tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post8134007021943732754..comments2024-03-24T04:17:07.334+07:00Comments on Abul-Jauzaa Blog - !! كن سلفياً على الجادة: Kelemahan Riwayat Maalik Ad-Daar - Dialog Bagian IIUnknownnoreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-66074778165544449152013-09-10T21:23:45.928+07:002013-09-10T21:23:45.928+07:00Sebenarnya itu sudah dibahas, bahwasannya kata ...Sebenarnya itu sudah dibahas, bahwasannya kata 'meriwayatkan' itu tidak mesti menunjukkan kebersambungan. Juga, telah meriwayatkan darinya Abu Shaalih As-Sammaan, maka itu hanya satu orang tsiqah saja yang meriwayatkan darinya. Jika kita hanya mengambil perkataan Abu Haatim di atas, jahalah Maalik bin 'Iyaadl/Maalik Ad-Daar belum lah terangkat.<br /><br />wallaahu a'lam.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-1233576146190119392013-09-10T10:49:50.453+07:002013-09-10T10:49:50.453+07:00* Ibnu Abi Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil 8/213 no...* Ibnu Abi Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil 8/213 no 944<br /><br />مالك بن عياض مولى عمربن الخطاب روى عن ابى بكر الصديق وعمر بن الخطاب رضى الله عنهما روى عنه. أبو صالح السمان سمعت ابى يقول ذلك<br /><br />Malik bin Iyadh mawla Umar bin Khattab, meriwayatkan dari Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab RA, meriwayatkan darinya Abu Shalih As Saman, aku mendengar ayahku <br /><br />berkata demikian.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-36969304956941401242009-04-21T13:02:00.000+07:002009-04-21T13:02:00.000+07:00Silakan baca kelanjutan dari tulisan di atas di :
...Silakan baca kelanjutan dari tulisan di atas di :<br /><br /><B>http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/04/kelemahan-riwayat-maalik-ad-daar-dialog_20.html</B>Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-49277543175886021172009-04-21T12:56:00.000+07:002009-04-21T12:56:00.000+07:00Pembahasan tentang majhul, @secondprince telah men...Pembahasan tentang majhul, @secondprince telah menjawabnya di : http://secondprince.wordpress.com/2009/04/13/shahih-hadis-tawasul-malik-ad-daar-jawaban-atas-tuduhan-malik-ad-daar-majhul/#comment-6433<br /><br />Maka saya katakan kepada Anda (@secondprince) :<br /><br />Sebenarnya saya pribadi tidak berhujjah kelemahan riwayat Maalik ini berdasarkan ke-<I>majhul</I>-an Maalik Ad-Daar. Karena saya tahu ia bukan seorang yang <I>majhul</I>, bahkan sebelum Anda menuliskan artikel ini (di internet banyak kok yang membahas). Coba baca kembali tulisan saya di : <B>http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/03/kelemahan-riwayat-maalik-ad-daar.html</B> <br /><br />Saya hanya menulis catatan ringan tentang klaim sebagian orang yang menganggap Syaikh Al-Albani telah me-<I>majhul</I>-kan shahabat. Yang benar, Syaikh tidak memajhulkan shahabat seperti klaim mereka. Tentu saja ini dikarenakan Maalik ini memang bukan shahabat, melainkan tabi'in senior. Lihat kembali pada tulisan saya tersebut. <br /><br />Saya tertarik menulis tentang analisis Syaikh Al-Albani karena Anda telah keliru dalam memahami status <I>majhul</I> yang dimaksudkan oleh Syaikh Al-Albani. Coba kembali tulisan Anda di : <B>http://secondprince.wordpress.com/2009/03/29/analisis-hadis-tawassul-malik-ad-daar/</B> (tepatnya di atas gambar sampul kitab <I>At-Tajriid</I>). Di situ Anda telah menulis bahwa status majhul Maalik itu tertolak karena beberapa ulama telah menuliskan biografinya. Apalagi Anda menambah embel-embel kalimat : <br /><br /><I>"Pernyataan Al Mundziri tidak bisa menjadi hujjah karena orang yang tidak tahu dikalahkan oleh orang yang tahu. Dalam hal ini Ibnu Sa’ad, Ibnu Hajar, Al Khalili dan Ibnu Hibban telah mengetahui siapa Malik."</I>Ini menunjukkan Anda sebenarnya tidak memahami apa makna <I>majhul</I> yang dimaksudkan Syaikh Al-Albani. Oleh karena itu, saya memaparkan pandangan Syaikh Al-Albani tentang kemajhulan ini. Menurut beliau, Maalik ini adalah <I>majhul haal</I>. Nah, dalam sanggahan Anda di : <B>http://secondprince.wordpress.com/2009/03/29/analisis-hadis-tawassul-malik-ad-daar/</B> sama sekali tidak ada bahasan tentang itu. Apalagi Anda hanya menukil pentsiqahan Ibnu Hibban dan periwayatan dari Abu Shaalih. Maka, saya katakan begini : <br /><br /><I>"Dan bila saya lihat <B>sebatas</B> dari nukilan Anda, maka perawi yang meriwayatkan dari Maalik Ad-Daar ini hanyalah Abu Shaalih As-Sammaan. Jika demikian, maka status Maalik ini adalah majhul ‘ain. Tepat sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani !! "</I> <br /><br />Perhatikan kata "sebatas" di atas. Dan di akhir pembahasan kemajhulan Maalik, saya isyaratkan kepada Anda jika Anda ingin menganalisis kemajhulan Maalik Ad-Daar (<I>majhul haal</I>), maka Anda harus membawakan riwayat lain yang benar-benar mengangkat <I>majhul haal</I> tersebut dari Maalik. Saya katakan : <br /><br />"Kesimpulan <B>sampai saat ini</B> dari keterangan di atas adalah bahwa Maalik Ad-Daar tetaplah berstatus majhul (<B>kecuali jika Anda dapat memberikan beberapa hal yang dapat mengangkat status majhul-nya itu di tulisan Anda berikutnya</B>)." <br /><br />[lihat : http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/04/kelemahan-riwayat-maalik-ad-daar-dialog.html]. <br /><br />Oleh karena itu, saya melihat sanggahan Anda pada tulisan Anda yang pertama (http://secondprince.wordpress.com/2009/03/29/analisis-hadis-tawassul-malik-ad-daar/) tentang majhul itu gak tepat sasaran sama sekali. Gak nyambung.<br /><br />Dan di sini - sekali lagi saya tegaskan - , saya tidak berhujjah dengan kemajhulan Maalik Ad-Daar. Pada tulisan saya di <B>http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/04/kelemahan-riwayat-maalik-ad-daar-dialog.html</B> pun masih tetap konsisten pada 4 point yang telah saya kemukakan semenjak pertama kali. <br /><br />Baru dalam artikel Anda kali (yaitu di http://secondprince.wordpress.com/2009/04/13/shahih-hadis-tawasul-malik-ad-daar-jawaban-atas-tuduhan-malik-ad-daar-majhul/#comment-6433) ini sudah menjurus pada pembahasan majhul haal dan hal-hal yang bisa mengangkatnya. <br /><br />Kesimpulan tentang ini adalah sebenarnya Anda memang tidak memahami apa yang dimaksudkan oleh majhul oleh Syaikh Al-Albani yang dialamatkan pada Maalik Ad-Daar. <br /><br /><br />NB : Keliru jika Anda mengatakan bahwa tidak ada ulama terdahulu yang tidak memajhulkan Maalik Ad-Daar. Para ulama telah menegaskan bahwa perawi yang didiamkan oleh Ibnu Abi Haatim, maka ia berstatus majhul, berdasarkan perkataan Ibnu Abi Haatim : <br /><br />من سكتُّ عنه فإني لا أعرفه <br /><br /><I>"Siapa saja yang aku diam terhadapnya, maka aku tidak tahu tentangnya"</I>. <br /><br />Namun sekali lagi, kemajhulan ini adalah lemah. Dan saya memang tidak berhujjah dengan ini dari awal. <br /><br />============= <br /><br />Adapun tentang status shahabat Maalik Ad-Daar, sekali lagi Anda telah menampakkan kecerobohan Anda. Perkataan Ibnu Hajar tentang Maalik : <B>LAHU IDRAAK</B>; maknanya bukan melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Makna yang dimaksudkan Ibnu Hajar adalah bahwa Maalik ini MENEMUI masa Jahiliyyah dan masa Islam (semasa dengan Nabi), namun tidak pernah melihat dan berkumpul bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. <br /><br />Sungguh aneh bahwa Anda merasa lebih mengetahui perkataaan Ibnu Hajar dalam kitabnya dibanding Ibnu Hajar sendiri. Dan tolong jangan katakan bahwa saya tidak melihat langsung kitab Al-Ishaabah pada point biografi Maalik Ad-Daar, karena saya punya matan kitab tersebut pada cetakan asli atau yang berbentuk program chm. <br /><br />Anda ingin mengetahui nama tabi'in lain yang ada di kitab <I>At-Tajriid</I> nya Adz-Dzahabi ? (atau Anda belum pernah menelaah kitab ini secara langsung ? ). Masuknya nama Uwais Al-Qarniy saja sebenarnya telah cukup menjelaskan metode Adz-Dzahabi dalam kitabnya tersebut bahwa nama-nama yang dimuat itu tidak semuanya merupakan shahabat. Dan saya mohon maaf kali ini saya belum bisa bukan kitab At-Tajrid secara lebih mendalam, karena sedang ada di kantor. Semoga kali lain saya dapat mencontohkannya kepada Anda. <br /><br />Tentang <I>Mukhtashar Asma' Shahabah</I> pun belum diklasifikasi sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Hajar. Dan jika Anda membaca kitab <I>Al-Ishaabah</I>, banyak sekali penjelasan di situ bahwa beberapa ulama memang memasukkan nama-nama tabi'in mutaqaddimin dalam kitab-kitab biografi shahabat, karena kitab tersebut memutlakkan untuk menulis orang-orang yang dianggap pernah sejaman dengan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, baik yang mendapati masa Jahiliyyah atau tidak, baik yang bertemu dengan Nabi atau tidak, ataupun masuk Islam pada jaman Nabi atau setelah wafatnya. <br /><br /><br />Abul-Jauzaa'Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-59339635318442679572009-04-13T19:28:00.000+07:002009-04-13T19:28:00.000+07:00Terus semangat Akh.. si SP itu sebenarnya hanya pa...Terus semangat Akh.. si SP itu sebenarnya hanya pandai bersilat lidah dan ngeyel aja.. dia memang punya ilmu & sedang belajar terus & cukup berpotensi, tapi sayang ilmu itu dipelajari bukan untuk diimani tapi untuk menyerang! kepuasan tersendiri buat dia jika bisa melawan mainstream... padahal orang sehat bisa melihat bahwa dia itu sedang sakit.. dia hanya mendapatkan badannya (ilmu tsb) tanpa ruh.. dan tetep aja tidak akan kuat karena dasarnya tidaklah kuat... makanya dia perlu psikiater.. dan tampak sekali ke-salafiphobia-an dia.. sebenarnya judul blog dia itu seharusnya bukan "Analisis Pencari Kebenaran" tetapi "Analisis Pencari Pembenaran atas Faham Rofidhoh" walaupun dia sering menyangkalnya... tetapi fakta-lah yang bicara... dia itu berat sebelah... kalau benar ada keadilan pada dirinya tanpa dipengaruhi kecenderungan thd syi'ah pasti artikelnya tidak akan berat sebelah spt itu... mudah2 an Allah memberi hidayah kepadanya..Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-62332162716052859122009-04-07T14:50:00.000+07:002009-04-07T14:50:00.000+07:00Barokaalloohu fiik Ustadz....Semoga Alloh memberi ...Barokaalloohu fiik Ustadz....Semoga Alloh memberi kekuatan fisik dan jiwa bagi antum, menambahkan ilmu kepada antum. Semoga Alloh menjadikan antum salah satu dari para pembela agamanya.Syafiq Shalihhttps://www.blogger.com/profile/17174144004809020472noreply@blogger.com