Ahlush-Shuffah - Siapa Sajakah Mereka ?


Jumlah penghuni komplek Shuffah tidak menentu, tergantung situasi dan kondisinya. Jumlah mereka bisa bertambah saat ada banyak rombongan delegasi yang datang ke Madinah, dan menjadi berkurang ketika tidak banyak orang asing (dari luar Madinah) yang datang. Rata-rata jumlah mereka sekitar 70 orang (Abu Nu’aim, Al-Hilyah 1/339, 341). Jumlah mereka juga bisa bertambah banyak, sampai-sampai yang ditampung sebagai tamu di rumah Sa’ad bin Abu ‘Ubadah saja jumlahnya mencapai 80 orang. Itu belum termasuk yang ditampung oleh shahabat-shahabat Anshar lainnya. (Abu Nu’aim, Al-Hilyah 1/341).

Menurut As-Samhudi, Abu Nu’aim menyebutkan lebih dari 100 nama dalam kitabnya
Al-Hilyatul-‘Auliyaa'. (As-Samhudi, Al-Wafa’ul-Wafaa’ 1/321).

Akan tetapi, jumlah yang disebutkan oleh Abu Nu’aim hanya 52 orang saja. Di antara mereka ada lima nama yang dihapus oleh Abu Nu’aim karena dianggap bukan termasuk Ahlush-Shuffah. Abu Nu’aim sendiri juga membuat daftar yang cukup panjang tentang nama-nama mereka yang terkenal. Ia mengutip dari sumber lama yang tidak ia katakan secara tegas. Mungkin sumber tersebut adalah kitab yang disusun oleh Abu 'Abdirrahman As-Sulami (wafat tahun 412 H) tentang orang-orang yang termasuk
Ahlush-Shuffah. (Haji Khalifat, Kasyfudh-Dhunun 1/286; dan Ibnu Hajar, Al-Ishabah 1/606 dan 6/550).

Berikut ini adalah nama-nama
Ahlush-Shuffah, seperti yang disebutkan oleh Abu Nu’aim (Abu Nua’im, Al-Hilyah 1/347), ditambah dengan beberapa nama yang disebutkan oleh sumber-sumber lain di luar yang disebutkan oleh Abu Nu’aim :

  1. Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu yang menghubungkan dirinya kepada mereka. (Al-Bukhari, Ash-Shahih Kitab Al-Buyu’ Bab I; Ibnu Sa’ad, Ath-Thabaqat Al-Kubraa 1/256; Ibnu Sayyidinnas, Uyunul-Atsar 2/317; dan Ibnu Hajar, Al-Ishabah nomor 5505).

  2. Abu Dzarr Al-Ghifary radliyallaahu ‘anhu yang menghubungkan diri kepada mereka. (Ibnu Sayyidinnas, Uyunul-Atsar 2/317; dan Ibnu Sa’ad Ath-Thabaqat Al-Kubra 2/256).

  3. Watsilah bin Al-Asqa’ radliyallaahu ‘anhu. ( Ibnu Sayyidinnas, Uyunul-Atsar 2/317)

  4. Qais bin Thafat Al-Ghifary radliyallaahu ‘anhu yang menghubungkan dirinya kepada mereka. (Ibnu Sa’ad, Thabaqat Al-Kubra 1/256).

  5. Ka’ab bin Malik Al-Anshary radliyallaahu ‘anhu (Ibnu Abi Hatim, Al-Jarh wat-Ta’dil 3/2 halaman 160).

  6. Said bin Amir bin Hudzaim Al-Jumahi radliyallaahu ‘anhu.

  7. Salman Al-Farisi radliyallaahu ‘anhu.

  8. Asam’ bin Haritsah bin Sa’id Al-Aslami radliyallaahu ‘anhu.

  9. Handlalah bin Abu Amir Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu (orang yang dimandikan oleh malaikat).

  10. Hazim bin Harmalah radliyallaahu ‘anhu.

  11. Haritsah bin Nu’man Al-Anshari An-Najjari radliyallaahu ‘anhu.

  12. Hudzaifah bin Usaid alias Abu Sarihah Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu.

  13. Hudzaifah bin Al-Yaman radliyallaahu ‘anhu, seorang shahabat Muhajirin yang sangat dekat dengan kaum Anshar sehingga ia dianggap termasuk golongan mereka.

  14. Jariyah bin Jamil bin Syabat bin Qarath radliyallaahu ‘anhu.

  15. Ju’ail bin Saraqah Adh-Dhamri radliyallaahu ‘anhu.

  16. Jurhud bin Khuwailid Al-Aslami radliyallaahu ‘anhu (Abu Dawud, As-Sunan, kitab Tempat Pemandian Bab Larangan Telanjang 2/363; Ahmad Al-Musnad 3/479).

  17. Rifa’ah Abu Lubabah Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu. Konon namanya adalah Basyir bin Abdul-Mundzir dari Bani ‘Amr bin ‘Auf.

  18. Abdullah Dzul Bajadain radliyallaahu ‘anhu.

  19. Dakban bin Sa’id Al-Muzani Al-Khats’ami radliyallaahu ‘anhu. (Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 1/365 berkata,”Aku tidak tahu ada atsar shahih yang menyebutkan bahwa ia pernah tinggal dalam Ahlush-Shuffah).

  20. Khubaib bin Yassaf bin ‘Utbah radliyallaahu ‘anhu.

  21. Khuraim bin ‘Aus Ath-Tha’i radliyallaahu ‘anhu.

  22. Khuraim bin Fatik Al-Asadi radliyallaahu ‘anhu.

  23. Khanis bin Hudzafah As-Sahmi radliyallaahu ‘anhu.

  24. Khabbab bin Al-Art radliyallaahu ‘anhu.

  25. Al-Hakam bin ‘Umair Ats-Tsamali radliyallaahu ‘anhu.

  26. Harmalah bin ‘Iyas. Konon dialah Harmalah bin Abdillah Al-Anbari radliyallaahu 'anhu.

  27. Zaid bin Khaththab radliyallaahu ‘anhu.

  28. Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ‘anhu.

  29. Ath-Thafawi Ad-Dausi radliyallaahu ‘anhu.

  30. Thalhah bin ‘Amr An-Nadhri radliyallaahu ‘anhu.

  31. Shafwan bin Baidlaa’ Al-Fahri radliyallaahu ‘anhu.

  32. Shuhaib bin Sanan Ar-Rumi radliyallaahu ‘anhu.

  33. Syaddad bin Usaid radliyallaahu ‘anhu.

  34. Syaqran radliyallaahu ‘anhu, budak Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.

  35. As-Sa’ib bin Kallad radliyallaahu ‘anhu.

  36. Salim bin ‘Umair Al-Aus radliyallaahu ‘anhu dari Bani Tsa’labah bin ‘Amr bin ‘Auf.

  37. Sail bin ‘Ubaid Al-Asyja’i radliyallaahu ‘anhu. (Ia juga disebut-sebut oleh An-Nasa’i termasuk Ahlush-Shuffah – Keutamaan-keutamaan para shahabat, hadits nomor 8).

  38. Safinah radliyallaahu ‘anhu, budak Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.

  39. Salim radliyallaahu ‘anhu, budak Abu Hudzaifah.

  40. Abu Razin radliyallaahu ‘anhu.

  41. Al-Aghar Al-Muzani radliyallaahu ‘anhu.

  42. Bilal bin Rabbah radliyallaahu ‘anhu.

  43. Al-Barra’ bin Malik Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu.

  44. Tsauban radliyallaahu ‘anhu, budak Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.

  45. Tsabit bin Wadi’ah Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu.

  46. Tsaqif bin ‘Amr bin Syamith Al-Asadi radliyallaahu ‘anhu.

  47. Sa’ad bin Malik alias Abu Sa’id Al-Khudri radliyallaahu ‘anhu.

  48. Al-‘Irbadl bin Sariyyah radliyallaahu ‘anhu (As-Siraj, Haditsus-Siraj hadits nomor 78; dan Ibnu Hajar, Al-Ishabah, nomor 5505).

  49. Gharfat bin Al-Azdi radliyallaahu ‘anhu. (Al-Ishabah nomor 6913).

  50. Abdurrahman bin Qarth radliyallaahu ‘anhu. (Al-Ishabah nomor 5190).

  51. ‘Ubbad bin Khalid Al-Ghifari radliyallaahu ‘anhu (Al-Ishabah nomor 4463).

Abu Nu’aim juga menyebutkan nama-nama lain yang juga termasuk Ahlush-Shufah, tetapi ia tidak mau menghubungkan kepadanya. Mereka adalah :

  1. Sa’ad bin Abi Waqqash radliyallaahu ‘anhu. Orang yang menghubungkan Sa’ad bin Abi Waqqash dengan Ahlush-Shuffah dengan berpegang pada ucapan Sa’ad,”Ayat : ”Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridlaan-Nya” (QS. Al-An’am : 52), ini turun menyinggung tentang kami”. Padahal ayat tersebut, seperti disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, diturunkan di Makkah. Jadi bukan diturunkan menyinggung tentang Ahlush-Shuffah.

  2. Habib bin Zaid bin ‘Ashim An-Najjari radliyallaahu ‘anhu. Sebenarnya ia penghuni Al-Aqqat, karena terjadi salah penulisan, maka menjadi Ash-Shuffah.

  3. Abu Ayyub Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu. Ia juga sama seperti Habib.

  4. Hajjaj bin ‘Amr Al-Mazini Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu.

  5. Tsabit bin Adl-Dlahhak Al-Anshari radliyallaahu ‘anhu.

Wallaahu a’lam

Abul-Jauzaa' : 1429



Sumber :
السيرة النبوية الصحيحة

Comments

elfan mengatakan...

Apa pentingnya bagi kita mengurai masalah ini?

Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...

Salah satunya : Menumbuh kecintaan kita kepada para shahabat,... mereka adalah generasi terbaik umat. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda : "Khairun-naasi qarnii".