Disebutkan
dalam kitab Bihaarul-Anwaar (39/347):
سئل أمير
المؤمنين عليه السلام: كيف أصبحت؟ فقال: أصبحت وأنا الصديق الأكبر (3) والفاروق
الأعظم، وأنا وصي خير البشر، وأنا الأول وأنا الآخر، وأنا الباطن وأنا الظاهر،
وأنا بكل شئ عليم،
وأنا عين الله، وأنا جنب الله وأنا أمين الله على المرسلين، بنا عبد الله، ونحن
خزان الله في أرضه وسمائه، وأنا أحيي وأنا أميت (4) وأنا حي لا أموت.
فتعجب
الاعرابي من قوله فقال عليه السلام: أنا الأول أول من آمن برسول الله صلى الله
عليه وآله وأنا الآخر آخر من نظر فيه لما كان في لحده، وأنا الظاهر ظاهر الاسلام،
وأنا الباطن بطين من العلم، وأنا بكل شئ عليم فإني عليم بكل شئ أخبر الله به نبيه
فأخبرني به، فأما عين الله فأنا عينه على المؤمنين و الكفرة............
“Amiirul-Mukminiin
(‘Aliy bin Abi Thaalib) ‘alaihis-salaam pernah ditanya : “Bagaimana
kabarmu pagi ini?”. ‘Aliy menjawab : “Pagi hari ini dalam keadaan akulah Al-Awwal,
Al-Aakhir, Adh-Dhaahir, dan Al-Baathin, dan aku mengetahui segala sesuatu. Akulah penglihatan Allah, akulah orang yang ada di sisi
Allah, dan akulah orang kepercayaan Allah atas para Rasul. Hamba Allah bersama
kami. Kami lah bendaharawan Allah di bumi dan langit-langit-Nya. Akulah yang
menghidupkan dan mematikan. Aku akan terus hidup dan tak akan mati”.
Terkejutlah seorang A’rabiy
atas jawaban tersebut. Lalu ‘Aliy berkata : “Aku adalah Al-Awwaal, yaitu orang
yang pertama kali beriman kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi.
Aku adalah Al-Aakhir, yaitu orang yang paling akhir melihatnya saat di liang
lahad. Aku adalah Adh-Dhaahir, yaitu orang yang menolong/memenangkan Islam. Aku
adalah Al-Baathin, yaitu orang yang penuh berisi ilmu. Dan aku mengetahui
segala sesuatu, karena sesungguhnya aku mengetahui segala sesuatu yang dikhabarkan
Allah kepada Nabi-Nya, lalu beliau pun mengkhabarkan kepadaku tentangnya.
Adapun tentang penglihatan Allah, maka aku adalah penglihatan-Nya terhadap
orang-orang mukmin dan kafir……dst.” [selesai].
Ini adalah riwayat buatan (fabricated)
orang-orang Syi’ah untuk mengkultuskan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu
dimana mereka menamakan ‘Aliy dengan nama-nama Allah ta’ala. Riwayat ini gubahan dari ayat :
هُوَ
الأوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah
Al-Awwal, Al-Aakhir, Adh-Dhaahir, dan Al-Baathin. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu” [QS. Al-Hadiid : 3].
Adapun penafsiran perkataan ‘Aliy
yang dibuat-buat setelahnya hanyalah untuk mengkaburkan tindakan pengkultusan
mereka. ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu berlepas diri dari
perbuatan ghulluw mereka tersebut.
Seandainya Anda ditanya : “Siapakah
Al-Awwal, Al-Aakhir, Adh-Dhaahir, dan Al-Baathin ?. Siapakah yang mengetahui
segala sesuatu ?”.
Allah ta’ala atau ‘Aliy
?. Pilih menjawab dengan ayat atau riwayat Syi’ah di atas ?
Wallaahul-Musta’aan.
[abul-jauzaa’ - 09032014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar