حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ أَبُو عَمْرٍو الْبَصْرِيُّ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ رَبِيعَةَ، عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
تُجَصَّصَ الْقُبُورُ، وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهَا، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا،
وَأَنْ تُوطَأَ ".
Telah
menceritaka kepada kami ‘Abdurrahmaan bin Al-Aswad Abu ‘Amru Al-Bashriy : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Rabii’ah, dari Ibnu Juraij, dari
Abuz-Zubair, dari Jaabir, ia berkata : “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah
melarang kubur untuk dikapur, ditulisi di atasnya, dibangun (bangunan)
di atasnya, dan diinjak” [Jaami’ At-Tirmidziy, 2/356 no. 1052; dan
At-Tirmidziy berkata : “Hadits hasan shahih”].
Berikut
keterangan para perawinya :
a.
‘Abdurrahmaan bin Al-Aswad
bin Al-Ma’muul Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy Al-Baghdaadiy, Abu ‘Amru Al-Waraaq
Al-Bashriy; seorang yang maqbuul. Termasuk thabaqah ke-11 dan
wafat setelah tahun 240 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 570 no. 3826].
b.
Muhammad bin Rabii’ah
Al-Kilaabiy Ar-Ruaasiy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah.
Termasuk thabaqah ke-9 dan wafat setelah tahun 190 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 844 no. 5914 dan Tahriirut-Taqriib
3/241 no. 5877].
c.
‘Abdul-Malik bin
‘Abdil-‘Aziiz bin Juraij Al-Qurasyiy Al-Umawiy, Abul-Waliid atau Abu Khaalid
Al-Makkiy - terkenal dengan nama Ibnu Juraij; seorang yang tsiqah, faqiih, lagi faadlil, akan tetapi banyak
melakukan tadlis dan irsal. Termasuk thabaqah ke-6, wafat tahun 150 H,
atau dikatakan setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 624 no. 4221].
Ia tidak pernah berjumpa
seorang pun dari kalangan shahabat [Jaami’ut-Tahshiil, hal. 229-230 no.
472].
d.
Muhammad bin Muslim bin Tadrus Al-Qurasyiy
Al-Asadiy, Abuz-Zubair Al-Makkiy; seorang yang shaduuq, namun sering melakukan tadlis. Termasuk thabaqah ke-4, wafat tahun 126 H.
Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 895 no. 6331].
Namun yang raajih, ‘an’anah
Abuz-Zubair Al-Makkiy diterima. Banyak ulama mutaqaddimiin ketika
biografinya tidak mensifatinya sebagai mudallis, kecuali An-Nasaa’iy
dimana ia berkata saat menyebutkan para mudallisiin : “Al-Hasan,
Qataadah, Hajjaaj bin Arthaah, Humaid, Sulaimaan At-Taimiy, Yuunus bin ‘Ubaid,
Yahyaa bin Abi Katsiir, Abu Ishaaq Al-Hakam bin ‘Utaibah, Mughiirah, Ismaa’iil
bin Abi Khaalid, Abuz-Zubair, Ibnu Abi Najiih, Ibnu Abi ‘Aruubah, Husyaim,
dan Sufyaan bin ‘Uyainah” [lihat : Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 7/74].
Perlu diketahui,
An-Nasaa’iy sendiri membawakan hadits Abuz-Zubair yang dibawakan secara ‘an’anah dalam Sunan-nya
sebanyak 65 hadits, tanpa memberikan ta’lil penolakan atas ‘an’anah Abuz-Zubair
tersebut. Penyebutan Abuz-Zubair oleh An-Nasaa’iy dalam jajaran mudallisiin di
atas masih umum, dan beberapa orang diantara mereka ma’ruf tadlis-nya
diterima seperti Ibnu ‘Uyainah, Ibnu Abi ‘Aruubah, dan Yahyaa bin Abi Katsiir.
Silakan baca pembahasannya
dalam kitab : Manhajul-Mutaqaddimiin fit-Tadliis oleh Naashir
bin Hamd Al-Fahd, taqdiim : ‘Abdullah bin ‘Abdirrahmaan Al-Fahd; no. 4
(Muhammad bin Muslim bin Tadrus Abuz-Zubair Al-Makkiy).
e.
Jaabir bin ‘Abdillah bin
‘Amru bin Haraam Al-Anshaariy Al-Khazrajiy As-Sulamiy, Abu ‘Abdillah/Abu
’Abdirrahmaan/Abu Muhammad Al-Madaniy; salah seorang shahabat Nabi yang mulia.
Termasuk thabaqah ke-1 dan wafat setelah tahun 70 H di Madiinah. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 192 no. 879].
Dhahir
sanad riwayat ini lemah dengan sebab ‘Abdurrahmaan bin Al-Aswad dan ‘an’anah Ibnu
Juraij (akan tetapi Ibnu Juraij menjelaskan penyimakan riwayatnya dalam
sebagian jalan yang lain).
Muhammad
bin Rabii’ah mempunyai mutaba’ah dari :
1.
Hafsh bin Ghiyaats[1].
Diriwayatkan oleh
Muslim[2]
no. 970 (94), Abu Daawud[3]
5/131 no. 3226, An-Nasaa’iy dalam Al-Mujtabaa[4]
no. 2027 dan dalam Al-Kubraa[5]
2/462 no. 2165, Ibnu Abi Syaibah[6]
dalam Al-Mushannaf 3/335 (7/343-344) no. 11864 & 3/337 (7/350) no.
11886 & 3/339 (7/354) no. 11901, Ath-Thahawiy[7]
dalam Syarh Ma’aanil-Aatsaar 1/516 no. 2946, ‘Abd bin Humaid[8]
2/161 no. 1073, Ibnu Hibbaan[9]
7/434 no. 3163, Abu Nu’aim[10]
dalam Al-Mustakhraj 3/49 no. 2173-2174, dan Al-Baihaqiy dalam Ash-Shaghiir[11]
2/28 no. 1114-1115 dan dalam Al-Kubraa[12]
3/410 no. 6735 & 4/4 no. 6763; dari beberapa jalan dari Hafsh bin
Ghiyaats dengan lafadh :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
“Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam telah melarang kubur untuk dikapur, diduduki di atasnya,
dan dibangun (bangunan) di atasnya”.
Sanad riwayat ini
shahih.
Diriwayatkan juga
oleh Al-Haakim 1/370 dengan tambahan lafadh pelarangan untuk menulis di atas
kubur :
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ أَحْمَدُ بْنُ يَعْقُوبَ
الثَّقَفِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُلَيْمَانَ
الْحَضْرَمِيُّ، ثنا سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ بْنِ سَلْمٍ الْقُرَشِيُّ، ثنا حَفْصُ
بْنُ غِيَاثٍ النَّخَعِيُّ، ثنا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ، أَوْ يُجَصَّصَ، أَوْ يَقْعُدَ عَلَيْهِ، وَنَهَى
أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ ".
Telah menceritakan
kepada kami Abu Sa’iid Ahmad bin Ya’quub Ats-Tsaqafiy[13]
: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdillah bin Sulaimaan
Al-Hadlramiy[14] :
Telah menceritakan kepada kami Salm bin Junaadah Al-Qurasyiy[15]
: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyaats : Telah menceritakan kepada
kami Ibnu Juraij, dari Abuz-Zubair, dari Jaabir, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam telah melarang kubur untuk dibangun, dikapur, atau
diduduki di atasnya. Dan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga
melarang kubur ditulisi di atasnya”.
Tambahan lafadh
tersebut kemungkinan merupakan kekeliruan dari Abu Sa’iid Ats-Tsaqafiy, seorang
perawi yang berstatus majhuul al-haal. Riwayat jama’ah dari Hafsh bin
Ghiyaats dari Ibnu Juraij yang memuat tambahan lafadh tersebut, Ibnu Juraij
meriwayatkan dari dua jalur dari Jaabir, yaitu Abuz-Zubair dan Sulaimaan bin
Muusaa. Dan tambahan lafadh tersebut persisnya berasal dari jalur Sulaimaan bin
Muusaa.
Akan dituliskan
riwayatnya dalam pembahasan jalur Sulaimaan bin Muusaa di bawah.
2.
Hajjaj bin Muhammad[16].
Diriwayatkan oleh
Muslim[17]
no. 970 (94), An-Nasaa’iy dalam Al-Mujtabaa[18]
no. 2028 dan dalam Al-Kubraa[19]
2/463 no. 2166, Ahmad[20]
3/339 (23/17) no. 14647, Ibnu Hibbaan[21]
7/435-436 no. 3165, Abu Nu’aim[22]
dalam Al-Mustakhraj 3/49 no. 2174, Al-Baihaqiy dalam Ash-Shaghiir[23]
2/28 no. 1113 dan dalam Al-Kubraa[24]
4/4 no. 6762; dari beberapa jalan, dari Hajjaaj bin Muhammad dengan lafadh :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ تَقْصِيصِ الْقُبُورِ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهَا، أَوْ يَجْلِسَ عَلَيْهَا
أَحَدٌ
“Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam melarang seseorang untuk mengecat kubur, dibangun
(bangunan) di atasnya, atau duduk di atasnya” [lafadh dari An-Nasaa’iy].
Sanad riwayat ini shahih.
3.
Abu Mu’aawiyyah[25].
Diriwayatkan oleh
Al-Haakim[26]
1/370, Ath-Thahawiy[27]
dalam Syarh Ma’aanil-Aatsaar 1/515-516 no. 2945, Abu Nu’aim[28]
dalam Al-Mustakhraj 3/49 no. 2174, dan Ath-Thuusiy[29]
dalam Al-Mukhtashar no. 952; dari beberapa jalan, dari Abu Mu’aawiyyah
dengan lafadh :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَالْكِتَابَةِ عَلَيْهَا، وَالْجُلُوسِ
عَلَيْهَا، وَالْبِنَاءِ عَلَيْهَا
“Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam melarang mengkapur kubur, tulisan di atasnya, duduk
di atasnya, dan bangunan di atasnya” [lafadh dari Ath-Thahawiy].
Sanad riwayat ini
lemah. Abu Mu’aawiyyah, meskipun ia tsiqah, namun riwayatnya dari selain
Al-A’masy adalah lemah. Ahmad berkata : “Dalam periwayatan selain hadits
Al-A’masy adalah mudltharib (goncang), ia tidak menghapalnya dengan
hapalan yang baik”. Ibnu Khiraasy berkata : “Shaduuq. Ia dalam
periwayatan dari Al-A’masy adalah tsiqah, namun dari selainnya terdapat idlthiraab”.
Kemungkinan
tambahan lafadh tersebut merupakan tambahan lafadh dari Sulaimaan bin Muusaa
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan 7/434-435 no. 3164 yang juga berasal
dari jalan Abu Mu’aawiyyah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ،
قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ،
عَنْ جَابِرٍ، وَعَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، قَالا: " نَهَى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَالْكِتَابِ
عَلَيْهَا، وَالْبِنَاءِ عَلَيْهَا، وَالْجُلُوسِ عَلَيْهَا "
Telah mengkhabarkan
kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad Al-Azdiy[30],
ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ishaaq bin Ibraahiim[31],
ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Mu’aawiyyah, ia berkata
: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, dari Abuz-Zubair dari Jaabir, dan
dari Sulaimaan bin Muusaa, keduanya berkata (dari Jaabir) : “Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam melarang mengkapur kubur, tulisan di atasnya, bangunan
di atasnya, dan duduk di atasnya”.
Sanad riwayat ini
shahih hingga Abu Mu’aawiyyah. Riwayat ini sesuai dengan riwayat dari jalan
Sulaimaan bin Muusaa yang akan disebutkan di bawah.
Oleh karena itu, jalan
Abu Mu’aawiyyah yang disebutkan pertama kemungkinan menggugurkan Sulaimaan bin
Muusaa dikarenakan idlthiraab-nya hapalan Abu Mu’aawiyyah, wallaahu
a’lam.
4.
‘Abdurrazzaaq bin
Hammaam[32].
Diriwayatkan dalam Al-Mushannaf[33]
3/504 no. 6488 dan darinya : Muslim[34]
no. 970 (94), Abu Daawud[35]
5/130 no. 3225, Ahmad[36]
3/295 (22/53) no. 14148, Abu Nu’aim[37]
dalam Al-Mustakhraj 3/49 no. 2174, Ibnu Hazm[38]
dalam Al-Muhallaa 3/356, dan Al-Khathiib[39]
dalam Al-Kifaayah no. 170; dengan lafadh :
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَهَى أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ، وَأَنْ يُقَصَّصَ، وَأَنْ يُبْنَى
عَلَيْهِ
“Aku mendengar
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang duduk di
atas kubur, mengecatnya, dan dibangun (bangunan) di atasnya”.
Sanad riwayat ini
shahih.
Ibnu
Juraij mempunyai mutaba’ah dari :
1.
Ayyuub
As-Sukhtiyaaniy[40].
Diriwayatkan oleh
An-Nasaa’iy dalam Al-Mujtabaa[41]
no. 2029 dan dalam Al-Kubraa[42]
2/463 no. 2167, Ibnu Maajah[43]
3/88 no. 1562, Ahmad[44]
3/332 (22/427) no. 14565, Ibnu Hibbaan[45]
7/433 no. 3162, Abu Nu’aim[46]
dalam Al-Mustakhraj 3/50 no. 2175-2176, dan Al-Baghawiy[47]
dalam Syarhus-Sunnah 5/405 no. 1517; dari beberapa jalan, dari Ayyuub
dengan lafadh :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ
“Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam melarang mengkapur kubur” [lafadh milik An-Nasaa’iy].
Sanad riwayat ini
shahih.
2.
Jaabir Al-Ju’fiy[48].
Diriwayatkan oleh
Abu Bakr Asy-Syaafi’iy[49]
dalam Al-Fawaaid no. 860; dengan lafadh :
نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
تُجَصَّصَ الْقُبُورُ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهَا
“Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam melarang mengapur kubur atau dibangun (bangunan) di
atasnya”.
Sanad riwayat ini
lemah dikarenakan Jaabir Al-Ju’fiy.
Abuz-Zubair
mempunyai mutaba’ah dari :
1.
Sulaimaan bin
Muusaa[50].
Diriwayatkan oleh
Abu Daawud[51] 5/131
no. 3226, An-Nasaa’iy dalam Al-Mujtabaa[52]
no. 2027 dan dalam Al-Kubraa[53]
2/462 no. 2165, Ibnu Maajah[54]
3/89 no. 1563, Ahmad[55]
3/295 (22/55) no. 14149, Ibnu Abi Syaibah[56]
dalam Al-Mushannaf 3/335 (7/343-344) no. 11864, ‘Abd bin Humaid[57]
2/161 no. 1073, Ibnu Hibbaan[58]
7/434-435 no. 3164, dan Al-Baihaqiy dalam Ash-Shaghiir[59]
2/28 no. 1114-1115 dan dalam
Al-Kubraa[60]
3/410 no. 6735 & 4/4 no. 6763; dari
beberapa jalan, dari Hafsh bin Ghiyaats, dari Ibnu Juraij, dari Sulaimaan bin
Muusaa dan Abuz-Zubair, dari Jaabir, ia berkata :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ أَوْ يُجَصَّصَ زَادَ سُلَيْمَانُ
بْنُ مُوسَى أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ "
“Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam melarang kubur dibangun, diberikan tambahan, atau
disemen”. Sulaimaan bin Muusaa memberikan tambahan lafadh : “Atau ditulis
padanya” [lafadh milik An-Nasaa’iy].
Dari riwayat ini
nampak bahwa tambahan lafadh larangan penulisan di atas kubur berasal dari
jalan Sulaimaan bin Muusaa. Riwayat Sulaimaan bin Muusaa dari Jaabir bin
‘Abdillah adalah mursal sebagaimana dikatakan Ibnu Ma’iin, Abu Mus-hir,
dan yang lainnya. Oleh karena itu, tambahan lafadh ini lemah.
Ibnu Juraij
mempunyai mutaba’ah dari Mu’aawiyyah bin Shaalih sebagaimana
diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam Asy-Syaamiyyiin 3/191 no. 2057,
namun tanpa tambahan lafadh larangan penulisan di atas kubur :
حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ سَهْلٍ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ
مُوسَى، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُجْلَسَ عَلَى الْقُبُورِ، وَنَهَى أَنْ تُجَصَّصَ وَأَنْ
يُبْنَى عَلَيْهَا "
Telah menceritakan
kepada kami Bakr bin Sahl[61]
: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Shaalih[62]
: Telah menceritakan kepadaku Mu’aawiyyah bin Shaalih[63],
dari Sulaimaan bin Muusaa, dari Jaabir bin ‘Abdillah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam kubur untuk diduduki, disemen, dan dibangun (bangunan) di
atasnya”.
Riwayat ini lemah
dengan sebab kelemahan Bakr bin Sahl.
Ada riwayat lain
yang menyebutkan perantara ‘Athaa’ antara Sulaimaan bin Muusaa dan Jaabir :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ دَاوُدَ، ثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانَ، نَا عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ
قَيْسِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، عَنْ
عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ
نَهَى أَنْ يُكْتَبَ عَلَى الْقَبْرِ ".لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ
عَنْ قَيْسٍ إِلا عَبْدُ الرَّحِيمِ
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Daawud[64]
: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Umar bin Abaan[65]
: Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdurrahiim bin Sulaimaan[66],
dari Qais bin Ar-Rabii’[67],
dari Ibnu Juraij, dari Sulaimaan bin Muusaa, dari ‘Athaa’[68],
dari Jaabir, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : Bahwasannya
beliau melarang kubur untuk ditulisi di atasnya [Diriwayatkan oleh
Ath-Thabraaniy dalam 7/351 Al-Ausath no. 7699].
Sanad riwayat ini
lemah dengan sebab kelemahan Muhammad bin Daawud dan Qais bin Ar-Rabii’,
sehingga tambahan perawi dalam sanad ini tidak mahfudh.
2.
Nashr bin Raasyid[69].
Diriwayatkan oleh
Ath-Thayaalisiy[70] 3/341
no. 1905, Ath-Thahawiy[71]
dalam Syarh Ma’aanil-Aatsaar 1/516 no. 2947, Ibnu ‘Adiy[72]
dalam Al-Kaamil 8/23, Abusy-Syaikh[73]
dalam Thabaqaat Al-Muhadditsiin bi-Ashbahaan no. 132, Al-Hasan bin
‘Abdillah Al-‘Askariy[74]
dalam Tashhiifaat Al-Muhadditsiin hal. 62, dan Al-Khathiib[75]
dalam At-Taariikh 15/280-281 dari jalan Mubaarak bin Fadlaalah dengan
lafadh :
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَهَى أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ
“Bahwasannya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang kubur untuk dikapur
atau dibangun (bangunan) di atasnya”.
Diriwayatkan juga oleh
Ahmad[76]
3/399 (23/426) no. 15286, Abu Bakr Al-Anbariy[77]
dalam Hadiits-nya no. 68, Al-Hasan bin ‘Abdillah Al-‘Askariy[78]
dalam Tashhiifaat Al-Muhadditsiin hal. 62, dan Al-Khathiib[79]
dalam At-Taariikh 15/281; dari Al-Mubaarak, namun disebutkan perantara
seseorang yang meriwayatkan dari Jaabir (mubham).
Sanad riwayat ini
lemah dengan sebab Nashr bin Raasyid dan Al-Mubaarak.
3.
Al-Hasan Al-Bashriy[80].
Diriwayatkan oleh
Ath-Thabaraaniy[81]
dalam Al-Ausath 6/121 no. 5983.
Sanad riwayat ini
sangat lemah, terutama dikarenakan ‘Adiy bin Al-Fadhl, matruuk.[82]
4.
Sulaimaan bin Qais
Al-Yasykuriy[83].
Diriwayatkan oleh
Ath-Thabaraaniy[84]
dalam Al-Ausath 8/207 no. 8413.
Sanad riwayat ini
sangat lemah dengan sebab : ‘Utsmaan bin Miqsam adalah perawi matruuk,[85]
‘Abbaad bin Shuhaib[86]
berubah hapalannya di akhir usianya, dan Muusaa bin ‘Iisaa majhuul.[87]
5.
Abu Nadlrah[88].
Diriwayatkan oleh
Ibnun-Najjaar[89]
dalam Dzail Taariikh Baghdaad no. 237.
Sanad riwayat ini
sangat lemah dengan sebab Abaan bin Abi ‘Iyyaasy, seorang yang matruuk[90].
Selain itu, banyak perawi dalam sanadnya yang majhuul.
Ada
jalan lain dari mursal Raasyid bin Sa’d sebagaimana diriwayatkan oleh
‘Abdurrazzaaq[91]
no. 6497 dan dari jalannya Al-Khaththaabiy[92]
dalam Ghariibul-Hadiits hal. 367, akan tetapi sanadnya sangat lemah
dengan sebab Yahyaa bin Al-‘Alaa’ Al-Bajaliy[93].
Secara
keseluruhan hadits Jaabir bin ‘Abdillah radliyallaahu ‘anhu adalah
shahih, kecuali tambahan lafadh larangan penulisan di atas kubur. Mayoritas
jalan riwayat tidak memuat tambahan lafadh tersebut. Semua jalur yang memuat
tambahan lafadh tidak lepas dari kritikan :
a.
Jalan Abu Sa’iid
Ahmad bin Ya’quub Ats-Tsaqafiy, dari Muhammad bin ‘Abdillah bin Sulaimaan
Al-Hadlramiy, Salm bin Junaadah Al-Qurasyiy, Hafsh bin Ghiyaats, Ibnu Juraij,
dari Abuz-Zubair, dari Jaabir secara marfuu’ [HR. Al-Haakim, 1/370].
Tambahan lafadh
dalam riwayat ini lemah dengan sebab Abu Sa’iid Ats-Tsaqafiy. Besar kemungkinan
ia keliru dengan menggugurkan Sulaimaan bin Muusaa yang merupakan pemilik (tambahan)
lafadh sebagaimana riwayat jama’ah dari Hafsh bin Ghiyaats dari Ibnu Juraij.
b.
Jalan Hafsh bin
Ghiyaats, dari Ibnu Juraij, dari Sulaimaan bin Muusaa, dari Jaabir secara marfuu’
[Abu Daawud 5/131 no. 3226, An-Nasaa’iy dalam Al-Mujtabaa no. 2027
dan dalam Al-Kubraa 2/462 no. 2165, dan lain-lain].
Tambahan lafadh ini
lemah dengan sebab keterputusan antara Sulaimaan bin Muusaa dan Jaabir radliyallaahu
‘anhu.
c.
Jalan ‘Abdurrahmaan
bin Al-Aswad Abu ‘Amru Al-Bashriy, dari Muhammad bin Rabii’ah dari Ibnu Juraij,
dari Abuz-Zubair, dari Jaabir secara marfuu’ [HR. At-Tirmidziy 2/356 no.
1052].
Tambahan lafadh ini
lemah dengan sebab ‘Abdurrahmaan bin Al-Aswad. Selain itu Muhammad bin Rabii’ah
dalam periwayatan dari Ibnu Juraij telah menyelisihi periwayatan jama’ah dari
Ibnu Juraij yang tidak memuat tambahan lafadh (diantaranya : Hafsh bin
Ghiyaats, Hajjaaj bin Muhammad, dan ‘Abdurrazzaaq). Jama’ah perawi tersebut,
selain lebih banyak, juga lebih tsiqah daripada Muhammad bin Rabii’ah.
d.
Jalan Abu Mu’aawiyyah, dari Ibnu Juraij, dari
Abuz-Zubair, Jaabir secara marfuu’ [HR. Al-Haakim 1/370, Ath-Thahawiy
dalam Syarh Ma’aanil-Aatsaar 1/515-516 no. 2945, Abu Nu’aim dalam Al-Mustakhraj
3/49 no. 2174, dan Ath-Thuusiy dalam Al-Mukhtashar no. 952].
Tambahan lafadh ini
lemah dengan sebab kelemahan Abu Mu’aawiyyah. Ia tsiqah dalam
periwayatan dari Al-A’masy, namun goncang dalam periwayatan selainnya.
Oleh
karena itu, tambahan lafadh pelarangan penulisan di atas kubur adalah syaadz.
Inilah yang disimpulkan Asy-Syaikh Mushthafaa bin Al-‘Adawiy hafidhahullah
saat mentakhrij kitab Al-Muntakhab min Musnad ‘Abd bin Humaid, 2/161-162
no. 1073 (Daar Balansiyah, Cet. 2/1423 H).
Meskipun
tambahan lafadh tersebut tidak shahih, akan tetapi jama’ah salaf membenci
perbuatan penulisan sesuatu di atas kubur.
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ، عَنْ أَفْلَحَ، عَنِ الْقَاسِمِ، أَنَّهُ أَوْصَى
قَالَ: " يَا بُنَيَّ، لَا تَكْتُبْ عَلَى قَبْرِي، وَلَا تُشَرِّفَنَّهُ
إلَّا قَدْرَ مَا يَرُدُّ عني الْمَاءَ "
Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakr Al-Hanafiy[94],
dari Aflah[95],
dari Al-Qaasim[96],
bahwasannya ia pernah berwasiat dengan berkata : “Wahai anakku, janganlah
engkau menulis sesuatu di atas kuburku. Jangan pula engkau tinggikan kecuali
hanya seukuran agar tidak tergenang air” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah,
3/335 (7/343) no. 11863; sanadnya shahih].
حَدَّثَنَا
أَبُو دَاوُدَ، عَنْ سَلِيمِ بْنِ حَيَّانَ، عَنْ حَمَّادٍ، عَنْ إبْرَاهِيمَ،
قَالَ: " كَانُوا يَكْرَهُونَ أَنْ يُعَلِّمَ الرَّجُلُ قَبْرَهُ "
Telah
menceritakan kepada kami Abu Daawud[97],
dari Saliim bin Hayyaan[98],
dari Hammaad[99],
dari Ibraahiim[100],
ia berkata : “Mereka (yaitu para shahabat dan taabi’iin) membenci seseorang
yang memberikan tanda pada kuburnya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, 3/334
(7/342) no. 11861; sanadnya hasan[101]].
Selain
itu, tidak ada keterangan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan
para shahabat radliyallaahu ‘anhum bahwa mereka menuliskan nama mereka
atau sesuatu yang lain di atas kubur-kubur mereka. Sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Wallaahu
a’lam.
Semoga
ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’
– kedungwuluh, patikraja, banyumas – 25122012 – 17:42].
[1] Hafsh bin Ghiyaats bin Thalq bin Mu’aawiyyah bin
Maalik An-Nakha’iy, Abu ‘Umar Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi faqiih, namun sedikit berubah
hapalannya di akhir usianya. Termasuk thabaqah ke-8, wafat tahun 194/195
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy,
dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib , hal. 260 no. 1439].
[2] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ،
وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ "،
[3] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
قَالَا: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَعَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ،
عَنْ جَابِرٍ، بِهَذَا الْحَدِيثِ،
قَالَ أَبُو دَاوُد: قَالَ عُثْمَانُ: أَوْ يُزَادَ
عَلَيْهِ، وَزَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى: أَوْ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ،
وَلَمْ يَذْكُرْ مُسَدَّدٌ فِي حَدِيثِهِ: أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ، قَالَ أَبُو
دَاوُد: خَفِيَ عَلَيَّ مِنْ حَدِيثِ مُسَدَّدٍ حَرْفُ وَأَنْ
[4] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، قال: حَدَّثَنَا
حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ
سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَأَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قال: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ أَوْ يُجَصَّصَ زَادَ
سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ
"
[5] Riwayatnya adalah :
أنبا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، قَالَ: حَدَّثَنَا
حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ
سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَأَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ، أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ، أَوْ يُجَصَّصَ "
زَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى: أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ
[6] Riwayatnya adalah :
3/335
(7/343-344) no. 11864 :
حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُبْنَى عَلَيْهِ " وَقَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى، عَنْ جَابِرٍ:
" وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ "
3/337(7/350)
no. 11886:
حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
".
3/339
(7/354) no. 11901 :
حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهَا "
[7] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ دَاوُدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ،
فَذَكَرَ بِإِسْنَادِهِ مِثْلَهَا
[8] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَفْصُ
بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ
أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصُ الْقَبْرُ، وَأنْ
يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأنْ يُبْنَى عَلَيْهِ "، وَقَالَ سُلَيْمَانُ
بْنُ مُوسَى: وَأنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ
[9] Riwayatnya adalah :
No.
3163 :
أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ،
قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ
غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ "
[10] Riwayatnya adalah :
No.
2173 :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الطَّلْحِيُّ، ثنا عُبَيْدُ
بْنُ غَنَّامٍ، ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، ثنا حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، وَأَنْ يُبَاعَ عَلَيْهِ،
وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ "
No.
2174 :
أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، أَنْبَأَ
إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ ابْنُ جُرَيْجٍ.ح وَثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شِيرَوَيْهِ، أَنْبَأَ إِسْحَاقُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا ابْنُ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، وَحَفْصِ بْنِ
غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ.ح وَثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا مُحَمَّدُ
بْنُ بَرَكَةَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ،
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَأَنْ
يُبْنَى عَلَيْهَا، أَوْ يُجْلَسَ عَلَيْهَا
[11] Riwayatnya adalah :
وَرَوَاهُ حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى،
وَعَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ بِهَذَا الْحَدِيثِ، زَادَ: وَيُزَادُ
عَلَيْهِ، وَزَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى: أَوْ أَنْ يَكْتُبَ عَلَيْهِ،
أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الرُّوذْبَارِيُّ، أَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ،
نَا أَبُو دَاوُدَ، نَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، نَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ
فَذَكَرَهُ
[12] Riwayatnya adalah :
3/410
no. 6735 :
أَخْبَرَنَا أَبُو صَالِحِ بْنُ أَبِي طَاهِرٍ
الْعَنْبَرِيُّ، أنبأ جَدِّي يَحْيَى بْنُ مَنْصُورٍ الْقَاضِي، ثنا أَحْمَدُ بْنُ
سَلَمَةَ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أنبأ حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَعَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى
أَنْ يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ، أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ، أَوْ يُجَصَّصَ
".
4/4
no. 6763 :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ الْحَافِظُ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، ثنا حَجَّاجٌ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ،
قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي
أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى
أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ أَوْ يُقَصَّصَ أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ
"
رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ، عَنْ هَارُونَ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ حَجَّاجِ بْنِ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ
الرُّوذْبَارِيُّ، أنبأ مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، ثنا عُثْمَانُ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، ثنا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَعَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ،
عَنْ جَابِرٍ، بِهَذَا الْحَدِيثِ زَادَ أَوْ يُزَادُ عَلَيْهِ وَزَادَ
سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَوْ أَنْ يُكْتَبَ
عَلَيْهِ
[13] Ahmad bin Ya’quub bin Ahmad bin Mihraan, Abu Sa’iid
Ats-Tsaqafiy An-Naisaabuuriy Az-Zaahid Al-‘Aabid; Adz-Dzahabiy
menyebutkankannya dalam kitab At-Taariikh tanpa menyebutkan adanya jarh
dan ta’diil. Al-Haakim dan sekelompok ulama meriwayatkan darinya
[lihat : Rijaal Al-Haakim, hal. 209-210 no. 400].
[14] Muhammad bin ‘Abdillah bin Sulaimaan Al-Hadlramiy, Abu
Ja’far – terkenal dengan nama Muthayyin; seorang muhaddits yang tsiqah.
Wafat tahun 297 H dalam usia 95 tahun [lihat : Siyaru A’laamin-Nubalaa’
14/41 dan Rijaalul-Haakim hal. 229-230 no. 1392].
[15] Salm bin Junaadah bin Salm bin Khaalid bin Jaabir bin
Samurah As-Suwaa’iy Al-‘Aamiriy, Abus-Saaib Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah,
namun kadang menyelisihi. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 174 H, dan
wafat tahun 254 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 396 no. 2477].
[16] Hajjaaj bin Muhammad Al-Mishshiishiy, Abu Muhammad
Al-A’war; seorang yang tsiqah lagi tsabat, namun tercampur hapalannya di akhir umurnya ketika
ia tiba di Baghdaad sebelum kematiannya. Termasuk thabaqah ke-9, dan
wafat tahun 206 H di Baghdaad. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah
[Taqriibut-Tahdziib, hal. 224 no. 1144].
[17] Riwayatnya adalah :
وحَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا
حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ.ح وحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، جَمِيعًا، عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ،
قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ
اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِمِثْلِهِ
[18] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
حَجَّاجٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ:
أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
تَقْصِيصِ الْقُبُورِ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهَا، أَوْ يَجْلِسَ عَلَيْهَا أَحَدٌ
"
[19] Riwayatnya adalah :
أنبا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ،
عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي
أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
تَقْصِيصِ الْقُبُورِ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهَا، أَوْ يَجْلِسُ عَلَيْهَا أَحَدٌ
"
[20] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ،
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى
الْقَبْرِ، أَوْ يُقَصَّصَ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْذِرِ بْنِ سَعِيدٍ،
قَالَ: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
حَجَّاجٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ:
أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ،
يَقُولُ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَقْصِيصِ الْقُبُورِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا أَوْ
يُجْلَسَ عَلَيْهَا "
[22] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، أَنْبَأَ
إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ ابْنُ جُرَيْجٍ.ح وَثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شِيرَوَيْهِ، أَنْبَأَ إِسْحَاقُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا ابْنُ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، وَحَفْصِ بْنِ
غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ.ح وَثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا مُحَمَّدُ
بْنُ بَرَكَةَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ،
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَأَنْ
يُبْنَى عَلَيْهَا، أَوْ يُجْلَسَ عَلَيْهَا
[23] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، نَا أَبُو
الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، نَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ
الصَّغَانِيُّ، نَا حَجَّاجٌ، قَالَ: قَالَ ابْنُ
جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرٍ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ
عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ أَوْ
يُجَصَّصَ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ ".
[24] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ الْحَافِظُ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، ثنا حَجَّاجٌ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ،
قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي
أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى
أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ أَوْ يُقَصَّصَ أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ
"
رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ، عَنْ هَارُونَ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ حَجَّاجِ بْنِ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ
الرُّوذْبَارِيُّ، أنبأ مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، ثنا عُثْمَانُ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، ثنا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَعَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ،
عَنْ جَابِرٍ، بِهَذَا الْحَدِيثِ زَادَ أَوْ يُزَادُ عَلَيْهِ وَزَادَ
سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَوْ أَنْ يُكْتَبَ
عَلَيْهِ
[25] Muhammad bin Khaazim At-Tamiimiy As-Sa’diy, Abu
Mu’aawiyyah Adl-Dlariir Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, dan
orang yang paling hapal hadits Al-A’masy, namun sering mengalami keraguan dalam
hadits selainnya. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 113 H, dan wafat tahun 194/195 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 840 no. 5878].
[26] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَاهُ أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ
الْعَنَزِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّامِيُّ، ثنا سَعِيدُ
بْنُ مَنْصُورٍ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَالْكِتَابَةِ فِيهَا، وَالْبِنَاءِ عَلَيْهَا،
وَالْجُلُوسِ عَلَيْهَا ".
[27] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا رَبِيعٌ الْمُؤَذِّنُ، قَالَ: حَدَّثَنَا
أَسَدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَازِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَالْكِتَابَةِ
عَلَيْهَا، وَالْجُلُوسِ عَلَيْهَا، وَالْبِنَاءِ عَلَيْهَا ".
[28] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، أَنْبَأَ
إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ ابْنُ جُرَيْجٍ.ح وَثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شِيرَوَيْهِ، أَنْبَأَ إِسْحَاقُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا ابْنُ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، وَحَفْصِ بْنِ
غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ.ح وَثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا مُحَمَّدُ
بْنُ بَرَكَةَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ،
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَأَنْ يُبْنَى
عَلَيْهَا، أَوْ يُجْلَسَ عَلَيْهَا
[29] Riwayatnya adalah :
نا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ الْعَبْدِيُّ، قَالَ: نا
أَبُو مُعَاوِيَةَ الضَّرِيرُ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِيِّ، قَالَ:
“ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ وَالْكِتَابَةِ عَلَيْهَا، وَالْبِنَاءِ
عَلَيْهَا، وَالْجُلُوسِ عَلَيْهَا “.
[30] ‘Abdullah bin ‘Abdirrahmaan bin Muhammad bin
‘Abdirrahmaan bin Syiirawaih bin Asad Al-Qurasyiy Al-Muthallibiy, Abu Muhammad
An-Naisaabuuriy; seorang yang tsiqah, mutqin, lagi haafidh.
Lahir tahun 213 H dan wafat tahun 305 H [lihat : Siyaru A’laamin-Nubalaa’
14/166-168 no. 96 dan Mishbaahul-Ariib 2/191 no. 14473].
[31] Ishaaq bin Ibraahiim bin Makhlad bin Ibraahiim bin
Mathar Al-Handhaliy, Abu Muhammad/Ya’quub – terkenal dengan nama Ibnu Rahawaih
Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi mujtahid.
Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 166 H, dan wafat tahun 238 H.
Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 126 no. 334].
[32] ‘Abdurrazzaaq bin Hammaam bin Naafi’ Al-Humairiy Al-Yamaaniy, Abu
Bakr Ash-Shan’aaniy; seorang tsiqah, haafidh, penulis terkenal,
namun kemudian mengalami kebutaan sehingga berubah hapalannya di akhir umurnya.
Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 126, dan wafat tahun 211 H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 607 no. 4092].
Akan tetapi riwayat Ahmad darinya adalah
shahih, karena diambil sebelum berubah hapalannya. Ahmad berkata : “Kami
menemui ‘Abdurrazzaaq sebelum tahun 200 H yang waktu itu penglihatannya masih
baik/sehat. Barangsiapa yang mendengar darinya setelah hilang penglihatannya
(buta), maka penyimakan haditsnya itu lemah (dla’iifus-samaa’)” [Taariikh
Abi Zur’ah, hal. 215 no. 1160, ta’liq : Khaliil Al-Manshuur;
Cet. Daarul-Kutub Al-‘Ilmiyyah, Cet. 1/1417].
[33] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ،
قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ
اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ، وَأَنْ
يُقَصَّصَ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ "
[34] Riwayatnya adalah :
وحَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا
حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ.ح وحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، جَمِيعًا، عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ،
قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ
اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِمِثْلِهِ
[35] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ،
أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ
يُقْعَدَ عَلَى الْقَبْرِ، وَأَنْ يُقَصَّصَ، وَيُبْنَى عَلَيْهِ "
[36] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أخبرنا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ،
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَى أَنْ يُقْعَدَ عَلَى
الْقَبْرِ، وَأَنْ يُقَصَّصَ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ
[37] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، أَنْبَأَ
إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ ابْنُ جُرَيْجٍ.ح وَثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شِيرَوَيْهِ، أَنْبَأَ إِسْحَاقُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا ابْنُ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، وَحَفْصِ بْنِ
غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ.ح وَثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا مُحَمَّدُ
بْنُ بَرَكَةَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ،
أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَأَنْ يُبْنَى
عَلَيْهَا، أَوْ يُجْلَسَ عَلَيْهَا
[38] Riwayatnya adalah :
وَبِهِ إِلَى مُسْلِمٍ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ
رَافِعٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ
عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: " سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَى عَنْ أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُورُ،
وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهَا، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا "
[39] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا الْقَاضِي أَبُو عُمَرَ الْقَاسِمُ بْنُ
جَعْفَرٍ الْهَاشِمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَمْرٍو
اللُّؤْلُؤِيُّ، قَالَ: ثنا أَبُو دَاوُدَ سُلَيْمَانُ بْنُ الأَشْعَثِ، قَالَ:
ثنا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أنا ابْنُ جَرِيجٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو
الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا، يَقُولُ:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُقْعَدَ عَلَى
الْقَبْرِ، وَأَنْ يُقَصَّصَ وَيُبْنَى عَلَيْهِ ".
[40] Ayyuub
bin Abi Tamiimah As-Sukhtiyaaniy, Abu Bakr Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, tsabat, lagi hujjah. Termasuk thabaqah ke-5, lahir tahun 66, dan
wafat tahun 131 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 158 no. 610].
[41] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْوَارِثِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ
"
[42] Riwayatnya adalah :
أنبا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَارِثِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
تَجْصِيصِ الْقُبُورِ "
[43] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَزْهَرُ بْنُ مَرْوَانَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ
زِيَادٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ أَيُّوبَ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَقْصِيصِ الْقُبُورِ
"
[44] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عبد الصمد، حدثني أبي، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ "
[45] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
الْقَطَّانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يَزِيدَ السَّيَّارِيُّ، قَالَ:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ أَيُّوبَ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُقَصَّصَ الْقُبُورُ
" قَالَ: " وَكَانُوا يُسَمَّوْنَ الْجِصَّ: الْقَصَّةَ "
[46] Riwayatnya adalah :
No.
2175 :
وَحَدَّثَنَا الْخَطَّابِيُّ، ثنا أَبُو مُسْلِمٍ
الْكَشِّيُّ، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَهَى عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ "
No.
2176 :
وَحَدَّثَنَا الْخَطَّابِيُّ، ثنا أَبُو مُسْلِمٍ
الْكَشِّيُّ، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، ثنا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَهَى عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ "
[47] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ، أنا أَبُو
الْعَبَّاسِ الطَّحَّانُ، أنا أَبُو أَحْمَدَ مُحَمَّدُ بْنُ قُرَيْشٍ، أنا
عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، أنا أَبُو عُبَيْدٍ الْقَاسِمُ بْنُ سَلامٍ، نا
إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " نَهَى عَنْ تَقْصِيصِ الْقُبُورِ "، فَقِيلَ لَهُ: عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ذَلِكَ أَرَادَ.
