Pembelaan terhadap Asy-Syaikh Al-Maghraawiy hafidhahullah



Asy-Syaikh Ibnul-‘Utsaimiin rahimahullah pernah ditanya oleh salah seorang pemuda negeri Maroko, yang bertepatan pada hari Jum’at, 29 Shaffaar 1421 H :
شيخنا، وقع عندنا في المغرب في الآونة الأخيرة أن بعض الشباب قاموا بتتبّع كتب وأشرطة الشيخ محمد بن عبد الرحمن المغراوي، وأخذوا بعض الجمل وبدؤوا يعرضوها على العلماء هنا في المملكة وخارجها، وأنتم فضيلة الشيخ من بين هؤلاء العلماء، وقد حذرتَ منه بناءً على ما عُرض عليك في الهاتف، وجمعوا أشرطة بدؤوا ينشروها في المغرب ويثبطوا الطلبة عن أخذ العلم منه، فماذا ترون في ذلك؟ ولو تفضلتم بنصيحة لهؤلاء الشباب الذين صار تتبع الأخطاء منهجهم، وتبديع الناس ديدنهم، وجزاكم الله خيرا
Syaikhunaa, akhir-akhir ini terjadi pada kami di negeri Maroko bahwa ada sebagian pemuda tergerak untuk melakukan penyelidikan terhadap kitab-kitab dan kaset-kaset Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdirrahmaan Al-Maghraawiy. Mereka mengambil sebagian perkataan dan menghadapkannya kepada para ulama kerajaan Saudi dan di luar Saudi. Dan engkau, Fadliilatusy-Syaikh, termasuk di antara ulama-ulama tersebut. Dan engkau telah mentahdzir dirinya (Asy-Syaikh Al-Maghraawiy) berdasarkan apa yang diutarakan kepadamu melalui perantaraan telepon. Mereka mengumpulkan dan mulai menyebarkannya di negeri Maghrib dan menghalang-halangi para penuntut ilmu untuk mengambil ilmu darinya. Apa pendapatmu tentang hal tersebut ? Dan apa nasihatmu kepada para pemuda itu yang telah menjadikan usaha mencari-cari kesalahan sebagai manhaj mereka, serta tabdii’ kepada manusia sebagai agama mereka. Jazaakumullahu khairan.
Beliau rahimahullah menjawab :
 الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. نصيحتي لهؤلاء أن يتقوا الله عز و جل، وألا يتتبعوا عورات المسلمين، فإن ذلك من صفات المنافقين، ومن تتبع عورة أخيه، تتبع الله عورته وفضحه ولو في بيت أمه. نصيحتي لهؤلاء أن يدعوا الفتن وأن يُقبلوا على ما ينفعهم في دينهم ودنياهم ؛ أن يُقبلوا على دراسة الكتاب و السنة ومنهج السلف الصالح، وما من أحد إلا ويؤخذ من قوله ويترك، فالرجل المشار إليه في السؤال وهو المغراوي قد يخطئ وقد يصيب، وكل أحد منا يخطئ ويصيب، ولا يجوز لأحد أن يتتبع الخطأ الواقع من العلماء، ويشيعه ويترك الصواب. الخطأ مردود لا شك غير مقبول لكن لا يجوز أن نشهّر بالمخطئ، اللهم إلا أن يكون صاحب بدعة خارجة عن منهج السلف الصالح ويدعو إلى بدعته، فحينئذ لا بد من التحذير منه لئلاّ يقع الناس في الضلال
Alhamdulillahi rabbil-‘aalamiin, wa shallallaahu wa sallam ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa ashhaabihi wa man tabi’ahum bi-ihsaan ilaa yaumid-diin.
Nasihatku kepada mereka agar bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, dan agar mereka tidak mencari-cari aurat (kesalahan) kaum muslimin, karena itu termasuk di antara sifat-sifat orang-orang munafik. Barangsiapa yang mencari-cari kesalahan saudaranya, niscaya Allah akan mencari-cari kesalahan dan kejelekannya meskipun ia berada di rumah ibunya[1]. Nasihatku kepada mereka agar meninggalkan fitnah, dan mengambil sesuatu yang bermanfaat bagi agama dan dunia mereka. Dan agar mereka mempelajari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan manhaj As-Salafush-Shaalih. Tidak ada seorang pun kecuali perkataannya dapat diambiil ataupun ditinggalkan. Dan orang yang disebutkan dalam pertanyaan, yaitu Al-Maghraawiy, maka ia bisa benar dan bisa pula salah. Dan begitu pula dengan kita, bisa benar, bisa pula salah. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan bagi seorang pun untuk mencari-cari kesalahan yang ada di kalangan ulama[2], menyebarkannya, dan meninggalkan kebenaran (yang ada pada dirinya). Kesalahan adalah tertolak lagi tidak diterima, tanpa keraguan. Akan tetapi, tidak diperbolehkan bagi kita untuk menyiarkan orang yang terjatuh dalam kesalahan. Allahumma, kecuali jika ia seorang ahlul-bid’ah yang keluar dari manhaj as-salaf ash-shaalih dan mengajak pada kebid’ahannya[3], maka pada waktu itu boleh untuk men-tahdziir-nya agar orang-orang tidak terjatuh pada kesesatan” [selesai, sumber : sini, dan bisa diunduh/didengarkan rekamannya di sini].
Di lain rekaman, Asy-Syaikh Ibnul-‘Utsaimiin rahimahullah dengan tegas mendustakan bahwa beliau men-tabdii’ Asy-Syaikh Al-Maghraawiy hafidhahullah – sebagaimana yang disebarkan oleh sebagian orang – sebagaimana rekamannya bisa didengarkan (diunduh) di sini.
Begitu pula dengan Asy-Syaikh ‘Abdul-Muhsin Al-‘Abbaad yang menyuruh untuk mengacuhkan perkataan sebagian orang yang men-tabdii’ Asy-Syaikh Al-Maghraawiy hafidhahumallah. Perhatikan rekaman dalam video berikut :
Berikut adalah scan lembar tazkiyyah Asy-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah kepada Asy-Syaikh Al-Maghraawiy hafidhahullah :

Asy-Syaikh Al-Maghraawiy hafidhahullah adalah salah seorang ulama yang banyak terdhalimi oleh ahlul-jarh wat-tanfiir.
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – ciomas permai, 30092012, 23:48]



[1]      Terkait dengan hal ini, silakan baca artikel : ‘Aib, Sesuatu yang Seharusnya Ditutupi.
[2]      Perhatikan, Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimiin rahimahullah mengisyaratkan Asy-Syaikh Al-Maghraawiy hafidhahullah termasuk di antara jajaran para ulama.
[3]      Perhatikan, dengan perkataan tersebut beliau rahimahullah tidak menggolongkan Asy-Syaikh Al-Maghraawiy hafidhahullah sebagai ahlul-bid’ah – sebagai tuduhan sebagian orang – yang wajib untuk di-tahdzir dan disebarkan kesalahannya di publik.

Comments

Anonim mengatakan...

mohon dijelaskan ustadz :

1. apakah penilaian para ulama terhadap syaikh al maghrawi termasuk perkara ijtihadiyyah?

2. bolehkah bagi pihak ulama yang menjarh syaikh al maghrawi menyebut pihak yang menta'dil dengan sebutan mumayyi'?

3. bolehkah pihak ulama yang menta'dil menyebut pihak yang menjarh dengan sebutan mutasyaddid atau ahlul jarh wat tanfir?

4. kalo para ulama khilaf, mana pendapat yang mesti diambil karena keterbatasan kita dalam membahas?

5. berapa lama ustadz membahas masalah ini?

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

1. Benar.

2. Tidak boleh.

3. Tidak boleh.

4. Pendapat yang menurut kita lebih kuat sesuai dengan pengetahuan yang sampai pada kita.

5. Membahas secara khusus dan menampilkannya seperti di atas, maka baru kali ini. Adapun jika yang dimaksud mengetahui permasalahan Asy-Syaikh Maghraawiy ini, sudah lama.

Anonim mengatakan...

Sheikh Bin Baz juga membela Aidh Al Qarni, Safar Al Hawali, dan Salman Al Audah...
Sheikh Al-Utsaimin juga membela Jamaah TabligH...
Sheikh Al-albani dan Sheikh Ibnu Jibrin juga membela Hasan Al-banna dan Sayyid Quthb...
apa yang melatari rekan-rekan salafi tidak membela mereka?

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Benar bahwasannya Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah pernah memuji Safar Al-Hawaliy dan Salman Al-'Audah. Namun kemudian beliau mencekal Safar Al-Hawaliy dan Salmaan Al-'Audah setelah terdapat banyak penyimpangan. Fatwa beliau selaras dengan fatwa masyaikh lainnya yang mentahdzirnya, seperti Syaikh Ibnu 'Utsaimiin dan yang lainnya.

Syaikh Ibnu 'Utsaimiin rahimahullah memang pernah memberikan pembelaan terhadap Jama'ah Tabligh. Akan tetapi pembelaan beliau ini bersifat umum karena beliau rahimahullah belum mengetahui detail hakekat dari Jama'at Tabligh sebagaimana dijelaskan secara terperinci oleh para ulama lainnya.

Syaikh Al-Al-Albaaniy dalam komentarnya terhadap Hasan Al-bannaa dan Sayyid Quthb adalah proporsional.

Tentang Syaikh Ibnu Jibriin yang membela Hasan Al-bannaa dan Sayyid Quthb, memang itu telah ma'ruuf. Pendapat beliau bukan membenarkan kekeliruan keduanya, akan tetapi mereka berdua dihukumu sebagai seseorang yang keliru (mukhthi').

=======

Masalah perbedaan pendapat bahwa ulama A menjarh dan ulama B menta'dil memuji bukanlah terjadi di jaman ini saja. Itu sangat ma'ruuf dalam kitab-kitab yang menerangkan para perawi hadits.

Bukan berarti jika ada setiap orang yang dibela ulama tertentu dimana di sisi lain ia (orang tersebut) dicela oleh ulama lain, kita kemudian punya kewajiban untuk membelanya. Yang menjadi kewajiban kita adalah memahami konteks permasalahan, bukan sekedar ikut-ikutan membela atau mencela. Adz-Dzahabiy memberikan pembelaan kepada Asy-Syaafi'iy yang mendapatkan kritikan oleh sebagian ulama (yang diantaranya diriwayatkan kritikan itu berasal dari Yahyaa bin Ma'iin) sebagai orang berpemahaman tasyayyu'. Tentu saja pembelaan Adz-Dzahabiy ini bukan sekedar ikut-ikutan. Akan tetapi menelaah permasalahan yang kemudian tersimpulkan bahwa Asy-Syaafi'iy jauh dari tasyayyu'. Bahkan masyhur ia mempunyai perkataan yang mencela orang-orang Syi'ah Raafidlah.

Begitu pula dengan Al-Haarits bin Al-A'war. Sebagian ulama memujinya seperti Yahyaa bin Ma'iin dan Abu Bakr bin Abi Daawud. Namun jumhur ulama menjarhnya, bahkan ada yang menjarhnya dengan jarh keras. Apakah kemudian dengan kenyataan ini kita akan tergopoh-gopoh melakukan pembelaan kepada Al-Haarits bahwa ia seorang yang terpercaya dikarenakan Yahyaa bin Ma'iin dan Abu bakr bin Abi Daawud mentautsiqnya ?. Perkataan yang raajih tentang Al-Haarits seorang yang majruh. Hanya saja kemudian para ulama berbeda pendapat apakah ia seorang pendusta (sehingga haditsnya dihukumi sangat lemah), ataukah sekedar lemah. Ada sebagian ulama yang melakukan 'pembelaan' kepada Al-Haarits. Misalnya Ahmad bin Shaalih Al-Mishriy yang menyimpulkan bahwa pendustaan Asy-Sya'biy kepadanya hanyalah pada pemikirannya saja (yang cenderung tasyayyu'), sedangkan dalam haditsnya tidak. Dan seterusnya....

Wallaahu a'lam.

Anonim mengatakan...

Ustadz, adakah pembahasan tentang takhrij hadits keutamaan membaca surat Al-Kahfi pada hari jumat di blog ini? Karena ada yang menyatakan shahih, tapi ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa haditsnya adalah dhaif terutama dari sisi sanadnya. Bila belum ada mohon ustadz bisa membahasnya.

Terima kasih.

Herry Setiawan - Bogor.

Anonim mengatakan...

Assalamu`alaikum
Ustadz,antum bilang tasyayyua pada komentar sebelum ini untuk menjawab pertanyaan seseorang. Jadi apa itu tasyayyu`? Ana baru dengar mohon penjelasannya

Dari Mas Purbo

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Wa'alaikumus-salaam.

Bapak Heri,.... belum ada artikel dimaksud dalam blog ini. Semoga lain waktu saya bisa mengetengahkannya......


Mas Purbo,... tasyayyu' adalah mempunyai kecenderungan/kecondongan dalam pengutamaan 'Aliy daripada para shahabat lainnya radliyallaahu 'anhu. Ada juga yang mengartikan secara ringkas : berpaham Syi'ah.

Anonim mengatakan...

Ustadz,
Apakah kasus ini bisa disamakan dg apa yg menimpa Syaikh Muhammad Hasan dan Syaikh Abul Hasan al Mishriy? beliau berdua juga mendapat tahdzir dari sebagian ulama.

Anonim mengatakan...

afwan ust. tolong di cek ini..

http://salafiyah-mahad.blogspot.com/2012/07/fatwa-imam-syafii-imam-nawawi-dalam.html

gaptek psn mengatakan...

Bismillah

Assalamu'alaikum... ustdz, sy memasangkan link blog antum di akun fb saya tnp spngthuan antum. dan skrg saya mmhon prsjtuan/izin dri ustdz,,,tp sendainy ustadz kbratan mk sya akn menghpusny kmbli ! Mhon dimaklum Afwan

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Wa'alaikumus-salaam.

Silakan.

gaptek psn mengatakan...

Alhamdulillah....rasanya sya sgt lega sekali tlh mndptkn izin langsung dari ustdz ! Syukran

Dan saya mohon do'anya dri ustdz../@krn sya msh awam'...,smoga Allah ajja wa jalla.. mmbrikan smngat kpd sya,dlm mnuntut 'ilmu syar'i dan mengamalkanya ! Aamiin

Jazaakallahu khairan


#msuknya susah ustdz,mklm msh gaptek.trlbih lg perngktnya trbts bgt cuma pke hp !

Anonim mengatakan...

Ustadz yang benar tentang :

- 'aidh al-Qarny
- safar al-hawaly
- salman al-audah

apakah mereka "salafy (yg keliru)" ataukah "mubtadi'..." ?

soalnya ada sebagian orang yang mengatakan mereka masih 'bermanhaj salaf', hanya saja keliru dalam 'beberapa hal' ?

apa benar hal ini?

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari manhaj salaf. Selebih dari ini, saya tidak tahu. Wallaahu a'lam.