tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post5723780583973525286..comments2024-03-24T04:17:07.334+07:00Comments on Abul-Jauzaa Blog - !! كن سلفياً على الجادة: Minum Air Kencing Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallamUnknownnoreply@blogger.comBlogger56125tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-41740988308891674662018-06-07T00:22:02.472+07:002018-06-07T00:22:02.472+07:00(وَبَوْلٌ) لِلْأَمْرِ بِصَبِّ الْمَاءِ عَلَيْهِ فِ...(وَبَوْلٌ) لِلْأَمْرِ بِصَبِّ الْمَاءِ عَلَيْهِ فِي بَوْلِ الْأَعْرَابِيِّ فِي الْمَسْجِدِ، وَقِيسَ بِهِ سَائِرُ الْأَبْوَالِ، وَأَمَّا «أَمْرُهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - الْعُرَنِيِّينَ بِشُرْبِ أَبْوَالِ الْإِبِلِ» فَكَانَ لِلتَّدَاوِي، وَهُوَ جَائِزٌ بِصَرْفِ النَّجَاسَةِ غَيْرُ الْخَمْرَةِ، وَمَا وَرَدَ مِنْ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَمْ يَجْعَلْ الشِّفَاءَ فِي الْمُحَرَّمَاتِ مَحْمُولٌ عَلَى صَرْفِ الْخَمْرِ، وَشَمِلَ كَلَامُهُ نَجَاسَةَ الْفَضَلَاتِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَهُوَ مَا صَحَّحَاهُ وَحَمَلَ الْقَائِلُ بِذَلِكَ الْأَخْبَارَ الَّتِي يَدُلُّ ظَاهِرُهَا لِلطَّهَارَةِ كَعَدَمِ إنْكَارِهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - شُرْبَ أُمِّ أَيْمَنَ بَوْلَهُ عَلَى التَّدَاوِي، لَكِنْ جَزَمَ الْبَغَوِيّ وَغَيْرُهُ بِطَهَارَتِهَا، وَصَحَّحَهُ الْقَاضِي وَغَيْرُهُ، وَنَقَلَهُ الْعِمْرَانِيُّ عَنْ الْخُرَاسَانِيِّينَ، وَصَحَّحَهُ السُّبْكِيُّ وَالْبَارِزِيُّ وَالزَّرْكَشِيُّ.<br />وَقَالَ ابْنُ الرِّفْعَةِ: إنَّهُ الَّذِي أَعْتَقِدُهُ وَأَلْقَى اللَّهَ بِهِ.<br />وَقَالَ الْبُلْقِينِيُّ: إنَّ بِهِ الْفَتْوَى، وَصَحَّحَهُ الْقَايَاتِيُّ وَقَالَ: إنَّهُ الْحَقُّ، وَقَالَ الْحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ: تَكَاثَرَتْ الْأَدِلَّةُ عَلَى ذَلِكَ، وَعَدَّهُ الْأَئِمَّةُ فِي خَصَائِصِهِ فَلَا يُلْتَفَتُ إلَى خِلَافِهِ، وَإِنْ وَقَعَ فِي كُتُبِ كَثِيرٍ مِنْ الشَّافِعِيَّةِ فَقَدْ اسْتَقَرَّ الْأَمْرُ مِنْ أَئِمَّتِهِمْ عَلَى الْقَوْلِ بِالطَّهَارَةِ انْتَهَى.<br />وَأَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ، وَحُمِلَ تَنَزُّهُهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مِنْهَا عَلَى الِاسْتِحْبَابِ وَمَزِيدِ النَّظَافَةِ.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/05179797884608942441noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-76654547690530033132018-01-06T20:43:51.274+07:002018-01-06T20:43:51.274+07:00kalaupun shahih, hal tersebut terjadi karena tidak...kalaupun shahih, hal tersebut terjadi karena tidak sengaja, dan tidak ada riwayat para sahabat mencari atau mengambil air kencing nabi utk diminum karena mencintai nabi atau tabarrukfaridhusnulhttps://www.blogger.com/profile/01271329691537977877noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-58580533581980396192015-03-21T12:50:26.669+07:002015-03-21T12:50:26.669+07:00rasulullah ga nanya air kencingnya najis atau suci...rasulullah ga nanya air kencingnya najis atau suci...???Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/06500773545712365806noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-76540734660499052742015-03-21T12:49:02.364+07:002015-03-21T12:49:02.364+07:00Rasulullah saw ga nanya sama kita air kencingnya s...Rasulullah saw ga nanya sama kita air kencingnya suci atau najis,.... wallahua'lam..... cuma kalau ada kencingnya rasulullah saw saya juga mau, ga geli, ga jijik,.....<br />cuma ngomong wallahu'allam aja susah bangeedAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-8314691638561859732014-05-05T22:41:38.564+07:002014-05-05T22:41:38.564+07:00Maaf saya numpang sedikit coment. Anggap saja saya...Maaf saya numpang sedikit coment. Anggap saja saya orang awam yang baru belajar agama.<br />.saya main pakai logika saja. Bagaimana mungkin kalau rosulullah sendiri menganggap air kencing dan air besar beliau kotor dan najis sementara kita menganggapnya suci?<br />..kalau kita main anggap menganggap dan hanya tanggapan. Bukanya kita seharusnya mengikuti apa yg dinggap rosulullah najis ya najis dn yg suci ya suci. Dan rosullullah menganggap air kencing serta kotoranyA itu najis. Kalau ga najis ga mungkin dong rosullulah tercinta selalu berwudhu setiap habis kencing dan hendak menunaikan sholat.Abrizanhttps://www.blogger.com/profile/15590352642744388125noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-90456027813011150322014-02-14T09:00:05.798+07:002014-02-14T09:00:05.798+07:00akhi Ma'arif Aziz
para ulama itu berijtihad. ...akhi Ma'arif Aziz<br /><br />para ulama itu berijtihad. bagi mereka jika benar mendapat 2 pahala, jika salah mendapat 1 pahala. akan tetapi bagi orang-orang seperti kita, tidak akan mendapat 1 pahala apabila mengikuti ijtihad yang salah.<br /><br />sekarang bertanyalah pada diri akhi sendiri, ketika mengikuti pendapat para ulama tersebut, posisi akhi itu berada dimana? apakah sedang ber-ijtihad, ataukah ber-ittiba', ataukah bertaqlid buta?<br /><br />kalau disebut ijtihad, ana rasa tidak mungkin, karena akhi tidak berbuat apapun, kecuali hanya menukil saja.<br />kalau disebut ittiba' pun juga tidak mungkin, karena akhi tidak punya kepahaman akan dalil yang mereka gunakan?<br />pilihan terakhir hanyalah taqlid buta, karena akhi lebih memprioritaskan perhatian pada perkataan para ulama ketimbang mempelajari hadits yang dipermasalahkan.Ibnu Abi Irfanhttps://www.blogger.com/profile/15312760474950376213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-16777607938387418972014-02-13T21:56:48.784+07:002014-02-13T21:56:48.784+07:00Kepada mas Ma'arif Aziiz, mohon maaf komentar ...Kepada mas Ma'arif Aziiz, mohon maaf komentar Anda yang puanjang itu tidak saya tampilkan di sini. Tapi saya link-an saja asal copi paste itu dari <a href="http://bahrulmaghfiroh99.blogspot.com/2014/02/sikap-muhaditsin-tentang-kotoran.html" rel="nofollow">Artikel di Blog Anda</a>.<br /><br />Sekali lagi, dalam masalah bahts, saya tidak akan terlalu pusing membahas pendapat. Kalau cuma pendapat, insya Allah saya tidak sukar berbuat hal serupa. Tapi yang dibutuhkan di sini adalah (kekuatan) pendalilan. Dalam ranah fiqh, pendapat itu banyak. Ada yang kuat, ada pula yang lemah. Yang kuat itu pendapat yang didukung pasnya istidlaal dan istinbath. Shahih dalilnya, tepat pula pengambilan hukum dari dalil itu. Sampai saat ini tidak ada sanggahan berarti dari tulisan Anda selain hanya nukilan pendapat saja. Dan saya ucapkan terima kasih atas hal tersebut.<br /><br />Anyway,.... saya pingin tanya tentang hadits ini :<br /><br />عَنْ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُوْلُ،<br />فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ،فَقَالَ: إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ عَلَى طُهْرٍ- أَوْ قَالَ: عَلَى طَهَارَةٍ<br /><br />Dari al-Muhajir bin Qunfudz radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya dia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sedang buang air kecil. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah, namun beliau tidak menjawab salamnya, hingga beliau berwudhu’ lalu beliau mengemukakan alasan kepadanya, seraya bersabda: “<b>Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama Allah ‘Azza wa Jalla melainkan dalam keadaan suci</b>".<br /><br />Nah, seandainya kotoran beliau itu suci (tidak najis), kenapa beliau bilang bahwa diri beliau tidak suci pada waktu buang air kecil ? - sehingga tidak menjawab salam. Apakah sesuatu yang suci menyebabkan ketidaksucian ?.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-87354219288701354322014-02-13T19:00:34.295+07:002014-02-13T19:00:34.295+07:00Anda pintar juga ya berdalih, kalau jumhur di situ...Anda pintar juga ya berdalih, kalau jumhur di situ maksudnya jumhur ulama Syaafi'iyyah. Kalau ini dikatakan oleh orang yang tidak terbiasa membaca uslub An-Nawawiy, bisa saya maklumi. Anyway, saya sudah membaca pembahasan hal itu dalam ranah madzhab Syaafi'iyyah.<br />>>>>>>>>>>>>>><br />setidaknya anda membaca lebih banyaklagi kitab2 syafiiah, bahwa peda permasalahan ini, menimbulkan dua pendapat atau wajhan, n imam nawawi telah menyebutkan pernyataan wajhan di kitab roudhohnya, n menyatakan pendapat jumhur atas kenajisannya.. tetapi pernyataan beliau sudah di jawab oleh ibnu hajar al asqolani di kitab fathul barinya, dan sudah di doifkan kitab hasyiah jamal n bahkan ibnu hajar al haitami menyebutkan di kitab fatawanya bahwa pensucian fadholat Rasulullah adalah pendapat aksarin (pendapat yang terbanyak).<br /><br />bukankah Allooh telah berfirman :<br />فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ<br /><br />setiap kali ada perselisihan harus dikembalikan kepada Quran dan Sunnah. seharusnya akhi sebelum berbicara tentang perselisihan para ulama, berbicaralah dahulu tentang apa yang mereka perselisihkan, yaitu hadits Rosulullooh sholalloohu 'alaihi wassallam di atas.<br /><br />ana yakin Ustadz Abul Jauzaa akan dengan senang hati menerima apabila ada argumentasi ilmiah dari akhi mengenai keshahihan hadits tersebut. namun jika tidak ada, secara tidak langsung sebetulnya akhi sudah mengakui kebenaran dari tulisan di atas, yaitu bahwasanya hadits tersebut tidak shahih.<br />>>>>>><br />apakah anda mengira fuqoha madzhab 4 menyimpulkan suatu masalah berdasarkan royunya??mereka mengembalkian masalah ini kepada Quran, hadits, ijma dan qias pula..dan perbedaan mereka pada masalah ini pula, bukan karena perbedaan dari shohih doifnya hadits, tapi perbedaan dalam menta'lilkan makna hadits.Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-49782990063443634792014-02-13T14:08:13.488+07:002014-02-13T14:08:13.488+07:00akhi Ma'arif Aziz
bukankah Allooh telah berfi...akhi Ma'arif Aziz<br /><br />bukankah Allooh telah berfirman :<br />فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ<br /><br />setiap kali ada perselisihan harus dikembalikan kepada Quran dan Sunnah. seharusnya akhi sebelum berbicara tentang perselisihan para ulama, berbicaralah dahulu tentang apa yang mereka perselisihkan, yaitu hadits Rosulullooh sholalloohu 'alaihi wassallam di atas.<br /><br />ana yakin Ustadz Abul Jauzaa akan dengan senang hati menerima apabila ada argumentasi ilmiah dari akhi mengenai keshahihan hadits tersebut. namun jika tidak ada, secara tidak langsung sebetulnya akhi sudah mengakui kebenaran dari tulisan di atas, yaitu bahwasanya hadits tersebut tidak shahih.<br /><br />kalau antum mengambil jalan seperti akhi Zulkurniawan Harahap yang menshahihkan hadits tersebut "hanya" karena ada ulama yang menshahihkannya juga, ana rasa ini sangat jauh dari kata ilmiah, karena antum pasti tahu bahwa syarat hadits shahih itu ada 4 yang tidak ada di antaranya adalah penshahihan dari ulama.<br /><br />nah, kalau akhi sudah mengakui (meskipun secara tidak langsung) ketidakshahihan hadits di atas, ana rasa akhi tidak perlu bersusah payah berbicara tentang perselisihan para ulama dan memaksakan pendapat antum yang mu'tamad.Ibnu Abi Irfanhttps://www.blogger.com/profile/15312760474950376213noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-12886714294858886662014-02-13T12:22:29.167+07:002014-02-13T12:22:29.167+07:00Anda pintar juga ya berdalih, kalau jumhur di situ...Anda pintar juga ya berdalih, kalau jumhur di situ maksudnya jumhur ulama Syaafi'iyyah. Kalau ini dikatakan oleh orang yang tidak terbiasa membaca uslub An-Nawawiy, bisa saya maklumi. Anyway, saya sudah membaca pembahasan hal itu dalam ranah madzhab Syaafi'iyyah.<br /><br />Sebagai informasi, saya sama sekali tidak tertarik membahas pendapat. Tapi saya lebih suka membahas pendalilan satu pendapat. Artikel saya di atas sudah lebih dari mencukupi untuk menanggapi komentar Anda di atas. Terima kasih.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-76539949292410824232014-02-13T04:35:17.306+07:002014-02-13T04:35:17.306+07:00Di jelaskan di kitab al-Fatawa al-fiqiah al-kubro ...Di jelaskan di kitab al-Fatawa al-fiqiah al-kubro karangan ibnu Hajar Al-Haitami, juz 4, halaman 117:<br />وَسُئِلَ عَمَّا اُعْتِيدَ من قَوْلِ الْإِنْسَانِ لِمَنْ يَفْرُغُ من شُرْبِهِ صِحَّةً أو نَحْو ذلك هل له أَصْلٌ أو هو بِدْعَةٌ فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ يُمْكِنُ أَنْ يُقَالَ أَنَّ له أَصْلًا وَيُحْتَجُّ له بِقَوْلِهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم لِأُمِّ أَيْمَنَ لَمَّا أَنْ شَرِبَتْ بَوْلَهُ صلى اللَّهُ عليه وسلم صِحَّةً يا أُمّ أَيْمَنَ لَنْ تَلِجَ النَّارُ بَطْنَك وَوَجْهُ الْقِيَاس أَنَّ الْمُخْتَارَ عِنْد كَثِيرٍ من أَئِمَّتِنَا طَهَارَةُ فَضَلَاتِهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم وَأَنَّ بَوْلَهُ شِفَاءٌ أَيُّ شِفَاءٍ<br />Dan di mintai fatwa mengenai kebiasaan ucapan seseorang sihhatan atau sejenisnya setelah selesai minum, apakah perkara ini memiliki dalil atau perbuatan bid’ah?, kemudian beliau menjawab dengan fatwanya: mungkin bisa di katakan perkara ini memiliki dalil, dalil itu berupa sabda beliau shallahualaih wasallam kepada Ummu Ayman ketika meminum air kencing beliau shallahualaih wasallam: sihhatan wahai Ummu Ayman, dirimu tidak akan masuk kedalam neraka, dan segi Qiasnya, bahwa yang di pilih menurut kebanyakan Imam-imam kita adalah kesucian kotoran-kotoran beliau shallahualaih wasallam, dan air kencing adalah obat dari segala penyakit.<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-86786196243594164662014-02-13T04:33:08.988+07:002014-02-13T04:33:08.988+07:00kemudian..maksud pernyataan imam Nawawi di sini ad...kemudian..maksud pernyataan imam Nawawi di sini adalah bukan jumhur ulama madzhab 4, tapi jumhur ulama syafiiah..dan telah kita ketahui bahwa kebanyakan ulamasyafiiah menyatakan kesucian kotoran Rasulullah.<br />Di jelaskan di kitab fatawa al-azhar, juz 10 halaman 344:<br />…جاءت عدة روايات فى أن بعض الصحابة شرب دم الحجامة من النبى صلى الله عليه وسلم ، وبعضهم شرب بوله . جاء فى المواهب اللدنية للقسطلانى "ج 1 ص 285" قوله : وفى هذه الأحاديث دلالة على طهارة بوله ودمه صلى الله عليه وسلم ، قال النووى فى شرح المهذب : واستدل من قال بطهارتهما بالحديثين المعروفين أن أبا طَيْبَةَ الحجام حجمه صلى الله عليه وسلم وشرب دمه ولم ينكر عليه ، وأن امرأة شربت بوله صلى الله عليه وسلم فلم ينكر عليها ، وحديث أبى طيبة ضعيف ، وحديث شرب البول صحيح رواه الدارقطنى وقال :<br />هو حديث صحيح ، وقيل إنه ضعيف كما فى الزرقانى شارح المواهب<br />…Banyak riwayat menyebutkan bahwa sebagian Shohabat meminum darah bekam dari Nabi shallualaih wasallam, sebagian mereka meminum air kencing beliau, di jelaskan di kitab Al-Mawahib Al-Laduniah karangan Qostolani, juz 1 halaman 285; pernyataannya: dari hadits-hadits ini terdapat bukti kesucian air kencing dan darah beliau Shallahualaih wasallam, Nawawi berpendapat di dalam kitab Syarah Al-Muhadzab: ulama yang berpendapat kesucian darah dan air kencing Nabi berdalil dengan dua hadits yang ma’ruf, bahwa Aba Toyyibah tukang bekam membekam Rasulullah shallahualaihwasallam dan dia meminum darah beliau, dan beliau tidak mengingkarinya, dan seorang wanita meminum air kencing beliau shallahualaih wasallam, kemudian beliau tidak mengingkarinya, dan hadits Abu Toyyibah dhoif kedudukannya, sedangkan hadits air kencing shohih di riwayatkan Daroqutni, dan ia berpendapat: hadits itu shohih, di katakan: hadits itu dhoif sebagiamana di kitab syarah al-Mawahib karangan Zarqoni.<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-35704024773690641742014-02-13T04:28:38.143+07:002014-02-13T04:28:38.143+07:00ikhtiyar imam nawawi bukan lah suatu qoul mu't...ikhtiyar imam nawawi bukan lah suatu qoul mu'tamad, dan pernyataan nya bahwa itu qoul jumhur, tidak berarti bahwa pendapat itu mu'tamad. semua di kembalikan kepada ulama mutakhirin yaitu imam romli dan imam ibnu hajar al haitami:<br />FATWA ULAMA MADZHAB MENGENAI KESUCIAN AIR KENCING RASULULLAH<br /> Di jelaskan di kitab Al-Uqud ad-diroyah fi tanqih al-fatawa al-hamidiah (hanafi), karangan ibnu Abidin Muhammad Amin bin Umar, juz 7 halaman 423:<br />…لِأَنَّ فَضَلَاتِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ طَاهِرَةٌ كَمَا جَزَمَ بِهِ الْبَغَوِيّ وَغَيْرُهُ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ لِأَنَّ أُمَّ أَيْمَنَ بَرَكَةَ الْحَبَشِيَّةَ شَرِبَتْ بَوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَنْ يَلِجَ النَّارَ بَطْنُكِ صَحَّحَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَقَالَ أَبُو جَعْفَرٍ التِّرْمِذِيُّ دَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاهِرٌ لِأَنَّ أَبَا طَيْبَةَ شَرِبَهُ وَفَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ ابْنُ الزُّبَيْرِ وَهُوَ غُلَامٌ حِينَ أَعْطَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَمَ حِجَامَتِهِ لِيَدْفِنَهُ فَشَرِبَهُ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { مَنْ خَالَطَ دَمُهُ دَمِي لَمْ تَمَسَّهُ النَّارُ } وَهَذِهِ الْأَحَادِيثُ مَذْكُورَةٌ فِي كُتُبِ الْحَدِيثِ الصَّحِيحَةِ وَذَكَرَهَا فُقَهَاؤُنَا وَتَبِعَهُمْ الشَّافِعِيَّةُ كَالشِّرْبِينِيِّ فِي شَرْحِ الْغَايَةِوَفُقَهَاءُ الْمَالِكِيَّةِ ، وَالْحَنَابِلَةِ فَكَانَتْ كَالْمُجْمَعِ عَلَيْهَا فَحَيْثُ ثَبَتَ أَنَّ فَضَلَاتِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ تُنْجِي مِنْ النَّارِ فَكَيْفَ مَنْ رُبِّيَ مِنْ دَمِهَا وَلَحْمِهَا وَرُبِّيَ فِي بَطْنِهَا وَمَنْ كَانَ أَصْلُ خِلْقَتِهِ الشَّرِيفَةِ مِنْهُ يَدْخُلُ النَّارَ هَذَا مَا جَرَى بِهِ لِسَانُ الْقَلَمِ ، وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ .<br />…karena kotoran-kotoran beliau alaihi salallam itu suci sebagaimana di pertegas oleh Baghowi dan selainnya, pendapat ini lah yang mu’tamad, karena Ummu Ayman Barokah Al-Habasyiah meminum air kencing beliau shallahualaih wasallam, kemudian beliau bersabda: perutmu tidak akan masuk neraka, Daruqutni menshohihkan (hadits ini), Abu Ja’far At-Tirmidzi berpendapat: darah Nabi shallahaualaih wasallam itu suci, karena Aba Atiyah meminumnya, hal ini di perbuat pula oleh ibnu Zubair dikala kecialnya, yang mana Nabi memberinya darah bekam agar ia memendamnya, kemudian ia malah meminumnya, maka nabi bersabda kepadanya: barang siapa yang darahnya tercampur oleh darahku maka ia tidak akan masuk neraka, hadits-hadits ini disebutkan di kitab-kitab hadits yang shohih, begitu pula di sebut oleh Ahli Fiqih kita, kemudian di ikuti oleh ulama syafi’iah, seperti Syarbani di dalam kitab Al-Ghoyah, dan juga Ahli Fiqih Malikiah, dan Hanabilah, maka perkara ini seperti ijma (disepakati para ulama), ketika ditetapkan bahwa kotoran-kotoran beliau menyelamatkan dari api neraka, bagaimana dengan yang dipelihara dari darahnya dan dagingnya, dan di pelihara di dalam perutnya, siapa yang asal penciptaannya yang mulia dari dirinya yang masuk neraka!?, ini berdasarkan catatan-catatan terulis, Allah yang Maha Suci yang Maha mengetahui.<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-30932298474810804122014-02-12T08:21:31.636+07:002014-02-12T08:21:31.636+07:00Pointnya di sini adalah An-Nawawiy mengatakan jumh...Pointnya di sini adalah An-Nawawiy mengatakan <b>jumhur ulama</b> mengatakan najisnya.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-18350076233478299582014-02-12T03:25:28.887+07:002014-02-12T03:25:28.887+07:00penukilan anda mengenai pendapat sebagian ulama sy...penukilan anda mengenai pendapat sebagian ulama syafiiah, penukilan yang benar..sudah saya jelaskan di atas bahwa pada madzhab syafiiah terdapat 2 pendapat: pendapat yang menyatakan najis, sebagaimana yang anda nukil, tapi pendapat ini adalah pendapat doif, sebagimana yang telah sebutkan di atas, walaupun banyak ulama syafiiah yang berpendapat seperti itu, imam ibnu hajar al asqolani telah memperingatkan kepada kita agar kita tidak berpaling kepada pendapat-pendapat ulama syafiiah yang menajiskan, karena yang mut'amad adalah kesucian fadholat Rasulullah. sebagiaman yang saya nukilkan di atas..sangat banyak sekali kitab-kitab syaiffiah yang mu'tabar yang menjelaskan kesucian fadholat Rasulullah.Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-18932409242963269152014-02-11T21:11:25.151+07:002014-02-11T21:11:25.151+07:00Dua saja ya :
Dalam kitab Raudlatuth-Thaalibiin d...Dua saja ya :<br /><br />Dalam kitab Raudlatuth-Thaalibiin dikatakan :<br /><br />والثاني كالدم والبول والعذرة والروث والقيء وهذه كلها نجسة من جميع الحيوانات مأكول اللحم وغيره ولنا وجه أن بول ما يؤكل لحمه وروثه طاهران وهو أحد قولي أبي سعيد الأصطخري من أصحابنا واختاره الروياني وهو مذهب مالك وأحمد والمعروف من المذهب النجاسة <br /><br />وهل يحكم بنجاسة هذه الفضلات من رسول الله صلى الله عليه وسلم وجهان قال الجمهور نعم<br /><br />[1/5 - via syamilah]<br /><br />Penulis Asnal-Mathaalib berkata :<br /><br />وَالْجُمْهُورُ كَمَا فِي الْأَصْلِ عَلَى نَجَاسَةِ هَذِهِ الْفَضَلَاتِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَحَّحَهُ الرَّافِعِيُّ فِي شَرْحِهِ الصَّغِيرِ ، وَالنَّوَوِيُّ فِي تَحْقِيقِهِ ، وَجَزَمَ الْبَغَوِيّ ، وَغَيْرُهُ بِطَهَارَتِهَا ، وَصَحَّحَهُ الْقَاضِي ، وَغَيْرُهُ <br /><br />[1/54 - via syamilah].<br /><br />Dan yang lainnya masih banyak.<br /><br />Dua fuqahaa' itu bilang kalau jumhur berpendapat najis.<br /><br />Barangkali perkataan mereka itu keliru, tapi setidaknya diketahui bahwa yang mengatakan jumhur itu bukan saya saja.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-29637476679791508112014-02-11T12:33:01.720+07:002014-02-11T12:33:01.720+07:00setidak nya anda menyatakan kebohongan anda mengen...setidak nya anda menyatakan kebohongan anda mengenai pernyataan anda bahwa pendapat jumhur menajiskan air kencing rasulullah, jumhur mana yang anda maksud?..coba sebutkan pendapat2 jumhur ulama madzhab yang menyatakan sepertiit, bila perlu copy paste biar lbh mudahSantri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-85526306177395920682014-02-11T12:19:46.478+07:002014-02-11T12:19:46.478+07:00oke..saya akan bahas masalah ini sampai ke akar ny...oke..saya akan bahas masalah ini sampai ke akar nya berdasarkan pembagian yang telah saya sebut di atass..ingsya Allah semua artikel anda yang menyimpang dari pendapat mayoritas ulamaahlu sunah wal jamaah akan kami bahas dan tolak..dan kami tidak pernah mengcopy past, tapi ini hasil dari pembahasan dan kerja kerasSantri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-24991899770940845162014-02-11T08:11:57.417+07:002014-02-11T08:11:57.417+07:00Sudah ? Puas ?.
Saya bukannya tidak tahu akan pen...Sudah ? Puas ?.<br /><br />Saya bukannya tidak tahu akan pendapat ulama yang berseberangan dengan penyimpulan pada artikel di atas. Dan saya pun tidak kesulitan menyebutkan dengan copi paste ulama yang menyatakan najisnya. Tapi sebagaimana prinsip dalam beragama, kita berpegang bukan pada pendapat semata, akan tetapi dalil. Atau lebih kongkritnya,.... pendapat mana yang mempunyai pendalilan yang lebih kuat.<br /><br />Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-59887300754495287372014-02-11T03:47:01.892+07:002014-02-11T03:47:01.892+07:00• Madzhab Malikiah
Ulama madzhab malikiah sepakat ...• Madzhab Malikiah<br />Ulama madzhab malikiah sepakat menentukan kesucian kotoran-kotoran Rasulullah shallalahulaih wasallam.<br />Di jelaskan di kitab bulghotu as-Salik li aqrobil masalik, juz 1 halaman 33 :<br />وذكر فى مجموعة أيضاً : أن فضلات الأنبياء طاهرة حتى بالنسبة لهم لأن الطهارة متى ثبتت لذات فهى مطلقة ، واستنجاؤهم تنزيه وتشريع ولو قبل النبوة ، وأن كان لا حكم أذ ذاك كالعصمة لاصطفائهم من أصل الحلقة . وأن المنى الذى خلقت منه الأنبياء طاهر بلا خلاف . بل جميع ما تكون منه أصول المصطفى طاهر أيضا<br />Disebutkan di kitab majmua’h juga: bahwa kotoran-kotoran para Nabi itu suci, bahkan bagi diri mereka sendiri, karena kesucian itu jika telah di tetapkan kapada suatu dzat maka kesucian itu menjadi mutlak (kepada yang lainnya), dan istinja mereka itu merupakan kesucian dan (penjelasan) suatu syariat, walaupun tidak ada penghukuman, karena hal itu merupakan suatu ismah karena pilihan mereka dari asal penciptaan, dan mani yang diciptakan (sehingga) menjadi para Nabi itu suci tanpa menimbulkan perbedaan (di antara ulama), bahkan seluruh yang menjadi asal-usul Mustofa itu suci pula.<br />Di jelaskan dikitab syarah Mukhtashor kholil karangan Muhammad bin Abdullah al-khorsyi, juz 1 halaman 418:<br />…وَالْخِلَافُ فِي غَيْرِ فَضَلَاتِ الْأَنْبِيَاءِ فَإِنَّهَا طَاهِرَةٌ بِلَا خِلَافٍ وَغَسْلُ عَائِشَةَ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ لِلتَّشْرِيعِ .<br />…dan yang menimbulkan perbedaan adalah pada selain kotoran-kotoran para Nabi, sesungguhnya kotoran-kotoran para Nabi itu Suci tanpa menimbulakan perbedaan (antara ulama), dan cucian Aisyah terhadap mani di pakaiannya shallalahualaih wasallam untuk tujuan (penjelasan) syariat.<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-87828464649799390782014-02-11T03:45:37.261+07:002014-02-11T03:45:37.261+07:00• Madzhab Hambaliah
Madzhab Hambaliah menyatkan ke...• Madzhab Hambaliah<br />Madzhab Hambaliah menyatkan kesucian kotoran-kotoran Rasulullah shallahulaih wasallam dan kami belum menemukan nash di kitab-kitab mereka yang menyatakan sebaliknya.<br />Di jelaskan di kitab matholib uli nuha fi syarah ghoyatul muntaha juz 4 halaman 307:<br />…وَلِأَنَّ فَضَلَاتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّهَا طَاهِرَةٌ .<br />…Karena kotoran-kotoran beliau shallalahulaih wasallam seluruhnya itu suci<br /> Di jelaskan di kitab yang sama pada juz 1 halaman 353:<br />( وَمَحَلُّ ذَلِكَ ) - أَيْ : مَا تَقَدَّمَ - فِيمَا إذَا وَجَدَ نَائِمٌ وَنَحْوُهُ بَلَلًا : ( فِي غَيْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَنَّهُ لَا يَحْتَلِمُ ) ، لِأَنَّهُ لَا يَنَامُ قَلْبُهُ ، وَلِأَنَّ الْحُلُمَ مِنْ الشَّيْطَانِ ، وَهُوَ مَحْفُوظٌ مِنْهُ ، ( وَمَنِيُّهُ وَغَيْرُهُ ) مِنْ فَضَلَاتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( طَاهِرٌ ) فَلَا يَلْزَمُهُ تَطْهِيرُ مَا أَصَابَهُ مِنْهَا<br />(kejadian seperti itu)- yaitu: yang telah terdahulu penjelasannya- jika seorang yang tidur dan sejenisnya mendapatkan hal yang basah: (selain pada Nabi shallalahulaih wasallam, karena beliau itu tidak berihtilam), karena beliau tidak tidur hatinya, dan karena pula mimpi basah itu dari syaitan, dan hal itu terjaga pada dirinya, (dan mani beliau dan selainnya) dari kotoran-kotoran beliau shallahualaih wasallam itu (suci) maka tidak diwajibkan atasnya mensucikan apa yang terkena dari padanya.<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-68722899140488326632014-02-11T03:41:47.855+07:002014-02-11T03:41:47.855+07:00Di jelaskan di kitab hasyiah jamal karangan Sualai...Di jelaskan di kitab hasyiah jamal karangan Sualaiman bin Umar al-Jamal, juz 2 halaman 136:<br />وَشَمِلَ الرَّوْثُ فَضَلَاتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مَا صَحَّحَاهُ وَحَمَلَ الْقَائِلُ بِذَلِكَ الْأَخْبَارَ الَّتِي يَدُلُّ ظَاهِرُهَا لِلطَّهَارَةِ كَعَدَمِ إنْكَارِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شُرْبَ أُمِّ أَيْمَنَ بَوْلَهُ عَلَى التَّدَاوِي لَكِنْ جَزَمَ الْبَغَوِيّ وَغَيْرُهُ بِطَهَارَتِهَا وَصَحَّحَهُ الْقَاضِي وَغَيْرُهُ ، وَنَقَلَهُ الْعِمْرَانِيُّ عَنْ الْخُرَاسَانِيِّينَ وَصَحَّحَهُ السُّبْكِيُّ وَالْبَارِزِيُّ وَالزَّرْكَشِيُّ ، وَقَالَ ابْنُ الرِّفْعَةِ إنَّهُ الَّذِي أَعْتَقِدُهُ وَأَلْقَى اللَّهُ بِهِ ، وَقَالَ الْبُلْقِينِيُّ إنَّ بِهِ الْفَتْوَى وَصَحَّحَهُ الْقَايَاتِيُّ ، وَقَالَ إنَّهُ الْحَقُّ ، وَقَالَ الْحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ تَكَاثَرَتْ الْأَدِلَّةُ عَلَى ذَلِكَ وَعَدَّهُ الْأَئِمَّةُ فِي خَصَائِصِهِ فَلَا يُلْتَفَتُ إلَى خِلَافِهِ ، وَإِنْ وَقَعَ فِي كُتُبِ كَثِيرٍ مِنْ الشَّافِعِيَّةِ فَقَدْ اسْتَقَرَّ الْأَمْرُ مِنْ أَئِمَّتِهِمْ عَلَى الْقَوْلِ بِطَهَارَتِهَا ا هـ .<br />وَأَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ ، وَهَلْ تَنَزُّهُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهَا عَلَى الِاسْتِحْبَابِ وَمَزِيدٍ النَّظَافَةِ قَالَ الزَّرْكَشِيُّ وَيَنْبَغِي طَرْدُ الطَّهَارَةِ فِي فَضَلَاتِ سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ سَوَاءٌ قَبْلَ النُّبُوَّةِ أَوْ بَعْدَهَا وَنَازَعَهُ الْجَوْهَرِيُّ فِي ذَلِكَ<br />Dan mencakup pula tahi, kotoran-kotoran beliau shallahualaih wasallam, dan pendapat ini yang mereka berdua benarkan, dan orang yang berpendapat mengihtimalkan hadits-hadits tersebut yang menunjukan dzhohirnya kepada kesucian, seperti peniadaan ingkar beliau shallahualaih wasallam terhadap (prilaku) Umu Ayman yang meminum air kencing beliau dengan tujuan pengobatan, tetapi Baghowi dan selainnya menegaskan kesucian (air kencing beliau) dan dibenarkan oleh Qodi dan selainnya, Imroni menukilkan pendapat kesuciannya dari ulama-ulama khurosan kemudian di benarkan oleh Subuki, Barizi dan Zarkasi, ibnu Rif’ah berkata: pendapat ini (kesucian kotoran Rasulullah) yang aku pegang dan yang Allah tetapkan (di hatiku) kepadanya. Bulqini berkata: pendapat ini yang di fatwakan dan di benarkan oleh al-Qoyati, beliau berpendapat: pendapat ini adalah hak. Hafiz ibnu Hajar berpendapat: sangat banyak dalil yang menyatakan kesucian air kencing beliau dan para imam menggolongkannya sebagai khususiahnya, janganlah engkau berpaling kepada perbedaannya, walaupun banyak terdapat di dalam kitab-kitab syafiiah, sungguh perkara ini telah ditetapkan oleh para imam mereka mengenai kesuciannya.<br />Ayah telah memfatwakan (pendapat kesuciannya) dan pendapat ini adalah yang mu’tamad, dan apakah bersucinya beliau itu sunah hukumnya dan untuk mempertambah kebersihan, Zarkasyi berpendapat: seyogyanya kesucian itu di tunjukan pula kepada kotoran-kotoran para Nabi dan ini mu’tamad baik sebelum menjadi Nabi maupun setelahnya, Jauhari menyangkal pendapatnya pada masalah ini (kesucian kotoran para nabi sebelum dan sesudah).<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-21592999386196038122014-02-11T03:21:59.450+07:002014-02-11T03:21:59.450+07:00Dijelasakan pada kitab yang sama juz 1 halaman 413...Dijelasakan pada kitab yang sama juz 1 halaman 413:<br />وَقُلْنَا بِطَهَارَةِ فَضَلَاتِهِ فَالْمُرَادُ بِفَضَلَاتِهِ الَّتِي قَامَ الدَّلِيلُ عَلَى طَهَارَتِهَا الْبَوْلُ وَالْغَائِطُ وَالدَّمُ وَنَحْوُهَا ، وَأَمَّا الْمَنِيُّ فَلَمْ يَقُمْ الدَّلِيلُ عَلَى طَهَارَتِهِ ، وَلَا يَجُوزُ الْحَمْلُ عَلَى الْخُصُوصِيَّةِ إلَّا بِدَلِيلٍ فَيَكُونُ حُكْمُهُ فِيهِ كَحُكْمِنَا…: هَذَا الِاسْتِدْلَال مَبْنِيٌّ عَلَى الْقَوْلِ الضَّعِيفِ بِأَنَّ فَضَلَاتِهِ غَيْرُ طَاهِرَةٍ<br />Kami menyatakan kesucian kotoran-kotoran beliau, yang di maksud kotoran-kotoran beliau di sini adalah yang memiliki dalil atas kesuciannya seperti air kencing, kotoran, darah dan sejenisnya, sedangkan mani itu tidak terdapat dalil atas kesuciannya, tidak bisa kita mengihtimalkannya kepada perkara khususiah kecuali dengan menggunakan dalil, maka dari itu hukum mani baliau seperti hukum mani kita…pembuktian ini tersusun atas pendapat doif yang menyatakan bahwa kotoran-kotoran beliau itu tidak suci<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-61145364736112775422014-02-11T03:17:46.379+07:002014-02-11T03:17:46.379+07:00Dijelasakn di kitab hasyiah al-Bujeromi alal minha...Dijelasakn di kitab hasyiah al-Bujeromi alal minhaj karangan Imam Sulaiman bin Muhammad al-Bujeromi juz 1 halaman 232:<br />( قَوْلُهُ : جَوَّزَهُ حَيْثُ فَعَلَهُ ) فِيهِ أَنَّ فَضَلَاتِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ طَاهِرَةٌ وَمِثْلُهُ بَقِيَّةُ الْأَنْبِيَاءِ ، ثُمَّ رَأَيْت سم قَالَ يَنْبَغِي أَنَّ مَحَلَّ وُجُوبِ الِاسْتِنْجَاءِ فِي حَقِّ غَيْرِ نَبِيِّنَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَنَّ فَضَلَاتِهِ طَاهِرَةٌ وَإِنَّمَا كَانَ يَفْعَلُهُ لِلتَّنَزُّهِ وَبَيَانِ الْمَشْرُوعِيَّة<br />(pernyataannya: beliau perbolehkan karena beliau melakukannya) tersimpulkan bahwa kotoran beliau shallahualaih wasallam itu suci begitu pula Nabi-Nabi yang lain, kemudian aku melihat ibnu Qosim berpendapat seyogyanya bahwa kewajiban beristinja itu berhak pada selain Nabi Kita shallalahualaih wasallam karena kotoran-kotoran beliau itu suci, adapun beliau melakukan (istinja) hanya untuk kesucian dan penjelasan suatu syariat.<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-35976022108357171232014-02-11T03:15:06.707+07:002014-02-11T03:15:06.707+07:00• Madzhab Syafiiah
Terdapat 2 pendapat mengenai ke...• Madzhab Syafiiah<br />Terdapat 2 pendapat mengenai kesucian kotoran Rasulullah shallalahualaih wasallam, kebanyakan berpendapat bahwa seluruh kotoran Rasulullah shallalahulaih wasallam itu suci, dan ini pendapat mu’tamad madzhab syafiiah, pendapat yang menyatakan kenajisan kotoran Rasulullah merupakan pendapat yang dhoif.<br />Di jelaskan di kitab al-iqna fihilli alfazi abi syuja karangan imam Syirbini, juz 2 halaman 454:<br />أن شعره صلى الله عليه وسلم طاهر على المذهب وإن نجسنا شعر غيره وأن بوله ودمه وسائر فضلاته طاهرة على أحد الوجهين<br />Bahwa Rambut beliau shallalhualaih wasallam itu suci berdasarkan pendapat madzhab (pendapat imam syafii yang mengandung perbedaan), walaupun kita menajiskan rambut selain beliau. dan air kencing, darah juga seluruh kotoran-kotorannya itu suci berdasarkan dari salah satu pendapat.<br />Santri Alfatah.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/05974838649219746373noreply@blogger.com