HADITS
PERTAMA
Ath-Thabaraaniy
rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ سَعِيدٍ
الرَّازِيُّ، قَالَ: نا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، قَالَ: نا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زِيَادٍ الرَّصَاصِيُّ، قَالَ: نا مُحَمَّدُ بْنُ
مُسْلِمٍ الطَّائِفِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ
امْرَأَةً مَرَّتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مُتَقَلِّدَةً قَوْسًا، فَقَالَ
النَّبِيُّ ﷺ: " لَعَنَ اللَّهُ الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
بِالرِّجَالِ، وَالْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ".
لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عَمْرِو
بْنِ دِينَارٍ إِلا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، وَلا عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُسْلِمٍ
إِلا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زِيَاد
Telah
menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Sa’iid Ar-Raaziy, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Ar-Rabii' bin Sulaimaan Al-Muraadiy, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahmaan bin Ziyaad Ar-Rashshaashiy, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muslim Ath-Thaa'ifiy,
dari 'Amru bin Diinaar, dari Ibnu 'Abbaas : Bahwasannya ada seorang wanita melintasi
Rasulullah ﷺ dengan memegang busur panah. Maka Nabi ﷺ bersabda : “Allah melaknat wanita yang
menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita”.
(Ath-Thabaraaniy
berkata) : “Hadits ini tidak diriwayatkan dari 'Amru bin Diinaar kecuali oleh
Muhammad bin Muslim, dan tidak pula diriwayatkan dari Muhammad bin Muslim
kecuali oleh 'Abdurrahmaan bin Ziyaad" [Al-Mu’jamul-Ausath, 4/212
no. 4003].
Diriwayatkan
juga Abu Nu'aim dalam Akhbaar Ashbahaan hal. 155-156 dari jalan
'Abdurrahmaan bin Ziyaad.
Muhammad
bin Muslim Ath-Thaaifiy telah diselesihi oleh Zakariyyaa bin Ishaaq sebagaimana
diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath[1]
2/117 no. 1435 dan dalam Al-Kabiir[2]
11/252 no. 11647, dimana ia (Zakariyyaa) meriwayatkan dari 'Amru bin
Diinaar, dari 'Ikrimah, dari Ibnu 'Abbaas secara marfuu' dengan
lafadh:
أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ لَعَنَ
الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَلَعَنَ الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ
Bahwasannya
Nabi ﷺ
melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan melaknat wanita yang menyerupai
laki-laki”.
Di
sini TANPA disebutkan lafadh ‘bahwasannya ada seorang wanita melintasi
Rasulullah ﷺ dengan memegang busur panah';
dan subjek yang subjek yang melaknat adalah Nabi ﷺ, bukan Allah ta’ala (sebagaimana hadits
disebutkan di awal).
Zakariyya
bin Ishaaq Al-Makkiy adalah seorang yang tsiqah [Taqriibut-Tahdziib
hal. 338 no. 2031]. Ia lebih tsiqah/kuat daripada Muhammad bin Muslim
Ath-Thaaifiy yang dikritik ulama apabila meriwayatkan dari hapalannya. Oleh
karenanya, Ibnu Hajar menyimpulkan : “Shaduuq, namun sering keliru dalam
hapalannya” [idem, hal. 896 no. 6333]. Begitu juga dengan Adz-Dzahabiy
yang berkata : “Padanya ada kelemahan (layyin), meski ia ditsiqahkan
(sebagian ulama)” [Al-Kaasyif, 2/219 no. 5151].
Sanad
dan matan yang dibawakan 'Amru bin Diinaar (sebagaimana dibawakan Zakariyyaa
bin Ishaaq)[3] mempunyai
mutaba'ah dari Qataadah, Yahyaa bin Abi Katsiir, Ayyuub As-Sikhtiyaaniy,
Hisyaam bin Hassaan, Yaziid bin Abi Ziyaad, Zaid Abu Usaamah, dan yang lainnya.
‘Ikrimah
mempunyai mutaba’ah dari Mujaahid dan Miqsam bin Bujrah.
Walhasil
hadits Ibnu ‘Abbaas yang memuat lafadh ' bahwasannya ada seorang wanita melintasi
Rasulullah ﷺ dengan memegang busur panah '
adalah munkar.
Asy-Syaikh
Al-Albaaniy rahimahullah menghukuminya munkar dalam Dla'iif
At-Targhiib wat-Tarhiib 2/36 no. 1256.
Adapun
yang shahih hanyalah:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا، قَالَ: لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ
Dari
Ibnu 'Abbaas radliyallaahu 'anhumaa, ia berkata : "Rasulullah ﷺ melaknat laki-laki yang menyerupai wanita
dan wanita yang menyerupai laki-laki" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy,
At-Tirmidziy, Abu Daawud, Ibnu Maajah, Ahmad, dan yang lainnya].
HADITS
KEDUA
Ahmad
bin Hanbal rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ،
أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ حَوْشَبٍ رَجُلٌ صَالِحٌ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ
دِينَارٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ هُذَيْلٍ، قَالَ: رَأَيْتُ عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، وَمَنْزِلُهُ فِي الْحِلِّ، وَمَسْجِدُهُ فِي
الْحَرَمِ، قَالَ: فَبَيْنَا أَنَا عِنْدَهُ رَأَى أُمَّ سَعِيدٍ ابْنَةَ أَبِي
جَهْلٍ مُتَقَلِّدَةً قَوْسًا، وَهِيَ تَمْشِي مِشْيَةَ الرَّجُلِ، فَقَالَ عَبْدُ
اللَّهِ مَنْ هَذِهِ؟ قَالَ: الْهُذَلِيُّ فَقُلْتُ: هَذِهِ أُمُّ سَعِيدٍ بِنْتُ
أَبِي جَهْلٍ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: " لَيْسَ مِنَّا
مَنْ تَشَبَّهَ بِالرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ، وَلَا مَنْ تَشَبَّهَ بِالنِّسَاءِ
مِنَ الرِّجَالِ "
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdurrazzaaq : Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Umar
bin Hausyab – seorang laki-laki shaalih - , dari ‘Amru bin Diinaar, dari ‘Athaa’,
dari seorang laki-laki suku Hudzail, ia berkata : “Aku melihat ‘Abdullah bin
‘Amru bin Al-‘Aash dimana rumahnya ada di tanah halal sedangkan masjidnya di
tanah haram. Ketika aku sedang bersamanya, ia melihat Ummu Sa’iid - anak
perempuan Abu Jahl – membawa busur panah dan berjalan seperti berjalannya laki-laki.
‘Abdullah (bin ‘Amru) berkata : “Siapakah wanita ini?”. Orang Hudzailiy itu menjawab
: “Ini adalah Ummu Sa’iid bintu Abi Jahl”. ‘Abdullah berkata : “Aku mendengar
Rasulullah ﷺ bersabda : “Bukanlah termasuk golongan kami
laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” [Al-Musnad,
2/199 (11/461-462) no. 6875].
Abu
Nu’aim meriwayatkan dari jalan Ahmad dalam Hilyatul-Auliyaa’ 3/321 tanpa
cerita tentang Ummu Sa’iid, anak perempuan Abu Jahl. Ia (Abu Nu’aim) berkata : “Ghariib
dari hadits ‘Amru (bin Diinaar) dari ‘Athaa’. Kami tidak menuliskan kecuali
dari jalan ini”.
Ahmad
bin Hanbal mempunyai mutaba’ah dari Yahyaa bin Muusaa Al-Hadaaniy
sebagaimana diriwayatkan Al-‘Uqailiy dalam Adl-Dlu’afaa’ Al-Kabiir 2/622-623;
juga tanpa cerita tentang Ummu Sa’iid, anak perempuan Abu Jahl.
Hadits
ini dla’iif dengan sebab jahalah 'Umar bin Hausyab. Hanya ‘Abdurazzaaq
seorang diri yang meriwayatkan hadits darinya. Ibnu Hibbaan memasukkanya dalam Ats-Tsiqaat
(8/439), dan ia sudah terkenal sangat longgar dalam mentautsiq perawi majhuul.
Meskipun ‘Abdurrazzaaq mengatakan dirinya seorang yang shaalih, bukan berarti tautsiq
ini mu’tamad untuk menerima haditsnya. Pemutlakan keshalihan ini
hanyalah menunjukkan keshalihan dalam agama dan maksimal hanya mengangkat jahalatul-‘ain-nya
saja[4].
Jika muhadditsiin memaksudkannya sebagai keshalihan dalam hadits, maka
mereka akan mengatakan : ”Shaalihul-hadiits” [lihat : An-Nukat ‘alaa
Kitaabi Ibni Shalaah oleh Ibnu Hajar, hal. 680]. Ibnu Hajar menghukumi ‘Umar
bin Hausyab ini sebagai orang yang majhuul [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 736 no. 4919-. Begitu juga dengan Adz-Dzahabiy [Miizaanul-I’tidaal
3/192 no. 6088].
Ditambah
lagi, laki-laki Hudzail pemilik Ummu Sa’iid - anak perempuan Abu Jahl – mubham,
tidak disebutkan namanya.
Maka
dapat diketahui bahwa kisah Ummu Sa'iid anak perempuan Abu Jahl yang membawa busur
panah dan dicela Nabi ﷺ tidaklah shahih. Yang shahih
hanyalah bagian lafadh marfuu’ karena ada penguat dari jalan yang lain,
sebagaimana dikatakan Al-Arna’uth dkk. saat mentakhrij hadits ini.
Adapun
mengenai hukum wanita belajar dan bermain panah, maka itu diperbolehkan apabila
dirinya hanya berada di tempat tertutup tanpa ada laki-laki asing, di rumahnya
bersama mahramnya, atau hanya bersama para wanita saja.
Wallaahu
a’lam.
[abul-jauzaa’
– rnn – 21022018].
[1] Riwayatnya adalah:
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ، قَالَ: نا مَالِكُ بْنُ سَعْدٍ الْقَيْسِيُّ، قَالَ: نا رَوْحُ بْنُ
عُبَادَةَ، قَالَ: نا زَكَرِيَّا بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ
دِينَارٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، " أَنَّ
النَّبِيَّ ﷺ لَعَنَ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ،
وَلَعَنَ الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ "
لَمْ
يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عُمَرَ إِلا زَكَرِيَّا، تَفَرَّدَ بِهِ رَوْحٌ
[2] Riwayatnya adalah:
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ الْجَارُودِيِّ الأَصْبَهَانِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ صَالِحِ بْنِ
الْوَلِيدِ النَّرْسِيُّ، قالا: ثنا مَالِكُ بْنُ سَعْدٍ الْقَيْسِيُّ، ثنا رَوْحُ
بْنُ عُبَادَةَ، ثنا زَكَرِيَّا بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ
عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: " لَعَنَ اللَّهُ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ
بِالنِّسَاءِ، وَلَعَنَ الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ "
Di
sini lafadh sabda Nabi ﷺ yang
digunakan adalah ‘Allah telah melaknat’. Padahal, sanad Ath-Thabaraaniy rahimahullah
dalam Al-Kabiir ini sama dengan yang ada di dalam Al-Ausath. Namun
Ath-Thabariy dalam Al-Kabiir ini membawakan hadits dari dua orang
gurunya, yaitu Ahmad bin Al-Jaarud (sama seperti Al-Ausath – seorang yang
tsiqah lagi haafidh) dan Muhammad bin Shaalih An-Narsiy (majhuul).
Kemungkinan ada kesalahan tulis, atau matan yang dibawakan berasal dari
Muhammad bin Shaalih; sehingga matan yang benar adalah matan yang dibawakan Ahmad
bin Al-Jaarud. Wallaahu a’lam.
[3] Dengan menyebutkan (perantara) ‘Ikrimah dan tanpa
lafadh ‘bahwasannya ada seorang wanita melintasi Rasulullah ﷺ dengan memegang busur panah.
[4] Identitas ‘Umar bin Hausyab ini pun
dijelaskan oleh ‘Abdurrazzaaq, sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-‘Ilal
wa Ma’rifatir-Rijaal no. 6097 oleh ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal:
سمعت
أبي، يقول: حدثنا عبد الرزاق بن همام بن نافع أبو بكر الصنعاني، قال: حدثني عمرو
بن حوشب صنعاني من الأبناء ابن عم مثنى بن الصباح
Aku
mendengar ayahku berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrazzaaq bin
Hammaam bin Naafi’ Abu Bakr Ash-Shan’aaniy, ia berkata : Telah menceritakan
kepadaku ‘Amr bin Hausyab penduduk Shan’aa, yaitu diantara anak-anak dari sepupu
Mutsannaa bin Ash-Shabaah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar