Ibnul-A’raabiy
rahimahullah berkata :
نا عَبَّاسٌ، نا
أَبُو عَاصِمٍ، نا الأَوْزَاعِيُّ، عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" تَكْفِيرُ كُلِّ لِحَاءٍ رَكْعَتَانِ "
Telah
mengkhabarkan kepadsa kami ‘Abbaas : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ‘Aashim
: Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Auzaa’iy, dari ‘Abdul-Waahid bin Qais,
dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam : “Penghapus dosa setiap pertengkaran adalah (mengerjakan
shalat) dua raka’at” [Al-Mu’jam hal. 869 no. 1811].
Para
perawi hadits ini tsiqaat, kecuali ‘Abdul-Waahid bin Qais, seorang yang shaduuq
namun mempunyai beberapa keraguan [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 631 no. 4276].
Sanad ini lemah karena keterputusan antara ‘Abdul-Waahid bin
Qais dengan Abu Hurairah[1].
Abu
‘Aashim mempunyai mutaba’ah dari Yahyaa bin Abi Katsiir sebagaimana
diriwayatkan oleh Tamaam Ar-Raaziy dalam Al-Fawaaid no. 939, namun sanadnya
sangat lemah karena Ahmad bin Muhammad bin ‘Umar Al-Yamaamiy, seorang yang matruk
[Lisaanul-Miizaan,
1/629-630 no. 773].
‘Aashim
diselisihi oleh :
1.
Wakii’ bin
Al-Jarraah[2];
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/388 (5/213) no. 7731,
2.
Makhlad bin Yaziid[3];
sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad dalam Al-‘Ilal no.
5359 dan Al-Haakim dalam Ma’rifatu ‘Uluumil-Hadiits hal. 70-71,
3.
Muhammad bin Katsiir
Al-Mashshiishiy[4];
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir dalam At-Taariikh 37/262,
yang
meriwayatkan secara mauquuf dari Al-Auzaa’iy, dari ‘Abdul-Waahid bin
Qais, dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :
تَكْفِيرُ كُلِّ
لِحَاءٍ رَكْعَتَانِ
“Penghapus
dosa setiap pertengkaran adalah (mengerjakan shalat) dua raka’at”.
Baik yang marfuu maupun mauquuf sanadnya
lemah karena faktor keterputusan ‘Abdul-Waahid
bin Qais dengan Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas.
Riwayat
marfuu’ Abu Hurairah mempunyai syaahid dari Abu Umaamah
Al-Baahiliy radliyallaahu ‘anhu.
حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ الأَنْمَاطِيُّ الْبَغْدَادِيُّ، ثَنَا الْحَكَمُ
بْنُ مُوسَى، ثَنَا مَسْلَمَةُ بْنُ عُلَيٍّ، عَنْ خَالِدِ بْنِ دِهْقَانٍ، عَنْ كُهَيْلِ
بْنِ حَرْمَلَةَ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " تَكْفِيرُ كُلِّ لِحَاءٍ رَكْعَتَانِ
"
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muusaa bin Abi ‘Utsmaan Al-Anmaathiy
Al-Baghdaadiy : Telah menceritakan kepada kami Al-Hakam bin Muusaa : Telah
menceritakan kepada kami Maslamah bin ‘Aliy, dari Khaalid bin Dihqaan, dari Kuhail
bin Harmalah, dari Abu Umaamah Al-Baahiliy, ia berkata : Aku pernah mendengar
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Penghapus dosa
setiap pertengkaran adalah (mengerjakan shalat) dua raka’at” [Diriwayatkan
oleh Ath-Thabaraaniy dalam Asy-Syaamiyyiin no. 1314 & dalam Al-Kabiir
no. 7651].
Sanad
riwayat ini sangat lemah karena Maslamah bin ‘Aliy, seorang yang matruuk [Taqriibut-Tahdziib, hal. 943 no. 6706].
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’
– perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 11011435/14112013 – 22:55].
[1] Shaalih bin Muhammad Al-Baghdaadiy berkata
: “Meriwayatkan dari Abu Hurairah, namun ia tidak pernah mendengar darinya. Aku
kira ia orang Madinah yang tinggal di negeri Syaam”. Ibnu Hibbaan berkata : “Ia
lah yang meriwayatkan dari Abu Hurairah, namun tidak pernah melihatnya” [Tahdziibul-Kamaal
18/471 dan Tahdziibut-Tahdziib 6/439-440].
[2] Wakii’ bin Al-Jarraah bin Maliih Ar-Ruaasiy, Abu
Sufyaan Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, wafat 196H/197 H.
Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1037 no. 7464].
[3] Makhlad bin Yaziid Al-Qurasyiy, Abu Yahyaa/Abu
Khidaasy/Abu Jaisy/Abul-Hasan/Abu Khaalid Al-Harraaniy; seorang yang shaduuq,
namun mempunyai beberapa keraguan. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat
tahun 193 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib hal. 928 no. 6584].
As-Saaji
berkata : “Sering ragu” – dan kemudian ia melanjutkan :
فمن
اوهامه حديثه عن الأوزاعي عن عبد الواحد بن قيس عن أبي هريرة رفعه قال يكفر كل
لحاء ركعتان
“Dan
termasuk di antara keraguan-keraguannya adalah haditsnya yang berasal dari
Al-Auzaa’iy, dari ‘Abdul-Waahid bin Qais, dari Abu Hurairah secara marfuu’,
ia berkata : “Setiap pertengkaran dapat dihapus dosanya dengan (mengerjakan
shalat) dua raka’at” [Tahdziibut-Tahdziib 10/77].
[4] Muhammad bin Katsiir bin Abi ‘Athaa’ Ats-Tsaqafiy, Abu
Yuusuf Ash-Shan’aaniy Al-Mashshiishiy; seorang yang shaduuq namun banyak
kesalahannya (katsiirul-ghalath). Termasuk thabaqah ke-9 dan
wafat tahun 216 H/217 H/218 H/219 H. Dipakai oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan
An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 891 no. 6291].
[5] Asy-Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah menghasankannya
dalam Silsilah Ash-Shahiihah 4/397-398 no. 1798.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar