25 Desember 2013

Pandangan ‘Aliy bin Abi Thaalib terhadap (‘Utsmaan), Thalhah, dan Az-Zubair radliyallaahu ‘anhum

Al-Qathii’iy rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ، نا أَبِي، نا الأَشْعَثُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: " إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا، وَعُثْمَانُ، وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ، مِمَّنْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ"
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far[1], ia berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Ubaidullah bin Mu’aadz[2]: Telah mengkhabarkan kepada kami ayahku[3], dari Al-Asy’ats[4], dari Muhammad bin Siiriin[5], dari Abu Shaalih[6], dari ‘Aliy (bin Abi Thaalib), ia berkata: “Sesungguhnya aku berharap aku, ‘Utsmaan, Thalhah, dan Az-Zubair termasuk orang yang difirmankan Allah ‘azza wa jalla: ‘Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan’ (QS. Al-Hijr: 47)” [Fadlaailush-Shahaabah no. 1057].
Sanad riwayat ini shahih, semua perawinya tsiqaat.
Al-Asy’ats mempunyai mutaba’ah dari ‘Auf bin Abi Jamiilah sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Balaadzuriy[7] dalam Ansaabul-Asyraaf 6/111 namun dengan menggugurkan Abu Shaalih dan lafadhnya hanya menyebutkan ‘Utsmaan saja.
Abu Shaalih mempunyai mutaba’aat dari:
1.     Rib’iy bin Khiraasy.
Diriwayatkan oleh Ahmad[8] dalam Fadlaailush-Shahaabah no. 1300, Ibnu Abi Syaibah[9] dalam Al-Mushannaf 15/281-282 (21/397-398) no. 38976, Ath-Thabariy[10] dalam Jaami’ul-Bayaan 17/108, dan Al-Baihaqiy[11] dalam Al-Kubraa 8/173 (8/300) no. 16714; semuanya dari jalan Wakii’[12], dari Abaan bin ‘Abdillah Al-Bajaliy[13], dari Nu’aim bin Abi Hind[14], dari Rib’iy bin Khiraasy[15], dari ‘Aliy yang lafadhnya tanpa menyebutkan ‘Utsmaan radliyallaahu ‘anhumaa.
Sanad riwayat ini hasan, semua perawinya tsiqaat kecuali Abaan bin ‘Abdillah, seorang yang shaduuq.
2.     Qataadah.
Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq[16] dalam Tafsiir-nya no. 901, Ath-Thabariy[17] dalam Jaami’ul-Bayaan 12/438, dan Ibnu Abi Haatim[18] dalam Tafsiir-nya no. 8467; semuanya dari Ma’mar[19], dari Qataadah[20] tentang firman-Nya ta’ala : ‘Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka’ (QS. Al-Hijr: 47), (ia berkata) : Telah berkata ‘Aliy : “......(al-atsar)....”.
Sanad riwayat ini lemah karena :
a.      Riwayat Ma’mar dari Qataadah adalah lemah.
Ibnu Rajab berkata : Telah berkata Ad-Daaraquthniy : ‘Ma’mar jelek hapalan haditsnya dari Qataadah dan Al-A’masy’. Yahyaa bin Ma’iin berkata : ‘Telah berkata Ma’mar : Aku duduk di hadapan Qataadah saat aku masih kecil. Aku tidak menghapal darinya sanad-sanad (hadits)” [Syarh ‘Ilal At-Tirmidziy oleh Ibnu Rajab, 2/698].
b.      Keterputusan antara Qataadah dan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
3.     Muhammad bin ‘Aliy.
Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d[21] dalam Ath-Thabaqaat 3/61, Ahmad[22] dalam Fadlaailush-Shahaabah no. 1299, Ath-Thabariy[23] dalam Jaami’ul-Bayaan 17/109, dan Al-Baihaqiy[24] dalam Al-I’tiqaad 1/298; semuanya dari jalan Sufyaan (Ats-Tsauriy)[25], dari Ja’far bin Muhammad[26], dari ayahnya[27], ia berkata : Telah berkata ‘Aliy : “.....(al-atsar)....” - yang lafadhnya tanpa menyebutkan ‘Utsmaan radliyallaahu ‘anhumaa.
Sanad riwayat ini lemah karena keterputusan antara Muhammad bin ‘Aliy (Abu Ja’far Al-Baaqir) dengan kakeknya (‘Aliy bin Abi Thaalib) radliyallaahu ‘anhu.
4.     Ibraahiim An-Nakha’iy.
Diriwayatkan oleh Ahmad[28] dalam Fadlaailush-Shahaabah no. 1291 & 1299 dan Ibnu Sa’d[29] dalam Ath-Thabaqaat 3/61; semuanya dari jalan Manshuur, dari Ibraahiim, ia berkata : “Ibnu Jurmuuz – orang yang membunuh Az-Zubair - datang meminta izin kepada ‘Aliy untuk menemuinya. Ia (Ibnu Jurmuuz) melihat adanya ketidakramahan dalam izin (yang diberikan ‘Aliy). Ketika ia masuk menemui ‘Aliy, ia berkata : “Fulaan dan Fulaan, maka mereka diizinkan. Adapun aku tidak diizinkan, padahal aku adalah pembunuh Az-Zubair”. ‘Aliy berkata kepadanya : “Sungguh meruginya engkau, sungguh meruginya engkau. Sesungguhnya aku berharap bahwa aku, Thalhah, dan Az-Zubair termasuk orang-orang yang difirmankan Allah ‘azza wa jalla : ‘‘Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan’ (QS. Al-Hijr: 47)”.
Sanad riwayat ini lemah karena keterputusan antara Ibraahiim dan ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu.
Kesimpulan : Dari kelima jalan periwayatan di atas menunjukkan bahwa jalan-jalan tersebut saling menguatkan dan memberikan kesaksian satu dengan yang lainnya sehingga shahih.
Beberapa faedah:
1.     ‘Aliy bin Abi Thaalib, (‘Utsmaan), Thalhah, dan Az-Zubair radliyallaahu ‘anhum adalah para shahabat Nabi yang mulia dan bersaudara dalam agama.
2.     Tidak ada dendam, kebencian, dan permusuhan di antara mereka radliyallaahu ‘anhum meski pernah terjadi perselisihan dan bahkan peperangan.
3.     ‘Aliy bin Abi Thaalib sangat mencintai (‘Utsmaan), Thalhah, dan Az-Zubair radliyallaahu ‘anhum, dan berharap mereka semua dikumpulkan di surga (jannah).
4.     Batalnya cerita rekayasa Syi’ah Raafidlah tentang dendam kesumat Ahlul-Bait terhadap para shahabat Nabi, terutama setelah terjadinya peperangan pasca wafatnya ‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu ‘anhu. Bahkan Muhammad bin 'Aliy - salah seorang yang dianggap imam oleh orang Syi'ah - menetapkan riwayat ini dari 'Aliy radliyallaahu 'anhu.
5.     Syi’ah Raafidlah bukanlah pengikut ajaran ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu meski punya propaganda ‘mencintai Ahlul-Bait’. Bahkan merekalah pembenci sejati ajaran Ahlul-Bait sehingga layak disebut kaum Naashibiy.
6.     Ahlus-Sunnah adalah golongan yang paling berhak dalam kecintaan terhadap Ahlul-Bait dibandingkan Syi’ah Raafidlah yang mengkhianati ajaran Ahlul-Bait.
Wallaahul-musta’aan.
Semoga ada manfaatnya.
NB : Tidak semua jalan periwayatan disebutkan, namun kelima jalan periwayatan dari ‘Aliy di atas sudah cukup menunjukkan keotentikan riwayat.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 23021435/25122013 – 22:15].




[1]      Ja’far bin Muhammad bin Al-Hasan bin Al-Mustafaadl Al-Faryaabiy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Lahir tahun 207 H dan wafat tahun 301 H [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 14/96-111 no. 54].
[2]      ‘Ubaidullah bin Mu’aadz bin Mu’aadz bin Nashr bin Hassaan Al-‘Anbariy, Abu ‘Amru Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-10 dan wafat tahun 237 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 645 no. 4372].
[3]      Mu’aadz bin Mu’aadz bin Nashr bin Hassaan bin Al-Hurr bin Maalik bin Al-Khasykhaasy At-Tamiimiy, Abul-Mutsannaa Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi mutqin. Termasuk thabaqah ke-9, wafat tahun 196 H di Bashrah. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 952 no. 6787].
[4]      Asy’ats bin ‘Abdil-Malik Al-Humraaniy, Abu Haani’ Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-6 dan wafat tahun 142 H atau dikatakan 146 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 150 no. 535].
[5]      Muhammad bin Siiriin Al-Anshaariy, Abu Bakr bin Abi ‘Amrah Al-Bashriy; seorang tabi’iy masyhur, tsiqah, lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 110 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 853 no. 5985].
[6]      Dzakwaan, Abu Shaalih As-Sammaan Al-Madaniy; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqahke-3, dan wafat tahun 101 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 313 no. 1850].
[7]      Riwayatnya adalah:
حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الأَزْرَقُ، عَنْ عَوْفِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: " إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا وَعُثْمَانُ مِمَّن قَالَ اللَّهُ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ"
[8]      Riwayatnya adalah:
قثنا وَكِيعٌ، قثنا أَبَانُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيُّ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدَ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " إِنِّي لأَرْجُو أنْ أَكُونَ أَنَا، وَالزُّبَيْرُ، وَطَلْحَةُ، مِمَّنْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ "، قَالَ: فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ هَمْدَانَ، فَقَالَ: اللَّهُ أَعْدَلُ مِنْ ذَلِكَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: فَصَاحَ بِهِ عَلِيٌّ صَيْحَةً: إِنَّ الْقَصْرَ يُدَهْدِهُ لَهَا، ثُمَّ قَالَ: " مَنْ هُمْ؟ إِذَا لَمْ نَكُنْ نَحْنُ هُمْ؟ "
[9]      Riwayatnya adalah:
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ أَبَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا وَطَلْحَةُ وَالزُّبَيْرُ مِمَّنْ قَالَ اللَّهُ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ"
[10]     Riwayatnya adalah:
حَدَّثَنَا ابْنُ وَكِيعٍ، قَالَ: ثنا أَبِي، عَنْ أَبَانِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ، عَنْ نُعَيْمِ ابْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، بِنَحْوِهِ، وَزَادَ فِيهِ: قَالَ: فَقَامَ إِلَى عَلِيٍّ رَجُلٌ مِنْ هَمْدَانَ، فَقَالَ: اللَّهُ أَعْدَلُ مِنْ ذَلِكَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: فَصَاحَ عَلِيٌّ صَيْحَةً ظَنَنْتُ أَنَّ الْقَصْرَ تَدَهْدَهَ لَهَا، ثُمَّ قَالَ: " إِذَا لَمْ نَكُنْ نَحْنُ، فَمَنْ هُمْ؟ "
[11]     Riwayatnya adalah:
وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ، أَنْبَأَ أَبُو الْوَلِيدِ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، ثَنَا أَبُو بَكْرٍ، ثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ أَبَانِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ، عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: " إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا وَطَلْحَةُ وَالزُّبَيْرُ، مِمَّنْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ "
[12]     Wakii’ bin Al-Jarraah bin Maliih Ar-Ruaasiy, Abu Sufyaan Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, wafat 196H/197 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1037 no. 7464].
[13]     Abaan bin ‘Abdillah bin Abi Haazim bin Shakhr bin Al-‘Ailah – atau dikatakan : Abaan bin ‘Abdillah bin Abi Haazim Shakhr bin ‘Ailah Al-bajaliy Al-Ahmasiy Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, namun dalam hapalannya ada kelemahan (fii hifdhihi layyin). Termasuk thabaqah ke-7 dan wafat di masa kekhilafahan Abu Ja’far di Kuufah. Dipakai oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib hal. 103 no. 141].
