lebih baik daripada Bani Israaiil (Yahudi), karena Dajjaal kelak akan diikuti
oleh 70.000 orang Yahudi Ashbahaan, yang mereka itu adalah penolong-penolong
Dajjaal. Mereka – yaitu bangsa Romawi – dipuji dalam hadits ini, karena
kemungkinan mereka masuk Islam di tangan Al-Masiih bin Maryam, wallaahu
a’lam” [An-Nihaayah fil-Fitan wal-Malaahim, 1/30].
3.
Senantiasa
berhati-hati dalam menyampaikan hadits yang disandarkan kepada Nabi ﷺ.
4.
Ada empat atau lima
akhlaq/sifat yang terpuji bangsa Romawi yang dikenal semenjak dahulu, yaitu:
(a) Paling
sabar saat terjadi fitnah.
(b) Paling
cepat sadar setelah tertimpa musibah.
Dua hal di atas
sangat berkaitan. Sabar saat musibah terjadi adalah sesuatu yang dipuji lagi
dituntut sebagaimana firman Allah ta’ala:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ
مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
(157)
“Dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan : ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” [QS. Al-Baqarah : 155-157]
Dan kemudian setelah
itu, mereka cepat sadar dengan belajar, introspeksi, dan mengevaluasi diri.
Sikap ini merupakan dampak dari kesabaran yang benar dari seorang mukmin. Nabi ﷺ
bersabda:
لَا
يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Seorang mukmin
tidak akan tersengat (binatang berbisa) dari satu lubang sebanyak dua kali”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6133].
Orang mukmin adalah
orang yang paling sabar dan paling pandai mengambil pelajaran dari musibah yang
menimpa untuk segera bangkit memperbaiki diri.
(c) Paling
segera menyerang kembali (untuk berperang) setelah (sebelumnya) mundur.
Ini menunjukkan
kecerdasan dan keberanian. Asalnya seorang muslim tidak boleh mundur dari medan
peperangan kecuali sebagai strategi untuk menyusun kekuatan dan menyerang kembali.
Allah ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلَا
تُوَلُّوهُمُ الْأَدْبَارَ (15) وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلَّا مُتَحَرِّفًا
لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ
وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (16)
“Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang
menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang
membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, KECUALI berbelok untuk (siasat)
perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan
tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya” [QS.
Al-Anfaal : 15-16].
(d) Paling
baik terhadap orang-orang miskin, yatim, dan lemah.
Ini adalah akhlaq
mulia yang diperintahkan Allah ta’ala diantaranya dalam firman-Nya:
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا
“Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri” [QS. An-Nisaa’ : 36].
(e) Paling
bersemangat mencegah kedhaliman para penguasa. Yaitu ketika mereka memiliki
kesempatan dan kemampuan untuk melakukannya.
عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: انْصُرْ أَخَاكَ
ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا نَنْصُرُهُ
مَظْلُومًا، فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا؟ قَالَ: تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
Dari Anas radliyallaahu
‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ
: “Tolonglah saudaramu yang berbuat dhalim atau yang didhalimi”. Para
shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, kami paham jika kami menolong orang yang
didhalimi. Tapi bagaimanakah cara kami menolong orang yang berbuat dhalim?”.
Beliau ﷺ bersabda : “Kamu pegang
kedua tangannya (agar tidak berbuat dhalim)” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 2444].
Mencegah kedhaliman
mereka dengan memberikan nasihat tentang kebenaran dan masukan konstruktif,
karena Nabi ﷺ bersabda:
إن
من أعظم الجهاد كلمة عدل عند سلطان جائر
“Sesungguhnya
jihad yang paling besar adalah kalimat ‘adil (benar) yang disampaikan di sisi
penguasa yang dhalim/jahat” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4344,
At-Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011, dan yang lainnya; shahih].
Tentu saja, tidak
dipahami dari hadits ini mencegah kedhaliman penguasa dengan keluar ketaatan
dan mengangkat senjata kepadanya, karena ini diharamkan sebagaiman sabda Nabi ﷺ:
خِيَارُ
أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ
وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ
وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ
وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ
وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
“Sebaik-baik
pemimpin-pemimpin kamu adalah dimana kamu mencintainya dan mereka mencintaimu.
Kamu mendoakannya dan mereka pun mendoakanmu. Adapun sejelek-jelek pemimpin
kamu adalah dimana kamu membencinya dan mereka pun membencimu, kamu melaknatnya
dan mereka pun melaknatmu”. Dikatakan : Wahai Rasulullah, apakah kami tidak
memeranginya saja dengan pedang ?”. Beliau menjawab : “Tidak, selama mereka
masih menegakkan shalat di tengah kalian. Apabila kalian melihat dari pemimpin
kalian sesuatu yang kamu benci, maka bencilah perbuatannya saja dan jangan
melepaskan tangan dari ketaatan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1855].
Semoga
bermanfaat.
Wallaahu
a’lam bish-shawwaab.
[abul-jauzaa’
– status FB tanggal 24 Desember 2016].
Comments
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Mau tanya ustadz, yang dimaksud Bangsa Romawi adalah Eropa itu yang mana saja, apakah keseluruhan bangsa-bangsa Eropa atau seputaran Itali, Spanyol dan Perancis atau bagaimana ?
Assalamualaikum mau tanya, adakah hadits tentang abu bakar berbohong kepada pengemis yahudi yang buta, mksih
Posting Komentar