26 Juli 2012

Sunnah yang Dilupakan, Doa : “Allaahummaa Innii A’uudzu bi-Ridlaaka min Sakhathik......”


Apakah itu ?. An-Nasaa’iy rahimahullah berkata :
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، وَهِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، قَالَا: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عَمْرٍو الْفَزَارِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي آخِرِ وِتْرِهِ:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin ‘Abdillah bin Al-Mubaarak, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Harb dan Hisyaam bin ‘Abdil-Malik, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Salamah, dari Hisyaam bin ‘Amru Al-fazaariy, dari ‘Abdurrahmaan bin Al-Haarits bin Hisyaam, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa mengucapkan doa pada akhir witirnya : ‘Allaahumma innii a’uudzu bi-ridlaaka min sakhathika, wa bi-mu’aafaatika min ‘uquubatika, wa a’uudzu bika min-ka laa uhshii tsanaa-an ‘alaika, anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika’ (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan keridlaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Aku tidak bisa menghitung pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau telah memuji diri-Mu sendiri" [Diriwayatkan oleh An-Nasaa'iy no. 1747; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa'iy 1/559, Maktabah Al-Ma'aarif, Cet. 1/1419 H].
Makna ‘pada akhir witirnya’ (fii aakhiri witrihi) adalah :
a.     Akhir shalat sebelum salam, dengan dalil :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عَمْرٍو الْفَزَارِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي وِتْرِهِ: " اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ ".
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Manii’ : Telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Haaruun : Telah mengkhabarkan kepada kami Hammaad bin Salamah, dari Hisyaam bin ‘Amru Al-Fazaariy, dari ‘Abdurrahmaan bin Al-Haarits bin Hisyaam, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa mengucapkan doa pada shalat witirnya : “......(al-hadits).....” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, 5/527-528 no. 3566; dan ia berkata : ‘hadits hasan ghariib’].
At-Tirmidziy meletakkan hadits ini dalam bab : fii du’aa al-witr (tentang doa shalat witir).
b.     Akhir shalat setelah salam, dengan dalil :
أنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ يَزِيدَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: بِتُّ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَكُنْتُ أَسْمَعُهُ إِذَا فَرَغَ مِنْ صَلاتِهِ وَتَبَوَّأَ مَضْجَعَهُ، يَقُولُ: " اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، اللَّهُمَّ لا أَسْتَطِيعُ ثَنَاءً عَلَيْكَ، وَلَوْ حَرَصْتُ، وَلَكِنْ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ ".
Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Aliy bin Hujr : Telah menceritakan kepada kami Ismaa’iil, dari Yaziid, dari Ibraahiim bin ‘Abdillah bin ‘Abdil-Qaariy, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib, ia berkata : Aku pernah menginap di rumah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam di suatu malam, dan aku mendengar beliau ketika usai dari shalatnya dan berbaring di tempat tidurnya berdoa : “.....(al-hadits)....” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy dalam Al-Kubraa no. 10656].
Sanad riwayat ini lemah, karena keterputusan antara Ibraahiim bin ‘Abdillah dan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Zakariyyaa Al-Anshaariy rahimahullah (salah seorang fuqahaa’ Syaafi’iyyah) berkata :
يُسَنُّ أَنْ يَقُولَ بَعْدَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ وَأَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك
“Disunnahkan untuk mengucapkan setelah shalat witir subhaanal-malikil-qudduus – sebanyak tiga kali - , dan berdoa : allaahumma innii a’uudzu bi-ridlaaka min sakhathika, wa bi-mu’aafaatika min ‘uquubatika, wa a’uudzu bika minka, laaa uhshii tsanaa-an ‘alaika anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika. Dalam kedua hal tersebut terdapat dua hadits shahih dalam Sunan Abi Daawud dan yang lainnya” [Asnal-Mathaalib, 3/206].
Doa tersebut juga masyruu’ diucapkan ketika sujud, sebagaimana riwayat :
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ، وَنُصَيْرُ بْنُ الْفَرَجِ، وَاللَّفْظُ لَهُ، قَالَا: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنْ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قالت: فَقَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَجَعَلْتُ أَطْلُبُهُ بِيَدِي، فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى قَدَمَيْهِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ وَهُوَ سَاجِدٌ، يَقُولُ: " أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin ‘Abdillah bin Al-Mubaarak dan Nushair bin Al-Faraj - dan lafadh ini miliknya - , mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Usaamah, dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar, darii Muhammad bin Yahyaa bin Habbaan, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, dari ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhaa, ia berkata : “Aku pernah kehilangan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam, dan aku mencari-carinya dengan kedua tanganku (karena gelap). Lalu kedua tanganku mendapati kedua telapak kaki beliau yang berdiri tegak, yang waktu itu beliau sedang dalam keadaan sujud. Beliau mengucapkan doa : ‘A’uudzu bi-ridlaaka min sakhathika, wa bi-mu’aafaatika min ‘uquubatika, wa a’uudzu bika min-ka laa uhshii tsanaa-an ‘alaika, anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika’” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 169; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa’iy, 1/63].
Wallaahu a’lam.
Itu saja yang dapat dituliskan, semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – sardonoharjo, ngaglik, sleman, yogyakarta – 26072012].

8 komentar:

  1. Asslkm wr. wb

    Maaf ustd diluar tema, Apakah sah puasa seseorang jika makan sahur tp belum sempat mandi junub? nanti setelah sahur baru mandi lalu shalat subuh...

    Terimah kasih...
    @mamat

    BalasHapus
  2. Jadi yang rojih yang mana, akhiy?

    Kalau ana, baca doanya sebelum salam. Lalu setelah salam, membaca, "Subhaana malikil qudduus...".

    Barokallaahu fiik.

    BalasHapus
  3. @Anonim,.... wa'alaikumus-salaam. Sah.

    =====

    @Abu Yahyaa,... keduanya boleh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah wa jazakullah katsiran

      Hapus
  4. apakah seorang imam boleh menjaharkan bacaan do'a tersebut setelah salam dan diaminkan oleh jamaah ya ustadz?Jazakallahu khairan

    BalasHapus
  5. ustad kalo hacking itu termasuk mencuri bukan dan apabila kita tidak tau yang punya id ama passnya itu gimana.trus itu dosa tidak dan cara menghilangkan dosanya

    BalasHapus
  6. Assalaamu'alaikum, apakah bacaan sujud di atas disyariatkan dalam sujud semua sholat atau dikhususkan hanya untuk sujud di dalam shalat malam saja?
    Jazaakallaahu khairan

    BalasHapus
  7. @Anonim 6 Agustus 2012 20.31,.... yang disunnahkan setelah shalat setahu saya adalah dzikir sendiri-sendiri.

    --------------

    @Lasida,.... hacking itu pada asalnya merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan. Kalau terlanjur pernah meng-hack akun seseorang, maka pertama kita beristighfar, mengembalikan akun yang dihack kepada yang pemiliknya (bisa lewat imel atau yang lainnya), atau jika tidak diketahui, maka senantiasa mendoakan kebaikan baginya semoga doa kita dapat menghapus kekeliruan kita. Allah ta'ala berfirman:

    إِنَّ الْحَسَنَـاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئـَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِيـنَ

    "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat" (QS.Hud: 114).

    Dan terakhir, berkomitmen untuk tidak mengulanginya.

    -------------

    @Anonim 15 Januari 2015 06.20,..... wa'alaikumus-salaam.

    Shalat pada umumnya.

    wallaahu a'lam.

    BalasHapus