15 Februari 2010

Blacklist : Mereka yang Terlaknat dalam Islam

1. Iblis
Allah ta’ala berfirman :
قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ * قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ * وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
“Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya laknat itu tetap menimpamu sampai hari kiamat" [QS. Al-Hijr : 33-35].
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ * قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ * َخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ * قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ * وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
“Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, sesungguhnya laknat-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan" [QS. Shaad : 75-78].

2. Orang Kafir
Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ * خَالِدِينَ فِيهَا لا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh” [QS. Al-Baqarah : 161-162].
إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا * خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا
“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka), mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong” [QS. Al-Ahzaab : 64-65].
3. Orang-Orang Kafir dari Bani Israail (Yahudi)
Allah ta’ala berfirman :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ * كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu” [QS. Al-Maaidah : 78-79].
4. Orang Dhaalim yang Berdusta Atas Nama Allah
Allah ta’ala berfirman :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الأشْهَادُ هَؤُلاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
“Dan siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang dhalim” [QS. Huud : 18].
Dan kedhaliman yang paling besar adalah menyekutukan Allah ta’ala :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedhaliman yang sangat besar" [QS. Luqman : 13].
5. Orang yang Menyakiti Allah dan Rasul-Nya
Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan” [QS. Al-Ahzaab : 57].
Orang yang menyakiti Allah itu seperti mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, Termasuk juga tuduhan Yahudi bahwa Allah ta’ala itu kikir; sebagaimana firman-Nya :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ
“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki” [QS. Al-Maaidah : 64].
Maksud tangan Allah terbelenggu adalah kikir.
Adapun menyakiti Rasul-Nya itu seperti tuduhan kaum munafiqin bahwa ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa telah berzina. Juga tuduhan kaum kuffar bahwa beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tukang sihir, orang gila, dan hinaan-hinaan lainnya sebagaimana dilakukan juga dilakukan oleh kaum kuffar kontemporer[1]
6. Orang yang Berbuat Kerusakan di Muka Bumi dan Memutuskan Silaturahim/Hubungan Kekeluargaan
Allah ta’ala berfirman :
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ * أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka” [QS. Muhammad : 22-23].
Tentang orang yang berbuat kerusakan di muka bumi, Allah ta’ala berfirman tentang hukuman yang diterapkan kepada mereka di dunia :
إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الأرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الأرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar” [Al-Maaidah : 33].
عن جبير بن مطعم، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا يدخل الجنة قاطع رحم.
Dari Jubair bin Muth’im, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahim” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5984, Muslim no. 2556, Ahmad 4/80 & 83 & 84, Abu Dawud no. 1696, At-Tirmidziy no. 1909, ‘Abdurrazzaq no. 20238, Al-Humaidiy no. 557, Ibnu Hibbaan no. 454, dan yang lainnya].
7. Orang-Orang yang Merusak Janji Allah
Allah ta’ala berfirman :
وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)” [QS. Ar-Ra’d : 25].
إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ لا خَلاقَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ وَلا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji-(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih” [QS. Aali ‘Imraan : 77].
8. Orang yang Menyembunyikan Ilmu
Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاعِنُونَ * إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 159-160].
عن أبي هريرة قال : قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "من سئل عن علمٍ فكتمه ألجمه اللّه بلجام من نارٍ يوم القيامة".
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang ditanya tentang satu ilmu lalu menyembunyikannya, niscaya Allah akan mengikatnya dengan tali kekang dari api neraka di hari kiamat kelak” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 3658, At-Tirmidziy no. 2649, Ath-Thayalisiy no. 2534, Ibnu Abi Syaibah 9/55, Ahmad 2/263 & 305 & 344 & 353 & 499 & 508, Ibnu Maajah no. 261, Ibnu Hibbaan no. 95, Al-Haakim 1/101, Al-Baghawiy no. 140, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Dawud 2/411].
9. Para Pemimpin dan Pembesar yang Menyesatkan Umat
Allah ta’ala berfirman :
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا * وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا * رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar" [QS. Al-Ahzaab : 66-68].
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لا يُنْصَرُونَ * وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ
“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah)” [QS. Al-Qashshash : 41-42].
عن حذيفة بن اليمان يقول : كان الناس يسألون رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الخير. وكنت أسأله عن الشر. مخافة أن يدركني. فقلت: يا رسول الله! إنا كنا في جاهلية وشر. فجاءنا الله بهذا الخير. فهل بعد هذا الخير شر؟ قال (نعم) فقلت: هل بعد ذلك الشر من خير؟ قال (نعم. وفيه دخن). قلت: وما دخنه؟ قال (قوم يستنون بغير سنتي. ويهدون بغير هديي. عرف منهم وتنكر). فقلت: هل بعد ذلك الخير من شر؟ قال (نعم. دعاة على أبواب جهنم. من أجابهم إليها قذفوه فيها)......
Dari Hudzaifah bin Al-Yamaan, ia berkata : Orang-orang bertanya kepada Rasululah shallallaahu ’alaihi wa sallam tentang kebaikan. Adapun aku bertanya kepada beliau tentang kejelekan karena khawatir akan menimpaku. Aku bertanya : ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dulu berada di masa Jahiliyyah dan kejelekan. Lalu Allah mendatang kebaikan ini kepada kami. Apakah setelah kebaikan ini ada kejelekan ?”. Beliau berkata : ”Ya”. Aku bertanya : ”Apakah setelah kejelekan itu ada kebaikan ?”. Beliau menjawab : ”Ya, namun padanya ada asap”. Aku bertanya : ”Apa asapnya ?”. Beliau menjawab : ”Satu kaum yang mengambil sunnah bukan dengan sunnahku dan mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku. Engkau mengetahui mereka dan engkau ingkari”. Aku bertanya : ”Apakah setelah kebaikan itu ada kejelekan ?”. Beliau menjawab : ”Ya. Para da’i yang mengajak ke pintu-pintu neraka. Barangsiapa yang menyambut seruan mereka, akan dilemparkan ke dalamnya (neraka).....” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1847].
10. Suami atau Istri yang Berdusta Saat Li’an
Allah ta’ala berfirman :
وَالَّذِينَ يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ شُهَدَاءُ إِلا أَنْفُسُهُمْ فَشَهَادَةُ أَحَدِهِمْ أَرْبَعُ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ إِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ * وَالْخَامِسَةُ أَنَّ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَيْهِ إِنْ كَانَ مِنَ الْكَاذِبِينَ * وَيَدْرَأُ عَنْهَا الْعَذَابَ أَنْ تَشْهَدَ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ إِنَّهُ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ * وَالْخَامِسَةَ أَنَّ غَضَبَ اللَّهِ عَلَيْهَا إِنْ كَانَ مِنَ الصَّادِقِينَ
“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta, dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar” [QS. An-Nuur : 6-9].
11. Orang yang Menuduh Wanita Baik-Baik Telah Berzina Tanpa Bukti
Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar” [QS. An-Nuur : 23].
وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik” [QS. An-Nuur : 4].
12. Orang yang Membunuh Seorang Muslim dengan Sengaja Tanpa Alasan yang Dibenarkan oleh Syari’at
Allah ta’ala berfirman :
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya” [QS. An-Nisaa’ : 93].
عن عبد الله قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يحل دم امرئ مسلم يشهد أن لا إله إلا الله وأني رسول الله إلا بإحدى ثلاث النفس بالنفس والثيب الزاني والمفارق لدينه التارك للجماعة
Dari ‘Abdullah (Ibnu Mas’ud) radliyallaahu ’anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ”Tidak halal darah seorang Muslim yang bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bersaksi bahwasannya aku adalah utusan Allah kecuali karena salah satu dari tiga sebab, yaitu jiwa dengan jiwa (qishash), orang yang telah menikah yang berzina, dan orang yang keluar dari agamanya sekaligus meninggalkan Al-Jama’ah” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6878; Muslim no. 1676; Ahmad no. 3621, 4065, 4245; Abu Dawud no. 4352; An-Nasa’i no. 4016, dan Ibnu Majah 2534].
13. Orang yang Mendirikan Masjid di Atas Kuburan
عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه الذي لم يقم منه : "لعن الله اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد " . قالت : فلو لا ذاك أبرز قبره غير أنه خُشي أن يتخذ مسجداً
Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sakit dan dalam keadaan berbaring : “Allah telah melaknat Yahudi dan Nashrani yang telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid”. Aku (‘Aisyah) berkata : “Kalau bukan karena takut (laknat) itu, niscaya kuburan beliau ditempatkan di tempat terbuka. Hanya saja beliau takut kuburannya itu akan dijadikan sebagai masjid” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 1330, Muslim no. 529, Ahmad 6/80 & 121 & 255, Ibnu Abi Syaibah 2/376, Abu ‘Awaanah 1/399, Al-Baghawiy dalam Syarhus-Sunnah no. 508, Al-Khathiib dalam Taariikh Baghdaad 13/52 & 183, Ath-Thabaraniy dalam Al-Ausath no. 7730, dan yang lainnya].
عن الحارث النجراني قال : سمعت النبي صلى الله عليه وسلم قبل أن يموت بخمس وهو يقول : "ألا وإن من كان قبلكم كانوا يتخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد ، ألا فلا تتخذوا القبور مساجد إني أنهاكم عن ذلك "
Dari Al-Harits An-Najrani dia bercerita : Aku pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan wasiat lima hari sebelum wafat : “Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kubur para Nabi mereka dan orang-orang shalih di antara mereka sebagai masjid. Maka, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Sesunguhnya aku melarang kalian melakukan hal tersebut” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/374-375; shahih sesuai persyaratan Muslim].
14. Wanita yang Terlalu Sering Berziarah ke Kubur
عن أبي هريرة ؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لعن زوارات القبور.
Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang sering berziarah ke kubur [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1056, Ath-Thayaalisiy no. 2358, Ahmad 2/337 & 356, Ibnu Maajah no. 1076, Abu Ya’laa no. 5908, Ibnu Hibbaan no. 3178, dan Al-Baihaqiy 4/78; dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy 1/537-538].
15. Orang yang Memberi dan Menerima Suap
عن عبد الله بن عمرو قال : لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الراشي والمرتشي
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat orang yang memberi dan menerima suap” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1337, Ath-Thayaalisiy no. 2276, Al-Baghawiy dalam Ju’diyaat no. 2864, Ahmad 2/164 & 190 & 194 & 212, Abu Dawud no. 3580, Ibnu Maajah no. 2313, Ibnul-Jaaruud no. 586, Ibnu Hibbaan no. 5077, Al-Haakim 4/102-103, dan Al-Baihaqiy 10/138-139; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy 2/69].
16. Orang yang Melakukan Nikah Tahliil
عن عبد الله بن مسعود قال : لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم المحل والمحلل له
Dari ‘Abdullah bin Mas’uud ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat al-muhillu (laki-laki yang menikahi seorang wanita dengan tujuan agar wanita tersebut dibolehkan menikah kembali dengan mantan suaminya yang telah menjatuhkan talak tiga padanya) dan al-muhallal lahu (laki-laki yang menyuruh laki-laki lain/al-muhillu untuk menikahi mantan istrinya agar mantan istrinya tersebut dibolehkan untuk ia nikahi kembali)” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1120, Ibnu Abi Syaibah 4/290 & 8/300 & 14/190, Ahmad 1/448 & 462, Ad-Daarimiy no. 2263 & 2538, An-Nasaa’iy 6/149, Abu Ya’laa no. 5350, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir no. 9878, dan Al-Baihaqiy 7/208; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy 1/569].
عن نافع أنه قال جاء رجل إلى عمر رضى الله تعالى عنهما فسأله عن رجل طلق امرأته ثلاثا فتزوجها أخ له من غير مؤامرة منه ليحلها لأخيه هو تحل للأول قال لا الا نكاح رغبة كنا نعد هذا سفاحا على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم وآله وسلم
Dari Naafi’ bahwasannya ia berkata : “Pernah ada seorang laki-laki mendatangi Ibnu ‘Umar seraya bertanya tentang hukum seorang laki-laki yang telah menthalaq tiga istrinya, lalu mantan istrinya dinikahi oleh saudara laki-lakinya tanpa kesepakatan apapun dengannya, akan tetapi dengan maksud untuk menghalalkan wanita tersebut untuk dinikahi oleh mantan suaminya. Apakah wanita tersebut benar-benar halal dinikahi oleh mantan suaminya ? Ibnu ‘Umar menjawab : ‘Tidak, kecuali jika ia (saudara laki-laki mantan suami) benar-benar menikahinya karena suka. Di masa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam kami menganggap perbuatan tersebut (yaitu nikah tahliil) sebagai perzinaan” [Diriwayatkan oleh Al-Haakim 2/199 dan Al-Baihaqiy 7/208; Al-Haakim berkata : ‘Shahih sesuai persyaratan Al-Bukhariy dan Muslim, namun keduanya tidak mengeluarkannya].
17. Istri yang Menolak Ajakan Suaminya Tanpa Alasan yang Dibenarkan oleh Syari’at
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا دَعَا اَلرَّجُلُ اِمْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيءَ , لَعَنَتْهَا اَلْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, namun ia menolak untuk datang; maka para malaikat melaknatnya (si istri) hingga waktu shubuh”.
Dalam riwayat lain :
انَ اَلَّذِي فِي اَلسَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Yang ada di langit murka kepadanya hingga suaminya ridla memaafkannya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 5193 dan Muslim no. 1436].
18. Pencuri
عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (لعن الله السارق، يسرق البيضة فتقطع يده، ويسرق الحبل فتقطع يده).
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Allah melaknat seorang pencuri yang mencuri telur, kemudian dipotong tangannya, lalu mencuri tali dan dipotong tangannya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6783 dan Muslim no. 1687].
Allah ta’ala berfirman tentang hukuman bagi seorang pencuri :
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالا مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ * فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barang siapa bertobat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Maaidah : 38-39].
عن عائشة : قال النبي صلى الله عليه وسلم: تقطع اليد في ربع دينار فصاعداً.
Dari ‘Aaisyah : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : Dipotong tangan (seorang pencuri) karena (mencuri) seperempat dinar atau lebih [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6789 dan Muslim no. 1684].
19. Pelaku Riba
Allah ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” [QS. Ali ‘Imran : 130].
عن جابر، قال : لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم آكل الربا، وموكله، وكاتبه، وشاهديه، وقال: هم سواء.
Dari Jaabir, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya (bagian administrasi), dan dua orang saksinya. Mereka itu semua sama” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1598].
عن أبي هريرة؛ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الربا سبعون حوبا. أيسرها أن ينكح الرجل أمه.
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallllaahu ‘alaihi wa sallam : “Riba itu terdiri dari tujuhpuluh cabang dosa. Yang paling ringan dosanya adalah seperti seseorang yang menikahi ibunya sendiri” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 2274; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Ibni Maajah 2/240].
20. Wanita yang Menampakkan Auratnya yang Semestinya Ditutup
عن عبد الله بن عمر يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول سيكون آخر أمتي نساء كاسيات عاريات على رؤوسهن كأسنمة البخت إلعنوهن فإنهن ملعونات
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Pada akhir umatku kelak akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka terdapat bongkol (punuk) onta. Laknatlah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah terlaknat” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam Ash-Shaghiir no. 1125; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Jilbaab Mar’atil-Musliimah hal. 125. Lihat juga Ash-Shahiihah no. 1326].
Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah berkata :
أراد -صلى الله عليه وسلم- النساء اللواتي يلبسن من الثياب الشيء الخفيف الذي يصف ولا يستر فهن كاسيات بالاسم عاريات في الحقيقة
“Yang dimaksudkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian tipis yang dapat mensifati (apa yang terletak di balik kain – yaitu kulit dan lekukan tubuh) lagi tidak menutupi. Mereka itu memang diistilahkan berpakaian, namun hakekatnya telanjang” [Dinukil oleh As-Suyuuthiy dalam Tanwiirul-Hawaalik 3/103 – melalui perantara Jilbaab Mar’atil-Muslimah, hal. 125-126].
21. Laki-Laki yang Menyerupai Wanita dan/atau Wanita yang Menyerupai Laki-Laki
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم المشتبهين من الرجال بالنساء والمشتبهات من النساء بالرجال.
Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5885].
عن عبد الله بن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ثلاثة لا ينظر الله عز وجل إليهم يوم القيامة العاق لوالديه والمرأة المترجلة والديوث
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Ada tiga orang yang tidak akan dilihat Allah ‘azza wa jalla pada hari kiamat : Orang yang durhaka pada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lak-laki, dan dayuts” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy 5/80, Ahmad 3/134, Abu Ya’laa no. 5556, Al-Haakim 1/72 & 4/146-147, Al-Baihaqiy 10/226, dan Al-Bazzaar no. 1876 (Kasyful-Astaar); dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan An-Nasaa’iy 2/216].
22. Orang yang Menampar-Nampar Pipi, Mengoyak Baju, dan Berteriak-Teriak Ketika Tertimpa Musibah
عن أبي أمامة ؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لعن الخامشة وجهها، والشاقة جيبها، والداعية بالويل والثبور.
Dari Abu Umaamah : “Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang merusak wajahnya, mengoyak-ngoyak bajunya, dan meraung-raung sambil mengutuk dan mencela diri” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 1585, Ibnu Hibbaan no. 3156, Ibnu Abi Syaibah 3/290, dan Ath-Thabaraniy dalam Al-Kabiir no. 759 & 775; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Ibni Maajah 2/40].
عن عبدالله، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "ليس منا من ضرب الخدود. أو شق الجيوب. أودعا بدعوى الجاهلية
Dari ‘Abdullah bin Mas’uud, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar-nampar pipi, mengoyak-ngoyak baju, dan berteriak-teriak/meratap dengan ratapan Jaahiliyyah” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 1294 dan Muslim no. 103].
23. Peminum Khamr, Penuangnya, Penjualnya, Pembelinya, dan Semua yang Terlibat Padanya
عن ابن عمر يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لعنت الخمر على عشرة أوجه: بعينها، وعاصرها، ومعتصرها، وبائعها، ومبتاعها، وحاملها، والمحمولة إليه، وآكل ثمنها، وشاربها، وساقيها
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Telah dilaknat khamr dalam sepuluh sisi : khamr itu sendiri, pemerasnya (pembuatnya), yang meminta diperaskan, penjualnya, pembelinya, pembawanya, yang meminta dibawakan kepadanya, yang memakan hasil penjualannya, peminumnya, dan penuangnya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 3380 dan Abu Dawud no. 3674; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Ibnu Maajah 3/144-145].
24. Laki-Laki yang Menggauli Istrinya pada Duburnya (Liwath/Sodomi)
عن عقبة بن عامر : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : لعن الله الذين يأتون النساء في محاشهن.
Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah melaknat orang-orang yang mendatangi istrinya pada dubur mereka” [Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy dalam Al-Kaamil 4/1466 dan Al-‘Uqailiy dalam Adl-Dlu’afaa’ 3/84; dihasankan Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Aadaabuz-Zifaaf, hal. 105].
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من أتى حائضا أو امرأة في دبرها أو كاهنا: فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Barangsiapa yang mendatangi (menggauli) wanita yang sedang haidl atau mendatangi pada duburnya, dan mendatangi dukun; sungguh ia telah kafir dengan apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 3904, At-Tirmidziy no. 135, An-Nasa’iy dalam Al-Kubraa 10/124, Ibnu Majah no. 639, Ahmad 2/408 & 476, Ibnul-Jarud no. 107, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy 1/94].
25. Homoseks dan Lesbian
Allah ta’ala berfirman :
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ * مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lut itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [QS. Huud : 82-83].
عن ابن عباس : أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال : .... ولعن الله من عَمِل عمل قوم لوط، ولعن الله من عَمِلَ عمل قوم لوط، ولعن الله من عَمِلَ عمل قوم لوط
Dari Ibnu ‘Abbas : Bahwasannya Nabiyullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “….Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luuth (homoseks/lesbian), Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luuth, dan Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luuth” [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/309 & 317, Abu Ya’laa no. 2539, dan Ibnu Hibbaan no. 4417; Asy-Syaikh Al-Arna’uth mengatakan dalam Takhriij Musnad Ahmad 5/26 bahwa sanad hadits ini jayyid].
26. Orang yang Sengaja Menyesatkan Orang Buta di Jalan
عن ابن عباس : أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال : ...ولعن الله من كمه الأعمى عن السبيل....
Dari Ibnu ‘Abbas : Bahwasannya Nabiyullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “…Dan Allah melaknat orang yang sengaja menyesatkan orang buta dari jalan…” [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/309 & 317, Abu Ya’laa no. 2539, dan Ibnu Hibbaan no. 4417; Asy-Syaikh Al-Arna’uth mengatakan dalam Takhriij Musnad Ahmad 5/26 bahwa sanad hadits ini jayyid].
27. Budak yang Menisbatkan Diri pada Selain Tuannya
عن ابن عباس : أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال : ...ولعن الله من تولى غير مواله.....
Dari Ibnu ‘Abbas : Bahwasannya Nabiyullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “…Dan Allah melaknat budak yang menisbatkan diri selain pada tuannya…” [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/309 & 317, Abu Ya’laa no. 2539, dan Ibnu Hibbaan no. 4417; Asy-Syaikh Al-Arna’uth mengatakan dalam Takhriij Musnad Ahmad 5/26 bahwa sanad hadits ini jayyid].
عن أبي هريرة، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من تولى قوما بغير إذن مواليه، فعليه لعنة الله والملائكة. لا يقبل منه عدل ولا صرف.
Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Budak manapun yang menisbatkan diri pada satu kaum tanpa seijin tuannya. Baginya laknat dari Allah dan para malaikat, tidak diterima darinya tebusan dan ganti rugi apapun” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1508].
28. Orang yang Menggauli Binatang (Beastiality)
عن ابن عباس : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ....ملعون من وقع على بهيمة.....
Dari Ibnu ‘Abbas : Bahwasannya Nabiyullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “….Terlaknat orang yang menggauli binatang….” [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/317 dan Al-Baihaqiy 8/233-234; dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Arna’uth dalam Takhrij Musnad Ahmad 5/83 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih At-Targhiib no. 2421].
عن ابن عباس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من أتى بهيمة فاقتلواه واقتلواها معه
Dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa menggauli binatang, maka bunuhlah ia dan binatang yang bersamanya (yang digaulinya)” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4464, At-Tirmidziy no. 1455, Abu Ya’laa no. 2462, Al-Baghawiy no. 2593, Ibnu Hazm dalam Al-Muhallaa 11/387, Al-Baihaqiy 8/233, Ad-Daaruquthniy 3/126-127, Al-Haakim 4/356, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Dawud 3/73-74].
29. Orang yang Melaknat Kedua Orang Tuanya
عن علي بن أبي طالب قال النبي صلى الله عليه وسلم : لعن الله من لعن والده......
Dari ‘Aliy bin Abi Thaalib, ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya…..” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1978, An-Nasaa’iy 7/232, Ahmad 1/118 & 180, dan Abu Ya’laa no. 602].
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إن من أكبر الكبائر أن يلعن الرجل والديه). قيل: يا رسول الله، وكيف يلعن الرجل والديه؟ قال: (يسب الرجل أبا الرجل، فيسب أباه، ويسب أمه فيسب أمه).
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Aash radliyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Sesungguhnya termasuk dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya’. Dikatakan : ‘Wahai Rasulullah, bagaimana bisa seseorang melaknat kedua orang tuanya ?’. Beliau menjawab : ‘Ia mencela ayah orang lain, kemudian orang itu membalas mencela kedua orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain, lalu orang itu membalas mencela ibunya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5973 dan Muslim no. 90].
30. Orang yang Menyembelih untuk Selain Allah
Allah ta’ala berfirman :
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" [QS. Al-An’aam : 162-163].
عن علي بن أبي طالب قال النبي صلى الله عليه وسلم : ....ولعن الله من ذبح لغير الله.......
Dari ‘Aliy bin Abi Thaalib, ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “….. Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah….” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1978, An-Nasaa’iy 7/232, Ahmad 1/118 & 180, dan Abu Ya’laa no. 602].
31. Orang yang Melindungi Pelaku Kejahatan
عن علي بن أبي طالب قال النبي صلى الله عليه وسلم : .... ولعن الله من آوى محدثا.....
Dari ‘Aliy bin Abi Thaalib, ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “… Allah melaknat orang yang melindungi pelaku kejahatan….” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1978, An-Nasaa’iy 7/232, Ahmad 1/118 & 180, dan Abu Ya’laa no. 602].
32. Orang yang Melakukan Kejahatan dan Melindungi Pelaku Kejahatan di Tanah Haram
عن علي رضي الله عنه : ما عندنا كتاب نقرؤه إلا كتاب الله غير هذه الصحيفة، قال: فأخرجها، فإذا فيها أشياء من الجراحات وأسنان الإبل، قال: وفيها: (المدينة حرم ما بين عير إلى ثور، فمن أحدث فيها حدثاً، أو آوى محدثاً، فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين، لا يقبل منه يوم القيامة صرف ولا عدل. .......
Dari ‘Aliy bin Abi Thaalib (ia berkata) : “Kami tidak memiliki kitab bacaan selain Kitabullah yang termaktub dalam lembaran ini” Kemudian ia (‘Aliy) mengeluarkan lembaran tersebut, dan ternyata di dalamnya disebutkan tentang panduan qishash atas luka-luka dan batasan onta-onta yang boleh digunakan sebagai pembayaran diyat. Di dalamnya juga termaktub : “Kota Madinah adalah tanah Haram mulai dari bukit ‘Air sampai Tsaur. Barangsiapa melakukan kejahatan di dalamnya atau melindungi kejahatan atau, maka atasnya laknat Allah, para malaikat, dam seluruh manusia. Tidak diterima darinya ganti rugi dan tebusan apapun di hari kiamat…” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 6755 dan Muslim no. 1370].
33. Orang yang Melanggar/Mengkhianati Perjanjian dengan Seorang Muslim
عن علي رضي الله عنه : ما عندنا كتاب نقرؤه إلا كتاب الله غير هذه الصحيفة، قال: فأخرجها، فإذا فيها أشياء من الجراحات وأسنان الإبل، قال: وفيها : ...... فمن أخفر مسلماً فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين. لا يقبل منه يوم القيامة صرف ولا عدل
Dari ‘Aliy bin Abi Thaalib (ia berkata) : “Kami tidak memiliki kitab bacaan selain Kitabullah yang termaktub dalam lembaran ini” Kemudian ia (‘Aliy) mengeluarkan lembaran tersebut, dan ternyata di dalamnya disebutkan tentang panduan qishash atas luka-luka dan batasan onta-onta yang boleh digunakan sebagai pembayaran diyat. Di dalamnya juga termaktub : “……Barangsiapa melanggar/mengkhianati perjanjian dengan seorang muslim, maka baginya laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya ganti rugi dan tebusan apapun di hari kiamat” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 6755 dan Muslim no. 1370].
عن عبد الله بن عمر يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (إن الغادر ينصب الله له لواء يوم القيامة. فيقال: ألا هذه غدرة فلان).