[48] Jaabir bin Yaziid bin Al-Haarits bin ‘Abd Yaghuuts bin
Ka’b Al-Ju’fiy Al-Kuufiy, Abu ‘Abdillah. Ibnu Hajar berkata : ”Lemah (dla’iif), Raafidliy”. Termasuk thabaqah ke-5, dan
wafat tahun 127 H atau dikatakan tahun 132 H. Dipakai oleh Abu Daawud,
At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 192 no. 886 – atau
selengkapnya silakan baca biografinya pada Tahdziibul-Kamaal, 4/465-472 no. 879].
[49] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا عَبْدُ
الصَّمَدِ، ثنا إِسْرَائِيلُ، عَنْ جَابِرٍ،
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُورُ، أَوْ
يُبْنَى عَلَيْهَا "
[50] Sulaimaan bin Muusaa Al-Qurasyiy Al-Umawiy, Abu
Ayyuub/Rabii’; tsiqah.
Ibnu
‘Adiy berkata : “Perawi yang faqiih. Telah meriwayatkan darinya
para perawi tsiqaat. Ia adalah salah seorang ulama dari penduduk negeri
Syaam. Ia meriwayatkan beberapa hadits dimana ia bersendirian yang tidak
diriwayatkan selain dirinya. Ia di sisiku seorang yang tsabt lagi shaduuq”.
Abu Haatim berkata : “Tempatnya kejujuran, dan dalam hadits-haditsnya terdapat
sebagian idlthiraab. Aku tidak mengetahui seorang pun dari
kalangan ashhaab Mak-huul yang lebih faqiih dan
tsabt darinya”. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat dan
berkata : “Ia seorang yang faqiih lagi wara’”. Abu
Daawud berkata : “Tsiqah”.
An-Nasaa’iy
berkata : “Salah seorang fuqahaa’, tidak kuat dalam hadits (laisa
bil-qawiy fil-hadiits)”. Perlu Pembaca ketahui bahwa perkataan
An-Nasaa’iy laisa bil-qawiy berbeda dengan laisa bi-qawiy;
sebagaimana dijelaskan oleh Al-Mu’allimiy Al-Yamaaniy – dan inilah yang tidak
dipahami oleh pemilik kalimat di atas. Yang pertama itu maksudnya adalah tidak
berada pada puncak kekuatan hadits, sedangkan yang kedua maksudnya adalah tidak
kuat secara mutlak alias dla’if. Al-Haafidh Adz-Dzahabiy rahimahullah berkata
:
وقد قيل في جَمَاعاتٍ : ليس
بالقويِّ ، واحتُجَّ به . وهذا النَّسائيُّ قد قال في عِدَّةٍ : ليس بالقويّ ،
ويُخرِجُ لهم في (( كتابه )) ، قال : قولُنا : (ليس بالقوي ) ليس بجَرْحٍ
مُفْسِد .
“Telah
dikatakan tentang sekelompok (perawi) : ‘Laisa bil-qawiy’, namun ia
tetap digunakan sebagai hujjah’. An-Nasa’i telah berkata mengenai sejumlah
perawi yang dihukumi dengan laisa bil-qawiy dan ia masukkan
dalam kitabnya (As-Sunan) : ‘Perkataan kami mengenai ‘laisa bil-qawiy’
adalah tidak memberikan jarh yang merusakkan (kedudukannya)’ [Al-Muuqidhah
fii ‘Ilmi Musthalahil-Hadiits, hal. 82].
Az-Zuhriy
berkata : “Ia lebih hapal dari Mak-huul”. Al-Bukhaariy dalam Al-Kabiir berkata
: “Ia mempunyai beberapa riwayat munkar (‘indahu manaakiir)”. Dalam Al-Ausath,
ia berkata : “Ia mempunyai hadits-hadits ‘ajaaib”. At-Tirmidziy menukil
darinya dalam kitab Al-‘Ilal : “Munkarul-hadiits”.
Ad-Daaruqthniy
berkata : “Termasuk di antara orang-orang tsiqaat”. Duhaim Ad-Dimasyqiy berkata
: “Tsiqah”. Di lain kesempatan ia berkata : “Ia paling tsiqah di
antara ashhaab Mak-huul”. Dikatakan kepadanya : “Sulaimaan bin
Muusaa di atas Yaziid bin Yaziid ?”. Ia (Duhaim) berkata : “Benar, ia
didahulukan di antara ashhaab Mak-huul”.
As-Saajiy
berkata : “Ia mempunyai riwayat-riwayat munkar”. Ibnu Ma’iin
berkata : “Tsiqah dalam hadits Az-Zuhriy”. Di lain kesempatan ia
berkata : “Tsiqah, dan haditsnya shahih di sisi kami”. Muhammad bin Sa’d
berkata : “Tsiqah”. ‘Aliy bin Al-Madiiniy berkata : “Sedikit berubah
hapalnnya menjelang wafatnya”. Di lain kesempatan ia berkata : “Math’uun
fiih”.
‘Athaa’
bin Abi Rabbaah berkata : “Sayyidnya pemuda penduduk negeri Syaam”. Ibnu Juraij
berkata : “Ia mempunyai hadits-hadits munkar, dan ia termasuk orang yang
mempunyai keutamaan”. Ibnu Lahii’ah Al-Mishriy berkata : “Aku tidak pernah
bertemu orang yang semisal dengannya”. Sa’iid bin ‘Abdil-‘Aziiz At-Tanuukhiy
berkata : “Orang yang paling mengetahui dari kalangan penduduk Syaam setelah
Mak-huul”.
Al-Haitsamiy
berkata : “Tsiqah”. Al-Mizziy berkata : “Penduuk Syaam
yang faqiih di jamannya”. Adz-Dzahabiy berkata : “Salah seorang di
antara para imam”. Ibnu Hajar berkata : “Shaduuq lagi faqiih,
dalam haditsnya ada sebagian kelemahan. Sedikit bercampur hapalannya sebelum wafatnya”.
Al-Albaaniy berkata : “Orang sepertinya adalah hasan haditsnya, shahih dalam syawaahid
dan mutaaba’aat”. Basyar ‘Awwaad dan Al-Arna’uth berkata : “Faqiih,
shaduuq, hasanul-hadiits”.
Muslim
meriwayatkan haditsnya dalam Muqaddimah kitab Shahih-nya.
Sulaimaan
bin Muusaa ini adalah seorang yang shaduuq lagi faqiih dan
hasan haditsnya. Riwayatnya secara khusus dari Az-Zuhriy adalah shahih
menurut Ibnu Ma’iin.
[51] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
قَالَا: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَعَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، بِهَذَا الْحَدِيثِ،
قَالَ أَبُو دَاوُد: قَالَ عُثْمَانُ: أَوْ يُزَادَ
عَلَيْهِ، وَزَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى:
أَوْ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ، وَلَمْ يَذْكُرْ مُسَدَّدٌ فِي حَدِيثِهِ:
أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ، قَالَ أَبُو دَاوُد: خَفِيَ عَلَيَّ مِنْ حَدِيثِ
مُسَدَّدٍ حَرْفُ وَأَنْ
[52] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، قال: حَدَّثَنَا
حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ
مُوسَى، وَأَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قال: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ أَوْ يُجَصَّصَ زَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ "
[53] Riwayatnya adalah :
أنبا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ، قَالَ: حَدَّثَنَا
حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ
مُوسَى، وَأَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُبْنَى عَلَى الْقَبْرِ، أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ، أَوْ يُجَصَّصَ "
زَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى: أَوْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ
[54] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا
حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ
بْنِ مُوسَى، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُكْتَبَ عَلَى
الْقَبْرِ شَيْءٌ "
[55] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ، قَالَ: قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى،
قَالَ جَابِرٌ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَى أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ، وَأَنْ
يُجَصَّصَ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ
[56] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
" وَقَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى،
عَنْ جَابِرٍ: " وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ "
[57] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَفْصُ
بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ:
" نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يُجَصَّصُ الْقَبْرُ، وَأنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
"، وَقَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى:
وَأنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ
[58] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ،
قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ
جَابِرٍ، وَعَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى،
قَالا: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَالْكِتَابِ عَلَيْهَا،
وَالْبِنَاءِ عَلَيْهَا، وَالْجُلُوسِ عَلَيْهَا "
[59] Riwayatnya adalah :
وَرَوَاهُ حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ،
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَعَنْ
أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ بِهَذَا الْحَدِيثِ، زَادَ: وَيُزَادُ عَلَيْهِ،
وَزَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى: أَوْ أَنْ يَكْتُبَ عَلَيْهِ، أَخْبَرَنَا أَبُو
عَلِيٍّ الرُّوذْبَارِيُّ، أَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ، نَا أَبُو دَاوُدَ،
نَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، نَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ فَذَكَرَهُ
[60] Riwayatnya adalah :
3/410
:
أَخْبَرَنَا أَبُو صَالِحِ بْنُ أَبِي طَاهِرٍ
الْعَنْبَرِيُّ، أنبأ جَدِّي يَحْيَى بْنُ مَنْصُورٍ الْقَاضِي، ثنا أَحْمَدُ بْنُ
سَلَمَةَ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أنبأ حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَعَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُبْنَى عَلَى
الْقَبْرِ، أَوْ يُزَادَ عَلَيْهِ، أَوْ يُجَصَّصَ ".
