tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post3127031983905619784..comments2024-03-24T04:17:07.334+07:00Comments on Abul-Jauzaa Blog - !! كن سلفياً على الجادة: Apakah Paha Termasuk ‘Aurat ?Unknownnoreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-61195997420979290612020-02-23T22:47:29.725+07:002020-02-23T22:47:29.725+07:00Assalamualaykum ustadz, saya mempunyai pendapat, t...Assalamualaykum ustadz, saya mempunyai pendapat, tentang larangan membuka aurat itu disekitar halaman masjid, seperti redaksional hadist di awal paragaf, sedangkan diluar masjid doperbolehkan. Yoga Sadewahttps://www.blogger.com/profile/10664751958514375254noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-77999393176830682022019-02-22T05:29:07.000+07:002019-02-22T05:29:07.000+07:00afwan , wallahu a'lam dipanjangin seperti apak...afwan , wallahu a'lam dipanjangin seperti apakah berubah arti? dan yg bnr itu a'lam atau 'alam ya?Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-23490007381041223692013-03-13T21:30:14.620+07:002013-03-13T21:30:14.620+07:00Syukron infonya Ustadz, jadi tau Celana Pendek dal...Syukron infonya Ustadz, jadi tau Celana Pendek dalam sepakbola itu mubah ya?selamet hariadihttp://www.selamethariadi.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-42891144180356018852012-01-25T00:26:27.889+07:002012-01-25T00:26:27.889+07:00Tentang hadits Muhammad bin Jahsy, maka itu hasan ...Tentang hadits Muhammad bin Jahsy, maka itu hasan sebagaimana telah saya tuliskan di atas.<br /><br />Hadits Jarhad, maka itu mudltharib jiddan - sebagaimana dipaparkan secara luas oleh Ibnu Hajar. Telah juga saya sebutkan di atas. Bahkan, Al-Bukhaariy menta'lilnya dengan sebab idlthirab, sama seperti Ibnu Hajar.<br /><br />Hadits 'Amr bin Syu'aib, maka ia sederajat dengan hadits Muhammad bin Jahsy.<br /><br />Tentang jawaban jumhur sebagiannya telah saya singgung.<br /><br />1. Benar, dalam riwayat Muslim ada keraguan dari perawi. Namun dalam riwayat lain (dan telah disebutkan di atas) bahwa perawi menyebutkan paha tanpa keraguan. Inilah yang diambil.<br /><br />2 & 3. Jika kita cermati dua hadits 'Aaisyah dan Anas, maka sebenarnya penunjukannya jelas. Seandainya memang paha itu adalah aurat dan haram untuk diperlihatkan; apakah mungkin Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memperlihatkannya kepada sebagian shahabatnya dengan sadar dan sengaja ?. Jika itu dikatakan sebagai takhshish, maka ini musykil, karena takhsish ini mengkonsekuensikan hukum perendahan muru'ah Nabi. Padahal kita tahu, Nabi adalah orang yang paling pemalu di antara umatnya (termasuk shahabat). Seandainya para shahabat malu membuka aurat, apakah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidam malu ?.<br /><br />Mengatakan bahwa hadits Anas dan hadits 'Aisyah memiliki banyak kemungkinan adalah perkataan yang kurang valid. Memang ada beberapa kemungkinan yang dinyatakan jumhur, tapi kemungkinan-kemungkinan itu sangatlah lemah.<br /><br />Dalam ushul memang dikatakan bahwa al-qaulu muqaddamun 'alal-fi'liy. Tapi apakah keduanya mesti ditarjih dengan mengambil yang satu dan meninggalkan yang lain ?. Thariqah tarjih itu hanya diambil jika penjamakan tidak mungkin dilakukan. <br />Dan di sini, penjamakan sangatlah mungkin.<br /><br />Dan harus diingat, bahwa hadits yang dibawakan ulama yang mengatakan paha itu bukan aurat lebih kuat sanadnya - sehingga tidak bisa ditinggalkan begitu saja.<br /><br />Mungkin saja ada yang berkata bahwa hadits 'Aisyah dan Anas itu tidak qath'iy dilalahnya (alias dhanniy dilalah). Yang benar tidak demikian dengan alasan yang saya sebutkan di atas.<br /><br />Oleh karena itu, saya cenderung mengikuti metode penjamakan. Penjamakannya, saya cenderung dengan apa yang tertulis di atas, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu 'Utsaimin, Mushthafa Al-'Adawiy, dll. Ibnu Rusyd mengatakan bahwa hadits yang mengatakan bahwa paha itu itu wajib ditutup dalam hal makaarimul-akhlaaq. Kedudukannya tidak seperti qubul dan dubur yang mutlak wajib ditutup.<br /><br />Ibnul-Qayyim mengatakan :<br /><br />وطريق الجمع بين هذه الأحاديث ما ذكره غير واحد من أصحاب أحمد وغيرهم: أن العورة عورتان: مخففة ومغلظة، فالمغلظة السوءتان، والمخففة الفخذان، ولا تنافي بين الأمر بغض البصر عن الفخذين لكونهما عورة، وبين كشـفهما لكونهما عورة مخففـة<br /><br />Jadi terjawablah sudah.<br /><br />Jika antum mengatakan bahwa tidak ada satupun shahabat yang pernah membuka paha, saya kira perkataan ini perlu diteliti kembali. Syaikh Al-Albaaniy dalam kitab Ats-Tsamar Al-Mustathab 1/258 telah menyebutkan riwayat dari Abu Sa'iid yang dibawakan Ath-Thabaraniy (Al-Ausath no. 3988) bahwa Abu Bakr, 'Umar, dan 'Utsmaan pernah menemui Nabi di sebuah sumur, dan mereka semua dalam keadaan menyingkapkan paha mereka. Syaikh Al-Albaaniy mengisyaratkan penghukuman riwayat ini hasan.<br /><br />Ini saja yang dapat saya tulis, Semoga ada manfaatnya.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-70453234002733095932012-01-24T22:51:33.289+07:002012-01-24T22:51:33.289+07:00Afwan ustadz gimana dengan hadits
1) riwayat Muh...Afwan ustadz gimana dengan hadits <br /><br />1) riwayat Muhammad bin Jahsy berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati Ma'mar yang kedua pahanya terbuka, maka Rasul bersabda: "Wahai Ma'mar, tutuplah kedua pahamu, karena kedua paha termasuk aurat." [HR. Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ath-Thahawi dan Bukhari dalam Shahihnya secara mu'allaq]<br /><br />2) riwayat Ibnu Abbas dan Jarhad bahwa Rasulullah bersabda : "Paha termasuk aurat." [HR. Tirmidzi no 2798, Al-Hakim, Abu Daud no 4014, Ibnu Hibban, dll]<br /><br />Syaikh Al-Albani rahimahullah menghukumi hadits tersebut adalah hadits yang hasan (bisa dijadikan hujjah) karena tidak ada rawi yang tertuduh dusta, ilahnya berkisar antara idhtirab, jahalah dan dha'ifnya ringan sehinga jalan-jalanya terangkat menjadi hadits hasan. lihat Al-Irwa<br /><br />3) Riwayat Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya apa yang dibawah pusar sampai lutut adalah aurat" [HR. Ahmad 187/2, Daraquthni 330/1, dan dihasankan Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Al-Irwa 271]<br /><br />Bukankah hadits-hadits di atas secara TEGAS menyatakan bahwa paha termasuk aurat, adapun hadits Aisyah di atas masih memiliki banyak kemungkinan sebagaimana dikatakan jumhur :<br /><br />1) dalam riwayat Muslim ada keraguan dari perawi antara penyebutan betis atau paha, sedangkan betis telah ijma' ulama