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya seorang pengkhianat akan Allah pancangkan baginya bendera/panji di hari kiamat kelak. Maka akan dikatakan : Ini adalah pengkhianatan si Fulan” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6178 dan Muslim no. 1735].
34. Orang yang Merubah Tanda Batas Tanah
عن علي بن أبي طالب قال النبي صلى الله عليه وسلم : ..... ولعن الله من غير منار الأرض.
Dari ‘Aliy bin Abi Thaalib, ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “….Dan Allah melaknat orang yang merubah tanda batas tanah” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1978, An-Nasaa’iy 7/232, Ahmad 1/118 & 180, dan Abu Ya’laa no. 602].
عن يعلى بن مرة الثقفي يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من أخذ أرضا بغير حقها كلف ان يحمل ترابها إلى المحشر
Dari Ya’laa bin Murrah Ats-Tsaqafiy, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang mengambil satu jengkal tanah tanpa haknya, maka ia akan dibebani untuk memikul tanah yang ia rampas itu di padang mahsyar” [Diriwayatkan oleh Ahmad 4/173, Ath-Thahawiy dalam Al-Musykiil no. 6150, serta Ath-Thabaraniy dalam Tahdziibul-Aatsaar no. 285 dan Al-Kabiir 22/690; dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Arna’uth dalam Takhriij Musnad 29/110].
35. Orang yang Mencaci-Maki Shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
Allah ta’ala berfirman :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” [Al-Fath : 29].
عن ابن عباس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من سب أصحابي فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين.
Dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang mencaci-maki shahabatku, maka baginya laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh malaikat” [lihat Silsilah Ash-Shahiihah, 5/446 no. 2340].
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم: لا تسبوا أصحابي، فلو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا، ما بلغ مد أحدهم ولا نصيفه
Dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Janganlah kalian mencela para shahabatku. Sekiranya seorang di antara kalian menginfakkan emas semisal gunung Uhud, tidaklah akan menyamai satu mudd yang diinfakkan oleh mereka, bahkan tidak pula setengahnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3674, Muslim no. 2541, Ahmad 3/11, Abu Dawud no. 4658, At-Tirmidziy no. 3860, dan Abu Ya’laa no. 1171 & 1198].
36. Wanita yang Menyambung Rambutnya, Bertato, Mencukur Alisnya, dan Merenggangkan Giginya untuk Kecantikan
عَنِ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم لَعَنَ اَلْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ , وَالْوَاشِمَةَ َالْمُسْتَوْشِمَةَ
Dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa : “Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang minta disambungkan rambutnya, serta wanita yang membuat tato dan meminta ditato” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5940 dan Muslim no. 2124].
عن عبد الله : (لعن الله الواشمات والمستوشمات، والمتنمصات، والمتفلجات للحسن، المغيرات خلق الله تعالى). ما لي لا ألعن من لعن النبي صلى الله عليه وسلم، وهو في كتاب الله: {وما آتاكم الرسول فخذوه}. إلى: {فانتهوا}.
Dari ‘Abdullah (bin Mas’uud), ia berkata : “Allah melaknat wanita yang membuat tato dan meminta ditato, yang mencabut bulu alisnya, dan yang merenggangkan giginya untuk kecantikan dengan cara merubah ciptaan Allah. Mengapa aku tidak melaknat orang yang telah dilaknat oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan hal itu tercantum dalam Kitabullah : ‘Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5931 dan Muslim no. 2125].
37. Orang yang Buang Hajat di Tengah Jalan atau Tempat Berteduh Manusia
عن أبي هريرة؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : "اتقوا اللعانين" قالوا: وما اللعانان يا رسول الله؟ قال "الذي يتخلى في طريق الناس أو في ظلهم".
Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasululah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Berhati-hatilah kalian dua hal yang terlaknat”. Para shahabat bertanya : “Apa dua hal terlaknat itu wahai Rasulullah ?”. Beliau menjawab : “Orang yang buang hajat di tengah jalan atau di tempat berteduh manusia” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 269].
عن مُعاذ بن جبل قال : قال رسول اللّه صلى الله عليه وسلم: "اتّقُوا الملاعن الثّلاثة: البراز في الموارد، وقارعة الطّريق، والظّلّ".
Dari Mu’aadz bin Jabal, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Berhati-hatilah kalian terhadap tiga hal yang dapat mendatangkan laknat : buang hajat di mawaarid (jalan/saluran air), di tengah jalan, dan di tempat berteduh manusia” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 26, Ibnu Maajah no. 328, Al-Haakim 1/167, dan Al-Baihaqiy 1/97; dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/19].
38. Pelukis atau Perupa
عن عون بن أبي جحيفة قال: رأيت أبي اشترى عبدا حجاما فأمر بمحاجمه فكسرت، فسألته، فقال: نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن ثمن الكلب، وثمن الدم، ونهى عن الواشمة والموشومة، وآكل الربا وموكله، ولعن المصور.
Dari ‘Aun bin Abi Juhaifah, ia berkata : “Aku melihat ayahku membeli seorang budak tukang bekam. Lalu ia menyuruhnya mengambil alat-alat bekamnya lalu mematahkannya. Aku bertanya kepadanya perihal perbuatan itu. Ia berkata : “Sesungguhnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang hasil jual beli anjing, dan hasil jual beli darah. Beliau juga melarang wanita yang membuat tato dan meminta ditato, pemakan riba dan pemberi makan riba. Dan beliau pun melaknat tukang lukis (gambar)” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 2086, Ahmad 4/308 & 309, Ibnu Hibbaan no. 5852, dan Abu Ya’laa no. 890].
عن عبد الله قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن أشد الناس عذابا يوم القيامة المصورون
Dari ‘Abdullah (bin Mas’uud), ia berkata : telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya manusia yang paling keras siksanya di hari kiamat adalah para penggambar” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 5950, Muslim no. 2109, Ahmad 1/375, Al-Humaidiy no. 117, dan yang lainnya].
39. Orang yang Menahan Zakat
Allah ta’ala berfirman :
...وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ * الَّذِينَ لا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ
“….Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat” [QS. Fushshilat : 6-7].
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الأحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ * يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لأنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu" [QS. At-Taubah : 34-35].
عن ابن مسعود قال : آكل الربا وموكله وكاتبه وشاهداه إذا علموا به والواشمة والمستوشمة للحسن ولاوي الصدقة والمرتد أعرابيا بعد هجرته ملعونون على لسان محمد صلى الله عليه وسلم يوم القيامة
Dari Ibnu Mas’uud, ia berkata : “Pemakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya, dua orang saksinya jika ia mengetahuinya, tukang tato, yang minta ditato untuk kecantikan, orang yang menahan shadaqah, dan orang ‘Arab baduwi yang murtad setelah hijrah; mereka semua terlaknat melalui lisan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat” [Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no. 3252, Ahmad 1/409 & 430 & 464-465, An-Nasaa’iy 8/147, Ibnu Khuzaimah no. 2250, dan Al-Baihaqiy 9/19; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Arna’uth dalam Takhrij Shahih Ibni Hibbaan 8/44-45].
40. Orang Murtad
عن ابن مسعود قال : ..... والمرتد أعرابيا بعد هجرته ملعونون على لسان محمد صلى الله عليه وسلم يوم القيامة
Dari Ibnu Mas’uud, ia berkata : “….dan orang ‘Arab baduwi yang murtad setelah hijrah; mereka semua terlaknat melalui lisan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat” [Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no. 3252, Ahmad 1/409 & 430 & 464-465, An-Nasaa’iy 8/147, Ibnu Khuzaimah no. 2250, dan Al-Baihaqiy 9/19; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Arna’uth dalam Takhrij Shahih Ibni Hibbaan 8/44-45].
عن ابن عباس قال: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (لا تعذبوا بعذاب الله). ولقتلتهم، كما قال النبي صلى الله عليه وسلم: (من بدل دينة فاقتلوه).
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Janganlah menyiksa dengan siksaan Allah’. Dan niscaya aku juga akan bunuh mereka sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Barangsiapa yang menukar agamanya, maka bunuhlah ia” [HR. Al-Bukhaariy no. 3017, Abu Dawud no. 4351, At-Tirmidzi no. 1458, ‘Abdurrazzaaq no. 9413 & 18706, Al-Humaidiy no. 533, Ibnu Abi Syaibah 10/139 & 143, Ahmad 1/217 & 219 & 282, Abu Ya’laa no. 2532, dan yang lainnya].
41. Orang yang Menisbatkan Diri Selain pada Nasab Ayah Kandungnya
عن ابن عباس؛ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((من انتسب إلى غير أبيه، أو تولى غير مواليه، فعليه لعنة الله و الملائكة، و الناس أجمعين)).
Dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang menisbatkan diri selain dari ayahnya atau budak yang memberikan wala’ selain pada tuannya, maka baginya laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 2609, Ahmad 1/328, Abu Ya’laa no. 2540, Ibnu Hibbaan no. 417, dan Ath-Thabaraniy no. 12475; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Arna’uth dalam Takhrij Musnad Ahmad 5/163].
عن أبي ذر؛ أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ليس من رجل ادعي لغير أبيه وهو يعلمه، إلا كفر. ومن ادعى ما ليس له فليس منا. وليتبوأ مقعده من النار.
Dari Abu Dzarr : Bahwasannya ia mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah seorang laki-laki yang mendakwakan diri selain pada ayah (kandung)-nya sedangkan ia dalam keadaan mengetahui, melainkan ia telah kafir…” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 3508 dan Muslim no. 61].
42. Orang yang Mengacung-Acungkan Senjata Tajam pada Saudaranya yang Muslim
عن أبي هريرة يقول : قال أبو القاسم صلى الله عليه وسلم "من أشار إلى أخيه بحديدة، فإن الملائكة تلعنه. حتى يدعه وإن كان أخاه لأبيه وأمه".
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Abul-Qaasim shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang mengacung-acungkan senjata tajam kepada saudaranya, maka sesungguhnya para malaikat akan melaknatnya hingga ia meletakkannya. Meskipun (orang yang diacung-acungi itu adalah) saudara kandungnya” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2616].
عن أبي هريرة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "لا يشير أحدكم إلى أخيه بالسلاح. فإنه لا يدري أحدكم لعل الشيطان ينزع في يده. فيقع في حفرة من النار".
Dari Abu Hurairah : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Janganlah salah seorang di antara kalian mengacung-acungkan senjatanya kepada saudaranya. Karena salah seorang di antara kalian tidak tahu barangkali syaithan merebut senjata itu dari tangannya, yang kemudian (dengan itu) ia dijebloskan ke dalam satu lembah di neraka” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7072 dan Muslim no. 2617].
43. Orang yang Mencap Wajah dengan Besi Panas
عن جابر. قال : نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الضرب في الوجه، وعن الوسم في الوجه.
Dari Jaabir, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang memukul di bagian wajah dan mengecap dengan besi panas di bagian wajah” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2116].
عن جابر ؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم مر عليه حمار قد وسم في وجهه. فقال (لعن الله الذي وسمه).
Dari Jaabir : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berpapasan dengan seekor keledai yang dicap dengan besi panas di wajahnya. Maka beliau bersabda : “Allah melaknat orang yang melakukannya” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2117].
44. Orang yang Menghalang-Halangi Hukum Qishash
عن ابن عباس قال : قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "من قتل في عمِّيَّا أو رمِّيَّا يكون بينهم بحجرٍ أو بسوطٍ فعقله عقل خطأ، ومن قتل عمداً فقود يديه، فمن حال بينه وبينه فعليه لعنة اللّه والملائكة والناس أجمعين".
Dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa terbunuh dan tidak diketahui siapa pembunuhnya, atau tewas karena lemparan batu atau cambuk; maka tebusannya seperti tebusan pembunuhan yang dilakukan dengan tidak sengaja. Barangsiapa dibunuh dengan sengaja, maka pelakunya harus diqishash. Barangsiapa yang menghalang-halangi hukman qishash itu, maka ia akan dilaknat oleh Allah, para malaikat, dan seluruh manusia” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4591, An-Nasaa’iy 8/40, dan Ibnu Maajah no. 2635; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Dawud 3/113].
45. Pencuri Kain Kafan di Kuburan
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لعن المختفي والمختفية
Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa : “Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki dan wanita yang mencuri kain kafan (di kuburan)” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy 8/270; dishahihkan olh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Ash-Shahiihah no. 2148].
46. Orang yang Mengikat Hewan Lalu Dijadikan Sasaran Anak Panah
عن سعيد بن جبير قال : خرجت مع ابن عمر من منزله فمررنا بفتيان من قريش نصبوا طيرا يرمونه وقد جعلوا لصاحب الطير كل خاطئة من نبلهم قال فلما رأوا ابن عمر تفرقوا فقال ابن عمر من فعل هذا لعن الله من فعل هذا أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لعن من اتخذ شيئا فيه الروح غرضا.
Dari Sa’iid bin Jubair, ia berkata : Aku keluar bersama Ibnu ‘Umar dari tempat kediamannya. Lalu kami melewati beberapa orang pemuda Quraisy yang sedang mengikat seekor burung untuk melemparinya dengan panah. Mereka membayar setiap bidikan yang meleset kepada pemilik burung. Saat melihat Ibnu ‘Umar, mereka pun bubar. Ibnu ‘Umar berkata : “Siapa yang melakukan ini ? Allah melaknat orang yang melakukan ini. Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menjadikan makhluk bernyawa sebagai sasaran anak panah” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 5515, Muslim no. 1958, Abu ‘Awaanah 5/195, Ahmad 2/56, An-Nasaa’iy 7/238, Abu Ya’laa no. 5652, Al-Baihaqiy 9/334, dan yang lainnya].
47. Orang yang Menyiksa Binatang
عن بن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال لعن الله من مثل بالحيوان
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Allah melaknat orang yang menyiksa binatang” [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/238 & 2/43 & 2/103, An-Nasaa’iy 7/238, Ibnu Hibbaan no. 5617, Al-Haakim 4/234, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Arna’uth dalam takhrij Shahih Ibni Hibbaan 12/434].
Alhamdulillah selesai…… Semoga ada manfatnya…
[abul-jauzaa’, perumahan ciomas permai – http://abul-jauzaa.blogspot.com].


[1] Membuat karikatur Nabi, menuduh beliau pedofilia, dan yang lainnya. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka akan hidayah Islam…

15 komentar:

  1. Assalaamu 'alaykum.

    Barokallohu fiik ustadz...

    Ana mau tanya, mengapa pada point 2 dan 3 dibedakan antara orang kafir dan orang kafir dari bani israail?

    Bukannya bermaksud utk menanyakan kehendak/perbuatan Alloh (karena dilarang dlm surat Al-Anbiya ayat 23)..akan tetapi, adakah hikmah atau penjelasan ulama tentang pembedaan ini?

    Kemudian pada point 36, merenggangkan gigi...apa larangan tersebut berlaku utk laki-laki juga? Dan apa larangan itu gugur jika ada udzur (bukan utk memperindah fisik tapi karena alasan kesehatan)?

    Jazakalloh khoyr atas jawabannya.


    -ibnu ruhadi-

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumus-salaam.

    1. Point dua adalah kafir secara umum, sedangkan point 3 adalah kafir dari kalangan Yahudi. Salah satu sebab mengapa mereka disebut secara khusus - wallaahu a'lam - adalah karena mereka ini sebenarnya kaum yang berilmu. Namun mereka tidak mengamalkan apa yang diilmui dan malah membuat-buat sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan padanya.

    2. Berlau bagi wanita dan laki-laki. Ya, bisa menjadi udzur karena alasan kesehatan.

    Wallaahu a'lam.

    BalasHapus
  3. assalamu 'alaykum warahmatullah

    baaråkallåhu fiyk ya ustadz

    mengenai point ke 31, pernah ana dapati "melindungi mubtadi (ahlul bid'ah)" dan juga pernah dijelaskan oleh salah seorang ustadz, bahwa pada hadits itu, ada 'ulama yang mengartikan demikian.

    bagaimana ustadz?

    BalasHapus
  4. Ya benar, bisa diartikan demikian. Ada dua makna sebagaimana dijelaskan oleh para ulama (muhditsan dan muhdatsan). Yang muhdatsan, maka maknanya sebagaimana yang antum katakan.

    Wallaahu a'lam bish-shawwaab.

    BalasHapus
  5. assalamualaikum,
    ustadz tolong luangkan waktu untuk mengoreksi millahibrahim.wordpress.com yang di tulis ust amman abdurrahman
    Antum bisa membaca sendiri bagaimana bahayanya pemahamannya

    Jazakalloh khoir

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum,ustadz karena ana pemula untuk menulis ana kurang ilmu,maka dari itu mohon izin untuk menampilkan tulisan ustadz di blog ana http://abuwasifah.wordpress.com/
    tanpa menguragi isi isi dari tulisan tersebut.

    BalasHapus
  7. Assalamu'alaykum..
    ana izin copy paste tulisanya untuk dipasang di blog ana ustadz..boleh nggak?

    ana akan tetap sertakan asal artikel ini (dari ustadz sendiri beserta linknya)

    BalasHapus
  8. Assalamu'alaykum..

    saya dari thailand saya minta izin terjemah artika ini kebahasa thai

    dan sekarang saya sudah di terjemah

    inshaallah ikan membri menafaatkan...

    http://www.fityatulhaq.net/forum/index.php/topic,2163.0.html

    BalasHapus
  9. Wa'alaikumus-salaam

    silakan diterjemahkan. semua artikel dalam blog ini saya peruntukkan bagi kaum muslimin. bebas di ambil, dicopy-paste, disadur, ataupun yang lainnya.

    semoga Allah memberikan manfaat bagi kita semua....

    BalasHapus
  10. assalamualikum ust. btw..mau tanya

    apa kisah dibawah ini shahih ?

    "Kalau begitu, dosa apa yang telah engkau perbuat?" sergah Rasulullah.

    Lalu dengan berlinang air mata, pemuda itu berkisah, "Sudah tujuh
    tahun ini pekerjaanku mencuri kain kafan mayat yang baru meninggal
    untuk dijual di pasar. Pada suatu hari ada seorang anak gadis Anshar
    meninggal dunia. Setelah dikubur dan ditinggalkan keluarganya,
    kuburnya kugali dan kulucuti kain kafannya. Kutinggalkan mayat itu
    dalam keadaan telanjang di bibir kuburan dan lalu aku bergegas pulang
    membawa jarahanku. Di rumah aku membayangkan betapa mulusnya mayat
    itu, sampai aku tergoda melihatnya kembali. Ketika melihat mayat
    telanjang itu aku tidak dapat menguasai diriku sehingga aku
    menggaulinya. Ketika itu seolah aku mendengar suara yang
    mengatakan, 'Wahai pemuda, celakalah engkau di hadapan penghisab pada
    hari kiamat kelak, tempatmu adalah di neraka…' Aku sangat terkejut
    dan takut sekali. Bagaimana pendapatmu ya Rasulullah."

    Dengan terkejut Rasulullah berkata, "Enyahlah engkau dari sisiku. Aku
    takut akan terbakar bersama apimu!"

    Pemuda itu segera pergi meninggalkan Rasulullah dengan wajah sangat
    memelas. Ia pergi ke mengasingkan diri di suatu tempat. Selama empat
    puluh hari ia menangis terus menerus memohon ampun kepada Allah, "Ya
    Allah, ampunilah segala kesalahanku dan berilah wahyu kepada nabiMu.
    Jika Engkau tidak mengampuniku, maka berikanlah segera aku siksaan
    yang menghancurkanku di dunia ini, tetapi selamatkan aku dari siksaMu
    di hari kiamat nanti…"

    Rupaya tobat pemuda itu diterima Allah dengan turunnya ayat 135-136
    Surat Ali Imran diatas. Setelah menerima wahyu itu, Rasulullah
    bersama para sahabat berangkat mencari pemuda itu. Akhirnya pemuda
    itu ditemukan di antara dua batu besar dalam keadaan lemah dengan
    mata sembab karena banyak menangis. Rasulullah yang mulia kemudian
    menghampiri pemuda itu dan membersihkan debu-debu yang menempel di
    kepalanya sambil bersabda, "Aku ingin memberi khabar gembira kepadamu
    bahwa engkau kini adalah orang yang dibebaskan Allah dari api neraka."

    Kemudian Rasulullah berpaling kepada para sahabat yang mengikutinya
    seraya berkata, "Beginilah seharusnya kalian menyertai dosa yang
    kalian lakukan: seperti yang dilakukan oleh pemuda ini."

    https://groups.yahoo.com/neo/groups/islam-kristen/conversations/topics/6937

    BalasHapus
  11. Asslamualaikum..
    Saya mau tanya, kalau kita sudah melakukan diantara salah satu/semua dosa tersebut, apakah masih ada kesempatan taubat?? Terimakasih...

    BalasHapus
  12. Wa'alaikumus-salaam.

    Tentu saja masih. Allah ta'ala berfirman:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

    "Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu" [QS. At-Tahriim : 8].

    وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا

    "Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya" [QS. Al-Furqaan : 71].

    Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

    لا تنقطع الهجرة ما تقبلت التوبة، ولا تزال التوبة مقبولة حتى تطلع الشمس من المغرب، فإذا طلعت؛ طُبِعَ على كل قلب بما فيه، وكفي الناس العمل

    “Hijrah tidak terputus selama taubat masih diterima. Dan taubat akan senantiasa diterima hingga terbitnya matahari dari arah barat. Apabila telah terbit (dari arah barat), ditutuplah setiap hati dengan apa yang ada di dalamnya, dan cukuplah manusia amal (yang telah dilakukannya)” [Diriwayatkan oleh Ahmad (3/133-134, no. 1671), tahqiq Ahmad Syaakir, dan ia berkata : “Isnadnya hasan”].

    Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

    إن الله عز وجل جعل المغرب بابًا عرضه مسيرة سبعين عامًا للتوبة، لا يغلق حتى تطلع الشمس من قبله، وذلك قول الله تبارك وتعَلى : (يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ)

    “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menjadikan arah barat sebagai satu pintu yang luasnya seperti perjalanan tujuh puluh tahun untuk bertaubat. Ia tidak akan tertutup hingga matahari terbit dari arahnya. Dan itulah makna firman Allah tabaaraka wa ta’ala : ‘Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Baab Maa Jaa-a fii Fadllit-Taubah wal-Istighfaar (9/517-518 – bersama Tuhfatul-Ahwadziy, dan ia berkata : “Hadits ini hasan shahih”].

    BalasHapus
  13. Assalamulaikum, ustaz mohon izin bertanya, adakah orang yang terlaknat ini jika bertubat Allah akan mengangkat laknatnya dan diterima taubatnya? Adakah laknat ini kekal selama-lamanya sehingg dia mati walaupun dia sudah ingin bertaubat.?

    BalasHapus
  14. Wa'alaikumus-salaam.

    Orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya dari dosa yang ia lakukan seperti orang yang tidak pernah melakukan dosa tersebut.

    Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

    التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لا ذَنْبَ لَهُ

    ”Orang yang bertaubat (dengan benar) dari suatu dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa” [HR. Al-Hakim 2/349, Ibnu Majah no. 4250, dan yang lainnya; hasan].

    Allah ta'ala berfirman:

    قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

    “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Az Zumar: 53].

    BalasHapus
  15. Bismillaah

    Assalaamu'alaikum ustadz rahimakallaah

    Untuk hadits wanita berpakaian namun telanjang, Rasul Shalallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Laknatlah mereka, sesungguhnya mereka itu terlaknat"

    Apakah kita melaknat mereka secara mu'ayyan, atau bagaimana..? Bagaimana syarah hadits ini dan aplikasinya di zaman sekarang dimana wanita2 ini sudah beredar di mana-mana?

    Karena ana bingung, ketika ana ingin mempraktekkan, ada hadits "seorang mukmin bukanlah pelaknat". Juga hadits-hadits lain tentang menjaga lisan.

    Di sisi lain, memang secara fitrah muncul rasa tidak suka kepada wanita-wanita ini.. dan ana tidak tahu harus bagaimana..

    Jazaakumullaahu khairan

    BalasHapus