Sebagian hizbiyyun telah menuduh dan menyebarkan fitnah bahwa Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berpaham takfiriy dengan mengkafirkan Dr. Al-Qaradlawiy. Sebagian besar di antara mereka sebenarnya hanya latah dari sebagian yang lain yang menukilkan khabar. Mereka katakan bahwa beliau rahimahullah telah berkata :
Wahai Qaradlawi, engkau telah kufur atau mendekati kekufuran
Ini menunjukkan bahwa Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah telah mengkafirkan Dr. Al-Qaradlawi. Begitulah yang mereka katakan.
Kami katakan : Mereka telah menukil perkataan Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah secara terpotong. Sebenarnya, sepotong kalimat yang mereka ambil dari perkataan Asy-Muqbil rahimahullah ini merupakan komentar atas khutbah yang disampaikan oleh Dr. Yusuf Al-Qaradlawiy. Beliau (Dr. Al-Qaradlawiy) pernah berkhutbah Jum’at terkait dengan masalah rokok dimana pada khutbah kedua beliau beralih menyinggung pemilu di Aljazair, dan dikatakan :
أيها الإخوة قبل أن أدع مقامي هذا أحب أن أقول كلمة عن نتائج الانتخابات الإسرائيلية، العرب كانوا معلقين كل آمالهم على نجاح (بيريز) وقد سقط (بيريز) وهذا مما نحمد لإسرائيل، نتمنى أن تكون بلادنا مثل هذه البلاد من أجل مجموعة قليلة يسقط واحد والشعب هو الذي يحكم ليس هناك التسعات الأربع أو التسعات الخمس النسب التي نعرفها في بلادنا ٩٩،٩٩٪ ما هذا إنَّها الكذب والغش والخداع لو أن الله عرض نفسه على الناس ما أخذ هذه النسبة، نحيي أسرائيل على ما فعلت
“Wahai saudara-saudara sekalian, sebelum aku meninggalkan tempatku ini, aku ingin mengatakan satu kalimat berkaitan dengan hasil pemilu Israel. Dulu orang-orang ‘Arab pernah menggantungkan semua harapannya pada kemenangan (Simon) Perez. Dan sungguh Perez telah jatuh, dan inilah satu hal yang kita puji dari Israel. Kita berharap negara kita seperti negara itu (Israel) dari segi bahwa sekelompok kecil rakyat dapat menjatuhkan seseorang (pemimpin). Rakyatlah yang kemudian memutuskan hukum, tanpa ada hitung-hitungan persentase yang kita kenal di negara kita 99,99%. Sesungguhnya ini adalah kedustaan dan tipuan. Jika saja Allah menampakkan diri-Nya kepada manusia, niscaya Dia tidak akan dapat mencapai persentase sebesar itu. Kita ucapkan selamat kepada Israel atas apa yang telah mereka lakukan” [Khutbah Al-Qaradlawi yang terekam dalam kaset, dan telah disebarkan oleh Koran Al-Wathan no. 7072 namun di dalamnya telah terjadi perubahan].
Menanggapi khutbah beliau di atas, Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’iy rahimahullah berkata :
هذا الكلام ضلال مبين إن أراد أن يفضل اليهود على الله سبحانه وتعالى فهو كافر، وإن أراد أن اليهود والنصارى والبوذية وعباد البقر وعباد الفروج وغير ذلك كثير وهم لا يصوتون لله فهذا أمر آخر ولكنه ضلال مبين، فإن الله ربنا عز وجل لا يحتاج إلى التصويت فهو سبحانه وتعالى الذي يقول :{كُنْ فيَكُوْنُ} وهو الذي أهلك فرعون، وهو الذي أهلك قارون، وهو الذي أهلك أمما متكاثرة ممن طعنوا ووقفوا في وجوه أنبياء الله عز وجل وانتصر أنبياء الله نصرًا عاجلًا أو آجلا. والتصويت لا يحتاج إليه إلا البشر الضعيف، يا مسكين حتى مشايخ القبائل ترى أحدهم وقت التصويت قد نشف ريقة ويداري الناس، ابشروا بالمشاريع، أما ربنا فهو الغني {يَاأَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللهِ وَاللهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ}، {إِنْ يَشَأ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيْدٍ. وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللهِ بِعَزِيْزٍ}. كفرت يَا قرضاوي أو قاربت
“Perkataan ini adalah satu kesesatan yang nyata. Jika yang ia maksudkan adalah melebihkan Yahudi atas Allah subhaanahu wa ta’ala, maka ia telah kafir. Dan jika yang ia maksudkan adalah bahwa orang Yahudi, Nashara, Budha, penyembah sapi (Hindu), penyembah hawa nafsu, dan yang lainnya tidak memberikan suaranya kepada Allah, maka ini adalah perkara lain. Namun, (tetap saja) perkataan itu merupakan kesesatan yang nyata. Sesungguhnya Allah, Rabb kami, ‘azza wa jalla tidak membutuhkan tahswiit (suara). Dia-lah Yang Maha Suci dan Maha Tingi yang telah berfirman : “Kun Fayakun (Jadilah ! Maka ia jadi)” (QS. Yasin : 82). Dan Dia lah yang telah membinasakan Fir’aun, Qarun, serta umat-umat yang telah menghujat dan melawan para Nabi Allah ‘azza wa jalla. Dan telah menolong para Nabi Allah dengan satu pertolongan di dunia dan akhirat. Suara (dalam Pemilu) hanya dibutuhkan oleh manusia yang lemah. Wahai miskin,… hingga para sesepuh kabilah sekalipun yang engkau lihat di antara mereka saat pemungutan suara kering ludahnya dan berbasa-basi di hadapan manusia dengan jargon : ‘Sukseskan Pemilu’. Adapun Rabb kami, maka Ia Maha Kaya (yang berfirman) : “Wahai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji, jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah” (QS. Al-Fathir : 15-17). Engkau telah kafir wahai Al-Qaradlawiy, atau mendekati kekafiran” [Iskaatul-Kalb Al-‘Aawiy Yusuf bin ‘Abdillah Al-Qaradlawiy, dicetak bersama kitab Al-Burkaan li-Nasfi Jaami’ah Al-Iman, hal. 111-112].
Jika kita perhatikan perkataan Asy-Syaikh Muqbil di atas, maka kekafiran yang dinisbatkan pada Dr. Al-Qaradlawiy di-taqyid dengan syarat : jika ia memaksudkan perkataannya itu untuk melebihkan Yahudi atas Allah ta’ala. Namun jika ia tidak memaksudkan hal itu, ia tidak dihukumi kafir, namun perkataan itu tetap dihukumi dengan kesesatan yang mendekati kekufuran. Inilah maksud perkataan Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah yang dipotong oleh sebagian hizbiyyun untuk mengesankan bahwa beliau berpaham takfiriy.
Bahkan, apa yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Muqbil tersebut dikuatkan oleh penjelasan Asy-Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-‘Utsaimin rahimahullah ketika beliau ditanya atas perkataan : Jika saja Allah menampakkan diri-Nya kepada manusia … (sampai akhir perkataan); maka beliau berkata :
نعوذ بالله، هذا يجب عليه أن يتوب وإلا فهو مرتد لأن جعل المخلوق أعلى من الخالق فعليه أن يتوب إلى الله فإن تاب فالله يقبل عنه ذلك وإلا وجب على حكام المسلمين أن يضربوا عنقه
“Na’uudzu billah, perkataan ini wajib bagi pelakunya untuk bertaubat kepada Allah. Jika tidak, maka ia telah murtad karena ia telah menjadikan kedudukan makhluk lebih tinggi daripada Al-Khaaliq (Allah). Wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah. Jika ia bertaubat, maka Allah akan menerimanya. Jika ia tidak bertaubat, maka wajib bagi pemimpin kaum muslimin membunuhnya (memenggal lehernya)” [dari suara beliau yang terekam dalam kaset].
Tuduhan takfiriy dari sebagian hizbiyyun kepada Asy-Syaikh Muqbil ada kemungkinan untuk mengkaburkan permasalahan yang sebenarnya (yaitu tentang kesesatan perkataan Dr. Yusuf Al-Qaradlawiy sebagaimana di atas). Jika mereka lakukan dengan sengaja, maka ini menunjukkan sedikitnya rasa takut kepada Allah dari sifat khianat, dan juga sikap fanatik terhadap tokoh yang mereka idolakan. Namun jika mereka mengatakannya karena taqlid, maka hal ini menunjukkan kebodohan sekaligus kecerobohan dan kekuranghati-hatian mereka yang meniadakan tatsabbut dan tabayyun atas khabar yang diterima. Allaahul-Musta’aan.
[Disadur dari Raf’ul-Litsaam ‘an Mukhaalafatil-Qaradlawiy li-Syari’atil-Islaam oleh Ahmad bin Muhammad Al-‘Udainiy, hal. 99-100; Daarul-Atsar, Cet. 2].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar