Tanya :
Apakah Rasulullah ﷺ memang
mempunyai telaga di akhirat sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang ?
Jawab :
Termasuk bagian dari prinsip ’aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah adalah mengimani
adalah Al-Haudl (telaga) yang diperuntukkan bagi Nabi Muhammad ﷺ di akhirat. Airnya lebih putih daripada
susu, rasanya lebih manis daripada madu, aromanya lebih harus daripada minyak
kesturi, jumlah bejananya lebih banyak daripada bintang-bintang di langit,
serta panjang dan lebarnya sejauh perjalanan sebulan. Barangsiapa yang meminum
seteguk air darinya, dia tidak akan dahaga selamanya. Yang demikian itu
diharamkan bagi orang-orang yang berbuat maksiat dan bid’ah dalam agama. Nabi ﷺ bersabda :
حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ، مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ، وَرِيحُهُ
أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ، وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ، مَنْ شَرِبَ مِنْهَا
فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا
”Telagaku seluas perjalanan sebulan. Warna
airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada aroma minyak
kesturi, dan bejananya sejumlah bintang-bintang di langit. Barangsiapa yang
minum darinya, maka tidak akan merasa dahaga selamanya” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 6579 dan Muslim no. 2292].
إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ، وَمَنْ
شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا، لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ
وَيَعْرِفُونِي، ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ. وفي رواية : ((فأقول : إنهم
مني؛ فيقال : إنك: لا تدري ما أحدثوا بعدك، فأقول : سحقا سحقا لمن غير بعدي))
“Sesungguhnya aku adalah orang yang mendahului
ke telaga. Barangsiapa yang melewatiku, pasti dia meminumnya. Barangsiapa yang
meminumnya, pasti tidak akan merasa dahaga selamanya. Beberapa kaum pasti akan
datang kepadaku, aku mengetahui mereka dan mereka pun mengetahuiku, kemudian
dihalangi antara aku dan mereka” [HR. Al-Bukhari no. 6583 dan Muslim no.
2290]. Dalam riwayat lain : “Maka aku (Rasulullah ﷺ) bersabda : ‘Sesungguhnya mereka termasuk
umatku’. Lalu dikatakan : ‘Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka
ada-adakan (dalam agama ini – yaitu perbuatan bid’ah –Pent.) setelah
engkau (Rasulullah)’. Maka aku katakan : ‘Menjauhlah ! Menjauhlah ! Bagi orang
yang mengubah (ajaran agama) setelahku’
[HR. Al-Bukhari no. 6584 dan Muslim no. 2291].
Wallaahu a’lam.
[abul-jauzaa – Dzulqa’dah 1429 H].
Salam. Apakah di akhirat kita merasakan dahaga atau rasa haus sebagaimana di bumi ini? Di mana tepatnya telaga itu, di surga atau di luarnya? Jaraknya sebulan perjalanan, ukurannya menggunakan kendaraan (apa?) atau jalan kaki?
BalasHapus