Mendefinisikan sesuatu terkadang menjadi hal yang menyulitkan. Pikiran kita bersifat absurd dan susah untuk mengungkapkannya secara jelas. Oleh sebab itu, terkadang kita merasakan sesuatu yang kita tidak tahu apa itu. Nah, tugas seorang pemikir adalah mengungkapkan apa-apa yang susah diungkap itu. Sebenarnya kita semua adalah pemikir-pemikir kreatif yang mempunyai potensi untuk mengungkap berbagai rahasia pikiran. Hanya saja, kita kurang mengetahui ilmunya dan kurang belajar untuk itu.
Sepertinya perlu untuk menjadi pemikir kreatif untuk mendefinisikan arti mengalah. Sebuah kalimat yang mempunyai arti berlawanan dengan kata dasarnya, yaitu kalah. Kata me- yang mendampingi kata kalah justru menjadikan artinya bukan lagi kalah, tapi menang. Kenapa menang? Sebab, kemenanganlah yang didapatkan orang yang mau mengalah. Kembali kepada definisi, menurut saya, mengalah adalah sikap mental seseorang dalam meninggalkan hal yang sebenarnya bisa dia lakukan. Mengalah berbeda dengan kalah, kalah bersifat terpaksa, sedang mengalah bersifat alternatif.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang mengalah. Alasan yang pertama, adanya kemaslahatan atau manfaat yang sangat besar dengan sikap itu. Manfaat itu bisa berbentuk ukhrowi ataupun duniawi. Manfaat duniawi bisa berupa hubungan baik, kemudahan dan lain-lain. Komunitas dengan adanya sikap saling mengalah adalah sebuah komunitas yang sehat. Apa jadinya kalau tidak ada sifat mengalah di dalam sebuah komunitas? Pasti terjadi sebuah kekacauan.
Sebagai contoh, ketika semua orang ingin didahulukan dan tidak mau mengantri, pasti waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama bila dibandingkan apabila semua orang tertib mengantri. Karakter mengalah dan menghormati hak orang lain harus dipupuk sejak dini, sebab sikap egois dan mau menang sendiri hanya berakibat buruk pada sebuah komunitas. Contoh yang lain, suami istri yang salah satunya mempunyai sikap mengalah, kemungkinan perceraiannya lebih rendah daripada yang tidak ada satupun yang mau mengalah. Apalagi yang dua-duanya memiliki sikap itu.
Alasan yang kedua, adalah menghindari mudharat atau hal-hal yang tidak diinginkan. Terkadang kita tidak mengetahui bagaimana watak asli manusia. Di dunia ini banyak sekali serigala berbulu domba yang setiap saat siap menerkam kita. Untuk itu diperlukan sikap hati-hati ketika berinteraksi dengan orang lain untuk menghindari mudharat yang ditimbulkan olehnya. Salah satu perwujudan sikap hati-hati adalah sikap mengalah ketika berurusan dengan orang lain. Mengingat keluarga yang tidak tahu apa-apa juga adanya saat-saat kita lengah dapat meningkatkan alasan untuk mengalah. Ini tidak menafikkan keberanian. Kita akan membahas tentang keberanian di tulisan yang lain.
Alasan yang ketiga adalah rasa malu. Rasa malu merupakan salah satu pendorong yang kuat yang menyebabkan sikap mengalah pada diri seseorang. Hal ini dikarenakan, rasa malu menyebabkan seseorang menghindari hal-hal yang tercela, tidak berguna, yang menjatuhkan harga diri dan yang menyusahkan orang lain. Rasa malu adalah akhlak yang terpuji, selayaknya semua manusia memilikinya.
Saya pernah membaca, bahwa bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat tinggi sifat malunya. Mereka rela memutar mobilnya lewat jalan yang lebih jauh, hanya karena malu tidak mau merepotkan orang lain. Nah, sifat-sifat positif seperti ini harus kita tiru.
Demikianlah.
Setelah mengetahui alasan untuk mengalah, mari kita jadikan mengalah menjadi sifat kita. Mengalah dan sikap tidak tergesa-gesa adalah satu jalan. Mengalah adalah sebatang beringin, diam tapi kuat. Diam tapi bermanfaat, menghasilkan mata air kebijaksanaan. Dengan mengalah, kita membangun kekuatan yang lebih dahsyat, kita pancangkan akar dan fondasi yang kokoh. Mengalah adalah tanda orang yang dewasa. Belajarlah untuk lebih dewasa.
[dikutip sepenuhnya oleh Abul-Jauzaa’ dari sini].
Comments
iya nih mantep banget artikelnya baru tahu arti mengalah
Pas awal baca memang ada yg aneh abul jauzaa yg menulis ini.. ternyata memang bukan tulisan antum :)
afwan ust.., gmn menurut ust tentang gambar ini..., apakah ini terlarang..???
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=222357044494663&set=o.239588259408830&type=1&ref=nf
syukran tanggapanx
Kalau saya, tidak akan menampilkan gambar tersebut.
Syukron atas artikelnya, penuh nasehat..
Abu Zaid (Cimahpar-Bogor)
Posting Komentar