Akan tetapi yang benar – wallaahu a’lam – ia seorang yang shaduuq hasanul-hadiits. Beberapa kritikan yang dialamatkan kepadanya tidaklah menjatuhkan riwayatnya hingga ke tingkatan dla’iif.
Ahmad bin Hanbal berkata : “Shaduuq, shaalihul-hadiits”. Di lain tempat ia berkata : “Tsiqah”. Ibnu Ma’iin berkata : “Tsiqah”.   Ibnu ‘Adiy berkata : “’Aziizul-hadiits, ’aziizur-riwayaat. Aku tidak mendapatkan hadits baginya yang matannya munkar. Aku harap tidak mengapa dengannya”. Ibnu Hibbaan berkata : “Ia termasuk orang yang keji kesalahannya, dan bersendirian dalam meriwayatkan hadits-hadits munkar”. Ibnu Numair berkata : “Tsiqah”. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak kuat (laisa bil-qawiy)”. Al-‘Uqailiy menyebutkannya dalam Adl-Dlu’afaa’. Ibnu Khuzaimah dan Al-Haakim menyebutkannya dalam kitab Shahiih-nya.
[14]     Nu’aim bin Abi Hind An-Nu’maan bin Asyiim Al-Asyja’iy Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, namun dituduh berpemahaman nashibiy. Termasuk thabaqah ke-4 dan wafat tahun 110 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu Daawud dalam Al-Maraasiil, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1007 no. 7227].
[15]     Rib’iy bin Hiraasy bin Jahsy bin ‘Amru bin ‘Abdillah bin Bujaad Al-Ghaththafaaniy Abu Maryam Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-2, dan wafat tahun 100 H/101 H/104 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 318 no. 1889].
[16]     Riwayatnya adalah:
عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ، قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: " إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا، وَعُثْمَانُ، وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ
[17]     Riwayatnya adalah:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ ثَوْرٍ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا، وَعُثْمَانُ، وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ
[18]     Riwayatnya adalah:
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَمَّادٍ الطِّهْرَانِيُّ، فِيمَا كُتِبَ إِلَيَّ، أَنْبَأَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ مَعْمَرٌ، عَنْ قَتَادَةَ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ، قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: " إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا وَ طَلْحَةُ وَ الزُّبَيْرُ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ فِيهِمْ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ "
[19]     Ma’mar bin Raasyid Al-Azdiy, Abu ‘Urwah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, tsabat, lagi mempunyai keutamaan. Termasuk thabaqah ke-7, wafat tahun 154 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 961 no. 6857].
[20]     Qataadah bin Di’aamah bin Qataadah As-Saduusiy, Abul-Khaththaab Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi tsabat, namun banyak melakukan tadliis. Termasuk thabaqah ke-4, lahir tahun 60 H/61 H, dan wafat tahun 117 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib hal. 798 no. 5553, Ta’riifu Ahlit-Taqdis hal. 102 no. 92, Al-Mudallisiin lil-‘Iraaqiy hal. 79-80 no. 49, dan Riwaayaatul-Mudallisiin fii Shahiih Al-Bukhaariy hal. 483-484].
[21]     Riwayatnya adalah:
قَالَ: أَخْبَرَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا، وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ فِي حَقِّهِمْ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ "
[22]     Riwayatnya adalah:
قثنا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنِي سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، وَجَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالا: جَاءَ ابْنُ جُرْمُوزٍ قَاتِلُ الزُّبَيْرِ يَسْتَأْذِنُ عَلَى عَلِيٍّ فَحَجَبَهُ طَوِيلا، ثُمَّ أَذِنَ لَهُ، فَقَالَ: أَمَّا أَهْلُ الْبَلاءِ فَتَجْفُوهُمْ، فَقَالَ عَلِيٌّ: " بِفِيكِ التُّرَابُ، إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ، مِمَّنْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
[23]     Riwayatnya adalah:
حَدَّثَنَا ابْنُ وَكِيعٍ، قَالَ: ثنا أَبِي، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ جَعْفَرٍ، عَنْ عَلِيٍّ نَحْوَهُ
[24]     Riwayatnya adalah:
أَخْبَرَنَا أَبُو طَاهِرٍ الْفَقِيهُ، أنا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ الْقَطَّانُ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ يُوسُفَ السُّلَمِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: ذَكَرَ سُفْيَانُ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكونَ، وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ. وَكَانَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، بَرِيئًا مِنْ قَتْلِ عُثْمَانَ، يَقُولُ: وَاللَّهِ مَا قَتَلْتُ وَلا أَمَرْتُ وَلا رَضِيتُ وَلا شَارَكْتُ فِي قَتْلِ عُثْمَانَ، وَلَكِنْ غُلِبْتُ، وَكَانَ يَقُولُ: إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا، وَعُثْمَانُ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
[25]     Sufyaan bin Sa’iid bin Masruuq Ats-Tsauriy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, faqiih, ‘aabid, imam, lagi hujjah. Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 97 H, dan wafat tahun 161 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 394 no. 2458].
[26]     Ja’far bin Muhammad bin ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy, Abu ‘Abdillah ; seorang yang shaduuq, faqiih, lagi imam. Termasuk thabaqah ke-6, dan wafat tahun 148 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 200 no. 958].
[27]     Muhammad bin ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy Al-Madaniy, Abu Ja’far Al-Baaqir; seorang yang tsiqah lagi mempunyai keutamaan. Termasuk thabaqah ke-4, dan wafat tahun 114 H/115 H/116 H/117 H/118 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 879 no. 6191].
[28]     Riwayatnya adalah:
No. 1291:
    قثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: اسْتَأْذَنَ ابْنُ جُرْمُوزٍ الَّذِي قَتَلَ الزُّبَيْرَ، أَوْ أَشْرَكَ فِي قَتْلِهِ عَلَى عَلِيٍّ، فَرَأَى فِي الإِذْنِ جَفْوَةً، فَلَمَّا دَخَلَ عَلَى عَلِيٍّ، قَالَ: أَمَّا فُلانٌ وفُلانٌ فَيُؤْذَنُ لَهُمَا، وَأَمَّا أَنَا فَلا، قَاتِلُ الزُّبَيْرِ، قَالَ لَهُ عَلِيٌّ: " بِفِيكِ التُّرَابُ، بِفِيكِ التُّرَابُ، إِنِّي لأَرْجُو إِنْ أَكُونَ أَنَا، وَالزُّبَيْرُ، وَطَلْحَةُ مِنَ الَّذِينَ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ"
No. 1299:
قثنا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنِي سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، وَجَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالا: جَاءَ ابْنُ جُرْمُوزٍ قَاتِلُ الزُّبَيْرِ يَسْتَأْذِنُ عَلَى عَلِيٍّ فَحَجَبَهُ طَوِيلا، ثُمَّ أَذِنَ لَهُ، فَقَالَ: أَمَّا أَهْلُ الْبَلاءِ فَتَجْفُوهُمْ، فَقَالَ عَلِيٌّ: " بِفِيكِ التُّرَابُ، إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ، مِمَّنْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
[29]     Riwayatnya adalah:
قَالَ: أَخْبَرَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: جَاءَ ابْنُ جُرْمُوزٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَى عَلِيٍّ فَاسْتَجْفَاهُ، فَقَالَ: أَمَّا أَصْحَابُ الْبَلاءِ، فَقَالَ عَلِيٌّ: " بِفِيكَ التُّرَابُ، إِنِّي لأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا، وَطَلْحَةُ، وَالزُّبَيْرُ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ فِي حَقِّهِمْ: وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar