Diantara
sunnah yang masyhur diajarkan guru-guru kita dalam bab mengangkat tangan ketika
shalat adalah melakukannya di 4 (empat) tempat, yaitu saat hendak memulai
shalat (takbiiratul-ikraam), saat hendak rukuk, saat bangun dari rukuk (i’tidal),
dan ketika berdiri dari sujud menuju raka’at ketiga. Sebagian dalil yang
menjadi dasar adalah:
عَنْ
نَافِعٍ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ كَبَّرَ وَرَفَعَ
يَدَيْهِ، وَإِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ
حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ،
وَرَفَعَ ذَلِكَ ابْنُ عُمَرَ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ ﷺ
Dari
Naafi’ : Bahwasannya Ibnu ‘Umar apabila hendak memulai shalat, ia bertakbir
seraya mengangkat kedua tangannya. Apabila rukuk, ia mengangkat kedua
tangannya. Apabila ia mengucapkan sami’allaahu liman hamidah, ia mengangkat
kedua tangannya. Apabila berdiri dari (sujud pada) raka’at kedua, ia mengangkat
kedua tangannya. Ibnu ‘Umar memarfu’kan riwayat tersebut kepada Nabiyullah ﷺ[1]
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 739].
Namun
tahukah Anda, ada tempat lain mengangkat tangan selain yang disebutkan di atas
?. Yaitu,
ketika hendak turun sujud dan mengangkat kepala dari sujud.
Dalilnya :
1.
Hadits Maalik bin
Al-Huwairits radliyallaahu ‘anhu
عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ، أَنَّهُ
رَأَى النَّبِيَّ ﷺ رَفَعَ يَدَيْهِ فِي صَلَاتِهِ وَإِذَا رَكَعَ وَإِذَا رَفَعَ
رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ وَإِذَا سَجَدَ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ
حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا فُرُوعَ أُذُنَيْهِ
Dari Maalik bin
Al-Huwairits, bahwasannya ia pernah melihat Nabi ﷺ mengangkat kedua tangannya ketika shalat :
apabila beliau ﷺ
rukuk, apabila mengangkat kepalanya dari rukuk, apabila sujud, dan apabila mengangkat
kepalanya dari sujud. Beliau ﷺ
mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kedua telinganya [Diriwayatkan oleh
An-Nasaa’iy dalam Al-Mujtabaa no. 1085-1087 & 1143 dalam Al-Kubraa
1/343 no. 676-678 & 1/367 no. 733, Ahmad 3/436 & 3/437 & 5/53, Abu
‘Awaanah dalam Al-Mustakhraj 1/427 no. 1590, As-Sarraaj dalam Al-Musnad hal. 63 no.
93-94, Ath-Thahawiy dalam Syarh Musykiilil-Aatsaar 15/57-58 no. 5837-5839,
As-Sarraaj dalam Hadiits-nya 3/204 no. 2494 & 3/224 no. 2568, dan
Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 2/71 no. 2513-2514, semuanya dari jalan
Qataadah, dari Nashr bin ‘Aashim, dari Maalik bin Al-Huwairits; dishahihkan
oleh Al-Albaaniy dalam Irwaaul-Ghaliil 2/67-68 dan Shahiih Sunan
An-Nasaa’iy 1/354].
Dalam riwayat Ahmad (5/53):
كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حِيَالَ فُرُوعِ
أُذُنَيْهِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
“Beliau ﷺ mengangkat kedua tangannya sejajar dengan
kedua telinganya ketika rukuk dan sujud”.
Dalam riwayat
As-Sarraaj, disebutkan perkataan Qataadah rahimahullah setelah
membawakan hadits tersebut:
لَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا تَابَعَهُ عَلَى
السُّجُودِ
“Aku tidak mendengar
seorang pun yang mengikutinya dalam (periwayatan mengangkat tangan) ketika
sujud”.
Perkataan Qataadah di
sini menunjukkan tafarrud bukan berasal darinya atau perawi setelahnya[2].
Bukan pula dari dari Nashr bin ‘Aashim, karena di sebagian jalan riwayat –
yaitu riwayat Syu’bah, dari Qataadah, dari Nashr – tidak menyebutkan tambahan mengangkat
kedua tangan ketika sujud. Namun tafarrud ini berasal dari pokoknya,
yaitu shahabat Waail bin Hujr radliyallaahu ‘anhu, sehingga tidak
memudlaratkan.
An-Nasaa’iy rahimahullah
memasukkan hadits ini dalam Bab Raf’il-Yadain lis-Sujuud (Mengangkat
Kedua Tangan untuk Sujud) dan Bab Raf’il-Yadain ‘indar-Raf’i minas-Sajdatil-Ula
(Mengangkat Kedua Tangan Ketika Mengangkat (Kepala) pada Sujud yang
Pertama).
Al-Haafidh Ibnu Hajar
rahimahullah berkata:
وأصح ما وقفت عليه من الأحاديث في الرفع في
السجود ما رواه النسائي من رواية سعيد ابن أبي عروبة عن قتادة عن نصر بن عاصم عن
مالك بن الحويريث........
“Dan riwayat yang
paling shahih yang aku dapati dari hadits-hadits tentang mengangkat tangan saat
sujud adalah hadits yang diriwayatkan An-Nasaa’iy dari jalan Sa’iid bin Abi
‘Aruubah, dari Qataadah, dari Nashr bin ‘Aashim, dari Maalik bin
Al-Huwairiits…..(lalu menyebutkan hadits di atas – Abul-Jauzaa’)” [Fathul-Baariy,
2/223].
2.
Hadits Waail bin
Al-Hujr radliyallaahu ‘anhu
Ad-Daaraquthniy
rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
الْوَكِيلُ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ، ثنا هُشَيْمٌ، عَنْ حُصَيْنٍ،
وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، وَعُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
جَعْفَرٍ، قَالا: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، نا جَرِيرٌ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ، قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى إِبْرَاهِيمَ فَحَدَّثَهُ عَمْرُو بْنُ
مُرَّةَ، قَالَ: صَلَّيْنَا فِي مَسْجِدِ الْحَضْرَمِيِّينَ، فَحَدَّثَنِي
عَلْقَمَةُ بْنُ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَرْفَعُ
يَدَيْهِ حِينَ يَفْتَتِحُ الصَّلاةَ وَإِذَا رَكَعَ وَإِذَا سَجَدَ ".
فَقَالَ إِبْرَاهِيمُ: مَا أَرَى أَبَاكَ رَأَى
رَسُولَ اللَّهِ ﷺ إِلا ذَلِكَ الْيَوْمَ الْوَاحِدَ فَحَفِظَ ذَلِكَ، وَعَبْدُ
اللَّهِ لَمْ يَحْفَظْ ذَلِكَ مِنْهُ، ثُمَّ قَالَ إِبْرَاهِيمُ: إِنَّمَا رَفْعُ
الْيَدَيْنِ عِنْدَ افْتِتَاحِ الصَّلاةِ
Telah menceritakan
kepada kami Ahmad bin ‘Abdillah Al-Wakiil : Telah menceritakan kepada kami
Al-Hasan bin ‘Arafah : Telah menceritakan kepada kami Husyaim, dari Hushain (ح).
Dan telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Ismaa’iil dan ‘Utsmaan bin
Muhammad bin Ja’far, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami
Yuusuf bin Muusaa : Telah menceritakan kepada kami Jariir, dari Hushain bin
‘Abdurrahmaan, ia berkata : Kami pernah menemui Ibraahiim (An-Nakha’iy), lalu
‘Amru bin Murrah meriwayatkan hadits kepadanya (Ibraahiim). Ia (‘Amru bin
Murrah) berkata : Aku pernah shalat di masjid orang-orang Hadlramiy, lalu
‘Alqamah bin Waail menceritakan kepadaku, dari ayahnya (Waail bin Hujr
Al-Hadlramiy radliyallaahu ‘anhu), bahwa ia pernah melihat Rasulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya ketika hendak
memulai shalat, rukuk, dan sujud.
Ibraahiim berkata :
“Aku tidak berpendapat ayahmu pernah melihat Rasulullah ﷺ kecuali hanya satu hari itu saja lalu menghafalnya, sementara ‘Abdullah (bin Mas’uud) tidak menghafalnya dari beliau ﷺ". Kemudian Ibraahiim berkata : “Mengangkat
tangan hanya dilakukan ketika hendak memulai shalat” [Sunan Ad-Daaraquthniy no.
1121; sanadnya shahih[3]].
Diriwayatkan juga
oleh Ath-Thahawiy dalam Syarh Ma’aanil-Aatsaar 1/224 no. 1351-1352 dan
Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 2/81 no. 2536.
Penafikan Ibraahiim dengan
alasan hadits tersebut tidak diriwayatkan Ibnu Mas’uud tidak boleh diterima
begitu saja, karena para perawi yang meriwayatkannya adalah para perawi tsiqaat.
Mereka hanya meriwayatkan apa yang mereka dengar/saksikan[4].
Sebagai tambahan
informasi, bukan hanya Ibnu Mas’uud yang dikatakan tidak meriwayatkan seperti
hadits Waail bin Hujr, akan tetapi juga Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhum.
Bahkan, riwayatnya lebih spesifik:
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ
أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ،
إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ
مِنَ الرُّكُوعِ رَفَعَهُمَا، كَذَلِكَ أَيْضًا، وَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ
حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، وَكَانَ لَا يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي السُّجُودِ
"
Dari Saalim bin
‘Abdullah, dari ayahnya (Ibnu ‘Umar) : Bahwasannya Rasulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya sejajar dengan
kedua pundaknya apabila memulai shalat (takbiiratul-ikraam). Apabila bertakbir
untuk rukuk dan mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau ﷺ mengangkat kedua tangannya
juga seraya mengucapkan sami’allaahu liman hamidah rabbanaa wa lakal-hamdu.
Beliau ﷺ tidak melakukannya (mengangkat kedua tangan)
saat sujud” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 735].
Dalam riwayat lain:
وَكَانَ لَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ بَيْنَ
السَّجْدَتَيْنِ
“Beliau ﷺ tidak mengangkat kedua tangannya saat di antara
dua sujud” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy dalam Al-Mujtabaa no. 1057 dan
Al-Kubraa 1/331 no. 648, serta Ibnu Abi Syaibah no. 2439 & 2807].
Maka jawaban dari hal
ini, diantaranya adalah seperti yang dikatakan Al-Bukhaariy saat mengomentari perkataan
Ibraahiim An-Nakha’iy rahimahumallah :
وَقَالَ وَكِيعٌ: عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
إِبْرَاهِيمَ، أَنَّهُ ذَكَرَ لَهُ حَدِيثَ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ
ﷺ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا رَكَعَ، وَإِذَا سَجَدَ ". قَالَ
إِبْرَاهِيمُ: لَعَلَّهُ كَانَ فَعَلَهُ مَرَّةً.
وَهَذَا ظَنٌّ مِنْهُ لِقَوْلِهِ: فَعَلَهُ
مَرَّةً، مَعَ أَنَّ وَائِلا ذَكَرَ، أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ ﷺ وَأَصْحَابَهُ
غَيْرَ مَرَّةٍ يَرْفَعُونَ أَيْدِيَهُمْ، وَلا يَحْتَاجُ وَائِلٌ إِلَى
الظُّنُونِ لأَنَّ مُعَايَنَتَهُ أَكْثَرُ مِنْ حُسْبَانِ غَيْرِهِ
Dan telah berkata Wakii’,
dari Al-A’masy, dari Ibraahiim, bahwasannya pernah disebutkan kepadanya hadits
Waail bin Hujr bahwasannya Nabi ﷺ mengangkat kedua tangannya apabila rukuk
dan sujud. Ibraahiim berkata : “Mungkin beliau ﷺ melakukannya sekali saja”.
Ini adalah dugaan
darinya berdasarkan perkataannya ‘beliau ﷺ melakukannya sekali saja’, meskipun Waail
menyebutkan dirinya pernah melihat Nabi ﷺ dan para shahabatnya lebih dari sekali
mengangkat kedua tangan mereka. Waail tidak butuh pada dugaan-dugaan karena persaksiannya
lebih banyak daripada perhitungan selain dirinya (Ibraahiim)” [Raf’ul-Yadain
fish-Shalaah, hal. 122-124].
Seandainya pun
dianggap Waail bin Hujr hanya melihat sekali, persaksiannya tidak lantas
menggugurkan riwayat yang dibawakannya seandainya sanadnya shahih – dengan memang
dalam hal ini shahih!.
Ibnu Rajab
Al-Hanbaliy rahimahullah menjelaskan kemungkinan jawabannya adalah bahwa
Waail bin Hujr (dan Maalik bin Al-Huwairits) radliyallaahu ‘anhumaa bukan
penduduk Madiinah. Mereka berkunjung ke Madinah sekali atau dua kali saja,
sehingga kemungkinan mereka memang pernah melihat Nabi ﷺ melakukannya sekali (saat
kunjungannya dan bermakmum di belakang beliau ﷺ). Adapun kesaksian Ibnu ‘Umar – yang dirinya
diketahui sangat getol bermulazamah dengan Nabi ﷺ dan sangat bersemangat dalam menjaga apa
yang beliau ﷺ lakukan dan mencontohnya – hanya menunjukkan
mayoritas yang Nabi ﷺ
lakukan dengan tidak mengangkat tangan selain 4 (empat) tempat yang disebutkan
di atas. Namun sekali waktu, Nabi ﷺ pernah mengangkat tangan ketika sujud
berdasarkan kesaksian Maalik dan Waail radliyallaahu ‘anhumaa [lihat : Fathul-Baariy
li-Ibnu Rajab Al-Hanbaliy, 6/354].
Meski dalam riwayat marfuu’
dikatakan Nabi tidak mengangkat kedua tangannya ketika sujud, ia (Ibnu ‘Umar)
sendiri (pernah) mengangkat tangannya ketika sujud:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، قَالَ: نا أَبُو
أُسَامَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ
كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السَّجْدَةِ الْأُولَى
Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakr, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Usaamah,
dari ‘Ubaidullah, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar bahwasannya ia mengangkat kedua
tangannya apabila mengangkat kepalanya dari sujud yang pertama[5]
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/126 no. 2809; sanadnya shahih].
Riwayat ini menguatkan
jawaban di atas, yaitu, riwayat marfuu’ tersebut hanya untuk menjelaskan
sifat shalat yang paling sering dilakukan Nabi ﷺ (dengan tidak mengangkat kedua tangannya dalam
sujud), bukan keseluruhannya. Husnudhdhan kita, perbuatan Ibnu ‘Umar radliyallaahu
‘anhumaa mengangkat kedua tangannya ketika sujud karena dirinya pernah menyaksikan
Nabi ﷺ melakukannya – sama seperti kesaksian
Maalik bin Al-Huwairits dan Waail bin Hujr radliyallaahu ‘anhum – yang kemudian
teriwayatkan oleh Naafi’ rahimahullah.
Menakjubkannya, dikarenakan
melihat Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa melakukannya, Naafi’ rahimahullah
mengikutinya dan mempraktekkannya. Riwayat Naafi’ insyaAllah akan
disebutkan kemudian.