4/4
no. 6763 :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ الْحَافِظُ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، ثنا حَجَّاجٌ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ،
قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ: أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ
جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَقْعُدَ الرَّجُلُ عَلَى
الْقَبْرِ أَوْ يُقَصَّصَ أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ "
رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ، عَنْ هَارُونَ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ حَجَّاجِ بْنِ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ
الرُّوذْبَارِيُّ، أنبأ مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، ثنا عُثْمَانُ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، ثنا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، وَعَنْ أَبِي
الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، بِهَذَا الْحَدِيثِ زَادَ أَوْ يُزَادُ عَلَيْهِ
وَزَادَ سُلَيْمَانُ بْنُ مُوسَى أَوْ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ
[61] Bakr bin
Sahl bin Ismaa’iil bin Naafi’ maulaa Bani Haasyim, Abu Muhammad Ad-Dimyaathiy;
seorang yang dla’iif. Lahir tahun 196 H dan wafat tahun 287 H [Irsyaadul-Qaadliy
wad-Daaniy, hal. 226-227 no. 304].
[62] ‘Abdullah bin Shaalih bin Muhammad bin Muslim
Al-Juhhaniy, Abu Shaalih Al-Mishriy; seorang yang jujur, banyak
kekeliruannya, tsabt dalam kitabnya, dan ada sifat lalai dalam dirinya. Termasuk thabaqah ke-10,
lahir tahun 137 H, dan wafat tahun 222 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq,
Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 515
no. 3409].
Akan tetapi periwayatan dari perantaraan
kitabnya adalah tsabt, dan ia mempunyai naskah periwayatan yang besar dari
Mu’aawiyyah bin Shaalih. Oleh karena itu, periwayatannya dari Mu’aawiyyah
adalah hasan, wallaahu a’lam.
[63] Mu’aawiyyah
bin Shaalih bin Hudair/’Utsmaan bin Sa’iid bin Sa’d bin Fihr Al-Hadlramiy, Abu
‘Amru/Abu ‘Abdirrahmaan Al-Himshiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah
ke-7, dan wafat tahun 158 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Juz’ul-Qiraa’ah,
Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 995 no. 6810 dan Tahriirut-Taqriib 3/394-395 no. 6862].
[64] Muhammad bin Daawud bin Jaabir Al-Ahmasiy
Al-Baghdaadiy; seorang yang majhuul [Irsyaadul-Qaadliy wad-Daaniy,
hal. 545 no. 882].
[65] ‘Abdullah bin ‘Umar bin Muhammad bin Abaan
bin Shaalih bin ‘Umair Al-Qurasyiy Al-Umawiy Al-Ju’fiy, Abu ‘Abdirrahmaan
Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, padanya ada paham tasyayyu’.
Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 239 H. Dipakai oleh Muslim, Abu
Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 529 no. 3517].
[66] ‘Abdurrahiim bin Sulaimaan Al-Kinaaniy/Ath-Thaaiy, Abu
‘Aliy Al-Asyal Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah lagi mempunyai banyak
tulisan. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 187 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 607 no. 4084].
[67] Qais bin Ar-Rabii’ Al-Asadiy, Abu Muhammad Al-Kuufiy;
seorang yang shaduuq, namun berubah hapalannya ketika tua. Termasuk thabaqah
ke-7, dan wafat tahun 165 H/166 H/167 H/168 H. Dipakai oleh Abu Daawud,
At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 804 no. 5608].
[68] ‘Athaa’ bin Abi Rabbaah (namanya Aslam) Al-Qurasyiy
Al-Fihriy, Abu Muhammad Al-Makkiy; seorang yang tsiqah, faqiih, lagi faadlil, akan tetapi banyak melakukan irsal. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 114 H.
Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 677 no. 4623].
[69] Nashr bin
Raasyid; seorang yang majhuul al-‘ain. Hanya seorang yang meriwayatkan
darinya, yaitu Al-Mubaarak bin Fadlaalah [Al-Jarh wat-Ta’diil 8/465 no.
2131, Ats-Tsiqaat 5/475, dan Mishbaahul-Ariib 3/334 no. 28138].
[70] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنْ نَصْرِ بْنِ
رَاشِدٍ، عَنْ جَابِرٍ، أَنّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، أَوْ
يُبْنَى عَلَيْهِ "
[71] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ:
حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنْ نَصْرِ بْنِ
رَاشِدٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ: " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى
أَنْ نَجْلِسَ عَلَى الْقُبُورِ "
[72] Riwayatnya adalah :
ثنا يُوسُف بْن يَعْقُوب النيسابوري، ثنا مُحَمَّد بْن
عُمَر بْن علي، ثنا مُحَمَّد بْن عرعرة، قَالَ: رأيت شُعْبَة جاء فقعد بين يدي
مبارك بْن فضالة فسأله عن حديث نصر بْن راشد، عن جَابِر بْن عبد اللَّه:
" أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نهى عن تجصيص القبور وأن يبنى عليها البناء "
[73] Riwayatnya adalah :
ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ يَزِيدَ، قَالَ: ثنا
أَبُو سَيَّارٍ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مُقَدَّمٍ، قَالَ: ثنا
مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ، قَالَ: جَاءَ شُعْبَةُ بْنُ الْحَجَّاجِ إِلَى
الْمُبَارَكِ بْنِ فَضَالَة فَسَأَلَهُ عَنْ حَدِيثِ نَصْرِ بْنِ رَاشِدٍ، عَنْ
جَابِرٍ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَهَى أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ "
[74] Riwayatnya adalah :
وَمِمَّا يَجُوزُ فِيهِ الْوَجْهَانِ مَا حَدَّثَنَا
بِهِ عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ
عُبَيْدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو الْيَسَعِ، حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنْ نَصْرِ بْنِ
رَاشِدٍ، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ تَقْصِيصِ
الْقُبُورِ "
[75] Riwayatnya adalah :
15/280
:
أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَخْلَدِ الْمُعَدَّلُ،
قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ
إِبْرَاهِيمَ الْحَكِيمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَبَّاسِ
الْخُرَسَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ الْمُقَدَّمِيُّ،
قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ، قَالَ: رَأَيْتُ شُعْبَةَ جَالِسًا
بَيْنَ يَدَيِ الْمُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ يَسْأَلُهُ عَنْ حَدِيثِ نَصْرِ بْنِ
رَاشِدٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ
وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهَا الْبُنْيَانُ "
15/281
:
وَأَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَخْلَدٍ، قَالَ:
حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ حَمْزَةُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ
الْهَاشِمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدَانُ بْنُ نَصْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
غَسَّانُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ مُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ، عَنْ نَصْرٍ،
أَوْ نَضْرِ
بْنِ رَاشِدٍ، شَكَّ غَسَّانُ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ،
قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُورُ أَوْ يُبْنَى عَلَيْهَا "
[76] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا الْمُبَارَكُ،
حَدَّثَنِي نَصْرُ بْنُ رَاشِدٍ سَنَةَ مِائَةٍ، عَمَّنْ حَدَّثَهُ، عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ، قَالَ: "
نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُجَصَّصَ
الْقُبُورُ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهَا "
[77] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ، قثنا الْحُسَيْنُ بْنُ مُوسَى،
قثنا الْمُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي نَصْرُ بْنُ رَاشِدٍ، فِي
سَنَةِ مِائَةٍ، عَمَّنْ حَدَّثَهُ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ،
قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ بِنَاءٌ
"
[78] Riwayatnya adalah :
وَحَدَّثَنَا ابْنُ زُهَيْرٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ
كَرَامَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا مُبَارَكٌ، عَنْ نَصْرِ بْنِ
رَاشِدٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ جَابِرٍ أَنّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ
"
[79] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا الْبَرْقَانِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ الْهَيْثَمِ الْبُنْدَارُ، قَالَ: حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ الْخَلِيلِ الْبُرْجُلانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ
مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي نَصْرُ بْنُ
رَاشِدٍ سَنَةَ مِائَةٍ، عَمَّنْ حَدَّثَهُ، عَنْ جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَيُبْنَى عَلَيْهِ بِنَاءٌ
"
[80] Al-Hasan bin Abil-Hasan Yasaar Al-Bashriy
Al-Anshaariy, Abu Sa’iid atau lebih dikenal dengan nama Al-Hasan Al-Bashriy;
seorang yang tsiqah, faqiih, faadlil, lagi masyhuur.
Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 110
H dalam usia 88/89 tahun. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 236 no. 1237].
[81] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ الصَّابُونِيُّ
الْبَصْرِيُّ، قال: ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ النَّرْسِيُّ، قال: نا
عَدِيُّ بْنُ الْفَضْلِ، عَنْ أَشْعَثَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، وَالْبِنَاءِ عَلَيْهَا،
وَالْقُعُودِ عَلَيْهَا ".
لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ أَشْعَثَ إِلا
عَدِيُّ بْنُ الْفَضْلِ
[82] ‘Adiy bin Al-Fadhl At-Taimiy, Abu Haatim Al-Bashriy;
seorang yang matruuk. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 171
H. Dipakai oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 672 no. 4577].
[83] Sulaimaan bin Qais Al-Yasykuriy Al-Bashriy;
seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat sebelum
tahun 80 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 412 no. 2616].
[84] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُوسَى، نا صُهَيْبٌ، نا عَبَّادٌ، عَنْ
عُثْمَانَ بْنِ مِقْسَمٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ
الْيَشْكُرِيِّ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ تَجْصِيصِ الْقُبُورِ، أَوْ يُبْنَى عَلَيْهِ،
أَوْ يُقْعَدُ عَلَيْهِ "،
لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ قَتَادَةَ، إلا
عُثْمَانُ بْنُ مِقْسَمٍ، تَفَرَّدَ بِهِ: عَبَّادُ بْنُ صُهَيْبٍ
[85] ‘Utsmaan bin Miqsam Al-Burriy, Abu Salamah Al-Kindiy
Al-Bashriy; seorang yang matruk, ekstrim dalam bid’ah i’tizam
(Mu’tazilah) dan qadariy [Lisaanul-Miizaan, 5/412-416 no. 5164
dan Mishbaahul-Ariib 2/335 no. 17556].
[86] ‘Abbaad bin
Shuhaib Al-Bashriy; seorang yang shaduuq dalam hadits, namun ekstrim
dalam bid’ah qadariy. Dengan sebab itulah banyak ulama yang menjarhnya
dengan keras. Hapalannya berubah di akhir usianya (Ibnu Abi Syaibah
meninggalkan haditsnya 20 tahun sebelum kematiannya). Wafat setelah tahun 200 H
[Lisaanul-Miizaan, 4/390-392 no. 4078].
[87] Muusaa bin
‘Iisaa bin Muhammad bin Hakiim, Abu Muhammad Al-Khuraziy Al-Bashriy; seorang
yang majhuul al-haal [Irasyaadul-Qaadliy wad-Daaniy, hal. 657 no.
1080].
[88] Al-Mundzir bin Maalik bin Qath’ah, Abu Nadlrah
Al-‘Abdiy Al-‘Aufiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 108/109
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam riwayat mu’allaq, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, 971 hal. no. 6938].
[89] Riwayatnya adalah :
قَرَأْتُ عَلَى يُوسُفَ بْنِ جِبْرِيلَ الْقَيْسِيِّ،
بِالْقَاهِرَةِ، عَنْ أَبِي الْبَرَكَاتِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ الأَنْصَارِيِّ،
أَنْبَأَ أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ أَحْمَدَ الْمُقْرِئُ،
يَعْنِي بِالدَّاهِرِيَّةِ، أَنْبَأَ أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
الْعَلافِ الْمُقْرِئُ، أَنْبَأَ عَلِيُّ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَحْمَدَ الْمُقْرِئُ،
ثنا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ يُوسُفَ الْبُخَارِيُّ،
ثنا خَلَفُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الْبُخَارِيُّ، ثنا أَبُو زَيْدٍ
عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ الضَّحَّاكِ، ثنا أَبُو اللَّيْثِ نَصْرُ بْنُ الْحُسَيْنِ،
ثنا عِيسَى بْنُ مُوسَى، ثنا أَبُو يُوسُفَ، عَنْ أَبَانٍ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُجَصَّصَ الْقُبُورُ، وَأَنْ يُجْعَلَ عَلَيْهَا مِنْ
غَيْرِ حُفْرَتِهَا "
[90] Abaan bin Abi ‘Iyaasy Fairuuz/Diinaar
Al-Bashriy, Abu Ismaa’iil Al-‘Abdiy; seorang yang matruk.
Ternasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 140 H. Diapakai oleh Abu Daawud
[Taqriibut-Tahdziib, hal. 103 no. 143].
[91] Riwayatnya adalah :
عَنْ يَحْيَى بْنِ الْعَلاءِ، عَنِ الأَحْوَصِ بْنِ
حَكِيمٍ، عَنْ رَاشِدِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: " نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَقْصِيصِ الْقُبُورِ،
وَتَكْلِيلِهَا، وَالْكِتَابَةِ عَلَيْهَا "
[92] Riwayatnya adalah :
وَقَالَ أَبُو سُلَيْمَانَ فِي حَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى عَنْ تَقْصِيصِ
الْقُبُورِ وَتَكْلِيلِهَا ". أَخْبَرَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ هَاشِمٍ،
نا الدَّبَرِيُّ، عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْعَلاءِ، عَنِ
الأَحْوَصِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ رَاشِدِ بْنِ سَعْدٍ
[93] Yahyaa bin Al-‘Alaa’ Al-Bajaliy Abu Salamah/Abu ‘Amru
Ar-Raaziy; seorang yang dituduh memalsukan hadits. Termasuk thabaqah ke-8 dan wafat tahun 160 H. Dipakai oleh Abu
Daawud dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1063 no. 7668].
[94] ‘Abdul-Kabiir
bin ‘Abdil-Majiid bin ‘Ubaidillah Al-Bashriy, Abu Bakr Al-Hanafiy; seorang yang
tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9 dan wafat tahun 204 H di Bashrah.
Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 618 no. 4175].
[95] Aflah bin Humaid bin Naafi’ Al-Anshaariy An-Najjaariy,
Abu ‘Abdirrahmaan Al-Madaniy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah
ke-7 dan wafat tahun 158 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim,
Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 152
no. 551].
[96] Al-Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakr
Ash-Shiddiiq Al-Qurasyiy At-Taimiy, Abu Muhammad/’Abdirrahmaan Al-Madaniy;
seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 106
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy,
dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 595 no. 4007].
[97] Sulaimaan bin Daawud bin Al-Jaarud, Abu Daawud
Ath-Thayaalisiy Al-Bashriy Al-Haafidh; seorang yang tsiqah lagi haafidh,
namun keliru dalam beberapa hadits. Termasuk thabaqah ke-9 dan wafat
tahun 204 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 406 no. 2565].
[98] Saliim bin Hayyaan bin Busthaam Al-Hudzaliy Al-Bashriy;
seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-7. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 404 no. 2546].
[99] Hammaad bin Abi
Sulaimaan Muslim Al-Asy’ariy, Abu Ismaa’iil Al-Kuufiy Al-Faqiih; seorang yang faqiih lagi shaduuq,
namun mempunyai beberapa keraguan. Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 120 H atau
sebelumnya. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad,
Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 269 no. 1508].
[100] Ibraahiim bin Yaziid bin Qais bin Al-Aswad bin ‘Amru
An-Nakha’iy, Abu ‘Imraan Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi faqiih,
namun banyak melakukan irsaal. Termasuk thabaqah ke-5, lahir
tahun 146 H, dan wafat tahun 196 H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 118 no. 272].
[101] Hammaad bin Abi Sulaimaan berubah hapalannya
di akhir usianya. Akan tetapi periwayatan para perawi dalam thabaqah Sufyaan
dan Syu’bah adalah maqbuul (diterima). Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata
:
حماد مقارب الحديث ما روى عنه سفيان و شعبة ، و القدماء
“Hammaad
muqaaribul-hadiits, yaitu hadits yang diriwayatkan Sufyaan, Syu’bah, dan
al-qudamaa’ darinya”.
Saliim
bin Hayyaan termasuk perawi yang satu thabaqah dengan Sufyaan dan Syu’bah.
Oleh karena itu, hadits yang ia riwayatkan darinya adalah hasan, wallaahu a’lam.
Comments
jazakallah ustad sangat bermanfaat sekali , ilmiah dan mantaf
Posting Komentar