Tidak
ada pertentangan antara keduanya, karena pemahaman adalah maksud dari belajar
(menuntut ilmu) sedangkan menghafal adalah wasilah/perantara untuk menggapai
pemahaman dan mengokohkannya.
Ibnu
'Abdil-Barr rahimahullah berkata:
الذي عليه جماعة فقهاء المسلمين وعلمائهم:
ذم الإكثار – من حفظ الحديث - دون تفقه ولا تدبر
"Yang
menjadi pegangan sekelompok fuqahaa' dan ulama kaum muslimin adalah celaan
memperbanyak hafalan hadits tanpa tafaqquh dan tadabbur (akan
kandungan dan hukum-hukumnya)" [Jaami' Bayaanil-'Ilmi wa Fadhlih,
2/1013].
أما طلب الحديث على ما يطلبه كثير من أهل
عصرنا اليوم، دون تفقه فيه ، ولا تدبر لمعانيه: فمكروه عند جماعة أهل العلم
"Adapun
mencari hadits sebagaimana halnya kebanyakan orang di masa kita sekarang
mencari hadits tanpa tafaqquh dan tadabbur terhadap kandungan maknanya,
hukumnya makruh menurut sekelompok ulama" [idem, 2/1020].
Oleh
karena itu wajib untuk berusaha memahami ilmu/hadits yang dihafalkan.
Rasululah
ﷺ bersabda:
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا
حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ
أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ
"Semoga
Allah memperindah orang yang mendengar hadits dari kami, lalu menghafal dan
menyampaikannya kepada orang lain. Berapa banyak orang menyampaikan ilmu
(fiqh/pemahaman) kepada orang yang lebih berilmu darinya, dan berapa banyak
pembawa ilmu (fiqh/pemahaman) yang dirinya bukan seorang yang berilmu"
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud].
Nash
ini menjelaskan tentang keutamaan menggabungkan antara hafal dan paham.
Barangsiapa yang hanya mengutamakan hafal tanpa berusaha paham, maka ia tidak
dapat memetik faedah sedikitpun dari apa yang dihafal dalam kepalanya.
Dikhawatirkan keadaannya mirip keledai yang memikul kitab-kitab. Mujaahid rahimahullah
saat menerangkan ayat:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ
ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا
"Perumpamaan
orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya
adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal" [QS.
Al-Jumu'ah : 5]
berkata:
يحمل كتبًا لا يدري ما فيها، ولا يعقلها
"Memnbawa
kitab yang ia tidak tahu apa isi kandungan di dalamnya dan tidak
memahaminya" [Tafsir Ath-Thabariy].
Sebaliknya,
fokus hanya dalam pemahaman saja tanpa ada yang dihafal, maka ia akan lupa
seiring berlalunya siang dan malam.
Jadi
husnudhdhan saya, perkataan :
"Kita
enggak butuh anak-anak jago ngafal, jujur saja dunia tidak membutuhkan anak
yang jago ngafal"
maksudnya
adalah "tidak HANYA jago hafal teks", tapi dunia butuh pemahaman
sehingga dapat diambil manfaat dari apa yang dihafal.
Wallaahu
a'lam.
[abul-jauzaa’
– 17 Rabi’uts-Tsani 1441].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar