Ada
tulisan yang bilang, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada, nggak
ada salafnya. Hanya pendapat ulama belakangan. Benarkah demikian ? Di sini
saya hanya akan mencoba menuliskan sedikit perkataan ulama yang berkaitan
dengan bahasan ini.
Thaawuus
rahimahulah (w. 106 H) berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَضَعُ يَدَهُ
الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى ثُمَّ يَشُدُّ بَيْنَهُمَا عَلَى صَدْرِهِ
وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ
“Rasulullah
ﷺ meletakkan tangan kanannya di atas tangan
kirinya dengan erat di dadanya dalam shalat” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no.
759].
Sanadnya
mursal (karena status Thaawus taabi’iy),
akan tetapi shahih hingga Thaawus sehingga dapat dipertimbangkan sebagai
pendapatnya.
Al-Baihaqiy
rahimahullah (w. 458 H) menyebutkan dalam kitabnya:
باب وضع اليدين على الصدر في الصلاة من
السنة
"Bab
: Meletakkan Kedua Tangan di Dada ketika Shalat termasuk Sunnah" [As-Sunan
Al-Kubraa, 2/45].
Ar-Raafi'iy
rahimahullah (w. 623 H) berkata:
لنا ما روى عن علي رضى الله عنه انه فسر
قوله تعالي (فصل لربك وانحر) بوضع اليمين على الشمال تحت النحر
"BAGI
KAMI adalah apa yang diriwayatkan dari 'Aliy radliyallaahu 'anhu bahwasannya ia
menafsirkan firman Allah ta'ala : 'fasholli li-robbika wan-har,
yaitu dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah pangkal
tenggorokan" [Al-'Aziizz Syarh Al-Wajiiz, 1/478 - http://bit.ly/2Swf5uA].
Ibnu
Rajab Al-Hanbaliy rahimahullah (w. 795 H) berkata:
وروي عن علي -أيضا- وعن سعيد بن جبير ، أنه
يضعهما على صدره ، وهو قول الشافعي
"Dan
diriwayatkan juga dari 'Aliy yang berasal dari jalan Sa'iid bin Jubair,
bahwasannya ia ('Aliy) meletakkan kedua tangannya di dadanya. Ini adalah
pendapat Asy-Syaafi'iy" [Fathul-Baariy, 5/178].
Tentang
hadits Waail bin Hujr radliyallaahu ‘anhu:
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ وَقَدْ وَضَعَ
يَدَيْهِ عَلَى صَدْرِهِ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى
“Aku
pernah melihat Nabi ﷺ dimana beliau meletakkan kedua tangannya
di dadanya, salah satunya di atas yang lain” [silakan baca pembahasannya di http://bit.ly/38e0SZI]
meskipun
dhahirnya menjelaskan meletakkan kedua tangan di atas dada, namun sebagian
ulama menafsirkan maksudnya adalah meletakkannya di atas pusar.
Ibnu
Qudamah Al-Maqdisiy rahimahullah berkata:
وَعَنْ أَحْمَدَ ؛ أَنَّهُ يَضَعُهُمَا
فَوْقَ السُّرَّةِ . وَهُوَ قَوْلُ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ، وَالشَّافِعِيِّ ؛
لِمَا رَوَى وَائِلُ بْنُ حُجْرٍ قَالَ { : رَأَيْت النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى صَدْرِهِ إحْدَاهُمَا عَلَى
الْأُخْرَى }
"Dari
Ahmad, bahwasannya ia meletakkan kedua tangannya di atas pusar. Ini adalah
pendapat Sa'iid bin Jubair dan Asy-Syaafi'iy, berdasarkan hadits yang diriwayatkan
Waail bin Hujr, ia berkata : Aku pernah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam shalat, lalu beliau meletakkan kedua tangannya di dadanya, salah
satunya di atas yang lain" [Al-Mughniy, 2/331].
[Ndak
‘bertentangan’ sebenarnya...]
Adapun
dalam kitab Al-Majmuu' Syarh Al-Muhadzdab disebutkan:
والمستحب أن يجعلهما تحت الصدر لما روى
وائل قال " رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي فوضع يديه علي صدره
احداهما علي الاخرى
"Disunnahkan
meletakkan keduanya di bawah dada berdasarkan hadits yang diriwayatkan Waail,
ia berkata : Aku pernah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
shalat, lalu beliau meletakkan kedua tangannya di dadanya, salah satunya di
atas yang lain" [3/310].
Definisi
dada yang terdapat dalam kamus adalah:
صدر الإنسان الجزء الممتد من أسفل العنق
إلى فضاء الجوف
“Dada
manusia adalah bagian yang melebar dari bawah leher hingga batas rongga perut”
[Al-Mu'jamul-Wasiith, 1/105].
Selama
tangan diletakkan di area dada, maka di situlah tempat meletakkan kedua tangan
saat berdiri shalat.
Wallaahu
a’lam bish-shawwaab.
[abul-jauzaa’
– 20022020].
Afwan ustadz, apakah meletakkan di dada telapak tangan kanan sekedar menempel di telapak tangan kiri atau dengan memegang pergelangan tangan?
BalasHapus