3.
Hadits ‘Abdullah bin
Az-Zubair dan ‘Abdullah bin ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhum
عَنْ مَيْمُونٍ الْمَكِّيِّ، أَنَّهُ رَأَى
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ وَصَلَّى بِهِمْ، يُشِيرُ بِكَفَّيْهِ حِينَ
يَقُومُ وَحِينَ يَرْكَعُ وَحِينَ يَسْجُدُ وَحِينَ يَنْهَضُ لِلْقِيَامِ
فَيَقُومُ فَيُشِيرُ بِيَدَيْهِ، فَانْطَلَقْتُ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ، فَقُلْتُ:
إِنِّي رَأَيْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ صَلَّى صَلَاةً لَمْ أَرَ أَحَدًا يُصَلِّيهَا،
فَوَصَفْتُ لَهُ هَذِهِ الْإِشَارَةَ، فَقَالَ: إِنْ أَحْبَبْتَ أَنْ تَنْظُرَ
إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَاقْتَدِ بِصَلَاةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
الزُّبَيْرِ
Dari Maimuun
Al-Makkiy, bahwasannya ia pernah melihat ‘Abdullah bin Az-Zubair shalat
mengimami orang-orang. Ia berisyarat dengan kedua telapan tangannya (yaitu
mengangkat kedua tangannya – Abul-Jauzaa’) ketika berdiri, ketika
rukuk, ketika sujud, ketika bangkit berdiri – dimana ia berdiri, lalu
mengangkat kedua tangannya. Setelah itu aku pergi menemui Ibnu ‘Abbaas. Aku
berkata : “Sesungguhnya aku melihat Ibnuz-Zubair melakukan shalat yang tidak
pernah aku lihat seorangpun melakukannya (seperti caranya)”. Lalu aku mempraktekkannya
kepadanya. Ibnu ‘Abbaas berkata : “Apabila engkau ingin melihat shalat
Rasulullah ﷺ, maka contohlah shalat ‘Abdullah bin
Az-Zubair” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 739 dan Ahmad 1/255 & 1/289,
dan Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir 11/133 no. 11273].
Riwayat ini dla’iif
dengan sebab Maimuun Al-Makkiy, majhuul. Tetapi, taqriir dan
sikap Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa selaras dengan riwayat
berikut:
عَن النَّضْر بْنُ كَثِيرٍ أَبِي سَهْلٍ
الْأَزْدِيُّ، قال: صَلَّى إِلَى جَنْبِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ طَاوُسٍ بِمِنًى فِي
مَسْجِدِ الْخَيْفِ فَكَانَ إِذَا سَجَدَ السَّجْدَةَ الْأُولَى فَرَفَعَ رَأْسَهُ
مِنْهَا رَفَعَ يَدَيْهِ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَأَنْكَرْتُ أَنَا ذَلِكَ فَقُلْتُ
لِوُهَيْبِ بْنِ خَالِدٍ إِنَّ هَذَا يَصْنَعُ شَيْئًا لَمْ أَرَ أَحَدًا يَصْنَعُهُ،
فَقَالَ لَهُ وَهَيْبٌ تَصْنَعُ شَيْئًا لَمْ نَرَ أَحَدًا يَصْنَعُهُ، فَقَالَ
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ طَاوُسٍ: رَأَيْتُ أَبِي يَصْنَعُهُ وَقَالَ أَبِي: رَأَيْتُ
ابْنَ عَبَّاسٍ يَصْنَعُهُ وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ رَأَيْتُ رَسُولَ
اللَّهِ ﷺ يَصْنَعُهُ
Dari An-Nadlr bin
Katsiir Abu Sahl Al-Azdiy, ia berkata : “Aku pernah shalat di samping ‘Abdullah
bin Thaawus di Mina, yaitu di masjid Khaif. Apabila ia sujud yang pertama, lalu
mengangkat kepalanya darinya (ketika duduk), ia mengangkat kedua tangannya di
depan wajahnya. Maka aku ingkari hal tersebut. Aku berkata kepada Wuhaib bin
Khaalid bahwa orang ini telah melakukan sesuatu yang belum pernah aku lihat
seorang pun melakukannya. Lalu Wuhaib berkata (kepada Ibnu Thaawus) : ‘Apakah
engkau melakukan sesuatu yang kami tidak pernah melihat seorangpun melakukannya
?’. ‘Abdullah bin Thaawus menjawab : ‘Aku melihat ayahku melakukannya, dan
ayahku berkata : ‘Aku melihat Ibnu ‘Abbaas melakukannya, dan ‘Abdullah bin ‘Abbaas
berkata : ‘Aku melihat Rasulullah ﷺ melakukannya” [Diriwayatkan oleh Abu
Daawud no. 740, An-Nasaa’iy no. 1146, Abu Ya’laa no. 2704, Al-Faakihiy dalam Akhbaar
Makkah no. 2605, dan Ad-Duulabiy dalam Al-Kunaa no. 1105].
