07 September 2010

Waktu Pelaksanaan Shalat Witir

Tanya : Kapan waktu paling baik dilaksanakannya shalat witir ?
Jawab : Waktu pelaksanaan shalat witir adalah longgar antara shalat ‘Isyaa’ dan shalat Shubuh, sebagaimana tercantum dalam sunnah.
عن عمرو بن العاص يقول أخبرني رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ان الله عز وجل زادكم صلاة فصلوها فيما بين صلاة العشاء إلى صلاة الصبح الوتر الوتر
Dari ’Amru bin Al-’Aash, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku seorang laki-laki dari kalangan shahabat Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam yang berkata : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam bersabda : ”Sesungguhnya Allah ’azza wa jalla telah menambah kepada kalian shalat. Maka lakukanlah ia antara shalat ’Isyaa’ hingga shalat Shubuh. (Yaitu) shalat witir, shalat witir” [Diriwayatkan oleh Ahmad 6/397; shahih].

Shalat witir dapat dilakukan sebelum atau setelah tidur.
عن أبي هريرة؛ قال : أوصاني خليلي صلى الله عليه وسلم بثلاث: بصيام ثلاثة أيام من كل شهر. وركعتي الضحى. وأن أوتر قبل أن أرقد.
Dari Abu Hurairah, ia berkata : “Kekasihku (Nabi) shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat kepadaku tentang tiga hal : puasa tiga hari dalam setiap bulan, dua raka’at (shalat sunnah) di waktu Dluha, dan agar aku melakukan witir sebelum tidur” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1178 & 1981 dan Muslim no. 721].
عن أبي الدرداء؛ قال : أوصاني حبيبي صلى الله عليه وسلم بثلاث. لن أدعهن ما عشت: بصيام ثلاثة أيام من كل شهر. وصلاة الضحى. وبأن لا أنام حتى أوتر.
Dari Abud-Dardaa’, ia berkata : “Kekasihku (Nabi) shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat kepadaku tentang tiga hal agar tidak aku tinggalkan selama aku masih hidup : puasa tiga hari dalam setiap bulan, shalat Dluhaa, dan agar aku tidak tidur sebelum aku shalat witir” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 722].
Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
وفيه استحباب تقديم الوتر على النوم وذلك في حق من لم يثق بالاستيقاظ ويتناول من يصلي بين النومين
”Pada hadits tersebut terdapat untuk melakukan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur. Hal itu anjuran untuk mendahulukan pelaksanaan shalat witir sebelum tidur. Hal tersebut berlaku pada orang yang tidak yakin dapat bangun malam, dan berlaku pula bagi orang yang shalat di antara dua waktu tidur” [Fathul-Bari 3/87].
عن جابر بن عبد الله؛ قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لأبي بكر ((أي حين توتر؟)) قال: أول الليل، بعد العتمة. قال ((فأنت يا عمر؟)) فقال: آخر الليل. فقال النبي صلى الله عليه و سلم ((أما أنت يا أبا بكر، فأخذت بالوثقى. وأما أنت يا عمر، فأخذت بالقوة)).
Dari Jaabir bin ‘Abdillah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Abu Bakr : “Kapan engkau biasa shalat witir ?”. Ia menjawab : “Awal waktu malam setelah ‘atamah (shalat ‘Isyaa’)”. Beliau melanjutkan : “Lalu engkau ‘Umar ?”. Ia menjawab : “Di akhir waktu malam”. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Adapun engkau wahai Abu Bakr, telah mengambil langkah kehati-hatian. Dan engkau wahai ‘Umar, telah melakukannya dengan kekuatan” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 1202; shahih].
Hadits di atas menjelaskan bagi kita bahwa masing-masing yang shalat witir di awal atau akhir malam mempunyai keutamaan sendiri-sendiri. Namun secara umum, shalat di akhir malam lebih utama dibandingkan shalat di awal malam.
عن جابر؛ قال :  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "من خاف أن لا يقوم من آخر الليل فليوتر أوله. ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل. فإن صلاة آخر الليل مشهودة. وذلك أفضل"
Dari Jaabir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang khawatir tidak dapat bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir di awal malam. Dan barangsiapa merasa ingin bangun di akhir malam, hendaklah ia shalat witir di akhir malam; karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat). Dan itulah yang lebih utama” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 755].
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Abul-Jauzaa’ 1431.

4 komentar:

  1. Ustadz , mana yang lebih shahih haditsnya, witir 3 roka'at dengan satu salam atau dua salam

    BalasHapus
  2. Dua-duanya shahih (benar), boleh dilakukan. Sebagian ulama mengatakan yang afdlal dilakukan dengan dua salam. Wallaahu a'lam.

    BalasHapus
  3. Semoga ilmunya berkah selalu, Ustadz.

    BalasHapus