tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post6766258272191221439..comments2024-03-24T04:17:07.334+07:00Comments on Abul-Jauzaa Blog - !! كن سلفياً على الجادة: Istighaatsah An-Naabighah Al-Ja’diy ?Unknownnoreply@blogger.comBlogger46125tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-11672658080371028772014-01-14T05:53:56.612+07:002014-01-14T05:53:56.612+07:00udah jelas kok ustadz, g perlu dijelaskanudah jelas kok ustadz, g perlu dijelaskanAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-44809921828195059972014-01-13T23:36:40.821+07:002014-01-13T23:36:40.821+07:00Lo, kok tanya ke saya tentang apa yang antum tulis...Lo, kok tanya ke saya tentang apa yang antum tuliskan ?. Mestinya yang nulis itu yang menjelaskan.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-44089719922651425552014-01-13T22:00:45.729+07:002014-01-13T22:00:45.729+07:00Tolong ustadz , PERJELAS, apa yang hendak ana tuli...Tolong ustadz , PERJELAS, apa yang hendak ana tuliskan di bawah ini, ya …?<br />10 Kesalahan Aswaja dalam pengamalan bid’ah dan pemikiran<br />(ketika mereka “aswaja” mencoba membantah tulisan para asatidz salaf)<br />1. Berdalil dengan hadist, tapi hadistnya dhoif bahkan palsu<br />2. Berdalil dengan hadist shahih, tapi salah penerapan. Karena, mereka beramal dulu, baru mencari pendalilan. <br />3. Berdalil dengan atsar salaf, tapi atsarnya lemah. Mereka (aswaja) melandaskan perkataannya yang penting ada di kitab – kitab salaf, tanpa mau melihat status perowi. Karena panutan aswaja, tidak ada yang ahli hadist. <br />4. Berdalil dengan atsar salaf dengan atsar shahih, tapi atsar tersebut bertentangan dengan hadist shahih<br />5. Kesalahan menerjemahkan perkataan salaf<br />6. Memahami perkataan salaf dalam 1 kitab dengan tanpa melihat perkataan salaf tersebut di kitab yang lain, sehingga terjadi kesalahan dalam memahami<br />7. Memenggal perkataan salaf sepotong – potong sehingga terjadi kesalahan takwil<br />8. Berdusta atas nama salaf.<br />9. Jika sudah terpojok bahwa tahu itu tidak ada dalilnya, maka berdalil dengan waqi’ (kenyataan), misalnya dari pada “nongkrong” lebih baik “yasinan”, dll.<br />10. Jika sudah sangat terpojok lagi, maka akan berpikir keduniaan. Misal : jika saya meninggalkan “tahlilan”, maka saya tidak akan mendapat uang (amplop).Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-39323015201476018742013-10-10T14:36:14.441+07:002013-10-10T14:36:14.441+07:00Alhamdulillah ustadz hampir saja penjelasan ust.m....Alhamdulillah ustadz hampir saja penjelasan ust.m.idrus ramli membuat kita mengambil kesimpulan yg salah, nanti beliau tentunya akan menanggung semua tulisannya diakherat bila tidak bertobat, smoga al ustadz abu al-jauzi terus membuat pencerahan atas tulisan ust.m.idrusramli yang kacau pemahamannya. Aamiinbussinessmanhttps://www.blogger.com/profile/00972639716755985813noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-11765469860780488192013-08-14T14:38:58.517+07:002013-08-14T14:38:58.517+07:00Oh, kuburiyun memahami atsar diatas, kalau beliau ...Oh, kuburiyun memahami atsar diatas, kalau beliau memintanya kepada 'hamba shalih yang udah wafat' hehe... hampir saja tertipu...Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-56835482571033247482013-08-14T11:18:38.452+07:002013-08-14T11:18:38.452+07:00Betul, Imam Ahmad meminta tolong kepada orang-oran...Betul, Imam Ahmad meminta tolong kepada orang-orang shaalih, yaitu orang-orang shaalih dalam rombongan haji, untuk menunjukkan jalan. Tentu saja ini diperbolehkan.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-59928056566194110222013-08-14T11:15:38.163+07:002013-08-14T11:15:38.163+07:00Trus, gimana fiqh haditsny stadz? Diatas, imam ahm...Trus, gimana fiqh haditsny stadz? Diatas, imam ahmad jelas-jelas 'meminta' kepada orang-orang shalih. Tidak meminta langsung kepada Allah.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-79002187956571744652013-08-13T20:41:00.700+07:002013-08-13T20:41:00.700+07:00Shahih.Shahih.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-36678661042053223202013-08-13T11:13:47.385+07:002013-08-13T11:13:47.385+07:00Ustadz, bagaimana derajat atsar berikut:
عبد الله...Ustadz, bagaimana derajat atsar berikut:<br /><br />عبد الله بن أحمد بن حنبل قال سمعت أبي يقول حججت خمس حجج اثنتين راكب وثلاث ماشي أو ثلاث راكب واثنتين ماشي فضللت الطريق في حجة وكنت ماشيا فجعلت أقول يا عباد الله دلوني على الطريق قال فلم أزل أقول ذلك حتى وقفت على الطريق أو كما قال أبي <br /><br />Terjemahan: Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (hura) berkata: aku mendengar ayahku (Imam Ahmad - Rahimuhullah) mengatakan: Saya melakukan haji 5 kali, tiga kali dgn jalan kaki dan dua kali dgn naik tunggangan atau katanya tiga kali naik ktunggangan dan dua kali berjalan kaki, suatu ketika Aku kehilangan arah jalan [tersesat di jalan], maka saya berseru ini: wahai hamba2 Allah tunjukkanlah jalan padaku (يا عباد الله دلوني على الطريق ), Saya terus mengulanginya sampai aku menemukan arah jalan kembali . <br /><br />[Imam Baihaqi Shu'ayb ul Iman, Volume 6, Halaman 128, Hadis Nomor 7697]Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-58263855104997801992013-06-30T11:16:39.315+07:002013-06-30T11:16:39.315+07:00Memang begitulah sikap Muhammad Idrus Ramli dan ke...Memang begitulah sikap Muhammad Idrus Ramli dan kelompoknya, hanya karena suatu masalah yg diamalkan oleh kelompok mereka tercantum di kitab2 para Ulama salaf serta merta mereka bergembira, dengan tidak mau tahu bagaimana derajat riwayat tsb yg penting sdh tercantum di kitab2 Ulama salaf berarti sdh dilegitimasi.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/12752882276186182871noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-39740225181327819152013-06-14T13:17:42.945+07:002013-06-14T13:17:42.945+07:00Pak idrus Ramli itu sepertinya sama kayak yg lainn...Pak idrus Ramli itu sepertinya sama kayak yg lainnya.<br />Sok keren doang dihadapan jamaahnya.A.JMLhttps://www.blogger.com/profile/00024356529532476877noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-38546261811454763722013-06-14T08:33:26.403+07:002013-06-14T08:33:26.403+07:00Kita perlu memisahkan antara perkataan Ibnu Katsii...Kita perlu memisahkan antara perkataan Ibnu Katsiir dan Ibnu Rajab, dengan komentar Muhammad Idrus Ramli di bawahnya. Komentar Muhammad Idrus Ramli berasal dari kantongnya sendiri dan silakan dinikmati sendiri.<br /><br />Adapun mengenai Ibnu Taimiyyah, silakan dibaca sendiri apa yang dikisahkan Ibnu Rajab - dan jangan toleh perkataan Muhammad Idrus Ramli - . Jelas di situ bahwasannya Ibnu Taimiyyah melarang beristighatsah, namun membolehkan bertawassul dengan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Dan memang pendapat Ibnu Taimiyyah rahimahullah seperti itu. Tapi bertawassul seperti apa yang dibolehkan Ibnu Taimiyyah rahimahullah ?. Tentu saja kita mesti menengok penjelasan beliau sendiri, bukan pada penjelasan Muhammad Idrus Ramli. Diantaranya Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :<br /><br />أَمَّا التَّوَسُّلُ بِالْإِيمَانِ بِهِ وَمَحَبَّتِهِ وَطَاعَتِهِ وَالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَيْهِ وَبِدُعَائِهِ وَشَفَاعَتِهِ وَنَحْوِ ذَلِكَ مِمَّا هُوَ مِنْ أَفْعَالِهِ وَأَفْعَالِ الْعِبَادِ الْمَأْمُورِ بِهَا فِي حَقِّهِ . فَهُوَ مَشْرُوعٌ بِاتِّفَاقِ الْمُسْلِمِينَ وَكَانَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ يَتَوَسَّلُونَ بِهِ فِي حَيَاتِهِ وَتَوَسَّلُوا بَعْدَ مَوْتِهِ بِالْعَبَّاسِ عَمِّهِ كَمَا كَانُوا يَتَوَسَّلُونَ بِهِ<br /><br />“Adapun bertawassul dengan beriman kepadanya (Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam), mencintainya, mentaatinya, pengucapan shalawat dan salam kepadanya, dengan doanya, syafa'atnya, dan yang lainnya, baik bertawassul dengan perbuatannya, dan perbuatan manusia yang diperintahkan sesuai haknya. Maka, hal itu disyari'atkan berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Dulu para shahabat pernah bertawassul dengannya pada masa hidupnya, dan bertawassul kepada Al-'Abbaas, pamannya, setelah kematiannya, sebagaimana mereka dahulu bertawassul dengannya (sewaktu hidup)” [Majmuu' Al-Fataawaa, 1/140].<br /><br />Wallaahu a'lam.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-20875050307434820092013-06-13T20:18:32.867+07:002013-06-13T20:18:32.867+07:00bagaimana komentar anda ttg ucapan ust Idrus yg me...bagaimana komentar anda ttg ucapan ust Idrus yg membicarakan Ibnu Taimiyah ini :<br /><br /> Ibnu Taimiyah sendiri ketika disidang oleh para ulama tentang istighatsah, ternyata dia tidak melarang istihgatsah dengan makna di atas, akan tetapi melarang istighatsah dengan makna ibadah. Dalam hal ini al-Hafizh Ibnu Katsir, murid Ibnu Taimiyah kebanggaan kaum Wahabi, dan al-Hafizh Ibnu Rajab bercerita:<br /><br />في شوال من السنة المذكورة: اجتمع جماعة كثيرة من الصوفية، وشكواه الشيخ إلى الحاكم الشافعي، وعقد له مجلس لكلامه من ابن عربي وغيره، وادعى عليه ابن عطاء بأشياء، ولم يثبت منها شيئاً، لكنه اعترف أنه قال: لا يستغاث بالنبي صلى الله عليه وسلم، استغاثة بمعنى العبادة، ولكن يتوسل به، فبعض الحاضرين قال: ليس في هذا شيء. ورأى الحاكم ابن جماعة: أن هذا إساءة أدب، وعنفه على ذلك، فحضرت رسالة إلى القاضي: أن يعمل معه ما تقتضيه الشريعة في ذلك، فقال القاضي: قد قلت له ما يقال لمثله. ثم إن الدولة خيروه بين أشياء، وهي الإِقامة بدمشق، أو بالإسكندرية، بشروط، أو الحبس، فاختار الحبس<br /><br />“Pada bulan Syawal tahun tersebut banyak kelompok dari kaum Shufi berkumpul dan mengadukan Ibnu Taimiyah kepada Qadhi (Hakim) bermadzhab al-Syafi’i. Lalu dibuatlah majlis untuk menyidang Ibnu Taimiyah, karena perkataannya tentang Ibnu ‘Arabi dan lainnya. Ibnu ‘Atha’ mendakwanya dengan beberapa persoalan, ternyata tak satupun darinya yang terbukti. Akan tetapi Ibnu Taimiyah mengaku bahwa dia berpendapat, tidak boleh ber-istighatsah dengan Nabi SAW dengan makna beribadah kepada Nabi SAW, akan tetapi boleh beristighatsah dengan makna bertawasul. Maka sebagian orang yang hadir berkata: “Pendapat Ibnu Taimiyah yang ini tidak bisa dituntut. Dan Hakim Ibnu Jama’ah berkata: “Bahwa pernyataan Ibnu Taimiyah tersebut merupakan etika yang buruk kepada Rasulullah SAW,” dan beliau menegurnya atas hal tersebut. Lalu datang surat kepada Qadhi, agar Ibnu Taimiyah ditindak sesuai dengan tuntutan syari’at mengenai etikanya yang buruk itu. Lalu Qadhi berkata: “Aku telah berkata kepadanya, apa yang dikatakan kepada yang sesamanya. Kemudian negara memberinya pilihan, yaitu tinggal di Damaskus, atau di Iskandariyah dengan beberapa syarat, atau masuk penjara. Lalu Ibnu Taimiyah memilih masuk penjara.” (Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, juz 14, hal 51, dan Ibnu Rajab al-Hanbali, al-Dzail ‘ala Thabaqat al-Hanabilah, juz 2 hal. 329).<br /><br />Dalam fakta sejarah di atas, jelas sekali bahwa di hadapan persidangan para ulama, Ibnu Taimiyah hanya melarang beristighatsah dengan Nabi SAW dalam arti beribadah kepada beliau, bukan dalam arti bertawasul, sebagaimana kami jelaskan. Kemudian meskipun perkataan Ibnu Taimiyah tersebut tidak bisa diajukan sebagai dakwaan, tetapi para ulama menganggapnya sebagai etika yang buruk (su’ul adab) kepada Rasulullah SAW, dan dia harus mendekam di penjara. Tampaknya, dalam persidangan tersebut, Ibnu Taimiyah berusaha mengelak dari pendapatnya dalam kitab-kitabnya yang kemudian diusung oleh kaum Wahabi. Hal ini dilakukan oleh Ibnu Taimiyah, adakalanya karena ia merasa tidak punya hujjah untuk mempertahankannya, atau memang merasa bersalah dengan pendapatnya. Atau ia sadar akan kesalahannya, tetapi masih diikuti oleh kaum Wahabi.<br /><br />syukroan ats jawabannyaAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-50378868408290106112013-06-05T13:08:12.367+07:002013-06-05T13:08:12.367+07:00Alasan dia bahwa penyebutan dengan nama kunyah ada...Alasan dia bahwa penyebutan dengan nama kunyah adalah sebagai bentuk pengagungan menunjukkan betapa miskinnya dia dalam 'Ilmu Hadits.<br /><br />Bila kita melihat kepada perawi yang dijarh oleh para 'Ulama, misalnya adalah Abu Mikhnaf, dia di jarh oleh para 'Ulama sebagai pendusta, pun para 'Ulama menyebut dengan nama kunyahnya.<br /><br />Hanya orang-orang yang miskin terhadap 'Ilmu Hadits yang kagum terhadap Idrus Ramli sebagaimana dia sendiri adalah seorang yang sangat tidak tahu apa-apa tentang 'Ilmu Hadits.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-32910625249265413482013-06-04T17:38:45.274+07:002013-06-04T17:38:45.274+07:00jadi selama ini mereka yang mengaku ASWAJA beramal...jadi selama ini mereka yang mengaku ASWAJA beramal dulu baru kemudian mencari2 dalil2 atas amalan mereka ya Ustadz Abul Jauzaa? greatnewshttps://www.blogger.com/profile/07887156755891832908noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-84346936286306897952013-06-04T14:46:36.145+07:002013-06-04T14:46:36.145+07:00Bahkan dalilnya Walisongo boleh dipakai oleh merek...Bahkan dalilnya Walisongo boleh dipakai oleh mereka, dan bisa jadi perkataan Gusdur dan habib Munzir pun juga akan dipakai oleh keturunan mereka kelak. Wallahu'alamAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-12859610100394793292013-06-03T21:09:21.206+07:002013-06-03T21:09:21.206+07:00Dalam kitab-kitab biografi, tidak ada penjelasan d...Dalam kitab-kitab biografi, tidak ada penjelasan detail siapakah Abu Ishaaq Al-Qurasyiy yang dimaksudkan dalam riwayat di atas (yaitu dalam artikel). Nama kunyah Abu Ishaaq Al-Qurasyiy ini ada beberapa (yang kemungkinan sejaman dengan As-Sarraaj - baik satu thabaqah atau di bawah atau di atas As-Sarraaj). Ada yang tsiqah ada pula yang tidak tsiqah.<br /><br />As-Sarraaj ini adalah ulama di jamannya, salah satu bintangnya. Guru-gurunya jelas. Dan sependek bacaan saya, tidak ada yang menyebutkan guru As-Sarraaj ini adalah Abu Ishaaq Al-Qurasyiy, selain dari riwayat di atas. Seandainya Abu Ishaaq Al-Qurasyiy ini adalah seorang yang ma'ruuf di jamannya, tentu riwayatnya dikenal dan dikenal pula komentar ulama tentangnya. Namun sayangnya, kita dapatkan riwayat Abu Ishaaq Al-Qurasyiy ini sangatlah sedikit. Kita tidak dapat memastikan siapakah sebenarnya Abu Ishaaq Al-Qurasyiy ini. Inilah salah satu indikasi jahaalah Abu Ishaaq Al-Qurasyiy guru As-Sarraaj.<br /><br />Adapun upaya Ustadz Muhammad Idrus Ramli yang merekayasa agar Abu Ishaaq Al-Qurasyiy ini ma'ruuf, hanyalah berdasarkan teori kemungkinan. Apalagi rekayasa beliau untuk membuat satu penta'dilan kepada Abu Ishaaq Al-Qurasyiy. Mulai dari alasan pemakaian nama kunyah hingga pertanyaan yang disampaikan Abu Ishaaq kepada As-Sarraaj. Sungguh sangat-sangat menyedihkan bagi seorang ustadz panutan seperti Ustadz Muhammad Idrus Ramli ini. Saya sarankan kepada beliau agar banyak-banyak membaca kitab hadits, kitab mushthalah, kitab rijaal, dan kitab-kitab lain yang terkait dengan ilmu hadits sehingga beliau bisa mengetahui lafadh-lafadh ta'dil mu'tabar di kalangan para imam.<br /><br />wallaahul-musta'aan.....Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-88303873219833465892013-06-03T20:18:29.848+07:002013-06-03T20:18:29.848+07:00Jazakumullah khoiran ustadz.. tampak jelaslah kebe...Jazakumullah khoiran ustadz.. tampak jelaslah kebenaran dan hancurlah kebathilan. Ana hanya bisa berdoa untuk muhammad ramli idrus, hadaahullah. Abdurrahman Al Amiryhttp://al-amiry.blogspot.com/noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-44374852348093255942013-06-03T19:43:33.214+07:002013-06-03T19:43:33.214+07:00ustadz, tolong donk jelasin siapa sebenarnya ishaa...ustadz, tolong donk jelasin siapa sebenarnya ishaaq al qurasyi, lalu bgmn pula penilaian para ulama muhadditsiin ttg beliau<br /><br />jazaakalloohu khoiro ats jwbnnya sblmnyaAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-11018173399593720192013-06-02T23:48:35.714+07:002013-06-02T23:48:35.714+07:00@Anonim 2 Juni 2013 23.21,.... mendiskusikan hal i...@Anonim 2 Juni 2013 23.21,.... mendiskusikan hal itu dengan Ustadz Muhammad Idrus Ramli, mau tidak mau harus mundur terlalu jauh ke belakang, karena beliau sepertinya kurang akrab dengan ilmu hadits dan mushthalah hadits, aneka perkataan perkataan ulama di dalamnya, dan bagaimana penerapannya. Dapat kita lihat - tentu saja bagi yang paham - bahwa beliau menukil perkataan ulama dan meletakkan tidak pada tempatnya. Misalnya, bagaimana kita membaca penjelasannya yang sangat lucu tentang ihwal perawi majhuul. Bagaimana penjelasannya yang lucu bagaimana ia terpaksa melakukan pembelaan atas perawi pendusta dalam masalah yang ia klaim sebatas riwayat 'sejarah'. Bagaimana penjelasannya yang ganjil tentang berhujjah dengan hadits dla'iif, dan yang lainnya. Ini perlu pemahaman. Kalau kita cuma sekedar searching di internet atau di maktabah syamilah, ya hasilnya seperti yang kita lihat. Coba kita ke basic dulu,... apa sebenarnya makna riwayat dla'iif itu ?. Dan apa konsekuensi dari riwayat dla'iif itu ?. Jika yang bersangkutan memahami bahwa riwayat dla'iif itu mengandung 'prasangka yang lemah' (adh-dhannul-marjuh), maka ia tidak akan membela matia-matian riwayat dla'iif itu demi keyakinannya. Prasangka yang lemah itu mengkonsekuensikan bahwa bahwa riwayat yang diceritakan lebih condong pada ketidakbenaran. Apalagi jika riwayatnya sangat lemah atau bahkan palsu !!<br /><br />So, terlalu lelah jika saya terlalu mundur ke belakang, karena akan menyinggung sesuatu yang sifatnya sangat basic.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-38676792936571514972013-06-02T23:36:18.021+07:002013-06-02T23:36:18.021+07:00Tak ada komentar tambahan dari saya, selain mengat...Tak ada komentar tambahan dari saya, selain mengatakan :<br /><br />1. Ustadz Muhammad Idrus Ramli perlu belajar ilmu hadits dan mushthalah hadits, khususnya untuk memahami apa itu maksud perawi majhuul dan macam-macam riwayat yang dapat digunakan sebagai sandaran.<br /><br />2. Ustadz Muhammad Idrus Ramli perlu banyak belajar ilmu rijaal.<br /><br />NB : Sangat nampak dari tulisannya terkesan sangat instan.<br /><br />3. Ustadz Muhammad Idrus Ramli sangat pandai mengarang cerita bahwa saya bersandar pada Mukhtar An-Nadwi. Tidak ada kamusnya saya mengikuti secara penuh pentakhrij kitab Syu'abul-Iimaan tersebut. Bukankah di atas telah saya sebutkan kritikan saya atas muhaqqiq kitab Syu'abul-Iimaan ?. Anda mengkritik tulisan/komentar saya atau tahqiqan Mukhtar An-Nadwiy ?. <br /><br />Lain kali, kalau mau mengkritik, sesuaikan dengan apa yang dikritik.<br /><br />4. Inti tulisan Ustadz Muhammad Idrus Ramli adalah ingin berhujjah dengan kisah Abu Ishaaq Al-Qurasyiy dan An-Naabighah. Alasannya : Ini cuma cerita sejarah saja, tidak shahih tidak apa-apa. Padahal, ia ingin berhujjah dengan 2 riwayat tidak shahih tersebut untuk masalah istighatsah yang notabene masuk ke wilayah ahkam dan 'aqiidah, membela keyakinannya. Ambigu dan paradoks yang jelas !.<br /><br />NB : Sejarah yang diriwayatkan oleh perawi pendusta tidak apa menurut Muhammad Idrus Ramli. Oleh karena itu di sini Anda akan mengetahui, bagaimana silsilah pemahaman sejarah di kalangan ASWAJA ini kacau karena tidak bisa membedakan mana emas mana kotoran. Mana riwayat shahih, mana riwayat dla'iif. <br /><br />Adapun riwayat dla'iif yang boleh digunakan dalam sejarah itu adalah riwayat yang punya ashl-nya dari riwayat shahih, dan juga kualitasnya tidak keterlaluan dla'iif. Itu semua tidak terpenuhi dalam pembelaan Ustadz Muhammad Idrus Ramli.<br /><br />terakhir,.... saya ucapkan : Silakan bergembira dalam kebodohan. Hanya orang yang tahu yang dapat memahami keluguan Anda.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-49751232793647438642013-06-02T23:21:53.011+07:002013-06-02T23:21:53.011+07:00bagaimana menyikapinya bg kami yg awam ini ust, jk...bagaimana menyikapinya bg kami yg awam ini ust, jk terjadi perselisihan spt ini jk anda hanya bilang spt itu?Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-43835436433544050222013-06-02T23:09:56.929+07:002013-06-02T23:09:56.929+07:00assalaamu 'alaikum
ini tanggapan balik dr ust...assalaamu 'alaikum<br /><br />ini tanggapan balik dr ust Ramli<br /><br />https://www.facebook.com/photo.php?fbid=165369133638334&set=a.122857684556146.24725.117807148394533&type=1&relevant_count=1Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-12702343921555998232013-06-02T22:48:51.457+07:002013-06-02T22:48:51.457+07:00ada kabar baik mas abu, komentar antum di tanggapi...ada kabar baik mas abu, komentar antum di tanggapi oleh ustad idrus kyaknya tulisan bliau lbh akurat,,<br />skrag saatnya antum unjuk gigi biar ane yakin salafi pengikut setia ahlul hadist,,<br />maen2 ksni <br />https://www.facebook.com/MuhammadIdrusRamli?ref=ts&fref=ts<br />abu abuhttps://www.blogger.com/profile/02993971909519559121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-4338859253963966152013-06-02T22:38:45.354+07:002013-06-02T22:38:45.354+07:00monggo mas abu abu di tanggapi lg artikel di bwah ...monggo mas abu abu di tanggapi lg artikel di bwah ini<br />https://www.facebook.com/MuhammadIdrusRamli?ref=ts&fref=ts..<br />.<br />sebagai orng awam ane bingung<br />mas abu abu apa ustd idrus,,??<br />tp sayang bahtahan ustad idrus jauh lebih ilmiah dan lebih fokus,,,<br />klo msh ada nyali ayow bantah lg kang abu abu..<br />buktikan klo salafi memang pantes di sebut pengikut ahlul hadisabu abuhttps://www.blogger.com/profile/02993971909519559121noreply@blogger.com