bahwa ia bukan aurat, ada kaidah ushul "ketika terdapat ihtimal (beberapa kemungkinan) maka istidlalnya batal" (pengambilan hukum kurang kuat)<br /><br />2) riwayat Aisyah meunjukkan kebolehan membuka paha yang pada asalnya ini merupakan hukum asal sesuatu, sedangkan hadit-hadits yang menyatakan paha adalah aurat <br />mengeluarkan dari hukum asal sehingga lebih didahulukan dari riwayat aisyah "naqil 'an ashl ibahah"<br /><br />3) riwayat Aisyah adalah hikayah fi'il (kejadian tertentu) yang tidak bersifat umum, sedangkan hadit paha termasuk aurat adalah hadits qoul yang bersifat umum mencakup seluruh kaum muslimin dan para sahabat sbgmana riwayat di atas<br /><br />4) Paling maksimal riwayat Aisyah itu hanya menunjukkan kekhususan rasul dalam hal bolehnya membuka paha tidak berlaku pada umatnya, karena rasul pun melarang sahabat melakukan demikian, bahkan tidak ditemukan ada sahabat yang mencontoh rasul membiarkan membuka pahanya untuk menunjukkan bolehnya hal tersebut<br /><br />5)Sebagaimana Ustadz jelaskan khawatir membuka pintu fitnah, sehingga para pemuda bermudahan-mudahan dalam membuka pahanya ataupun menonton paha orang lain, wal'iyadzubillah..<br /><br />jika ditanyakan kenapa tidak menjamak antara 2 riwayat di atas ?<br /><br />karena permasalahan di sini hanya ada 2 kemungkinan, paha adalah aurat atau bukan aurat ? maka yang lebih kuat bahwa paha adalah aurat, wallahua'lam dikarenakan TEGAS dan JELASNYA riwayat yang menyatakan demikian, sedangkan riwayat aisyah yang menjadi dalil paha bukan aurat masih MEMILIKI BANYAK KEMUNGKINAN..<br /><br />barokallahfik Ustadz pembahasannya..Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-44357313142641004272012-01-24T20:18:30.338+07:002012-01-24T20:18:30.338+07:00Afwan ustadz. kami sangat mengharapakan ustadz men...Afwan ustadz. kami sangat mengharapakan ustadz menghadirkan bahasan khusus (yang tajam dan ilmiah ciri khas antum) tentang daya rusak sepakbola dan musik terhadap generasi muda.<br /><br />Realita yang kita jumpai dimasyarakat, keduanya merupakan sarana musuh-musuh islam yang sangat efektif menjauhkan ratusan juta atau lebih pemuda-pemudi muslim, dari kesibukan menuntut ilmu syar'i.<br /><br />Dari pelosok-pelosok desa hingga kota-kota besar, tak terhitung banyaknya yang setiap detik, siang dan malam kehidupam mereka tak jauh dari sepakbola dan musik.<br /><br />Dan celakanya ini terulang-ulang disetiap generasi.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-75010705439719506662012-01-23T21:55:29.740+07:002012-01-23T21:55:29.740+07:00Nambah wawasanNambah wawasanlukmanhttp://pembelajarbahasainggris.blogspot.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-27297140898340204552012-01-23T07:11:55.621+07:002012-01-23T07:11:55.621+07:00terimakasih Bapakterimakasih Bapakzakkiyhttp://moezakkiy.tumblr.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-37591856465888371342012-01-23T07:05:38.282+07:002012-01-23T07:05:38.282+07:00Tentang aurat mughalladhah dan mukhafafah, yang be...Tentang aurat mughalladhah dan mukhafafah, yang beliau katakan memang tidak seperti dalam artikel di atas. Yang beliau katakan : al-'aurah 'aurataan. 'auratun mughalladhah, wa hiya sau'ataan. wa 'auratun mukhaffafah, wa hiya al-qubul- wad-dubur. wallaahu a'lam" [selesa].<br /><br />Ya, mungkin beliau keliru ucap dalam hal ini. Atau, kita berhusnudhdhan, beliau menjelaskan sesuatu dari penjelasan ulama yang kita belum mengetahuinya. Wallaahu a'lam.<br /><br />NB : Sama, saya juga pemula.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-80027806437461772042012-01-23T05:54:26.102+07:002012-01-23T05:54:26.102+07:00afwan ustadz, saya seorang pemula jika berkenan mo...afwan ustadz, saya seorang pemula jika berkenan mohon direspons<br />kok saya mendengar Asy-Syaikh Mushthafaa Al-‘Adawiy hafidhahullah berkata pada link video diatas<br />"و من الالماء من كال العورة عورةان <br />عورة مبلغة و هي سوءةان و عورة محففة و هي القبل و الدبر "<br /><br />bukannya ini terbalik ustadz?<br />شكراAnonymoushttps://www.blogger.com/profile/03274165375325419830noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-45412516062606528922012-01-21T22:21:53.155+07:002012-01-21T22:21:53.155+07:00Wa'alaikumus-salaam.
Terhadap hadits yang ant...Wa'alaikumus-salaam.<br /><br />Terhadap hadits yang antum tuliskan, Abu Daawud berkata : "Hadits ini, padanya terdapat pengingkaran". Selain itu dalam sanadnya juga ma'lul, karena Ibnu Juraij itu tidak mendengar riwayat dari Habiib bin Abi Tsaabit. Adapun pada sebagian riwayatnya yang menyebutkan tahdits, maka ini keliru. Ibnul-Madiiniy mengatakan bahwa riwayat Ibnu Juraij dari Habiib itu melalui perantaran Ismaa'iil bin Muslim Al-Makkiy. Ibnu Hajar dalam At-Taqriib menghukuminya faqiih dla'iiful-hadiits. Akan tetapi banyak jarh syadiid yang dialamatkan kepadanya. Misalnya Ahmad berkata : "Matruukul-hadiits". Ibnu ma'iin berkata : "Tidak ada apa-apanya". Ibnul-Madiiniy : "Lemah, tidak boleh ditulis haditsnya". Ad-Daaruquthniy berkata : "Dla'iif, matruuk". Ibnu Thaahir berkata : "Matruukul-hadiits". An-Nasaa'iy berkata : "Matruukul-hadiits". Dan lain-lain.<br /><br />Bersamaan dengan Abu Daawud mengatakan bahwa hadits tersebut terdapat pengingkaran, maka dikhawatirkan ini termasuk bagian hadits-hadits munkar Ismaa'iil bin Muslim. <br /><br />Kelemahan lain juga terletak pada keterputusan antara Habiib dengan 'Aashim, karena menurut Abu Haatim dan Ad-Daaruquthniy, tidak tsabit penyimakan Habiib dari 'Aashim. Wallaahu a'lam.<br /><br />Pendek kata, hadits 'Aliy tersebut munkar, tidak dapat dikuatkan oleh jalan lainnya. Oleh karenanya, saya tidak menyebutkan dalam artikel di atas.<br /><br />Namun benar kata antum, bahwa lafadh paha termasuk aurat memang sah dari perkataan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Minimal sanadnya hasan sebagaimana riwayat Muhammad bin Jahsy radliyallaahu 'anhu. Oleh karena itu, bisa dipakai hujjah.<br /><br />Dan saya baca dalam komen antum, nampaknya antum dalam pengambilan istinbath seakan-akan menafikkan keberadaan hadits yang berseberangan dengan penyimpulan antum, dimana kekuataan hadits ini jauh lebih kuat daripada hadits yang menyatakan paha adalah aurat. Dilaalahnya pun - menurut beberapa ulama - jelas, yaitu paha bukan termasuk aurat yang wajib ditutup. Oleh karena itu, penjamakan hadits yang ada adalah sebagaimana Al-Bukhaariy, bahwa hadits Jarhad itu lebih hati-hati untuk diamalkan, meskipun paha sebenarnya bukan termasuk aurat.<br /><br />Yang tersisa kemudian adalah masalah penyebutan aurat untuk paha. Jika dikatakan ia wajib ditutup, maka riwayat lain menunjukkan kebalikannya. Jika demikian, ditutupnya paha itu bukan merupakan kewajiban, tapi sekedar mustahab saja. Namun jika dengan membuka paha terdapat fitnah, maka hukumnya menjadi wajib ditutup. Ini seperti yang dikatakan Ibnu 'Utsaimiin rahimahullah.<br /><br />Adapun tentang 'aurat mukhaffah dan mughaladhah, maka sebenarnya ini banyak dibahas ulama ketika membahas aurat dalam shalat. Baik aurat mughaladhah dan mukhaffafah, semuanya wajib ditutup ketika shalat. Hanya saja kemudian para ulama membedakan tentang bahasan tentang pengulangan ketika masing-masing tersingkap. Antum bisa baca lebih lanjut dalam kitab-kitab fiqh.<br /><br />Adapun di luar shalat, maka para ulama sepakat bahwa aurat mughaladhah tidak boleh ditampakkan. Lantas bagaimana dengan aurat mukhaffafah ?. Inilah yang menjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama sebagaimana di singgung di sini. <br /><br />wallaahu a'lam.<br /><br />NB : Saya tidak bicarakan sepak bola, voli, tenis, atau yang lainnya. Lebih baik, dibicarakan basic nya dulu, karena itu semua perkara cabang yang hukumnya ikut pada hukum basic nya.Abu Al-Jauzaa' :https://www.blogger.com/profile/01463031649165087443noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8372105893582766617.post-76854957761356101932012-01-21T20:57:36.695+07:002012-01-21T20:57:36.695+07:00Assalaamu'alaikum akhi Abu Al-Jauzaa.
Saya ad...Assalaamu'alaikum akhi Abu Al-Jauzaa.<br /><br />Saya ada beberapa pertanyaan:<br /><br />a. Mengenai opini yang mengatakan bahwa aurat itu ada dua, aurat mughaladhah dan aurat mukhaffafah, apakah kesimpulannya tetap sama yaitu, tetap wajib ditutup? Jika sama kesimpulannya, lalu dimana letak perbedaannya?<br /><br />b. Jika paha memang dianggap sebagai aurat mukhaffafah, bukankah hadits dibawah ini (jika dianggap sahih/hasan) secara umum jelas menunjukkan bahwa kita (secara umum) tetap tidak boleh menunjukkan dan melihat paha orang lain? <br /><br />لا تُبْرِزْ فَخِذَكَ ، وَلا تَنْظُرَنَّ إِلَى فَخِذِ حَيٍّ وَلا مَيِّتٍ<br /><br />رواه أبو داود (3140) وابن ماجه ((1460<br /><br />Artinya kurang lebih:<br /><br />Jangan kamu tunjukkan pahamu dan jangan melihat ke paha orang yang hidup ataupun yang mati<br /><br />(H.R Abu Dawuud dan Ibnu Maajah)<br /><br />c. Jika hadits ini dianggap dha'if, bukankah hadits ini bisa terangkat derajatnya dengan hadits-hadits yang lain yang menunjukkan bahwa paha adalah aurat? (Seperti kesimpulan Asy-Syaikh Al-Albaani di Al-Irwaa'.)<br /><br />Link mengenai kesimpulan Asy-Syaikh Al-Albaani :<br /><br />http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=139456<br /><br />d. Dari poin a,b, dan c diatas, jika kita sepakat bahwa itu adalah aurat mukhaffafah yang tetap wajib ditutup dan tetap tidak boleh dilihat (dengan dalil hadits di point b), bukankah ini berarti menonton bola atau olahraga lainnya baik langsung maupun melalui youtube atau melalui media yang lainnya, jika paha terlihat, maka tetap tidak boleh melihatnya?<br /><br />Mohon koreksi dan masukannya.<br /><br />JazakAllaahu khairanAbu 'Abdil Barrhttp://abul-jauzaa.blogspot.comnoreply@blogger.com