Meski An-Nadlr bin
Katsiir seorang yang dla’iif, namun di sini ia menceritakan peristiwa
yang dialaminya sehingga menunjukkan ia menguasai riwayat yang dibawakannya. Yang
menunjukkan kebenaran An-Nadlr benar-benar menguasai riwayatnya ini adalah
bahwa Thaawuus memang (pernah) mengangkat kedua tangannya saat sujud sebagaimana
riwayat:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، قَالَ: نا ابْنُ
عُلَيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ، قَالَ: " رَأَيْتُ نَافِعًا وَطَاوُسًا
يَرْفَعَانِ أَيْدِيَهُمَا بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ "
Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakr, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu
‘Ulayyah, dari Ayyuub, ia berkata : “Aku pernah melihat Naafi’ dan Thaawuus
mengangkat kedua tangannya (saat shalat) di antara dua sujud” [Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah 2/127 no. 2810; sanadnya shahih].
كَمَا حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ دَاوُدَ بْنِ
مُوسَى، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ،
عَنْ أَيُّوبَ، قَالَ: رَأَيْتُ طَاوُسًا، وَنَافِعًا يَرْفَعَانِ أَيْدِيَهُمَا
بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ .
قَالَ حَمَّادٌ: وَرَأَيْتُ طَاوُسًا
وَأَيُّوبَ يَفْعَلانِهِ.
Telah menceritakan
kepada kami Ahmad bin Daawud bin Muusaa : Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan
bin Harb : Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Zaid, dari Ayyuub, ia
berkata : “Aku pernah melihat Thaawus dan Naafi’ mengangkat kedua tangannya
(saat shalat) di antara dua sujud”.
Hammaad berkata : “Dan
aku pernah melihat Thaawus dan Ayyuub melakukannya” [Diriwayatkan oleh
Ath-Thahawiy dalam Syarh Musykiilil-Aatsaar 15/49; shahih].
Dikarenakan Ayyuub
As-Sakhtiyaaniy mengetahui Thaawus dan Naafi’ rahimahumullah mengangkat
kedua tangannya saat sujud, maka ia mengikutinya dan mempraktekkannya
sebagaimana riwayat di atas[6].
Begitu pula Hammaad
bin Zaid rahimahullah. Setelah mengetahui Thaawus, Naafi’, dan Ayyuub
mengangkat kedua tangan saat sujud, ia mempraktekkan riwayat yang ia terima/ketahui
dari guru-gurunya tersebut.
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي دَاوُدَ، حَدَّثَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، قَالَ: كَانَ حَمَّادُ
بْنُ زَيْدٍ يَرْفَعُ يَدَيْهِ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ.
Telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abi Daawud : Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Harb
: Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jariir, ia berkata : “Hammaad bin
Zaid mengangkat kedua tangannya (saat shalat) di antara dua sujud” [idem;
shahih].
4.
Hadits Anas bin
Maalik radliyallaahu ‘anhu
Ad-Daaraquthniy
rahimahullah membawakan riwayat:
حَدَّثَنَا أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ صَاعِدٍ، ثنا
بُنْدَارٌ فِيمَا سَأَلْنَاهُ عَنْهُ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، ثنا
حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَرْفَعُ يَدَيْهِ
إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلاةِ وَإِذَا رَكَعَ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ
الرُّكُوعِ وَإِذَا سَجَدَ ".
Telah menceritakan
kepada kami Abu Muhammad bin Shaa’id : Telah menceritakan kepada kami Bundaar tentang sesuatu yang kami tanyakan kepadanya, (ia berkata) : Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdullah Wahhaab Ats-Tsaqafiy : Telah menceritakan kepada kami Humaid,
dari Anas, ia berkata : “Rasulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya ketika hendak
memulai shalat, rukuk, mengangkat kepadanya dari rukuk, dan sujud”.
Setelah itu ia (Ad-Daaraquthniy)
rahimahullah berkomentar:
لَمْ يَرْوِهِ عَنْ حُمَيْدٍ مَرْفُوعًا غَيْرُ
عَبْدِ الْوَهَّابِ، وَالصَّوَابُ مِنْ فِعْلِ أَنَسٍ
“Tidak ada yang
meriwayatkan dari Humaid secara marfuu’ selain ‘Abdul-Wahhaab. Dan yang
benar, itu termasuk perbuatan Anas (mauquuf)” [As-Sunan no. 1119].
Riwayat dari Anas bin
Maalik radliyallaahu ‘anhu dalam hal ini adalah:
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ
سَلَمَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ يَرْفَعُ
يَدَيْهِ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ "
Telah menceritakan
kepada kami Wakii’, dari Hammaad bin Salamah, dari Yahyaa bin Abi Ishaaq, dari
Anas : Bahwasannya ia mengangkat kedua tangannya di antara dua sujud
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/126 no. 2808. Diriwayatkan juga oleh
Al-Bukhaariy dalam Raf’ul-Yadain fish-Shalaah hal. 152 no. 177 dari
jalan Muusaa bin Ismaa’iil, dari Hammaad][7].
5.
Perbuatan ulama salaf
Selain
yang telah disebutkan di atas, Muhammad bin Ismaa’iil Al-Bukhaariy rahimahullah
menyebutkan yang lainnya:
وَقَالَ وَكِيعٌ، عَنِ الرَّبِيعِ، قَالَ:
" رَأَيْتُ الْحَسَنَ، وَمُجَاهِدًا، وَعَطَاءً، وَطَاوُسًا، وَقَيْسَ بْنَ
سَعْدٍ، وَالْحَسَنَ بْنَ مُسْلِمٍ، يَرْفَعُونَ أَيْدِيَهُمْ إِذَا رَكَعُوا،
وَإِذَا سَجَدُوا ".
وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ:
هَذَا مِنَ السُّنَّةِ.
وَقَالَ عُمَرُ بْنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا
عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ: " رَأَيْتُ الْقَاسِمَ، وَطَاوُسًا،
وَمَكْحُولا، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ دِينَارٍ، وَسَالِمًا، يَرْفَعُونَ
أَيْدِيَهُمْ إِذَا اسْتَقْبَلَ أَحَدُهُمُ الصَّلاةَ، وَعِنْدَ الرُّكُوعِ،
وَالسُّجُودِ ".
Telah
berkata Wakii’, dari Ar-Rabii’, ia berkata : “Aku pernah melihat Al-Hasan (Al-Bashriy),
Mujaahid (bin Jabr), ‘Athaa’ (bin Abi Rabbaah), Thaawus (bin Kaisaan), Qais bin
Sa’d, dan Al-Hasan bin Muslim mengangkat kedua tangan mereka ketika rukuk dan
sujud”.
‘Abdurrahmaan
bin Mahdiy berkata : “Ini termasuk sunnah”.
‘Umar
bin Yuunus berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Ikrimah bin ‘Ammaar, ia
berkata : “Aku pernah melihat Al-Qaasim (bin Muhammad bin Abi Bakr), Thaawus, Mak-huul,
‘Abdullah bin Diinaar, dan Saalim (bin ‘Abdillah bin ‘Umar) mengangkat kedua
tangan mereka apabila hendak memulai shalat, ketika rukuk, dan ketika sujud” [Raf’ul-Yadain
fish-Shalaah hal. 121-122 no. 122-124].
Ini
termasuk satu pendapat yang ternukil dari Ahmad bin Hanbal sebagaimana dikutip
Ibnul-Qayyim rahimahumallah:
ونقل عنه
ابن أصرم وقد سئل عن رفع اليدين فقال في كل خفض ورفع
قال ابن
أصرم ورأيت أبا عبد الله يرفع يديه في الصلاة في كل خفض ورفع
“Dan
Ibnu Ashram menukil darinya (Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hanbal), bahwa ia pernah
ditanya tentang mengangkat kedua tangan (dalam shalat). Maka ia menjawab : ‘Di
setiap turun dan mengangkat kepala’.
Ibnu
Ashram berkata : ‘Dan aku melihat Abu ‘Abdillah mengangkat kedua tangannya ketika
shalat pada setiap kali turun dan mengangkat kepala” [Badaai’ul-Fawaaid,
3/977].
Inilah
madzhab yang dipegang oleh Ibnu Hazm rahimahullah.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Inilah sedikit yang bisa dituliskan, semoga
bermanfaat bagi saya dan antum sekalian dalam upaya menghidupkan sunnah Nabi ﷺ. Saya banyak mengambil faedah dari kitab Ashlu
Shifaati Shalaatin-Nabiy tulisan Asy-Syaikh Muhammad Naashiruddiin
Al-Albaaniy rahimahullah dengan tambahan beberapa referensi yang lain.
[abul-jauzaa’ – rnn – 07011440].
[1] Ada pembahasan panjang tentang status
kemarfu’an hadits ini sebagaimana dijelaskan para ulama ahli hadits.
[2] Sebagian ulama ada yang men-ta’liil-nya
dengan sebab tafarrud dari Qataadah atau perawi yang meriwayatkan dari
Qataadah rahimahullah.
[3] Hushain bin ‘Abdirrahmaan
As-Sulamiy, Abul-Hudzail Al-Kuufiy adalah seorang yang tsiqah namun
berubah hapalannya di akhir hayatnya [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 253 no. 1378]. Al-‘Alaaiy memasukkannya dalam kelompok pertama orang-orang
yang mengalami ikhtilaath, sehingga tidak memudlaratkan riwayatnya [Al-Mukhtalithiin,
hal. 21 no. 11].
‘Askariy menghikayatkan dari
Yahyaa bin Ma’iin bahwa periwayatan ‘Alqamah bin Waail dari ayahnya mursal [Tahdziibut-Tahdziib,
7/280]. Begitu juga dengan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (3/123) setelah
menyebutkan hadits no. 1454. Pernyataan kebersambungan inilah yang raajih
dengan bukti (diantaranya) riwayat yang dibawakan An-Nasaa’iy:
أَخْبَرَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ، قال:
أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ قَيْسِ بْنِ سُلَيْمٍ
الْعَنْبَرِيِّ، قال: حَدَّثَنِي
عَلْقَمَةُ بْنُ وَائِلٍ قال: حَدَّثَنِي أَبِي ، قال: صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ
ﷺ فَرَأَيْتُهُ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَكَعَ
وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ هَكَذَا وَأَشَارَ قَيْسٌ إِلَى
نَحْوِ الْأُذُنَيْنِ "
Telah mengkhabarkan kepada kami
Suwaid bin Nashr, ia berkata : Telah memberitakan kepada kami ‘Abdullah bin
Al-Mubaarak, dari Qais bin Sulaim Al-‘Anbariy, ia berkata : Telah menceritakan
kepadaku ‘Alqamah bin Waail, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ayahku
(Waail bin Hujr), ia berkata : “Aku pernah shalat bermakmum di belakang
Rasulullah ﷺ, lalu aku melihat beliau ﷺ mengangkat
kedua tangannya ketika memulai shalat dan ketika rukuk. Begitu pula ketika
mengucapkan sami’allaahu liman hamidah”. (Ibnu Mubaarak berkata) : “Qais
berisyarat (mengangkat tangan) hingga sejajar kedua telinga” [As-Sunan no.
1055; shahih].
[4] ‘Amru bin Murrah mempunyai mutaba’ah
dari ‘Abdul-Jabbaar bin Waail sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daawud rahimahumullah:
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ
مَيْسَرَةَ الْجُشَمِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جُحَادَةَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ وَائِلِ
بْنِ حُجْرٍ، قَالَ: كُنْتُ غُلَامًا لَا أَعْقِلُ صَلَاةَ أَبِي، قَالَ:
فَحَدَّثَنِي وَائِلُ بْنُ عَلْقَمَةَ، عَنْ أَبِي وَائِلِ بْنِ حُجْر، قَالَ:
" صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَكَانَ إِذَا كَبَّرَ رَفَعَ يَدَيْهِ،
قَالَ: ثُمَّ الْتَحَفَ ثُمَّ أَخَذَ شِمَالَهُ بِيَمِينِهِ وَأَدْخَلَ يَدَيْهِ
فِي ثَوْبِهِ، قَالَ: فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ أَخْرَجَ يَدَيْهِ ثُمَّ
رَفَعَهُمَا، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ رَفَعَ
يَدَيْهِ ثُمَّ سَجَدَ وَوَضَعَ وَجْهَهُ بَيْنَ كَفَّيْهِ، وَإِذَا رَفَعَ
رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ أَيْضًا رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ "،
قَالَ مُحَمَّدٌ: فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلْحَسَنِ
بْنِ أَبِي الْحَسَنِ، فَقَالَ: هِيَ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَعَلَهُ مَنْ
فَعَلَهُ وَتَرَكَهُ مَنْ تَرَكَهُ
قَالَ أَبُو دَاوُد: رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ
هَمَّامٌ، عَنْ ابْنِ جُحَادَةَ، لَمْ يَذْكُرِ الرَّفْعَ مَعَ الرَّفْعِ مِنَ
السُّجُودِ
Telah
menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin ‘Umar bin Maisarah Al-Jusyamiy : Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdul-Waarits bin Sa’iid, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Juhaadah : Telah menceritakan kepadaku
‘Abdul-Jabbaar bin Waail bin Hujr, ia berkata : Dulu ketika aku masih kecil, aku
belum tidak tahu bagaimana shalat ayahku. Lalu Waail bin ‘Alqamah menceritakan
kepadaku dari ayahku (yaitu) Waail bin Hujr), ia berkata : “Aku pernah shalat
bersama Rasulullah ﷺ. Apabila bertakbir, beliau ﷺ
mengangkat kedua tangannya, lalu menutupi dengan pakaian yang dikenakannya.
Beliau ﷺ memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya seraya
memasukkan kedua tangannya tersebut ke dalam pakaiannya. Apabila hendak rukuk,
beliau ﷺ mengeluarkan kedua tangannya lalu mengangkatnya. Apabila hendak
mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau ﷺ
mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau ﷺ sujud
dengan meletakkan wajahnya di antara dua telapak tangannya. Apabila hendak
mengangkat kepalanya dari sujud, beliau ﷺ
mengangkat kedua tangannya, hingga beliau selesai mengerjakan shalatnya”.
Muhammad
(bin Juhaadah) berkata : “Kemudian aku sebutkan hadits tersebut kepada Al-Hasan
bin Abil-Hasan (yaitu Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullah – Abul-Jauzaa’),
lalu ia berkata : ‘Itu adalah shalat Rasulullah ﷺ yang
dikerjakan oleh orang yang mengerjakannya dan ditinggalkan oleh orang yang
meninggalkannya”.
Abu
Daawud berkata : “Hammaam meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Juhaadah tanpa
menyebutkan mengangkat tangan dari sujud” [Sunan Abi Daawud no. 723].
Hammaam bin Yahyaa bin Diinaar Al-‘Audziy, seorang
yang tsiqah namun kadang ragu [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1024 no.
7369]; sedangkan ‘Abdul-Waarits bin Sa’iid bin
Dzakwaan At-Tamiimiy Al-‘Anbariy seorang yang tsiqah lagi tsabat
[Taqriibut-Tahdziib, hal. 632 no. 4279]. ‘Abdul-Waarits lebih tsiqah
daripada Hammaam sehingga tambahan lafadh yang dibawakannya diterima.
Hadits
ini dishahihkan oleh Al-Albaaniy rahimahullah dalam Shahiih Sunan Abi
Daawud, 1/209-2010.
‘Alqamah
bin Waail mempunyai mutaba’ah dari ‘Abdurrahmaan Al-Yahshuubiy sebagaimana
diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy:
أَخْبَرَنَا
سَهْلُ بْنُ حَمَّادٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ،
حَدَّثَنِي أَبُو الْبَخْتَرِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْيَحْصُبِيِّ، عَنْ
وَائِلٍ الْحَضْرَمِيِّ، أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَكَانَ يُكَبِّرُ
إِذَا خَفَضَ وَإِذَا رَفَعَ، وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ عِنْدَ التَّكْبِيرِ،
وَيُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ. قَالَ: قُلْتُ: حَتَّى يَبْدُوَ
وَضَحُ وَجْهِهِ؟ قَالَ: نَعَمْ
Telah
mengkhabarkan kepada kami Sahl bin Hammaad : Telah menceritakan kepada kami
Syu’bah, dari ‘Amru bin Murrah : Telah menceritakan kepadaku Abul-Bakhtariy,
dari ‘Abdurrahmaan Al-Yahshubiy, dari Waail Al-Hadlramiy : Bahwasannya ia
pernah shalat bersama Rasulullah ﷺ.
Beliau ﷺ bertakbir apabila turun dan mengangkat kepala seraya mengangkat
kedua tangannya saat takbir. Dan (kemudian) mengucapkan salam ke arah kanan dan
kiri beliau ﷺ. Syu’bah berkata : “Aku bertanya : ‘Apakah sampai terlihat
putih wajah beliau ﷺ ?’. ‘Amru bin Murrah menjawab : ‘Ya” [Sunan Ad-Daarimiy hal.
796 no. 1287].
Ad-Daarimiy
memasukkan hadits ini dalam Bab : Fii Raf’il-Yadaini fir-Rukuu’ was-Sujuud
(Bab Mengangkat Kedua Tangan Ketika Rukuk dan Sujud).
Diriwayatkan
juga oleh Ahmad 4/316, Ath-Thayaalisiy no. 1114, Ibnu Abi Syaibah 2/173 no.
3056, serta As-Sarraaj dalam Musnad-nya no. 1221 dan dalam Hadiits-nya
no. 709; semua dari jalan Syu’bah.
[5] Yaitu ketika bangkit untuk duduk di antara
dua sujud.
[6] Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Syaibah:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، قَالَ: نا ابْنُ
عُلَيَّةَ، عَنْ أَيُّوبَ، قَالَ: رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ
Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakr, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu
‘Ulayyah, dari Ayyuub. Ibnu ‘Ulayyah berkata : “Aku melihatnya (Ayyuub)
melakukannya” [Al-Mushannaf 2/127 no. 2812; sanadnya shahih].
Ibnu Hazm dalam Al-Muhallaa
3/10 meriwayatkannya dari jalan Hammaad bin Zaid rahimahumullah.
[7] Hammaad bin Salamah
bin Diinaar Al-Bashriy, Abu Salamah adalah seorang yang tsiqah,
ahli ibadah, dan termasuk orang yang paling tsabt dalam
periwayatan hadits Tsaabit (Al-Bunaaniy). Hafalannya berubah di akhir usianya [Taqriibut-Tahdziib, hal. 268-269 no. 1507].
Saya tidak mengetahui apakah Wakii’ dan Muusaa bin Ismaa’iil mendengar riwayat
darinya sebelum atau setelah masa ikhtilaath-nya; atau keduanya dapat
(saling) menguatkan dalam periwayatan dari Hammaad bin Salamah rahimahumullah.
Al-Bukhaariy
rahimahullah seakan-akan mengisyaratkan keshahihan riwayat Anas ini.
Setelah membawakan riwayat Anas radliyallaahu ‘anhu, Al-Bukhaariy rahimahullah
berkata:
وَحَدِيثُ النَّبِيِّ ﷺ أَوْلَى
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ،
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ:
" سُنَّةُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَحَقُّ أَنْ تُتَّبَعَ ".
“Dan
hadits Nabi ﷺ lebih dikedepankan (daripada perbuatan Anas).
Telah
menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Abdillah : Telah menceritakan kepada kami
Sufyaan : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Diinaar, dari Saalim bin
‘Abdillah, ia berkata : “Sunnah Rasululah ﷺ lebih
berhak untuk diikuti” [Raf’ul-Yadain fish-Shalaah hal. 152].
Seandainya lemah, tentu Al-Bukhaariy rahimahullah tidak akan mengomentarinya seperti itu karena sudah gugur semenjak permulaan.
Bismillah..
BalasHapusustadz afwan mau bertanya, apakah bis adi terangkan bagaiman akaitan hadits ini dipermasalahkan kepada wail??
menurut saya, hadits tentang mengangkat tangan ketika sujud/hendak sujud itu dhaif karena kekeliruan ibn abi 'adi.
syukran
ini maksudnya gimana ?
BalasHapusAssalamualaikum. Apakah tidak ada tulisan antum di telegram?
BalasHapus